Daftar isi
[sembunyikan]
1 Klasifikasi
2 Anatomi
3 Daur hidup dan reproduksi
4 Perilaku
o 4.1 Makanan
5 Rujukan
6 Pranala luar
[sunting] Klasifikasi
Undur-undur memiliki nama famili Myrmeleontidae yang berasal dari bahasa Yunani
myrmex (semut) dan leon (singa) sehingga nama Myrmeleontidae secara harfiah bisa
diartikan "semut singa". Famili Myrmeleontidae sendiri termasuk ke dalam ordo
Neuroptera yang dalam bahasa Yunani bisa diartikan sebagai "sayap jala" atau "sayap
berurat". Nama itu diberikan karena semua serangga dalam ordo ini memiliki dua pasang
sayap transparan dan berurat.[1]
[sunting] Anatomi
Undur-undur memiliki penampilan yang sekilas mirip dengan capung karena sama-sama
memiliki abdomennya panjang dan memiliki dua pasang sayap transparan berurat pada
thoraxnya. Ia bisa dibedakan dengan capung dengan melihat antenanya yang panjang dan
ujungnya sedikit melengkung, ukurannya yang rata-rata lebih kecil, dan matanya yang
terletak di sisi kepala serta berukuran lebih kecil dibandingkan mata capung. Undurundur juga tidak bisa terbang secepat dan selincah capung karena ia pada dasarnya
merupakan penerbang lemah. [2]
Undur-undur memiliki ukuran yang bervariasi. Jenis undur-undur terbesar di dunia
diketahui berasal dari genus Palpares yang hidup di Afrika dan rentang sayapnya
mencapai 16 cm. Spesies yang terkecil berasal dari wilayah Arabia dan rentang sayapnya
hanya sekitar 2 cm. Mayoritas undur-undur sendiri umumnya berukuran antara 4-10 cm.
[1]
memakai tubuhnya seperti mata bor dan mulai menggali dengan gerakan spiral hingga
akhirnya membentuk sarang jebakannya yang berbentuk seperti corong (biasa disebut
"liang undur-undur"). Pada sebagian spesies undur-undur semisal Dendroleon
pantheormis, larvanya tidak membuat sarang jebakan, namun hanya bersembunyi di
tempat-tempat tertentu lalu menerkam hewan kecil yang lewat di dekatnya. Hal yang
unik pada larva undur-undur adalah mereka tidak memiliki anus sehingga ampas sisa-sisa
metabolisme tubuhnya akan disimpan dan baru dikeluarkan ketika mereka sudah menjadi
undur-undur dewasa.[4]
Fase selanjutnya dalam pertumbuhan undur-undur adalah fase kepompong atau pupa.
Kepompong mereka berupa kumpulan butiran pasir di sekitarnya yang disatukan dengan
sutra dari kelenjar di abdomennya. Kepompong ini biasanya terkubur hingga beberapa
sentimeter di dalam tanah. Pada fase kepompong terjadi perubahan bentuk di dalamnya
dan setelah sekitar satu bulan, undur-undur dewasa akan keluar dan mulai menunggu
sayapnya kering sebelum bisa terbang untuk mencari pasangan. Undur-undur dewasa
rata-rata berusia antara 20-25 hari, sementara sebagian dari mereka juga diketahui bisa
hidup hingga usia 45 hari.[3]
[sunting] Perilaku
Undur-undur dewasa jarang terlihat di alam liar karena ia baru aktif keluar di sore hari
dan bisa terlihat menggerombol di malam hari saat sedang mencari pasangan kawin.[3]
Mereka juga kadang-kadang dianggap sebagai gangguan bagi manusia karena jika
hinggap pada seseorang, mereka bisa memberikan gigitan yang cukup menyakitkan
walaupun tidak sampai membahayakan.[4]
[sunting] Makanan
undur-undur (Myrmeleontindae) atau yang biasa disebut semut singa dipercaya dapat
menyembuhkan berbagai penyakit.
Menurut seorang penjual undur-undur, Ernawati, larva undur-undur dapat
menyembuhkan penyakit darah tinggi, stroke, sakit gula, diabetes, sesak napas, reumatik,
sakit kuning, pegel linu, dan lainnya. Bisa buat kesehatan, diminum (ditelan) hiduphidup, ujar Ernawati yang ditemui di pasar burung Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa
(23/2/2010).
Karena dipercaya mampu menyembuhkan penyakit, undur-undur membuka peluang
bisnis untuk diperjualbelikan. Ernawati mengaku, seekor larva undur-undur laku dijual
Rp 300- Rp 1.000 tergantung penawaran pembeli.
Ukuran larva undur-undur seukuran semut besar namun gempal, pipih, berkaki enam, dan
memiliki taring di kepalanya.
Menurut Ernawati, pembeli biasa membeli dalam jumlah bervariasi mulai dari 10 ekor
hingga ribuan ekor. Jadi bisa untung kadang tiga ratus ribu, kadang empat ratus, kadang
lima ratus, tujuh setengah, tergantung lagi banyak apa enggak, katanya.
Meskipun menguntungkan, larva undur-undur cukup sulit ditangkap. Mereka tinggal
dalam pasir dan biasanya bersembunyi di dalam membuat berbentuk corong yang dibuat
dengan tubuhnya dengan bergerak mundur. Kalau musim hujan, jarang ada, biasanya di
pasir samping dinding rumah, teras, pesisir pantai, banyak di Jawa Tengah, kata
Ernawati.
Karena sulit dicari itulah, maka Ernawati selama hanya mengandalkan pemasok dari
Jawa Tengah yang rutin mengirim stok larva undur-undur yang kemudian dijual Ernawati
tersebut.
Mengenai biaya perawatan stok larva undur-undur, Ernawati mengatakan, Gampang,
tinggal taroh di pasir kering, dikasih susu, katanya.
Uniknya, larva undur-undur biasa diberi makan susu bubuk agar bertahan selama
disimpan menunggu pembeli. Makannya susu bubuk, susu bayi, taburin saja sedikit di
pasirnya, .