2.3 Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup (Flash
and Fire Points by Cleveland Open Cup)
2.3.1 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur suhu dimana aspal mulai
dapat mengeluarkan nyala api dan terbakar akibat pemanasan dengan
menggunakan Cleveland Open Cup. Suhu yang didapatkan ini adalah
sebagai simulasi terhadap suhu maksimum yang bisa terjadi pada aspal
sampai aspal mengalami kerusakan permanen.
2.3.2 Pendahuluan
Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara
kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah
senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, ali!atik dan aromatic yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain
hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen,
belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa
aspal adalah karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan
nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa'senyawa
ini sering dikelaskan atasaspalten (yang massa molekulnya kecil) dan
malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5
sampai 25 aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa
polar.
Terdapat dua metode praktikum yang umum dipakai untuk
menentukan titik nyala dari bahan aspal. Praktikum untuk Aspal Cair
(Cutback) biasanya dilakukan dengan menggunakan alat Tagliabue
Open Cup, sementara untuk bahan aspal dalam bentuk padat biasanya
digunakan alat Cleveland Open Cup. Kedua metode tersebut pada
prinsipnya adalah sama, walau pada metode Cleveland Open Cup,
bahan aspal dipanaskan di dalam tempat besi yang direndam di dalam
bejana air, sedangkan pada metode Tagliabue Open Cup, pemanasan
dilakukan pada tabung kaca yang juga diletakkan di dalam air.
KELOMPOK 1 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II
KELOMPOK 1 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II
2.3.3 Peralatan
1. Cawan kuningan (Cleveland Cup) dengan bentuk dan ukuran
tertentu.
2. Thermometer (suhu maksimal 400℃).
3. Nyala penguji, yaitu sebuah lidi dan pemantik api (mancis).
4. Pemanas terdiri dari logam untuk meletakkan cawan Cleveland.
5. Kompor.
6. Stopwatch
KELOMPOK 1 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II
2. Langkah-langkah Pengujian
a. Meletakkan cawan di atas kompor pemanas tetap di bawah titik
tengah cawan.
b. Meletakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari
titik tengah cawan.
c. Memasang thermometer di dalam benda uji dengan jarak 6,4 mm
di atas dasar cawan dan terletak satu garis yang menghubungkan
titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji. Kemudian
KELOMPOK 1 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II
KELOMPOK 1 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II
Kegiatan Uraian
Contoh Dipanaskan Pembacaan Suhu
Pembukaan Contoh Mulai Jam 15.00 Oven
Selesai Jam 15.30 100 °C
Melakukan Pengujian Pembacaan Suhu
Mencapai Suhu Pemeriksaan Mulai Jam 16.30 Oven
Selesai Jam 16.45 75 °C
KELOMPOK 1 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II
2.3.5 Kesimpulan
Menurut SNI 06-2433-1991 pada PEN 60-70 batas minimal titik
nyala adalah 200℃. Dari hasil pengujian di laboratorium terhadap
sampel aspal yang digunakan didapatkan titik nyala pada suhu 205℃
dan titik bakar pada suhu 235℃. Maka dapat disimpulkan bahwa aspal
memenuhi persyaratan SNI.
KELOMPOK 1 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II
1. Memanaskan aspal
sampai aspal menjadi
cukup cair 2. Menuangkan aspal ke
dalam Cleveland sampai
batas garis dan
meletakakannya di
Cleveland Electric
A
3. Melakukan pengujian
dengan menggunakan
Cleveland Flash and Fire
Point Tester yang dimulai
dari suhu 150 ̊ C
KELOMPOK 1 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II
A
4. Mencatat waktu setiap
peningkatan suhu 5 ̊ C
KELOMPOK 1 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA JALAN RAYA II
KELOMPOK 1 KELAS C