Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN

TEKNIK DRAINASE

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.1. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Setelah menyelesaikan perkuliahan pada bab ini


mahasiswa dapat menjelaskan:

 Pengertian drainase perkotaan,


 Sejarah Perkembangan Drainase Perkotaan,
 Tujuan dan Manfaat Drainase perkotaan,
 Sistem Drainase Perkotaan
 Contoh sistem Drainase Perkotaan.
 Drainase Ramah Lingkungan
 Konsep Penanganan Drainase

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.2. PENGERTIAN DRAINASE PERKOTAAN

 Drainase berasal dari kata Bahasa Inggris


'DRAINAGE' yang berarti mengalirkan,
mengeringkan, dan membuang air.

 Definisi Drainase dalam bidang teknik sipil : Suatu


tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air
baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun
kelebihan air irigasi dari suatu kawasan /lahan
sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu.

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.2. PENGERTIAN DRAINASE PERKOTAAN

Drainase Perkotaan : Ilmu drinase yang mengkhususkan


pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat
kaitannya dengan lingkungan fisik dan lingkungan
sosial budaya kawasan kota tersebut.

Drainase perkotaan meliputi :


 pemukiman,
 kawasan industri dan perdagangan,
 sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya,
 lapangan olah raga
 bandar udara, jalan raya,
 dan lain-lain yang merupakan sarana olah raga.

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.2. PENGERTIAN DRAINASE PERKOTAAN
DRAINASE
Prasarana yang berfungsi mengalirkan air dari suatu kawasan ke badan
air penerima

Drainase Perkotaan
Drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/mengendalikan air
permukaan, shg tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat
Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan
Prasarana drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/ mengendalikan
air permukaan (limpasan air hujan) shg tidak menimbulkan masalah genangan,
banjir dan kekeringan bagi masyarakat serta bermanfaat bagi kelestaruan
lingkungan hidup

Sistem Drainase Lokal Sistem Drainase Lokal Sistem Drainase Sistem Drainase Lokal
Kawasan Hunian Kawasan Industri Jalan Kawasan Komersial
Bagian dari Sistem Bagian dari Sistem Bagian dari Sistem Bagian dari Sistem
drainase perkotaan yang drainase perkotaan yang drainase perkotaan drainase perkotaan yang
melayani kawasan melayani kawasan yang melayani melayani kawasan
Hunian Industri kawasan Jalan Komersial
 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT
1.3. SEJARAH PERKEMBANGAN DRAINASE

 ROMAWI KUNO. Saluran drainase berupa saluran bawah tanah


yang cukup besar digunakan untuk membuang air hujan
 EROPA DAN AMERIKA UTARA. Saluran drainase untuk
membuang air hujan saja dan terbuat dari batu dan bata sehingga
rembesan cukup besar.
 LONDON (1815), BOSTON(1833), PARIS (1880). Saluran drainase
untuk membuang air hujan dan limbah domestik
 AKHIR ABAD 19. Dilakukan pengolahan air kotor sebelum dibuang
ke saluran drainase (badan air). Pada era inilah diperkenalkan IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah)
 ABAD 20 DI INDONESIA. Pada tahun 1910 dilakukan pembuatan
banjir kanal dan saluran pembuang di Jakarta. Sedangkan pada
tahun 1935 dilakukan pembuatan riolering di Yogyakarta.

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.4. TUJUAN DAN MANFAAT DRAINASE
 Untuk mengalirkan secepat mungkin air yang berlebih
di suatu kawasan baik yang berasal dari air hujan, air
buangan maupun air lebih lainnya, agar mengalir
keluar kawasan dan tidak menimbulkan
ketidaknyamanan di kawasan yang bersangkutan,
TANPA mengakibatkan erosi, endapan atau
penyebaran polusi.
 Tidak terjadi genangan, banjir dan becek-becek
terutama bagi daerah yang selalu mengalami banjir
setiap musim hujan.
 Sebagai konservasi sumber daya air permukaan/
tanah.

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


FILOSOFI DRAINASE

Filosofi drainase dalam daerah aliran sungai


(DAS) adalah :
 Memperbesar infiltrasi dan perkolasi pada hulu
aliran untuk kehidupan (keseimbangan hidro-
ekologis)
 Mereduksi aliran di hilir, untuk mengurangi
malapetaka yang mungkin ditimbulkan
(keseimbangan ekologi DAS).

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


MASALAH UMUM DI MASYARAKAT
 Dalam pelaksanaannya, sistem drainase belum
diselenggarakan atau diperhatikan dengan sungguh-
sungguh sehingga menyebabkan banyak daerah yang
semula merupakan lahan yang subur, habis di kikis
oleh limpasan air hujan dan menjadi gersang.
 Masyarakat awam masih belum menyadari dampak
yang ditimbulkan oleh limpasan air hujan yang tidak
terkendali, diantaranya : kemungkinan air hujan akan
menjadi media penyebar pencemar ke daerah yang
dilaluinya atau mungkin terhadap sumber air

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


PENTINGNYA SISTEM DRAINASE
Sistem drainase merupakan tindakan teknis untuk
mengendalikan :
 Kelebihan air hujan, agar air hujan dapat disalurkan menuju
badan penerima dengan aman sehingga kemungkinan
terjadinya :
 banjir
 genangan air pada lahan produktif
 erosi lapisan tanah dan endapan-endapan
 kerusakan serta gangguan fisik, kimiawi dan biologi
terhadap lahan/ lingkungan hidup aktif-produktif dapat
dikendalikan.
 Elevasi badan air permukaan agar air permukaan tidak
melimpah, sehingga dapat mengendalikan kemungkinan
terjadinya :
 air balik (back water)
 kerusakan dan gangguan terhadap badan air permukaan

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


DAMPAK DIBANGUNNYA DRAINASE
Drainase memiliki dua dampak, yaitu :
 Yang menguntungkan (positif)
 Primer :
 bebas becek, genangan air, erosi dan banjir
 Sekunder :
 kegunaan tanah lebih baik, dan jika untuk daerah
pemukiman, terhindar dari kelembaban serius
 daerah tersebut bebas dari nyamuk
 konsumsi oksigen dalam tanah lapisan atas lebih baik,
sehingga tanaman-tanaman dapat tumbuh lebih baik
 akar-akar tanaman masuk kedalam tanah dalam
 mengurangi kerusakan-kerusakan lahan, jalan, bangunan-
bangunan
 Yang merugikan (negatif)
 primer
 perlu ruang tanah untuk saluran dan bangunan
pelengkapnya
 sekunder
 perlu jembatan-jembatan untuk melintasi saluran

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


PERUBAHAN PARADIGMA PENANANGAN

BARU
 Sedapat mungkin menahan
dulu, meresapkan ke dalam
tanah melalui sumur
resapan, waduk, kolam
 Secepatnya retensi dan sebagainya.
mengalirkan  Konsep drainase berwawasan
limpasan air hujan ke lingkungan
saluran / badan air
terdekat

LAMA

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.5. SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.6. CONTOH SISTEM DRAINASE

Contoh sistem drainase dapat


digambarkan sesuai skema
sistem drainase di bawah ini.

Dari perumahan dan


kawasan niaga, air kotor
dikumpulkan pada suatu IPAL
kota untuk diolah sehingga
tidak membuat pencemaran air
di badan air.

Sedangkan air limbah yang


berasal dari industri dan
rumah sakit, karena sifat air
limbah yang khas maka
sebelum dibuang ke badan air,
limbah tersebut dikumpulkan Gambar 1. Skema contoh sistem drainase
terlebih dahulu di IPAL industi
dan rumah sakit
 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT
1.6. CONTOH SISTEM
DRAINASE
IPAL RUMAH SAKIT

Bangunan Desinfektan di IPAL Rumah Sakit

Kolam Pengendapan IPAL Rumah Sakit

IPAL Rumah Sakit


 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT
1.6. CONTOH SISTEM
DRAINASE

IPAL KOTA

Bangunan Aerasi di IPAL Kota

Bangunan Desinfektan pada IPAL Kota

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.7. DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN

Pengertian Contoh
Upaya mengelola air kelebihan  menampung melalui bak
dengan cara meresapkan tandon air untuk langsung
sebanyak-banyaknya air ke dapat digunakan;
dalam tanah secara alamiah atau
mengalirkan air ke sungai  menampung dalam
dengan/tanpa melampaui tampungan buatan atau
kapasitas sungai sebelumnya. badan air alamiah,
 meresapkan dan
mengalirkan lagi ke sungai
Konsep terdekat tanpa menambah
beban pada sungai yang
Air hujan tidak secepatnya di bersangkutan.
buang ke sungai terdekat, (air
hujan disimpan atau ditampung
untuk sementara waktu)

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.7. DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN
1. Sumur Resapan
 Metode praktis cara membuat
sumur-sumur untuk mengalirkan
air hujan yang jatuh pada atap
perumahan atau kawasan
tertentu.
 Sumur resapan dapat
dikembangkan pada areal olah
raga atau areal wisata;
 Konstruksi dan kedalaman
sumur resapan disesuaikan
dengan kondisi lapisan tanah
setempat;
 Sumur resapan ini hanya
dikhususkan untuk air hujan,
sehingga masyarakat tidak
memasukkan air limbah rumah
tangga ke sumur resapan.
 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT
1.7. DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN
2. Kolam Retensi
 Dilakukan dengan membuat
kolam-kolam baik di
perkotaan, permukiman,
pertanian atau perkebunan;
 Untuk menampung air hujan
terlebih dahulu, diresapkan
dan sisanya dapat dialirkan
ke sungai secara perlahan-
lahan;
 Dapat dilakukan dengan
memanfaatkan cekungan-
cekungan, daerah bekas
galian, atau sengaja dibuat
dengan menggali.

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.7. DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN
Pengelolaan Eko-
Eko-Drainase

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.7. DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN
Metode--metode Eko
Metode Eko--Drainase

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.7. DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN

Manfaat:
 Dengan drainase ramah
lingkungan maka
kemungkinan
banjir/genangan di lokasi
yang bersangkutan, banjir di
hilir serta kekeringan di hulu
dapat dikurangi;
 Mengurangi longsor di hulu;
 Meningkatkan kualitas
ekosistem dan lingkungan;
 Mengisi/konservasi air tanah

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.8. KONSEP PENANGANAN DRAINASE
Permasalahan yang timbul akibat Penanganan Tidak Terkendali

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


1.8. KONSEP PENANGANAN DRAINASE
Konsep Penanganan HULU - HILIR

 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT


Di Bagian Hulu 1.8. KONSEP PENANGANAN
DRAINASE
Di Bagian Tengah

Di Bagian Hilir

Limpasan air hujan melalui saluran


drainase dialirkan terlebih dahulu ke
waduk/kolam tampungan untuk
ditampung sementara atau
Air limpasan saluran dialirkan melalui saluran diresapkan apabila memungkinkan
drainase ke waduk/kolam untuk penampungan (pola retensi dan pola detensi).
sementara (pola detensi) sebelum dialirkan atau Kemudian kelebihan limpasan airnya
dipompa ke badan air (sungai atau laut). dialirkan ke badan air terdekat
 Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Anda mungkin juga menyukai