Anda di halaman 1dari 164

Musyawarah Burung

— Mantiqu't-Thair —

Faridu'd-Din Attar

1983
Kolofon

Tulisan ini diambil dari artikel yang dimuat di situs media.isnet.org tanpa seijin dari pengelola dan menurut situs tersebut,
tulisan ini pernah diterbitkan oleh:
PT DUNIA PUSTAKA JAYA
Jalan Kramat 11. No. A, Jakarta Pusat
Digitalisasi dengan menggunakan aplikasi Adobe® InDesign® CS6 for Mac® OS X yang dibuat oleh Adobe® Systems Inc.
Typeface yang dipergunakan disini adalah: Zapfino, Myriad Pro dan Adobe® Garamond Pro yang dibuat oleh Adobe®
Systems Inc.
Gambar-gambar yang dipergunakan disini diambil dari beberapa blog yang menaruh perhatian besar terhadap tulisan ini
maupun penulisnya.
Musyawarah Burung
— Mantiqu't-Thair —

Faridu'd-Din Attar

1983
iv
Daftar Isi
Kata Pengantar ix
Madah Do'a 1
Burung-burung Berkumpul 9
Musyawarah Burung-burung 13
Musyawarah Dibuka 14
Bulbul 17
Hudhud 18
Nuri 20
Merak 21
Itik 23
Ayam Hutan 24
Humay 26
Dalih Rajawali 28
Bangau 30
Burung Hantu 32
Burung Gereja 34
Perdebatan antara Hudhud dan Burung-Burung 36
Hudhud Menuturkan pada Mereka Perjalanan yang Dimaksud 40
Burung-burung Membicarakan Perjalanan Menuju Simurgh Seperti yang
Disarankan Itu 50
Burung-burung Berangkat 52
Ucapan Burung Pertama 53
Ucapan Burung Kedua 56
Ucapan Burung Ketiga 59
Pertanyaan Burung Keempat 62
Dalih Burung Kelima 64
Dalih Burung Keenam 66
Dalih Burung Ketujuh 68
Dalih Burung Kedelapan 70
Dalih Burung Kesembilan 73
Dalih Burung Kesepuluh 75
Dalih Burung Kesebelas 78
Pertanyaan-Pertanyaan Burung Kedua Belas 81
Permohonan Burung Ketiga Belas 83
Burung Keempat Belas Bicara 85
Pertanyaan Burung Kelima Belas 87
Pertanyaan Burung Keenam Belas 91
Burung Ketujuh Belas Bertanya pada Hudhud 94
Ucapan Burung Kedelapan Belas 97
Pertanyaan Burung Kesembilan Belas 100
Pertanyaan Burung Kedua Puluh 103
Pertanyaan Burung Kedua Puluh Satu 107
Pertanyaan Burung Kedua Puluh Dua dan Pemerian Lembah Pertama atau Lembah
Pencarian 109
Lembah Kedua atau Lembah Cinta 113
Lembah Ketiga atau Lembah Keinsafan 118

vi
Lembah Keempat atau Lembah Kebebasan dan Kelepasan 121
Lembah Kelima atau Lembah Keesaan 125
Lembah Keenam, Lembah Keheranan dan Kebingungan 129
Lembah Ketujuh atau Lembah Keterampasan dan Kematian 134
Sikap Burung-Burung 139
Akhirul Kalam 145
Attar 147
Catatan Tentang Kaum Sufi 149
Penyair Sufi - Si Penyebar Wangi 153

vii
viii
Kata Pengantar

K arya Attar, yang dalam bahasa aslinya berjudul


Mantiqu't-Thair dan berbentuk puisi yang
berwatak mistis religius, agaknya ditulis dalam
teks dalam bahasa Arab, Hindu dan Turki (Paris,
1863). Di samping itu, Nott juga mempergunakan
sumber penjelasan dari teks dalam bahasa Parsi
pertengahan kedua abad kedua belas Masehi. lewat sahabatnya, seorang Sufi, disamping juga
Sejak waktu itu, setiap selang beberapa tahun dari terjemahan-terjemahan dalam bahasa Inggris
terbit edisi baru di negeri-negeri Timur Tengah dan yang masih ada. Dari yang tersebut terakhir itu
Timur Dekat. ia mempergunakan tiga buah terjemahan, yang
Terjemahan bahasa Indonesia atas karya itu semuanya kelewat diperingkas. Yang pertama
dikerjakan dari teks terjemahan bahasa Inggris dari terjemahan Edward Fitzgerald, bersajak dan agak
C. S. Nott, berjudul The Conference of the Birds. sentimental; yang kedua terjemahan Ghulam
Semula Nott mengerjakan terjemahan itu Muhammad Abid Saikh, terlalu harfiah, berupa
terutama untuk kepentingan sendiri dan beberapa 1170 bait dari 4674 masnawi dalam bahasa aslinya
sahabatnya; tetapi karena terjemahannya itu (India, 1911); yang ketiga (dan yang terbaik dari
merupakan terjemahan paling utuh yang pernah semuanya itu) ialah terjemahan Masani, berbentuk
terdapat dalam bahasa Inggris selama itu , maka prosa, meskipun hanya kira-kira setengah dari
agaknya telah menarik kalangan publik yang lebih aslinya yang diterjemahkan (Mangalore, India,
luas. Maka diterbitkanlah The Conference of the 1924). Ketiga buah terjemahan itu sudah lama
Birds itu buat yang pertama kali pada tahun 1954 tidak dicetak lagi. Terjemahan Garcin de Tassy
di London dan selanjutnya buku itu beberapa kali lengkap, dan, seperti dikatakannya, "seharfiah yang
mengalami cetak ulang. dapat saya usahakan untuk bisa dimengerti." Tassy
Dalam penterjemahan ke bahasa Inggris, buat juga mempertahankan keharuman, semangat dan
sebagian besar Nott mempergunakan terjemahan ajaran puisi Attar itu.
Garcin de Tassy dalam bahasa Perancis yang Dalam terjemahan Inggris itu Nott tidak
berbentuk prosa dan yang dikerjakan dari teks menyertakan paroh terakhir dari Madah Doa —
bahasa Parsi yang diperbandingkannya dengan dalam teks Hindu bagian itu tidak terdapat, dan
dalam teks Turki diperingkas. Tentang Akhirul Terjemahan dalam bahasa Indonesia di sini
Kalam yang mengakhiri karya Attar itu, Nott sepenuhnya mengikuti terjemahan Inggris Nott.
hanya menyertakan bagian pertamanya, karena Hanya Glossarium itu tidak diberikan sebagai
selebihnya, karena terdiri dari cerita-cerita kecil bagian yang tersendiri, melainkan diberikan di
(anekdot), akan merupakan antiklimaks. Dalam sana-sini sebagai catatan kaki, den itu pun hanya
teks-teks Hindu dan Turki Akhirul Kalam itu diambil mana yang kiranya perlu dijelaskan bagi
dihilangkan sama sekali, sedang dalam manuskrip- pembaca Indonesia.
manuskrip lain berbeda-beda adanya. Nott juga Sementara itu, dalam menelaah karya Attar
tidak menyertakan atau hanya menyarikan saja (dari terjemahan Nott), penterjemah Indonesia
beberapa cerita kecil (anekdot) dalam karya banyak menemukan bagian-bagian yang dapat
Attar itu, baik karena cerita-cerita kecil itu terasa dicari rujukannya dalam Al-Quran. Dan dengan
bersifat mengulang-ulang atau karena artinya menemukan rujukan-rujukannya dalam Al-Quran,
"gelap". Tetapi segala yang berhubungan dengan bagian-bagian yang semula gelap baginya, dapat
"Sidang" atau "Musyawarah" Burung-burung itu, dicerahkan. Hal-hal demikian, dalam terjemahan
sebagaimana yang dituturkan dalam manuskrip Indonesia, dibubuhkan pula sebagai catatan kaki.
aslinya, disajikan dalam terjemahan Nott itu. Dalam mencari rujukan-rujukan dalam Al-Quran
Dalam penomoran bagian-bagian, Nott itu penterjemah Indonesia mempergunakan The
mengikuti terjemahan Tassy, yaitu menurut Meaning of the Glorious Koran dari Mohammed
manuskrip aslinya. Marmaduke Pickthall, di samping The Holy Qur'an
Nott membubuhkan pula catatan-catatan dari Maulawi Sher 'Ali.
tentang Attar dan Kaum Sufi. Untuk ini, di antara Demikianlah catatan-catatan kaki itu,
sumber-sumber lain, ia mempergunakan sumber seperti juga Glossarium dalam terjemahan
keterangan dari The Dictionary of Islam dan Nott, dimaksudkan untuk seberapa mungkin
Encyclopaedia of Islam. mencerahkan bagian-bagian yang gelap dalam
Kecuali itu, ia pun membubuhkan pula karya Attar itu.
Glossarium dengan maksud agar pembaca, dengan Hartojo Andangdjaja
lebih dulu membaca keterangan-keterangan dalam
Glossarium itu, akan dapat menangkap lambang-
lambang, kias dan sebagainya yang terdapat dalam
karya Attar itu dengan lebih jelas.

x
I
Madah Do'a

P uji bagi Khalik Yang Kudus, yang telah


menempatkan arasy-Nya di atas perairan, dan
yang telah menjadikan segala makhluk di bumi.
Ia hasilkan manikam-manikam mirah, dan dari
darah-Nya, wangi kesturi.
Kepada gunung-gunung telah Ia berikan
Kepada langit telah Ia berikan kekuasaan dan puncak-puncak sebagai golok dan lembah-lembah
kepada bumi kepatuhan; kepada langit telah Ia sebagai ikat pinggang; maka gunung-gunung itu
berikan gerak dan kepada bumi ketenangan yang pun menegakkan kepala dengan bangga.
tetap. Kadang Ia jadikan kelompok-kelompok mawar
Ia tinggikan angkasa di atas bumi bagai tenda timbul dari wajah api.(3)
tanpa tiang-tiang penyangga. Dalam enam masa Ia Kadang Ia bentangkan titian melintang wajah
ciptakan ketujuh kaukab dan dengan dua huruf(1) Ia perairan.(4)
ciptakan kesembilan kubah langit. Dibuat-Nya seekor nyamuk menggigit Nimrod,
Pada mulanya Ia sepuh bintang-bintang musuh-Nya, yang menderita empat ratus tahun
dengan emas, hingga di rnalam hari langit dapat karenanya.(5)
bermain triktrak. Dalam kearifan-Nya Ia menyuruh laba-laba
Dengan berbagai sifat Ia anugerahi jaringan
tubuh, dan telah ditaruh-Nya debu pada ekor 3 Dapat dicari rujukannya pada peristiwa ketika Nabi
burung jiwa.(2) Ibrahim dilemparkan oleh Nimrod ke dapur api, tetapi
Lautan Ia jadikan cair sebagai tanda diselamatkan oleh Malaikat Jibril dan api pun berubah jadi
pengabdian, dan puncak-puncak gunung pun taman mawar.
bertudung salju karena takut kepada-Nya. 4  Yaitu ketika Nabi Musa dan orang-orang Israel menyeberangi
Ia keringkan dasar laut, dan dan batu-batunya Laut Merah.

1  Dua huruf di sini maksudnya huruf Kaf dan Nun yang 5  Yaitu ketika Nimrod memerangi Nabi Ibrahim, tetapi
membentuk kata "Kun", artinya "Jadilah!" tentaranya dikalahkan oleh kawanan nyamuk; seekor di
antaranya masuk ke dalam benak Nimrod; ia, yang ingin jadi
2  Burung jiwa: yang menghubungkan jiwa dengan raga penguasa semesta, dapat dikalahkan oleh makhluk yang sekecil
(tubuh). itu.
membuat sarang untuk melindungi yang tertinggi jadikan pembawa berita tentang Jalan itu.(8)
di antara manusia.(6) Angkasa bagai burung yang mengepak-
Ditekan-Nya pinggang semut hingga semut itu kepakkan sayap sepanjang jalan yang telah
serupa sehelai rambut dan dijadikan-Nya semut itu ditentukan Tuhan baginya, sambil memukul-mukul
kawan bagi Sulaiman.(7) Pintu dengan kepalanya seperti dengan martil.
Diberi-Nya semut itu jubah hitam orang Habsyi Tuhan telah membuat angkasa berputar —
dan baju sutera tak bertenun yang layak bagi malam berganti siang dan siang berganti malam.
burung merak. Bila Ia meniupkan nafas-Nya pada tanah
Ketika dilihat-Nya permadani alam cacat, liat, terciptalah manusia; dan dari sedikit uap
disulami-Nya hingga serasi. dibentukNya dunia.
Ia lumuri pedang dengan warna bunga tulip; Kadang disuruh-Nya anjing berjalan di muka
dan dari uap Ia buat persemaian bagi bunga- pengembara; kadang digunakanNya kucing
bunga seroja. menunjukkan Jalan itu.(9)
Ia basahi gumpalan-gumpalan tanah dengan Kadang Ia berikan kesaktian Sulaiman pada
darah agar Ia dapat mengambil daripadanya batu- sebatang tongkat; kadang Ia berikan kepandaian
batu berharga dan manikam-manikam mirah. berbicara pada semut.
Matahari dan bulan —yang satu di siang hari, Dari sebatang tongkat Ia jadikan seekor ular;
yang lain di malam hari, tunduk hormat pada dan dengan sebatang tongkat ia timbulkan
debu; dari puja-hormat itu berasal gerak mereka. limpahan air.(10)
Tuhanlah yang telah membentangkan siang
8  Burung Hudhud (Latin: upupa) —sejenis burung
dengan warna putih, Ia juga yang telah melipatnya bergombak, sebesar kutilang— dikenal sebagai pembawa surat
jadi malam dan menghitamkannya. dari Nabi Sulaiman kepada Ratu dari Saba (Sheba) yang bersama
Kepada burung merak Ia berikan lengkung rakyatnya mula-mula menjadi kaum penyembah matahari. Surat
leher baju dari emas; dan burung Hudhud Ia itu berisi ajakan untuk menjadi orang yang berserah diri kepada
Allah. (Lihat Al-Quran, XXVII, 2044)- H.A.

9  Anjing binatang najis bagi orang Muslim, tetapi berburu


6  Maksudnya laba-laba yang melindungi Nabi Muhammad dengan anjing terlatih diperbolehkan. Kucing tidak najis; Nabi
dengan membuat sarang di pintu masuk gua tempat Nabi Muhammad sering dibangunkan kucing bila saat sembahyang
bersembunyi. tiba.

7  Semut itu menjadi penunjuk jalan ketika Nabi Sulaiman 10  Maksudnya tongkat Nabi Musa yang —atas perintah
melintasi gurun. Tuhan— dapat berubah menjadi seekor ular (Al-Quran, XX,

2
Ia telah menempatkan di angkasa bola membedakan benda-benda.
kebanggaan, dan mengikatnya dengan besi bila Ketika dilihat-Nya kecerdasan itu dapat
bola itu susut dengan warna merah menyala. membeda-bedakan, Ia berikan padanya
Ia timbulkan seekor unta dari batu karang, dan pengetahuan agar dapat menimbang dan
Ia buat anak lembu emas itu menguak. memikir-mikir.
Di musim dingin ia tebarkan salju perak; di Tetapi ketika manusia berhasil memiliki
musim gugur, emas daunan kuning. berbagai kecakapan, ia mengakui kelemahannya
Ia letakkan selubung pada duri dan Ia warnai itu dan diliputi keheranan, sementara badan
dengan warna darah. jasmaninya menyerah pada perbuatan-perbuatan
Kepada melati Ia berikan empat helai kelopak lahiriah.
dan di kepala bunga tulip Ia kenakan topi merah. Kawan atau lawan, semua menundukkan
Ia kenakan mahkota emas di kening bunga kepala di bawah kayu kuk yang dipasang
narsis dan Ia jatahkan mutiara-mutiara embun ke Tuhan pada kearifannya: dan heran, Tuhan pun
dalam peti-sucinya. mengawasi kita semua.
Menanggap Tuhan, jiwa tertanya-tanya, Pada permulaan zaman Tuhan menggunakan
akal pun tak sampai; karena Tuhan, maka langit gunung-gunung selaku paku pengukuh bumi
berpusing, bumi pun bergoyang. dan membasuh wajah bumi dengan air lautan.
Dari punggung ikan hingga ke bulan setiap Kemudian Ia tempatkan bumi di atas punggung
zarrah ialah saksi akan ada-Nya. lembu jantan, dan lembu jantan itu di atas ikan,
Dasar bumi dan puncak langit menyatakan dan ikan itu di atas udara. Tetapi di atas mana
sembah-hormat mereka masing-masing pada-Nya. terletak udara? Di atas yang tiada. Tetapi yang
Tuhan membuat angin, tanah, api dan darah, tiada itu tiada —dan segalanya itu pun tiada. Kalau
dan dengan semua ini Ia menyatakan rahasiaNya. demikian, kagumilah buah karya Tuhan, meskipun
Ia mengambil tanah-liat dan meremasnya Ia sendiri memandang segalanya itu sebagai
dengan air, dan setelah empat puluh pagi Ia tiada. Dan mengingat bahwa hanya Hakikat-Nya
menaruh di dalamnya ruh yang menghidupkan sendirilah yang ada, maka pastilah tiada suatu pun
tubuh. selain Dia. Arasy-Nya di atas perairan dan dunia ini
Tuhan memberinya kecerdasan agar dapat di udara. Tetapi tinggalkanlah perairan dan udara
itu, karena segalanya Tuhan: arasy dan dunia itu
17-21) dan dapat menimbulkan dua belas mata air ketika hanya azimat. Tuhan adalah segalanya, dan benda-
dipukulkan pada batu karang (Al-Quran, II, 60) - H.A.

3
benda hanya punya nilai dalam sebutan saja; dunia ada pintu tersendiri, dan bagi setiap zarrah ada
yang terlihat dan tak terlihat hanya Dia Sendiri jua. jalan tersendiri yang menuju ke Wujud penuh
Tiada siapa pun kecuali Dia. Tetapi juga, tak rahasia yang kusebutkan itu. Untuk mengenal diri
seorang pun dapat melihat Dia. Mata ini buta, sendiri orang harus menghayati seratus kehidupan.
meskipun dunia diterangi dengan matahari Tetapi kau harus mengenal Tuhan dari Dia sendiri
cemerlang. Andaikan kau dapat melihat Dia dan bukan dari dirimu; Dialah yang membukakan
sekejap saja pun, kau akan kehilangan akal, dan jalan menuju padaNya, bukan pengetahuan
bila kau dapat melihat Dia sepenuhnya, kau akan manusia. Pengetahuan tentang Dia tak tersedia
kehilangan dirimu sendiri. di pintu orang-orang yang pandai menyusun
Semua orang yang sadar akan ketidaktahuan kata. Pengetahuan dan kebodohan di sini sama,
mereka bercancut tali wanda dan berkata dengan karena keduanya tak dapat menjelaskan maupun
sungguh-sungguh, "O Kau yang tak tampak melukiskan. Pendapat orang-orang tentang
meskipun Kau membuat kami kenal pada-Mu, ini hanya timbul dalam angan-angan mereka;
setiap orang ialah Kau dan tiada yang lain kecuali dan aneh tentunya untuk mencoba mengambil
Kau yang dinyatakan. Jiwa tersembunyi dalam kesimpulan dari apa yang mereka katakan: baik
raga dan Kau tersembunyi dalam jiwa. O Kau atau buruk, apa yang mereka katakan itu hanya
yang tersembunyi dalam apa yang tersembunyi, berasal dari diri mereka sendiri. Sedang Tuhan di
Kau lebih dari segalanya. Semua mengetahui atas segala pengetahuan dan di luar segala bukti,
diri mereka ada dalam diri-Mu dan mereka pun dan tak satu pun yang dapat menggambarkan
mengetahui diri-Mu dalam segalanya. Karena Keagungan Suci diri-Nya.
rumah-Mu dikelilingi para pengawal dan penjaga, O, kau yang menghargai kebenaran,
bagaimana dapat kami mendekat ke hadiratMu? janganlah mencari kias; adanya Wujud yang tak
Tiada hati maupun akal budi dapat sampai pada terbandingkan ini tak memungkinkan kias. Karena
hakikat diri-Mu, dan tak seorang pun mengenal tiada para nabi maupun para utusan dari langit
sifat-sifat-Mu. Karena Kau kekal dan sempurna, memahami sezarrah terkecil pun; mereka semua
maka Kau senantiasa mempermalukan si bijak. bersujud sambil berkata, "Kami tak mengenal Tuan
Apa lagi yang dapat kami katakan, karena Kau tak sebagaimana keadaan Tuan yang sebenarnya."
terlukiskan!" Kalau demikian, apalah artinya aku ini, yang
O, hatiku, bila kau ingin sampai pada ambang beranggapan bahwa aku mengenal Dia?
pengertian, berjalanlah hati-hati. Bagi setiap zarrah O, keturunan bodoh manusia pertama, khalifah

4
Tuhan di bumi,(11) berusahalah untuk ikut memiliki Yang Maha Tinggi menjawab, "Kau yang
pengetahuan ruhani bapamu.(12) Segala mahluk terkutuk, ketahuilah bahwa Adam hamba-Ku dan
yang diciptakan Tuhan dari yang tiada. bersujud juga raja alam ini. Hari ini pergilah ke hadapannya,
di hadapan-Nya. Ketika Tuhan ingin menciptakan dan esok bakarlah Ispand(15) untuknya."
Adam, dikeluarkan-Nya Adam dari balik seratus Ketika jiwa disatukan dengan raga, maka ia pun
cadar, lalu kata-Nya kepada Adam, "O Adam, merupakan bagian dari keseluruhan itu: belum
sekalian makhluk bersembah-sujud padaKu; kini pernah ada pesona yang mengagumkan seperti
tiba saatnya bagimu menerima sembah-sujud itu. Jiwa punya peranan dalam apa yang tinggi,
mereka." Yang satu itu, yang tak mau melakukan dan raga punya peranan dalam apa yang rendah;
sembah-sujud ini pun diubah dari malaikat terbentuklah paduan antara tanah liat yang pekat
menjadi setan.(13) Ia dikutuk dan tak memiliki dan ruh yang murni. Karena paduan ini, maka
pengetahuan rahasia itu. Wajahnya jadi hitam, lalu insan pun menjadi yang paling mengagumkan
sembahnya pada Tuhan, "O, Tuhan yang memiliki dari segala rahasia. Kita tak tahu dan tak mengerti
kebebasan mutlak, jangan tinggalkan hamba."(14) sedikit pun tentang ruh kita. Jika kau ingin
mengatakan sesuatu tentang ini, lebih baik kau
11  Dengan manusia pertama maksudnya Adam. Dalam diam. Banyak yang tahu akan permukaan lautan
Al-Quran, Surah 11:30 disebutkan bahwa Tuhan hendak ini, tetapi mereka tak mengerti sedikit pun akan
menjadikan Adam (dan berarti juga umat manusia,
keturunannya) sebagai khalifah (wakil ) Tuhan di bumi.
dasarnya yang terdalam dan dunia lahiriah ini ialah
pesona yang melindunginya. Tetapi pesona yang
12  Mungkin yang dimaksudkan ialah apa yang diajarkan berupa rintangan-rintangan jasmani ini akhirnya
Tuhan pada Adam, yaitu nama-nama (Al-Quran, Surah 11: 31).
Ada sebagian, terutama kaum Sufi, yang berpendapat bahwa
akan rusak. Dan akan kau temukan harta itu bila
nama-nama ini ialah atribut-atribut Tuhan; dan ada pula yang pesona itu lenyap; jiwa pun akan menyingkapkan
berpendapat bahwa nama-nama ini ialah nama-nama hewan dirinya sendiri bila raga tersingkir. Tetapi jiwamu
dan tumbuh-tumbuhan (Pickthall, The Meaning of the Glorious
Koran, cetakan ke 11, halaman 36, catatan kaki 1).
kepada Adam itu mohon pada Tuhan (seperti disebutkan dalam
13  Dalam Al-Quran, Surah 11: 34 dan ayat-ayat dalam Al-Quran Surah VII: 14, 16, 17) agar diberi pertangguhan waktu
beberapa surah yang lain disebutkan bahwa setelah menciptakan kebebasan) sampai hari kiamat untuk menyesatkan manusia dari
Adam, Tuhan pun memerintahkan sekalian malaikat agar jalan Tuhan (jalan yang benar).
bersujud pada Adam. Maka semua mereka pun bersujud, kecuali
iblis. 15  Ispand adalah sebangsa daun obat-obatan yang dibakar
sebagai penangkal pengaruh jahat pada waktu kelahiran anak
14  Iblis (setan) yang dikutuk Tuhan karena tak mau bersujud atau perkawinan.

5
ialah suatu pesona yang lain; dalam hal yang yang dikorbankan demi cinta ilahiat. Tengok Ya,kub
berhubungan dengan rahasia ini, jiwa itu suatu yang menjadi buta lantaran meratapi putranya.
kenyataan yang lain. Maka tempuhlah jalan Lihat Yusuf, yang mengagumkan baik ketika
yang akan kutunjukkan, tetapi janganlah minta berkuasa maupun ketika menghamba, ketika
penjelasan. dalam sumur dan dalam penjara. Kenangkan Ayub
Di lautan maha raya ini, dunia ialah sebuah yang papa, yang menggeliat di tanah menjadi
zarrah, dan zarrah itu sebuah dunia. Siapa tahu, mangsa cacing dan serigala. Ingat Yunus, setelah
mana yang lebih berharga di sini, batu permata tersesat dari Jalan itu, meninggalkan bulan ke
atau kerikil? perut ikan. Lihat Sulaiman, yang kerajaannya
Kita telah mempertaruhkan hidup kita, akal dikuasai jin. Ingat Zakaria, begitu menyala-nyala
budi kita, jiwa kita, agama kita, untuk memahami cintanya pada Tuhan sehingga ia tetap diam ketika
kesempurnaan sebuah zarrah. Jahitlah bibirmu dan orang-orang membunuhnya; dan Yahya, yang
jangan bertanya apa-apa tentang langit tertinggi dihinakan di muka orang banyak, dan kepalanya
atau arasy Tuhan. Tak seorang pun yang sungguh- diletakkan di atas lempengan kayu. Tegak
sungguh tahu akan hakikat zarrah itu - tanyakan berdirilah di kaki tiang Salib mengagumi Isa ketika
pada siapa saja sesukamu. Langit bagai kubah ia menyelamatkan dirinya dari tangan-tangan
terbalik, tanpa ketetapan yang pasti, bergerak dan orang Yahudi. Dan akhirnya, renungkanlah segala
sekaligus juga tak bergerak. Orang tenggelam yang diderita oleh Pemimpin sekalian nabi itu,
dalam renungan tentang rahasia yang demikian, berupa penghinaan dan penganiayaan dari orang-
yang bagai cadar berlapis cadar; orang pun serupa orang yang jahat.
gambar yang terlukis di dinding; ia hanya bisa Setelah itu, adakah kau mengira mudah saja
merasa kecewa melihat hasratnya yang tak sampai. untuk sampai ke pengetahuan keruhanian? Itu tak
Pikirkan mereka yang menempuh jalan ruhani. kuranglah artinya dari keberanian menghadapi
Lihat apa yang terjadi pada Adam; ingat berapa segalanya. Apa yang akan kukatakan selanjutnya,
tahun yang ia lewatkan dalam berduka. Renungkan karena tak ada lagi yang mesti kukatakan, dan tak
air bah di masa Nuh dan sekalian kepala suku ada pula setangkai mawar pun yang tinggal dalam
itu, yang menderita dalam cengkeraman orang- semak! O, Kearifan! Kau tak lebih dari anak susuan;
orang yang jahat. Pikirkan Ibrahim yang penuh dan akal budi orang-orang tua dan berpengalaman
cinta pada Tuhan: ia menderita penganiayaan dan pun sesat dalam pencarian ini. Betapa aku, si
dilemparkan ke dalam api. Ingat Ismail malang, dungu, akan dapat sampai ke Hakikat ini; dan

6
kalaupun dapat, bagaimana aku akan bisa masuk
lewat pintu itu? O Khalik Yang Kudus!
Hidupkan semangatku! Orang-orang yang
percaya dan tak percaya sama-sama bermandi
darah, dan kepalaku berpusing bagai langit. Aku
bukan tanpa harapan, tetapi aku tak sabar.
Kawan-kawanku! Kita sama-sama bertetangga:
aku ingin mengulang-ulang pembicaraanku
padamu siang dan malam, agar kalian tidak
sejenak pun menghentikan keinginan mulai
mencari Kebenaran.

7
8
II
Burung-burung Berkumpul

S elamat datang, O Hudhud! Kau yang menjadi dari jauh, kau benar-benar Musa kecil di bukit
(3)

penunjuk jalan Raja Sulaiman dan menjadi Tursina. Pembicaraanku tanpa kata, tanpa lidah,
utusan sejati dari lembah, yang beruntung dapat tanpa suara; maka pahamilah pula tanpa pikiran,
pergi hingga ke batas-batas Kerajaan Saba. Tutur tanpa telinga.
siulmu dengan Sulaiman menyenangkan; sebagai Selamat datang, o, Nuri! Kau yang berjubah
kawan baginya, kau pun mendapat mahkota indah dan mengenakan lengkung leher baju dari
kehormatan. Kau harus membelenggu setan, si api, lengkung leher baju ini patut bagi penghuni
penggoda itu, dan sesudah demikian, kau akan neraka, tetapi jubahmu layak bagi sorga. Dapatkah
dapat masuk ke istana Sulaiman.(1) Ibrahim menyelamatkan diri dari api Nimrod?
O, si Goyang Ekor,(2) kau yang seperti Musa! Pecahkan kepala Nimrod dan jadilah sahabat
Angkat kepalamu dan kumandangkan serulingmu Ibrahim yang menjadi sahabat Tuhan. Setelah
mengagungkan pengetahuan yang benar tentang kau dibebaskan dari tangan Nimrod, kenakan
Tuhan. Seperti Musa, kau pun telah melihat api itu jubah kehormatanmu dan tak usah kau takut akan
lengkung leher baju dari api itu.
Selamat datang, o, Ayam Hutan! Kau yang
1  Burung Hudhud menjadi penunjuk jalan Nabi Sulaiman. berjalan begitu anggun, dan merasa puas bila
Demikianlah misalnya, dalam salah satu perjalanan ketika Nabi terbang di atas gunung-gunung pengetahuan
Sulaiman membutuhkan air, dipanggilnya Hudhud karena ilahiat. Bangkitlah dengan gembira dan pikirkan
burung itu dapat menemukan air di bawah tanah. Ketika
burung itu menunjukkan tempat yang mengandung air dengan
manfaat Jalan itu. Ketoklah dengan martil pintu
paruhnya, setan menarik air itu kembali ke dalam tanah. rumah Tuhan; dan dengan rendah hati luluhkanlah
2  Di sini dipakai sebagai nama burung (Inggris: wagtail, Latin: 3  Yaitu api yang dilihat Nabi Musa dari jauh, ketika dalam
motacilla). Dalam bahasa Parsi, bahasa asli buku ini, nama perjalanan bersama keluarga. Nabi Musa pun mendekati api itu.
burung itu mucicha; dan bertolak dari nama dalam bahasa Sesampai di sana, didengarnya suara yang memanggilnya dari
aslinya itu terjadilah permainan kata dalam kalimat-kalimat sebelah kanan lembah —lembah Tuwa— di tempat yang direstui.
selanjutnya dalam paragrap ini: Muca, artinya Musa; mucichar, Kiranya Tuhanlah yang memangil namanya itu. (Lihat Quran,
artinya sejenis seruling. Surah XX: 10-12; XXVII: 7-9: dan XXV111: 29 - 30). - H.A.
gunung nafsumu yang tegar agar unta itu dapat itu; karena dialah kau terusir dari Sorga. Jika kau
keluar. membebaskan dirimu dari ular yang menjijikkan
Salam, o Elang Mulia! Kau dengan pandangmu ini, Adam akan membawamu ke Sorga.
yang tajam mencucuk, berapa lama kau akan tetap Salam, o Kuau Utama! Kau melihat apa yang
begitu garang dan bernafsu? Eratkan genggam jauh sayup, dan kau pun melihat mata-air nurani
cakarmu pada surat cinta abadi, tetapi jangan yang tercelup di lautan cahaya, sementara
rusakkan capnya sampai akhir nanti. Padukan kau tinggal di sumur kegelapan dan penjara
semangatmu dengan akal budi dan pandanglah ketakpastian. Keluarlah kau dari sumur itu dan
keabadian yang kemudian dan yang sebelumnya angkat kepalamu menengadah ke arasy Ilahi.
itu satu. Patahkan rangkamu yang buruk dan Selamat, o, Tekukur yang mengadah lembut!
mantapkan dirimu di gua wahadiyat, maka Kau pergi dengan senang dan kembali dengan
Muhammad pun akan datang padamu. hati pilu ke penjara yang sesempit penjara Yunus.
Salam, o Pikau ! Ketika dalam jiwamu kau O, kau yang mengedar ke sana-sini bagai ikan,
mendengar perjanjian cinta ilahiat, jasad nafsumu dapatkah kau tinggal merindu dendam? Potong
menjawab dengan gusar dan tak senang. kepala ikan ini agar dapat bermegah diri di puncak
Pergunakanlah jasad nafsumu seperti keledai Nabi bulan.
Isa, dan kemudian, seperti Al-Masih, bakar dirimu Salam, o Merpati! Dendangkanlah nyanyianmu
dengan cinta pada Al-Khalik. Bakar keledai ini dan agar aku dapat menaburkan di seputarmu tujuh
ambil burung cinta, agar Ruh Tuhan hendaknya pinggan mutiara. Karena lengkung leher baju
datang padamu dengan gembira. keimanan melingkar di lehermu, tak layak bagimu
Salam, o Bulbul dari Taman Cinta! Perdengarkan jika tak beriman. Bila kau menempuh jalan
nyanyi ratapmu yang timbul karena luka dan keinsafan, Khizr pun akan membawakan kau air
kepedihan cinta. Merataplah dengan manis, hayat.
seperti Daud. Bukalah tenggorokanmu yang Selamat datang, o Rajawali! Kau telah terbang,
merdu dan nyanyilah tentang keruhanian. Dengan dan setelah mendurhaka terhadap tuanmu, kau
nyanyianmu tunjukkan insan jalan yang benar. pun menundukkan kepala! Baik-baiklah kau
Jadikan besi hatimu selembut lilin, maka kau pun membawa diri. Kau terikat pada tubuh dunia
akan serupa Daud, mesra dalam mencintai Tuhan. ini, dan karena itu, jauh dari yang lain. Bila kau
Salam, o Merak dari Taman Berpintu Delapan! terbebas dari semesta dunia, kini dan nanti, kau
Kau telah menderita lantaran ular berkepala tujuh akan ada di tangan Iskandar.

10
Selamat datang, o Pingki Kencana!(4) Datanglah dengan
gembira. Jadilah bergairah untuk bertindak, dan datanglah
bagai api. Bila kau telah membakar habis keterikatanmu,
nur Ilahi akan semakin jelas. Karena hatimu mengenal
kerahasiaan Tuhan tetaplah beriman. Bila kau telah mencapai
kesempurnaan diri, kau tak akan ada lagi. Hanya Tuhan yang
senantiasa ada.

4  Sejenis burung, berdada kuning emas (Inggris: goldfinch, Latin: pyrrhula


p. coccinea)

11
12
Musyawarah Burung- III
burung
1
Musyawarah Dibuka

S EGALA burung di dunia, yang dikenal dan tak


dikenal, datang berkumpul. Mereka berkata,
"Tiada negeri di dunia ini yang tak beraja. Maka
itu berarti bahwa dia pasti memiliki pengetahuan
tentang banyak hal yang tersembunyi. Namun
hari-hariku berlalu dengan resah dan aku tak
bagaimana mungkin kerajaan burung-burung berurusan dengan siapa pun, karena aku sama
tanpa penguasa! Keadaan demikian tak bisa sekali dikuasai oleh cinta pada Raja. Aku dapat
dibiarkan terus. Kita mesti berusaha bersama- mencari sumber air dengan naluriku, dan banyak
sama untuk mencarinya; karena tiada negeri yang rahasia lain yang kuketahui. Aku bicara dengan
mungkin memiliki tata usaha yang baik dan tata Sulaiman dan aku yang paling penting di antara
susunan yang baik tanpa raja." para pengikutnya. Mengherankan bahwa ia tak
Maka mereka mulai memikirkan bagaimana menanyakan ataupun mencari mereka yang tak
hendak mencarinya. Burung Hudhud, dengan hadir dalam kerajaannya, namun bila aku pergi
bersemangat dan penuh harapan, tampil ke sehari saja, disebarnya utusan di mana-mana, dan
muka lalu menempatkan diri di tengah majelis karena ia tak mungkin tanpa aku sebentar maka
burung-burung itu. Di dadanya tampak perhiasan nilai kepentinganku telah mantaplah selamanya.
yang melambangkan bahwa dia telah mengikuti Aku membawa surat-suratnya, aku pengiringnya
tarikat pengetahuan ruhani; jambul di kepalanya yang terpercaya. Burung yang diinginkan Nabi
sebagai mahkota kebenaran, dan dia memiliki Sulaiman patut mendapat mahkota di kepalanya.
pengetahuan tentang baik dan buruk. Burung yang dikatakan baik oleh Tuhan, mana
"Burung-burung yang terhormat," dia mulai, mungkin menyeret bulu-bulunya dalam debu?
"akulah yang bergiat dalam perjuangan suci, dan Bertahun-tahun aku telah mengelana di laut
aku utusan dari dunia yang tak terlihat di mata. Aku dan di darat, lewat di atas gunung-gunung dan
memiliki pengetahuan tentang Tuhan dan rahasia- lembah-lembah. Kucakup ruangan maha luas di
rahasia ciptaan. Bila ada yang —seperti aku— masa banjir besar; aku menyertai Sulaiman dalam
membawa nama Tuhan, Bismillah,(1) di paruhnya,
Hudhud ada tanda yang menyerupai huruf-huruf Parsi
1  Artinya, "Dengan nama Tuhan". Pada paruh burung "Bismillah".
perjalanan-perjalanannya, dan aku telah mengukur tempat persemayamannya sendiri, dan tentang
batas-batas dunia. ini tak ada pengetahuan atau kecerdasan yang
Kukenal baik Rajaku, tetapi sendiri saja tak dapat meraihnya. Jalan itu tak dikenal, dan tak
dapat aku pergi mencarinya. Tinggalkan keseganan ada yang berteguh hati mencarinya, meskipun
kalian, kesombongan kalian dan keingkaran kalian, ribuan makhluk melewatkan hidupnya dalam
karena siapa yang tak mementingkan hidupnya kerinduan. Bahkan jiwa yang paling suci pun tak
sendiri terbebas dari ikatan dirinya sendiri; ia dapat melukiskannya, dan akal budi tak pula dapat
terbebas dari ikatan baik dan buruk demi yang memahami: kedua belah mata ini pun buta. Si bijak
dicintainya. Bermurah hatilah dengan hidup kalian. tak dapat mengetahui kesempurnaannya dan si arif
Jejakkan kaki kalian di tanah dan melangkahlah ke tak pula dapat mengamati keindahannya. Sekalian
istana Raja. Kita mempunyai Raja sejati, ia tinggal makhluk memang ingin meraih kesempurnaan
di balik gunung-gunung Kaf.(2) Namanya Simurgh(3) dan keindahan itu dengan bayangan angan. Tetapi
dan ia raja segala burung. Ia dekat dengan kita, betapa dapat kalian menempuh jalan itu dengan
tetapi kita jauh darinya. Tempat persemayamannya pikiran? Bagaimana mengukur bulan dari ikan?
tak dapat dicapai, dan tiada lidah yang dapat Begitulah, ribuan kepala pun bergerak ke sana ke
mengucapkan namanya. Di mukanya tergantung mari, dan hanya ratap dan keluh kerinduan saja
seratus ribu tabir cahaya dan kegelapan, dan dalam yang terdengar. Banyak laut dan daratan di tengah
kedua dunia itu tak ada yang dapat menyangsikan jalan. Jangan kira perjalanan itu singkat; dan kita
kerajaannya. Ia Raja yang berdaulat raya dan mesti berhati singa untuk menempuh jalan yang
bermandikan kesempurnaan dari keagungannya. luar biasa itu, karena jalan itu amat panjang dan
Ia tak membukakan diri sepenuhnya meskipun di laut itu dalam. Ada yang berjalan dengan susah
payah dan keheranan, sambil kadang-kadang
2  Kaf = barisan gunung yang melingkungi bumi. tersenyum dan kadang-kadang menangis. Adapun
3  Simurgh = Juga disebut Sen-Simurgh, burung raksasa. Dalam bagiku, aku akan merasa bahagia menemukan
Mahabarata, Garuda. Ada dua Simurgh. Yang satu tinggal di biar hanya jejaknya saja. Itu akan ada juga artinya,
gunung Elbruz di Pegunungan Kaukasus, jauh dari manusia. tetapi hidup tanpa dia tentulah akan menjadi
Sarangnya terbuat dari tiang-tiang gading, kayu cendana dan
gaharu. Ia dapat bicara dan bulu-bulunya memiliki daya-daya
sesalan. Janganlah kita menutup jiwa kita terhadap
magis. Ia merupakan lambang Tuhan dan pelindung para yang kita kasihi, tetapi hendaklah kita ada dalam
pahlawan. Simurgh yang lain ialah gergasi yang menakutkan, keadaan yang serasi untuk menuntun jiwa kita
yang juga tinggal di sebuah gunung, tetapi ia menyerupai awan ke istana Raja kita itu. Cucilah tangan kalian dari
hitam.

15
kehidupan ini bila kalian ingin disebut pengamal. siapa pun di antara kalian yang hendak menempuh
Demi yang kalian kasihi, tinggalkan kehidupan perjalanan yang kusebutkan, siapkan diri dan
kalian yang berharga ini, sebagai muliawan. Bila injakkan kaki di Jalan itu."
kalian menyerahkan diri dengan manis, sang Setelah Hudhud selesai bicara, dengan
kekasih pun akan memberikan seluruh hidupnya bersemangat burung-burung pun mulai
pada kalian." membicarakan keagungan Raja itu, dan dicekam
keinginan hendak menjadikan Raja itu penguasa
mereka, maka tak sabar mereka pun ingin
Pengejawantahan Simurgh berangkat. Mereka memutuskan untuk pergi
bersama-sama; masing-masing pun menjadi kawan
yang Pertama bagi yang lain dan menjadi lawan dirinya sendiri.
Tetapi ketika mereka mulai menyadari betapa
"Sungguh ajaib! Pengejawantahan Simurgh jauh dan pedihnya perjalanan mereka nanti, maka
yang pertama terjadi di Cina pada tengah malam. mereka pun ragu-ragu, dan meskipun jelas mereka
Sehelai bulunya jatuh di Cina dan kemasyhuran berkemauan baik, namun mereka mulai berdalih
namanya pun memenuhi dunia. Setiap orang menyatakan keberatan, masing-masing sesuai
membuat lukisan yang menggambarkan bulu ini, dengan wataknya.
dan dari lukisan itu dibentuk susunan pikirannya
sendiri dan dengan demikian tergelincirlah ia
dalam kekacauan. Lukisan ini masih ada di gedung
lukisan di negeri itu; maka dihadiskan, 'Carilah
ilmu, walau ke Cina!'
Tetapi terhadap pengejawantahan itu tak
begitu banyak ribut-ribut di dunia mengenai
Wujud yang penah rahasia ini. Tanda akan adanya
itu membuktikan keagungannya. Semua jiwa
menyimpan kesan gambaran angan tentang
bulunya. Karena penggambaran tentang Simurgh
tanpa kepala maupun ekor, tanpa awal maupun
akhir, maka tak perlu pemerian lebih lanjut. Kini

16
2
Bulbul

B ulbul yang penuh cinta lebih dulu tampil ke


muka, hampir gila karena gairah nafsunya.
Dituangkannya perasaannya dalam masing-
Begitu dalam aku terlibat dalam cinta dengan
Mawar hingga aku pun tak memikirkan hidupku
sendiri; dan hanya memikirkan Mawar dengan
masing dari seribu nada nyanyiannya. Dan dalam kelopaknya yang bagai karang bercabang-cabang
setiap nada itu dapat ditemukan sebuah dunia itu. Perjalanan mendapatkan Simurgh ada di luar
penuh rahasia. Ketika ia menyanyikan rahasia- kekuatanku; cinta dari Mawar itu cukuplah bagi
rahasia ini, sekalian burung itu pun terdiam. Bulbul ini. Untuk akulah dia berbunga dengan
"Rahasia-rahasia cinta tak asing bagiku," katanya. seratus kelopaknya itu; apa lagi yang mungkin
"Sepanjang malam berulang-ulang kunyanyikan kuharapkan. Mawar yang berbunga hari ini penuh
nyanyian-nyanyian cinta. Tak adakah Daud yang kerinduan, dan ia tersenyum ria untukku. Bila ia
malang tempat aku dapat menyanyikan mazmur memperlihatkan wajahnya di balik cadar, aku tahu
cinta penuh kerinduan? Tangis seruling yang bahwa itu untukku. Maka bagaimana dapat Bulbul
manis itu ialah lantaran aku, begitu pula ratap ini tinggal semalam saja tanpa cinta dari jelita
kecap; itu. Kutimbulkan kacau di antara bunga- pemesona itu?"
bunga mawar dan juga di hati para kekasih. Selalu
kuajarkan rahasia-rahasia baru, dan setiap kali
kuulang nyanyian-nyanyian duka yang baru. Bila
cinta menguasai jiwaku, suara nyanyianku pun
bagai laut yang mengeluh sayu. Siapa mendengar
aku, akan meninggalkan akal budinya, meskipun ia
ada di antara para cendekia. Bila aku berpisah dari
Mawarku tercinta, aku pun merasa sunyi, aku tak
lagi menyanyi, dan tak kututurkan pada siapa pun
rahasiaku. Tak ada yang mengetahui rahasiaku;
hanya Mawar mengetahuinya dengan pasti.
3
Hudhud

H udhud menjawab, "O Bulbul, kau yang tak mau


ikut, silau karena bentuk lahiriah dari segala
ini, berhentilah menikmati keterikatan yang begitu
seputih kapur barus, rambutnya hitam-kesturi.
Kecemburuan bibirnya mengeringkan permata air
terindah, sedang gula pun cair di sana karena malu.
menyesatkan. Cinta Mawar itu banyak durinya; ia Karena kehendak nasib seorang darwis
mengusik dan menguasai dirimu. Meskipun Mawar sempat melihat putri itu sepintas, dan roti yang
itu jelita, namun keindahannya akan segera lenyap. dipegangnya pun jatuh dari tangannya. Putri
Siapa yang mencari kesempurnaan diri janganlah itu melintasinya bagai nyala api, dan ketika
menjadi budak cinta yang begitu cepat berlalu. melintas, putri itu tertawa. Melihat ini, darwis
Jika senyum Mawar itu menimbulkan berahimu, itu jatuh di atas debu, hampir mati. Ia tak dapat
maka itu hanya akan mengisi hari demi harimu dan merasa tenang, baik siang maupun malam, dan
malam demi malammu dengan ratapan-ratapan ia menangis berkepanjangan. Bila teringat akan
kesedihan. Tinggalkan Mawar itu dan hendaknya senyum putri itu, ia mengucurkan airmata bagai
kau malu pada dirimu sendiri; sebab, bersama tiap awan menjatuhkan hujan. Cinta yang garang
Musim Semi yang baru, ia menertawakanmu dan ini berlangsung terus tujuh tahun lamanya, dan
kemudian ia pun tak tersenyum lagi." selama itu ia hidup di jalanan bersama anjing-
anjing. Akhirnya para pengiring sang putri
memutuskan untuk membunuhnya. Tetapi putri
Hudhud Menuturkan Kisah itu bicara padanya dengan diam-diam; katanya,
"Mana mungkin akan ada hubungan yang mesra
Puteri Raja dengan Darwis antara kau dengan aku? Pergilah lekas, atau kau
akan dibunuh nanti; jangan tinggal lagi di pintuku,
Seorang raja mempunyai seorang putri tetapi bangkitlah pergi."
secantik bulan, yang dicintai oleh setiap orang. Darwis malang itu menjawab, "Pada hari
Nafsu terbangkit oleh matanya yang mengantuk ketika hamba jatuh cinta pada Tuanku Putri,
sayu dan bius manis kehadirannya. Wajahnya hamba bercuci tangan dari kehidupan ini. Beribu-
ribu yang seperti hamba mengorbankan diri ke
haribaan keindahan Tuan. Karena para pengiring
Tuan hendak membunuh hamba secara tak adil,
maka jawablah kiranya pertanyaan yang biasa ini.
Pada hari ketika Tuan menjadi sebab bagi kematian
hamba, mengapa Tuan tersenyum pada hamba?"
"O kau si dungu," kata putri itu, "ketika kuketahui
bahwa kau hendak merendahkan martabat dirimu
sendiri, aku tersenyum karena kasihan. Aku sengaja
tersenyum karena kasihan bukan karena hendak
mencemooh." Berkata demikian, ia pun lenyap
bagai seberkas asap, meninggalkan darwis itu
termangu sendiri.

19
4
Nuri

Si Penggila Tuhan dan Khizr


L alu datang Nuri dengan gula di paruhnya,
berpakaian hijau, dan lengkung leher baju
kencana melingkar di lehernya. Rajawali hanyalah Ada seorang lelaki, gila karena cintanya pada
nyamuk di sisi keindahannya yang cemerlang; Tuhan. Khizr bertanya padanya, "O manusia
permadani bumi yang hijau ialah pantulan sempurna, maukah kau jadi sahabatku?"
bulu-bulunya, dan tutur katanya ialah sari gula. Orang itu menjawab, "Kau dan aku tak mungkin
Dengarkan dia: "Begitu menawan aku ini, hingga disatukan, karena kau telah banyak mereguk air
manusia keji yang berhati besi mengurungku kebakaan sehingga kau akan senantiasa hidup,
dalam sangkar. Terikat dalam penjara ini, aku pun sedang aku ingin menyerahkan hidupku. Aku tak
merindukan sumber air kebakaan yang dijaga berkawan dan bahkan bagaimana menunjang
oleh Khizr. Seperti dia, aku pun berpakaian hijau, hidupku sendiri pun aku tak tahu. Sementara kau
sebab aku ini Khizr di antara burung-burung. Aku asyik memelihara hidupmu, aku mengorbankan
ingin pergi ke sumber air ini, tetapi ngengat tidak hidupku setiap hari. Lebih baik aku meninggalkan
berdaya mengangkat dirinya ke sayap Simurgh kau, bagai burung menghindari jerat, jadi, selamat
yang besar itu; mata air Khizr cukuplah bagiku." tinggal."
Hudhud menjawab, "O kau yang tak punya
cita-cita kebahagiaan! Siapa yang tak mau
meninggalkan hidupnya, bukanlah makhluk. Hidup
diberikan padamu agar suatu ketika kau dapat
mempunyai sahabat yang mulia. Tempuhlah Jalan
itu, karena kau bukan buah badam, kau hanya
kulitnya. Masuklah di kalangan mereka yang mulia
dan tempuhlah Jalan mereka dengan senang."
5
Merak

S elanjutnya datang Merak Kencana dengan


bulu-bulunya yang seratus -bagaimana
mesti kuperikan?- seratus ribu warna itu! Ia
berarti bagiku."
Hudhud menjawab, "Kau tersesat dari Jalan
yang benar itu. Istana Raja itu jauh lebih bagus
memperagakan dirinya, putar-putar ke sana-sini, dari sorgamu. Tak ada yang lebih baik bagimu
bagai pengantin. selain berusaha untuk sampai ke sana. Istana itu
"Pelukis dunia raya ini," katanya, tempat tinggal bagi jiwa, ia keabadian, ia tujuan
"mempergunakan kuas Jin di tangannya untuk keinginan kita yang sebenarnya, permukiman hati,
membentuk daku. Tetapi meskipun aku ini Jibril tempat duduk kebenaran. Yang Maha Luhur itu
di antara burung-burung, nasibku tak layak lautan maha raya; sorga rahmat duniawi hanyalah
diirikan. Aku beramah-ramahan dengan ular di setitik kecil; segala yang bukan lautan itu hanya
sorga dunia ini, dan lantaran itu dengan hina aku sesuatu yang membingungkan. Bila kau dapat
terusir. Mereka lepas aku dari kedudukan yang memiliki lautan itu, mengapa kau ingin mencari
dipercayakan padaku; mereka, yang mempercayai setitik embun petang? Akankah ia yang tahu akan
diriku itu, dan kaki pun menjadi penjaraku. Namun rahasia surya iseng bermain dengan sejemput
aku selalu berharap agar ada penunjuk jalan yang debu? Adakah ia yang mempunyai segalanya
bermurah hati mau menuntun aku keluar dari berurusan dengan apa yang hanya merupakan
tempat yang gelap ini dan membawaku ke rumah- sebagian saja? Adakah jiwa berurusan dengan
rumah besar yang tinggal berdiri selamanya. Aku anggota-anggota badan? Bila kau ingin sempurna,
tak mengharapkan akan sampai ke hadapan Raja carilah kesemestaan, pilihlah kesemestaan, jadilah
yang kausebutkan itu, cukuplah bagiku untuk kesemestaan."
sampai ke gerbangnya. Bagaimana dapat kau
harapkan diriku akan berusaha untuk sampai
ke hadapan Simurgh karena aku telah tinggal di Guru dan Murid
sorga dunia? Tak ada keinginanku yang lain kecuali
tinggal di sana lagi. Tiada yang lain lagi yang Seorang murid bertanya pada Gurunya,
"Mengapa Adam harus meninggalkan sorga?" Sang
Guru menjawab, "Ketika Adam, yang termulia dari
segala makhluk, masuk sorga, didengarnya suara
yang bergema dari dunia yang tak tampak, 'O kau
yang terikat pada sorga duniawi dengan seratus
ikatan, ketahuilah bahwa siapa pun di kedua
dunia itu dikenal karena apa yang terjadi antara
dia dengan Aku, Kupisahkan dari segala yang ada,
agar ia hanya terikat padaKu saja, kawannya sejati.'
Bagi seorang pencinta, seratus ribu kehidupan
pun tiada artinya tanpa yang dikasihinya. Ia yang
hidup untuk sesuatu yang lain dari Dia, biar Adam
sendirilah itu, telah terusir. Para penghuni sorga
tahu bahwa yang pertama mesti mereka serahkan
ialah hati mereka."

22
6
Itik

D engan takut-takut Itik pun keluar dari air


lalu pergi ke persidangan itu, mengenakan
jubahnya yang terindah. "Tiadalah kiranya yang
Hudhud berkata, "O kau, yang menemukan
kegembiraan di air yang memenuhi seluruh
hidupmu! Bermalas-malas kau mengantuk di sana
pernah menyaksikan makhluk yang lebih menarik —tetapi ombak datang dan kau dihanyutkan Air
dan lebih suci daripadaku," katanya. "Setiap saat hanya baik buat mereka yang bermuka jelita dan
aku melakukan sesuci yang menjadi kelaziman berwajah bersih. Jika kau seperti itu, baiklah! Tetapi
itu, lalu membentangkan tikar sembahyang di berapa lama kau akan tetap bersih dan suci bagai
air. Burung mana dapat hidup dan bergerak di air air?"
seperti aku? Dalam hal ini aku punya kemampuan
yang mengagumkan. Di antara burung-burung aku
petobat yang berpenglihatan jernih, berpakaian Cerita Orang yang Salih
bersih; dan aku hidup dalam unsur yang suci. Tak
ada yang lebih bermanfaat bagiku kecuali air, Seseorang bertanya pada seorang aulia,
karena di sana kudapat makananku dan kumiliki "Bagaimanakah kiranya kedua dunia yang selalu
permukimanku. Bila kesusahan-kesusahan memenuhi pikiran kita itu? " Jawabnya, "Baik
merisaukan diriku, kubasuhhilangkan semuanya di dunia atas maupun dunia bawah bagaikan setitik
air. Air jernih memberikan zat-zatnya pada sungai air, yang ada dan yang tidak ada. Yaitu setitik air
di mana aku hidup; aku tak suka akan tanah kering. yang menampakkan dirinya sendiri pada mulanya,
Begitulah, karena aku hanya berurusan dengan air, dan kemudian mengambil beragam bentuk yang
mengapa pula aku harus meninggalkannya? Segala indah-indah. Segala perwujudan ini bagaikan air.
yang hidup ini hidup dari air. Bagaimana aku akan Tiada yang lebih keras daripada besi, namun besi
dapat melintasi lembah-lembah dan terbang pun tahu bahwa airlah asalnya. Tetapi segala yang
mendapatkan Simurgh? Mana mungkin macam berasas pada air, biar besi pun, tak lebih nyata dari
aku ini yang puas dengan permukaan air, merasa mimpi. Air sama sekali tak tetap."
rindu untuk bertemu dengan Simurgh?"
7
Ayam Hutan

A yam hutan lalu mendekat, cantik tetapi


sombong. Tersipu-sipu ia bangkit dari harta
mutiaranya dalam pakaian fajar itu. Dengan mata
harus menemukan zat yang lebih unggul sifataya
dari batu-batu mulia —bahkan mutiara pun tak
seindah itu. Juga, jalan menuju Simurgh sulit, dan
berlingkar aku mati atau menemukan batu-batu kakiku terikat pada batu-batu seakan kaki itu lekat
mulia itu darah dan paruh merah ia terbang di tanah liat. Bagaimana mungkin aku berharap
sambil sedikit menelengkan kepala, memakai ikat akan pergi dengan berani ke hadapan Simurgh
pinggang dan pedangnya. yang besar, dengan tangan di kepala, kaki di
Ia berkata, "Aku suka mengelana di antara lumpur? Biarlah Keluhuranku sudah jelas, dan ia
reruntuhan karena aku menyukai batu-batu yang tak ikut serta dalam tujuanku ini tak perlu
mulia. Benda-benda itu telah menyalakan api di diperhatikan."
hatiku dan ini membuat aku merasa puas. Bila aku Hudhud berkata, "O kau yang mengandung
dibakar keinginan untuk mendapatkannya, kerikil- warna segala batu, kau sedikit timpang dan
kerikil yang telah kutelan pun menjadilah seakan memberikan alasan-alasan yang timpang pula.
diwarnai darah. Tetapi sering kudapati diriku di Darah hatimu menodai cakar dan paruhmu dan
antara batu-batu dan api, tak berbuat apa-apa dan usahamu mencari itu merendahkan martabat
bingung. O kawan-kawanku, lihat bagaimana aku dirimu. Apakah permata itu kalau bukan hanya
hidup! Mungkinkah membangunkan makhluk batu-batu berwarna? Namun kesukaan akan
yang tidur di atas batu-batu dan menelan kerikil? permata telah membuat hatimu mengeras beku.
Hatiku luka karena seratus duka, sebab cintaku Tanpa warna-warna itu permata hanya kerikil-
akan batu-batu mulia telah menambatku ke kerikil kecil biasa; ia yang memiliki saripati tak akan
gunung. Cinta akan benda-benda lain bersifat meninggalkannya demi gemerlap kulit luar semata.
fana, sedang kerajaan batu-batu permata itu Carilah permata sejati yang bermutu murni dan
kekal; batu-batu permata itu sari dari gunung jangan merasa puas lagi dengan sebutir batu."
yang abadi. Dengan ikat pinggang dan pedangku
aku senantiasa mencari intan, namun aku masih
Cincin Sulaiman
Tak ada batu yang pernah setenar batu pada
cincin Sulaiman, namun ini sebutir batu yang
amat bersahaja, tak lebih dari seperdelapan
dinar beratnya. Tetapi ketika Sulaiman membuat
cap dari batu itu, seluruh dunia ada di bawah
perintahnya. Kekuasaannya dikukuhkan dan
hukamnya meluas hingga ke ufuk jauh. Meskipun
angin membawa sabda-kehendaknya ke segala
penjuru, Sulaiman hanya mempunyai sebuah batu
seberat seperdelapan dinar saja. "Karena kerajaan
dan kekuasaanku tergantung pada batu ini, maka
mulai sekarang tak seorang pun akan mempunyai
kekuasaan sebesar ini.
Meskipun Sulaiman menjadi raja agung karena
cap batu ini, namun benda inilah pula yang
memperlambat kemajuannya di jalan ruhani; maka
ia pun sampai ke Sorga Adin lima ratus tahun
lebih kemudian dari nabi-nabi lain. Jika sebuah
batu dapat menimbulkan keadaan demikian pada
Sulaiman, apa pula yang mungkin ditimbulkannya
pada makhluk semacam kau ini, Ayam Hutan yang
malang? Jauhkan hatimu dari permata biasa itu.
Carilah permata asli dan jangan berhenti mencari
Jauhari Sejati.

25
8
Humay

K ini di muka majelis itu berdiri Humay,(1) Pemberi


Lindap itu, dengan bayang-bayangnya yang
melimpahkan kemuliaan pada raja-raja. Lantaran
Masihkah kuperlukan persahabatan dengan
Simurgh yang besar bila kemuliaan sudah ada
padaku karena sifat pembawaanku?"
ini ia mendapat gelar "Humayun", si mujur, karena Hudhud menjawab, "O budak kesombongan!
dari segala makhluk, dialah yang paling besar Jangan kembangkan lagi bayang-bayangmu dan
gairah keinginannya. Katanya, "Burung-burung di jangan sombongkan lagi dirimu. Pada saat ini, jauh
darat dan di laut, aku bukan burung seperti kalian. dari kekuasaan yang melimpah pada para raja, kau
Gairah keinginan yang muluk menggerakkan seperti anjing yang sibuk dengan sekerat tulang.
diriku dan untuk memenuhi itu aku terpisah dari Tuhan melarang kau mendudukkan keturunan
makhluk-makhluk lain. Telah kujinakkan anjing Khosru di atas tahta. Tetapi andaikan pula bayang-
nafsu, karena itu terpujilah Feridun dan Jamsyid. bayangmu menempatkan para penguasa di atas
Raja-raja diangkat karena pengaruh bayang- tahta mereka, esok mereka pun akan menemui
bayangku, tetapi orang-orang yang berwatak kemalangan dan akan kehilangan kemuliaan
pengemis tak suka padaku. Kuberikan tulang pada mereka selama-lamanya, sedangkan, bila saja
anjing nafsuku dan kupertaruhkan jiwaku sebagai mereka tak melihat bayang-bayangmu, tentulah
jaminan terhadapnya. Bagaimana orang dapat mereka tak akan menghadapi perhitungan yang
memalingkan muka dari diriku yang menimbulkan begitu mengerikan di hari kemudian."
raja-raja dengan bayang-bayangku. Di bawah
naungan sayapku setiap orang mencari lindungan.
Mahmud dan Orang Alim
1  Sebangsa makhluk imajiner yang dalam bahasa Latin
disebut gryphus, berbadan singa, berkepala dan bersayap burung
rajawali. Humay ialah gryphus berjanggut. Disebut sebagai
Seorang yang salih, yang ada di Jalan yang
burung buas terbesar di Benua Lama. Menggondol tulang-tulang benar, melihat Sultan Mahmud(2) dalam mimpi dan
berbagai binatang dan menghancurkannya di batu karang untuk
dimakam. Bayang-bayang humay yang jatuh di kepala seseorang 2  Hidup pada tahun 969 - 1030. Ibukotanya di Nisyapur
ialah alamat bahwa orang itu bakal dinobatkan sebagai raja. dan istananya di Gazna. Di istananya banyak berhimpun para
berkata padanya, "O Raja yang bahagia, bagaimana
keadaan dalam Kerajaan Baka?" Sultan menjawab,
"Pukul badanku jika kau mau, tetapi jangan
ganggu jiwaku. Jangan berkata apa pun, pergilah,
karena di sini tak akan disebut-sebut tentang
jabatan raja. Kekuasaanku hanya riya, kemegahan
diri, kesombongan dan kesesatan semata.
Dapatkah kekuasaan mengagungkan segenggam
tanah? Kekuasaan milik Tuhan, Penguasa Alam
Semesta. Kini setelah kuketahui kelemahan dan
kedaifanku, aku pun malu pada kedudukanku
sebagai raja. Bila kau ingin memberiku gelar,
berilah aku gelar "si malang". Tuhan Raja Alam ini,
maka jangan sebut aku raja. Kerajaan milik Tuhan;
dan aku senang kini menjadi seorang darwis biasa
di dunia. Semogalah Tuhan menyediakan seratus
sumur untuk memurukkan diriku hingga aku tak
usah menjadi raja. Lebih baiklah sekiranya aku
menjadi pemungut sisa-sisa panenan di ladang-
ladang gandum. Sebut Mahmud hamba-sahaya.
Sampaikan restuku pada putraku Masud, dan
katakan padanya, 'Jika kau ingin menjadi arif,
perhatikan peringatan dari ihwal bapamu.' Semoga
layulah sayap dan bulu-bulu Humay itu, yang
menaungkan bayang-bayangnya padaku!"

penyair, seniman dan cendekiawan.

27
9
Dalih Rajawali

Jawab Hudhud
S elanjutnya datang Rajawali, dengan kepala
tegak dan sikap seperti prajurit. Ia pun
berkata, "Aku yang senang menyertai para raja tak Hudhud berkata, "O kau yang terikat pada
mengacuhkan makhluk-makhluk lain. Kututup bentuk lahiriah semata dan tak peduli akan nilai-
mataku dengan peci agar aku dapat bertengger nilai hakiki, Simurgh ialah makhluk yang layak
di tangan raja. Aku amat terlatih dalam sopan- dengan kedudukannya sebagai Raja, karena
santun dan menjalankan pertarakan seperti kewibawaannya tiada duanya. Tiada raja sejati
petobat agar bila dibawa ke hadapan raja, aku yang melaksanakan kehendaknya tanpa pikir.
dapat melakukan tugas-tugasku dengan tepat Raja demikian patut dipercaya dan pengampun.
seperti yang diharapkan. Mengapa pula aku Meskipun raja duniawi mungkin sering adil pula,
harus bertemu dengan Simurgh, meskipun dalam namun mungkin pula ia bersalah karena tak
mimpi? Mengapa begitu saja aku harus bergegas adil. Siapa lebih dekat padanya, lebih enak pula
kepadanya? Aku tak merasa terpanggil untuk kedudukannya. Yang beriman terpaksa harus
ikut serta dalam perjalanan ini, aku puas dengan menentang raja, maka hidupnya pun sering
sesuap dari tangan raja; istananya cukup bagus dalam bahaya. Karena raja dapat dibandingkan
bagiku. Ia yang bermain-main demi kesenangan dengan api, maka jauhilah! Oh, kau yang
raja, mendapatkan segala keinginannya; dan agar telah hidup berdekatan dengan raja-raja, hati-
berkenan di hati raja, aku hanya harus terbang hatilah! Dengarkan ini: Adalah sekali seorang
lewat lembah-lembah yang tak bertepi. Tak ada raja mulia, ia mempunyai seorang hamba yang
keinginanku yang lain kecuali melewatkan hidupku badannya bagaikan perak. Hamba itu amat
penuh kegembiraan dengan cara begini baik disayanginya sehingga tak dapatlah sang raja
dengan melayani raja maupun dengan berburu sebentar pun berpisah daripadanya. Diberinya
menurut kesukaannya." hamba itu pakaian-pakaian yang terindah dan
ditempatkannya di atas kawan-kawannya.
Tetapi kadang-kadang raja itu menghibur diri
dengan bermain panah, dan biasanya ditaruhnya
sebuah apel di atas hamba kesayangannya dan
digunakannya apel itu sebagai sasaran. Dan bila
raja melepaskan anak panahnya, hamba itu pun
menjadi pucat karena takut. Suatu hari seseorang
berkata pada hamba itu, "Mengapa wajahmu
berwarna emas? Kau orang kesayangan raja,
mengapa pucat seperti mayat?" Jawabnya, 'Bila
sang raja hampir mengenai diriku dan bukan apel
itu, maka katanya, Hamba ini hampir menjadi
sesuatu yang paling tak berguna di istanaku; tetapi
bila anak panahnya mengenai sasaran, setiap
orang mengatakan hal itu karena kemahirannya.
Adapun aku, dalam keadaan yang menyedihkan
ini, hanya bisa berharap agar raja akan senantiasa
melepaskan anak panahnya dengan tepat'!"

29
10
Bangau

B angau datang amat tergesa-gesa dan segera


mulai bicara tentang dirinya sendiri, "Rumahku
yang jelita di dekat laut di antara danau-danau
tenang, kadang bergelora; senantiasa berubah,
tak pernah tetap; kadang laut itu pasang, kadang
surut. Banyak makhluk besar telah tertelan
pantai, di mana tiada siapa juga mendengar binasa di tubirnya yang dalam. Penyelam di
nyanyianku. Aku amat tak suka menyerang dasarnya menahan napas agar ia tak terlempar
sehingga tak ada yang merasa susah karena aku. ke atas bagai jerami. Laut ialah unsur yang sama
Sedih dan murung aku berdiri merenung di tepi sekali tanpa kesetiaan. Jangan percaya padanya
laut asin, hatiku penuh kerinduan akan air, karena atau ia akan menghabisi hidupmu dengan
kalau tak ada air, apa yang akan terjadi padaku! merendammu. Laut itu gelisah karena cintanya
Tetapi karena aku tidak tergolong mereka yang akan sahabatnya. Kadang ia menggulungkan
bermukim di laut, aku seperti mati saja, bibirku gelombang-gelombang besar, kadang ia berderau.
kering, di pantainya. Meskipun air bergolak Karena ia tak mungkin mendapatkan apa yang
dan ombak memecah di kakiku, aku tak dapat diinginkannya, bagaimana kau akan menemukan
menelan setitik pun; namun jika lautan kehilangan di sana tempat istirahat bagi hatimu? Lautan
airnya biar sedikit saja pun, hatiku akan terbakar ialah anak sungai yang pasang di jalan menuju ke
oleh keresahan. Bagi makhluk seperti aku ini, tempat sahabatnya; kalau demikian, mengapa pula
gairahku terhadap laut cukuplah sudah. Aku tak kau akan tinggal puas di sini, dan tak berusaha
kuat untuk pergi mencari Simurgh, maka harap melihat wajah Simurgh?"
dimaafkan. Mana mungkin makhluk seperti aku
ini, yang hanya mencari setitik air, dapat mencapai
persatuan dengan Simurgh?" Orang Alim dan Lautan
Berkata Hudhud, "O yang tak mengenal laut,
tidakkah kau tahu bahwa laut penuh dengan Seorang alim yang biasa merenungkan makna
buaya dan makhluk-makhluk lain yang berbahaya? segala sesuatu, pergi ke Lautan dan menanyakan
Kadang airnya pahit, kadang asin; kadang laut itu mengapa Lautan memakai pakaian biru, karena
warna ini ialah warna duka, dan mengapa ia
mendidih tanpa api?
Lautan menjawab pada manusia perenung
itu, "Aku risau karena terpisah dari sahabatku.
Karena kekuranganku, aku tak layak baginya; maka
kukenakan pakaian biru ini sebagai tanda sesal
yang kurasa. Dalam kesedihanku, pantai-pantai
bibirku kering, dan disebabkan api cintaku, aku
berada dalam gebalau ini. Kalau dapat kuperoleh
setitik saja air surgawi dari Al Kausar,(1) maka akan
dapat kukuasai gerbang kehidupan kekal. Tanpa
setitik ini aku akan mati karena gairah damba
bersama ribuan yang lain, yang binasa dalam
perjalanan."

1  Telaga di sorga. Arti semantiknya: Keadaan berlimpah-


limpah.

31
11
Burung Hantu

B urung Hantu tampil ke muka dengan wajah


kebingungan, dan katanya, "Telah kupilih
sebagai tempat tinggalku sebuah rumah
Hudhud berkata padanya, "O kau yang mabuk
karena cinta akan harta, taruhlah kau dapat
menemukan harta itu! Maka tentulah kau akan
bobrok yang sudah runtuh. Aku dilahirkan di mati pula di atas harta itu, sedang hidup telah
antara reruntuhan itu dan di sana kudapatkan menyelinap pergi sebelum kau mencapai tujuan
kesenangan — tetapi tidak dalam minum anggur. mulia yang setidak-tidaknya telah kausadari
Aku pun tahu beratus-ratus tempat yang ramai pula. Cinta akan emas ialah ciri mereka yang tak
dihuni, tetapi sebagian ada dalam kekacauan beriman. Ia yang membuat berhala emas ialah
dan yang lain dalam permusuhan. Siapa ingin kembaran Thare.(1) Bukankah kau barangkali ingin
hidup dengan tenteram mesti pergi ke tempat menjadi pengikut As-Samiri(2) dari bangsa Israil
reruntuhan, seperti orang-orang gila. Bila aku yang membuat anak lembu dari emas? Tidakkah
merengut di antara mereka, ini disebabkan harta kau tahu bahwa barangsiapa telah dirusakkan
terpendam. Cinta harta menarikku ke sana, karena akhlaknya oleh cinta akan emas, maka seperti mata
harta itu terdapat di antara puing-puing runtuhan. uang palsu ia akan bertukar wajah dengan yang
Aku pun dapat menyembunyikan usahaku yang serupa tikus, pada hari kiamat nanti?"
penuh damba dalam mencari itu, dan berharap
akan mendapatkan harta yang tak dilindungi
jejimat itu; jika nanti kakiku dapat menemukannya,
maka akan tercapailah keinginan hatiku. Aku
memang percaya bahwa cinta terhadap Simurgh 1  Juga disebut Abrahah. Ayah Nabi Ibrahim. Penyembah
itu bukan dongengan, karena cinta demikian tak berhala dan pemuja api. (Dalam Al-Quran, Surah VI: 75 disebut
dihayati oleh mereka yang tak peduli; tetapi aku ini Azar. - H.A.)
lemah, dan jauh dari merasa pasti akan cintanya, 2  Yang menyesatkan pengikut-pengikut Nabi Musa dengan
karena aku hanya mencintai harta dan reruntuhan membuat anak lembu dari emas (perhiasan mereka) sebagai
ini." pujaan, ketika Nabi Musa tak ada bersama mereka. (Lihat Al-
Quran, antara lain Surah XX: 85 - 88. - H.A).
Si Bakhil
Seorang pemabuk menyembunyikan sepeti
emas, dan segera sesudah itu, mati. Setahun
kemudian anaknya laki-laki dalam mimpi melihat
si ayah menjelma jadi tikus, kedua matanya sebak
dengan airmata. Tikus itu berlari maju-mundur
di tempat emas itu disembunyikan. Si anak
menanyainya, "Mengapa Bapak di sini?" Jawab si
ayah, "Dulu aku menyembunyikan emas di sini
dan kini aku datang hendak melihat apakah ada
orang yang telah mengetahuinya." "Mengapa
Bapak menjelma jadi tikus?" tanya si anak. Ayahnya
berkata, "Jiwa orang yang telah mengorbankan
segalanya demi cinta akan emas menjelma serupa
ini. Ingat baik-baik tentang diriku, o anakku,
dan ambil manfaat dari apa yang kaulihat ini.
Tinggalkan cinta akan emas itu!"

33
12
Burung Gereja

L alu datang Burung Gereja, berbadan lemah


dan berhati lembut, gemetar, seperti nyala api,
dari kepala hingga kaki. Katanya, "Aku termenung
kehilangan harapan kadang bersedih dan kadang
gembira, aku tak akan terkecoh oleh alasan yang
dibuat-buat ini. Kau sedikit munafik. Juga dalam
bingung dan patah semangat. Aku tak tahu kerendahan hatimu kau memperlihatkan seratus
bagaimana mesti hidup, dan aku rapuh bagai tanda keriyaan dan kesombongan. Tak usah bicara
rambut. Tak ada yang akan menolong diriku dan lagi, jahit bibirmu dan langkahkan kaki. Jika kau
aku tak bertenaga sekuat semut pun. Aku tak terbakar, kau akan terbakar bersama yang lain-lain.
mempunyai bulu halus maupun lar(1) -sedikit pun Dan jangan bandingkan dirimu dengan Yusuf!"
tidak. Bagaimana mungkin makhluk lemah seperti
aku ini berusaha mendapatkan Simurgh? Burung
Gereja tak akan sanggup berbuat demikian. Cerita tentang Ya'kub
Tak kurang mereka di dunia ini yang mencari
persatuan itu, tetapi bagi makhluk macam aku Setelah Yusuf dibawa pergi, maka ayahnya,
ini, itu tak selayaknya. Aku tak ingin memulai Ya'kub, kehilangan penglihatan karena airmata
perjalanan sesusah itu untuk mencari sesuatu yang darah yang mengalir dari matanya. Nama Yusuf
tak mungkin kucapai. Jika aku mesti berangkat senantiasa di bibirnya. Akhirnya Malaikat Jibril
menuju ke istana Simurgh, aku akan binasa di datang padanya dan berkata, "Jika kau ucapkan
jalan. Maka karena aku sama sekali tak layak untuk lagi kata 'Yusuf,' akan kuhapus namamu dari daftar
berusaha ke arah itu, aku pun akan merasa puas di para nabi dan utusan." Ketika Ya'kub menerima
sini mencari Yusufku di sumur ini. Jika aku dapat amanat dari Tuhan ini, nama Yusuf tak pernah
menemukannya dan menariknya ke atas, aku akan lagi terucap dari lidahnya, tetapi ia tak berhenti
terbang membubung bersamanya dari ikan ke mengulang-ulangnya dalam hati. Suatu malam
bulan." dilihatnya Yusuf dalam mimpi, dan sedianya
Hudhud menjawab, "O kau, yang dalam hendak dipanggilnya, tetapi ingat akan perintah
Tuhan, ia pun memukul-mukul dadanya dan
1  Bulu kasar pada unggas. - H.A.
mendesahkan keluhan sedih dari hatinya yang
bersih. Maka Jibril pun datang: "Tuhan berfirman
bahwa meskipun kau tak mengucapkan nama
'Yusuf' dengan lidahmu, namun kau telah
mendesahkan keluhan, dan dengan begitu,
merusak segala berkat-manfaat taubatmu."

35
13
Perdebatan antara Hudhud dan Burung-Burung

K emudian segala burung, satu demi satu,


menyatakan alasan-alasan yang tak bijak. Kalau
tak kuulangi semua itu, maafkan aku, pembaca,
lemah, tanpa bulu halus maupun lar, sehingga
bagaimana kami akan dapat pada akhirnya sampai
ke hadapan Simurgh Yang Mulia? Kalau kami
sebab akan kelewat panjang. Tetapi bagaimana sampai juga ke sana, tentulah suatu keajaiban.
dapat burung-burung demikian berharap akan Ceritakan pada kami tentang Wujud yang
mengebat Simurgh pada cakar mereka? Maka menakjubkan itu dengan suatu tamsil, atau, karena
Hudhud pun melanjutkan bicaranya: sebuta ini keadaan kami, kami tak akan mengerti
"Ia yang memilih Simurgh bagi hidupnya samasekali rahasia ini. Jika ada suatu pertalian
sendiri harus melawan dirinya sendiri dengan antara Wujud ini dengan diri kami, tentulah akan
berani. Jika urat tembolokmu tak dapat mencerna jauh lebih mudah terperikan bagi kami. Tetapi,
sebutir gandum pun, bagaimana kau akan ikut sebagaimana kita ketahui, ia mungkin dapat
serta dalam pesta sang Simurgh? Bila kau ragu- dibandingkan dengan Sulaiman, dan kami dengan
ragu dengan seteguk anggur, bagaimana kau akan semut-semut yang meminta-minta. Bagaimana
minum sepiala besar, o bayangkara raja? Jika kau dapat serangga di dasar sumur memanjat
tak memiliki tenaga sebutir zarrah, bagaimana kau naik ke tempat Simurgh yang besar? Akankah
akan menemukan khazanah surya? Jika kau dapat kebangsawanan teruntuk bagi pengemis?"
terbenam dalam setetes air, bagaimana kau akan
dapat meninggalkan dasar laut ke puncak langit?
Ini bukan wangian biasa; dan bukan pula tugas Jawab Hudhud
bagi dia yang tak bermuka bersih."
Setelah burung-burung merenungkan Hudhud berkata, "O burung-burung yang tak
pembicaraan itu, mereka pun berkata lagi bercita-cita! Bagaimana cinta akan bersemi indah
pada Hudhud, "Telah kaupikul sendiri tugas di hati yang tak punya kepekaan rasa? Mengajukan
menunjukkan jalan pada kami, kau yang terbaik pertanyaan seperti ini, yang seakan memaafkan
dan terkuat di antara burung-burung. Tetapi kami kalian, tak akan ada gunanya. Siapa yang bercinta
berangkat dengan mata terbuka ke arah tujuannya akan tampak di dunia ini. Segala yang ditimbulkan
seraya membuat hidupnya sebagai barang oleh bayang-bayangnya menjadi tampak di mata.
permainan. Jika jiwa kalian tak serasi untuk melihat Simurgh,
Ketika Simurgh mengejawantahkan dirinya tak akan pula hati kalian menjadi cermin yang
di luar tabir, gemilang bagai matahari, ia terang, yang serasi untuk memantulkan bayang-
menimbulkan ribuan bayang-bayang di bumi. bayangnya. Benar bahwa tiada mata yang mampu
Ketika ia melemparkan pandang pada bayang- merenungi dan mengagumi keindahannya, tiada
bayang ini, tampaklah di sana burung-burung pula itu bisa dimengerti dengan pikiran: tiada
begitu banyaknya. Begitulah beragam jenis burung yang dapat merasai Simurgh seperti ia merasai
yang terlihat di dunia ini hanyalah bayang-bayang keindahan dunia ini. Tetapi dengan kemurahannya
Simurgh. Maka ketahuilah, o burung-burung yang yang berlimpahan ia telah memberi kita sebuah
bodoh, bahwa setelah kalian mengerti akan ini, cermin yang memantulkan bayangannya sendiri,
kalian pun akan mengerti pula dengan sungguh- dan cermin ini ialah hati. Tinjaulah ke dalam
sungguh pertalian kalian dengan Simurgh. hati kalian, dan di sana kalian akan melihat
Renungkan rahasia ini, tetapi jangan singkapkan. bayangannya."
Ia yang memperoleh pengetahuan ini tenggelam
dalam kemaharayaan Simurgh, sungguhpun ia
harus tak menganggap bahwa dirinya Tuhan dalam Raja yang Mempesona
hal itu.
Bila kalian menjadi seperti yang kukatakan Adalah sekali seorang raja yang indah dan
itu, tidaklah akan berarti bahwa kalian Tuhan, mempesona tiada bertara. Fajar ialah sekilat dari
tetapi kalian akan terendam dalam Tuhan. Adakah wajahnya, Malaikat Jibril pancaran wanginya,
makhluk yang terendam demikian menjadi dan Kerajaan Keindahan ialah Quran penyimpan
berubah wujudnya? Bila kalian mengetahui rahasia-rahasianya. Seluruh dunia bergema dengan
bayang-bayang siapa kalian ini, maka hidup atau kemasyhurannya, dan kasihnya terasa oleh setiap
mati tak akan menjadi soal bagi kalian. Seandainya makhluk. Bila ia berkendara di kota, diselubunginya
Simurgh tak hendak mengejawantahkan wajahnya dengan cadar merah tua; tetapi
dirinya, tentulah ia tak akan mengembangkan mereka yang hanya melihat cadarnya saja akan
bayangbayangnya; seandainya ia ingin tinggal kebingungan, dan mereka yang mengucapkan
tersembunyi, tentulah bayang-bayangnya tak namanya segera jadi kelu. Ribuan sudah yang mati

37
karena mencintainya; yang lain-lain mengorbankan Kerahasiaan itu. Berkat nasib baik, kalian akan
hidupnya karena yakin lebih baik segera mati melihat sang Surya dalam bayang-bayangnya;
ketimbang menempuh seratus kehidupan yang tetapi bila kalian tersesat dalam bayang-bayang
panjang tapi terpisah daripadanya. Sungguh itu, bagaimana kalian akan mencapai persatuan
mengagumkan! Mereka tak tahan berlama-lama dengan Simurgh?
di dekatnya, tidak pula mereka dapat hidup
tanpa dia. Tetapi, bagi mereka yang tahan, ia akan
memperlihatkan dirinya; mereka yang tak tahan Mahmud dan Ayaz
harus puas mendengar suaranya saja. Akibatnya,
raja itu memerintahkan agar dibuat sebuah cermin Ayaz kena ganggu pengaruh jahat, dan harus
sehingga wajahnya bisa dilihat secara tak langsung. meninggalkan istana Sultan Mahmud. Dalam putus
Cermin itu ditaruh di istananya, dan ia pun asa ia pun jadi kehilangan semangat dan berbaring
menghadap dan memandang ke dalam cermin itu, di ranjangnya, menangis. Ketika Mahmud
sehingga semua dapat melihat bayangannya. mendengar ini, berkatalah ia pada salah seorang
Begitulah pula halnya dengan kalian. Jika kalian abdinya, "Pergilah menemui Ayaz dan sampaikan
mencintai sahabat kalian, ketahuilah bahwa hati kata-kataku ini, 'Aku tahu bahwa kau sedih, tetapi
kalian ialah cennin, pandanglah dalam cermin aku juga dalam keadaan demikian. Meskipun
itu raja kalian di persemayamannya yang luhur. badanku jauh darimu, namun jiwaku dekat. O
Segala yang tampak tak lain dari bayang-bayang kau yang mencintaiku, aku tak meninggalkanmu
Simurgh yang penuh rahasia itu. Jika ia telah sejenak pun. Pengaruh jahat sungguh telah
menyingkapkan keindahannya pada kalian, merugikan dengan mengganggu orang yang
maka kalian pun akan mengenal keindahan itu begitu menawan'." Tambahnya lagi pada abdinya,
kembali pada bayang-bayangnya. Apakah ada "Pergilah segera, pergilah bagai api, pergilah
tiga puluh burung "Simurgh" atau empat puluh, bagai air yang menyerbu, pergilah bagai kilat
kalian hanya akan melihat bayang-bayangnya. mendahului guntur! "
Simurgh tak terpisah dari bayang-bayangnya; Si abdi pun berangkatlah bagai angin dan
memandang yang sebaliknya tidaklah benar; yang sebentar pun sampai ke tempat Ayaz. Tetapi
satu dan yang lain bersama-sama ada. Carilah didapatinya Sultan telah ada di sana, duduk di
persatuan kembali; atau lebih jelas, tinggalkan muka hambanya. Dan gemetar si abdi pun berkata
bayang-bayang itu, maka kalian akan menemukan dalam hatinya, "Malangnya mengabdi raja ini;

38
pastilah aku akan dibunuh hari ini." Kemudian
sembahnya pada Sultan, "Dapat hamba pastikan
pada Tuanku bahwa hamba tidak berhenti sejenak
pun duduk-duduk atau berdiri; bagaimanakah
maka Tuanku sudah ada di sini lebih dulu dari
hamba? Percayakah Tuanku kepada hamba? Bila
hamba telah berbuat lalai, bagaimana pun hamba
akui kesalahan hamba. "
"Kau bukan Mahram,"(1) kata Mahmud, "maka
bagaimana mungkin kau akan dapat pergi
seperti aku? Aku datang secara gaib. Ketika aku
menanyakan kabar Ayaz itu, jiwaku sudah bersama
dia.

1  Arti sebenarnya: saudara dekat. Karena itu, di sini dapat


diartikan: orang yang akrab.

39
14
Hudhud Menuturkan pada Mereka Perjalanan yang
Dimaksud

S etelah Hudhud selesai berbicara, burung-


burung pun mulai mengetahui tentang
rahasia-rahasia purba dan pertalian mereka sendiri
campakkanlah itu; kemudian arahkan mata kalian
ke muka dan pusatkan pikiran. Yang bodoh akan
bertanya, 'Apakah hubungan antara keimanan atau
dengan Simurgh. Tetapi meskipun mereka dicekam kekufuran dengan cinta?' Tetapi kataku, 'Adakah
keinginan hendak menempuh perjalanan itu, mereka yang mencinta peduli akan hidupnya?
namun mereka mengelak-elak untuk berangkat Yang mencinta membakar segala harapan panen,
disebabkan keraguan masih selalu mengganggu ia menetakkan mata pedang ke lehernya sendiri,
pikirannya. Maka mereka pun berkata pada ia menusuk tubuhnya sendiri. Dengan cinta timbul
Hudhud, "Adakah kau mengharapkan kami agar duka dan darah hati. Cinta-mencintai yang serba
meninggalkan hidup kami yang tenang ini dengan sulit.'
segera? Kami burung-burung yang lemah ini O Pembawa piala! Isi pialaku dengan darah
sendiri tak mungkin berharap akan mendapatkan hatiku, dan bila tak ada lagi, beri aku endapannya.
jalan ke tempat luhur itu, di mana Simurgh hidup." Cinta ialah kepedihan yang tak kenal ampun, yang
Hudhud menjawab, "Aku bicara pada kalian menelan segalanya. Kadang ia merenggutkan
sebagai penunjuk jalan. Ia yang mencinta tak cadar dari jiwa, kadang merapatkannya. Sezarrah
peduli akan hidupnya sendiri; untuk mencintai cinta lebih baik dari sekalian yang ada antara
dengan tulus, siapa pun harus melupakan segala ufuk, sezarrah kepedihannya lebih baik
dirinya sendiri, baik ia zahid(1) atau orang yang dari cinta bahagia yang ada pada segala mereka
hidup bebas. Apabila nafsu-nafsu kalian tak yang mencinta. Cinta memang sumsum segala
selaras dengan jiwa kalian, korbankanlah itu, dan yang hidup; tetapi tiada cinta yang nyata tanpa
kalian pun akan sampai ke tujuan perjalanan penderitaan yang nyata. Siapa berpegang teguh
kalian. Apabila sosok nafsu merintangi jalan, pada cinta tak mementingkan keimanan, agama
maupun kekufuran. Cinta akan membukakan pintu
1  Orang yang menuntut kehidupan suci, menjauhi kesenangan kemiskinan ruhani dan kemiskinan ruhani akan
duniawi.
menunjukkan pada kalian jalan kekufuran. Bila ini, ia pun berkata pada murid-muridnya, "Aku
tiada yang tinggal lagi, baik kekufuran, maupun harus segera berangkat ke Yunani hendak melihat
agama, maka jiwa raga kalian akan lenyap; maka apakah aku dapat menemukan arti impian ini."
barulah kalian layak menemukan kerahasiaan itu Bersama empat ratus muridnya ia
—bila kalian mau menjajakinya; inilah jalan satu- meninggalkan Ka'bah dan pada waktunya
satunya. sampailah ia ke Yunani. Mereka pun berjalan dari
Maka majulah, tanpa takut. Tinggalkan segala ujung ke ujung negeri itu, dan suatu hari kebetulan
yang kekanak-kanakan, dan lebih dari segala itu, tiba di tempat di mana terlihat seorang dara
tabahkan hati; sebab seratus perubahan ihwal akan sedang duduk di langkan. Dara ini orang Nasrani,
kalian alami tanpa bisa diduga-duga. dan airmukanya menunjukkan bahwa ia memiliki
pembawaan suka merenungkan masalah-masalah
mengenai Tuhan. Keindahannya bagai matahari
Kisah Syaikh San'an dalam seri kegemilangannya, dan keagungannya
bagai nama-nama rasi bintang. Karena cemburu
Syaikh San'an orang suci di zamannya, dan akan seri cahaya si dara, bintang pagi pun
telah menyempurnakan dirinya hingga ke tingkat lama melena di atas rumahnya. Siapa terjerat
yang tinggi. Lima puluh tahun lamanya ia tinggal hatinya di rambut gadis itu akan mengenakan
dalam pengasingan diri bersama empat ratus tali pinggang orang Nasrani, dan yang nafsunya
muridnya yang melatih diri siang dan malam. hinggap pada manikam mirah bibirnya akan
Syaikh itu banyak ilmunya dan dianugerahi merasa kebingungan. Pagi tampak lebih hitam
petunjuk lahir dan batin. Sebagian besar hidupnya warnanya karena rambut hitam gadis itu, dan
telah dilewatkannya dalam ibadah-ibadah haji ke negeri Yunani tampak berkeriput karena keindahan
Mekah. Salat dan puasanya tiada terhitung lagi dan tahi lalatnya. Kedua matanya umpan bagi para
ia tak meninggalkan sedikit pun amalan-amalan pencinta, dan kedua alisnya yang melengkung
Ahlus sunnah. Ia dapat melakukan keajaiban- merupakan dua bilah sabit di atas bulan kembar.
keajaiban, dan nafasnya menyembuhkan mereka Bila tenaga membuat biji matanya bersinar, seratus
yang sakit dan menderita. hati pun menjadi mangsanya. Wajahnya berbinar
Suatu malam ia bermimpi pergi dari Mekah bagai nyala api yang hidup, dan manikam mirah
ke Yunani dan di sana menyembah patung; dan bibirnya yang basah dapat membuat semesta
terjaga dicekam sedih dari mimpi yang menekan dunia dahaga. Bulu-bulu matanya yang lunglai

41
ialah seratus pisau belati, dan mulutnya begitu hamba ini, hamba telah berpuasa dan menderita,
mungil sehingga kata-kata saja pun tak dapat tetapi belum pernah hamba menderita seperti ini;
lalu. Pinggangnya, lampai bagai sehelai rambut, hamba dalam azab. Malam sepanjang dan sehitam
terhimpit sepanjang lingkar zunnarnya(2) dan rambutnya. Di manakah lampu Sorga? Adakah
lekuk perak dagunya begitu menghidupkan bagai keluhan-keluhan hamba telah memadamkannya
khotbah-khotbah Isa. ataukah lampu itu menyembunyikan diri
Bila ia mengangkat sesudut cadarnya, hati lantaran cemburu? Di manakah nasib baik
syaikh itu pun berkobar; dan seutas rambut saja hamba? Mengapakah ia tak menolong hamba
mengikat pinggangnya dengan seratus zunnar mendapatkan cinta gadis itu? Dimanakah akal
layaknya. Tak dapat ia mengalihkan matanya dari budi hamba agar hamba dapat mempergunakan
gadis Nasrani ini, dan sedemikian besar cintanya pengetahuan hamba? Di manakah tangan hamba
hingga maksudnya terluncur dari tangannya. untuk menyucikan kepala hamba? Di manakah
Kekufuran dari rambut si gadis menghamburkan kaki hamba untuk berjalan mendapatkan
diri pada keimanan Syaikh itu. Syaikh itu pun kekasih hamba, dan mata hamba untuk melihat
berseru, "O betapa hebat cinta yang kurasakan wajahnya? Di manakah kekasih hamba yang akan
terhadapnya ini. Bila agama membebaskan kita, memberikan hatinya pada hamba? Apakah artinya
alangkah beruntungnya hati!" cinta ini, duka ini, kepedihan ini?"
Ketika pengikut-pengikutnya mengerti apa Sahabat-sahabat syaikh itu datang lagi
yang telah terjadi dan mengetahui keadaan yang padanya. Seorang berkata, "Sadarlah Tuan dan
melibatnya, mereka pun pusing memikirkannya. enyahkan godaan ini. Berpeganglah pada diri
Sebagian mulai menyadarkannya, tetapi ia tak mau Tuan sendiri dan lakukan sesuci yang ditetapkan."
mendengarkan. Ia hanya berdiri saja siang dan Jawab syaikh itu, "Tidakkah kalian tahu bahwa
malam, matanya tertuju ke langkan dan mulutnya malam ini aku telah melakukan seratus kali sesuci,
ternganga. Bintang-bintang yang bersinar bagai dan dengan darah hatiku?" Yang lain berkata,
lelampu meminjam panas dari orang suci yang "Di manakah untaian tasbih Tuan? Bagaimana
terbakar hatinya ini. Cintanya tumbuh membesar dapat Tuan berdoa tanpa itu?" Jawabnya, "Telah
hingga ia lupa diri. "O Rabbi," doanya, "dalam hidup kucampakkan untaian tasbihku agar aku dapat
mengenakan zunnar orang Nasrani." Yang lain
2  Ikat pinggang. Juga berarti tali pinggang yang dipakai orang lagi berkata, "O syaikh yang suci, bila Tuan
Nasrani atau Yahudi. Istilah ini digunakan kaum Sufi untuk berdosa lekaslah bertaubat." "Aku bertaubat
menyatakan ketulusan menempuh jalan agama.

42
kini," jawabnya, "karena telah mengikuti hukum Kemudian, mengetahui bahwa syaikh itu putus
yang benar, dan aku hanya ingin meninggalkan asa dalam bercinta, gadis Nasrani yang jelita itu
hal yang bukan-bukan itu." Seorang lagi berkata, pun mengenakan cadarnya, lalu keluar dan berkata
"Tinggalkan tempat ini dan pergilah menyembah padanya, "O syaikh, bagaimana maka kau, seorang
Tuhan." Jawabnya, "Kalau saja patung pujaanku zahid, begitu mabuk dengan anggur kemusyrikan,
di sini, akan layaklah bagiku untuk bersujud di dan duduk di sebuah jalanan Nasrani dalam
hadapannya." Yang lain berkata, "Kalau demikian, keadaan demikian? Bila kau memujaku seperti ini,
Tuan tidak pula berusaha untuk bertaubat! kau akan jadi gila." Jawab syaikh itu, "Ini karena
Apakah Tuan bukan lagi pengikut Islam?" Jawab kau telah mencuri hatiku. Kembalikan hatiku
Syaikh itu, "Tiada orang yang bertaubat lebih dari itu atau sambut cintaku. Bila kau menghendaki,
aku, merasa menyesal bahwa selama ini aku tak akan kukorbankan hidupku untukmu, tetapi kau
pernah bercinta." Yang lain lagi berkata, "Neraka dapat memulihkannya kembali dengan sentuhan
menunggu Tuan bila Tuan terus juga di jalan ini; bibirmu. Karena kau, hatiku terbakar. Telah
jagalah diri Tuan, maka Tuan pun akan terhindar kutumpahkan airmata bagai hujan, dan mataku
daripadanya." Jawabnya, "Jika adalah neraka, maka tak dapat melihat lagi. Di mana hatiku, di sana
itu hanyalah dari keluhan-keluhanku, yang akan hanyalah darah. Andaikan aku dapat menjadi
mengisi tujuh neraka." satu denganmu, hidupku akan pulih kembali.
Mengetahui bahwa kata-kata mereka tak Kau matahari, aku bayang-bayangnya. Aku
membekas sedikit pun pada syaikh itu meskipun orang yang tiada berarti lagi, tetapi bila kau mau
mereka memohon padanya sepanjang malam, mengindahkan diriku, aku akan menguasai tujuh
maka mereka pun pergi. Sementara itu, pagi yang kubah dunia di bawah sayapku. Kumohon padamu,
bagai orang Turki dengan pedang dan perisai emas jangan tinggalkan aku!"
memenggal kepala malam yang hitam sehingga "O kau peliur tua!" kata gadis itu, "tidakkah
dunia angan-angan pun mandi terang matahari. kau malu menggunakan kapur barus untuk kain
Syaikh itu, sebagai barang permainan cintanya, kafanmu? Mestinya kau malu menyarankan
berkeliaran bersama anjing-anjing, dan sebulan hubungan mesra padaku dengan nafasmu yang
lamanya duduk di jalan itu dengan harapan akan dingin! Lebih baik kau bungkus dirimu dengan
melihat wajah sang gadis. Debu ialah tempat kain kafan ketimbang kauhabiskan waktumu
tidurnya dan ambang pintu rumah gadis itu memikirkan aku. Kau tak mungkin menimbulkan
bantalnya. cinta. Pergilah!"

43
Syaikh itu menjawab, "Katakan sesukamu, dan memandang kedua manikam mirah bibir
namun aku cinta padamu. Tak peduli apakah kita kekasihnya yang tersenyum, bagai dua tutup kotak
tua atau muda, cinta mempengaruhi segala hati." perhiasan, api pun berkorbar dalam kalbunya dan
Gadis itu berkata, "Baiklah, kalau kau tak bisa aliran darah menderas ke matanya. Ia berusaha
ditolak, dengarkan aku. Kau harus meninggalkan mengingat kembali kitab-kitab suci tentang agama
Islam; karena cinta yang tak menyamakan dirinya yang telah dibaca dan ditulisnya, dan Quran yang
dengan yang dicintainya hanyalah sekedar warna begitu dikenalnya; tetapi ketika anggur mengalir
dan wangian." dari piala ke dalam perutnya, ia pun lupa akan
Kata syaikh itu, "Akan kulakukan apa yang semua itu; pengetahuan ruhaninya hilang lenyap.
kauinginkan. Akan kusanggupi segala yang Ia pun kehilangan kemauannya yang bebas dan
kauperintahkan, kau dengan tubuhmu yang bagai membiarkan hatinya terluncur lepas dari tangan.
perak: Aku hambamu. Ikatkan seutas rambutmu Ketika ia berusaha menyentuh leher si gadis, gadis
yang ikal di leherku sebagai tanda pengabdianku." itu pun berkata, "Kau hanya pura-pura mencintai.
"Jika kau seorang pengamal dari apa yang Kau tak mengerti rahasia cinta. Jika kau merasa
kau katakan," kata gadis Nasrani itu, "kau harus yakin akan cintamu, kau akan dapat menemukan
melakukan empat perkara ini: bersujudlah di muka jalan ke ikal rambutku yang berlingkar-lingkar.
patung-patung itu, bakarlah Quran, minumlah Tenggelamkan dirimu dalam kekufuran lewat
anggur, dan tutuplah mata terhadap agamamu." ikal rambutku yang kusut; selusuri ikal rambutku,
Syaikh itu berkata, "Aku mau minum anggur demi dan tanganmu pun akan dapat menyentuh
kecantikanmu, tetapi ketiga perkara yang lain tak leherku. Tetapi jika kau tak mau mengikuti cara
dapat kulakukan." "Baiklah," kata gadis itu, "mari ;yang kutunjukkan itu, bangkitlah dan pergi; dan
minum anggur bersamaku, kemudian kau pun pakailah jubah serta tongkat orang fakir."
akan segera mau menerima syarat-syarat yang lain Mendengar ini, syaikh yang mabuk cinta itu
itu." merasa tak berdaya; dan kini ia pun menyerah
Dibawanya syaikh itu ke kuil para sahir di tanpa ribut-ribut lagi kepada nasibnya. Anggur
mana ia melihat sebuah perjamuan yang sangat yang telah diminumnya membuat kepalanya jadi
aneh. Mereka duduk pada suatu pesta di mana segoyah kompas. Anggur itu tua dan cintanya
wanita penjamunya terkenal kecantikannya. muda. Bagaimana ia tak akan mabuk dan
Gadis itu mengunjukkan satu piala anggur pada tenggelam dalam cinta?
sang syaikh, dan ketika syaikh itu menyambutnya "O Seri Cahaya Bulan," katanya, "katakan padaku

44
apa yang kauinginkan. Jika aku bukan penyembah saru dan dadamu perak. Jika kautolak aku, kau
patung selagi aku masih sadar, maka kini di saat akan mendorongku ke dalam putus asa. Pikiran
aku mabuk akan kubakar Quran di muka patung untuk memiliki dirimu telah melemparkan aku
pujaan." dalam kekalutan. Lantaran kau kawan-kawanku
Jelita muda itu berkata, "Kini kau benar-benar telah menjadi musuhku. Seperti kau, demikianlah
suamiku. Kau pantas bagiku. Selama ini kau mereka; apa dayaku kini? O kekasihku, lebih baik
mentah dalam cinta, tetapi setelah memperoleh aku di neraka bersama kau ketimbang di sorga
pengalaman kau pum matang. Bagus!" tanpa kau."
Ketika orang orang Nasrani mendengar Akhirnya gadis itu merasa kasihan, dan syaikh
bahwa syaikh itu telah memeluk agama mereka, itu pun menjadi suaminya, dan mulai pula gadis itu
maka mereka bawa dia, masih dalam mabuk, merasakan nyala cinta. Tetapi untuk mengujinya
masuk ke gereja, dan mereka katakan padanya lagi, gadis itu berkata" "Kini, sebagai maskawin, o
agar mengenakan zunnar. Ia lakukan ini dan ia manusia tak sempurna, pergilah menjaga babi-
campakkan jubah darwisnya ke dalam api, ia babiku selama setahun, dan kemudian kita akan
tinggalkan agamanya dan ia patuhi kebiasaan- melewatkan hidup kita bersama-sama dalam
kebiasaan agama Nasrani. suka atau duka!" Tanpa membantah, syaikh yang
Ia pun berkata pada gadis itu, "O puteri berkiblat pada Ka'bah ini, orang suci ini, menyerah
yang menawan hati, tiada seorang pun yang untuk menjadi penjaga babi.
pernah berbuat bagi seorang wanita sejauh yang Dalam fitrah kita masing-masing ada seratus
kulakukan itu. Aku telah menyembah patung- babi. Wahai kalian yang tak berarti apa-apa, kalian
patung pujaanmu, aku telah minum anggur, dan hanya memikirkan bahaya yang melibat syaikh
aku telah meninggalkan agamaku yang sejati. itu! Sedang bahaya itu terdapat dalam diri kita
Semua ini kulakukan demi cinta padamu dan agar masing-masing, dan menegakkan kepala sejak saat
aku dapat memilikimu." kita mulai melangkah di jalan pengenalan-diri. Jika
Lagi gadis itu pun berkata padanya, "Peliur tua, kalian tak mengenal babi-babi kalian sendiri, maka
budak cinta, bagaimana mungkin wanita seperti kalian tak mengenal Jalan itu. Tetapi jika kalian
aku menyatukan diri dengan seorang fakir? Aku tempuh perjalanan itu, kalian akan memergoki
membutuhkan uang dan emas, dan karena kau seribu babi —seribu patung pujaan. Halaukan
tak punya apa-apa, enyahlah kau sama sekali." babi-babi ini, bakar patung-patung pujaan ini di
Kata Syaikh itu, "O wanita jelita, tubuhmu pohon dataran cinta; atau jika tidak, kalian akan serupa

45
syaikh itu, dihinakan cinta. dengan jerat dari seutas rambutnya'." Dengan kata-
Maka kemudian, ketika tersiar kabar bahwa kata itu ia pun memalingkan muka dari sahabatnya
syaikh itu telah menjadi seorang Nasrani, sahabat- lalu kembali ke kawanan babinya.
sahabatnya amat bersedih hati, dan semua Para pengikutnya yang selama itu mengawasi
menjauhinya, kecuali seorang yang berkata dari jauh, menangis pedih. Akhirnya mereka pun
padanya, "Ceritakan pada kami rahasia peristiwa menempuh perjalanan kembali ke Ka'bah, dan
ini agar kami dapat menjadi orang-orang Nasrani dengan malu dan bingung menyembunyikan diri
bersama Tuan. Kami tak ingin Tuan tinggal di sudut.
dalam kemurtadan seorang diri; maka kami akan Di Ka'bah ada seorang sahabat syaikh itu,
mengenakan zunnar orang Nasrani. Jika Tuan orang yang bijak dan berada di Jalan yang benar.
tak berkenan, kami akan kembali ke Ka'bah dan Tak seorang pun yang lebih mengenal syaikh itu
menghabiskan waktu kami dalam berdoa agar tak ketimbang dia, meskipun dia tak ikut menyertainya
melihat apa yang kami lihat sekarang ini. ke Yunani. Ketika orang ini menanyakan kabar
Syaikh itu berkata, "Jiwaku penuh duka. sahabatnya, murid-murid pun menceritakan
Pergilah ke mana kau suka. Adapun bagiku, gereja segala yang telah menimpa syaikh itu, dan mereka
ini tempatku, dan gadis Nasrani itu tertakdir menanyakan cabang-pohon yang buruk manakah
bagiku. Tahukah kau. mengapa kau bebas? Itu telah menusuk dadanya, dan apakah ini telah
karena kau tak berada dalam keadaan seperti aku. terjadi karena kehendak nasib. Mereka katakan
Jika kau berada dalam keadaan demikian, tentulah bahwa seorang gadis kufur telah mengikatnya
aku akan mempunyai kawan dalam percintaanku dengan seutas rambut saja dan menghalanginya
yang malang. Maka kembalilah, sahabatku sayang, dari seratus jalan agama Islam. "Dia bermain-
ke Ka'bah, karena tak seorang pun akan dapat main dengan rambut ikal dan tahi lalat gadis
ikut pula merasakan keadaanku yang sekarang itu, dan telah membakar khirka-nya.(3) Dia telah
ini. Jika mereka nanti menanyakan tentang diriku, meninggalkan agamanya dan kini dengan
katakanlah, "Matanya berlumur darah, mulutnya mengenakan zunnar ia menjaga sekawanan babi.
penuh racun; ia tetap berada dalam rahang naga- Tetapi sungguhpun ia telah mempertaruhkan
naga kekerasan. Tiada kafir 'yang akan bersedia jiwanya sendiri, namun kami rasa masih ada
melakukan apa yang telah diperbuat si Muslim harapan."
sombong ini lantaran pengaruh nasib. Seorang
gadis Nasrani telah menjerat leher si Muslim itu 3  Jubah para darwis, terbuat dari sobekan-sobekan kain yang
ditempel-tempel.

46
Mendengar ini, wajah, sahabat itu pun akan diterima di hadirat-Nya. Mestinya kalian
berubah warnanya jadi keemasan, dan ia mulai bermohon pada Tuhan buat syaikh kalian, masing-
meratap pedih. Kemudian katanya, "Kawan masing dengan doa sendiri; dan mengetahui
dalam kesusahan, menurut agama tak pandang keadaan kalian yang bingung, Tuhan tentu akan
laki-laki atau perempuan. Bila seorang kawan mengembalikan dia pada kalian. Mengapa kalian
yang menderita kesusahan membutuhkan enggan mengetuk pintu Tuhan?"
pertolongan, kadang-kadang terjadilah bahwa Mendengar itu, mereka pun malu mengangkat
hanya seorang saja dalam seribu yang mungkin kepala. Tetapi sahabat setia itu berkata, "Kini bukan
berguna." Kemudian disesalkannya mereka yang saatnya untuk menyesal. Mari kita pergi ke rumah
meninggalkan syaikh itu dan dikatakannya bahwa Tuhan. Mari kita baring di debu dan menyelubungi
seharusnya mereka jadi orang-orang Nasrani diri kita dengan pakaian doa permohonan agar kita
pula demi syaikh itu. Tambahnya, "Kawan harus dapat menyembuhkan pemimpin kita!"
tetap menjadi kawan. Dalam kesusahanlah Murid-murid itu pun segera berangkat ke
kalian akan mengetahui pada siapa kalian dapat Yunani, dan setiba di sana tinggal berada di dekat
menggantungkan diri; sebab dalam kebahagiaan syaikh.
kalian akan mempunyai seribu kawan. Kini di saat Empat puluh hari empat puluh malam mereka
syaikh itu jatuh ke rahang buaya setiap orang berdoa. Selama empat puluh hari empat puluh
menjauhkan diri darinya agar tetap dapat menjaga malam ini mereka tidak makan dan tidak tidur;
nama baik mereka sendiri. Bila kalian jauhi dia mereka tak mengenyam roti maupun air. Akhirnya
karena peristiwa yang aneh ini, mestinya kalian kekuatan doa orang-orang yang tulus ini terasa di
harus diuji dan dinyatakan lemah." langit. Para malaikat dan para pemimpin malaikat,
"Kami menawarkan diri untuk tinggal bersama dan sekalian Orang Suci yang berjubah hijau di
dia," kata mereka, "dan malah bersedia pula untuk puncak-puncak bukit dan di lembah-lembah, kini
menjadi penyembah patung. Tetapi ia orang yang berdandan, dengan pakaian berkabung. Panah
berpengalaman dan bijak, dan kami percaya doa itu telah mencapai sasarannya. Ketika pagi
padanya, sehingga ketika ia mengatakan pada tiba, angin sepoi yang membawa bau kesturi
kami agar pergi, kami pun kembali ke sini." berhembus halus menimpa sahabat setia yang
Sahabat yang setia itu menjawab, "Bila sedang berdoa dalam biliknya, dan dunia pun
kalian benar-benar ingin berbuat, kalian harus tersingkap di muka mata batiniyah. Ia melihat Nabi
mengetuk pintu Tuhan; maka dengan doa, kalian Muhammad datang mendekat, gemilang bagai

47
pagi, dua ikal rambutnya tergerai di dadanya; sebagai semula, dan sambil mengucurkan airmata
bayang-bayang Tuhan ialah matahari wajahnya, penyesalan diangkatnya kedua belah tangannya
damba seratus dunia terikat pada setiap helai ke langit; segala yang telah ditinggalkannya —Al-
rambutnya. Senyumnya yang ramah menarik Quran, segala kerahasiaan dan ramalan, datang
semua orang kepadanya. Sahabat setia itu bangkit kembali padanya, dan ia pun terbebas dari nestapa
dan berkata, "O Rasulullah, pemimpin sekalian dan kebodohannya.
makhluk, tolonglah kami! Syaikh kami telah sesat. Mereka berkata padanya, "Inilah saat bersyukur.
Tunjukkan jalan padanya, kami mohon pada Tuan Nabi telah mengantara bagi Tuan. Bersyukurlah
dengan nama Tuhan Yang Maha Tinggi!" pada Tuhan yang telah mengangkat Tuan dari
Muhammad bersabda, "O kau yang melihat lautan kegelapan dan menempatkan kaki Tuan di
segala sesuatu dengan mata batin, berkat usahamu Jalan Terang."
maka hasrat-hasratmu yang suci dikabulkan. Segera setelah itu, syaikh itu pun mengenakan
Antara syaikh dan Tuhan sudah lama ada noda kembali khirkanya, melakukan sesuci, dan
hitam, aku telah melimpahkan embun doa kemudian berangkat ke Hejaz.
permohonan dan telah menebarkannya di debu Sementara yang demikian itu terjadi, si gadis
hidupnya. Ia telah bertaubat dan dosanya pun Nasrani dalam mimpinya melihat matahari turun
terhapus. Kesalahan-kesalahan dari seratus dunia kepadanya, dan mendengar kata-kata ini, "Ikuti
pun dapat lenyap dalam uap saat pertaubatan. Bila syaikhmu, peluk agamanya, jadilah debunya.
lautan rasa persahabatan menggerakkan ombak- Kau kotor, jadilah suci seperti dia kini. Kau telah
ombaknya terhapuslah dosa laki-laki dan wanita." membawa dia ke jalanmu, sekarang ikuti jalan
Sahabat setia itu berseru gembira, membuat yang ditempuhnya."
seluruh langit bergetar. Ia berlari menyampaikan Ia pun terjaga; cahaya merekah menerangi
kabar gembira itu pada kawan-kawannya, lalu jiwanya, dan timbul keinginannya hendak
sambil menangis karena gembiranya ia bergegas pergi mencari. Tetapi ketika disadarinya bahwa
ke tempat di mana syaikh menjaga babi-babinya. ia seorang diri saja, dan tak tahu jalan, maka
Tetapi syaikh itu laksana api, laksana orang yang kegembiraannya berubah menjadi kesedihan dan
diterangi cahaya. Ia telah melepaskan tali pinggang ia pun lari ke luar hendak membuang keresahan
Nasraninya, membuang ikat pinggang itu, dalam pikirannya. Kemudian ia pun berangkat
merobek kerudung kemabukan dari kepalanya dan mencari syaikh dan murid-muridnya; tetapi dalam
meninggalkan kenasraniannya. Ia merasa dirinya keadaan letih dan bingung, bersimbah peluh,

48
ia menjatuhkan dirinya ke tanah dan berseru, padaku agar aku dapat berjalan di Jalan itu."
"Semoga Tuhan Sang Pencipta mengampuni diriku! Ketika patung pujaan yang jelita ini akhirnya
Aku perempuan, muak dengan hidup ini. Jangan tergolong di antara orang-orang yang beriman,
kecewakan aku lantaran telah menyengsarakanmu para sahabat syaikh itu mengucurkan airmata
karena kebodohanku, dan lantaran kebodohan kegirangan. Tetapi hati gadis itu tak sabar
itu telah banyak kuperbuat kesalahan. Lupakan menunggu pembebasan dirinya dari kesedihan.
kejahatan yang telah kuperbuat. Kini aku mengakui "O, Syaikh," katanya, "kekuatanku lenyap. Aku ingin
Kepercayaan yang benar." meningggalkan dunia yang berdebu dan bising
Suara batin membuat syaikh tahu akan seruan ini. Selamat tinggal, Syaikh San'an. Aku mengakui
itu. Ia pun berhenti dan katanya, "Gadis remaja itu segala kesalahanku. Maafkan aku, dan biarlah aku
bukan kafir lagi. Cahaya telah datang padanya dan pergi."
ia telah mengikuti Jalan kita. Mari kita kembali. Maka alkamar keindahan ini, yang telah
Dapatlah kini mengikatkan diri dengan mesra pada menempuh separoh dari hidupnya, mengiraikan
patung pujaan itu(4) tanpa dosa." hidup itu dari tangannya. Matahari bersembunyi
Tetapi sahabat-sahabatnya berkata, "Kini di balik awan sementara ruh jelita gadis itu
apalah gunanya segala taubat dan penyesalan melepaskan diri dari jasadnya. Dia, setitik air di
"Tuan! Hendak kembalikah Tuan pada kekasih lautan khayali, telah kembali ke lautan hakiki.
Tuan?" Syaikh itu pun memberitahukan pada Kita semua akan berlalu bagai angin; dia telah
mereka tentang suara yang telah didengarnya, pergi dan kita pun bakal pergi pula. Peristiwa-
dan mengingatkan mereka bahwa ia telah peristiwa demikian sering terjadi di jalan cinta. Ada
meninggalkan sikapnya yang lama. Maka mereka keputusasaan dan belas kasihan, angan-angan
pun kembali hingga tiba di tempat gadis itu dan kepastian. Meskipun jasad nafsu tak dapat
terbaring. Wajah gadis itu telah berwarna kuning memahami rahasia-rahasia itu, namun kemalangan
keemasan, kakinya telanjang, pakaiannya koyak- tak mungkin memukul-lepas bola polo kemujuran.
moyak. Ketika syaikh membungkuk padanya, gadis Kita harus mendengar dengan telinga hati dan
itu pingsan. Ketika ia sadar kembali, airmatanya pikiran, bukan dengan telinga jasmani. Pergulatan
jatuh bagai embun dari bunga-bunga mawar, dan jiwa dan jasad nafsu tiada akhirnya. Merataplah!
ia pun berkata, "Aku merasa begitu malu karena Karena ada alasan buat berduka.
kau. Singkapkan tabir rahasia itu dan ajarkan Islam
4  Di sini maksudnya si gadis Nasrani.

49
15
Burung-burung Membicarakan Perjalanan Menuju
Simurgh Seperti yang Disarankan Itu

S etelah mereka merenungkan kisah


Syaikh San'an, burung-burung itu pun
memutuskan untuk meninggalkan segala
Kemudian zarrah akan menjadi satu dengan
matahari yang agung itu; dan bayang-bayang
Simurgh akan jatuh pada kita. Kini, mari kita
cara hidup mereka yang lama. Pikiran tentang menarik undian untuk memilih pemimpin. Kepada
Simurgh membangkitkan mereka dari kelesuan siapa undian itu jatuh, dia akan menjadi pemimpin
jiwa; hanya cinta terhadapnya semata yang kita; dia akan jadi besar di antara yang kecil."
memenuhi hati mereka, dan merekapun mulai Lalu mulai terjadi keributan, setiap mereka
mempertimbangkan bagaimana memulai segera bicara, tetapi ketika segala sesuatu sudah
perjalanan itu. siap, siul dan ocehan pun terhenti mati, dan
Mereka berkata, "Lebih dulu kita harus burung-burung itu terdiam sunyi. Penarikan
mempunyai petunjuk jalan yang akan mengurai undian dilakukan dengan upacara, dan kebetulan
menyimpulkan persoalan. Kita membutuhkan undian jatuh pada Hudhud yang bersemangat
pemimpin yang akan mengatakan pada kita apa itu. Dengan bulat mufakat semua menyetujui
yang harus diperbuat, pemimpin yang dapat dan berjanji akan mematuhi Hudhud meskipun
menyelamatkan kita dari laut dalam ini. Kita akan dengan mempertaruhkan hidup mereka, dan
mematuhinya dengan setulus hati dan melakukan tak akan sayang berkorban jiwa maupun raga.
apa yang dikatakannya, baik yang menyenangkan
maupun yang tak menyenangkan, agar bola kita 1492 Masehi). Dalam permainan itu, para pemain berkuda, dan
akan jatuh di tongkat Pegunungan Kaukasus.(1) bola yang terbuat dari kayu dipukul dengan tongkat-pemukul
(mallet). Secara kias, agaknya yang dimaksud dengan "bola"
1  Secara harfiah, yang dimaksudkan dengan "bola" di sini di sini ialah nasib peruntungan atau lebih luas: hidup. Sedang
(dan juga di tempat-tempat lain dalam buku ini, seperti pada "tongkat" Pegunungan Kaukasus di sini agaknya ialah kekuasaan
bagian akhir dalam Kisah Syaikh San'an di atas) ialah bola dalam Simurgh, karena Pegunungan Kaukasus ialah tempat semayam
permainan polo berkuda, yang sudah dikenal di Persia Kuno Simurgh. Maka sebuah parafrase untuk anak kalimat itu agaknya
(antara lain dapat kita baca dalam Salaman dan Absal, sebuah dapat dibuat sebagai berikut: "agar kita dapat menyerahkan nasib
karya klasik buah tangan Jami, seorang penyair-sufi Persia, 1414 - peruntungan (hidup) kita pada kekuasaan Simurgh." - H.A.
Hudhud tampil ke muka dan sebuah mahkota pun terus tak melihat sekilas gerak atau seorang pun
dikenakan di kepalanya. manusia. Hatinya terharu dan ia berkata, "Rabbi,
Di tempat yang ditentukan, begitu banyak sedih yang menjara mengharu hamba. Mengapa
jumlah burung yang berkumpul di sana sehingga maka istana yang begitu lembut mengesan ini
tertutuplah bulan dan ikan karenanya. Tetapi ketika sunyi dari para pemuja yang penuh damba?" "Tak
mereka melihat jalan masuk ke lembah pertama, usah heran," mata suara batin menjawab, "Raja tak
mereka pun terbang membubung ke awan memperkenankan sembarang orang datang ke
dengan takut. Tetapi dengan kepak sayap dan lar istana-Nya. Keagungan-Nya tak memungkinkan
yang lebih bergairah, hasrat untuk meninggalkan Dia menerima para petualang di pintunya. Bila
segalanya pun hidup kembali. Tetapi tugas di muka tempat-suci keagungan kami melimpahkan
mereka berat dan jalan pun panjang. Kesunyian kegemilangannya, ia tak menghargai mereka yang
mengeram di jalan yang membentang di hadapan pengantuk dan tak peduli. Kau salah seorang di
dan seekor burung pun bertanya pada Hudhud antara seribu yang mohon perkenan dan kau harus
mengapa begitu lengang. "Karena hormat yang menunggu penuh kesabaran."
ditimbulkan sang Raja maka jalan yang menuju ke
tempat persemayamannya begitu lengang," jawab
Hudhud.

Cerita Kecil tentang Bayazid


Bistami
Suatu malam ketika Syaikh Bayazid keluar
kota, terasa padanya bahwa kesunyian yang
dalam meliputi tanah lapang. Bulan menyinari
dunia membuat malam seterang siang. Bintang-
bintang berkelompok menurut kecenderungan
masing-masing, dan setiap susunan bintang
memiliki tugasnya sendiri. Syaikh itu berjalan

51
16
Burung-burung Berangkat

T akut dan cemas menimbulkan jerit kepiluan


burung-burung itu ketika mereka memandang
jalan yang tiada berulung di mana topan
kepalanya, duduk di singgasana dan bersiap diri
hendak berbicara pada mereka. Ketika pasukan
burung-burung berjajar di mukanya dalam barisan,
pembebasan dari segala yang berbau bumi Bulbul dan Perkutut mendekat, dan seperti dua
membelah ruang langit. Dalam ketakutannya, pembaca dengan suara yang sama, mereka
mereka berdesak-desakan dan minta petunjuk memancarkan lagu yang begitu merdu sehingga
pada Hudhud. Mereka berkata, "Kami tak tahu segala yang mendengar merasa terhanyut.
bagaimana harus menghadap Simurgh dengan Kemudian satu demi satu, sejumlah burung
hormat-takzim sepatutnya. Tetapi kau pernah mendekat padanya untuk bicara tentang berbagai
hidup di dekat Sulaiman dan tahu sopan santun. kesulitan dan menyatakan alasan-alasan mereka.
Juga kau telah mendaki dan menuruni jalan ini,
dan berkali-kali terbang keliling dunia. Kau imam
kami, yang dapat mengikat melepaskan. Kami
minta kau kini naik mimbar dan mengajar kami.
Ceritakan pada kami tentang jalan itu dan tentang
istana Raja serta upacara-upacara di sana, karena
kami tak ingin memperlihatkan tingkah laku yang
dungu. Juga segala macam kesulitan timbul dalam
pikiran kami, dan untuk perjalanan ini kami perlu
bebas dari kecemasan. Banyak pertanyaan yang
mesti kami ajukan, dan kami ingin kau akan dapat
melenyapkan keragu-raguan kami; jika tidak,
kami tak akan dapat melihat dengan jelas di jalan
panjang ini."
Hudhud kemudian mengenakan mahkota di
17
Ucapan Burung Pertama

B urung pertama berkata pada Hudhud, "O


kau yang telah diangkat sebagai pemimpin,
katakan pada kami apa yang membuat kau lebih
menggelepar lari di atas kudanya bagaikan angin.
Tak lama kemudian dilihatnya seorang anak laki-
laki kecil duduk di tepi sungai menebarkan jalanya.
dari kami. Karena tampaknya kau pun seperti kami, Sultan Mahmud mendekatinya; dan mendapati
dan kami seperti kau pula, maka dalam hal mana bahwa anak itu sedih dan murung, maka ia
letak perbedaannya? Dosa raga atau dosa jiwa pun berkata, "Anak manis, apa yang membuat
manakah telah kami lakukan, maka kami bodoh kau begitu sedih? Belum pernah kulihat orang
sedang kau memiliki kearifan?" semurung itu." "O Pangeran yang tampan," jawab
Hudhud menjawab, "Ketahuilah, o burung, anak itu, "kami ini tujuh bersaudara; kami tak
bahwa suatu kali kebetulan Sulaiman melihat aku; berayah lagi, dan ibu kami amat miskin. Setiap hari
dan bahwa nasib baikku bukanlah berkat emas hamba datang dan berusaha menangkap ikan buat
atau perak, tetapi karena pertemuan yang mujur makan. Hanya bila hamba berhasil menangkap
ini. Bagaimana mungkin makhluk mendapat beberapa ekor, kami akan dapat makan malam."
manfaat dari kepatuhan semata? Iblis sendiri pun "Bolehkah aku mencoba?" tanya Sultan.
patuh. Namun, siapa pun yang menasihatkan agar Setelah anak itu memperbolehkan, Sultan pun
meninggalkan kepatuhan, maka kutuk akan jatuh menebarkan jala, yang karena ikut membantu
padanya buat selamanya. Amalkan kepatuhan, kemujuran penebarnya, dengan cepat jala
maka kau akan berhasil mendapat pandang sekilas itu menarik seratus ekor ikan. Melihat itu, si
dari Sulaiman yang sejati." anak berkata dalam hati, "Nasibku sungguh
mengagumkan. Alangkah beruntungnya karena
semua ikan ini berguling-guling masuk ke
Mahmud dan Penangkap Ikan dalam jalaku." Tetapi Sultan berkata, "Jangan
bohongi dirimu sendiri Anakku. Akulah penyebab
Sultan Mahmud suatu kali terpisah dari kemujuranmu. Sultan telah menangkap semua
pasukannya, dan benar-benar seorang diri saja ikan ini untukmu." Berkata demikian, Sultan pun
meloncat ke atas kudanya. Anak itu mohon pada Melihat semak-semak duri yang jatuh di tanah,
Sultan agar mengambil bagiannya, tetapi Sultan keledai yang terjungkir balik dan pak tua yang
menolak, dengan mengatakan bahwa ia akan menggosok-gosok kepalanya, Sultan pun bertanya,
mengambil perolehan hari berikutnya. "Esok pagi, "O laki-laki malang, adakah kau membutuhkan
kau harus menangkap ikan untuku," katanya. kawan?" "Aku benar-benar membutuhkan," jawab
Kemudian ia pun kembali ke istananya. Keesokan penebang kayu itu. "Perajurit berkuda yang baik,
harinya diperintahkannya seorang perwiranya kalau kau mau menolongku, aku akan beruntung
untuk mengambil anak itu. Setelah mereka tiba, dan kau tak akan rugi apa pun. Pandanganmu
diperintahkannya anak itu duduk di sisinya di alamat baik bagiku. Semua tahu sudah bahwa
atas singgasana. "Tuanku," kata seorang pegawai orang akan menemukan rasa-persahabatan dari
istana, "anak ini pengemis!" "Biarlah," jawab mereka yang berwajah ramah." Maka Sultan yang
Sultan, "kini ia jadi kawanku. Mengingat bahwa baik hati itu pun turun dan kuda, dan setelah
kami telah mengikat persahabatan, tak dapat menegakkan kaki keledai, ia pun mengangkat
aku menyuruhnya pergi." Demikianlah Sultan semak-semak duri dan mengikatkannya ke
memperlakukan anak itu sama dengan dirinya. punggung hewan itu. Lalu ia berkendara pergi
Akhirnya seseorang bertanya pada anak itu, menggabungkan diri dengan pasukannya kembali.
"Bagaimana halnya maka kau begitu dihormati?" Katanya pada para perajuritnya, "Pak tua penebang
Anak itu menjawab, "Kegembiraan telah datang, kayu akan datang bersama seekor keledai yang
dan kesedihan pun berlalu, karena aku bertemu mengangkut semak-semak duri. Tutuplah jalan
dengan raja yang berbahagia." agar ia nanti terpaksa harus lalu di mukaku."
Ketika penebang kayu itu sampai ke tempat para
perajurit, berkatalah ia dalam hatinya, "Bagaimana
Mahmud dan Penebang Kayu aku akan dapat lalu dengan hewan lemah ini?"
Maka ia pun pergi lewat jalan lain, tetapi melihat
Di saat lain ketika Sultan Mahmud sedang payung kebesaran raja di jauhan ia pun mulai
berkuda seorang diri, ia berjumpa dengan pak tua gemetar, karena jalan yang terpaksa harus
penebang kayu yang sedang menuntun keledainya ditempuhnya akan membawa dia berhadapan
mengangkut semak-semak duri. Pada saat itu si dengan Sultan. Ketika ia semakin dekat, ia diliputi
keledai tersandung, dan ketika hewan itu jatuh, kebingungan, karena di bawah payung itu
duri-duri pun mengelupas kulit kepala pak tua. dilihatnya wajah yang sudah dikenalnya. "O Tuhan,"

54
katanya, "betapa hamba dalam kesulitan! Hari
ini hamba harus menghadapi Mahmud sebagai
penjaga pintu hamba."
Setelah ia sampai, Mahmud berkata padanya,
"Kawanku yang miskin, apa mata pencaharianmu?"
Penebang kayu itu menjawab, "Tuanku sudah
maklum. Janganlah berpura-pura. Tuanku tak
ingat akan hamba? Hamba pak tua yang miskin,
penebang kayu pekerjaan hamba; siang-malam
hamba kumpulkan semak-semak duri di gurun,
lalu hamba jual, namun keledai hamba mati karena
lapar. Jika Tuanku berkenan, beri apalah kiranya
barang sekedar roti." "Kau si miskin," kata Sultan,
"Berapa akan kau jual semak-semak durimu?"
Penebang kayu itu menjawab, "Karena Tuanku
tak hendak mengambilnya dengan cuma-cuma,
dan hamba pun tak hendak menjualnya pula,
maka berilah hamba sedompet emas." Mendengar
itu, para perajurit pun berseru, "Tutup mulutmu,
pandir! Semak durimu itu tak ada segenggam
enjelai pun harganya. Mestinya kauberikan saja
cuma-cuma." Pak Tua itu berkata, "Itu memang
betul, tetapi nilainya sudah berubah. Ketika
seorang yang berbahagia seperti Sultan menjamah
ikatan duri-duriku, maka jadilah semuanya itu
berkas-berkas mawar. Kalau Sultan hendak
membelinya, maka harganya paling tidak satu
dinar, karena Sultan telah menaikkan nilainya
seratus kali dengan menjamahnya."

55
18
Ucapan Burung Kedua

S eekor burung lain mendekati Hudhud dan


berkata, "O pelindung bala tentara Sulaiman!
Aku tak kuat menempuh perjalanan ini. Aku terlalu
namun karena banyak kesalahan di dunia ini, kita
setidak-tidaknya akan dapat menghindarkan diri
dari kesalahan-kesalahan baru. Ribuan makhluk
lemah untuk melintasi lembah demi lembah. Jalan dengan cerdiknya menyibukkan diri dalam
begitu sulit sehingga aku akan terbaring mati usaha mencari jasad mati dunia ini; maka, bila
pada tahap pertama. Ada gunung-gunung berapi kau abdikan dirimu dalam usaha ini, terlebih lagi
di tengah jalan. Juga tidaklah menguntungkan dengan tipu daya, akan dapatkah kau menjadikan
bagi setiap orang untuk ikut serta dalam usaha hatimu lautan cinta! Ada yang mengatakan
demikian. Ribuan kepala telah bergulingan bagai bahwa keinginan akan apa yang bersifat ruhani
bola dalam permainan polo, karena telah banyak hanya kesombongan, dan bahwa bukan hanya
yang tewas mereka yang pergi mencari Simurgh. yang beruntung akan dapat mencapainya. Tetapi
Di jalan semacam itu, banyak makhluk yang tulus tidakkah lebih baik mengurbankan hidup kita
menyembunyikan kepala karena takut, bagaimana dalam mengejar nasrat ini ketimbang terikat
jadinya diriku nanti, yang tak lain dari debu? " dengan urusan duniawi? Telah kulihat segalanya
Hudhud menjawab, "O kau yang berwajah dan telah kulakukan segalanya, dan tak ada apa
muram! Mengapa hatimu begitu sedih? Karena pun yang menggoncangkan kesimpulanku. Lama
begitu kecil artimu di dunia ini, maka tak ada aku harus berurusan dengan orang-orang dan
bedanya apakah kau muda dan berani atau tua dan telah kulihat betapa sedikit mereka yang benar-
lemah. Dunia benar-benar kotor; makhluk-makhluk benar tak terikat pada kekayaan. Selama kita tak
binasa di sana pada setiap pintu. Beribu-ribu yang mempertaruhkan diri kita sendiri, dan selama kita
jadi kuning bagai sutera, dan binasa di tengah terikat pada seseorang atau sesuatu, kita tak akan
airmata dan derita. Lebih baik mengurbankan bebas. Jalan ruhani tidak teruntuk bagi mereka
hidupmu dalam mencari ketimbang merana yang terliput dalam kehidupan lahiriah. Tapakkan
sengsara. Andaikan kita tak akan berhasil, tetapi kakimu di Jalan ini bila kau dapat berbuat, dan
mati karena sedih, yah, jauh lebih parah lagi, jangan bersenang hati dengan upaya yang hanya
layak bagi betina. Ketahuilah sungguh-sungguh, Tak punyakah Tuan pakaian yang lebih baik dari
bahwa seandainya pun pencarian ini tak bersifat matahari?" Suara itu pun berkata, "Tunggulah
saleh, namun masih tetap perlu dilaksanakan. dengan sabar selama sepuluh hari, dan tanpa
Tentu saja, ini tak gampang; di pohon cinta, buah ribut-ribut akan kuberikan padamu pakaian
itu tak berdaun. Katakan pada siapa yang memiliki lain." Matahari menghanguskan si gila itu selama
daun-daun agar melepaskan semua itu. delapan hari; kemudian seorang miskin datang
Bila cinta menguasai kita, ia membangkitkan mendekati dan memberinya sehelai pakaian
hati kita, mencemplungkan kita dalam darah, yang bertambal seribu. Si gila berkata pada
memaksa kita bersujud di luar tirai; ia tak memberi Tuhan, "O Tuan yang mengetahui segala apa
kita istirahat sejenak pun; ia membunuh kita, yang tersembunyi, mengapa telah Tuan berikan
namun masih tetap menuntut harga darah. Ia pada hamba pakaian yang bertambal-tambal ini?
mereguk air luh(1) dan makan roti yang beragikan Adakah telah Tuan bakar sekalian pakaian Tuan
dukacita; tetapi meskipun kita lebih lemah dari dan harus menambal pakaian usang ini? Tuan telah
seekor semut, cinta akan memberi kita kekuatan." menyambung-nyambung seribu pakaian. Dari
siapa Tuan mempelajari seni ini?"
Tidaklah mudah berhubungan dengan istana
Cerita Kecil tentang Seorang Tuhan. Orang harus menjadi bagai debu di jalan
yang menuju ke sana. Setelah pergulatan yang
Perenung lama ia mengira telah mencapai tujuannya hanya
karena mengetahui bahwa tujuan itu masih harus
Seorang gila, yang gila akan Tuhan, pergi dicapai.
dengan bertelanjang ketika orang-orang lain
pergi dengan berpakaian. Ia berkata, "O Tuhan,
beri hamba pakaian yang indah, maka hamba pun Cerita tentang Rabi'ah
akan puas seperti orang-orang lain." Sebuah suara
dari dunia gaib menjawabnya, "Telah kuberikan Rabi'ah, meskipun seorang wanita, namun
padamu matahari yang hangat, duduklah dan merupakan mahkota laki-laki. Sekali ia
bersuka-sukalah dalam kehangatan matahari itu." mempergunakan waktunya delapan tahun untuk
Si gila berkata "Mengapa menghukum hamba? pergi haji ke Ka,bah dengan mengingsutkan
panjang badannya di tanah. Ketika akhirnya ia
1  Bahasa Jawa: airmata—H.A.

57
sampai ke pintu rumah suci itu, ia berpikir, "Kini
akhirnya telah kutunaikan kewajibanku." Pada Si Penggila Tuhan
hari suci ketika ia hendak menghadapkan diri ke
Ka'bah, perempuan-perempuan pengiringnya Sudah menjadi kebiasaan seorang laki-laki
meninggalkannya. Maka Rabi'ah pun menyelusuri miskin yang gandrung dengan Tuhan untuk berdiri
jejaknya semula dan berkata, "O Tuhan yang di suatu tempat tertentu. Dan suatu hari seorang
memiliki seri keagungan, delapan tahun lamanya raja Mesir yang sering lalu di mukanya dengan
hamba telah mengukur jalan dengan panjang orang-orang istana yang menjadi pengiringnya,
badan hamba, dan kini, ketika hari yang dirindukan berhenti dan berkata, "Kulihat dalam dirimu sifat
itu telah tiba sebagai jawaban atas doa-doa tenang dan santai yang cukup menarik." Si gila itu
hamba, Tuan letakkan duri-duri di jalan hamba!" menjawab, "Bagaimana hamba akan tenang kalau
Untuk memahami arti peristiwa demikian(2) hamba menjadi sasaran lalat dan kutu anjing?
perlu pula mengetahui seorang pencinta Tuhan Sepanjang siang lalat-lalat menyiksa hamba, dan
seperti Rabi'ah itu. Selama kau terapung-apung malam hari kutu-kutu anjing tak membiarkan
di lautan dunia yang dalam, ombak-ombaknya hamba tidur. Seekor lalat kecil saja yang masuk
akan menerima dan menolakmu berganti- ke telinga Nimrod mengganggu benak si gila itu
ganti. Kadang-kadang kau akan diperkenankan berabad-abad. Mungkin hamba Nimrod zaman ini
sampai ke Ka'bah, kadang-kadang pula kau akan sebab hamba harus berurusan dengan sahabat-
menarik nafas panjang (karena kecewa) berada sahabat hamba, lalat-lalat dan kutu-kutu anjing
di sebuah kuil. Jika kau berhasil menarik diri dari itu."
keterikatan dengan dunia ini, kau akan menikmati
kebahagiaan; tetapi jika kau tinggal terikat,
kepalamu akan berpusing-pusing bagai batu giling
pada perkakas penggiling. Tidak sejenak pun kau
akan tenang; kau akan terganggu oleh seekor
nyamuk saja pun.

2  Maksudnya: peristiwa si gila yang menyangka telah mencapai


tujuannya (pada CERITA KECIL TENTANG SEORANG
PERENUNG). - H.A.

58
19
Ucapan Burung Ketiga

B urung ketiga berkat pada Hudhud, "Aku


penuh dengan kesalahan, maka bagaimana
aku akan berangkat menempuh jalan itu?
ke dalam keadaan yang amat sengsara. Sekali
lagi ia ingin mengubah sikapnya, tetapi tak
berdaya berbuat demikian. Bagai sebutir gandum
Mungkinkah seekor lalat kotor layak bagi Simurgh dalam panci panas, siang dan malam hatinya tak
di Pegunungan Kaukasus? Bagaimana mungkin dapat tenang, dan airmatanya menyirami debu.
pendosa yang berpaling dari jalan yang benar akan Suatu pagi sebuah suara gaib bicara padanya,
mendekati Raja?" "Dengarkan Tuhan Penguasa Dunia. Ketika kau
Hudhud berkata, "O burung yang kehilangan bertaubat pertama kali, kuterima taubatmu.
harapan, janganlah begitu berputus asa, mohonlah Meskipun aku dapat menghukummu, namun
ampun dan kemurahan. Jika kau begitu mudah aku tak berbuat demikian. Kedua kali, ketika kau
mencampakkan perisai itu, tugasmu sungguh- terjatuh dalam dosa, kuberikan pertangguhan
sungguh akan menjadi sulit ... bagimu, dan kini, dalam kemarahanku pun, tak
kumatikan kau. Hari ini, o gila, kau tak mengakui
pengkhianatanmu dan ingin kembali padaku
Cerita Kecil tentang Seorang buat yang ketiga kali. Kembalilah kalau begitu, ke
Jalan itu. Aku membukakan pintuku bagimu dan
yang Jahat menunggu. Bila kau benar-benar telah mengubah
sikapmu, dosa-dosamu akan diampuni."
Seorang yang bersalah karena banyak dosa
bertaubat dengan pedihnya dan kembali ke
jalan lurus. Tetapi pada waktunya, hasratnya akan Malaikat Jibril dan Niat Baik
keduniawian kembali lebih kuat dari yang sudah-
sudah, dan sekali lagi ia tunduk pada pikiran- Suatu malam ketika Malaikat Jibril sedang
pikiran dan perbuatan-perbuatan jahat. Kemudian berada di Sidrah, ia mendengar Tuhan
sedih menghimpit hatinya dan membawanya mengucapkan kata perkenan, dan Jibril pun
berkata dalam hati, "Seorang hamba Allah pada kecil. Penyerahan diri tak dapat dibeli di toko; tidak
saat ini menyeru Yang Abadi, tetapi siapa dia pula mungkin kaucapai istana Yang Maha Tinggi
gerangan? Aku hanya tahu bahwa dia tentulah dengan membayar sejumlah kecil.
besar kebajikannya, bahwa jasad nafsunya mati
dan bahwa jiwanya hidup." Dan segera Jibril pun
berangkat mencari makhluk fana yang berbahagia Sang Sufi
itu. Tetapi meskipun ia memeriksa benua dan
pulau-pulau, gunung-gunung dan tanah-tanah Ketika seorang Sufi bergegas ke Baghdad, ia
datar, tak diketemukannya orang itu. Maka mendengar seseorang berkata, "Aku punya banyak
kembalilah ia kepada Tuhan, dan mendengar lagi madu yang hendak kujual murah sekali jika ada
jawaban yang penuh berkah atas doa itu. yang mau membelinya." Kata Sufi itu, "Kawanku
Sekali lagi Jibril terbang melintasi darat dan yang baik, sudikah kau memberikan padaku
laut, tetapi akhirnya ia terpaksa bertanya, "O sedikit dengan cuma-cuma? " Dengan marah
Tuhan, jalan mana yang akan membawa hamba ke orang itu menjawab, "Enyahlah. Apa kau gila dan
tempat abdi Tuan itu?" Tuhan berfirman, "Pergilah kikir pula? Tidakkah kau tahu bahwa tak mungkin
ke negeri Rum dan di sebuah biara Nasrani akan mendapatkan sesuatu dengan cuma-cuma?"
kaudapati dia." Jibril terbang ke biara itu dan di Kemudian sebuah suara batin berkata pada sufi itu,
sana penerima karunia langit itu sedang bersujud "Tinggalkan tempat ini dan aku akan memberikan
di depan sebuah arca pujaan. "O Penguasa Dunia," padamu apa yang tak terbeli dengan uang;
sembah Jibril, "Singkapkan kiranya tabir rahasia segala kemujuran dan segala yang kaudambakan.
ini. Bagaimana mungkin Tuan mengabulkan Kerahiman Tuhan ialah matahari kemilau yang
doa pemuja arca di biara ini?" Tuhan bersabda, menjangkau hingga ke zarrah yang terkecil. Tuhan
"Hati orang itu ada dalam kegelapan. Ia tak sadar pun menegur Musa pula disebabkan seorang yang
bahwa dirinya tersesat. Karena ia tersesat lantaran tak beriman."
tak tahu, maka kemurahanku yang penuh kasih
mengampuninya dan aku telah membukakan
jalan baginya ke tingkat yang luhur." Kemudian
Yang Maha Tinggi menggerakkan lidah orang itu
sehingga ia dapat mengucapkan nama Tuhan.
Janganlah orang melalaikan hal yang paling

60
Tuhan Menegur Musa
Suatu hari Tuhan bersabda pada Musa,
"Karun,(1) sambil tersedu, menyeru kau tujuh kali
dan kau tak menjawab. Kalau ia menyeru aku
demikian, sekali saja, maka akan kurebut hatinya
dari lubang penjara kemusyrikan dan kusalut
dadanya dengan pakaian keimanan. O Musa, kau
telah menyebabkannya binasa dengan seratus
kepedihan, kau telah melontarkannya ke dalam
tanah dengan keaiban. Seandainya kau khaliknya,
kau tentu tak akan sekeras itu terhadapnya."
Dia yang pengampun terhadap mereka yang
tak mengenal kasihan, amat dipujikan oleh
orang-orang yang pengasih. Jika kau melakukan
kesalahan-kesalahan seperti kebanyakan orang-
orang yang berdosa, kau sendiri akan menjadi
salah seorang yang berdosa itu.

1  Karun ialah salah seorang dari umat Nabi Musa; ia


dianugerahi kekayaan yang berlimpah-limpah, tetapi amat
sombong terhadap sesama kaumnya. (Lihat Al-Quran XXVIII:
76). Atas kehendak Tuhan ia beserta tempat tinggal (dan
kekayaannya) kemudian ditelan bumi. (Lihat Al-Quran XXVIII:
81). - H.A.

61
20
Pertanyaan Burung Keempat

Cerita Kecil tentang Syabli


S eekor burung lain berkata pada Hudhud, "Aku
berwatak betina, dan hanya dapat melompat-
lompat dari dahan ke dahan. Kadang-kadang aku Sekali Syabli menghilang dari Baghdad, tak
suka main-main dan risau, kadang-kadang pula aku seorang tahu ke mana. Akhirnya ia diketemukan
suka bertarak. Kadang-kadang nafsuku menyeret di sebuah rumah tempat para kasim,(1) sedang
diriku ke tempat-tempat minum, kadang-kadang duduk dengan mata basah dan bibir kering
pula jiwaku menarik diriku buat berdoa. Ada di antara makhluk-makhluk aneh ini. Kawan-
kalanya, meskipun berlawanan dengan diriku kawannya berkata, "Ini bukan tempat bagimu
sendiri, setan menyesatkan aku; dan ada kalanya yang menuntut ilmu ketuhanan." Ia menjawab,
pula malaikat membimbingku kembali. Di antara "Orang-orang ini, menurut agama, bukan laki-laki
keduanya ini aku berada di lubang penjara; apa dan bukan pula perempuan. Aku seperti mereka
yang mungkin kulakukan selain meratap seperti pula. Aku tenggelam dalam keadaan tak bisa
Yusuf." berbuat apa-apa, dan kejantananku merupakan
Hudhud menjawab, "Ini terjadi pada siapa saja, sesalan bagiku. Bila kalian menggunakan pujian
sesuai dengan fitrahnya. Jika kita tanpa salah sejak atau celaan untuk membeda-bedakan, itu berarti,
semula, Tuhan tentu tak perlu pula mengutus rasul- kalian membuat berhala-berhala pujaan. Bila kalian
rasul dan nabi-nabiNya. Dengan kepatuhan kau menyembunyikan berhala-berhala di balik khirka
akan mendapatkan kebahagiaan. O kau yang lena kalian, mengapa mesti pula menampakkan diri di
berbaring-baring di bilik kemalasan yang panas muka orang banyak sebagai sufi?"
berkeringat, namun penuh dengan keinginan-
keinginan tak berarti, sementara kau terus juga
memberi makan anjing nafsumu, fitrahmu lebih
buruk daipada fitrah si banci yang tak berdaya."

1  Orang yang dikebiri, penjaga sanastri (harem). - H.A.


Pertengkaran Dua Orang Sufi yang dua ini dipenggal kepalamu atau masuk
penjara." Orang itu mengatakan bahwa ia lebih
Dua orang yang mengenakan khirka kaum suka masuk penjara, dan hampir lupa daratan ia
sufi sedang caci-mencaci di muka pengadilan. pun siap hendak pergi. Tetapi raja memerintahkan
Hakim melerai mereka dan berkata, "Tidaklah untuk memenggal kepala orang itu. Seorang
layak bagi kaum sufi untuk berbantah antara menteri istana berkata, "Ia tak bersalah; mengapa
sesama mereka. Jika kalian mengenakan jubah harus dibunuh?" "Karena," kata raja, "ia bukan
sufi mengapa bertengkar? Jika kalian orang-orang pencinta sejati dan tak tulus. Kalau ia sungguh-
yang suka akan kekerasan, maka buanglah jubah sungguh mendambakan aku, tentulah ia lebih suka
kalian. Tetapi jika kalian layak memakai jubah itu, kehilangan kepala ketimbang berpisah dari yang
berdamailah. Aku, seorang hakim dan bukan orang dicintainya. Mestinya cinta itu sepenuhnya atau
yang menempuh jalan ruhani, merasa malu karena tidak sama sekali. Sekiranya ia bersedia dihukum
khirka itu. Lebih baik kiranya setuju untuk berbeda bunuh, tentulah aku akan mengenakan ikat
pendapat ketimbang bertengkar sementara kalian pinggang kesetiaanku(2) dan menjadi darwisnya.
mengenakan khirka." Ia yang mencintai aku, tetapi lebih mencintai
Jika kau ingin menempuh jalan cinta, kepalanya sendiri, bukanlah pencinta sejati."
hilangkanlah segala prasangka dan tinggalkan
keterikatan pada hal-hal yang bersifat lahiriah.
Sementara itu, agar tak menjadi sumber kejahatan,
jangan berikan jalan bagi rasa dendam dan cinta-
diri!

Raja dan Pengemis


Suatu ketika di Mesir seorang laki-laki malang
jatuh cinta pada raja, yang setelah mendengar
tentang ini lalu menyuruh panggil orang yang
terpedaya itu dan katanya, "Karena kau gandrung
padaku, maka kau harus memilih salah satu dari 2  Maksudnya zunnar, tanda ketulusan di jalan agama. (Lihat
catatan kaki pada kata zunnar) - H.A.

63
21
Dalih Burung Kelima

S eekor burung lain berkata pada Hudhud,


"'Diriku musuhku sendiri; ada maling dalam
diriku. Bagaimana dapat aku menempuh
ada yang sampai pada akhir hidupnya hampa
tanpa membawa apa-apa dalam dirinya kecuali
nafsu akan serba kehidupan lahiriah. Beribu-
perjalanan ini, yang terhalang oleh selera-selera ribu binasa karena sedih, tetapi anjing nafsu
jasmani dan anjing nafsu yang tak mau tunduk? ini tak pernah mati. Dengarkan cerita tentang
Bagaimana dapat aku menyelamatkan jiwaku? penggali kubur yang telah menjadi tua dalam
Serigala yang berkeliaran mencari makan itu pekerjaannya itu. Seseorang bertanya padanya,
kukenal, tetapi anjing ini tak kukenal, dan ia begitu 'Maukah kau menjawab pertanyaan ini karena
menarik. Aku tak tahu di manakah aku dengan kau telah melewatkan seluruh hidupmu dalam
badan jasmani yang tak setia ini. Akan dapatkah pekerjaanmu menggali kubur: Katakan apakah kau
aku mengerti ini?" pernah melihat keajaiban?' Penggali kubur itu pun
Hudhud menjawab, "Dirimu sendiri anjing berkata, 'Selama tujuh puluh tahun anjing nafsuku
tersesat, terinjak-injak kaki. 'Jiwa' yang kaumiliki telah melihat orang-orang mati yang dikuburkan,
bermata satu dan juling; hina, kotor dan tak setia. tetapi ia sendiri tak pernah mati, dan tak sejenak
Jika ada yang tertarik padamu, adalah itu karena pun pernah mematuhi hukum-hukum Tuhan. Ini
silau oleh gemerlap palsu 'jiwa'-mu. Tidaklah keajaiban'!"
baik bagi anjing nafsu ini untuk dimanjakan dan
digosok dengan berbagai minyak. Selagi kecil,
kita lemah dan masa bodoh; waktu remaja, kita Cerita Kecil tentang Abbasah
sibuk dalam pergulatan: dan ketika usia tua
berkuasa, nafsu pun loyo dan badan lemah. Karena Suatu petang, Abbasah berkata, "Bayangkan
demikianlah hidup ini, maka bagaimana anjing misalnya orang-orang kafir yang banyak di dunia
ini akan mendapat perhiasan sifat-sifat ruhani? ini, dan bahkan juga orang-orang dari suatu suku
Dari awal hingga akhir kita hidup dengan masa bangsa Turki yang banyak bicara itu dengan tulus
bodoh, dan tak mendapatkan apa-apa. Sering menerima agama —yang demikian mungkin saja
terjadi. Tetapi seratus dua puluh ribu nabi telah itu, "O Tuan yang tak tahu, tebah dada Tuan dan
diutus untuk jiwa yang tak beriman itu agar jiwa itu tutup mulut Tuan. Siapa yang memuji diri sendiri
dapat menerima kepercayaan Muslim atau binasa, tak mengerti akan makna kata-kata; tetapi ini mesti
namun para nabi itu belum berhasil juga. Mengapa hamba katakan: tak dapat disangsikan lagi bahwa
begitu banyak ketekunan dan begitu sedikit hasil?" orang seperti hamba ini jelas seratus kali lebih
Kita semua ada di bawah kekuasaan nafsu baik ketimbang orang seperti Tuan. Tanpa sedikit
badan jasmani yang tak setia dan durhaka, yang pun citarasa keagamaan, anjing nafsu Tuan telah
kita pelihara dalam diri kita. menurunkan derajat Tuan menjadi keledai. Anjing
Dibantu dari dua pihak sebagaimana adanya, nafsu itu menguasai Tuan dan mengendarai Tuan
maka akan mengherankan bila badan jasmani dengan tali kendali sambil mendorong kepala
ini binasa. Jiwa, bagai kesatria yang setia, terus Tuan ke sana ke mari. Tuan melakukan segala yang
mengendarai kudanya, tetapi senantiasa anjing diperintahkannya. Tuan orang yang tak berarti
itu kawannya; kesatria itu mungkin lari di atas dan tak berguna sedikit pun, sedang hamba yang
kudanya, tetapi si anjing mengikuti. Cinta yang tahu akan kerahasiaan hati telah membuat anjing
diterima oleh hati diambil oleh badan jasmani. ini jadi keledai hamba untuk hamba kendarai.
Namun barang siapa dapat menguasai anjing ini Anjing Tuan menguasai Tuan, tetapi jika Tuan
akan menangkap singa kedua dunia itu dalam mau menjadikannya keledai, maka Tuan pun akan
jaringnya. seperti hamba, dan seratus kali lebih baik daripada
rekan-rekan Tuan."

Seorang Raja Mengajukan


Pertanyaan Pada Seorang
Darwis
Suatu kali seorang raja melihat seorang laki-
laki, yang —meskipun berpakaian compang-
camping— bertekun di jalan penyempurnaan-diri.
Raja memanggil orang itu dan bertanya, "Siapakah
yang jelas lebih baik, kau atau aku?" Kata orang

65
22
Dalih Burung Keenam

Keluhan Seorang Mubtadi(1)


S eekor burung lain berkata pada Hudhud,
"Kapan aku ingin menempuh Jalan itu setan
menimbulkan rasa kesia-siaanku dan menghalangi
atas Godaan Setan
aku mencari penunjuk jalan. Hatiku risau, karena Seorang muda yang bersikap masa bodoh
aku tak berdaya melawannya. Bagaimana dapat pergi mendapatkan seorang syaikh yang sedang
aku menyelamatkan diriku dari Iblis dan menjadi berpuasa hendak menyampaikan keluhan
bergairah karena anggur jiwa?" atas empat puluh godaan setan. Katanya,
Hudhud menjawab, "Selama anjing nafsu itu "Setan menjauhkan aku dari Jalan itu dan telah
lari di mukamu, setan tak akan meninggalkanmu, membuat agamaku menjadi tak berarti." Syaikh
tetapi akan menggunakan pikatan anjing itu untuk itu berkata, "Anakanda sayang, sebelum kau
menyesatkanmu. Maka setiap keinginan nafsumu datang padaku kulihat setan itu berkeliaran di
yang sia-sia pun menjadi setan, dan setiap seputarmu. Sebaliknya dari apa yang kau katakan
setan yang ditimbulkannya akan menimbulkan itu, ia merasa risau dan bingung karena kau telah
seratus setan yang lain. Dunia ini bilik yang panas menyengsarakannya dan katanya padaku, 'Seluruh
berkeringat atau penjara, kerajaan sang setan; dunia ini kerajaanku, tetapi aku tak berdaya
jangan mengikatkan diri dengan kerajaan ini atau terhadap orang muda itu yang menjadi lawan
dengan penguasanya. dunia.' Katakan pada setan itu supaya berlalu, maka
ia pun tak akan menggodamu lagi."

1  Pemula, orang yang baru mulai menuntut pelajaran - H.A.


Khoja dan Sufi
Seorang sufi mendengar seorang khoja(2)
mengucapkan doa ini, "O Tuhan, beri hamba
rahmat, dan berkatilah usaha-usaha hamba," lalu
berkata pada khoja itu, "Janganlah mengharapkan
rahmat bila kau tak mengenakan khirka seorang
sufi. Kau telah menengadahkan mukamu ke langit
dan pada keempat dinding emas.(3) Kau dilayani
sepuluh hamba laki-laki dan sepuluh hamba
perempuan. Bagaimana rahmat Ilahi akan datang
padamu dengan diam-diam? Hendaklah kau
mawas diri dan tiliklah apakah kau layak mendapat
berkat.
Karena kau berdoa demi milik dan
kehormatanmu, rahmat itu akan menyembunyikan
wajahnya. Berpalinglah dari semua itu, dan
bebaskan dirimu, sebagaimana orang-orang yang
telah mencapai kesempurnaan."

2  Saudagar (dari India). - H.A.

3  Keempat dinding emas, maksudnya: keempat mata angin.

67
23
Dalih Burung Ketujuh

S eekor burung lain berkata pada Hudhud,


"Aku cinta akan emas; bagiku ia seperti buah
badam dalam kulitnya yang keras itu. Bila aku tak
emasmu, kau pun tak akan beroleh manfaat pula.
Tetapi bila kau berikan sekeping obol(2) kepada si
malang yang miskin, kalian berdua akan mendapat
punya emas, terikat rasanya tangan dan kakiku. manfaat. Jika kau punya emas, banyaklah yang
Cinta akan keduniawian dan cinta akan emas telah dapat kauberi manfaat dengan itu; tetapi jika
mengisi diriku dengan keinginan-keinginan tak pundakmu bercap,(3) itu pun karena emas juga.
berarti, yang membutakan diriku akan perkara- Untuk sebuah toko, kau harus membayar sewa dan
perkara keruhanian." kadang-kadang harganya itu jiwamu sendiri. Demi
Hudhud menjawab, "O kau yang silau karena usahamu, kau korbankan apa saja, juga mereka
bentuk-bentuk lahiriah, yang dalam hatimu tak yang menjadi pautan hatimu, dan pada akhirnya
pernah memancar nilai kebenaran! Kau seperti kau tak memiliki apa-apa. Kita hanya berharap
makhluk yang hanya dapat melihat dalam gelap, agar kemujuran akan menyediakan sebuah tangga
kau seperti semut, yang tertarik oleh rupa. di bawah tiang gantungan. Itu tak berarti bahwa
Berusahalah memahami makna segala sesuatu. kau tak usah menggunakan benda-benda duniawi
Tanpa warna, emas hanyalah, logam biasa; namun sama sekali, tetapi hendaknya kaupergunakan apa
kau terpikat oleh warna, serupa anak kecil. Cinta yang kaumiliki itu secara luas. Nasib baik hanya
akan emas tak layak bagi manusia sejati; kenapa akan datang padamu apabila kau memberi. Jika
orang menyembunyikan emas dalam faraj bagal?(1) kau tak dapat meninggalkan hidup sama sekali,
Adakah benda-benda berharga disembunyikan setidak-tidakaya kau dapat membebaskan dirimu
orang di tempat demikian? Jika kau tak dari cin ta akan kekayaan dan kehormatan."
membiarkan sesamamu mendapat manfaat karena

1  Dikiaskan dengan kebiasaan di Timur di mana wanita-wanita 2  Mata uang kecil yang dipergunakan dahulu kala di Timur
membawa surat-surat atau benda-benda kecil yang berharga Dekat dan Eropa.
secara sembunyi-sembunyi dalam faraj (lubang kemaluan) bagal
(peranakan kuda dan keledai). 3  Di Persia, pencuri diberi cap pada pundaknya.
Syaikh dan Muridnya Tuhan Menegur Seorang
Seorang murid yang masih muda, tak diketahui Darwis
syaikhnya (seperti dikiranya) mempunyai sekedar
simpanan emas. Syaikh itu tak berkata apa-apa, Seorang suci yang telah menemukan
dan suatu hari mereka pergi bersama-sama dalam ketenteraman dalam Tuhan menyerahkan seluruh
suatu perlawatan. Akhirnya mereka sampai ke dirinya dalam sembah dan puja selama empat
sebuah lembah yang gelap; di tempat masuk puluh tahun. Ia telah melarikan diri dari dunia
ke lembah itu terbentang dua jalan. Si murid ini, tetapi karena Tuhan begitu mesra menyatu
mulai khawatir, sebab emas (memang) merusak padanya, orang itu pun merasa puas. Darwis
pemiliknya. Gemetar ia pun bertanya pada ini telah memagari sebidang tanah di gurun; di
syaikhnya, "Jalan mana yang mesti kita tempuh?" tengah-tengahnya ada sebatang pohon, dan
Syaikh itu menjawab, "Bebaskan dirimu dari apa di pohon itu seekor burung telah membuat
yang membuatmu khawatir itu, maka jalan mana sarangnya. Nyanyian burung itu merdu terdengar,
pun tak menjadi soal. Setan takut akan orang karena setiap nadanya mengandung seratus
yang tak mempedulikan uang, dan cepat akan rahasia. Hamba Tuhan itu terpesona. Tetapi Tuhan
menghindar daripadanya. Demi sebutir emas kau menyampaikan pada seorang arif tentang ihwal
membelah sehelai rambut. Secara agama, emas peristiwa itu dengan kata-kata ini, "Katakan pada
seperti keledai yang lumpuh; tak ada harganya, sufi itu bahwa aku heran setelah berkhusyuk
hanya merupakan beban. Bila kekayaan datang selama bertahun-tahun, ia telah berhenti
pada seseorang dengan tak disangka-sangka, dengan menjual aku seharga seekor burung.
mula-mula akan membuatnya bingung, kemudian Memang benar burung itu mengagumkan, tetapi
menguasainya. Ia yang terikat dengan cinta nyanyiannya telah menjerat sufi itu dalam sebuah
akan uang dan harta milik, terikatlah tangan dan perangkap. Aku telah membeli dia dan dia telah
kakinya dan dilontarkan ke dalam lubang-penjara. menjual aku."
Hindarilah lubang penjara yang dalam ini jika
kau bisa; jika tidak, tahan nafasmu, sebab udara
didalamnya amat luar biasa pengapnya."

69
24
Dalih Burung Kedelapan

Seloroh Seorang Arif tentang


S eekor burung lain berkata pada Hudhud,
"Hatiku menyala karena gembira, sebab aku
tinggal di sebuah tempat yang menawan. Aku Sebuah Istana
punya istana emas teramat indah hingga siapa
saja mengaguminya, dan di sana aku hidup dalam Seorang raja mendirikan sebuah istana yang
kepuasan. Bagaimana mungkin aku diharapkan menghabiskan biaya seratus ribu dinar. Di sebelah
untuk meninggalkannya? Di istana ini aku luar, istana itu dihiasi dengan menara-menara dan
seperti raja burung-burung, maka mengapa pula kubah-kubah yang bersepuhkan emas, sedang
aku bersusah payah di lembah-lembah yang perabotan dan permadani-permadani membuat
kausebutkan itu? Mestikah aku meninggalkan ruang dalamnya seperti sorga. Ketika istana itu
istanaku dan kedudukanku sebagai raja? Tiada selesai didirikan, raja mengundang orang-orang
makhluk yang berpikiran sehat akan meninggalkan dari setiap negeri untuk mengunjunginya. Mereka
taman Iram untuk menempuh perjalanan yang datang dan memberikan hadiah-hadiah, dan
begitu berat dan sulit!" dipersilakannya mereka semua duduk bersamanya.
Hudhud menjawab, "O kau yang tanpa cita- Kemudian raja itu pun bertanya pada mereka,
cita dan semangat! Adakah kau anjing? Atau "Katakan bagaimana pendapat Tuan sekalian
inginkah kau menjadi pelayan dalam hammam? tentang istanaku. Adakah sesuatu yang terlupa,
Dunia bawah ini hanyalah sebuah bilik panas yang merusakkan keindahannya?" Semuanya
dan istanamu sebagian daripadanya. Meski menyatakan bahwa belum pernah ada istana
istanamu sebuah sorga sekalipun, namun pada semacam itu di dunia dan tak mungkin ada
suatu hari maut akan mengubahnya menjadi kembarannya lagi. Semua menyatakan demikian,
penjara penderitaan. Hanya jikalau maut berhenti Kecuali satu, seorang arif, yang bangkit berdiri
menggunakan kekuasaannya atas segala makhluk dan berkata, "Ada satu celah kecil yang menurut
akan baiklah bagimu untuk tinggal puas di istana pendapat hamba merupakan cacat, Tuanku.
emasmu." Andaikan tak ada cacat ini, sorga itu sendiri pun
akan memberikan hadiah-hadiah pada Tuanku dari kewaspadaan ia menganyam jaring-sarangnya
dunia gaib." yang menakjubkan itu, sebuah rumah yang
"Aku tak melihat cacat ini," kata raja murka. dihiasinya untuk keperluannya. Bila lalat jatuh
"Kau orang bodoh, dan kau hanya ingin membuat tertungging ke dalam jaring itu, laba-laba itu buru-
dirimu tampak penting." "Tidak, Raja yang buru menyergapnya mengisap darah makhluk kecil
sombong," jawab orang arif itu. "Celah yang itu dan membiarkan bangkai itu mengering untuk
kusebutkan itu ialah celah yang akan dilalui Izrail, digunakannya sebagai makanannya. Kemudian
malakulmaut, bila ia datang nanti. Semoga Tuhan datang penghuni rumah dengan membawa sapu,
berkenan, Tuanku dapat menutup celah itu, sebab dan dalam sekejap saja, jaring-sarang, lalat dan
jika tidak, apakah gunanya istana, mahkota dan laba-laba itu pun lenyap ketiga-tiganya!
singgasana Tuanku yang megah itu? Bila maut Jaring laba-laba itu melambangkan dunia; lalat
datang, semua itu akan menjadi bagai segenggam itu, rizki yang telah diberikan Tuhan di sana bagi
debu. Tak satu pun yang tetap bertahan makhlukNya. Andaikan seluruh dunia sekalipun
lama, dan celah itulah yang akan merusakkan jatuh ke tanganmu, kau dapat kehilangan semua
tempat semayam Tuanku. Tiada kepandaian itu dalam sekejap saja. Kau hanya bayi di jalan
dapat membuat tetap apa yang tak tetap. Ah, pengertian; namun kau berdiri sia-sia di luar tabir.
jangan letakkan harapan kebahagiaan Tuanku Jangan tuntut tempat dan kedudukan jika kau
pada istana! Jangan biarkan kuda kebanggaan tidak bodoh. Dan ketahuilah, hai pandir yang
Tuanku melata bagai siput. Jika tak seorang pun tak peduli, bahwa dunia ini diserahkan pada
berani mengatakan terus terang pada raja dan lembu jantan. Ia yang memandang genderang
memperingatkannya tentang kesalahan-kesalahan dan bendera sebagai tanda keagungan tak akan
ini, maka ini akan merupakan malapetaka yang pernah menjadi darwis; benda-benda itu hanyalah
besar." siul angin lebih kecil nilainya daripada mata uang
terkecil. Tahanlah kuda kebodohanmu yang melata
bagai siput itu, dan janganlah terpedaya karena
Laba-Laba memiliki kekuasaan. Bila macan tutul itu sudah
terkuliti, maka hidupmu pun akan terenggut
Pernahkah kau memperhatikan laba-laba hilang.
dan mengamati betapa mengagumkan ia Bukalah mata cita-cita yang sejati dan temukan
menggunakan waktunya? Dengan kecepatan dan Jalan Kerohanian itu; langkahkan kakimu di Jalan

71
Tuhan dan carilah istanaNya yang luhur. Sekali kau
melihatnya, maka kau tak akan terikat lagi pada
gemerlap dunia ini.

Darwis yang Menjauhi


Manusia
Seorang laki-laki, lelah dan kehilangan
semangat, letih karena berjalan di gurun, akhirnya
tiba di suatu tempat di mana seorang darwis
yang hidup seorang diri berdiam, lalu berkata
padanya, "O Darwis, bagaimana keadaanmu?"
Darwis itu menjawab, "Tidakkah kau malu
menyampaikan pertanyaan demikian bila di sini
aku tinggal di suatu tempat yang begitu sempit
dan terkurung?" Orang itu berkata, "Itu tidak betul,
bagaimana kau akan terkurung, tinggal di gurun
yang luas ini?" Darwis itu berkata lagi, "Jika dunia
tidak sedemikian sempit, kau tak akan pernah
menyinggahi aku!"

72
25
Dalih Burung Kesembilan

S eekor burung lain berkata pada Hudhud, "O


burung termulia, aku hamba si jelita yang telah
menguasai diriku dan membuat aku kehilangan
Apakah yang lebih buruk dari tubuh yang
terjadi dari daging dan tulang-tulang? Keindahan
sejati tersembunyi. Maka carilah itu, di dunia
pikiran. Bayangan wajahnya yang manis ialah yang tak tampak di mata. Jika cadar yang
pencuri di Jalan yang agung itu; dia telah menyembunyikan kerahasiaan ini dari pandangan
membakar panenan hidupku, dan bila aku terpisah matamu luruh, maka tak ada lagi yang tinggal
daripadanya, tak sejenak pun aku merasa tenteram. di dunia ini. Segala bentuk yang kelihatan akan
Karena hatiku menyala dengan gairah nafsu, aku menjadi tak berarti."
pun tak tahu bagaimana aku dapat menempuh
perjalanan ini. Aku harus melintasi lembah demi
lembah dan menempuh seratus percobaan. Cerita Kecil tentang Syabli
Dapatkah aku diharapkan akan meninggalkan
si jelita ini untuk pergi menempuh panas yang Seorang laki-laki datang mendapatkan Syabli
menghanguskan dan dingin yang pedih? Aku pada suatu hari sambil menangis. Sufi itu bertanya
terlalu lemah untuk pergi tanpa dia; dan aku padanya, mengapa menangis. "O Syaikh," katanya,
hanya debu di jalannya. Begitulah keadaanku. Apa "aku mempunyai sahabat yang keindahannya
dayaku?" membuat jiwaku sehijau ranting-ranting di musim
Hudhud menjawab, "Kau terikat pada apa yang semi. Kemarin, ia meninggal, dan aku pun mau
tampak di mata saja, dan akibatnya, menderita mati pula rasanya karena duka." Syabli berkata,
dari kepala hingga kaki. Cinta berahi ialah "Kenapa kau bersedih? Sekian lama kau telah
suatu permainan. Cinta yang ditimbulkan oleh memilikinya sebagai sahabat. Kini pergilah dan cari
kecantikan yang sepintas dengan sendirinya cepat sahabat lain, sahabat yang tak akan mati, maka tak
berlalu pula. Kau senantiasa membandingkan akan ada lagi sebab yang membuat kau bersedih.
tubuh dari darah dan nafsu dengan keindahan Keterikatan akan sesuatu yang fana hanya akan
bulan. mendatangkan duka."
Saudagar Kaya Cerita Kecil tentang Hallaj
Ketika mereka hendak menusuknya dengan
Seorang saudagar yang kaya akan barang- tombak, Hallaj hanya mengucapkan kata-kata ini,
barang dan uang mempunyai sahaya perempuan "Aku Tuhan." Mereka potong tangan dan kakinya,
yang manis bagaikan gula. Namun demikian, ia hingga ia pun menjadi pucat karena kehilangan
memutuskan pada suatu hari untuk menjualnya. darah. Kemudian pergelangan tangannya yang
Tetapi sebentar saja ia pun mulai merasa sudah buntung itu ia usapkan ke wajahnya sambil
kehilangan dia. Dalam kerinduannya, ia pun berkata, "Tak perlu aku kelihatan pucat hari ini,
pergi ke pemiliknya yang baru dan memintanya karena jika demikian, mereka akan mengira bahwa
agar melepaskan sahaya itu, lalu ia menawarkan aku takut. Akan kubuat mukaku merah sehingga
seribu keping emas untuk menebusnya. Tetapi apabila si orang terkutuk yang telah melaksanakan
pemiliknya yang baru itu tak mau berpisah dari hukuman itu berpaling ke tiang gantungan, ia akan
si sahaya. Maka saudagar itu pun keluar, dan melihat bahwa aku seorang pemberani.'
dalam kebingungan katanya, "Ini salahku sendiri, Ia yang makan dan minum dalam bulan Juli
karena telah menjahit bibir dan mataku; dalam bersama naga berkepala tujuh itu akan bernasib
kerakusanku aku telah menjual kekasihku seharga amat buruk dalam permainan demikian, tetapi
sekeping emas. Saat itu hari buruk bagiku ketika tiang gantungan akan merupakan sesuatu yang
aku mendandaninya dengan pakaiannya yang amat tak berarti bagi dia.
terbagus dan membawanya ke pasar untuk kujual
dengan keuntungan yang banyak."
Setiap nafasmu, yang menakar hidupmu, ialah
sebutir mutiara, dan setiap zarrah dirimu ialah
penunjuk jalan kepada Tuhan. Berkah sahabat ini
meliputi dirimu dari kepala hingga kaki. Jika kau
benar-benar mengindahkan dia, bagaimana dapat
kau menunjang perpisahan?

74
26
Dalih Burung Kesepuluh

B urung ini berkata pada Hudhud, "Aku takut


akan maut. Kini lembah ini luas, dan aku tak
punya apa-apa sama sekali untuk perjalanan
yang setiap senja tercelup dalam darah matahari
terbenam. Dapat dikatakan bahwa matahari
itu, bersenjatakan pedang bengkok, tengah
ini. Aku amat diliputi ketakutan akan maut memenggal kepala demi kepala di pinggan ini.
sehingga aku akan mati di tempat perhentian Apakah kau baik atau buruk, kau hanyalah setitik
pertama. Andaikan aku seorang amir yang penuh air dicampur dengan tanah. Meskipun sepanjang
kuasa sekalipun, pada saat datangnya ajal, akan hidupmu kau mungkin ada dalam kedudukan
tak kurang juga ketakutanku. Ia yang dengan yang penuh kekuasaan, pada akhirnya kau akan
pedangnya mencoba menangkis maut, akan mengalami bencana kematian juga."
mendapatkan pedangnya itu patah bagai sebatang
kalam; sebab sayang, kepercayaan akan kekuatan
tangan dan pedang hanya akan membawa Feniks
kekecewaan dan kesedihan."
Hudhud menjawab, "O kau yang lembek dan Feniks(1) seekor burung yang mengagumkan
lemah kemauan, inginkah kau tinggal hanya dan indah, hidup di India. Ia tak punya jodoh dan
sebingkai tulang dan sumsum semata? Tidakkah hidup sendirian. Paruhnya, yang amat panjang
kau tahu bahwa hidup ini, baik panjang atau dan keras, dilubangi bagai seruling dengan hampir
singkat, tercipta dari sekelumit nafas? Tidakkah kau seratus lubang. Setiap lubang itu mengeluarkan
mengetahui bahwa barangsiapa dilahirkan harus suara dan dalam setiap suara itu ada kerahasiaan
mati pula? Bahwa ia akan masuk tanah dan bahwa tersendiri. Kadang ia memperdengarkan musik
angin akan mencerai-beraikan unsur-unsur yang lewat lubang-lubang itu, dan bila burung-burung
membentuk tubuhnya?
Kau diberikan pada maut sebagai santapannya; 1  Juga ditulis: Phoenix; burung dalam dongeng, yang
dan kau dimasukkan ke dunia untuk disingkirkan membakar dirinya sendiri dalam unggun-api dari kayu yang
dari sana pula! Langit bagai pinggan terbalik, semerbak harum baunya dan dinyalakan oleh panas matahari;
tetapi dari abunya timbul kembali feniks muda. - H.A.
dan ikan-ikan mendengar lagunya yang sayu hidup sama lamanya dengan feniks itu sekalipun,
merdu itu, mereka pun terbangkit, dan hewan- namun kau akan mati juga bila kadar hidupmu
hewan paling ganas pun terharu; kemudian sudah ditentukan. Hidup feniks yang seribu tahun
mereka semua terdiam. Seorang filsuf suatu itu penuh dengan ratapan dan ia tinggal sendirian
kali menengok burung ini dan belajar dari dia tanpa kawan dan anak, dan tak berhubungan
tentang ilmu musik. Feniks itu hidup sekitar seribu dengan siapa juga. Ketika saat akhir itu tiba,
tahun dan ia tahu pasti akan hari kematiannya. ia membuang abunya sama sekali, sehingga
Bila saatnya tiba, ia kumpulkan di seputarnya dapatlah kauketahui bahwa tiada siapa pun dapat
sejumlah daun-daun palma, dan kebingungan menghindari kematian, meski ia mempergunakan
di antara daun-daun itu, ia pun melengkingkan muslihat apa pun. Maka ambil pelajaran dari
jeritan-jeritan yang sayu. Dari lubang-lubang keajaiban feniks itu. Maut ialah tiran, namun kita
dalam paruhnya dipancarkannya beragam harus selalu ingat akan maut itu. Dan meskipun
lagu, dan musik ini terangkat dari dasar hatinya. banyak yang mesti kita derita, namun tak ada yang
Ratapan-ratapannya menyatakan dukacita dapat dibandingkan dengan keadaan hendak mati
kematian, dan ia pun menggigil bagai sehelai itu.
daun. Mendengar terompetnya burung-burung
dan hewan-hewan mendekat untuk memberikan
bantuan pada peristiwa besar ini. Kini mereka pun Nasihat Tai Waktu Hendak
menjadi bingung, dan banyak yang mati karena
kehilangan tenaga. Sementara feniks itu masih Meninggal
bernafas, dikepak-kepakkannya sayapnya dan
dikerutkannya bulu-bulunya, dan dengan demikian Ketika Tai terbaring hampir meninggal,
ia memancarkan api. Api itu menjalar ke daun- seseorang bertanya padanya, "O Tai, kau telah
daun palma, dan segera daun-daun dan burung mengetahui hakikat segala sesuatu, bagaimana
itu pun menjadi bara yang hidup dan kemudian keadaanmu sekarang?" Katanya, "Aku tak dapat
menjadi abu. Tetapi ketika bunga-api penghabisan mengatakan apa-apa tentang keadaanku. Seperti
telah padam, seekor feniks kecil yang baru timbul angin aku telah mengembara ke mana-mana
dari abu itu. selama hidupku, dan kini saat akhir itu akan segera
Pernahkah terjadi pada siapa pun peristiwa tiba, dan aku akan dikuburkan, maka, selamat
dilahirkan kembali sesudah mati itu? Andaikan kau malam."

76
Tiada obat pencegah maut selain menatapnya O makhluk yang masa bodoh! Berusahalah
senantiasa dengan berani. Kita semua dilahirkan memahami arti kendi itu. Berusahalah menemukan
untuk mati; hidup tak akan tinggal bersama kita; rahasia itu sebelum kau mati. Jika selagi kau
kita harus tunduk. Bahkan dia yang menguasai hidup, kau tak dapat menemukan dirimu sendiri,
dunia di bawah cap cincinnya, kini hanya mengenal dirimu sendiri, bagaimana kau akan
merupakan barang tambang dalam tanah.(2) dapat memahami rahasia hidupmu bila kau mati?
Kau ikut serta dalam kehidupan makhluk, namun
kau hanya makhluk semu.
Isa dan Kendi Berisi Air
Isa minum air dari sebuah sungai jernih yang Socrates Kepada Murid-
rasanya lebih nyaman dari embun pada bunga
mawar. Salah seorang pengikutnya mengisi kendi Muridnya
dengan air sungai itu, dan mereka pun pergi
meneruskan perjalanan. Karena haus, Isa minum Ketika Socrates hampir meninggal, salah
seteguk air dari kendi itu, tetapi air itu terasa pahit, seorang muridnya berkata padanya, "Guru, setelah
dan ia tertegun heran, lalu berdoa, "O Tuhan, Guru kami mandikan dan kami selubungi kain
air sungai dan air dalam kendi ini sama. Tetapi kafan, di manakah Guru ingin kami kuburkan?"
mengapakah yang satu lebih manis dari madu dan Socrates menjawab? "Jika kautemukan diriku,
yang lain begitu pahit?" Lalu kendi itu pun bicara, muridku tercinta, kuburkan aku di mana kau suka,
dan katanya pada Isa, "Aku sudah amat tua, dan dan selamat malam! Mengingat bahwa dalam
bentukku sudah diubah-ubah seribu kali di bawah hidupku selama ini aku tak menemukan diriku
bentangan kubah yang sembilan ini — kadang sendiri, bagaimana kau akan menemukan diriku
sebagai jambangan, kadang sebagai kendi dan waktu aku mati? Aku telah hidup dengan laku
kadang sebagai bejana. Bentuk apa pun yang ada sedemikian rupa sehingga pada saat ini aku hanya
padaku, selalu kumiliki dalam diriku kepahitan tahu bahwa sejemput pengetahuan tentang diriku
maut. Aku dibuat sedemikian rupa sehingga air sendiri tidaklah jelas."
yang kusimpan akan selalu ikut mengandung
kepahitan itu."
2  Maksudnya, Nabi Sulaiman.

77
27
Dalih Burung Kesebelas

S eekor burung lain berkata pada Hudhud,


"O kau dengan kepercayaanmu yang tulus,
tak sedikit pun ada kemauan baik padaku. Aku
dapat menjadi mulia dan tidak menyebabkan hina.
Apa yang pada lahirnya merupakan penderitaan
dapat menjadi harta kekayaan bagi si arif. Seratus
telah menghabiskan hidupku dalam kekesalan, rahmat akan datang padamu bila kau berusaha
menginginkan dunia ini. Ada semacam kesedihan menempuh Jalan itu. Tetapi sebagaimana
dalam hatiku sehingga aku tak henti-hentinya keadaanmu kini, kau hanya kulit pembungkus otak
meratap. Aku selalu dalam keadaan bingung dan yang tumpul."
tak berdaya; dan bila sejenak aku merasa puas,
maka aku pun tak percaya. Dengan sendirinya aku
pun telah menjadi darwis. Tetapi kini aku ragu- Hamba yang Tahu
ragu untuk menempuh jalan pengetahuan ruhani.
Jika hatiku tak begitu penuh duka, tentulah aku Berterimakasih
akan tertarik pula dengan perjalanan ini. Tetapi
sebagaimana adanya, aku dalam kebingungan. Kini Suatu hari seorang raja yang berwatak baik
setelah kubeberkan ihwalku di mukamu, katakan memberikan buah yang indah dan pelik pada
padaku apa yang mesti kuperbuat." seorang hamba yang mencicipinya dan sesudah
Hudhud berkata, "Kau, yang telah menjadi itu mengatakan bahwa belum pernahlah dalam
korban kesombongan, yang tenggelam dalam hidupnya ia makan sesuatu yang demikian
rasa kasihan terhadap diri sendiri, kau memang lezatnya. Ini menyebabkan raja ingin mencicipinya
patut merasa terusik. Mengingat bahwa dunia sendiri, dan dimintanya sedikit pada hamba
ini hanya selintas, maka kau sendiri pun hanya itu. Tetapi ketika raja memasukkan buah itu
akan melintas lalu pula di sana. Tinggalkanlah dia, ke mulutnya, dirasainya buah itu amat pahit
karena barangsiapa jadi terikat dengan apa yang dan ia pun mengangkat alisnya karena heran.
fana tak mungkin ambil bagian dalam apa yang Hamba itu berkata, "Tuanku, karena hamba telah
kekal. Penderitaan-penderitaan yang kauderita menerima begitu banyak hadiah dari tangan
tuanku, bagaimana dapat hamba mengeluh
karena buah pahit yang satu saja? Mengingat
Pertanyaan Kepada Junaid
bahwa Tuanku melimpahkan banyak karunia pada Seseorang bertanya pada Junaid, "Orang yang
hamba, mengapa buah pahit yang satu saja akan menjadi hamba Allah namun bebas, katakan
merenggangkan hamba dari Tuanku?" padaku bagaimana agar dapat mencapai kepuasan
Begitulah, hamba Allah, bila kau mengalami itu?" Junaid menjawab, "Bila seseorang telah
penderitaan dalam usahamu, yakinlah bahwa itu belajar menerima, dengan cinta."
dapat menjadi harta kekayaan bagimu. Hal itu Zarrah hanya memiliki kecerlangan semu.
seakan tampak terbalik, tetapi, ingatlah hamba itu. Pada dasarnya ia hanya sebuah zarrah, tetapi bila
ia menyatukan dirinya dalam cahaya matahari,
maka dengan demikian ia akan memiliki pula sifat
Syaikh dan Perempuan Tua matahari itu senantiasa.

Seorang perempuan tua berkata pada Syaikh


Mahmah, "Ajarkan padaku doa agar aku dapat Kelelawar Mencari Matahari
menemukan kepuasan. Selama ini aku senantiasa
menjadi mangsa perasaan tak puas, tetapi kini aku Suatu malam seekor kelelawar terdengar
ingin bebas dari perasaan demikian." berkata, "Bagaimana kiranya agar aku dapat
Syaikh itu menjawab, "Di masa yang lama sejenak saja melihat matahari? Dalam hidupku
lampau aku menarik diri ke dalam semacam selama ini aku dalam putus asa sebab tidak
benteng di belakang lututku untuk mencari sejenak pun aku dapat menenggelamkan diri
dengan tekun apa yang kuinginkan; tetapi aku tak dalam cahayanya. Berbulan-bulan dan bertahun-
merasakannya dan tak pula melihatnya. Selama tahun aku telah terbang ke sana-sini dengan
kita tak menerima segala sesuatu dengan sikap mata tertutup, dan di sinilah aku!" Suatu makhluk
cinta, bagaimana dapat kita merasa puas?" perenung berkata, "Kau diliputi kesombongan,
dan kau masih harus beribu-ribu tahun lagi
mengembara. Bagaimana dapat makhluk seperti
kau ini menemukan matahari? Dapatkah seekor
semut mencapai bulan?" "Meskipun demikian",
kata kelelawar itu, "aku akan terus mencoba." Dan

79
demikianlah beberapa tahun ia terus mencari
hingga ia tak punya kekuatan maupun sayap lagi.
Karena ia tak juga menemukan matahari, ia pun
berkata, "Mungkin aku telah terbang lebih jauh
di atasnya." Seekor burung yang bijak, setelah
mendengar itu, berkata, "Kau hidup dalam mimpi;
kau hanya berputar-putar saja selama ini dan tak
maju selangkah pun; dalam kesombonganmu kau
katakan bahwa kau telah pergi lebih jauh di atas
matahari!" Ini amat mengejutkan si kelelawar yang
setelah menginsafi kedaifannya lalu merendahkan
diri sama sekali dengan mengatakan, "Kau telah
bertemu dengan seekor burung yang punya
penglihatan batin, maka jangan teruskan."

80
28
Pertanyaan-Pertanyaan Burung Kedua Belas

S eekor burung lain berkata pada Hudhud,


"O kau, yang menjadi penunjuk jalan
kami, apakah hasilnya nanti kalau kemauanku
sejenak pun penderitaan karena melakukan usaha
di Jalan ini akan mendapat ganjaran sepenuhnya

kuserahkan padamu. Dari kemauanku sendiri


aku tak dapat menerima susah-payah dan Bayazid dan Tarmazi
penderitaan yang kutahu pasti akan kualami,
tetapi aku dapat menyetujui untuk menaati Seorang alim yang pandai, poros dunia dan
perintah-perintahmu; dan bila kebetulan aku nanti dianugerahi sifat-sifat utama, membeberkan
memalingkan kepalaku, maka aku akan berusaha yang berikut. "Suatu malam," katanya "Dalam
memperbaikinya. mimpi kulihat Bayazid dan Tarmazi, yang
Hudhud menjawab, "Kau telah bicara dengan minta padaku menjadi pemimpin mereka. Aku
baik kita tak dapat mengharapkan yang lebih begitu heran kenapa kedua syaikh yang mulia
baik dari ini. Sebab bagaimana dapat kau tetap ini memperlakukan aku dengan kehormatan
menguasai dirimu sendiri bila kau menuruti semacam itu. Kemudian kuingat bahwa suatu pagi
kesukaan-kesukaan dan kebencian-kebencianmu? aku pernah mendesahkan keluh dari dasar hatiku,
Tetapi bila kau taat dengan suka rela, kau dapat dan ketika membubung, keluh itu mengayunkan
menjadi penguasa dirimu sendiri. Ia yang tunduk palu pengetuk gerbang suci, sehingga gerbang
pada kepatuhan di Jalan ini terbebas dari tipu terbuka bagiku. Aku masuk, dan segala orang
daya dan terhindar dari banyak kesulitan. Sesaat alim dan pengikut-pengikutnya yang bicara tanpa
mengabdi Tuhan menurut hukum yang benar kata-kata, menanyakan sesuatu tentang diriku
sama harganya dengan seumur hidup mengabdi semua mereka, kecuali Bayazid Bistami yang ingin
dunia. Ia yang menerima penderitaan karena tak bertemu dengan aku tetapi tak menanyakan apa-
melakukan usaha apa pun sama halnya dengan apa. Ia berkata, 'Ketika kudengar seruan hatimu,
anjing sesat yang harus menuruti keinginan aku menyadari bahwa apa yang perlu bagiku
setiap orang lalu. Tetapi ia yang menanggung biar hanyalah menaati perintah-perintahmu, dipimpin
oleh kemauanmu. Karena aku ini tak berarti apa-
apa, maka tak layak bagiku untuk mengatakan
apa yang kuinginkan. Cukuplah bagi si hamba
mengiakan kehendak-kehendak ju jungannya.
Itulah sebabnya kedua syaikh itu
memperlakukan aku dengan hormat, dan
memberikan padaku tempat yang lebih tinggi.
Bila seseorang berlaku patuh, ia berbuat sesuai
dengan sabda Tuhan. Ia bukan hamba Allah yang
membanggakan kedudukannya sebagai hamba.
Hamba sejati memperlihatkan sifatnya pada saat
diuji. Maka patuhilah cobaan-cobaan, agar kau
dapat mengenal dirimu sendiri."

Hamba dan Jubah Kehormatan


Seorang raja memberi jubah kehormatan pada
seorang hamba yang pergi dengan amat merasa
bangga pada dirinya sendiri. Tengah ia berjalan,
debu jalanan mengendap padanya dan tanpa pikir
ia menghapus wajahnya dengan lengan jubah
itu. Seseorang yang iri terhadapnya tanpa buang-
buang waktu melaporkan pada raja, yang karena
murka pada pelanggaran adat kesopanan ini,
menghukum hamba itu dengan hukum tusuk.
Ia yang merendahkan kehormatan dirinya
sendiri dengan kelakuan yang tak pantas, tidaklah
layak berseba pada permadani raja.

82
29
Permohonan Burung Ketiga Belas

S eekor burung lain berkata pada Hudhud, "O


kau dengan tujuan-tujuan yang tak menipu,
katakan padaku bagaimana aku dapat tulus di
Menempuh Jalan ini, diperlukan ketulusan diri dan
tulus terhadap diri sendiri lebih sulit dari yang kau
kira."
Jalan menuju Tuhan ini. Karena aku tak dapat
meninggalkan keinginan hatiku ini, kukorbankan
segala yang kupunyai untuk mencapai tujuanku. Amsal Kiasi dari Tarmazi
Apa yang kupunya telah hilang; apa yang
kutangkap telah berubah jadi kalajengking di Aulia dari Turkistan suatu hari berkata dalam
tanganku. Aku tak terikat oleh ikatan apa pun juga hatinya, "Aku mencintai yang dua ini: anakku dan
dan aku telah membuang segala belenggu dan kuda-belangku. Sekiranya kudengar kabar bahwa
halangan. Aku ingin untuk menjadi tulus di Jalan anakku mati, maka akan kukorbankan kudaku
ruhani dengan harapan suatu hari dapat bertemu sebagai tanda syukur, karena keduanya itu seperti
muka dengan yang kupuja." berhala bagi jiwaku."
Hudhud menjawab, "Jalan itu tak terbuka Sorotilah kesalahan-kesalahanmu,
bagi setiap orang; hanya yang tulus dapat kebencian-kebencianmu dan kesombongan-
menempuhnya. Ia yang menempul Jalan ini kesombonganmu. Bakar semua itu dan jangan
harus berbuat begitu tenang dan sepenuh hati. membujuk-tipu dirimu sendiri bahwa kau lebih
Bila kau telah membakar segala yang kaumiliki, tulus dari yang lain-lain. Ia yang menyombongkan
kumpulkan abunya dan tempatkan dirimu di atas diri tentang ketulusannya hendaknya berusaha
abu itu. Sebelum kau melepaskan diri dari segala melihat dirinya sendiri sebagaimana adanya.
sesuatu di dunia ini, satu demi satu, kau tak akan
bebas. Dan mengingat kau tak akan lama dalam
penjara dunia ini, maka lepaskan dirimu dari
segalanya itu. Bila maut datang, dapatkah apa
yang kini memperbudak dirimu mengelakkannya?
Syaikh Khirkani dan Mentimun
Suatu hari Syaikh Khirkani, yang bertawakkal
pada kuasa Tuhan semata, kepingin sekali akan
buah mentimun. Ia menginginkannya sedemikian
rupa; maka ibunya pun keluar dan mendapatkan
sebuah. Segera setelah mentimun itu dimakannya,
maka tiba-tiba saja kepala anak Syaikh Khirkani
dipenggal orang, dan malam hari seorang jahat
menaruh kepala itu di ambang pintunya. Maka
Syaikh itu pun berkata, "Seratus kali aku telah
mengetahui lebih dulu bahwa bila aku makan
sepotong kecil saja buah mentimun, suatu
musibah akan terjadi. Tetapi keinginan akan
buah itu begitu kuatnya hingga aku tak dapat
mengalahkannya."
Ia yang membiarkan keinginan-keinginannya
menguasai dirinya menyesakkan jiwanya sendiri.
Orang yang pandai tak tahu apa-apa; tak ada
jaminan kepastian dalam kepandaiannya; padahal
banyak macam pengetahuan telah diperolehnya.
Sewaktu-waktu suatu kafilah baru mungkin saja
datang, begitu pula pengujian baru.
Setahuku tak seorang pun yang semujur
tukang-tukang sihir Fir'aun yang dengan keimanan
orang-orang di masa itu mengorbankan jiwa Surah VII: 103-126; XX: 56 - 73. Di situ disebutkan bahwa
setelah Musa, dengan pertolongan Tuhan, dapat mengalahkan
mereka; dan berdasarkan keyakinan agama, apa yang diperlihatkan tukang-tukang sihir Fir'aun dengan
mereka melepaskan segala kecintaan akan hal-hal ilmu sihir mereka, maka tukang-tukang sihir itu pun mulai
duniawi.(1) beriman kepada Tuhan, meskipun Fir'aun mengancam hendak
menghukum mereka dengan memotong kaki dan tangan mereka
1  Dapat dicari rujukannya dalam Al-Quran, antara lain dalam serta menyalibkan mereka. H.A.

84
30
Burung Keempat Belas Bicara

S eekor burung lain berkata pada Hudhud, "O


kau yang berpenglihatan terang! Apa yang
kauusulkan itu cita-cita yang berharga. Meskipun
bangsa Mesir, "Biarlah kubeli orang Kanaan itu,
karena aku ingin sekali memiliki orang muda itu.
Aku telah memintal sepuluh kumparan benang
aku tampak lemah, namun sesungguhnya aku untuk membeli dia, maka ambillah benang itu dan
punya semangat yang luhur; meskipun sedikit berikan Yusuf padaku, kemudian selesailah perkara
kekuatanku, namun aku punya gairah yang tinggi." itu."
Hudhud menjawab, "Bila kau memiliki sedikit Para pedagang tersenyum dan berkata,
saja gairah yang luhur itu, maka gairah itu akan "Keluguanmu telah menyesatkan dirimu. Mutiara
dapat mengalahkan biar matahari sekalipun. Cita- pelik ini tidak teruntuk bagimu; orang-orang itu
cita ialah sayap dan lar burung jiwa." telah menawarnya dengan seratus barang-barang
berharga. Mana mungkin kau menyaingi mereka
dengan beberapa kumparan benangmu?" Sambil
Wanita Tua yang Ingin menatap wajah mereka, wanita tua itu berkata,
"Aku tahu betul bahwa kau tak akan menjualnya
Membeli Yusuf dengan begitu murah, tetapi cukuplah bagiku
kalau kawan-kawan dan musuh-musuhku akan
Konon ketika Yusuf dijual pada orang-orang mengatakan 'Wanita tua ini terrnasuk salah
Mesir, maka mereka itu memperlakukannya seorang yang ingin membeli Yusuf.'"
dengan ramah. Banyak para pembeli dan karena Siapa yang tak bercita-cita tak akan pernah
itu, para pedagang memberikan harga padanya sampai ke kerajaan tak berbatas itu. Dikuasai
senilai dengan minyak kesturi dari lima sampai oleh keinginan yang mulia ini, seorang pangeran
sepuluh kali berat badannya. Sementara itu, dalam agung memandang kerajaan duniawinya
kegirangan yang amat sangat, seorang wanita sebagai debu. Ketika disadarinya betapa hampa
tua lari mendekat, dan menyelusup di antara para kebangsawanannya yang bersifat sementara itu, ia
pembeli itu, ia pun berkata pada salah seorang pun memutuskan bahwa kebangsawanan ruhani
sama harganya dengan seribu kerajaan dunia. kita mengurbankan diri kita untuk hal-hal yang tak
berarti. Bila maut mengangkat tutup peti itu, maka
siapa yang telah mendapatkan sayap, membubung
Ibrahim Adham pergi menuju keabadian; tetapi yang belum tinggal
dalam peti itu menjadi mangsa seribu bencana.
Seorang laki-laki selalu mengeluh tentang Maka yakinlah bahwa burung gairah mendapatkan
getirnya kemiskinan; maka Ibrahim Adham berkata sayap cita-cita, dan memberikan pada hati dan
padanya, "Nak, barangkali kau belum membayar pikiranmu haru-gembira jiwa. Sebelum tutup
harga kemiskinanmu itu?" Orang itu pun peti terbuka, jadilah burung Semangat, yang siap
menjawab, "Apa yang Bapak katakan itu sesuatu mengembangkan sayap."
yang mustahil; mana mungkin seseorang membeli
kemiskinan?', "Aku, setidak-tidaknya," kata Adham,
"telah memilih kemiskinan itu dengan sengaja
dan telah kubeli kemiskinan itu seharga kerajaan
dunia. Dan aku masih akan membeli sesaat dari
kemiskinan ini dengan harga seratus dunia."
Orang-orang yang haus akan kesempurnaan
diri mempertaruhkan jiwa dan raga untuk hal
itu. Burung cita-cita membubung ke arah Tuhan,
diterbangkan sayap-sayap keimanan di atas segala
yang bersifat fana dan bersifat ruhani. Jika kau tak
memiliki cita-cita demikian, lebih baik mundur.

Dunia Menurut Seorang Sufi


Seorang Sufi bangun pada suatu malam
dan berkata dalam hatinya, "Tampak padaku
bahwa dunia ini bagai sebuah peti di mana kita
diletakkan dan tutup peti itu dikatupkan, sedang

86
31
Pertanyaan Burung Kelima Belas

Cerita Kecil tentang Imam


S eekor burung lain berkata pada Hudhud, "Bila
raja yang kita bicarakan itu adil dan setia,
Tuhan pun telah memberi kita pula kejujuran
Hambal
dan ketulusan; dan aku tak pernah kurang dalam Ahmad Hambal ialah Imam di jamannya, dan
hal keadilan terhadap siapa saja. Bila sifat-sifat jasanya melebihi segala pujian. Suatu kali ketika
ini terdapat pada suatu makhluk, bagaimana ia ingin istirahat dari telaah dan pekerjaannya, ia
martabatnya dalam pengetahuan keruhanian?" pergi ke luar untuk bicara dengan seorang laki-laki
Hudhud menjawab, "Keadilan ialah raja yang amat miskin. Seseorang yang melihat hal itu
keselamatan. Ia yang adil selamat dari segala mencelanya dengan mengatakan, "Tak seorang
macam kesalahan dan kesia-siaan. Lebih baik adil pun yang lebih pandai dari Tuan, dan Tuan pun
daripada melewatkan seluruh hidupmu dengan tak membutuhkan pendapat orang lain , namun
berlutut dan bersembah sujud dalam peribadatan Tuan menghabiskan waktu Tuan dengan si malang
lahiriah. Juga kemurahan hati tidak sebanding yang miskin, yang berjalan bertelanjang kaki
dalam kedua dunia itu dengan keadilan yang dan bertelanjang kepala." "Memang benar," kata
dilakukan secara diam-diam. Tetapi dia yang Imam itu, "bahwa aku telah melaksanakan apa
berpura-pura adil di muka umum sulitlah untuk tak yang ada dalam hadis dan sunnah, dan bahwa aku
menjadi si munafik. Adapun pengikut Jalan ruhani mempunyai lebih banyak pengetahuan dari orang
tiadalah menuntut keadilan dari siapa pun juga, ini; tetapi dalam hal keinsafan, ia lebih dekat pada
karena mereka menerimanya berlimpah-limpah Tuhan ketimbang aku."
dari Tuhan." Kau yang tak jujur karena tak tahu, setidak-
tidaknya memberikan peringatan sejenak pada
ketulusan mereka yang sedang menempuh jalan
ruhani.
kitab Suci. Bila kau punya keimanan, tempuhlah
Raja India perjalanan yang kuanjurkan padamu. Tetapi
akankah ia yang tak ada dalam daftar kesetiaan
Suatu kali Sultan Mahmud memenjarakan terdapat dalam bab kelapangan hati!
seorang raja tua, yang —setelah menghayati
kasih Tuhan— menjadi seorang Muslim dan
meninggalkan kedua dunia. Duduk sendiri dalam Tentara Muslim dan Tentara
kemahnya ia menjadi begitu tenggelam dalam
keadaan ini melelehkan airmata kesedihan dan Salib
mendesahkan keluh kerinduan —siang berganti
malam dan malam berganti siang, semakin hebat Seorang Muslim dan seorang Nasrani tengah
juga tangis dan keluhnya. Akhirnya Mahmud berperang-tanding, dan saatnya tiba bagi si Muslim
mendengarnya dan memanggilnya, "Jangan untuk melakukan sembahyang yang ditentukan,
menangis dan meratap," katanya, "Tuan seorang maka dimintanya pertangguhan waktu dari si
raja dan aku akan memberi Tuan seratus kerajaan Nasrani. Perajurit Salib itu setuju, maka si Muslim
pengganti kerajaan Tuan yang telah hilang." "O pun pergi menyisi dan bersembahyang. Ketika ia
Syah Alam," jawab si Hindu, "aku tak meratapi kembali, mereka pun lalu memulai perjuangan itu
kerajaanku yang hilang atau kemuliaanku. Aku kembali dengan tenaga baru. Sebentar kemudian
menangis, karena pada hari kebangkitan, Tuhan, si tentara Salib minta dilakukan gencatan senjata
pemilik seri keagungan, akan berkata padaku, untuk melakukan sembahyangnya pula. Setelah ini
'O orang yang tak setia, kautaburkan padaku biji diterima, ia pun mengundurkan diri, dan setelah
penghinaan. Sebelum Mahmud menyerangmu, memilih tempat yang sesuai, ia pun berlutut di
kau tak pernah memikirkan daku. Baru ketika debu di muka patung pujaannya. Ketika si Muslim
kau terpaksa membawa tentaramu melawan dia melihat musuhnya berlutut dengan kepala tunduk,
dan kehilangan segalanya, kau ingat padaku. ia pun berkata dalam hati, "Inilah kesempatan
Adilkah ini pada pendapatmu?, O Raja yang masih bagiku untuk mendapat kemenangan," sambil
muda, adalah karena aku merasa malu maka aku merencanakan hendak memukulnya dengan
menangis dalam usiaku yang setua ini." mengkhianati perjanjian. Tetapi sebuah suara
Dengarkan kata-kata tentang keadilan dan batin berkata, "O orang tak beriman yang hendak
keimanan; dengarkan ajaran dalam Diwan Kitab- mengkhianati kesanggupanmu, beginikah caranya

88
kau memegang janjimu? Si kafir tak menghunus bagimu! Kukira saatnya akan tiba ketika di
pedang melawanmu ketika kauminta gencatan hadapanmu langit akan mengingatkan segala
senjata. Tiadakah ingat akan sabda Quran, perbuatanmu satu demi satu.
'Peganglah janjimu dengan setia,. Karena seorang
kafir telah bermurah hati padamu, janganlah
mangkir terhadapnya. Ia telah berbuat baik, dan Yusuf dan Saudara-
kau hendak berbuat jahat. Berbuatlah padanya
sebagaimana ia telah berbuat padamu. Adakah Saudaranya
kau, sebagai Muslim, tak patut dipercaya?"
Mendengar ini, si Muslim tertegun. Sesal Di masa paceklik, kesepuluh saudara Yusuf
melandanya dan ia bermandi airmata dari kepala pergi jauh ke Mesir. Dengan wajah berselubung
hingga kaki. Ketika si tentara Salib melihat ini, cadar, Yusuf menerima mereka, dan mereka
ia pun menanyakan sebabnya. "Bisikan luhur," membeberkan kembali kesusahan mereka serta
kata si Muslim, "menegurku karena tak setia minta pertolongan menghadapi bahaya paceklik
padamu. Kaulihat aku dalam keadaan begini yang menakutkan.
karena aku telah dikalahkan oleh kemurahan Di muka Yusuf ada sebuah piala. Diketuknya
hatimu." Mendengar ini, si Nasrani menyambutnya piala itu dengan tangannya, dan benda itu
dengan sorak gembira, dan katanya, "Karena memperdengarkan suara yang penuh kesedihan.
Tuhan dapat memperlihatkan kemurahannya Saudara-saudaranya itu pun terkejut; mereka tak
padaku, musuhnya yang berdosa ini, dan menegur dapat menahan bicara; maka kata mereka padanya,
sahabatnya karena tak beriman, bagaimana "O Aziz!(1) Adakah Tuanku, atau adakah seseorang
dapat aku untuk tinggal tak beriman? Terangkan tahu akan arti suara itu?" "Aku tahu betul," kata
padaku asas-asas Islam agar aku dapat menerima Yusuf, "tetapi kalian tak akan tahan mendengar
agama yang benar dan dengan meninggalkan penuturannya; sebab piala itu mengatakan bahwa
kemusyrikan melakukan upacara-upacara syariat. kalian mempunyai seorang saudara laki-laki yang
Oh, betapa aku menyesali kebutaan yang selama istimewa karena kebagusan rupanya, dan namanya
ini telah menghalangi aku dari pengakuan akan Yusuf."
Junjungan yang demikian pemurah itu." Kemudian Yusuf mengetuk piala itu untuk yang
O kau yang lalai mencari tujuan keinginanmu, kedua kali, lalu katanya, "Piala itu mengatakan
dan amat kurang dalam keimanan yang layak
1  Yang berkuasa.—H.A.

89
padaku bahwa kalian melemparkan saudara kalian Bila piala hidupmu diketuk dan kau terjaga dari
itu ke dalam sumur dan bahwa kalian membunuh tidur; bila kesalahan-kesalahan dan dosa-dosamu
serigala yang tak berdosa dan melumuri baju Yusuf diperlihatkan satu demi satu, aku sangsi apakah
dengan darah binatang itu." kau akan tetap berpegang pada ketenangan
Yusuf mengetuk piala itu buat yang ketiga kali, atau pikiranmu. Kau seperti seekor semut
dan sekali lagi piala itu memperdengarkan suara yang lumpuh dalam sebuah cambung. Betapa
yang penuh kesedihan. Yusuf menambahkan, sering kau memalingkan kepalamu dari piala
"Piala itu mengatakan bahwa saudara-saudara langit? Kembangkan sayapmu dan terbanglah
Yusuf membuat ayah mereka tercebur ke lubuk membubung, kau, yang mempunyai pengetahuan
kesedihan dan bahwa mereka telah menjual Yusuf. tentang kebenaran. Jika tidak, kau akan senantiasa
Nah, apakah yang telah diperbuat oleh orang- malu bila kau mendengar suara piala itu.
orang tak beriman ini terhadap saudara mereka?
Setidak-tidaknya, takutlah hendaknya pada Tuhan,
wahai kalian yang berdiri di hadapanku."
Ini membuat mereka berada dalam keadaan
sedemikian rupa sehingga mereka berkeringat
karena takut —mereka yang datang hendak
meminta roti itu. Waktu menjual Yusuf, sebenarnya
mereka telah menjual diri mereka sendiri; ketika
mereka memasukkan dia ke dalam sumur,
sebenarnya mereka sendiri terlontar ke dalam
sumur penderitaan.
Barangsiapa membaca kisah ini tanpa
mendapat manfaat, dia itu buta. Janganlah
mendengarkan dengan masa bodoh, sebab ini tak
lain dari kisahmu sendiri. Kau terus juga melakukan
banyak dosa dan kesalahan, karena kau tak
diterangi dengan cahaya kesadaran. Jika seseorang
mengetuk piala hidupmu, maka tersingkaplah
padamu sendiri perbuatan-perbuatan dosamu.

90
32
Pertanyaan Burung Keenam Belas

S eekor burung lain bertanya pada Hudhud,


"O kau yang menjadi pemimpin kami,
adakah keberanian diperlukan dalam mendekati
mana. Karena itu keberaniannya baik dan terpuji,
sebab ia penggila cinta yang berkobar-kobar."

keagungan Simurgh? Agaknya bagiku jelas


bahwa barang siapa yang mempunyai keberanian Penggila Tuhan dan Hamba-
terbebas dari banyak ketakutan. Karena kau
termasuk yang demikian, maka taburkan mutiara- Hamba Amid
mutiara kearifan dan ajarkan pada kami rahasia itu."
"Siapa pun yang terpandang layak," jawab Khorassan ada dalam kemakmuran karena
Hudhud, "ialah Mahram(1) bagi kerahasiaan ilahiat, pemerintahan yang bijaksana dan Pangeran
dan adalah baik untuk menjadi berani bila kita Amid. Ia dilayani oleh seratus hamba dari Turki
mengenal kerahasiaan Tuhan. Tetapi bagaimana dengan wajah-wajah yang bercahaya bagai bulan
mungkin bagi yang memiliki kerahasiaan itu purnama, dan tubuh pohon saru yang lampai, kaki
memberitahukannya pada yang lain? Dapatkah bagai perak, dan nafasnya wangi kesturi. Mereka
pengendara unta di gurun menjadi kepercayaan memakai anting-anting mutiara yang pantulan
raja? Namun bagi siapa yang digerakkan oleh cinta sinarnya menerangi malam dan membuatnya
murni diperlukan juga sedikit keberanian. Siapa bagai siang; sorban mereka dari sutera paling
yang menempuh jalan mengenal diri sendiri akan halus, dan selingkar lehernya kerah kencana;
tahu kapan hanus berani, dan tak membiarkan dada berselubung kain perak, dan ikat pinggang
dirinya mati karena tiada usaha. diperkaya dengan batu-batu berharga. Mereka
Darwis sejati akan berani dan yakin karena semua naik kuda putih. Barangsiapa melihat salah
harapan sejati yang dihayatinya. Ia yang tanpa seorang dari mereka, akan segera terpikat hatinya.
takut lantaran cinta akan melihat Al-Malik di mana- Kebetulan seorang Sufi, berpakaian compang-
camping dan bertelanjang kaki, melihat kumpulan
1  Keluarga dekat, yang tak boleh dikawini; karena itu dapat orang-orang muda itu di jauhan, lalu bertanya,
berarti: seorang yang amat akrab.
"Apakah ini barisan malaikat berkuda?" Kata orang wajahnya ke langit dan berkata, "Tidakkah lebih
padanya, "Orang-orang muda ini ialah pelayan- baik memukul genderang kerajaan ketimbang
pelayan Amid, pangeran di kota ini." Ketika si menjatuhkan sebuah genting di atas kepalaku?"
penggila Tuhan itu mendengar ini, uap kedunguan
pun naik ke kepalanya, dan serunya, "Ya Tuhan,
pemilik tenda agung, ajarlah Amid memelihara Doa Orang Gila
hamba-hambanya."
Bila kau seperti si majnun ini; kau pun akan Ada paceklik di Mesir, begitu mencemaskan
memiliki keberaniannya pula; angkatlah dirimu sehingga di mana-mana orang-orang hampir mati
tinggi-tinggi bagai sebatang pohon yang lampai; ketika mereka mengemis roti. Kebetulan seorang
tetapi bila kau tak berdaun, jangan coba-coba gila lewat dan melihat betapa banyaknya yang
memberanikan diri dan jangan berolok-olok. binasa karena kelaparan, maka sembahnya pada
Kenekatan para penggila Tuhan itu sesuatu Tuhan, "O Tuan yang memiliki segala yang baik di
yang baik. Mereka tak dapat mengatakan apakah dunia dan dalam agama, karena Tuan tak dapat
jalan itu baik atau buruk, mereka hanya tahu memberi makan semua orang, maka ciptakanlah
bagaimana berbuat. lebih sedikit kiranya."
Jika yang memberanikan diri di istana hendak
mengatakan sesuatu yang tak pantas, dengan
Seorang Gila yang Suci rendah hati ia harus mohon ampun.

Hudhud melanjutkan, "Seorang penggila Tuhan


pergi dengan telanjang dan dalam keadaan lapar Orang Gila yang Lain
menyusuri jalan di musim dingin. Tanpa rumah
maupun tempat berlindung ia basah kuyup Seorang Sufi, penggila Tuhan, diganggu anak-
karena hujan dan salju cair. Akhirnya ia sampai anak yang melemparinya dengan batu. Akhirnya
ke sebuah reruntuhan istana, dan memutuskan ia pun berlindung di pojok sebuah gedung. Tetapi
untuk berlindung di sana, tetapi ketika ia masuk pada saat itu mulai turun hujan es, dan butir-butir
ke ambang pintu, sebuah genting jatuh menimpa es jatuh dari tingkat atap yang terbuka, menimpa
kepalanya dan meretakkan batok kepalanya, kepala si gila itu. Disangkanya butir-butir es itu
sehingga darah pun mengalir. Ia menengadahkan kerikil-kerikil dan ia pun lalu menjulurkan lidahnya

92
serta memaki anak-anak itu, yang dibayangkannya
sedang melemparkan kerikil-kerikil, karena rumah
itu gelap. Akhirnya diketahuinya bahwa kerikil-
kerikil itu hanya batu-batu es kiranya, dan ia pun
menyesal dan berdoa, "O Tuhan, adalah karena
rumah ini gelap maka aku telah berdosa dengan
lidahku."
Bila kau memahami dasar-dasar perbuatan
mereka yang ada dalam kegelapan, kau pun tentu
akan memaafkan mereka.

93
33
Burung Ketujuh Belas Bertanya pada Hudhud

S eekor burung lain bertanya pada Hudhud,


"Selama hayat dikandung badan, cinta akan
Yang Abadi bagiku amat mulia dan dapat kuterima,
Simurgh akan menarik kau ke dekatnya dan kau
pun akan duduk bersamanya dalam sanastrinya.
Bila kau ingin sampai ke tempat suci itu, lebih
dan aku tak pernah berhenti mengingat dia. Aku dulu kau harus berusaha memiliki pengetahuan
telah bergaul dengan segala makhluk yang hidup; keruhanian; jika tidak, cintamu pada Simurgh akan
dan jauh dari perasaan terikat pada mereka, aku berubah menjadi siksaan. Demi kebahagiaanmu
pun tak terikat dengan siapa saja. Kedunguan yang sejati, maka perlu hendaknya Simurgh pun
cinta menguasai seluruh pikiranku, maka bagiku, mencintai kau pula."
cinta pun cukuplah. Tetapi cinta demikian tidaklah
menguntungkan bagi siapa pun, dan kini saatnya
telah tiba ketika aku harus menarik garis batas Mimpi Seorang Pengikut
pada hidupku agar aku dapat mengambil piala
cinta dari kekasihku; maka mata hatiku akan Bayazid
menjadi bercahaya karena keindahannya, dan
tanganku akan menyentuh lehernya sebagai tanda Ketika Bayazid meninggalkan istana dunia
permesraan." ini, seorang pengikutnya melihatnya malam itu
Hudhud menjawab, "Bukanlah dengan juga dalam mimpi dan menanyakan pada syaikh
penyombongan yang penuh lagak demikian yang utama itu bagaimana ia dapat terbebas dari
maka kita dapat menjadi tamu terhormat bagi Munkar dan Nakir.(1)
Simurgh di Pegunungan Kaukasus. Janganlah Sufi itu pun berkata padanya, "Ketika kedua
begitu menyombongkan cinta yang menurut malaikat ini menanyakan padaku tentang Al-Khalik,
keyakinanmu kaurasakan terhadapnya, sebab kukatakan pada mereka, 'Pertanyaan itu tak dapat
cinta itu tak dikaruniakan pada setiap makhluk dijawab dengan tepat, sebab jika kukatakan, "dia
untuk memilikinya. Perlu kiranya angin kemujuran Tuhanku, begitu saja", ini hanya akan menyatakan
menyingkapkan tabir rahasia itu, dan kemudian
1  Kedua malaikat yang menanyai si mati dalam kubur.
keinginan dari pihakku semata; lebih baik bila pada orang muda itu akan kembali ke istananya.
kalian kembali kepada Tuhan dan mohon bertanya Kata orang muda itu, "Tuanku telah menyantap
pada-Nya, bagaimana pendapat-Nya tentang makanan hamba Tuanku telah mengetahui tempat
diriku. Bila ia menamakan aku hamba-Nya, maka tidur hamba, dan Tuanku telah menjadi tamu
kalian akan tahu bahwa demikianlah adanya. hamba. Hamba akan selalu suka menerima Tuanku.
Bila tidak, maka Ia telah meninggalkan aku pada Meskipun dalam kenyataannya kita berasal dari
perjanjian yang mengikatku. Karena tak mudah zat yang sama, namun dalam hal-hal lahiriah,
mencapai persatuan, dengan Tuhan, adakah pantas bagaimana dapat Tuanku diperbandingkan
bagiku untuk memanggil Dia Junjunganku? Jika Ia dengan seorang yang berkedudukan rendah
tak berkenan dengan pengabdianku, bagaimana seperti hamba ini?" Sultan amat berkenan dengan
dapat aku mengaku bertuan padaNya? Memang jawaban ini, sehingga tujuh kali lagi ia pergi
benar bahwa aku telah menundukkan kepalaku sebagai tamu pelayan itu. Pada kesempatan
tetapi perlu pula kiranya bahwa Dia menamakan terakhir dikatakannya pada pelayan itu agar
aku hamba-Nya'." mengajukan satu pennohonan. "Bila hamba,
sebagai pengemis ini, harus mengajukan suatu
permohonan," kata pelayan itu, "Sultan tentu
Mahmud di Bilik-Panas tak akan mengabulkannya." "Mintalah apa yang
kau inginkan," kata Sultan, "meskipun itu berupa
Hammam permintaan untuk meninggalkan hammam dan
menjadi raja." "Hanya satu saja permohonan
Suatu malam Mahmud, dalam keadaan sedih, hamba," kata si pelayan, "yaitu, bahwa hendaknya
pergi ke hamman dengan menyamar. Seorang Sultan akan terus menjadi tamu hamba. Menjadi
pelayan muda menyambutnya dan menyediakan pelayan-mandi yang duduk di dekat Tuanku
segala yang perlu untuk dapat berkeringat dalam bilik-panas lebih baik daripada menjadi
dengan bertangas pada perbaraan yang panas. raja di sebuah taman tak bersama Tuanku. Karena
Kemudian disuguhkannya pada Sultan sekedar kemujuran telah datang pada hamba lantaran bilik-
roti kering, dan Sultan pun menyantapnya. Lalu panas ini, maka tak tahu berterimakasihlah hamba
kata Sultan dalam hati, "Kalau tadi pelayan ini ini bila hamba tinggalkan bilik ini. Kehadiran
keberatan menerimaku, tentulah akan kusuruh Tuanku telah menerangi tempat ini; apakah yang
penggal kepalanya." Akhirnya Sultan mengatakan lebih baik dapat hamba minta selain diri Tuanku

95
sendiri?" baginya. Dijualnya apa-apa yang lama itu untuk
Bila kau mencintai Tuhan, berusahalah sekedar mendapatkan makanan itu. Ia pun menjadi
pula untuk dicintai-Nya. Tetapi sementara ada si mata satu. Cinta datang dan mengetuk pintu
yang mencari cinta ini, yang senantiasa usang baginya. Ketika ia sama sekali lebur dalam cahaya
dan senantiasa baru, maka ada pula yang kilat cinta, apa yang lama dan yang baru pun
menginginkan dua keping obol(2) perak dari lenyap dan tiada apa pun lagi yang tinggal! Tetapi
khazanah dunia; ia mencari setitik air ketika ia tidaklah layak bagi siapa saja untuk muak terhadap
mestinya dapat memiliki lautan. diri sendiri dan menolak sama sekali hidupnya
yang lama.

Dua Orang Pengangkut Air


Seorang pengangkut air, ketika bertemu
dengan seorang pengangkut air yang lain,
meminta sedikit air padanya. Yang dimintai itu
berkata, "O kau yang tak tahu akan keruhanian,
mengapa tidak kau minum kepunyaanmu sendiri?"
Yang meminta berkata, "Beri aku sedikit airmu,
kau yang memiliki pengetahuan ruhani, sebab aku
muak akan kepunyaanku sendiri."
Adam kenyang dengan apa-apa yang tak asing
lagi baginya, dan itulah sebabnya ia pun makan ialah makanan terlarang bagi Adam di sorga. (The Conferenfce of
the Birds, halaman 141). Tetapi tentang ini saya tak menemukan
makanan terlarang,(3) ialah sesuatu yang baru rujukannya dalam Al-Quran. Saya hanya menemukan di situ
bahwa Tuhan melarang Adam mendekati "pohon ini" ("...
2  Dalam konteks ini: mata uang (dalam arti umum), atau lebih wa la taqraba hazihi s-saja- rata ..." seperti disebutkan dalam
luas, dengan atribut: perak di sini dapat diartikan kekayaan. - Surah 11: 35. Atau setan membujuk Adam dengan mengatakan
H.A. Sedang arti sebenarnya: mata uang kecil yang dipergunakan bahwa ia akan menunjukkan padanya "pohon khuldi" ("pohon
dahulu kala di Timur Dekat dan Eropa. keabadian"— "tree of immortality" menurut Pickthall) seperti
disebutkan dalam Surah XX: 120. Tetapi dalam tulisan Attar
3  Dalam teks terjemahan Inggris dari C.S. Nott ini sebenarnya di atas, yang penting bagi kita bukanlah macam makanan yang
disebutkan "wheat" ("gandum"). Kemudian dalam Glossarium terlarang itu (arti harfiahnya), melainkan arti maknawinya. -
yang dibuatnya mengenai Adam disebutkan bahwa "gandum" H.A.

96
34
Ucapan Burung Kedelapan Belas

S eekor burung lain berkata pada Hudhud, "Aku


percaya bahwa aku telah mendapatkan sendiri
segala kesempurnaan yang mungkin didapat,
dengan pedang di tangan. Bila cahaya palsu
menampakkan dirinya dari tubuh nafsumu
kau harus memandangnya sebagai sengatan
dan itu telah kudapatkan dengan berbagai kalajengking, untuk itu harus kau pergunakan
laku pertarakan yang pedih. Karena di sini telah penawar bisa. Janganlah putus asa karena
kudapatkan hasil yang ku inginkan, sulitlah kegelapan jalan yang akan kutunjukkan padamu
bagiku untuk pergi ke tempat yang kau sebutkan dan karena cahaya yang akan kau lihat di sana
itu. Pernahkah kau tahu orang meninggalkan tak akan membuat kau merasa menjadi sahabat
harta kekayaan untuk pergi dengan susah payah surya. Selama kau, o sayangku, terus berada dalam
mengelana melalui gunung-gunung, dalam rimba ketakaburan hidup, maka telaahmu pada kitab-
raya, dan melintasi tanah-tanah datar?" kitab dan usahamu yang tak seberapa itu tak
Hudhud menjawab, "O makhluk yang bagai akan berharga sekeping obol pun. Hanya bila kau
setan, penuh kesombongan dan kebanggaan diri! meninggalkan kebanggaan dan kesombongan ini,
Kau yang tenggelam dalam nafsu mementingkan kau akan dapat meninggalkan hidup lahiriah tanpa
diri! Kau yang begitu tak suka berbuat! Kau telah sesal. Selama kau masih tetap pada kesombongan
terbujuk oleh angan-anganmu dan kau kini dan kebanggaan diri dan pada perkara-perkara
jauh dari perkara-perkara ilahiat. Tubuh nafsu kehidupan lahiriah, seratus panah kepedihan akan
telah mengalahkan jiwamu; setan telah mencuri menusukmu dari segala arah."
otakmu. Kebanggaan telah menguasai dirimu.
Bahaya yang kau kira telah kau dapatkan di Jalan
Ruhani hanyalah nyala yang mengerdip. Seleramu Syaikh Abubakar dari Nisyapur
akan hal-hal yang luhur hanya khayali. Jangan
biarkan dirimu terbujuk oleh gemerlap yang Syaikh itu keluar pada suatu hari dari
kaulihat. Selama tubuh nafsumu menentangmu, permukimannya beserta para pengikutnya,
hati-hatilah. Kau harus melawan musuh ini, mengendarai khimarnya, sementara para
pengikutnya mengiringinya dengan berjalan setan.
kaki. Tiba-tiba khimar itu kentut keras sekali,
dan mendengar itu syaikh pun berteriak dan
mengoyak-koyak khirkanya. Para pengikutnya Tuhan Bersabda Kepada Musa
memandangnya dengan heran, dan salah seorang
bertanya mengapa ia berbuat demikian, Kata Suatu hari Tuhan bersabda kepada Musa
syaikh itu, "Ketika aku menoleh dan melihat secara gaib, "Pergilah minta nasihat dari Setan."
betapa banyak para pengikutku"aku pun berpikir Maka Musa pun pergi menemui Iblis dan setelah
dalam hati, Kini benar-benar aku sama dengan sampai padanya, ia pun minta nasihat padanya.
Bayazid. Hari ini aku diiringkan para pengikutku "Senantiasa ingatlah," kata Iblis, "akan kaidah
yang banyak dan paling tekun; maka kelak aku sederhana ini: jangan bilang 'aku,' agar kau tak
pasti akan berkendara dengan kemegahan dan akan menjadi seperti aku."
kehormatan di padang mahsyar." Tambahnya, Selama masih tinggal dalam dirimu sedikit rasa
"Pada saat itulah, ketika aku mengira yang cinta diri sendiri, maka kau akan ikut juga dalam
demikian itu sudah tertakdir bagiku, maka ketaksetiaan. Kemalasan ialah rintangan ke Jalan
khimarku kalian dengar mengeluarkan suara Ruhani; tetapi jika kau berhasil melintasi rintangan
yang terasa tak sejalan. Dengan suara itu ia ingin ini, maka sebentar saja seratus "aku" akan pecah
mengatakan, 'Inilah jawaban yang diberikan seekor kepalanya.
khimar kepada dia yang berlagak besar dan begitu Semua pun melihat kesombongan dan
suka menyombongkan diri!' Itulah sebabnya kebanggaan diri yang ada padamu, kebencian,
api penyesalan begitu tiba-tiba melanda jiwaku iri hati dan kemarahanmu, tetapi kau sendiri tak
dan sikapku pun berubah, dan kedudukan yang melihatnya. Ada sesudut dalam dirimu yang penuh
kuhayalkan hancur berkeping-keping." dengan naga, dan karena lalai kau dikorbankan
O kau yang berubah di setiap saat, kau seperti pada mereka; dan kau manjakan mereka serta kau
Fir'aun sampai ke akar-akar rambutmu. Tetapi jika pelihara mereka siang dan malam. Maka bila kau
kau hancurkan "sang aku" dalam dirimu sehari saja, sadar akan keadaan batinmu, kenapa pula kau
maka kegelapan yang meliputimu akan menjadi tinggal begitu tak peduli,
terang. Jangan ucapkan kata "aku." Kau akan
terperosok ke dalam seratus kejahatan lantaran
"aku-aku"-mu, dan kau akan selalu tergoda oleh

98
Darwis yang Punya Janggut janggutmu, kau tercebur di lautan penderitaan.
Bila kau dapat memandang janggutmu itu
Indah dengan sikap tak terikat, kau akan berhak berlayar
melintasi lautan ini. Tetapi bila kau tercebur ke
Di masa Musa ada seorang darwis yang dalamnya dengan janggutmu, kau akan merasa
menghabiskan waktu siang dan malamnya dalam sulit untuk keluar.
ibadat, namun tak menghayati rasa keruhanian. Cerita Kecil Lagi tentang Seorang Berjanggut
Ia punya janggut panjang yang indah, dan Panjang
sering selagi berdoa, ia berhenti untuk menyisir Seorang peminum, yang berjanggut panjang
janggut itu. Suatu hari, ketika melihat Musa ia dan bagus, kebetulan jatuh ke dalam air yang
pun mendapatkannya dan berkata, "O Pasya dari dalam. Melihat ini, seorang yang lewat pun
Tursina, kumohon padamu, bertanyalah pada berseru, "Buanglah pundi-pundi itu dan kepalamu."
Tuhan, mengapa aku tak mengalami kepuasan Orang yang tenggelam itu menjawab, "Ini bukan
ruhani maupun haru gembira." pundi-pundi, ini janggutku, dan bukan ini yang
Pada kesempatan berikutnya ketika Musa menghalangiku." Kata orang yang lewat itu,
naik ke Tursina ia pun bicara pada Tuhan tentang "Bagaimanapun, buanglah itu, kalau kau tak mau
darwis itu, dan Tuhan pun bersabda dengan nada tenggelam."
tak berkenan, "Meskipun darwis itu telah mencari O kau yang seperti kambing, dan tak malu
persatuan dengan aku, namun ia senantiasa akan janggutmu, selama ada padamu tubuh
memikirkan janggutnya yang panjang itu." Ketika nafsu dan setan yang akan menggulungmu, maka
Musa turun, diceritakannya pada sang darwis kebanggaan Fir'aun dan Haman akan menjadi
bagaimana sabda Tuhan itu. Mendengar itu, bagian dari dirimu pula. Palingkan dirimu dari
darwis itu pun segera mencabuti janggutnya, dunia ini sebagaimana Musa berbuat demikian,
sambil menangis sedih. Jibril pun lalu datang maka kau pun akan dapat menangkap janggut
mendapatkan Musa dan berkata, "Sampai sekarang Fir'aun dan menyekap dia kuat-kuat. Dia yang
pun ia masih memikirkan janggutnya. Tiada yang berjalan di jalan menuju kesempurnaan diri harus
lain lagi dipikirkannya waktu berdoa, dan bahkan memandang hatinya hanya sebagai syisy kabab.
lebih lekat hatinya pada janggut itu sementara ia Orang yang membawa ember penyiram tidak
mencabutinya." menunggu hujan turun.
O kau yang merasa tak dipengaruhi lagi oleh

99
35
Pertanyaan Burung Kesembilan Belas

Cerita Kecil tentang Sahabat


S eekor burung lain berkata pada Hudhud,
"Katakan padaku, kau yang terpuji di seluruh
dunia, apakah yang mesti kuperbuat agar merasa
Tuhan
puas akan perjalanan ini? Jika kau katakan padaku, Seorang sahabat Tuhan yang hampir meninggal
hatiku akan menjadi lebih ringan dan aku akan mulai menangis dan orang-orang yang ada
bersedia dipimpin dalam usaha ini. Sesungguhnya, bersamanya menanyakan kenapa. "Aku menangis
petunjuk perlu, agar kita tak menjadi takut. Karena bagai awan-awan musim semi," katanya, "karena
aku hanya ingin menerima petunjuk dari dunia saatnya telah tiba ketika aku akan mati dan aku
gaib, maka dengan alasan yang layak, ku tolak risau. Mengingat bahwa hatiku sudah senantiasa
petunjuk palsu dari makhluk-makhluk di bumi." bersama Tuhan, bagaimana mungkin aku akan
"Selama kau hidup," jawab Hudhud, "hendaklah mati?" Seorang dari mereka yang hadir berkata,
kau merasa puas mengingat Tuhan, dan "Karena hatimu selalu bersama Tuhan, maka kau
waspadalah terhadap omongan yang tak bijaksana. akan mendapatkan kematian yang baik." Sufi
Bila kau dapat berbuat demikian, kerisauan dan itu menjawab, "Bagaimana mungkin ajal datang
kesedihan jiwamu akan lenyap. Hiduplah dalam pada dia yang menyatukan diri dengan Tuhan!
Tuhan dengan rasa puas; berputarlah bagai kubah Karena aku sudah bersamaNya, maka kematianku
langit lantaran cinta pada-Nya. Jika ada yang lebih tampaknya mustahil."
baik lagi kau ketahui, katakanlah itu, o burung Ia yang puas untuk hidup sebagai bagian dari
malang, agar kau dapat merasa bahagia setidak- kesemestaan yang besar meninggalkan nafsu
tidaknya buat sejenak." keakuannya dan menjadi bebas. Beradalah kau
dalam kepuasan dengan sahabatmu, bagai mawar
dalam kelopak.
Cerita Kecil Kiasi kawan mendapatkan karung lalu menaruh si
mabuk dalam karung itu dengan memasukkan
Seorang yang telah mencapai kesempurnaan kakinya lebih dulu, kemudian mendukung karung
berkata, "Selama tujuh tahun aku telah itu di pundaknya dan membawanya pulang Di
menyempurnakan diri dan kini aku berada dalam tengah jalan, muncul orang mabuk yang lain,
haru-gembira, kepuasan dan kebahagiaan, dan berjalan sempoyongan, ditopang kawannya.
dalam keadaan begini, aku pun ikut serta memiliki Melihat ini, laki-laki yang kepalanya menggelapai
Keagungan luhur dan menyatu dengan Keilahian dari dalam karung itu bangun, dan melihat orang
itu sendiri. Adapun kalian, sementara kalian sibuk lain dalam keadaan yang patut dikasihani itu, ia
mencari kesalahan orang-orang lain, bagaimana pun berkata menyesalkan, "Ah, laki-laki celaka, lain
mungkin kalian akan merasakan kegembiraan kali kalau minum anggur, kurangi dua piala lagi,
di dunia gaib? Jika kalian mencari kesalahan- maka kau pun akan dapat berjalan seperti aku
kesalahan dengan mata menyelidik, bagaimana sekarang ini —bebas dan sendiri."
mungkin kalian mengetahui hal-hal di dunia batin? Keadaan kita sendiri pun tak berbeda. Kita
Kalian tiada segan berbuat begitu teliti mencari melihat kesalahan-kesalahan karena kita tak cinta.
kesalahan-kesalahan orang lain, tetapi terhadap Bila kita punya sedikit saja pengertian tentang
kesalahan-kesalahan kalian sendiri, kalian buta. cinta yang sebenarnya, kesalahan-kesalahan
Maka akuilah kesalahan-kesalahan kalian sendiri, mereka yang dekat dengan kita akan tampak
meskipun kalian berdosa, Tuhan akan menaruh sebagai sifat-sifat yang baik.
belas kasih pada kalian."

Pecinta dan Kekasihnya


Kedua Laki-Laki yang Mabuk
Seorang laki-laki muda, pemberani dan galak
Seorang laki-laki yang kelewat banyak minum bagai singa, selama lima tahun bercinta dengan
minuman jernih itu, sering sampai pada keadaan seorang wanita. Pada yang sebelah dari mata
di mana dia kehilangan baik kesadaran maupun wanita jelita itu ada sebuah bintik kecil, tetapi laki-
rasa kehormatan dirinya. Suatu kali, seorang laki itu, setiap memandang kecantikan kekasihnya,
kawan memergokinya dalam keadaan yang patut tak pernah melihat bintik itu. Bagaimana
disayangkan, terbaring di jalan. Demikianlah si mungkin seorang laki-laki yang sedang mabuk

101
cinta, memperhatikan suatu cacat yang begitu tinggalkan aku sendiri, dan tuntutlah keadilan
kecil? Namun, pada waktunya, cintanya mulai terhadap dirimu sendiri."
berkurang dan ia pun mendapatkan kembali
kewaspadaannya. Pada saat itulah ia dapat
melihat bintik itu, dan bertanya pada kekasihnya
bagaimana dapat terjadi yang demikian. Kata
wanita itu, "Bintik itu tampak pada saat ketika
cintamu mulai dingin. Bila cintamu padaku menjadi
berkurang, mataku pun menjadi demikian bagimu."
O yang berhati buta! Berapa lama kau akan
terus mencari kesalahan-kesalahan orang lain?
Berusahalah untuk melek terhadap apa-apa
yang kau sembunyikan dengan begitu cermat.
Bila kau melihat kesalahan-kesalahanmu sendiri
dengan segala keburukannya, kau tak akan begitu
merisaukan kesalahan-kesalahan orang lain.

Polisi dan Laki-Laki yang


Mabuk
Seorang polisi memukul jatuh seorang laki-laki
mabuk yang berkata padanya. "Mengapa menjadi
marah begitu rupa? Kau berbuat sesuatu yang
melanggar hukum. Aku tak menyakiti seorang
pun, tetapi kau melibatkan dirimu sendiri dalam
kemabukan dan melemparkan kemabukan itu
ke jalan. Kau jauh lebih mabuk daripada aku,
tetapi tak seorang pun memperhatikan ini. Maka

102
36
Pertanyaan Burung Kedua Puluh

S eekor burung lain berkata pada Hudhud, "O


Pemimpin di Jalan ini, apa yang seharusnya
kumohon pada Simurgh bila aku sampai ke tempat
bersama suara burung-hurung bulbul. 'Masuklah,
o pencinta sejati. Bersyukurlah dan berjalanlah
dengan gembira, karena tiada seorang pun di
persemayamannya? Karena olehnya dunia ini akan dunia pernah melihat tempat ini.' O Tuhan, bila aku
diterangi, aku pun tak tahu apa yang seharusnya mendapat karunia dan rahmat-Mu, jiwaku tak akan
kumohon. Bila aku tahu apa yang paling baik tergelincir dari keteguhan keyakinan. Aku tak akan
kumohon dari Simurgh di atas singgasananya, menundukkan kepalaku seperti di dunia insan,
maka hatiku pun akan lebih senang." karena jiwaku telah dibentuk oleh cinta-Mu, dan
Hudhud menjawab, "O Si gila! Amboi! Kau tak demikianlah aku pun tak mengenal sorga maupun
tahu apa yang seharusnya kaumohon? Mohonlah neraka.
apa yang paling kauinginkan. Siapa pun mestinya Bila aku menjadi abu, tak akan terdapat lagi
tahu apa yang ingin dimohonnya, meskipun dalam diriku wujud lain kecuali Engkau. Kukenal
Simurgh sendiri jauh lebih baik dari apa saja yang Engkau tetapi tak kukenal agama maupun
mungkin kauinginkan. Inginkah kau mengetahui kekufuran. Aku Engkau, Engkau Aku. Kudambakan
dari dia apa yang ingin kau mohon?' Engkau, jiwaku dalam Engkau. Engkau semata
yang penting bagiku. Engkau bagiku dunia ini dan
dunia nanti. Puaskanlah, meskipun teramat sedikit,
Doa Syaikh Rubdar kebutuhan hatiku yang terluka. Tunjukkanlah,
meskipun sedikit, cinta-Mu padaku, karena aku
Ktika Bu Ali Rubdar hendak meninggal, ia bernafas hanya karena Engkau."
mengucapkan kata-kata ini, "Jiwaku mengetar di
bibirku dengan pengharapan akan kebahagiaan
abadi. Pintu-pintu langit terbuka. dan menyediakan Sabda Tuhan Pada Daud
singgasana bagiku di sorga. Orang-orang suci
yang bersemayam di istana keabadian berseru Tuhan dari Atas bersabda pada Daud, "Katakan
pada hamba-hambaKu: 'O gumpal tanah! pernah di dunia ini seorang raja memberikan
Seandainya Aku tak punya sorga sebagai ganjaran kehormatan setinggi itu pada seorang hamba."
dan neraka sebagai hukuman, akankah kamu Tetapi Ayaz menangis, dan mereka pun berkata
tetap ingat padaKu? Kalau tak ada cahaya maupun padanya, "Adakah kau gila? Kau bukan lagi hamba,
api, akankah kamu tetap ingat padaKu? Tetapi melainkan termasuk golongan raja-raja. Mengapa
karena Aku layak mendapat kehormatan tertinggi, kau menangis? Hendaknya kau merasa puas!" Ayaz
kamu harus memujaKu tanpa pengharapan atau menjawab, "Tuan-tuan tak mengetahui keadaan
ketakutan; namun, bila kamu tak pernah ditopang yang sebenarnya. Tuan-tuan tak mengerti bahwa
pengharapan atau ketakutan, akankah kamu Sultan yang memerintah negeri yang besar
tetap ingat padaKu? Karena Aku Junjunganmu, ini telah membuang diriku dari hadapannya.
hendaknya kamu memujaKu dari dasar hatimu. Ia harapkan hamba memerintah kerajaannya,
Buanglah segala yang bukan Aku, bakar itu hingga tetapi hamba tak ingin berpisah daripadanya.
menjadi abu, dan campakkan abu itu ke angin Hamba ingin mengabdi padanya, tetapi tidak
keutamaan." meninggalkannya. Apa pula urusan hamba dengan
pemerintahan dan jabatan raja? Kebahagiaan
hamba ialah dalam melihat wajahnya."
Mahmud dan Ayaz Belajarlah dari Ayaz bagaimana mengabdi
Tuhan kau yang tinggal bermalas-malas siang dan
Suatu hari Mahmud memanggil hamba malam, asyik dengan kesenangan-kesenangan
kesayangannya dan memberikan mahkotanya murah dan rendah. Ayaz turun dari puncak
pada orang itu, lalu didudukkannya orang itu di kekuasaan, tetapi kau tak beranjak dari tempatmu,
atas singgasananya, dan katanya, "Ayaz, kuberikan tidak pula kau punya keinginan sedikit pun untuk
padamu kerajaan dan bala tentaraku. Perintahlah, mengubah dirimu sendiri. Kepada siapakah kau
karena negeri ini milikmu; dan kini kuharapkan kau akhirnya akan dapat menuturkan kesedihan-
menggantikan kedudukanku dan mencampakkan kesedihanmu. Selama kau terikat pada sorga dan
anting-anting tanda penghambaanmu itu ke Bulan neraka, bagaimana kau akan dapat memahami
dan Ikan." rahasia yang ingin kusingkapkan padamu; tetapi
Ketika para perwira dan orang-orang istana bila kau tak lagi terikat pada keduanya itu maka
mendengar tentang itu, mata mereka pun menjadi fajar kerahasiaan akan menyingsing dari dalam
hitam karena iri dan mereka pun berkata. "Tiada malam. Lagi pula taman sorga tidak teruntuk bagi

104
yang tak acuh dan langit tertinggi hanya teruntuk Aku, janganlah kau memisahkan dirimu sendiri
bagi mereka yang berhati. daripada-Ku. Aku perlu bagimu, kau terikat
pada-Ku. Karena itu, kau dambakan apa yang
menawarkan dirinya sendiri kalau itu bukan Aku."
Doa Rabi'ah
"O Tuhan, kau yang tahu akan rahasia segala Sultan Mahmud dan Berhala
sesuatu, lenyapkanlah keinginan-keinginan
duniawi musuh-musuhku, dan karunia sahabat- Somnat
sahabatku dengan keabadian kehidupan nanti.
Tetapi tentang diriku, aku tak terikat pada Mahmud dan bala tentaranya menemukan di
keduanya. Kalaupun kumiliki dunia kini atau dunia Somnat sebuah berhala bernama Lat, yang hendak
nanti, namun aku akan memandang keduanya tak dihancurkannya. Untuk menyelamatkan itu, orang-
berarti dibandingkan dengan berada di dekatMu. orang Hindu menawarkan emas seberat tujuh kali
Aku hanya memerlukan Kau semata. Kalau sampai bobot berhala itu, tetapi Mahmud menolaknya
pula aku menghadapkan mataku ke arah kedua dan memerintahkan membuat api besar untuk
dunia itu, atau mendambakan apa pun selain Kau, membakar patung pujaan itu. Kemudian salah
aku pun akan menjadi tak lebih dari seorang yang seorang perwiranya memberanikan diri berkata,
tak beriman." "Tuanku, tidakkah lebih baik menerima emas dan
tidak membakar berhala itu?" "Perbuatan demikian
akan menimbulkan pikiran padaku," kata Mahmud,
Sabda Tuhan Kepada Daud "bahwa pada hari perhitungan penghabisan kelak,
Al-Khalik tentulah akan mengatakan pada seluruh
Sang Pencipta Dunia bersabda kepada Daud alam yang berkumpul: 'Perhatikan apa yang telah
dari balik tabir rahasia. "Segala yang ada, baik atau diperbuat Azaz dan Mahmud -si Azaz membuat
buruk, tampak atau tak tampak, bergerak atau berhala dan Mahmud menjualnya'."
tak bergerak, hanyalah barang pengganti semata Konon ketika berhala itu terbakar, seratus
jika semua itu bukan Aku sendiri yang tak akan keranjang batu-batu berharga pun keluarlah,
kau temukan gantinya maupun kembarannya. sehingga Mahmud mendapatkan harta pula.
Karena tiada satu pun yang dapat menggantikan Katanya, "Lat telah mendapatkan apa yang patut

105
didapatnya dan Tuhan telah mengganjar aku." sendiri dan sanggahan-sanggahan itu. Sementara
itu, Bu Hassein, seorang penggila Tuhan, yang
cerdas tetapi tak terpelajar, lewat di jalan itu.
Cerita Kecil Lain tentang Melihat dia, di jauhan Mahmud pun berkata,
"Panggil si majenun itu; katakan padanya agar
Mahmud datang ke sini dan katakan apa yang mesti
diperbuat, dan aku pun akan menaatinya; karena
Ketika suluh para raja ini meninggalkan Gazna ia tak takut akan Sultan maupun tentara, ia akan
untuk berperang dengan orang-orang Hindu memberikan pendapat yang tak berat sebelah."
dan menghadapi bala tentara mereka yang Ketika Sultan menyerahkan perkara itu pada
besar, ia patah semangat, dan ia pun bersumpah Bu Hassein, orang itu pun berkata, "Tuanku,
kepada Malikulhakim bahwa bila ia menang, ini masalah dua obol, tetapi bila Tuanku ingin
ia akan memberikan segala barang rampasan berbuat sepatutnya terhadap Tuhan, maka jangan
yang jatuh ke tangannya kepada para darwis. pikirkan lagi, Tuan yang mulia, perkara dua obol
Ia mendapat kemenangan dan bala tentaranya ini; dan bila Tuan mendapatkan kemenangan
dapat mengumpulkan sejumlah besar harta lagi karena kemurahan-Nya, hendaklah Tuan
kekayaan. Ketika mereka yang berwajah hitam malu menahan dua obol ini. Karena Tuhan telah
itu telah mundur meninggalkan barang-barang menganugerahkan kemenangan pada Tuan,
rampasan itu, Mahmud pun berkata, "Berikan dapatkah apa yang teruntuk bagi Tuhan itu Tuan
ini pada para darwis, karena aku telah berjanji tahan bagi diri Tuan?"
pada Tuhan untuk berbuat demikian, dan aku Segera sesudah itu Mahmud pun memberikan
harus memegang teguh janjiku." Kemudian para harta kekayaan itu pada para darwis dan menjadi
perwiranya menyanggah dan berkata, "Mengapa raja besar.
memberikan begitu banyak emas dan perak
pada segelintir orang yang tak ikut bertempur!
Mengapa tak memberikannya pada bala tentara
yang telah menanggung kesusahan pertempuran
itu, atau setidak-tidaknya, menyimpannya dalam
perbendaharaan kerajaan?"
Sultan pun ragu-ragu antara sumpahnya

106
37
Pertanyaan Burung Kedua Puluh Satu

Yusuf dan Zulaiha


S eekor burung lain berkata pada Hudhud,
"Katakan pada kami, o kau yang ingin
memimpin kami ke tempat Seri Baginda yang tak Di masa ketika Zulaikha menikmati pangkat dan
dikenal, apakah yang paling dihargai di istana itu? martabatnya yang tinggi, ia menyuruh masukkan
Bila menghadap kepada para raja perlu kiranya Yusuf ke dalam penjara, dan mengatakan pada
membawa persembahan-persembahan berharga; salah seorang hambanya agar menderanya dengan
hanya mereka yang hina menghadap raja dengan tongkat lima puluh kali. "Pukul dia keras-keras,"
tangan kosong." katanya, "sehingga aku dapat mendengar teriakan-
Hudhud menjawab, "Kalau kau menuruti teriakan kesakitannya." Tetapi hamba yang baik
nasihatku, hendaknya kau bawa ke negeri hati itu tak mau melukai Yusuf; maka diambilnya
Simurgh apa yang tak terdapat di sana. Adakah kulit binatang dan katanya, "Bila kupukul kulit
tepat kita membawa apa yang telah ada di sana? itu, berteriaklah pada setiap kali deraan." Ketika
Pengetahuan sejati terdapat di sana, rahasia- Zulaikha mendengar teriakan Yusuf, ia pun pergi
rahasia terdapat di sana, kepatuhan terhadap yang ke bilik penjara dan berkata, "Kau kelewat lunak
lebih tinggi terdapat di sana. Maka bawalah nyala terhadapnya, pukullah lebih keras lagi." Kemudian
cinta dan kerinduan jiwa; tiada lain yang dapat hamba itu berkata pada Yusuf, "O cemerlang surya!
diberikan kecuali ini. Jika sehelaan nafas cinta saja Kalau Zulaikha meneliti dirimu dan tak melihat
tertuju ke tempat itu, maka ia akan menghantarkan sesuatu bekas pun, ia kan menghukumku dengan
wangian hati. Tempat itu ditahbiskan bagi sari kejam. Maka telanjangkan pundakmu dan kuatkan
wangi jiwa. Siapa saja yang menarik sehelaan keluh hatimu serta tahankan pukulan-pukulanku. Bila
pertaubatan yang tulus, seketika itu juga ia akan kau berteriak karena pukulan-pukulan itu, maka ia
memiliki keselamatan." tak akan begitu memperhatikan bekas-bekasnya."
Yusuf pun menelanjangkan kedua belah bahunya,
tongkat menimpa, dan teriakan-teriakan Yusuf
melangit. Ketika Zulaikha mendengarnya, ia pun
pergi mendekati dan katanya, "Teriakan-teriakan api neraka oleh api sesal dalam hati kami."
ini telah menimbulkan akibat yang diharapkan. Berusahalah menahan duka, derita, dan luka,
Sebelum ini erang kesakitannya tak berarti; kini dan dengan itu tunjukkan semangatmu. Bila kau
semua itu sungguh nyata." luka, terimalah itu, dan jangan perturutkan sikap
mengasihani diri sendiri.

Syaikh Bin Ali Tusi


Permohonan pada
Bin Ali Tusi, salah seorang arif yang besar di
zamannya, berjalan di lembah kewaspadaan dan Muhammad
kesiagaan. Tak pernah kukenal seorang yang
memiliki keagungan dan mencapai kesempurnaan Seorang lelaki dengan rendah hati mohon
seperti itu. Suatu kali ia berkata, "Di dunia lain itu, perkenan untuk bersembahyang di atas permadani
orang-orang terkutuk yang malang akan melihat Nabi, yang menolaknya dan mengatakan, "Tanah
dengan jelas para penghuni sorga yang dapat dan pasir panas terbakar. Bersujudlah di atas pasir
menuturkan pada mereka tentang kegembiraan di yang panas terbakar dan di atas tanah jalanan
tempat itu dan rasa persatumesraan. Orang-orang itu, sebab mereka yang luka karena cinta harus
yang berbahagia itu akan berkata, "Kegembiraan punya bekas di wajahnya, dan bekas luka itu harus
yang rendah tak ada di sini, karena matahari terlihat. Biarlah bekas luka hatimu terlihat, karena
keindahan ilahiat telah muncul pada kami, dan orang-orang yang ada di jalan cinta dikenal dari
sedemikian terangnya sehingga kedelapan bekas lukanya."
sorga pun tampak gelap karenanya. Dalam
kegemilangan keindahan ini, tiada lagi yang
tinggal dari keabadian itu, baik nama maupun
bekasnya!" Kemudian mereka yang ada di neraka
akan berkata, "Kami rasa apa yang kalian katakan
itu benar, tetapi bagi kami di tempat yang
mengerikan ini sudah jelas bahwa kami telah
mendapat murka Tuhan, karena itu, kami telah
dijauhkan dari wajah-Nya. Kami diingatkan akan

108
38
Pertanyaan Burung Kedua Puluh Dua dan Pemerian
Lembah Pertama atau Lembah Pencarian

B urung ini berkata pada Hudhud, "O kau yang


tahu akan jalan yang telah kau katakan pada
kami dan yang ingin agar kami mengikutimu di
merak langit tak lebih dari seekor lalat. Kau
harus melewatkan beberapa tahun di sana, kau
harus melakukan upaya-upaya besar, dan harus
sana, bagiku jalan itu gelap, dan dalam kegelapan, mengubah keadaanmu. Kau harus meninggalkan
jalan itu tampak amat sukar, dan bermil-mil segala yang tampak berharga bagimu dan
jauhnya." memandang segala milikmu sebagai tak berarti
Hudhud menjawab, "Kita harus melintasi apa-apa. Bila kau yakin bahwa kau tak memiliki
tujuh lembah dan hanya setelah kita melintasi suatu apa, kau masih harus melepaskan dirimu
lembah-lembah itu akan menemukan Simurgh. dari segala yang ada. Kemudian hatimu pun akan
Siapa yang telah menempuh jalan ini tiada akan diselamatkan dari kehancuran dan kau akan
pernah kembali ke dunia, dan tak mungkin melihat cahaya suci Keagungan Ilahiat dan hasrat-
dikatakan berapa mil jarak yang ada di muka kita. hasratmu yang sejati akan diperlipatgandakan
Bersabarlah, o penakut, sebab semua mereka yang menjadi tak terbatas. Siapa yang masuk ke
melintasi jalan ini sama halnya dengan keadaanmu. sini akan dipenuhi kerinduan sedemikian rupa
Lembah pertama ialah Lembah Pencarian, sehingga ia akan mengabdikan sepenuh dirinya
yang kedua Lembah Cinta, yang ketiga Lembah dalam usaha pencarian yang dilambangkan oleh
Keinsafan, yang keempat Lembah Kebebasan dan lembah ini. Ia akan minta seteguk anggur pada
Kelepasan, yang kelima Lembah Keesaan Murni, pelayan pembawa piala, dan setelah ia minum
yang keenam Lembah Keheranan, dan yang itu, tak ada lagi yang menjadi soal baginya selain
ketujuh Lembah Kemiskinan dan Ketiadaan, lebih mengejar tujuannya yang sejati. Maka ia pun tak
dari itu tiada yang dapat pergi lebih jauh lagi. akan takut lagi pada naga-naga penjaga pintu
Bila kau memasuki lembah pertama, Lembah yang mau menelannya. Ketika pintu terbuka dan
Pencarian, seratus kesukaran akan menyergapmu; ia masuk, maka ajaran agama, keimanan dan
kau akan mengalami seratus cobaan. Di sana, kekufuran —semua itu tiada lagi."
harta kekayaannya, ia akan membunuh dia yang
Sari dari Ganj-Nama, Kitab mengetahui harta yang disembunyikan itu. Dan
engkaulah dia."
tentang Harta dari Osman "Rabbi," kata Iblis, "beri kiranya pertangguhan,
Amru karena hamba ini abdi Tuan; dan tunjuki hamba
kiranya bagaimana hamba dapat menebus dosa
Ketika Tuhan meniupkan nafas hayat yang hamba." "Karena begitu permohonanmu," sabda
suci ke tubuh Adam yang tak lain dari tanah dan Tuhan, "akan kuberikan padamu pertangguhan;
air, Tuhan ingin agar para malaikat tak akan tahu namun sejak saat ini, akan kukenakan di lehermu
tentang itu, dan tidak pula menaruh syak. Maka kerah kutukan dan akan kulekatkan padamu nama
Tuhan pun bersabda pada mereka, "Bersujudlah pembohong dan pemfitnah, agar setiap orang
di hadapan Adam? o Ruh Samawi!" Semua mereka akan waspada terhadapmu sampai hari kiamat."
pun bersujud, dan ketika mereka bersujud, Tuhan Iblis berkata, "Apakah yang mesti hamba
meniupkan nafas hayat ke dalam diri Adam dan takutkan karena kutukan Tuan bila harta suci ini
tiada satu pun dari mereka yang tahu akan rahasia telah tersingkapkan bagiku? Bila kutukan datang
yang ingin disembunyikan Tuhan. Artinya, tiada dari Tuan, maka akan datang pula ampunan. Di
satu pun kecuali Iblis, yang berkata dalam hati, "Tak mana ada racun, di sana ada pula penawarnya.
ada yang akan melihat aku bertekuk lutut. Meski Tuan mengutuk sebagian makhluk dan merestui
kepalaku bercerai dari badanku sekalipun, tidaklah yang lain. Kini karena hamba telah mendurhaka,
itu akan sama celakanya dengan melaksanakan apa maka hamba pun menjadi makhluk kutukan Tuan."
yang dikehendaki Tuhan. Aku tahu betul bahwa Bila kau tak dapat menemukan dan memahami
bukan karena masalah Adam akan ada di bumi itu rahasia yang kukatakan itu, bukanlah karena hal
saja, maka aku tak bersedia untuk bersujud dan itu tak ada, tetapi karena kau tak mencarinya
untuk tak melihat rahasia itu." Dan demikianlah, dengan benar. Bila kau suka pilih-pilih di
Iblis tak bersujud, melainkan mengawasi saja, dan antara apa-apa yang datang dari Tuhan, maka
melihat rahasia itu. Akhirnya Tuhan pun bersabda, kau bukan penempuh Jalan Ruhani. Bila kau
"O kau yang tinggal menunggu, kau telah mencuri memandang dirimu sendiri dimuliakan dengan
rahasia itu, dan untuk itu kau pun akan kumatikan, intan dan dihinakan dengan batu, maka Tuhan
sebab aku tak ingin ada makhluk yang mengetahui tak menyertaimu. Perhatikan baik-baik, janganlah
rahasia itu. Bila raja duniawi menyembunyikan kau menyukai intan dan menolak batu, karena

110
keduanya datang dari Tuhan. Bila di saat kalap, Di Jalan Ruhani cinta dan pengharapan
kekasihmu melempari kau dengan batu, itu lebih keduanya perlu. Bila kau tak memiliki yang dua
baik daripada permata dari wanita lain. ini lebih baik kau meninggalkan pencarian itu.
Di jalan penyempurnaan diri, kita tak boleh Kita harus berusaha menjadi sabar. Tetapi apakah
lena sejenak pun. Bila sejenak saja kita berhenti pencinta pernah bersabar? Bersabarlah dan
menyempurnakan diri, kita akan tergelincir berusahalah dengan harapan akan mendapatkan
mundur. penunjuk jalan. Kuasailah dirimu sendiri dan
jangan biarkan kehidupan lahiriah menawanmu.

Cerita tentang Majnun


Cerita tentang Abu Sa'id
Seorang yang mencintai Tuhan melihat Majnun
tengah mengayak(1) tanah di jalanan dan berkata Mahnah
"Majnun, apa yang kaucari?" "Aku mencari Laila,"
katanya. Orang itu berkata lagi, "Adakah kau Syaikh Mahnah ada dalam kebingungan yang
berharap mendapatkan Laila di situ?" "Aku mencari amat sangat, hatinya sedih, ketika di kejauhan
dia di mana-mana," kata Majnun, "dengan harapan dilihatnya seorang tua dari desa dengan wajah
akan mendapatkannya di suatu tempat." yang salih sedang berjalan dengan malas,
sementara dari badannya memancar cahaya yang
terang. Syaikh itu memberi salam padanya lalu
Yusuf Hamdani menceritakan padanya tentang kesedihan yang
dialaminya. Orang tua dari desa itu mendengarkan,
Yusuf Hamdani seorang yang diagungkan dan setelah berpikir sebentar, ia berkata, "O Bu
di zamannya, seorang arif, yang mengerti akan Sa'id, andaikan orang mesti mengisi ruang dari
rahasia-rahasia berbagai dunia. Katanya, "Segala tanah yang terendah sampai ke arasy Tuhan
yang tampak, baik di puncak maupun di dasar- dengan jawawut, tidak hanya sekali melainkan
setiap zarrah, sesungguhnya ialah Ya'kub lain yang seratus kali, dan andaikan seekor burung setiap kali
mengharapkan kabar tentang Yusuf yang hilang mengambil sebutir jawawut selama seribu tahun
daripadanya." dan kemudian terbang seratus kali keliling dunia,
maka dalam waktu yang sekian lamanya itu pun
1  menapis, menyaring. - H.A.

111
jiwa Tuan tak juga menerima kabar tentang istana menjawab, "Hamba mendapatkan gelang yang
samawi, dan Tuan akan masih tetap jauh dari istana Tuan lemparkan itu, dan karena hamba telah
itu." mendapatkan harta semacam itulah maka hamba
Kesabaran yang besar perlu bagi mereka yang harus terus mencari selama hidup hamba."
menderita; tetapi tak ada yang bisa bersabar. Jika Jadilah seperti orang itu dan berusahalah
pencarian itu beralih dari yang batiniah kepada mencari sampai pintu itu terbuka bagimu. Matamu
yang lahiriah, meskipun meluas pula ke seluruh tak akan tertutup selalu; carilah pintu itu.
alam, pada akhirnya pencarian itu tak akan
memuaskan. Ia yang tak terlibat dalam pencarian
kehidupan batin tak lebih dari seekor binatang- Sebuah Kalimat dari Rabi'ah
demikianlah dapat kukatakan. Bahkan dia itu tidak
ada, dia sesuatu yang tak berarti, suatu bentuk Seorang laki-laki berdoa, "Ya Rabbi, bukakan
tanpa jiwa. pintu agar hamba dapat menghadap padamu."
Mendengar doa laki-laki itu, Rabi'ah pun berkata,
"O si gila! Adakah pintu itu tertutup?"
Mahmud dan Pencari Emas
Suatu malam, selagi berkuda seorang diri,
Mahmud melihat seorang laki-laki sedang
mengayak tanah mencari emas; kepalanya
tunduk dan orang itu di sana-sini telah menimbun
tumpukan-tumpukan debu yang sudah diayak.
Sultan memandangnya, lalu melemparkan
gelangnya di antara tumpukan-tumpukan itu
dan kemudian pergi memacu kudanya bagai
angin. Malam berikutnya Mahmud kembali dan
mendapatkan laki-laki itu masih mengayak pula.
"Apa yang kau dapat kemarin," kata sultan, "akan
cukup buat membayar upeti bagi dunia, namun
kau masih terus juga mengayak!" Laki-laki itu

112
39
Lembah Kedua atau Lembah Cinta

H udhud melanjutkan, "Lembah berikutnya ialah


Lembah Cinta. Untuk memasukinya kita harus
menjadi api yang menyala —begitulah dapat
kedunguan cinta; cinta tak berurusan dengan akal
pikiran insani. Bila kau memiliki penglihatan batin,
zarrah-zarrah dari dunia yang kelihatan ini akan
kukatakan. Kita sendiri harus menjadi api. Wajah tersingkap bagimu. Tetapi bila kau memandang
pencinta harus menyala, mengilau dan berkobar- segalanya dengan mata pikiran biasa, kau tak akan
kobar bagai api. Cinta sejati tak mengenal pikiran- pernah mengerti betapa perlunya mencinta. Hanya
pikiran yang menyusul kemudian; dengan cinta, dia yang telah teruji dan bebas dapat merasakan
baik dan buruk pun tak ada lagi. ini. Ia yang menempuh perjalanan ini hendaknya
Tetapi akan halnya kau, yang tak acuh punya seribu hati sehingga tiap sebentar ia dapat
dan tak peduli, pembicaraanku ini tak akan mengorbankan satu."
menyentuhmu, bahkan tak akan terkerat oleh
gigimu. Siapa yang setia mempertaruhkan uang
tunai, bahkan mempertaruhkan kepala, untuk Seorang Koja yang Mabuk
menjadi satu dengan sahabatnya. Yang lain-lain
puas dengan menjanjikan apa yang akan mereka Cinta
lakukan untukmu besok. Bila ia yang memulai
perjalanan ini tak mau melibatkan diri seutuhnya Seorang Koja menjual segala yang ada
dan sepenuhnya, ia tak akan bebas dari duka padanya - perabotan, para hamba dan segalanya,
dan kemurungan yang memberatinya. Sebelum untuk membeli bir dari seorang penjual bir yang
elang mencapai tujuannya, ia gelisah dan sedih. masih muda. Ia sama sekali jadi gila karena cinta
Jika ikan didamparkan ke pantai oleh ombak, ia akan penjual bir ini. Ia selalu lapar karena bila ia
menggelepar-gelepar hendak kembali ke dalam air. diberi roti, dijualnya roti itu untuk membeli bir.
Di lembah ini, cinta dilambangkan dengan Akhirnya seseorang bertanya padanya, "Bagaimana
api, dan pikiran dengan asap. Bila cinta datang, sebenarnya cinta yang membawa kau dalam
pikiran lenyap. Pikiran tak bisa tinggal bersama keadaan yang patut disayangkan ini? Ceritakan
padaku rahasianya!" "Cinta memang sedemikian kawannya di gurun, dan salah seorang bertanya
itu," jawab orang Koja itu, "sehingga kita mau padanya, "Bagaimana dapat kau, seorang
menjual barang dagangan dari seratus dunia untuk yang terhormat, pergi ke mana-mana dengan
membeli bir. Selama kita tak memahami ini, kita bertelanjang saja? Biarlah kucari pakaian untukmu
tak akan pernah menghayati perasaan yang sejati jika kau ingin." Majnun berkata, "Tak ada pakaian
tentang cinta." yang kupakai akan layak bagi kekasihku, maka
bagiku tiada yang lebih baik dari tubuhku yang
telanjang atau selembar kulit domba. Laila, bagiku,
Cerita tentang Majnun seperti Ispand penangkal pengaruh jahat. Majnun
tentulah akan senang memakai pakaian-pakaian
Orang tua Laila melarang Majnun mendekati sutera dan kain kencana, tetapi ia lebih suka
kemah mereka. Tetapi Majnun, yang dimabuk cinta, dengan kulit domba ini, karena dengan memakai
meminjam kulit domba dari seorang gembala ini ia akan dapat melihat sepintas wajah Laila."
di gurun, di mana suku Laila memancangkan Cinta mestilah merobek-buangkan kehati-
kemahnya. Ia membungkukkan diri dan hatian. Cinta mengubah sikapmu. Mencinta adalah
mengenakan kulit domba, lalu katanya pada mengorbankan kehidupanmu yang biasa dan
gembala itu, "Dengan nama Tuhan, biarlah aku meninggalkan kesenangan-kesenanganmu yang
ikut merangkak di tengah domba-dombamu, menyolok mata.
kemudian bawalah kawanan domba itu melintasi
kemah Laila, agar mudah-mudahan aku dapat
mencium wewangiannya yang nikmat, dan dengan Seorang Pengemis Mencintai
menyembunyikan diri dalam selubung kulit ini
mudah-mudahan aku dapat mengusahakan Ayaz
sesuatu." Gembala itu berbuat seperti yang
dikehendaki Majnun, dan ketika mereka melintasi Seorang darwis yang miskin suatu kali jatuh
kemah Laila, Majnun melihat gadis itu, lalu pingsan. cinta pada Ayaz, dan kabar itu pun segera tersiar.
Si gembala kemudian menggotongnya dari kemah Bila Ayaz berkuda di jalan yang bertaburkan
itu ke gurun, lalu menyiram mukanya dengan air wangian kesturi, darwis itu biasa menunggu dan
untuk menyejukkan cintanya yang menyala. kemudian lari mendapatkannya, lalu menatap
Di hari lain, Majnun ada bersama beberapa padanya bagai pemain polo memancangkan

114
matanya ke arah bola. Akhirnya orang-orang pun tak bertangan maupun berkaki. Kami dapat
melaporkan pada Mahmud tentang pengemis bersama-sama membicarakan penderitaan yang
yang mencintai Ayaz ini. Suatu hari, ketika Ayaz ditimbulkan oleh tongkat pemukul pada kami;
berkuda bersama sultan, maka sultan berhenti tetapi bola itu lebih beruntung daripada hamba,
dan memandang darwis itu dan terlihat olehnya karena kuda menyentuhnya dengan kakinya setiap
bahwa jiwa Ayaz bagai sebutir gandum dan wajah kali. Bola itu menerima pukulan tongkat pemukul
darwis itu bagai bulatan tepung adonan yang pada badannya, tetapi hamba merasakan pukulan-
melingkungi butir gandum itu. pukulan itu dalam hati hamba."
Tampak padanya bahwa punggung pengemis "Darwis yang miskin," kata Sultan, "kau
itu bungkuk bagai tongkat pemukul bola polo, membanggakan kemiskinanmu, tetapi mana bukti
dan kepalanya berputar-putar sepenuhnya bagai yang dapat kauperlihatkan?"
bola dalam permainan polo. Mahmud berkata, "Hamba korbankan segalanya demi cinta,"
"Pengemis malang, inginkah kau minum dari satu jawab darwis itu, "itulah tanda kemiskinan
gelas bersama Sultan?" "Meskipun Tuan sebut ruhani hamba. Dan bila Tuan, o Mahmud, pernah
hamba ini pengemis," jawab darwis itu, "namun menghayati cinta yang sebenarnya, korbankanlah
hamba tak kalah dengan Tuanku dalam permainan hidup Tuan untuk itu; bila tidak, Tuan tak berhak
cinta. Cinta dan kemiskinan sejalan. Tuan orang bicara tentang cinta."
yang berdaulat, dan hati Tuan bercahaya; tetapi Setelah berkata demikian, ia pun mati, dan
untuk cinta, hati yang menyala seperti hamba ini dunia menjadi gelap bagi Mahmud.
perlu. Cinta Tuan kelewat biasa. Hamba menderita
kesedihan karena perpisahan. Tuan bersama
sang kekasih; tetapi dalam bercinta kita harus Seorang Arab di Persia
mengenal bagaimana menderita kesedihan karena
perpisahan." Suatu kali seorang Arab pergi ke Persia dan
Sultan pun berkata, "O kau yang telah menarik heran melihat adat kebiasaan negeri itu. Pada
diri dari kehidupan yang biasa, cinta bagimu bagai suatu hari kebetulan ia melalui permukiman
permainan polo?" "Begitulah," jawab pengemis sekelompok kaum Qalandar(1) dan melihat
itu, "karena bola selalu bergerak, seperti hamba,
dan hamba pun seperti bola itu. Bola dan hamba 1  Kelompok kaum Darwis di Persia dan Arabia yang bertujuan
punya kepala yang berpusing, meskipun kami mengembara senantiasa. Didirikan oleh Qalandar Yusuf al
Andalusi dari Spanyol.

115
beberapa laki-laki yang tak bicara sepatah kata kini aku tak punya apa-apa lagi." Mereka minta
pun. Mereka tak punya istri dan tak punya sekeping padanya agar memberikan gambaran tentang
obol pun, tetapi mereka berhati suci dan bersih. kaum Qalandar itu. Jawabnya hanya, "Orang-orang
Masing-masing memegang sebuah botol berisi itu cuma mengatakan padaku, 'Masuklah'."
anggur pekat yang dituangkannya dengan hati- Orang Arab itu seterusnya tetap dalam keadaan
hati sebelum duduk. Orang Arab itu merasa senang heran dan tercengang, seperti anak kecil, dan
dengan mereka; ia pun berhenti dan pada saat itu melongo karena kata "Masuklah".
hati dan pikirannya tertuju ke jalan itu. Maka kau pun hendaknya melangkah maju. Bila
Melihat ini kaum Qalandar itu berkata, kau tak mau, maka ikuti angan-anganmu. Tetapi
"Masuklah, o orang yang tak berarti!" Maka bila kau lebih menyukai kerahasiaan cinta dari
begitulah, mau tak mau ia pun masuk. Ia diberi jiwamu, maka kau akan mengorbankan segalanya.
sepiala anggur dan segera ia pun tak sadarkan Kau akan kehilangan apa yang kau pandang
diri. Ia jadi mabuk dan kekuatannya hilang. Emas berharga, tetapi kau akan segera mendengar kata-
dan perak serta barang-barangnya yang berharga kata khidmat, "Masuklah".
diambil oleh salah seorang dari kaum Qalandar,
dan kepadanya diberikan anggur lebih banyak lagi,
dan akhirnya ia pun dilemparkan ke luar rumah. Si Pencinta yang Kehilangan
Kemudian orang Arab itu pun pulang ke negerinya
sendiri, bermata sebelah dan miskin, keadaannya Kekasihnya
berubah dan bibirnya kering. Setiba di tempat
kelahirannya, kawan-kawannya bertanya padanya, Seorang laki-laki yang bercita-cita luhur jatuh
"Ada apa? Kau pengapakan uang dan barang- cinta dengan seorang wanita muda jelita. Tetapi
barangmu yang berharga itu? Apakah dicuri orang sementara itu wanita pujaan hatinya menjadi kurus
ketika kau tidur? Adakah kau telah berbuat buruk dan sepucat ranting yang berwama kuning kunyit.
di Persia? Ceritakan pada kami! Mungkin kami Hari yang cerah lenyap dari hatinya; dan maut,
dapat menolongmu!" yang menunggu dari jauh, datang mendekat.
"Aku ngeloyor ke sana-sini di jalan," katanya, Ketika laki-laki yang mencintainya mengetahui
"dan tiba-tiba saja aku bertemu dengan kaum ini, ia pun mengambil parang dan berkata, "Aku
Qalandar. Tak ada yang kuketahui lagi kecuali akan pergi membunuh kekasihku di tempat ia
bahwa aku telah kehilangan semua milikku dan terbaring agar si jelita yang bagai lukisan yang

116
mengagumkan ini tidak mati karena kodrat." mengapa Tuan tak menyerahkan hidup Tuan
Orang-orang pun mengatakan padanya, "Apa kau dengan suka hati pada Izrail? Para pencinta di Jalan
gila! Kenapa pula kau mau membunuh wanita itu Ruhani mempertaruhkan hidupnya demi cinta
di saat ia sudah mendekati ajalnya?" Si pencinta mereka; Tuan menganggap hidup Tuan berharga."
itu berkata, "Jika dia mati karena tanganku, maka Kata Ibrahim, "Bagaimana dapat aku melepaskan
orang-orang pun akan membunuhku, sebab aku hidupku bila Izrail telah menghalangnya? Aku
dilarang membunuh diriku sendiri. Kemudian tak mengindahkan permintaannya, karena
di hari kiamat kelak, kami akan bersama lagi aku hanya ingat pada Tuhan. Ketika Nimrod
sebagaimana kami sekarang ini. Jika aku dibunuh, melepaskan aku ke dalam api dan Jibril datang
karena gairah hasratku padanya, maka kami akan padaku, tak kuindahkan dia karena aku hanya
menjadi satu, seperti nyala terang pada sebatang ingat pada Tuhan. Karena aku memalingkan
lilin yang dinyalakan." kepalaku dari Jibril dapatkah aku diharapkan
Para pencinta yang telah mempertaruhkan akan menyerahkan nyawaku pada Izrail? Kalau
hidupnya demi cinta mereka telah memasuki kudengar Tuhan bersabda, 'Berikan hidupmu
jalan itu. Dalam kehidupan Ruh, mereka menyatu padaku!' maka hidupku pun tak lebih berharga
dengan tambatan kasih mereka. dari sebutir gandum. Bagaimana mungkin aku
memberikan hidupku pada seseorang kalau ia
tidak memintanya. Itu saja yang mesti kukatakan."
Ibrahim dan Malakul Maut
Ketika tiba saatnya sahabat Tuhan itu hendak
wafat, ia enggan menyerahkan nyawanya pada
Izrail. "Tunggu," katanya pada Izrail. "Adakah
Malikulalam telah memintanya?" Tetapi Allah Ta'ala
bersabda pada Ibrahim, "Jika kau benar-benar
sahabatku, tidakkah kau ingin datang padaku?
Ia yang menyesal memberikan hidupnya pada
sahabatnya menghendaki hidupnya dirobek
dengan pedang." Kemudian, salah seorang yang
hadir di sana berkata, "O Ibrahim, Cahaya Dunia,

117
40
Lembah Ketiga atau Lembah Keinsafan

H udhud melanjutkan, "Setelah lembah yang


kubicarakan(1) itu, menyusul lembah yang
lain - Lembah Keinsafan, yang tak bermula dan tak
ini, masing-masing akan menerima cahaya sesuai
dengan amal usahanya dan mendapatkan tingkat
yang telah ditetapkan baginya dalam menginsafi
berakhir. Tiada jalan yang sama dengan jalan ini, kebenaran. Bila rahasia hakikat segala makhluk
dan jarak yang harus ditempuh untuk melintasinya menyingkapkan dirinya dengan jelas padanya,
tak dapat diperkirakan. Keinsafan, bagi setiap maka perapian dunia pun menjadi taman mawar.
penempuh perjalanan itu, kekal sifatnya; tetapi Ia yang berusaha akan dapat melihat buah badam
pengetahuan hanya sementara. Jiwa, seperti raga, yang terlindung dalam kulitnya yang keras itu.
ada dalam perkembangan maju dan mundur; Ia tak akan lagi sibuk memikirkan dirinya sendiri,
dan Jalan Ruhani itu hanya menampakkan dirinya tetapi akan menengadah memandang wajah
dalam tingkat di mana si penempuh perjalanan sahabatnya. Pada setiap zarrah ia akan dapat
itu telah mengatasi kesalahan-kesalahan dan melihat keseluruhan; ia akan merenungkan ribuan
kelemahankelemahannya, tidur dan kemalasannya rahasia yang cemerlang.
dan setiap penempuh perjalanan itu akan Tetapi berapa banyak yang telah tersesat dalam
bertambah dekat dengan tujuannya, masing- mencari penunjuk Jalan yang telah menemukan
masing sesuai dengan usahanya. Meskipun seekor rahasia itu! Perlu kiranya mempunyai keinginan
lalat terbang dengan segala kemampuannya yang dalam dan tetap untuk menjadi sebagaimana
dapatkah ia menyamai kecepatan angin? Ada keadaan kita semestinya buat melintasi lembah
berbagai cara melintasi Lembah ini, dan semua yang sulit ini. Sekali kau telah mengenyam rahasia-
burung tidaklah sama terbangnya. Keinsafan dapat rahasia itu, maka kau pun akan sungguh-sungguh
dicapai dengan beragam cara-sebagian ada yang ingin memahami semua itu. Tetapi apa pun yang
menemukannya di Mihrab,1 yang lain pada arca mungkin kau capai, jangan sekali-kali lupa akan
pujaan. Bila matahari keinsafan menerangi jalan sabda Quran, 'Adakah lagi yang lain?'
Akan halnya kau yang tidur (dan aku tak dapat
1  Ceruk di mesjid menghadap ke Mekah. (Tempat sembahyang memuji kau karena yang demikian), mengapa
bagi Imam yang memimpin sembahyang bersama. - H.A.)
tak bersedih? Kau yang tak melihat keindahan sahabatmu,
bangunlah dan berusahalah mencari! Berapa lama kau akan Pencinta yang Tidur
tinggal tetap sebagaimana keadaanmu sekarang, seperti
keledai tanpa tali leher!" Seorang pencinta, merasa cemas dan risau, dan letih
karena mengeluh, tertidur di atas gundukan sebuah makam.
Kekasihnya datang mendekatinya dan melihat dia tertidur,
Airmata Batu ditulisnya sepucuk surat kecil lalu disematkannya di jubah
pencintanya itu. Ketika si pencinta bangun dan membaca
Adalah seorang laki-laki di Cina yang mengumpulkan apa yang telah ditulis kekasihnya itu, ia pun mengeluh sedih,
batu-batu tiada hentinya. Ia mengucurkan airmata karena surat itu berbunyi, "O laki-laki goblok! Bangkitlah, dan
berlimpahan, dan bila airmata itu jatuh ke tanah, berubahlah bila kau pedagang, berdaganglah dan dapatkan uang; jika
jadi batu, yang tiap kali dikumpulkannya. Kalau awan mesti kau seorang zahid, bangunlah malam hari dan berdoalah
mencucurkan airmata seperti itu, maka akan menimbulkan pada Tuhan dan jadilah hamba-Nya. Tetapi jika kau seorang
kesedihan dan keluhan. pencinta, merasalah malu pada dirimu sendiri. Apa gunanya
Pengetahuan sejati menjadi milik pencari yang tulus. tidur bagi mata pencinta? Di siang hari pencinta berlomba
Jika diperlukan mencari pengetahuan ke negeri Cina, dengan angin; di malam hari hatinya yang menyala membuat
maka pergilah. Tetapi pengetahuan dirusakkan oleh wajahnya bersinar seri dengan cemerlang cahaya bulan.
pikiran dangkal, ia mengeras, bagai batu. Berapa lama Jika kau bukan laki-laki semacam itu, jangan lagi berlagak
lagi pengetahuan sejati akan terus salah dimengerti? mencintai aku. Jika seseorang bisa tidur di tempat lain
Dunia ini, rumah kesedihan ini, ada dalam kegelapan; dan bukan di kuburnya, boleh kukatakan dia itu seorang
tetapi pengetahuan sejati ialah perrnata, ia akan menyala pencinta-tetapi, pencinta dirinya sendiri."
bagai lampu dan menunjukkan jalan padamu di tempat Perajurit Pengawal yang Sedang Dalam Bercinta
yang kelam ini. Bila kau remehkan permata ini, kau akan Seorang perajurit sedang dalam bercinta. Selagi tidak
sungguh-sungguh patut disesalkan. Bila kau tercecer di mengawal pun ia tak bisa tidur. Akhirnya seorang kawan
belakang, kau akan menangis pedih. Tetapi bila kau hanya memintanya agar tidur beberapa jam. Kata perajurit itu,
tidur sedikit di malam hari, dan puasa di siang hari, kau "Aku perajurit pengawal, dan aku sedang dalam bercinta.
mungkin mendapatkan apa yang kaucari. Maka carilah, dan Bagaimana aku bisa istirahat? Seorang perajurit yang sedang
tenggelamkan dirimu dalam usaha mencari itu. bertugas tak boleh tidur, maka yang demikian itu akan
merupakan keuntungan bagi dia dalam bercinta. Setiap
malam cinta menguji diriku, dan karena itu aku dapat tetap

119
berjaga dan mengawal benteng. Cinta ini sahabat bagi hentinya dan membakar kepalamu."
perajurit pengawal, karena keadaan jaga menjadi bagian
dari dirinya; ia yang mencapai keadaan demikian akan selalu
awas."
Jangan tidur, o insan, jika kau berusaha mendapatkan
pengetahuan tentang dirimu sendiri. Kawal baik-baik
benteng hatimu, karena banyak pencuri di mana-mana.
Jangan biarkan para perampok mencuri permata yang
kau bawa. Pengetahuan sejati akan datang pada dia yang
dapat tetap berjaga. Ia yang dengan sabar berkawal akan
sadar-tahu kapan Tuhan datang mendekat. Para pencinta
sejati yang ingin menyerahkan diri dalam bius kemabukan
cinta akan pergi menyendiri. Ia yang memiliki cinta ruhani
menggenggam di tangannya kunci kedua dunia. Jika ia
perempuan, ia akan menjadi laki-laki; dan jika ia laki-laki, ia
akan menjadi lautan yang dalam.

Mahmud dan Si Gila Tuhan


Suatu hari, di gurun, Mahmud melihat seorang fakir
yang menundukkan kepala dengan sedih berpunggung
bungkuk karena duka. Ketika Sultan mendekatinya, orang itu
berkata, "Enyahlah! Atau akan kupukul kau seratus kali. Pergi,
kataku, kau bukan raja, melainkan orang yang berpikiran
hina, seorang kafir di mata Tuhan." Mahmud menjawab
tajam, "Bicaralah padaku sebagaimana layaknya pada
seorang sultan, jangan serupa itu." Jawab fakir itu, "Jika kau
tahu, o si bodoh, bagaimana kau terjungkir-balik, kerajaan
dan kekayaan pun tak ada artinya; kau akan meratap tiada

120
41
Lembah Keempat atau Lembah Kebebasan dan Kelepasan

H udhud melanjutkan, "Kemudian menyusul


lembah di mana tak ada nafsu untuk memiliki
atau keinginan untuk menemukan. Dalam suasana
baru atau yang lama akan berharga; kau boleh
berbuat atau tidak berbuat. Bila kaulihat seluruh
dunia terbakar dan segala hati tak lebih dari syisy
jiwa yang demikian, angin dingin pun bertiup, kabab, itu baru impian saja dibandingkan dengan
begitu hebat sehingga dalam sejenak saja angin itu kenyataan yang sebenarnya. Jika puluhan ribu jiwa
menimbulkan kerusakan yang luas tak terhingga: harus tenggelam ke lautan yang tak terbatas, itu
ketujuh lautan tak lebih dari sebuah lobang air, akan seperti setitik embun belaka. Bila langit dan
ketujuh kaukab hanya setitik bunga api, ketujuh bumi mesti meledak jadi bagian-bagian kecil, itu
langit hanya sebuah bangkai, ketujuh neraka tak akan lebih dari setangkai daun yang jatuh dari
hanya es yang hancur. Kemudian, sesuatu yang pohon; dan bila segalanya mesti dimusnahkan,
mengherankan, tak masuk akal! Seekor semut sejak dari ikan hingga bulan, akankah terdapat di
sama kuatnya dengan seratus gajah, dan seratus dasar sumur kaki seekor semut yang lumpuh? Jika
kafilah tewas sementara seekor gagak sedang tiada lagi bekas jejak manusia maupun jin, rahasia
mengisi temboloknya. setitik air, dari mana segala sesuatu terjadi, masih
Agar Adam dapat menerima cahaya samawi, harus direnungkan."
barisan malaikat yang berpakaian hijau dicekam
duka. Agar Nuh dapat menjadi tukang kayu Tuhan
dan membuat perahu, ribuan makhluk tewas di Orang Muda yang Jatuh ke
perairan. Puluhan ribu nyamuk menyerang tentara
Abrahah agar raja itu tergulingkan. Ribuan bayi Dalam Sumur
mati agar Musa dapat melihat Tuhan. Ribuan
orang mengenakan ikat pinggang Nasrani agar Isa Di desaku ada seorang laki-laki muda, tampan
dapat memiliki rahasia Tuhan. Ribuan hati dan jiwa seperti Yusuf, yang jatuh ke dalam sumur dan
terampas agar Muhammad dapat bermikraj suatu tanah pun mengurungnya. Ketika orang-orang
malam ke langit. Di Lembah ini tiada apa pun yang mengeluarkannya, dia dalam keadaan sedih. Orang
muda yang terpuji ini bernama Muhammad, dan yang telah mengetahui batas-batas perjalanan ini
disukai setiap orang. Bapanya mengeluh ketika dan tiada pula yang telah menemukan penawar
melihat dia dan katanya, "O Muhammad, kau cinta. Jika kau berhenti, kau akan membeku, atau
cahaya mataku dan jiwa bapamu. O puteraku, bahkan akan mati; jika kau melanjutkan jalanmu,
bicaralah sepatah kata pada bapamu!" Sang putera senantiasa maju, kau akan mendengar selamanya
pun mengucapkan sepatah kata lalu meninggal, seruan: "Pergilah terus lebih jauh lagi." Kau tak
demikianlah adanya. dapat berjalan maupun tinggal berhenti. Tak ada
O kau, yang menjadi murid muda di jalan manfaatnya baik hidup maupun mati.
pengetahuan ruhani, dan yang dapat meninjau Keuntungan apa yang telah kau dapat dari
merenungkan, pikirkanlah tentang Muhammad segala yang telah terjadi padamu? Apa yang telah
dan Adam; pikirkan tentang Adam dan zarrah- kau peroleh dari kesulitan-kesulitan yang berhasil
zarrah, keseluruhan dan bagian-bagian dari kau atasi? Tak banyak artinya apakah kau akan
keseluruhan; bicaralah tentang bumi dan langit memukul-mukul kepalamu atau tidak. O kau yang
demi langit, tentang gunung-gunung dan lautan; mendengarkan aku, hendaklah tinggal diam dan
bicaralah tentang peri dan dewa-dewa, tentang berusaha dengan giat.
manusia dan malaikat, tentang seratus ribu jiwa Tinggalkan tujuan-tujuanmu yang tak
suci, tentang saat-saat pedih melepas nyawa; berguna dan kejarlah segala apa yang hakiki.
katakan bahwa setiap pribadi, jiwa dan raga, tak Bersibuklah sedikit mungkin dengan hal-hal di
berarti apa-apa. Jika kau lumatkan kedua dunia dunia lahiriah, tetapi bersibuklah banyak-banyak
itu menjadi debu dan kau tapis seratus kali, dengan hal-hal di dunia batin. Maka kegiatan yang
bagaimana jadinya bagimu? Jadinya akan seperti benar akan mengalahkan keadaan tak bergiat.
istana terbalik, dan kau tak menemukan apa-apa Tetapi mereka yang tak menemukan penawar
pada permukaan penapisan itu dalam bergiat, lebih baik tak berbuat apa-apa
Lembah ini tak begitu mudah dilalui seperti karena kau mesti tahu kapan harus bergiat dan
yang mungkin kau kira dengan keluguanmu. kapan harus menahan diri dari kegiatan. Tetapi
Meskipun seandainya darah hatimu akan bagaimana mengetahui apa yang tak mungkin
memenuhi lautan, kau hanya akan dapat memulai kauketahui? Namun masih mungkin bergiat
tahap pertama. Meskipun andaikata kau mesti pula seperti yang semestinya kau lakukan, meskipun tak
menjelajahi segala jalan di dunia, namun kau akan kausadari. Lupakan segala yang telah kau perbuat
tetap berada pada langkah pertama. Tiada musafir hingga kini, dan berusahalah untuk bebas dan

122
cukupdengan dirimu sendiri, meskipun kadang tak berdaya melawan keinginan akan hal-hal
kau akan menangis dan kadang bergembira. Di yang dangkal di dunia ini, maka berpalinglah
Lembah Keempat ini cahaya kilat kemampuan, daripadanya dan duduklah di sudut. Banyak laki-
yang merupakan penemuan sumber-sumber laki dan perempuan menerima hidup ini tanpa
dirimu sendiri, kecukupan dirimu sendiri, menyala sesuatu pikiran tentang dunia lahir dan dunia
sehingga panasnya membakar seratus dunia. batin.
Karena beratus dunia menjadi serbuk, adakah aneh
kalau duniamu sendiri akan lenyap pula?
Lalat dan Madu
Ahli Nujum Seekor lalat yang sedang mencari madu
melihat sebuah sarang lebah di sebuah kebun.
Pernahkah kau lihat seorang arif Hasrat akan madu telah membuatnya sedemikian
membentangkan papan ramalan dan memenuhi rupa sehingga kita akan memandangnya sebagai
permukaannya dengan pasir? Di sana dibuatnya seekor singa. Dan lalat itu pun berseru, "Akan
angka-angka dan coretan garis-garis dan kuberi se-obol siapa yang mau menolong
ditempatkannya bintang-bintang dan kaukab, membawa aku masuk ke dalam sarang ini." Ada
bumi dan langit. Kadang dibuatnya ramalan yang merasa kasihan padanya, dan dengan upah
dari langit, kadang dari bumi. Juga dibuatnya se-obol ditolongnya lalat itu masuk. Tetapi begitu
gambar susunan bintang dan lambang-lambang sampai di dalam, maka kaki lalat itu pun lekat pada
rasi bintang, dan ditunjukkannya timbul dan madu. Meskipun ia mengepak-kepakkan sayap
tenggelamnya bintang-bintang, dan dari sini dan berloncatan ke sana-sini, namun keadaannya
disimpulkannya ramalan-ramalan baik atau buruk. semakin menyedihkan, dan ia pun mengeluh, "Ini
Setelah menujumkan nasib baik atau buruk, kelaliman, ini racun. Aku terjerat. Kuberikan se-
diangkatnya salah satu sudut papan ramalan itu obol tadi untuk masuk, tetapi kini dengan senang
dan diserakkannya pasir itu, dan adalah seakan kuberikan dua obol untuk keluar."
segala lambang dan angka-angka itu tak pernah "Di Lembah ini," kata Hudhud selanjutnya,
ada. "jangan ada yang tinggal bersikap tak giat, dan
Permukaan dunia yang terjadi secara kebetulan siapa pun hendaknya memasuki Lembah ini hanya
ini serupa dengan papan ramalan itu. Bila kau setelah mencapai tingkat perkembangan tertentu.

123
Kini tiba saatnya untuk berusaha dan bukan banyak memelihara anjing, dan dengan harapan
tinggal dalam ketakpastian dan melewatkan akan dapat melihat puteri itu, ia pun hidup dan
waktu dengan tak peduli. Bangkitlah kau dari sikap tidur di jalanan. Ibu si gadis mengetahui hal ini,
masabodoh, tinggalkan keterikatan-keterikatan lalu berkata pada syaikh itu, "Kau tentu saja tahu
lahir dan batin, dan lintasi Lembah yang sulit ini; bahwa kami ini pemelihara anjing, tetapi karena
sebab bila kau tak meninggalkan semua itu, kau kau jatuh hati pada puteri kami, maka kau boleh
akan lebih bersikap tak peduli ketimbang kaum mengawininya setahun lagi, dan tinggal bersama
pemuja dewa-dewa, dan kau tak akan pernah kami; dan kau harus bersedia menjadi pemelihara
merasa cukup dengan dirimu sendiri." anjing dan menerima cara hidup kami." Karena
syaikh itu tak tanggung-tanggung cintanya, maka
ia pun menanggalkan jubah Sufinya dan mulai
Kata-kata Syaikh pada bekerja. Setiap hari dibawanya seekor anjing ke
pasar, dan yang demikian itu terus dilakukannya
Seorang Muridnya selama hampir setahun. Suatu hari, seorang Sufi
lain, yang juga sahabatnya, berkata padanya,
Seorang murid minta jawaban dari gurunya "O orang hina, selama tiga puluh tahun kau
atas sebuah pertanyaan yang tak berguna. Syaikh telah menekuni dan merenungi perkara-perkara
itu pun berkata, "Lebih dulu basuhlah mukamu. ruhani, dan kini kau melakukan apa yang tak
Dapatkah wangian kesturi tercium dalam bau pernah dilakukan oleh orang-orang yang sejajar
kebusukan? Aku tak memberikan pengetahuan denganmu!"
pada orang-orang yang mabuk." Syaikh itu menjawab, "Kau tak melihat hal yang
sebenarnya, maka janganlah menyanggah. Bila kau
ingin mengerti, ketahuilah bahwa hanya Tuhanlah
Seorang Darwis Mencintai yang mengetahui kerahasiaan itu dan hanya Dialah
yang dapat menyingkapkannya. Lebih baik tampak
Puteri Pemelihara Anjing menggelikan ketimbang seperti kau, tak pernah
memasuki kerahasiaan Jalan Ruhani."
Adalah pada suatu ketika seorang syaikh
terpuji yang mengenakan khirka kemiskinan,
tetapi ia jatuh cinta pada puteri seorang yang

124
42
Lembah Kelima atau Lembah Keesaan

H udhud melanjutkan, "Kau seterusnya harus


melintasi Lembah Keesaan. Di Lembah ini
segalanya pecah berkeping-keping dan kemudian
lilin dihiasi dengan seratus warna. Bila kauremas
pohon itu, ia pun menjadi segumpal lilin; karena itu
warna-warna dan bentuk-bentuk yang kaukagumi
menyatu. Segala yang menegakkan kepala di sini tidaklah berharga se-obol pun. Jika ada keesaan
menegakkan kepala dari kerah yang satu itu juga. tak mungkin ada keduaan; baik 'Aku' maupun
Meskipun kau seakan melihat wujud yang banyak, 'Engkau' tidaklah penting.
namun pada hakikatnya hanyalah satu. Semua Tetapi apakah gunanya kata-kataku, meskipun
merupakan esa yang sempurna dalam keesaannya. itu timbul dari lubuk jiwaku, kalau kau tak
Dan sekali lagi, yang kaulihat sebagai keesaan merenungkannya. Bila kau telah tercebur ke
tidaklah berbeda dengan yang tampak sebagai dalam lautan kehidupan lahiriah, seperti ayam
banyak. Dan karena Wujud yang kubicarakan itu hutan dengan sayap dan lar yang tak dapat
mengatasi keesaan dan hitungan, jangan lagi menopangnya, maka jangan sekali-kali berhenti
memikirkan keabadian sebagai yang dulu dan memikirkan bagaimana mencapai pantai."
yang kemudian, dan karena kedua keabadian ini
telah lenyap, jangan lagi membicarakannya. Bila
segala yang tampak menjadi tiada, apakah lagi Syaikh Bu Ali Dakkah
yang tinggal untuk direnungkan?"
Seorang perempuan tua menyerahkan
sekeping emas pada Bu Ali sambil berkata,
Jawaban Si Gila Tuhan "Terimalah ini dariku." Jawab Bu Ali, "Aku hanya
dapat menerima apa-apa dari Tuhan." Perempuan
Seseorang bertanya pada seorang arif, "Apakah tua itu menjawab dengan tepat, "Dari mana
dunia ini? Dengan apa dapat dibandingkan?" anda belajar melihat ganda? Anda bukan orang
Jawabnya, "Dunia ini, paduan dari kengerian yang dapat menyimpul-uraikan. Sekiranya anda
dan kejahatan ini, ialah bagai pohon-palma dari tak bermata juling, akan dapatkah anda melihat
beberapa benda serempak?" Dan kini, o Attar, tinggalkan pembicaraanmu
Tiadalah Ka'bah maupun Pagoda. Pelajarilah yang penuh ibarat dan kembalilah pada pemerian
dari mulutku ajaran yang benar -adanya Wujud tentang lembah Keesaan yang penuh rahasia itu.
yang abadi. Kita jangan melihat siapapun yang Hudhud pun melanjutkan, "Bila musafir ruhani
lain kecuali Dia. Kita ada dalam Dia, karena Dia, memasuki Lembah ini, ia akan lenyap dan hilang
dan bersama Dia. Kita mungkin pula berada di dari pandangan, karena Wujud Tak Berbanding itu
luar keadaan-keadaan ini. Siapa pun yang tak menampilkan dirinya; musafir itu akan diam karena
berendam dalam Lautan Keesaan tidaklah layak Wujud ini akan bersabda.
sebagai umat manusia. Bagian akan menjadi keseluruhan, atau
Akan datang hari ketika Matahari akan lebih tepat, tak akan ada lagi bagian maupun
menyingkapkan cadar yang menyelubunginya. keseluruhan. Dalam kelompok Rahasia ini akan
Selama kau terpisah, baik dan buruk akan timbul kaulihat ribuan orang dengan pengetahuan
dalam dirimu, tetapi bila kau meniadakan dirimu kecerdasan pikiran, bibir mereka ternganga diam.
sendiri dalam Matahari Hakikat Keilahian, baik Apakah artinya pengetahuan kecerdasan pikiran
dan buruk itu akan teratasi oleh cinta. Selagi kau di sini. Ia terhenti di ambang pintu seperti bocah
berlambat-lambat di jalan, kau akan tertahan yang buta. Ia yang menemukan sesuatu dari
oleh kesalahan-kesalahan dan kelemahan. Rahasia ini memalingkan mukanya dari kerajaan
Belumkah kau menyadari bahwa dalam dirimu kedua dunia itu. Wujud yang kubicarakan itu ada
ada kesombongan, kecongkakan, kebanggaan- tidak secara terpisah; segalanya ialah Wujud ini;
diri, cinta-diri dan sifat-sifat lain yang kotor! ada dan tiada ialah Wujud ini."
Meskipun ular dan kalajengking mungkin mati
tampaknya dalam dirimu, namun mereka hanya
tidur; dan bila mereka tersentuh, mereka pun akan Doa Lukman Sarkhasi
bangun dengan kekuatan seratus naga. Dalam
masing-masing diri kita ada neraka ular. Bila kau Lukman Sarkhasi berkata, "O Tuhan, hamba
dapat menyelamatkan dirimu dari makhluk- sudah tua, dan pikiran hamba rusuh; hamba telah
makhluk kotor ini, kau akan tinggal tenang; bila tersesat dari Jalan itu. Bagi seorang abdi yang tua
tidak, mereka akan menyakitkanmu dengan bisa orang-orang biasa memberikan surat kebebasan.
meski kau di debu kubur sekalipun hingga hari Dalam pengabdian hamba padamu, o Raja hamba,
perhitungan kelak. rambut hamba yang hitam sudah menjadi putih

126
salju. Hamba seorang abdi, yang merasa sedih
berilah kiranya hamba kini surat kebebasan."
Seorang Pencinta
Sebuah suara dari dunia batin menjawab, "Kau, Menyelamatkan Kekasihnya
yang terutama telah diperkenankan ke tempat
suci ini, ketahuilah bahwa ia yang menghendaki
dari Sungai
kebebasan dari penghambaan, harus membuang
pikirannya dan tidak membiarkan dirinya diliputi Seorang wanita muda jatuh ke dalam
kecemasan dan ketakutan." sungai, dan pencintanya pun terjun hendak
Lukman berkata, "O Tuhan hamba, hanya menyelamatkannya. Ketika si pencinta itu dapat
Engkau yang hamba dambakan, dan hamba meraihnya, wanita itu berkata, "Oh, mengapa
tahu bahwa hamba tak boleh membiarkan diri kau pertaruhkan hidupmu karena aku?" Jawab si
dipengaruhi angan-angan atau kecemasan pencinta, "Bagiku tiada orang lain kecuali kau. Bila
dan ketakutan." Setelah Lukman meninggalkan kita bersama, maka sungguh aku ini kau, dan kau
semua itu, ia pun berkata, "Kini hamba tak aku. Kita berdua ini satu. Kedua diri-kita satu, itu
tahu siapa hamba. Hamba bukan abdi, tetapi saja."
siapakah hamba? Kedudukan hamba sebagai abdi Bila keduaan lenyap, keesaan ditemukan.
sudah berakhir, tetapi kebebasan hamba tidak
menggantikannya dalam hati hamba tiada suka
maupun duka. Hamba tanpa sifat, namun hamba Cerita Lain tentang Mahmud
tak kehilangan sifat, Hamba seorang perenung,
namun hamba tak punya renungan. Hamba tak dan Ayaz
tahu apakah Engkau hamba atau hamba Engkau;
hamba telah menjadi tiada dalam Engkau dan Ada diceritakan bahwa suatu kali Faruk: dan
keduaan pun lenyaplah." Masud hadir pada pameran barisan tentara
Mahmud yang terdiri dari gajah, kuda dan pasukan
perajurit yang tak terhitung banyaknya, sehingga
bumi pun seakan tertutup dengan semut dan
belalang. Ayaz dan Hassan menyertai Mahmud
yang duduk di suatu tempat yang tinggi.
Ketika bala tentara yang hebat itu berjalan

127
dalam barisan melalui mereka, raja besar itu kesaksian keduanya itu pun tak akan sebanding
dengan begitu saja berkata pada Ayaz, "Anakku, dengan kebaikan raja. Kalau aku tak menunjukkan
segala gajah, kuda dan perajuritku ini kini menjadi kelakuan yang berlebihan, dan tak menyatakan
milikmu, karena cintaku padamu sedemikian rupa kesetiaanku, adalah karena aku merasa diriku tak
sehingga kupandang kau sebagai raja." Meskipun layak berbuat demikian."
kata-kata itu diucapkan oleh Mahmud yang Hassan berkata, "O Ayaz, aku tahu sekarang
termasyhur itu, namun Ayaz tampak tak peduli bahwa kau merasa berterima kasih dan aku
dan tak bergerak; tiada ia berterimakasih pada menaruh percaya padamu karena kau layak
raja maupun memberikan ulasan. Dengan heran, mendapat seratus karunia." Kemudian tambahnya,
Hassan pun berkata padanya, "Ayaz, seorang "Kini katakan padaku jawaban yang kedua." Tetapi
raja telah memberikan kehormatan padamu, Ayaz berkata, "Tak dapat aku bicara dengan
seorang hamba biasa, dan kau tak sedikit juga bebas di hadapanmu; itu hanya dapat kulakukan
memperlihatkan tanda berterimakasih; kau pun kalau aku sendirian saja dengan raja. Kau bukan
tak pula membungkuk maupun bersujud sebagai mahram rahasia itu." Maka raja pun minta agar
tanda hormat." Ayaz sedikit berpikir dan kemudian Hassan meninggalkan mereka, dan ketika tak
katanya, "Mesti kuberikan dua jawaban atas ada lagi "kita" atau "aku", maka Ayaz pun berkata,
celaanmu: yang pertama ialah bahwa bila aku, "Ketika raja berkenan melemparkan pandangan
yang tak punya ketetapan dan kedudukan ini, pada diri hamba, ia memusnahkan adaku dengan
hendak menunjukkan pengabdianku pada raja, kegemilangan cahayanya. Karena dalam cahaya
maka aku hanya dapat menjatahkan diri pada debu mataharinya yang gemilang itu aku tak ada lagi,
di hadapannya dalam semacam kehinaan diri atau bagaimana aku akan bersujud diri? Ayaz ialah
jika tidak demikian, menyanyikan pujian-pujian bayang-bayangnya, hilang dalam matahari
untuknya dengan suara melolong-lolong. Antara wajahnya."
berbuat berlebih-lebihan dan berbuat kelewat
sedikit, lebih baik tak berbuat apa-apa. Hamba
ini hamba raja, dan hormatku pada raja dianggap
sebagai sudah semestinya. Adapun tentang
kehormatan yang telah dianugerahkan raja yang
berbahagia ini kepadaku, seandainya kedua
dunia mesti menyatakan pujian-pujian untuknya,

128
43
Lembah Keenam, Lembah Keheranan dan Kebingungan

Puteri yang Mencintai


S etelah Lembah Keesaan menyusul Lembah
Keheranan dan Kebingungan, di mana kita
menjadi mangsa duka dan kesedihan. Di sana
Hambanya
keluhan bagai pedang, dan setiap nafas ialah Seorang raja, dengan kerajaannya yang
keluhan pedih; di sana, adalah duka dan ratapan, membentang hingga ke ufuk-ufuk jauh,
dan kerinduan yang menyala. Siang dan malam mempunyai seorang puteri secantik bulan. Di
pun serempak. Di sana, adalah api, namun hadapan kecantikannya, bahkan peri-peri pun
kita merasa tertekan dan tak berpengharapan. merasa malu. Dagunya yang berlekuk serupa
Betapakah, dalam kebingungan ini, kita akan dengan sumur Yusuf,(1) dan ikal rambutnya melukai
meneruskan perjalanan? Tetapi bagi yang telah seratus hati. Kedua alisnya busur kembar. Dan bila
mencapai keesaan, ia pun lupa akan segalanya dan dilepaskannya panah-panah dari busur itu, ruang
lupa akan dirinya sendiri. Jika ia ditanya, "Adakah di antaranya pun menyanyikan pujian-pujian
kau, atau tak adakah kau? Apakah kau merasa untuknya. Matanya, yang sayu bagai kembang
ada atau tidak? Apakah kau ada di tengah atau di narsis, melemparkan duri-duri bulu matanya di
tepi? Apakah kau fana atau kekal?" maka ia akan jalan para arif. Wajahnya bagai matahari ketika
menjawab dengan kepastian, "Aku tak tahu apa- menggantikan keperawanan bulan. Malaikat Jibril
apa, aku tak mengerti apa-apa. Aku tak sadar akan tak dapat mengalihkan matanya dari mutiara-
diriku sendiri. Aku sedang dalam bercinta, tetapi mutiara dan manikam-manikam mulutnya.
dengan siapa, tak tahu aku. Hatiku penuh dan Senyum bibirnya mengeringkan air hayat yang
sekaligus juga hampa cinta." memandangnya, yang masih mengemis sedekah
dari bibir itu juga. Siapa memandang dagunya
akan jatuh terjungkir ke sumber air yang berbuih-
buih.
Raja itu juga mempunyai seorang hamba, orang
1  Lekuk dagu sering dikiaskan dengan sumur atau mata air.
muda yang begitu tampan sehingga matahari pun memiliki kesabaran itu. Apa dayaku! Aku harus
menjadi pucat dan cahaya bulan suram. Bila orang mendapatkan jalan untuk menikmati cinta dari
muda itu berjalan di jalan-jalan dan di pasar, orang pohon saru yang lampai ini, sehingga gairah
banyak pun berhenti hendak memandangnya. jasmaniku akan sejalan dengan kerinduan jiwaku -
Kebetulan pada suatu hari puteri raja melihat dan ini harus dilakukan tanpa setahu dia."
hamba itu, dan segera ia pun jatuh hati. Pikiran Kemudian dayang-dayang yang bersuara
hilang dan cinta pun menguasainya. Menarik merdu itu berkata, "Janganlah Tuanku Puteri
diri dari kawan-kawannya, puteri itu merenung- bersedih. Malam nanti kami akan membawa dia ke
renung. Dan dengan merenung-renung dan mari tanpa setahu siapa pun, bahkan dia sendiri tak
membayangkan, ia mulai terbakar cinta. Maka akan tahu sedikit pun tentang itu."
dipanggilnya kesepuluh dayang kehormatannya Segera salah seorang gadis remaja itu pergi
yang muda-muda. Mereka pemusik-pemusik dengan diam-diam mendapatkan hamba itu,
ulung, pemain alat-alat tiup dan seruling; suara dan seperti bermain-main, dimintanya hamba itu
mereka seperti suara bulbul, dan nyanyian membawa dua piala anggur. Ke dalam salah satu
mereka, yang mencabik-cabik jiwa, sebanding piala itu dimasukkannya obat, sambil dicari-carinya
dengan nyanyian Daud. Setelah menyuruh mereka akal agar hamba itu mau meminumnya. Segera
berkumpul di sekelilingnya, ia pun menceritakan hamba itu pun tertidur, sehingga si dayang dapat
keadaan dirinya dengan mengatakan bahwa ia melaksanakan rencananya, dan orang muda yang
bersedia mengorbankan nama, kemuliaan dan berdada perak itu tetap tak kabarkan dirinya.
hidupnya demi cintanya terhadap orang muda Ketika malam tiba, dayang-dayang kehormatan
itu: sebab bila orang begitu tenggelam dalam itu datang mengendap-endap ke tempat si hamba
cinta, ia canggung bagi hal-hal yang lain. "Tetapi," terbaring, lalu menaruh orang itu di atas tandu dan
katanya, "bila kukatakan padanya tentang cintaku, membawanya ke tempat tuan puteri. Kemudian
tak sangsi lagi dia akan melakukan sesuatu yang mereka dudukkan hamba itu di atas singgasana
kurang pikir. Jika diketahui orang bahwa aku telah kencana dan mereka kenakan rangkaian mutiara
bermesraan dengan seorang hamba, maka dia di kepalanya. Pada tengah malam, masih sedikit
maupun aku tentu akan menderita. Sebaliknya, terbius oleh obat itu, si hamba membuka mata
bila ia tak memiliki aku, aku akan mati merana di dan melihat istana seindah sorga, sedang di
balik tirai sanastri. Aku telah membaca seratus sekelilingnya tempat-tempat duduk dari kencana.
buku tentang kesabaran, namun aku tetap tak Tempat itu diterangi dengan sepuluh lilin besar

130
yang diberi wangian damar-harum, sedang kayu mereka buat lagi dia tidur lalu mereka bawa
cendana yang semerbak terbakar dalam bejana- kembali ke tempat kawan-kawannya.
bejana. Dara-dara itu mulai menyanyi dengan Ketika dia yang berdada perak itu sadar, tanpa
lagu-lagu yang demikian merdu sehingga pikiran tahu kenapa, dia pun menangis. Orang boleh
seakan mengucapkan selamat tinggal pada jiwa, mengatakan bahwa peristiwa itu sudah selesai,
dan jiwa pada raga. Kemudian matahari anggur maka apa gunanya diratapi. Hamba itu merobek-
pun berputar-putar sekeliling nyala lilin-lilin itu. robek pakaiannya, menarik-narik rambutnya dan
Bingung karena kegembiraan di seputarnya dan mengotori kepalanya dengan tanah. Mereka
silau karena kecantikan puteri raja, orang muda yang ada di sekelilingnya menanyakan kenapa ia
itu kehilangan kesadarannya. Ia benar-benar tidak berbuat demikian, dan apa yang telah terjadi. Kata
lagi ada di atas dunia ini dan tidak pula di dunia hamba itu, "Tak mungkin menggambarkan apa
lain. Dengan hati penuh cinta, dan raga dikuasai yang telah kulihat, tiada orang lain yang mungkin
gairah damba, di tengah segala keriangan ini ia pernah melihatnya kecuali dalam mimpi, karena
pun tenggelam dalam haru-gembira. Matanya apa yang telah terjadi padaku tak mungkin pernah
terpancang pada kecantikan puteri raja itu dan terjadi pada siapa pun sebelumnya. Tiada lagi
telinganya pada bunyi seruling-seruling bambu. rahasia yang lebih menakjubkan."
Lubang hidungnya menghirup wangian damar Seorang kawannya berkata, "Bangunlah dan
harum, dan anggur di mulutnya menjadi serupa ceritakan pada kami setidak-tidaknya satu dari
api cair. Puteri raja itu menciumnya, dan si hamba seratus peristiwa yang terjadi itu." Jawab si hamba,
mengucurkan air mata kegirangan, sementara "Aku bingung sebab apa yang kulihat itu kualami
sang puteri menyatukan airmatanya dengan air dengan tubuh lain. Selagi tak mendengar apa-apa,
mata hamba itu. Kadang sang puteri menekankan aku mendengar segalanya; selagi tak melihat apa-
ciuman manis di mulut si hamba, kadang ciuman apa, aku melihat segalanya."
itu dibumbui rasa garam; kadang sang puteri Yang lain berkata, "Adakah kau telah kehilangan
mengusutmasaikan rambut si hamba yang kesadaranmu atau adakah kau telah bermimpi?"
panjang itu, kadang kehilangan dirinya sendiri di "Ah," kata hamba itu, "aku tak tahu apakah aku
mata si hamba. Hamba itu memiliki sang puteri; mabuk atau sadar ketika itu. Apakah lagi yang
dan demikianlah mereka lewatkan waktu itu lebih membingungkan daripada sesuatu yang tak
hingga fajar terbit di Timur. Ketika sepoi pagi tersingkap dan juga tak tersembunyi. Apa yang
berembus, hamba muda itu merasa sedih, tetapi telah kulihat itu tak mungkin akan kulupakan,

131
namun aku tak dapat membayangkan di mana
peristiwa itu terjadi. Selama semalam suntuk aku
Kunci yang Hilang
bersuka-suka dengan seorang puteri jelita yang Seorang Sufi mendengar orang berseru,
tiada bandingnya. Siapa dan apakah sebenarnya "Adakah yang menemukan kunci? Pintuku terkunci
dia itu, aku tak tahu. Hanya cinta yang tinggal, itu dan aku berdiri di debu jalanan. Bila pintuku
saja. Tetapi Tuhan mengetahui yang sebenarnya." tinggal tertutup, apa yang mesti kulakukan?"
Sufi itu berkata padanya, "Mengapa kau risau?
Karena pintu itu pintumu, tinggal saja di dekatnya,
Si Ibu dan Anaknya meskipun tertutup. Bila kau punya kesabaran
untuk menunggu cukup lama tentulah seseorang
Perempuan yang Meninggal akan membukakan pintu itu bagimu. Keadaanmu
lebih baik dari keadaanku, sebab aku tak punya
Seorang yang sedang lewat, yang melihat pintu maupun kunci. Doakan saja pada Tuhan
seorang ibu sedang menangisi kubur anaknya semoga aku dapat menemukan pintu, yang
perempuan, berkata, "Wanita ini lebih unggul terbuka ataupun tertutup.
daripada kami laki-laki, sebab ia tahu siapa yang Orang selalu hidup dalam angan-angan,
telah hilang daripadanya dan dengan siapa dalam mimpi; tiada yang melihat segala
dia telah berpisah. Beruntunglah perempuan, sesuatu sebagaimana adanya. Kepada dia yang
atau laki-laki, yang tahu siapa yang telah hilang mengatakan padamu, "Apa yang mesti kulakukan?"
daripadanya, dan siapa yang dia tangisi. Akan katakanlah padanya, "Jangan lakukan apa yang
halnya diriku, meskipun aku duduk meratap sudah biasa kau lakukan selama ini; jangan berbuat
dan airmataku mengucur bagai hujan, namun apa yang sudah biasa kau perbuat selama ini." Ia
aku tak tahu siapa yang kutangisi. Perempuan yang memasuki Lembah Keheranan ini cukup sedih
ini menggondol bola keunggulan dari ribuan memikirkan seratus dunia. Bagi diriku, aku bingung
orang macam aku ini, sebab ia telah menemukan dan tersesat. Ke mana aku akan melangkah?
wangian makhluk yang telah hilang daripadanya." Doakan pada Tuhan semoga aku tahu! Tetapi ingat,
ratapan insan akan menurunkan kerahiman.

132
Murid yang Melihat Gurunya
dalam Mimpi
Seorang murid pada suatu malam melihat
almarhum gurunya dalam mimpi dan berkata
padanya, "Macam mana kiranya keadaan di tempat
Tuan berada sekarang? Sepeninggal Tuan, murid
Tuan ini telah terjerat dalam kebingungan dan
merana karena duka."
Sang guru menjawab, "Aku dalam keheranan
sedemikian rupa sehingga aku hanya dapat
menggigit punggung tanganku. Aku ada dalam
lubang penjara, diam tercengang-cengang; dan
aku lebih merasa terkejut daripada yang pernah
kualami dalam hidup."

133
44
Lembah Ketujuh atau Lembah Keterampasan dan
Kematian

H udhud melanjutkan, "Terakhir dari semua


itu menyusul Lembah Keterampasan dan
Kematian, yang hampir tak mungkin diperikan.
keduanya tampak sama —tetapi mutu keduanya
berbeda. Barang najis yang dimasukkan ke dalam
air-mawar akan tetap tinggal najis karena sifat-
Hakikat Lembah ini ialah kelupaan, kebutaan, sifat dasarnya semula; tetapi barang suci yang
ketulian dan kebingungan; seratus bayang-bayang dijatuhkan ke lautan akan kehilangan wujudnya
yang melingkungimu menghilang dalam sepancar yang tersendiri dan akan menyatukan diri dengan
sinar surya samawi. Bila lautan kemaharayaan lautan itu dengan segala geraknya. Dengan
mulai bergelora, pola pada permukaannya pun berhenti ada secara terpisah ia akan mendapatkan
kehilangan bentuknya; dan pola ini tak lain dari keindahannya. Ia ada dan tidak ada. Bagaimana
dunia kini dan dunia nanti. Siapa yang menyatakan hal ini mungkin terjadi, pikiran tak dapat
bahwa dirinya tak ada mendapat keutamaan membayangkannya."
besar? Titik air yang menjadi bagian dari lautan
raya ini akan tetap tinggal di sana selamanya dan
dalam kedamaian. Di laut yang tenang ini, kita Fatwa Nassir Uddin
pada mulanya hanya akan mengalami kehinaan
dan keterbuangan; tetapi setelah terangkat dari Yang terkasih dari Tus, lautan rahasia-rahasia
keadaan ini, kita akan memahaminya sebagai ruhani itu, berkata pada salah seorang muridnya,
penciptaan, dan banyak kerahasiaan akan "Leburkan dirimu dalam api cinta hingga kau
tersingkap bagi kita. menjadi sekecil rambut, maka kau pun akan layak
Banyak makhluk telah salah mengambil menduduki tempatmu di antara ikal rambut
langkah pertama dan karena itu, tak dapat kekasihmu. Bila matamu kau arahkan ke Jalan
mengambil langkah kedua —mereka hanya itu dan bila kau awas, maka renungkanlah dan
sebanding dengan barang-barang tambang. pikirkanlah, rambut demi rambut.
Bila kayu cendana dan duri-duri menjadi abu, Ia yang membelakangi dunia ini untuk
menempuh Jalan itu, akan mendapatkan
kematian; ia yang mendapatkan kematian, akan Cerita tentang Kupu-kupu
mendapatkan kebakaan. O hatiku, bila kau telah
herubah sepenuhnya, seberangilah jembatan Suatu malam, kawanan kupu-kupu berkumpul,
Sirat(1) dan api yang menyala; karena bila minyak disiksa hasrat hendak menyatukan diri dengan
dalam lampu itu terbakar, ia akan merupakan asap lilin. Kata mereka, "Kita harus mengutus salah satu
sehitam gagak tua, tetapi bila minyak itu diserap dari kita yang akan membawa keterangan pada
api, ia akan tak memiliki wujudnya yang kasar lagi. kita tentang sasaran cinta yang hendak kita cari
Bila kau ingin sampai ke tempat yang luhur itu." Maka salah seekor di antaranya berangkat
itu, lebih dulu bebaskan dirimu sendiri; kemudian dan tiba di sebuah puri, dan di dalam puri itu ia
keluarlah dari ketiadaan bagai Buraq(2) kedua. melihat cahaya sebatang lilin. Ia pun kembali, dan
Kenakan khirka kenihilan dan minumlah dari piala sesuai dengan pengertian yang diperolehnya, ia
kemusnahan, kemudian kebatlah dadamu dengan menceritakan apa yang telah dilihatnya. Tetapi
ikat pinggang penafsiran dan kenakan di kepalamu kupu-kupu arif yang mengetuai pertemuan itu
kecemerlangan keadaan-tiada. Tempatkan kakimu menyatakan pendapatnya bahwa utusan itu tak
pada sanggurdi ketakterikatan, dan pacu kudamu mengerti apa-apa tentang lilin. Maka kupu-kupu
yang tak berguna itu ke tempat di mana tak ada lain pun pergi ke sana pula. Ia menyentuh nyala
apa pun lagi. Tetapi jika dalam dirimu masih tinggal lilin itu dengan ujung sayapnya, tetapi panas pun
nafsu kepentingan diri biar sedikit, maka ketujuh menghalaukannya. Oleh karena laporannya tak
laut akan penuh kesengsaraan bagimu." lebih memuaskan dari laporan yang pertama,
maka kupu-kupu yang ketiga pun pergi pula. Yang
seekor ini, karena dimabuk cinta, melontarkan
diri ke dalam nyala lilin itu; dengan kaki depannya
1  Sirat (lengkapnya: Sirat al-Mustakim): Jalan Lurus, Jalan
ia berpaut pada nyala lilin itu dan menyatukan
Benar. Juga: Jembatan yang melintang di atas jurang neraka; dirinya dengan senang pada lilin itu. Dipeluknya
lebih halus daripada sehelai rambut, lebih tajam daripada pedang, lilin itu sepenuhnya, dan badannya pun menjadi
penuh dengan duri dan semak-duri. Mereka yang baik akan lalu semerah api. Kupu-kupu arif, yang mengawasi dari
dengan selamat, tetapi mereka yang jahat akan jatuh ke dalam
jurang itu.
jauh, melihat bahwa nyala lilin dan kupu-kupu
utusan itu tampak satu, dan katanya, "Ia telah
2  Yang Terang Bersinar. Kendaraan Nabi Muhammad waktu dapat mengetahui apa yang ingin diketahuinya;
melakukan Mikraj malam hari.

135
tetapi hanya dia yang tahu, dan tak ada yang dapat Bila ada itu lenyap, tiada kekayaan maupun
menuturkannya." kerajaan, kehormatan maupun keagungan, akan
berarti.

Seorang Sufi yang Mendapat


Perlakuan Buruk Pangeran dan Pengemis
Adalah suatu ketika seorang raja mempunyai
Seorang Sufi tengah berjalan-jalan dengan putera yang begitu menawan seperti Yusuf,
malas ketika ia dipukul dari belakang. Ia pun penuh daya pesona dan keindahan. Putera raja itu
menoleh dan mengatakan pada bedebah yang dicintai setiap orang, dan semua yang melihatnya
telah memukulnya itu, "Orang yang kau pukul ini maulah rasanya dengan senang menjadi debu
sudah mati lebih dari tiga puluh tahun." Si bedebah di bawah kakinya. Bila ia berjalan malam-malam,
menjawab, "Bagaimana dapat orang yang sudah adalah seakan matahari baru telah terbit di atas
mati bicara.? Hendaklah malu, kau tak menunggal gurun. Matanya bunga narsis hitam, dan bila mata
dengan Tuhan. Bila kau terpisah biar serambut saja itu memandang, dunia pun menyala karenanya.
pun dari dia, maka adalah itu seakan kau terpisah Senyumnya menebarkan gula, dan di mana saja
sejauh seratus dunia." ia berjalan seribu mawar akan berbunga, tak
Bila kau menjadi abu, termasuk juga barang- menunggu musim semi.
barangmu, maka sedikit pun kau tak akan Maka adalah seorang darwis biasa yang terpikat
merasa ada; tetapi bila, seperti pada Isa, masih hatinya pada pangeran muda ini. Siang dan malam
tinggal padamu biar hanya sebatang jarum ia duduk dekat istana sang pangeran, tidak makan
yang sederhana saja, maka seratus pencuri tidak tidur. Mestinya ia sudah mati, bila tidak sekali-
akan menghadangmu di jalan. Walau Isa telah sekali dapat melihat sepintas pangeran muda itu
membuang barang-barang bawaannya, namun ketika muncul di pasar. Tetapi bagaimana mungkin
jarum itu masih dapat menggores-gores wajahnya.(3) seorang pangeran yang semulia itu melipur
seorang darwis miskin dalam keadaan demikian?
3  Waktu penyaliban, Tuhan menaikkan Isa ke langit ketujuh, Namun orang biasa ini, yang merupakan bayang-
dan kebetulan sebatang jarum dan kendi yang pccah terbawa
olehnya. Karena barang-barang duniawi itu menjadi larangan tetap tinggal dalam kemuliaan dan ia akan datang kembali pada
Tuhan maka Isa diturunkan ke langit keempat. Di sana ia akan Hari Kemudian.

136
bayang, bagian dari sebutir zarrah, ingin mendekap kemujuran untuk melihat — biar sekali saja pun —
matahari cemerlang itu di dadanya. wajah pangeran muda itu, sehingga hamba dapat
Suatu hari ketika pangeran itu sedang dijulang menyerahkan diri hamba sebagai korban. O, Tuhan,
di kepala para abdinya, darwis itu bangkit berdiri Raja hamba, yang mendengarkan seribu doa,
dan berseru-seru, mengatakan, "Sudah gila hamba kabulkan permohonan hamba yang terakhir ini."
ini, hati hamba teramat sedih, hamba tak sabar Begitu darwis itu selesai mengucapkan doa
dan tak kuat lagi menderita," lalu ia pun memukul- itu maka panah hasratnya pun segera mencapai
mukulkan kepalanya ke tanah di hadapan sang sasarannya. Wazir pun mengetahui keinginannya
pangeran. Salah seorang pengawal istana hendak yang tersembunyi itu dan menaruh kasihan
menyuruh bunuh darwis itu, lalu menghadap raja. padanya. Ia pun menghadap raja dan menjelaskan
"Tuanku," katanya, "seorang yang tak waras telah ihwal yang sebenarnya. Mendengar itu raja pun
jatuh cinta kepada putera Tuanku." termenung; kemudian perasaan belas kasihan
Raja pun amat murka, "'Hukum si jahanam pun memenuhi hatinya, dan ia mengampuni
yang berani mati itu dengan hukum tusuk," darwis itu, lalu berkata pada sang pangeran,
katanya. "Ikat tangan dan kakinya, dan pancangkan "Pergilah mendapatkan si miskin itu di bawah tiang
kepalanya di atas tiang." Orang istana itu pun perantaian. Berlakulah lemah lembut padanya,
segera pergi menjalankan perintah raja. Orang- dan ajak dia minum bersama, karena dia telah
orang pun memasang tali jerat di leher pengemis mengenyam racunmu. Bawa dia ke tamanmu dan
itu lalu menyeretnya ke tiang. Tak seorang tahu apa kemudian bawa dia ke mari."
yang akan terjadi dan tak seorang pun membela Pangeran muda, Yusuf kedua itu, segera
si pengemis. Setelah wazir menyuruh bawa dia ke pergi —matahari yang berwajah api itu datang
bawah tiang perantaian, darwis itu pun menjerit bertemu muka dengan sebuah zarrah. Lautan
sedih dan katanya, "Demi kasih Tuhan, beri hamba mutiara-mutiara indah itu pergi mencari setitik
pertangguhan, agar setidak-tidaknya hamba dapat air. Pukul-pukullah kepalamu karena gembira,
mengucapkan doa di bawah tiang perantaian." tapakkan kakimu menari, dan bertepuk tanganlah!
Ini dikabulkan, dan darwis itu pun bersujud dan Tetapi darwis itu ada dalam putus asa; airmatanya
berdoa, "O Tuhan, karena raja telah memerintahkan membuat debu menjadi lumpur, dan dunia pun
untuk membunuh hamba —hamba yang menjadi berat karena keluhan-keluhannya. Bahkan
tak berdosa ini— maka karuniai hamba, abdi pangeran itu sendiri tak dapat menahan tangisnya,
yang bodoh ini, sebelum hamba mati, dengan Ketika darwis itu melihat airmata sang pangeran, ia

137
berkata, "O Pangeran, kini Tuan boleh mengambil
nyawa hamba." Dan setelah berkata demikian, ia Pertanyaan Seorang Murid
menghembuskan nafasnya yang terakhir, mati.
Ketika mengetahui bahwa ia telah menjadi satu pada Syaikhnya
dengan yang dikasihinya, maka tak ada lagi
keinginan-keinginan lain yang tinggal padanya. Seseorang yang berusaha mengatasi
O kau, yang ada namun sekaligus juga kelemahannya pada suatu ketika bertanya pada
sesuatu yang tak berarti, dengan kebahagiaanmu Nuri, "Bagaimana aku akan dapat mencapai
yang bercampur dengan kesengsaraanmu, bila persatuan dengan Tuhan?" Nuri menjawab, "Untuk
kau belum pernah mengalami kegelisahan, itu, kau harus menyeberangi tujuh lautan cahaya
bagaimana kau akan menghargai ketenangan? dan tujuh lautan api, dan menempuh jalan yang
Kau rentangkan tanganmu hendak mencapai kilat amat panjang. Bila kau telah menyeberangi dua
tetapi terhalang oleh timbunan salju yang tersapu. kali tujuh lautan ini, seekor ikan akan menghela
Berusahalah dengan berani, bakar-musnahkan kau kepadanya, ialah macam ikan yang bila
pikiran, dan serahkan dirimu pada kedunguan. bernafas menyedot ke dadanya yang awal dan
Bila kau ingin menggunakan ilmu alkimia(4) ini, yang akhir. Ikan yang mengagumkan ini tak
renungkanlah sedikit, dan ikuti contohku, berkepala maupun berekor. Ia menahan diri di
tinggalkan dirimu sendiri; dari pikiranmu yang tengah lautan, diam dan terpisah; ia menyapu-
mengelana hendaklah kau menarik diri ke dalam hilangkan kedua dunia dan ia menyerap segala
jiwamu agar kau dapat sampai pada kepapaan makhluk tanpa kecuali."
ruhani. Akan halnya diriku, yang bukan aku dan
bukan pula yang-lain-dari-aku, telah tersesat dari
diriku sendiri, dan tak mendapatkan penawar lain
kecuali putus asa.

4  Ilmu kimia kuno; tujuannya yang terutama ialah mengubah


logam-logam biasa menjadi emas dan menemukan minuman
yang dapat membuat orang tetap muda. Di sini tentu saja
dipakai dalam arti metaforis. - H.A.

138
45
Sikap Burung-Burung

S etelah burung-burung mendengarkan


pembicaraan Hudhud, kepala mereka pun
terkulai, dan kesedihan mencucuk-cucuk hati
lagi terbakar sayapnya, sedang hatinya mengering
karena api matahari; sebagian dimangsa macan
dan macan tutul, sebagian lagi mati kecapaian
mereka. Kini mereka mengerti betapa sulit bagi di gurun-gurun dan di hutan-hutan belantara,
sekepul debu seperti mereka untuk meregang dengan bibir kering dan tubuh kepanasan: ada
busur sehebat itu. Begitu besar gairah mereka yang menjadi gila dan saling berbunuhan karena
sehingga banyak yang mati di tempat dan saat sebutir jawawut; ada pula yang karena lemah oleh
itu. Tetapi yang lain-lain, betapa sengsaranya pun, penderitaan dan keletihan, jatuh di jalan dan tak
memutuskan untuk menempuh jalan panjang itu. kuat melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi; yang
Bertahun-tahun mereka mengembara melintasi lain, bingung karena apa-apa yang mereka lihat,
gunung demi gunung dan lembah demi lembah, berhenti di tempat itu, tercengang-cengang; dan
dan sebagian besar hidup mereka mengalir lalu banyak, yang telah berangkat lantaran ingin tahu
di perjalanan itu. Tetapi bagaimana mungkin atau senang, tewas tanpa mendapat gambaran
menuturkan segala yang telah terjadi pada tentang apa yang mereka cari dalam perjalanan
mereka? Perlu berjalan bersama mereka dan yang telah mulai mereka tempuh itu.
mengetahui kesulitan-kesulitan mereka, serta Karena itu, dari semua burung yang beribu-
mengikuti pengembaraan-pengembaraan di ribu itu, hanya tiga puluh saja yang dapat sampai
jalan panjang itu; barulah kita dapat menyadari ke tujuan perjalanan itu. Dan mereka ini pun
penderitaan burung-burung itu. kebingungan pula, letih, dan sedih, tak berbulu
Pada akhirnya, hanya sejumlah kecil dari dan bersayap lagi. Tetapi kini mereka ada di
kawanan yang besar itu dapat sampai ke tempat muka pintu Yang Mulia, yang tak terperikan, dan
mulia yang ditunjukkan Hudhud. Dari ribuan yang hakikat dirinya tak terpahami - Wujud yang
burung itu hampir semuanya telah lenyap. Banyak mengatasi pikiran dan pengetahuan makhluk.
yang hilang di lautan, yang lain binasa di puncak Maka memancarlah kilat kepuasan, dan seratus
gunung-gunung tinggi, disiksa dahaga; yang lain dunia pun terbakar-musnah dalam sekejap saja.
Dan mereka pun melihat ribuan matahari, masing- "Kami datang," kata mereka. "Untuk mengakui
masing lebih gemilang dari yang lain, ribuan sang Simurgh sebagai Raja kami. Karena cinta dan
bulan dan bintang, semua sama indahnya, dan damba kami terhadapnya, kami telah kehilangan
melihat semua itu, mereka pun keheranan dan akal dan kedamaian pikiran. Di masa yang sudah
bergairah bagai sebutir zarrah debu, dan mereka begitu lama berlalu, ketika kami berangkat dalam
pun berseru, "O Paduka yang lebih cemerlang dari perjalanan ini, kami beribu-ribu, dan kini hanya tiga
surya! Yang membuat surya tampak bagai sebutir puluh yang sampai ke keraton mulia ini. Kami tak
zarrah, bagaimana mungkin kami terlihat di muka mungkin percaya bahwa Raja akan memurkai kami
Baduka? Ah, mengapa kami telah menanggung setelah kami mengalami segala penderitaan itu.
segala penderitaan di Jalan itu dengan begitu sia- Ah, tidak! Ia hanya akan memandang kami dengan
sia? Setelah meninggalkan segalanya dan diri kami pandangan penuh kemurahan!"
sendiri, kami kini tak mungkin mendapatkan apa Kepala rumah tangga keraton itu menjawab,
yang telah kami usahakan. Di sini tak penting lagi "O kalian yang risau dalam hati dan pikiran,
apakah kami ada atau tidak." apakah kalian ada atau tak ada di alam semesta,
Maka burung-burung yang cemas sehingga Raja senantiasa kekal adanya. Beribu-ribu
mereka menyerupai ayam jago yang setengah mati makhluk dunia tak lebih dari semut depan pintu
itu tenggelam dalam putus-asa. Waktu yang lama gerbangnya. Kalian tak lain hanya membawa keluh
pun berlalu. Ketika, pada saat yang baik, tiba-tiba dan ratapan. Kalau demikian kembalilah ke tempat
pintu terbuka, keluarlah kepala rumah tangga asal kalian, o kepul tanah yang hina!"
keraton, salah seorang abdi keraton Seri Baginda. Mendengar itu, burung-burung itu kejang-
Ia memeriksai burung-burung itu dan mengetahui kaku karena heran. Namun begitu, ketika mereka
bahwa dari yang beribu-ribu itu hanya tiga puluh sadar kembali, mereka pun berkata, "Akankah
ekor burung itu yang tinggal. Raja agung itu menolak kami begitu hinanya?
Ia pun berkata, "Nah, wahai burung-burung, Dan jika memang demikian sikapnya pada kami,
dari mana kalian datang, dan hendak mengapa tak mungkinkah ia mengubah sikap itu terhadap
kalian ke mari? Siapa nama kalian? Wahai kalian yang patut mendapat kemuliaan? Ingatlah Majnun
yang tak memiliki apa pun, di mana rumah kalian? yang mengatakan, 'Jika semua orang yang tinggal
Kalian disebut apa di dunia? Apa yang mungkin di bumi ini ingin menyanyikan pujian bagiku, tak
dilakukan dengan sekepul debu yang lemah akan kuterima mereka; aku lebih senang menerima
macam kalian ini?" hinaan-hinaan Laila. Satu saja hinaannya bagiku

140
lebih dari seratus pujian yang datang dari wanita burung itu duduk di atas masnad,(1) tempat
lain!'" duduk Yang Mulia dan Agung. Kepada mereka
"Kilat keagungannya akan memancar diberikan nas, dan mereka diminta membaca itu,
sendirinya," kata kepala rumah tangga keraton dan setelah membaca dan merenungkan, mereka
itu, "ia akan mengangkat pikiran dari segala jiwa. pun dapat memahami keadaan mereka. Ketika
Apakah gunanya bila jiwa hancur karena seratus mereka sepenuhnya merasa tenang dan terlepas
duka? Apakah gunanya pada saat ini berada dalam dari segala apa pun, mereka menjadi sadar bahwa
keagungan atau kehinaan?" sang Simurgh ada di sana bersama mereka. Segala
Burung-burung, yang dibakar cinta itu, berkata, yang telah mereka perbuat dahulu terhapus.
"Bagaimana mungkin kupu-kupu menyelamatkan Matahari keluhuran memancarkan sinarnya, dan
diri dari nyala api bila ia ingin menjadi satu dalam saling merenungi wajah sesama mereka,
dengan nyala api itu? Sahabat yang kita cari akan ketiga puluh burung (si-murgh) dari dunia luar
memuaskan kita dengan memperkenankan kita ini menatap sang Simurgh dari dunia dalam. Ini
menyatukan diri padanya. Bila kini kami ditolak, amat menakjubkan sehingga mereka tak tahu
apakah lagi daya kami? Kami seperti kupu-kupu apakah mereka masih tetap mereka atau apakah
yang menginginkan persatuan dengan nyala lilin. mereka telah menjadi sang Simurgh. Akhirnya,
Banyak yang meminta pada kupu-kupu itu agar tak dalam suasana tafakur itu, mereka menyadari
mengorbankan diri begitu konyol dan demi tujuan bahwa mereka sang Simurgh dan bahwa sang
yang sedemikian langka pula, namun kupu-kupu Simurgh ketiga puluh burung itu juga. Ketika
itu mengucapkan terima kasih pada mereka atas mereka menatap sang Simurgh, mereka melihat
nasihat itu dan mengatakan pada mereka bahwa bahwa sungguh sang Simurgh yang ada di sana
karena hatinya telah diserahkan pada nyala lilin itu, dan ketika mereka mengarahkan pandang
itu buat selamanya, maka tak ada lagi yang mesti ke diri mereka sendiri, mereka melihat bahwa
dipersoalkan." mereka sendiri sang Simurgh. Dan mengamati
Setelah menguji burung-burung itu, keduanya serempak, yaitu diri mereka sendiri dan
maka kepala rumah tangga keraton itu pun Dia, mereka pun menyadari bahwa mereka dan
membukakan pintu, dan ketika ia menyingkapkan sang Simurgh itu wujud yang satu dan yang itu
seratus tabir, satu demi satu, maka sebuah dunia juga. Tiada siapa pun di dunia pernah mendengar
baru di balik tabir itu tersingkap. Kini cahaya dari
segala cahaya memancar, dan sekalian burung- 1  tempat duduk raja-raja, yang cukup lebar buat beberapa
orang.

141
tentang sesuatu yang seperti itu. sepantasnya merasa kagum, tak sabar dan heran.
Kemudian mereka tenggelam dalam tafakur, Tetapi aku lebih dari tiga puluh burung. Aku
dan sejenak kemudian, tanpa menggunakan hakikat sang Simurgh yang sejati itu sendiri. Maka
kata-kata, mereka mohon pada sang Simurgh agar leburkan diri kalian dalam diriku dengan jaya dan
menyingkapkan pada mereka rahasia tentang gembira, dan dalam diriku kalian akan menemukan
rahasia keesaan dan kejamakan segala wujud. diri kalian sendiri."
Sang Simurgh, juga tanpa kata-kata, memberikan Segera sesudah itu, burung-burung itu akhirnya
jawaban ini, "Matahari keluhuranku ialah cermin. meniadakan diri mereka sendiri dalam diri sang
Siapa bercermin di sana melihat jiwa dan raganya, Simurgh - bayang-bayang telah lenyap dalam
melihat semua itu sepenuhnya. Karena kalian telah cahaya surya, dan begitulah adanya.
datang sebagai tiga puluh burung, si-murgh, kalian Segala yang telah kau dengar, kau lihat atau
pun akan melihat tiga puluh burung dalam cermin kau ketahui bukan pula awal dari apa yang harus
itu. Bila empat puluh atau lima puluh yang datang, kau ketahui, dan karena permukiman yang bobrok
tentu akan melihat sejumlah itu pula. Meskipun di dunia ini bukan tempatmu, maka kau harus
kalian kini telah berubah sepenuhnya, namun meninggalkannya. Carilah pokok pohon itu, dan
kalian melihat diri kalian sendiri sebagaimana jangan risaukan apakah cabang-cabangnya ada
keadaan kalian dahulu. atau tidak ada.
Dapatkah penglihatan seekor semut sampai
ke bintang Kartika yang sayup? Dan dapatkah
serangga mengangkat landasan? Pernahkah Kebakaan Setelah
kalian melihat nyamuk mencaplok gajah? Segala
yang telah kalian ketahui, segala yang telah kalian Kemusnahan
lihat, segala yang telah kalian katakan atau kalian
dengar-semuanya bukan yang itu lagi. Bila kalian Setelah seratus ribu keturunan berlalu, burung-
melintasi lembah-lembah Jalan Ruhani dan bila burung fana itu dengan sendirinya menyerahkan
kalian melakukan kewajiban-kewajiban yang baik, diri pada kemusnahan sepenuhnya. Tiada siapa
kalian melakukan semua itu dengan kegiatanku pun, baik muda maupun tua, dapat berbicara
yang menyertai kalian; dan kalian dapat melihat dengan tepat tentang kematian atau kebakaan.
lembah-lembah hakikat dan kesempurnaanku. Sebagaimana jauhnya kedua hal ini dari kita,
Kalian yang hanya tiga puluh burung saja, sedemikian pula pemerian tentang keduanya

142
tak mungkin jelas atau pasti. Jika pembacaku
mengharapkan penjelasan dengan amsal tentang
kebakaan yang menyusul setelah kemusnahan,
untuk itu perlu kutulis buku lain. Selama kau terikat
dengan perkara-perkara dunia, kau tak mungkin
menempuh Jalan itu, tetapi bila dunia tak lagi
mengikatmu, kau akan dapat memasukinya seperti
dalam mimpi; tetapi mengetahui tujuannya,
kau pun akan melihat manfaatnya. Suatu benih
diasuh di antara seratus pemeliharaan dan cinta
sehingga ia dapat menjadi makhluk yang cerdas
dan berkegiatan. Ia dididik dan diberi pengetahuan
yang perlu. Kemudian maut datang dan
segalanya terhapus, keagungannya tergulingkan.
Demikianlah suatu makhluk telah menjadi debu
jalanan. Berkali-kali ia telah dimusnahkan; tetapi
sementara itu, ia telah dapat mengetahui seratus
rahasia yang sebelumnya tak pernah disadarinya,
dan pada akhirnya ia mendapat kebakaan, dan
beroleh kehormatan sebagai ganti kehinaan.
Tahukah kau apa yang kaumiliki? Masuklah ke
dalam dirimu sendiri dan renungkan ini. Selama
kau tak menyadari kenihilanmu, dan selama kau
tak meninggalkan kebanggaan diri, kesombongan
dan cintadiri, kau tak akan dapat mencapai puncak
kebakaan. Di Jalan itu kau tercampak dalam
kehinaan dan terangkat dalam kehormatan.
Dan kini ceritaku pun selesai, tak ada lagi yang
mesti kukatakan.

143
144
Akhirul Kalam

O Attar! Telah kautebarkan di dunia isi bejana


wangian kerahasiaan itu. Segala ufuk dunia
penuh dengan wangianmu dan para pencinta
Sehubungan dengan pembicaraanku ini,
mereka dari dunia lahiriah akan serupa orang-
orang yang mati tenggelam, tetapi orang-orang
terusik karena kau. Sajak-sajakmu ialah capmu; dan dari dunia batin akan memahami rahasianya.
itu dikenal sebagai Mantiq Uttair dan Makamat Bukuku ialah perhiasan zamannya; sekaligus ini
Uttiyur. Musyawarah dan percakapan serta persembahan bagi orang-orang terkemuka dan
pembicaraan burung-burung itu ialah tahapan- hadiah bagi orang kebanyakan. Bila seseorang
tahapan di jalan kebenaran; atau katakanlah, itu sedingin es membaca buku ini, ia akan memancar
Dewan Kemabukan namanya. bagai api dari dalam tabir yang menyembunyikan
Masuklah ke dewan ini dengan cinta. Bila Bulbul rahasia itu daripadanya. Tulisanku memiliki
cintamu menggelepar lari dan kau mendambakan keistimewaan yang mengagumkan —ia akan
sesuatu, berbuatlah sejalan dengan dambamu. memberikan lebih banyak manfaat sesuai dengan
Cinta ialah penawar bagi segala sangsi, dan ia bagaimana cara membacanya. Jika sering engkau
penawar jiwa di kedua dunia. membacanya, ia akan memberikan manfaat
O kau yang telah melangkah di jalan kemajuan padamu lebih banyak lagi pada setiap kali. Cadar
batin, jangan baca bukuku hanya sebagai karya wanita sanastri ini akan tersingkap bagimu sedikit
puisi, atau sebagai buku sihir, tetapi bacalah demi sedikit di tempat yang terhormat dan baik
dengan pengertian; dan untuk itu, orang harus saja. Aku telah menebarkan mutiara-mutiara dari
lapar akan sesuatu, tak puas dengan dirinya sendiri lautan renungan; dengan itu aku pun terbebas dari
dan dunia ini. kewajiban yang mesti kupenuhi, dan buku ini ialah
Ia yang tak mencium wangian pembicaraanku buktinya.
belum lagi menemukan jalan para pencinta. Tetapi Tetapi bila aku kelewat banyak memuji diri
ia yang mau membaca ini dengan cermat akan sendiri, mungkin kau tak setuju; sungguhpun ia
menjadi giat, dan akan layak menempuh Jalan yang tak berat sebelah akan mengakui jasaku,
yang kubicarakan itu. sebab cahaya purnamaku tak tersembunyi. Jika
diriku sendiri tak dikenang, aku akan dikenang mematikan diri terhadap hidupmu yang dulu, dan
sampai hari kiamat karena mutiara-mutiara puisi kemudian tinggal diam membisu.
yang telah kutebarkan di atas kepala orang banyak.
Kubah-kubah langit akan hancur sebelum sajak ini
nanti sirna.
Pembaca; bila kau mengalami keadaan yang
baik karena telah membaca sajak ini dengan penuh
perhatian, kenang penulisnya dalam doa-doamu.
Telah kutaburkan di sana-sini bunga-bunga mawar
dari kebun. Kenang aku baik-baik, O sahabat-
sahabatku! Setiap guru menyingkapkan gagasan-
gagasannya dengan caranya sendiri yang khas, dan
kemudian ia pun lenyap. Seperti mereka yang lebih
dulu dari aku, aku telah memperlihatkan burung
jiwaku pada orang-orang yang tidur. Mungkin tidur
yang memenuhi hidupmu telah menjauhkan kau
dari pembicaraan ini; tetapi, setelah mendengar
ini, jiwamu akan dibangunkan oleh rahasia yang
disingkapkannya.
Dan kini pikiranku hitam karena asap bagai
mihrab yang diberi berlampu: Telah kukatakan
dalam hati, "O kau yang begitu banyak bicara,
ketimbang begitu banyak bicara, pukullah
kepalamu dan carilah rahasia-rahasia itu. Apakah
gunanya segala pembicaraan ini bagi orang-orang
yang dirusakkan oleh nafsu mementingkan diri
sendiri. Apakah yang mungkin timbul dari hati
yang diliputi kesombongan dan kebanggaan diri?"
Bila kau mengharapkan lautan jiwamu tetap
tinggal dalam gerak yang bermanfaat, kau harus

146
Attar

F aridu'd-Din Abu Hamid Muhammad bin


Ibrahim lebih dikenal dengan nama Attar, si
penyebar wangi. Meskipun sedikit yang diketahui
yang menghalangi aku meninggalkan pintumu
dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia
ini. Apa yang kupunyai hanyalah khirka yang
dengan pasti tentang hidupnya, namun agaknya lusuh ini. Tetapi aku sedih memikirkanmu, Attar.
dapat dikatakan bahwa ia dilahirkan pada tahun Mana mungkin kau pernah memikirkan maut dan
1120 Masehi dekat Nisyapur di Persia Barat- meninggalkan segala harta duniawi ini?" Attar
Laut (tempat kelahiran Omar Khayyam). Tarikh menjawab bahwa ia berharap akan mengakhiri
wafatnya tak diketahui dengan pasti, tetapi dapat hidupnya dalam kemiskinan dan kepuasan sebagai
diperkirakan sekitar tahun 1230, sehingga ia hidup seorang darwis. "Kita tunggu saja," kata darwis itu,
sampai usia seratus sepuluh tahun. Sebagian besar dan segera sesudah itu ia pun merebahkan diri dan
dari apa yang diketahui tentang dirinya bersifat mati.
legendaris, juga kematiannya di tangan seorang Peristiwa ini menimbulkan kesan yang amat
perajurit Jenghis Khan. Dari catatan kenang- dalam di hati Attar sehingga ia meninggalkan kedai
kenangan pribadinya yang tersebar di antara ayahnya, menjadi murid Syaikh Bukn-ud-din yang
tulisan-tulisannya agaknya dapat disebutkan terkenal, dan mulai mempelajari sistem pemikiran
bahwa ia melewatkan tiga belas tahun dari masa Sufi, dalam teori dan praktek. Selama tiga puluh
mudanya di Meshed. Menurut Dawlatshah, sembilan tahun ia mengembara ke berbagai
suatu hari Attar sedang duduk dengan seorang negeri, belajar di permukiman-permukiman para
kawannya di muka pintu kedainya, ketika seorang syaikh dan mengumpulkan tulisan-tulisan para Sufi
darwis datang mendekat, singgah sebentar, yang saleh, sekalian dengan legenda-legenda dan
mencium bau wangi, kemudian menarik nafas cerita-cerita. Kemudian ia pun kembali ke Nisyapur
panjang dan menangis. Attar mengira darwis itu di mana ia melewatkan sisa hidupnya. Konon ia
berusaha hendak membangkitkan belas kasihan memiliki pengertian yang lebih dalam tentang
mereka, lalu menyuruh darwis itu pergi. alam pikiran Sufi dibandingkan dengan siapa pun
Darwis itu berkata, "Baik, tak ada satu pun di zamannya. Ia mengarang sekitar dua ratus ribu
sajak dan banyak karya prosa. Ia hidup sebelum Tambang emasnya terdapat di Nisyapur sebab ia
Jalal-uddin Rumi. Ditanya siapa yang lebih pandai dilahirkan di Zarwand di wilayah Gurgan. Ia tinggal
di antara keduanya itu, seorang Sufi mengatakan, di Nisyapur selama delapan puluh dua tabun, dan
"Rumi membubung ke puncak kesempurnaan tiga puluh dua tahun dari waktu itu dilewatkannya
bagai rajawali dalam sekejap mata; Attar mencapai dalam ketenangan. Dalam usia yang sudah amat
tempat itu juga dengan merayap seperti semut. lanjut ia dikejar-kejar pedang pasukan tentara
Rumi mengatakan, "Attar ialah jiwa itu sendiri." yang menelan segalanya. Farid tewas di zaman
Garcin de Tassy menuturkan bahwa dalam Hulaku Khan, terbunuh sebagai syahid dalam
tahun 1862 Nicholas Khanikoff menemukan pembantaian besar-besaran yang terjadi ketika itu
sebuah batu nisan di luar Nisyapur, yang didirikan ... Semoga Tuhan Yang Maha Tinggi mempersegar
antara tahun 1469 dan 1506 (sekitar dua ratus lima jiwanya! Tingkatkanlah, o Rabbi, kebajikannya.
puluh tahun sepeninggal Attar). Di situ terukir Makam orang yang mulia ini terletak di sini
inskripsi dalam bahasa Parsi. Terjemahan Tassy dalam wilayah pemerintahan Syah Alam, Seri
atas inskripsi itu ke dalam bahasa Perancis dapat Baginda Sultan Abu Igazi Hussein ...
diterjemahkan pula sebagai berikut: Selebihnya, inskripsi itu menyatakan pujian
Allah Kekal terhadap Sultan. Agaknya tak ada catatan tertulis
Dengan nama Allah dewasa ini tentang bagaimana, bila, dan di mana
Yang Pengasih Yang Pengampun dia meninggal dan dikuburkan.
Di sini di taman Adn bawah, Attar menebarkan
wangi pada jiwa orang-orang yang paling
sederhana. Inilah makam seorang yang begitu
mulia sehingga debu yang terusik kakinya akan
merupakan kollirium di mata langit; makam
syaikh Attar Farid yang terkenal, yang menjadi
ikutan orang-orang suci; makam penebar wangi
yang utama dengan nafasnya yang mengharumi
dunia dari Kaf ke Kaf. Di kedainya, sarang para
malaikat, langit bagai botol obat semerbak dengan
wangi sitrun. Bumi Nisyapur akan terkenal hingga
hari kiamat karena orang yang termasyhur ini.

148
Catatan Tentang Kaum Sufi

S ebutan Sufi diturunkan dari kata suf, bulu


domba —jubah bulu domba kaum zahid.
Kaum Sufi mengikuti ajaran batiniah dari
itu dapat berguna untuk memimpin manusia ke
arah Kenyataan. Baik dan Buruk, sebagaimana kita
mengartikannya, tidaklah ada sebenarnya, karena
Quran. Bersama dengan sistem pemikiran yang segalanya bertolak dari Wujud Yang Satu, Tuhan;
berdasarkan petunjuk-petunjuk dari kitab suci tetapi serempak dengan itu, ada "baik sejati"
mereka, mereka mempunyai metoda yang dan "buruk sejati". Manusia tidak bebas dalam
praktis untuk menyempurnakan diri sendiri, tindakan-tindakannya; ia tak memiliki kemauan
yang diajarkan secara lisan. Dengan latihan- bebas, meskipun ini dapat dilakukan dengan
latihan, pengambilan sikap dan tarian, tenaga- berusaha menempuh jalan yang benar. Ia terbelok
tenaga insan yang senantiasa terlucut dari ke sana-sini karena pengarah-pengaruh dari
dirinya, akan bisa dimanfaatkan dan diarahkan dalam dan dari luar dirinya -menjadi permainan
untuk pengembangan batin dan peningkatan setiap angin yang bertiap. Persatuan dicapai
kesadaran. Maksud dan tujuannya ialah dengan dua upaya berupa pengorbanan dan
persatuan jiwa dengan Tuhan. Mungkin ada pembebasan: pengorbanan keinginan-keinginan,
saat-saat pendahuluan tentang ini —saat-saat kesombongan dan angan-angan kita sendiri di satu
penyingkapan keinsafan (revelation) dan haru- pihak, dan di pihak lain pembebasan dari perkara-
gembira (ectasy)— "karunia-karunia", demikianlah perkara duniawi —dari cinta akan kekuasaan,
biasa disebutkan, tetapi kesempurnaan, persatuan kemasyhuran, kekayaan dan kehormatan. Tetapi
dengan Tuhan, harus diusahakan; harus ada usaha doa dan puasa juga dapat menjadi rintangan
yang terus-menerus. besar; kita dapat menjadi terikat dengan apa saja.
Ada satu Tuhan. Segala sesuatu ada dalam Dia, Seorang Sufi, bagaimanapun juga, hendaknya tidak
dan Dia ada dalam segalanya. Segala sesuatu, yang meninggalkan kebutuhan-kebutuhan dan tidak
tampak dan tak tampak, adalah pancaran-pancaran menarik diri dari dunia. Ia harus ada di dunia tetapi
daripadaNya. Agama-agama, pada hakikatnya, tidak terikat dengan dunia. Adalah suatu rahmat
bukanlah yang terutama, meskipun agama-agama yang besar memiliki apa yang perlu bagi badan
jasmani. Seks dengan sendirinya bukan perkara Hanya bantuan mereka yang telah mencapai
dosa, seperti yang terjadi dalam agama Kristen tingkat perkembangan tertentu dapat
ortodoks, melainkan suatu milik yang berharga. membimbing si musafir di Jalan itu. Asalkan ia
Arti dan guna tenaga seks dapat dimengerti. memiliki kesanggupan untuk mentaati disiplin
Seperti ditunjukkan Orage dalam esainya "Tentang dan melakukan usaha, sehari saja —atau bahkan
Cinta", "Kesucian pancaindera (dahulu kala) satu jam saja, di kalangan orang-orang yang arif,
diajarkan sejak awal masa kanak-kanak. Dengan akan lebih berharga daripada bertahun-tahun
cara demikian, erotisisma menjadi suatu seni dalam menjalankan pertarakan dan upacara-upacara
bentuk tertinggi yang pernah diketahui dunia. lahiriah dalam peribadatan.
Gemanya yang sayup masih terdapat dalam sastra Di antara peraturan-peraturan bagi murid-
Persia dan sastra Sufi dewasa ini." murid di hadapan seorang guru dapat disebutkan
Jiwa (dalam arti bagian tertinggi dari manusia yang berikut: "Perhatikan dan jangan banyak
yang mendambakan kesempurnaan) ada lebih bicara. Jangan jawab pertanyaan yang tidak
dulu daripada raga dan terkurung dalam raga itu ditujukan padamu; tetapi jika ditanya, jawablah
seperti dalam sebuah sangkar. Hidup manusia segera, dan jangan malu mengatakan, 'aku tak
ialah sebuah perjalanan yang dilakukan bertahap- tahu'. Jangan berdebat demi perdebatan semata.
tahap. Dan pencari Tuhan ialah seorang musafir Jangan menyombong di hadapan yang lebih tua.
penempuh perjalanan itu, yang harus melakukan Jangan mencari tempat paling terhormat. Jangan
usaha-usaha keras untuk mengatasi kelemahan- bersikap kelewat khidmat. Patuhi adat kebiasaan
kelemahan dan kesalahan-kesalahan dan untuk sehari-hari, dan sesuaikan diri dengan keinginan-
mendapatkan pengetahuan dan pengertian yang keinginan orang lain selama keinginan-keinginan
benar. itu tidak berlawanan dengan keyakinan batinmu.
Para pengikut sufisma mengatakan bahwa Jangan membuat kebiasaan apapun, kecuali jika
sufisma selalu ada dengan berbagai nama; dan itu kewajiban keagamaan atau yang berguna bagi
bahwa sistem dan metoda, dalam bentuk-bentuk orang-orang lain, sebab itu dapat menjadi berhala."
yang berbeda-beda, dikenal oleh orang-orang Kaum Sufi mengatakan bahwa hampir
Mesir, Hindu, Buddha, Yahudi, Yunani dan Nasrani setiap orang dilahirkan dengan kesanggupan
yang mula-mula —dalam kenyataannya, oleh yang memungkinkan pengembangan batin,
agama-agama besar pada mulanya. Sufisma ada di tetapi bahwa orang tuanya dan orang-orang
Barat dewasa ini. sekelilingnya membuat dia menjadi seorang

150
Yahudi, seorang Hindu, atau seorang Majusi,
sehingga ia penuh dengan prasangka dan
menerima saja apa yang dikatakan orang-
orang lain tanpa mengingat pengalaman atau
pemikirannya sendiri, dan ini menjadi batu
penarung. Bila orang yang "beriman" orang yang
telah menyempurnakan diri meninggal, jiwanya
melayang ke langit yang sesuai dengan tingkat
kesempurnaan yang telah dicapainya. Tetapi,
betapapun banyak "pengetahuan" yang dimiliki
seseorang, kalau ia tak menilik dirinya sendiri,
dan mengakui dalam hati bahwa sesungguhnya
ia tak mengerti apa-apa, maka segala yang telah
didapatnya akan menjadi seperti "angin di tangan."

151
152
Penyair Sufi - Si Penyebar Wangi

A ttar —yang berarti si penyebar


wangi— adalah nama julukan
penyair besar Sufi Faridu'd-Din Abu
Hamid Muhammad bin Ibrahim. Dia lahir
di Nisyapur, Persia Barat Laut (tempat
kelahiran Umar Khayyam) pada tahun
1120, dan meninggal pada tahun 1230
setelah mencapai usia 110 tahun. Ia
gugur ketika pasukan Mongol menyerbu
daerahnya.
Semasa hidupnya selain menulis
Musyawarah Burung sebagai buah
tangannya yang paling mashur, ia juga
menulis prosa yang tak kurang tenarnya:
Kenang-kenangan Para Sufi dan Buku
Bijak Bestari.
Musyawarah Burung (1184-1187)
yang tertulis dalam gaya sajak alegoris
ini, melambangkan kehidupan dan ajaran
kaum Sufi.
digitized by:
PlantATree — Publishing

Anda mungkin juga menyukai