Makalah Flora Normal
Makalah Flora Normal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa lalu, peran yang dimainkan mikroorganisme dalam fungsi normal
tubuh tidak dihargai. Pada awal 1900-an ketika Dr. Metchnikoff menemukan tentang
pentingnya flora usus, dokter lain merasa bahwa usus besar sama sekali tidak
dibutuhkan dan seringkali dengan operasi mengangkatnya dari pasien mereka (Gordon,
1993). Usus besar itu digambarkan sebagai'lubang limbah beracun yang menginfeksi
tubuh dengan rematik, TBC, kanker, dan penyakit lainnya (McFarland, 2000). Flora
mikroba memiliki kompleksitas spasial dan temporal yang berbeda berdasarkan
individu, niche tubuh, usia, lokasi geografis, status kesehatan, diet, dan jenis inang
(Savage, 1977). Bahkan di dalam individu yang sama, komposisi flora mikroba dapat
bervariasi sesuai dengan perubahan dalam diet, stres, perilaku seksual, pengobatan,
perubahan hormon dan faktor-faktor terkait host lainnya (Salminen et al., 1995). Tubuh
manusia dewasa mengandung 10-14 sel yang hanya 10% yang menyusun tubuh dengan
benar dan 90% terdapat anggota mikroflora (Hooper et al., 1998). Jenis-jenis spesies
yang mendominasi pada manusia berbeda berdasarkan letaknya pada tubuh manusia
yang meliputi rongga mulut, kulit, vagina, lambung, ileum, usus besar, dan saluran
kemih (Listgarten, 1976)
flora normal adalah campuran mikroba yang dinamis dan kompleks yang
memiliki fungsi beragam termasuk pencernaan nutrisi penting, pematangan fisiologi
usus, stimulasi sistem kekebalan tubuh, efek sistemik pada lipid darah dan
penghambatan bakteri berbahaya. Teknik penelitian saat ini memungkinkan evaluasi
yang lebih baik dari bakteri dan mikroba jamur spesifik dalam berbagai situs tubuh
(McFarland, 2000). Mulut mengandung kedua mukosa yang berbeda (bibir, pipi, lidah,
langit-langit) dan, secara unik, permukaan non-penumpahan (gigi) untuk kolonisasi
mikroba. Setiap permukaan memiliki flora mikro yang beragam namun khas, komposisi
dan metabolismenya ditentukan oleh sifat biologis masing-masing situs. Flora mikro
oral yang menetap berkembang secara teratur melalui gelombang suksesi mikroba (baik
autogenik maupun alogenik). Spesies pionir (banyak di antaranya adalah streptokokus
penghasil protease sIgA) menjajah permukaan saliva melalui interaksi stereo-kimia
tertentu, adhesin-reseptor. Metabolisme organisme-organisme ini memengaruhi
kondisi lingkungan setempat, memfasilitasi keterikatan dan pertumbuhan selanjutnya,
dan lebih cepat, penjajah. Akhirnya, komunitas bio film yang stabil berkembang yang
memainkan peran aktif dalam perkembangan normal fisiologi habitat dan pertahanan
inang bawaan (resistensi kolonisasi). Dengan demikian, ketika mempertimbangkan
pilihan pengobatan, dokter harus menyadari kebutuhan untuk mempertahankan sifat
menguntungkan dari mikroflora oral resident (Batabyal et al., 2012). Tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu mengkaji tentang flora normal dalam tubuh manusia
berdasarkan penggolongannya, kekhususannya, dan macamnya berdasarkan letaknya
dalam tubuh manusia
B. Rumusan Masalah
1
2
2
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal,
atau mikrobiota. Selain itu juga disebutkan bahwa flora normal adalah kumpulan
mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Banyak
faktor yang menentukan distribusi dan komposisi mikrobiota normal, diantaranya adalah
nutrisi, faktor fisik dan kimia, pertahanan inang, dan faktor mekanis. Mikroba bervariasi
sehubungan dengan jenis nutrisi yang dapat mereka gunakan sebagai sumber energi. Dengan
demikian, mikroba hanya dapat menjajah situs-situs tubuh yang dapat memasok nutrisi yang
sesuai. Nutrisi ini dapat berasal dari produk sekretori dan ekskresi sel, zat dalam cairan tubuh,
sel mati, dan makanan di saluran pencernaan (Tortora et al., 2013).
Sejumlah faktor fisik dan kimia mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan dengan
demikian pertumbuhan dan komposisi mikrobiota normal. Di antaranya adalah suhu, pH,
oksigen dan karbon dioksida yang tersedia, salinitas, dan sinar matahari. Pertahanan mikrobiota
meliputi berbagai molekul dan sel-sel teraktivasi yang membunuh mikroba, menghambat
pertumbuhannya, mencegah daya rekatnya pada permukaan sel inang, dan menetralisir racun
yang dihasilkan mikroba. Meskipun pertahanan ini sangat penting terhadap patogen, peran
mereka dalam menentukan dan mengatur mikrobiota normal tidak jelas. Daerah tertentu dari
tubuh mengalami kekuatan mekanik yang dapat mempengaruhi kolonisasi oleh mikrobiota
normal. Misalnya, tindakan mengunyah gigi dan gerakan lidah dapat mengeluarkan mikroba
yang menempel pada permukaan gigi dan mukosa. Dalam saluran pencernaan, aliran air liur
dan sekresi pencernaan dan berbagai gerakan otot tenggorokan, kerongkongan, lambung, dan
usus dapat menghilangkan mikroba yang tidak terikat. Tindakan pembilasan urin juga
menghilangkan mikroba yang tidak terikat. Dalam sistem pernapasan, lendir menjebak
mikroba, yang kemudian silia mendorong ke arah tenggorokan untuk eliminasi. Kondisi yang
disediakan oleh inang di bagian tubuh tertentu bervariasi dari satu orang ke orang lain. Diantara
faktor-faktor yang juga mempengaruhi mikrobiota normal adalah usia, status gizi, diet, status
kesehatan, cacat, rawat inap, keadaan emosional, stres, iklim, geografi, kebersihan pribadi,
kondisi hidup, pekerjaan, dan gaya hidup (Capuccino dan Sherman, 2014).
Menurut Al-Sa’ady (2017), flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat
kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
3
4
4
5
5
6
yang tersedia. Hubungan antara mikrobiota normal dan inang disebut simbiosis, hubungan
antara dua organisme di mana satu organisme bergantung pada yang lain. Dalam hubungan
simbiosis disebut komensalisme,yang satu diuntungkan yang satu tidak dirugikan dan tidak
diuntungkan. Banyak mikrobiota normal yang termasuk komensalisme, termasuk
staphylococcus epidermidis yang mendiami permukaan kulit, corynebacteria yang
mendiami permukaan mata, dan mikobakteri saprofitik tertentu yang berada telinga dan
alat kelamin luar. Bakteri ini hidup dengan sekresi dan sel-sel yang terlepas, dan tidak ada
yang terlihat jelas bermanfaat atau membahayakan inang. Mutualisme adalah jenis
simbiosis yang menguntungkan kedua organisme. Misalnya, usus besar mengandung
bakteri, seperti E. coli, yang mensintesis vitamin K dan beberapa vitamin B. Vitamin ini
diserap ke dalam aliran darah dan didistribusikan untuk digunakan oleh sel-sel tubuh.
Sebagai gantinya, usus besar menyediakan nutrisi digunakan oleh bakteri, menghasilkan
kelangsungan hidup mereka. Studi genetika terbaru telah menemukan ratusan resistensi
antibiotic gen dalam bakteri usus. Ini mungkin tampak diinginkan agar bakteri ini bertahan
hidup saat seseorang mengonsumsi antibiotik untuk penyakit menular; Namun, ini
bermanfaat Bakteri mungkin dapat mentransfer gen resistensi antibiotic patogen. Dalam
simbiosis jenis lain, satu manfaat organisme dengan menurunkan nutrisi dengan
mengorbankan yang lain; hubungan ini disebut parasitisme. Banyak bakteri penyebab
penyakit parasite (Tortora et al., 2013).
6
7
7
8
Sedangkan flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat
dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan
dalam biasanya steril.
Flora utama hidung terdiri dari Staphylococcus aureus, S. epidermidis, and aerobic
diphtheroids in the nose; S. epidermidis, S. aureus, diphtheroids, Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus, and Neisseria in the throat (Jawetz, 2005). Di dalam hidung juga dapat dijumpai
8
9
4) Mulut
Adanya makanan yang terlarut secara konstan, memiliki kelembapan yang tinggi dan
adanya juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam, bergantung pada
kesehatan pribadi masing -masing individu. (Pelczar, 2007). Di dalam mulut terdapat flora
Streptococcus, Lactobacillus, Actinomyces, Bacteroides, Veillonella, Neisseria, Haemophilis,
Fusobacterium, Treponema, Staphylococcus, Corynebacterium, and Candida (fungus), dan
anaerob penghasil levan dan streptokokus penghasil dextran yang bertanggung jawab untuk
karies gigi. Gigi sendiri merupakan tempat berkumpulnya mikroba. Glikoprotein liur pada
mulut juga mampu menyatukan bakteri-bakteri tertentu dan mengikat mereka pada permukaan
gigi. (Michael et al., 2008).
5) Usus kecil
Di dalam usus dua belas jari mengandung beberapa bakteri. diantara yang ada,
sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus
kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus
gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus, laktobasilus, dan difteroid.
Khamir candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian
9
10
(ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri
anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.
6) Usus besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikroba
yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen
tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik
yang ada meliputi spesies bacteroides (B. fragilis, B. Melaninogenicus, dan B. Oralis)
dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium serta
spesies-spesies Lactobacillus. Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis
vitamin, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta
antagonis mikroba patogen. Adanya lendir dan pelepasan lapisan secara berkala
mencegah banyak mikroba untuk menempel pada lapisan saluran pencernaan, dan
mukosa menghasilkan beberapa bahan kimia yang antimikrobiol. Selain itu diare juga
mengeluarkan beberapa mikrobiota normal.
7) Uretra
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan
kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada
uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada priamaupun
wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, hal ini mungkin
disebabkan adanya efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan
seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Mikrooganisme yang mampu berkembang
baik pada pH rendah ini dijumpai didalam vagina dan mencakup enterokokus, candida
10
11
albicans , dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara
anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem akan
mempengaruhi sistem yang lain khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan
kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra mengandung
mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria dan
enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan pada urin merupakan
kontaminasi dari flora normal yang terdapat padakulit. Keberadaan bakteri dalam urine
belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah
mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
8) Vagina
Vagina tidak memiliki mekanisme pembersihan alami (cleansing mechanism).
Kehidupan mikroorganisme di lokasi ini tidak ada hambatan dan merupakan area yang
subur bagi pertumbuhan mikroorganisme komensal. Selama masa reproduksi, sejak
masa pubertas sampai menupouse, epitel vagina mengandung glikogen karena aktivitas
estrogen. Doderlein bacillus (lactobasillus) berkoloni di vagina, memetabolisasi
glikogen tersebut dengan hasil disamping berupa asam laktat. Asam laktat
menimbulkan suasana asam di vagina (sekitar 5) dan bersama produk lain akan
menyebabkan hambatan bagi kolonisasi bakteri selain Doderlein basilus. Keadaan
tersebut menyebabkan seleksi sejumlah bakteri streptococcus dan difteroid.
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh
manusia normal dan sehat. Flora normal digolongkan menjadi dua macam yang
meliputi flora tetap/normal (resident flora/indigenous) dan flora sementara (transient
flora). Flora residen merupakan bakteri yang berada di lapisan dalam kulit. Flora
transien terdiri atas mikroorganisme non patogen atau potensial patogen yang tinggal
di kulit atau mukosa selama kurun waktu tertentu.
2) Flora normal bersifat dinamis tidak statis artinya berada dalam komposisi tertentu pada
kulit atau mukosa, tetapi dipengaruhi lingkungan lokal sehingga jumlahnya terkadang
banyak dan terkadang menyusut. Dapat terpengaruh pada pemberian antibiotik.
Antibitoik yang diberikan untuk mengobati infeksi juga berpengaruh terhadap flora
normal, misalnya S. epidermidis yang menjadi resisten terhadap penisilin karena pada
infeksi kulit sering diberikan antibiotik penisilin.
3) Flora normal dapat ditemukan di banyak situs dari tubuh manusia termasuk kulit
(terutama daerah lembab, seperti pangkal paha dan di antara jari kaki), saluran
pernafasan (terutama hidung), saluran kemih, dan saluran pencernaan (terutama mulut
dan usus besar.
12