Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA POLA PENGASUHAN sumbangan efektif sebesar 51,5% terhadap

DAN POLA KELEKATAN DENGAN penyesuaian sosial pada remaja, dengan sumbangan
PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA efektif masing-masing variabel adalah 3,1% untuk
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SRAGEN variabel pola pengasuhan dan 48,4% untuk variabel
pola kelekatan. Hal ini berarti masih terdapat 48,5%
faktor lain yang mempengaruhi penyesuaian sosial
Eki Dwi Maretawati H, Makmuroch,
pada remaja.
Rin Widya Agustin
Program Studi Psikologi FK UNS
Kata kunci: Pola Pengasuhan, Pola Kelekatan,
Abstrak: Kemampuan penyesuaian sosial yang Penyesuaian Sosial pada Remaja
positif dibutuhkan seorang remaja dalam
membantunya mengantisipasi segala perubahan
baik yang terjadi dalam diri mereka maupun A. Pendahuluan
lingkungan sosialnya yang lebih luas. Namun
Masa remaja merupakan usia peralihan dari
demikian, tidak semua remaja mampu melakukan
penyesuaian sosial dengan baik. Hal ini dapat masa kanak-kanak ke masa dewasa, sehingga pada
dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah
usia ini terjadi banyak perubahan baik secara fisik,
penyimpangan perilaku remaja dalam berbagai
bentuk. Salah satu faktor yang mempengaruhi psikis, maupun sosial (Hurlock, 2004). Berbagai
penyesuian sosial seorang remaja adalah lingkungan
perubahan yang terjadi secara pesat tidak jarang
keluarga, terutama orangtua. Melalui bimbingan,
perhatian, kasih sayang, hubungan yang aman serta akan menjadikan suatu permasalahan sendiri bagi
respon yang diberikan orangtua akan menjadi modal
seorang remaja ketika dia tidak mampu melakukan
dasar pembelajaran seorang remaja dalam
bersosialisasi dan melakukan penyesuaian yang penyesuaian dengan baik. Ketidakmampuan remaja
lebih luas.
dalam melakukan penyesuaian sosial yang baik
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara pola pengasuhan dan pola dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan
kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja.
perilaku yang lebih dikenal dengan kenakalan
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Sragen. Teknik pengambilan sampel remaja (Staf IQEQ dalam Maharani, 2003).
dengan cluster random sampling. Alat
Berbagai bentuk kenakalan remaja semakin
pengumpulan data yang digunakan adalah skala
pola pengasuhan, skala pola kelekatan dan skala berkembang di masyarakat, seperti yang diulas
penyesuaian sosial. Analisis data menggunakan
dalam media cetak maupun media visual, antara
teknik analisis berganda variabel dummy.
Hasil perhitungan menggunakan teknik lain: perkelahian pelajar (tawuran), penggunaan
analisis berganda variabel dummy, diperoleh p-
narkoba dan meningkatnya perilaku merokok pada
value 0,000 < 0,05 dan F hitung = 44,114 > dari F
tabel = 3,1065 serta R sebesar 0,718. Hal ini berarti usia remaja, semakin bebasnya pergaulan remaja,
pola pengasuhan dan pola kelekatan dapat
serta kenakalan-kenakalan remaja dalam bentuk
digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi
penyesuaian sosial pada remaja. Tingkat lain. Hasil survei Synovate Research tentang
signifikansi p-value 0,000 (p<0,005) menunjukkan
perilaku seksual remaja (15-24 tahun) di kota
bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola
pengasuhan dan pola kelekatan dengan penyesuaian Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan, September
sosial pada remaja.
2004 mengungkapkan bahwa 44% responden
Analisis data menunjukkan nilai R Square
sebesar 0,515. Angka tersebut mengandung mengaku mereka sudah pernah punya pengalaman
pengertian bahwa dalam penelitian ini, pola
seks di usia 16-18 tahun. Sementara 16% lainnya
pengasuhan dan pola kelekatan memberikan

46
mengaku pengalaman seks itu sudah mereka dapat mempengaruhi perilaku sosialnya. Remaja
antara usia 13-15 tahun (syabab.com, 2008). menjadikan orangtua sebagai model dari
Penyimpangan perilaku remaja ini merupakan penyesuaian yang dilakukan dalam kehidupannya
bentuk kesalahan atau ketidakmampuan remaja dan menjadi teladan dasar (Chandola dan Bhanot,
dalam melakukan penyesuaian baik dengan dirinya 2008). Apa yang ditampilkan seorang remaja dalam
sendiri maupun penyesuaian terhadap lingkungan lingkungan sosialnya dapat diamati sebagai
sosial. cerminan dari pengasuhan yang diterimanya dalam
Penyesuaian sosial adalah kemampuan lingkungan keluarga.
remaja untuk menyesuaiakan diri dalam kelompok Dalam suatu keluarga interaksi antara
dan lingkungan, mereaksi secara tepat terhadap orangtua dan remaja akan menciptakan suatu bentuk
realitas sosial dan situasi yang terjadi dengan kelekatan yang juga mempengaruhi keberhasilan
mematuhi norma-norma dan peraturan sosial di penyesuaian sosial yang dilakukan seorang remaja.
masyarakat (Hurlock, 2005). Salah satu faktor yang Kehadiran orang dewasa, yaitu orangtua yang
menentukan penyesuaian sosial yang dilakukan oleh mampu memahami dan memperlakukannya secara
seorang remaja adalah lingkungan keluarga bijaksana dan sesuai dengan kebutuhannya dapat
(Shneiders dalam Ali, 2004). Kemampuan remaja membantunya dalam menghadapi berbagai problem
dalam melakukan penyesuaian sosial tersebut perkembangannya (Maharani, 2003). Ikatan yang
diperoleh remaja dari bekal kemampuan yang telah sehat dan hangat antara orangtua dan remaja akan
di pelajari dari lingkungan keluarga dan proses membantu remaja dalam melakukan penyesuaian
belajar dari pengalaman-pengalaman baru yang sosial di masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut
dialami dalam interaksi dengan lingkungan menunjukkan peran orangtua yang diwujudkan
sosialnya. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam pola pengasuhan dan pola kelekatan pada
yang memberikan pengaruh terhadap berbagai penyesuaian sosial remaja.
aspek perkembangan remaja, termasuk Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang antara pola pengasuhan dan pola kelekatan dengan
kondusif bagi sosialisasi anak (Sunarto dan penyesuaian sosial pada remaja. Selain itu, untuk
Hartono, 2006). Kemesraan dalam keluarga mengetahui ada atau tidak adanya hubungun antara
memberikan rasa aman untuk dapat berkembang masing-masing variabel bebas dengan variabel
wajar, menerima pengalaman-pengalaman sosial tergantung.
sebagai bekal kehidupan bersama didalam Hasil penelitian ini diharapkan dapat
masyarakat (Meichati, 1983). memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
Salah satu bagian terpenting dari sistem secara praktis yaitu berupa informasi bagi remaja
keluarga adalah pola pengasuhan. Pola pengasuhan dan orangtua dalam mengantisipasi segala
yang diterapkan dalam suatu keluarga akan perubahan pada usia remaja dengan melakukan
47
penyesuaian sosial yang positif serta diharapkan dasar pengasuhan permisif adalah keyakinan bahwa
dapat memberikan masukan bagi para praktisi secara alamiah anak telah dibekali oleh perangkat
dibidang psikologi dalam penanganan permasalahan kemampuan mengurus dan mengatur diri sendiri,
penyimpangan perilaku remaja baik secara kuratif hingga tidak perlu dibantu pengaturannya oleh
maupun berupa tindakan preventif. orang tua.
B. Dasar Teori Musssen (1994) menyatakan bahwa ada
1. Pola Pengasuhan beberapa aspek yang secara umum mempengaruhi
Pola pengasuhan merupakan suatu aktivitas pola pengasuhan, yaitu: aspek kontrol, aspek
kompleks yang didalammya terdapat beberapa tuntutan kedewasaan, aspek komunikasi orang tua
kebiasaan khusus yang dilakukan secara individu dan anak, dan aspek kasih sayang. Menurut
maupun bersama-sama yang akan mempengaruhi Maccoby & Martin (dalam Darling 1999) terdapat
sikap dan perilaku anak (Darling, 1999). Baumrind dua aspek penting dalam pola pengasuhan, yaitu:
(dalam Darling, 1999) menjelaskan pola tanggapan orangtua (kehangatan dan dukungan) dan
pengasuhan orangtua sebagai suatu konstruk yang perhatian orang tua (kontrol perilaku).
digunakan untuk menangkap variasi normal pada 2. Pola Kelekatan
orangtua dalam mengontrol dan mensosialkan anak. Kelekatan merupakan suatu ikatan
Pola pengasuhan adalah seperangkat sikap yang emosional yang kuat yang dikembangkan anak
berkenaan dengan anak, dimana orang tua melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai
membantu anak untuk membentuk suatu perasaan arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang
emosional disekitar anak dengan orangtua yang tua. (Mc Cartney dan Dearing, 2002). Kelekatan
saling memberi. Kombinasi dari kehangatan orang (attachment) mengacu kepada suatu relasi antara
tua dan perhatian orang tua adalah konsep dasar dari dua orang yang memiliki perasaan yang kuat satu
pola pengasuhan (Salkind, 2002). sama lain dan melakukan banyak hal bersama untuk
Diana Baumrind (dalam Santrock, 2005) melanjutkan relasi tersebut. Dalam psikologi
menekankan tiga jenis cara menjadi orang tua yang perkembangan, kelekatan diartikan sebagai adanya
berhubungan dengan aspek-aspek yang berbeda daya suatu relasi antara figur sosial tertentu dengan
dalam perilaku sosial remaja, yaitu: authoritarian, suatu fenomena tertentu yang dianggap
authoritative, dan permissive. Pengasuhan mencerminkan karakteristik relasi yang unik
autoritarian adalah gaya yang membatasi dan (Santrock, 2002). Pola kelekatan adalah derajat
bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk keamanan yang dialami dalam hubungan
mengikuti petunjuk orang tua dan untuk interpersonal (Baron & Byrne, 2005). Pola yang
menghormati pekerjaan dan usaha. Pengasuhan berbeda pada awalnya dibangun pada saat masih
autoritatif adalah gaya yang mendorong remaja bayi, tetapi perbedaan dalam kelekatan tampak
untuk bebas tetapi tetap memberikan batasan dan mempengaruhi perilaku interpersonal sepanjang
mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Konsep masa. Hubungan kelekatan yang terbentuk dengan
48
orang tua dan orang lain yang mempunyai arti Kelekatan (attachment) dibentuk dari aspek-aspek
penting dalam pengasuhan akan berlangsung yang mendasarinya. Menurut Papalia dkk (2008)
sepanjang kehidupan (McCartney & Dearing, aspek kelekatan antara lain: (a) sensitivitas figur, (b)
2002). responsivitas figur. Ditambahkan oleh Bashori
Pola kelekatan yang terbentuk pada masa remaja (dalam Martina, 2007) bahwa aspek kelekatan yang
tidak dapat dilepaskan langsung dengan pola lainnya adalah: (a) percaya; (b) komunikasi; (c)
kelekatan yang terbentuk ketika masa bayi. kedekatan.
Dijelaskan oleh Bowlby dan Ainsworth Pembentukan suatu pola kelekatan individu
menjelaskan bahwa keterikatan yang aman pada terhadap figur kelekatan dapat dipengaruhi oleh
masa bayi adalah pokok bagi perkembangan berbagai faktor. Menurut Monks dkk (2004)
kecakapan sosial. Kelekatan tidak aman diteorikan pembentukan kelekatan dapat dipengaruhi oleh dua
berkaitan dengan kesulitan berhubungan dengan faktor, yaitu: (a) faktor alami atau genetis, yaitu
masalah-masalah perkembangan selanjutnya merupakan kecenderungan dasar pada anak yang
(Santrock, 2005). Ainsworth, Blehar, Waters dan sudah ada sebelum proses-proses belajar dapat
Wall (dalam Yessi, 2003), berdasarkan konsep terjadi; (b) faktor lingkungan, yaitu munculnya
kelekatan (attachment) dari Bowlby menurunkan suatu kelekatan karena adanya proses belajar,
tiga pola kelekatan, yaitu (a) secure attachment dimana terjadi interaksi antara individu dengan
(aman), yaitu pola yang terbentuk dari interaksi lingkungannya, terutama dengan ibu. Ditambahkan
antara orangtua dan anak, anak merasa percaya oleh Papalia dkk (2008) faktor lain yang dapat
terhadap orangtua sebagai figur yang selalu siap mempengaruhi pembentukan kelekatan adalah
mendampingi, sensitif dan responsif, penuh cinta temperamen individu.
dan kasih sayang ketika anak mencari perlindungan
Manfaat hubungan kelekatan yang terbentuk antara
atau kenyamanan, dan selalu menolong atau
orangtua dan remaja, antara lain adalah (Rini,
membantunya dalam menghadapi situasi yang
2002): (a) meningkatkan rasa percaya diri; (b)
mengancam dan menakutkan; (b) anxious resistant
kemampuan membina hubungan yang hangat; (c)
attachment (cemas ambivalen), yaitu pola yang
mengasihi sesama dan peduli pada orang lain; (d)
terbentuk dari interaksi orangtua dan anak, anak
disiplin; (e) pertumbuhan intelektual dan psikologis.
merasa tidak pasti bahwa orangtua selalu ada dan
responsif atau cepat membantu serta datang 3. Penyesuian Sosial pada Remaja
kepadanya pada saat ia membutuhkan mereka; dan Penyesuaian mengacu pada seberapa jauhnya
(c) anxious avoidant attachment (cemas kepribadian seorang individu berfungsi secara
menghindar), yaitu pola yang terbentuk dari efisien dalam masyarakat (Hurlock, 2005).
interaksi orangtua dan anak, anak tidak memiliki Penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan
kepercayaan diri karena ketika mencari kasih seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang
sayang ia tidak direspon atau bahkan ditolak.. lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya
49
pada khususnya (Hurlock, 2005). Orang yang dapat Seluruh uraian diatas menjelaskan bahwa
menyesuaikan diri dengan baik mempelajari secara teoritik terlihat adanya hubungan pola
berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan pengasuhan dan pola kelekatan akan mempengaruhi
untuk menjalin hubungan secara diplomatis dengan penyesuaian sosial yang dilakukan remaja. Keluarga
orang lain, baik teman maupun orang yang tidak menjadi salah satu faktor yang penting karena
dikenal, sehingga sikap orang lain terhadap mereka merupakan tempat pertama dan utama bagi
menyenangkan. Dalam proses penyesuaian sosial seseorang dalam melakukan penyesuaian. Di dalam
individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah keluarga terdapat praktik pengasuhan serta bentuk
dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya interaksi antara orangtua dan remaja yang dapat
sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa dijadikan suatu acuan ketika remaja melakukan
sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku penyesuaian sosial yang lebih luas di luar
kelompok (Mu’tadin, 2002). Penyesuaian sosial keluarganya. Pola pengasuhan yang tepat dalam
pada remaja adalah kemampuan yang dimiliki oleh sebuah keluarga dan adanya pola kelekatan yang
seorang remaja dalam menghadapi berbagai sesuai antara orangtua dan remaja memiliki
perubahan pada usia ini dengan cara mereaksi hubungan yang erat dengan kemampuan remaja
secara tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan dalam melakukan penyesuaian sosial yang baik.
relasi yang terjadi dengan mematuhi norma-norma C. Metode Penelitian
dan peraturan sosial kemasyarakatan. 1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah pola
Hurlock (2005) menjelaskan ada beberapa aspek
pengasuhan dan pola kelekatan sebagai variabel
yang dapat diterapkan dalam penyesuaian sosial,
bebas dan penyesuaian sosial sebagai variabel
yaitu: (a) penampilan nyata; (b) penyesuaian diri
tergantung. Definisi operasional dari masing-
terhadap berbagai kelompok; (c) sikap sosial; dan
masing variabel tersebut adalah sebagai berikut
(d) kepuasan pribadi.
a. Pola pengasuhan adalah cara-cara yang
Daradjat (1985) menguraikan faktor-faktor yang
dilakukan orangtua dalam melakukan interaksi
mempengaruhi penyesuaian sosial adalah sebagai
dengan anak dalam bentuk perhatian dan
berikut: (a) frustasi (tekanan perasaan); (b) konflik
dukungan yang bertujuan untuk mendidik,
(pertentangan batin); (c) kecemasan (anxiety).
membimbing, dan mengarahkan perilaku anak
Schneiders (dalam Ali, 2004) menjelaskan
sesuai dengan aturan dan norma. Pengukuran
setidaknya ada empat faktor yang mempengaruhi
dilakukan dengan menggunakan skala pola
proses penyesuaian sosial pada remaja, yaitu: (a)
pengasuhan yang disusun berdasarkan tiga pola
kondisi fisik; (b) kepribadian; (c) tingkat
pengasuhan yang dikemukakan oleh Baumrind
pendidikan; dan (d) lingkungan (keluarga, sekolah,
(dalam Santrock, 2005) yaitu pola pengasuhan
masyarakat).
autoritarian (otoriter), pola pengasuhan
autoritatif (demokratis), dan pola pengasuhan
50
permisif. Penilaian pola pengasuhan orang tua 3. Alat Ukur
berdasarkan mean terbesar dari skor jawaban Alat ukur yang digunakan dalam penelitian
masing-masing pola pengasuhan. ini terdiri dari tiga buah skala, yaitu skala pola
b. Pola kelekatan adalah suatu bentuk ikatan pengasuhan, skala pola kelekatan, dan skala
emosional yang kuat yang dikembangkan penyesuaian sosial. Skala pola pengasuhan orangtua
seseorang melalui interaksinya dengan orang dalam penelitian ini menggunakan lima kategori
lain yang memiliki arti khusus dalam jawaban, yaitu: Tidak Pernah (TP), Jarang (JRG),
kehidupannya yang berlangsung lama dan terus Sering (SRG), Hampir Selalu (HS) dan Selalu
menerus. Dalam penelitian ini variabel disusun (SLL). Pernyataan dalam skala ini mengandung
berdasarkan tiga pola kelekatan yang aitem favourable (mendukung) dan unfavourable
dikemukakan oleh Bowlby (dalam Yessi, 2003) (tidak mendukung). Pemberian skor untuk aitem
dan diungkap dalam skala pola kelekatan yang favourable bergerak dari nol sampai empat untuk
meliputi: pola secure attachment, pola anxious TP, JRG, SRG, HS dan SLL, sedangkan skor untuk
resistant attachment, dan pola anxious avoidant aitem unfavourable bergerak dari empat sampai nol
attachment. Penilaian pola kelekatan untuk TP, JRG, SRG, HS dan SLL.
berdasarkan mean terbesar dari skor jawaban Model skala yang digunakan pada skala pola
masing-masing pola kelekatan. kelekatan dan skala penyesuaian sosial pada remaja
c. Penyesuaian sosial adalah kemampuan individu adalah model likert yang telah dimodifikasi menjadi
untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi empat kategori jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS),
sosial kemasyarakatan yang berhubungan Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak
dengan tugas-tugas perkembangan. Dalam Sesuai (STS). Pernyataan dalam skala penelitian ini
penelitian ini variabel disusun berdasarkan mengandung aitem favorable (mendukung) dan
aspek-aspek penyesuaian sosial yang unfavorable (tidak mendukung). Pemberian skor
dikemukakan oleh Hurlock (2005) dan diungkap untuk aitem favorable bergerak dari tiga sampai nol
dalam skala penyesuaian sosial yang meliputi untuk SS, S, TS dan STS, sedangkan skor untuk
aspek-aspek: penampilan nyata, penyesuaian aitem unfavorable bergerak dari nol sampai tiga
diri terhadap kelompok, sikap sosial dan untuk SS, S, TS dan STS. Uji validitas dilakukan
kepuasan pribadi dengan meggunakan korelasi product moment,
2. Subjek Penelitian sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja menggunakan formula Alpha Cronbach yang akan
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sragen yang diambil diolah dengan program Statistical Product and
dengan tehnik ”cluster random sampling”. Subjek Service Solution (SPSS) versi 16.0.
berjumlah 86 siswa dari tiga kelas yaitu XI IPA 2, Dalam penelitian ini, skala pola pengasuhan
XI IPA 3, dan XI IPA 4. pengambilan data dan skala pola kelekatan menggunakan atribut
dilakukan pada bulan Maret 2009. komposit dalam perhitungan validitas dan
51
reliabilitas skala penelitian. Hal ini dikarenakan variabel bebas yang digunakan merupakan dummy
skala yang digunakan dirancang untuk mengukur variable. Dummy variable adalah variabel yang
satu atribut namun atribut tersebut dikonsepkan digunakan untuk membuat kategori data yang
dalam beberapa aspek atau dimensi yang bersifat kualitatif atau nominal (Santoso, 2005).
mengungkapkan subdomain yang berbeda satu Uji korelasi digunakan untuk menguji
sama lain (Azwar, 2008). Dengan demikian, dalam hubungan antara masing-masing variabel bebas
pemilihan aitem harus dilakukan analisis aitem bagi yaitu pola pengasuhan dan pola kelekatan dengan
setiap aspek (menghitung korelasi aitem dengan variabel tergantung yaitu penyesuaian sosial pada
skor aspek, bukan skor skala), dengan remaja. Uji korelasi yang digunakan adalah korelasi
membandingkan indeks diskriminasinya dalam Pearson karena jumlah sampel penelitian yang
masing-masing aspek, bukan secara keseluruhan. digunakan jumlahnya lebih dari 30.
Skala pola pengasuhan terdiri dari 20 butir D. Hasil dan Pembahasan
dengan nilai koefisen reliabilitas 0,708 untuk Perhitungan analisis data dengan analisis
subskala demokratis, koefisien reliabilitas 0,689 regresi berganda variabel dummy dapat digunakan
untuk subskala permisif, dan koefisien reliabilitas ketika data penelitian tersebut memenuhi asumsi
0,738 untuk subskala otoriter. Skala pola kelekatan normalitas data, linieritas, serta terbebas dari
terdiri dari 36 aitem valid dengan koefisien asumsi-asumsi klasik statistik yaitu multikolineritas,
reliabilitas 0,881 untuk subskala secure attachment, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
koefisien reliabilitas 0,752 untuk subskala anxious 1. Hasil uji asumsi
resistant attachment, dan koefisien reliabilitas 0,918 a. Uji Normalitas
untuk subskala anxious avoidant attachment. Uji normalitas ini bertujuan untuk
Sedangkan, Skala penyesuaian sosial pada remaja mengetahui distribusi data dalam variabel yang
terdiri dari 39 aitem valid dengan koefisien akan digunakan dalam penelitian. Data yang layak
reliabilitas 0,913. digunakan dalam penelitian adalah data yang
4. Teknik Analisis memiliki distribusi normal (Nugroho, 2005).
Analisis data yang digunakan untuk menguji Pengujian statistik dalam penelitian ini
hipotesis penelitian adalah dengan analisis regresi menggunakan teknik yang termudah namun
berganda variabel dummy dan korelasi Pearson mempunyai keakuratan yang tinggi yaitu
yang diolah dengan program program Statistical Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan menggunakan
Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. bantuan SPSS 16.0 (Ghozali, 2005). Hasil Uji
Regresi berganda variabel dummy digunakan untuk Kolmogorov-Smirnov (K-S) memberikan nilai
memprediksi besarnya variabel tergantung yaitu 1,001 dan signifikan pada nilai 0,269 jauh diatas
penyesuaian sosial pada remaja dengan α = 0,05 atau 0,269 > 0,05, sehingga dapat
menggunakan data variabel bebas yaitu pola disimpulkan data tersebut memenuhi syarat
pengasuhan dan pola kelekatan, dimana kedua berdistribusi normal.
52
b. Uji Linieritas pengasuhan dan pola kelekatan memiliki nilai VIF
Uji linieritas hubungan ini dilakukan untuk tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang
melihat adanya linieritas hubungan antara variabel dari 0,1. Maka dapat dinyatakan antara variabel
bebas dan variabel tergantung yang dilakukan bebas pola pengasuhan dan pola kelekatan tidak
dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji linieritas terjadi multikolineritas
dilakukan dengan menggunakan metode Polynomial d. Uji Autokorelasi
yang akan dihitung dengan alat bantu statistik SPSS Pengujian autokorelasi dalam suatu model
16.0. Uji linieritas dari hubungan pola pengasuhan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
dengan penyesuaian sosial diperoleh nilai Fbeda antara variabel pengganggu pada periode tertentu
sebesar 1,319 dengan nilai probabilitas sebesar dengan variabel pengganggu periode sebelumnya
0,254 > 0,05. Hasil uji linearitas menunjukkan (Nugroho, 2005). Selanjutnya penelitian dikatakan
bahwa variabel pola pengasuhan mempunyai bebas dari autokorelasi apabila nilai DW berada
korelasi yang linier dengan variabel penyesuaian diantara nilai du dan 4-du. Pengujian autokorelasi
sosial. Hubungan antara pola kelekatan dengan dilakukan dengan alat bantu uji SPSS 16.0.
penyesuaian sosial diperoleh nilai Fbeda sebesar Berdasarkan hasil perhitungan autokorelasi, dapat
2,664 dengan nilai probabilitas sebesar 0, 106 > dilihat dari nilai Durbin Watson (DW) sebesar
0,05. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa 1,830 yang kemudian nilai ini akan dibandingkan
variabel pola kelekatan mempunyai korelasi yang dengan nilai tabel dengan menggunakan
linier dengan variabel penyesuaian sosial. signifikansi 5% dimana jumlah sampel (n) sebesar
c. Uji Multikolineritas 86 dan jumlah variabel independen (k) = 2. Dengan
Uji multikolineritas diperlukan untuk melihat nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,830
menguji ada tidaknya variabel bebas yang memiliki yang lebih besar dari batas atas (du) 1,61 dan
kemiripan dengan variabel bebas lain dalam satu kurang dari nilai 4-du sebesar 2,39 (4-1,61), maka
model. Selain itu, deteksi terhadap multikolineritas dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi.
juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam e. Uji Heteroskedastisitas.
proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
uji parsial masing-masing variabel bebas terhadap apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variabel tergantung (Nugroho, 2005). Hasil variance dari residual satu pengamatan ke
perhitungan dari nilai Tolerance dan Variance pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Dalam
Inflation Factor (VIF) pada bagian Coefficient penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan
menunjukkan VIF sebesar 1,147 untuk variabel pola dengan menggunakan uji Glejser yaitu
pengasuhan dan 1,147 untuk variabel pola membandingkan nilai probabilitas signifikansi hasil
kelekatan. Sedangkan nilai Tolerance sebesar 0,872 regresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas
untuk pola pengasuhan dan pola kelekatan. Ini dengan nilai α nya. Pengujian dilakukan dengan
berarti masing-masing variabel bebas yaitu pola menggunakan alat bantu statistik SPSS 16.0.
53
Berdasarkan hasil perhitungan heteroskedastisitas Berdasarkan tabel korelasi dapat dilihat hasil
menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas, koefisien korelasi antara pola pengasuhan dengan
yaitu pola pengasuhan dan pola kelekatan yang penyesuaian sosial pada remaja (rx1y) adalah sebesar
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel 0,414. Tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar
tergantung penyesuaian sosial nilai Absolut Ut p = 0,000 (p < 0,05) menunjukkan bahwa terdapat
(AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas hubungan yang signifikan antara pola pengasuhan
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% atau dengan penyesuaian sosial pada remaja. Uji korelasi
0,164 > 0,05 untuk variabel pola pengasuhan dan menunjukkan hubungan antara pola kelekatan
0,124 > 0,05 untuk variabel pola kelekatan. Jadi dengan penyesuaian sosial pada remaja (rx2y)
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi sebesar 0,696. Tingkat signifikansi atau probabilitas
heteroskedastisitas dalam pengujian ini. sebesar p = 0,000 (p < 0,05) menunjukkan bahwa
2. Hasil Uji Hipotesis terdapat hubungan yang signifikan antara pola
Perhitungan analisis data dengan kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja.
menggunakan analisis regresi berganda variabel 3. Pembahasan
dummy diperoleh nilai R sebesar 0,718, ini Hasil analisis data penelitian mengenai
menunjukkan bahwa hubungan antara pola hubungan antara pola pengasuhan dan pola
pengasuhan dan pola kelekatan dengan penyesuaian kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja
sosial pada remaja adalah kuat. Dari perhitungan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
ANOVA, didapatkan nilai F hitung sebesar 44,114 antara pola pengasuhan dan pola kelekatan dengan
lebih besar dari Ftabel 3,1065 dengan tingkat penyesuaian sosial pada remaja. Hasil analisis uji
signifikansi atau propabilitas sebesar p = 0,000 (p < korelasi mengenai hubungan antara pola
0,05) yang artinya signifikan. Hal ini berarti model pengasuhan dengan penyesuaian sosial pada remaja
regresi dapat dipakai untuk memprediksi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
penyesuaian sosial pada remaja. Artinya, pola antara pola pengasuhan dengan penyesuian sosial
pengasuhan dan pola kelekatan secara bersama- pada remaja. Hasil tersebut sejalan dengan
sama berpengaruh terhadap penyesuaian sosial pada penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
remaja. Koefisien determinasi yang digunakan Chandola (2008) tentang peran dari pola
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan pengasuhan dalam penyesuaian pada anak SMA,
variabel pola pengasuhan dan pola kelekatan yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan
menjelaskan variabel penyesuaian sosial antara pola pengasuhan dan penyesuaian pada anak
ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,515, yang SMA. Dalam penelitian tersebut, dikatakan bahwa
berarti sumbangan efektif pola pengasuhan dan pola seorang anak dengan pengasuhan yang rendah akan
kelekatan terhadap penyesuaian sosial pada remaja mengalami ketidaknyamanan dalam penyesuaian
adalah sebesar 51,5%. yang dilakukan bila dibandingkan dengan anak
yang memiliki tingkat pengasuhan yang tinggi.
54
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kopko mengatakan bahwa pada remaja dengan orangtua
(2007) dilaporkan bahwa remaja dengan autoritarian pada perkembangannya mempunyai
pengasuhan autoritatif mengetahui bagaimana untuk penyesuaian yang kurang baik bila dibandingkan
melakukan negoisasi dan terlibat dalam diskusi. dengan remaja yang memiliki orangtua autoritatif.
Mereka memahami bahwa pendapat mereka Hasil analisis uji korelasi mengenai
bernilai. Sebagai hasilnya mereka lebih hubungan antara pola kelekatan dengan
dimungkinkan memiliki kompetensi sosial, penyesuaian sosial pada remaja menunjukkan
bertanggungjawab, dan mandiri. Pada remaja adanya hubungan yang signifikan antara pola
dengan pengasuhan autoritarian mempelajari bahwa kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja.
mengikuti peraturan orang tua dan ketaatan pada Kelekatan dengan orangtua selama masa remaja
disiplin yang keras akan lebih diutamakan daripada dapat berlaku sebagai fungsi adaptif, yang
perilaku mandiri. Sebagai hasilnya remaja mungkin menyediakan landasan yang kokoh dimana remaja
menjadi sukar diatur atau tergantung. Remaja yang dapat menjelajahi dan menguasai lingkungan-
sukar diatur akan ditunjukkan dalam perilaku yang lingkungan baru dan suatu dunia sosial yang luas
agresif, sedangkan remaja yang lebih patuh akan dalam suatu cara yang secara psikologis sehat
bergantung kepada orangtuanya. Pada remaja (Santrock, 2005).
dengan pengasuhan permisif kurang mematuhi Hasil penelitian ini sesuai dengan yang
batasan dan aturan, sebagai akibatnya menjadikan diungkapkan oleh Doyle (2000) yang menyatakan
mereka remaja yang kurang serius. Sebagai bahwa remaja dengan kelekatan aman lebih sedikit
hasilnya, remaja dapat mengalami kesulitan dalam terlibat dalam tindakan kekerasan, antisosial dan
mengontrol diri dan menunjukkan kecenderungan perilaku agresi dan kegiatan seksual yang
egois yang dapat bertentangan dengan kesesuaian melanggar kesopanan. Dengan kelekatan yang aman
perkembangan hubungan teman sebaya. remaja akan mengalami keberhasilan dalam
Dalam suatu penelitian yang dilakukan pada menjalankan proses perubahan yang dialaminya di
lebih dari 4000 remaja dengan usia 14-18 tahun, SMA dan menikmati hubungan yang lebih positif
diketahui bahwa remaja yang menggambarkan dengan keluarga dan teman sebaya. Mereka juga
orangtua mereka sebagai orangtua autoritatif lebih menunjukkan sedikit kecemasan tentang
mempunyai kompetensi sosial dan lebih baik dalam kesendirian dan penolakan sosial dibandingkan
penyesuaian sosial dibandingkan remaja lain. dengan remaja dengan kelekatan tidak aman dan
Remaja dengan pengasuhan autoritarian, cenderung mereka memperlihatkan cenderung lebih mudah
lebih patuh terhadap aturan dan jauh dari masalah. menerapkan strategi coping. Lebih lanjut dikatakan
Akan tetapi, mereka mempunyai sedikit oleh Doyle (2000) hubungan orangtua dan anak
kepercayaan diri dibandingkan remaja lain. mengalami perubahan penting selama masa remaja,
(Lamborn dalam Daccey, 1997). Penelitian yang termasuk berkurangnya waktu yang dihabiskan
dilakukan Steinberg (dalam Chandola, 2008) juga bersama orangtua dan perubahan dari
55
ketergantungan menjadi hubungan saling timbal selayaknya. Dengan demikian, adanya penerapan
balik. Orangtua memainkan peranan yang signifikan pola pengasuhan yang tepat dalam suatu keluarga
dalam mendukung kelekatan yang aman selama dan terciptanya kelekatan yang aman akan
masa perubahan ini. Dukungan orangtua selama membantu remaja dalam penyesuaian sosial yang
masa tekanan yang dialami remaja ketika berada dilakukannya.
dalam proses perubahan diramalkan menjadikan E. Penutup
remaja memiliki penyesuaian yang positif. 1. Kesimpulan
Cara-cara yang dilakukan orangtua dalam Berdasarkan hasil penelitian mengenai
melakukan interaksi dengan remaja dalam bentuk hubungan antara pola pengasuhan dan pola
perhatian dan kasih sayang yang bertujuan untuk kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja
mendidik dan mengarahkan remaja dapat menjadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
suatu pembelajaran bagi remaja dalam penerapan signifikan antara pola pengasuhan dan pola
penyesuaian yang dilakukannya. Adanya kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja.
kesempatan bagi remaja untuk mengeluarkan Hasil uji korelasi masing-masing variabel bebas
pendapat, berkomunikasi secara aktif dalam diskusi- terhadap variabel tergantung menunjukkan adanya
diskusi keluarga, dan kebebasan yang hubungan yang signifikan, yaitu pola pengasuhan
bertanggungjawab yang diberikan orangtua dapat secara siginifikan berhubungan dengan penyesuaian
melatih remaja untuk bersosialisasi, sehingga sosial pada remaja serta adanya hubungan yang
remaja dapat meningkatkan kemampuannya dalam siginifikan antara pola kelekatan dengan
melakukan penyesuaian di lingkungan yang lebih penyesuaian sosial pada remaja. Tingkat kontribusi
luas di luar keluarganya. Kelekatan yang aman dari variabel bebas terhadap variabel tergantung
dengan orang tua dapat membantu remaja dari terungkap sebesar 51,5%.
kecemasan dan kemungkinan perasaan tertekan atau 2. Saran
ketegangan emosi yang berkaitan dengan transisi Bagi remaja, diharapkan dapat
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa mengantisipasi segala perubahan yang terjadi pada
(Santrock, 2003). Sehingga membantu remaja masa remaja, satunya yaitu adanya interaksi yang
dalam memahami berbagai situasi sosial yang baru lebih luas diluar lingkungan keluarganya dengan
dan kemudian menentukan perilaku yang sesuai dan melakukan penyesuain sosial yang positif.
tepat dalam situasi sosial tertentu dengan Meningkatkan kemampuan penyesuaian sosial yang
penyesuaian sosial yang dilakukannya. positif antara lain dapat dilakukan dengan cara
Seorang remaja yang memiliki hubungan menciptakan kedekatan dan membuka komunikasi
yang erat dengan anggota keluarganya, terutama dengan orangtua sehingga remaja mempunyai
orangtua, maka di dalam lingkungan masyarakat ia seseorang yang mampu untuk memahami dan
akan mampu menjadi anggota masyarakat yang baik memperlakukannya secara bijaksana dan sesuai
dan dapat melakukan penyesuaian dengan dengan kebutuhannya.
56
Bagi orangtua, dapat mengupayakan suatu Azwar, Saifudin. 2005. Sikap Manusia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
hubungan yang hangat serta menciptakan interaksi
yang aman dengan remaja dan responsif dalam . 2008. Reliabilitas dan Validitas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
menanggapi segala hal yang terjadi dengan remaja.
Kondisi tersebut merupakan kesempatan bagi 2008. Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
remaja untuk mengembangkan penyesuaian sosial
yang positif yang dapat menjadi bekal dalam Baron, A. R., Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial. Jilid
2. (terjemahan Ratna Djuwita, dkk). Jakarta:
menciptakan hubungan yang lebih luas di luar
Erlangga
keluarganya.
Chandola, A., Bhanot, S,. 2008. Role of Parenting
Bagi praktisi di bidang psikologi, dalam
Style in Adjusment of High School Children.
penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan Department of Child Development, N. D.
University of Agriculture & Tecnology,
ketidakberhasilan penyesuaian sosial seorang
Kumarganj, Faizabad, Uttar Pradesh, India.
remaja selain memberikan intervensi langsung Journal Hum. Ecol., 24(1): 27-30
kepada remaja juga dapat melibatkan orangtua.
Daccey, John. 1997. Adolescent Development.
Selain itu, secara preventif praktisi di bidang London: Brown & Benchmark.
psikologi dapat membekali orangtua untuk
Darling, N. 1999. Parenting Style and Its
mengembangkan pengetahuan-pengetahuan yang Correlates. The ERIC Clearinghouse on
Elementary and Early Childhood Education.
berkaitan dengan dunia remaja dan
http://www.ericeece.org. diakses 19 Juni
permasalahannya. 2008
Bagi peneliti lain, dapat menggunakan
Daradjat, Z. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta:
tinjauan teoritis dari ahli lain yang belum terdapat Gunung Agung.
dalam penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya yang
Dewi, K. S., Sri, H. 2005. Studi Korelasi Persepsi
berminat untuk mengadakan penelitian dengan Terhadap Afeksi Ayah Dengan Kemampuan
Penyesuaian Sosial Remaja di Sekolah
topik yang sama, bisa lebih melihat hubungan dari
Lanjutan Pertama Negeri Kecamatan
masing-masing pola pengasuhan, pola kelekatan Semarang Selatan. Jurnal Psikologi Undip,
Vol. 2, no.1, 18-32.
dan penyesuaian sosial sehingga dapat dilihat pola
mana yang paling sesuai untuk diterapkan dalam Doyle, A. Beth. 2000. Attachment to Parents and
Adjusment in Adolescence. Literature
suatu keluarga. Peneliti selanjutnya juga dapat
Review and Policy Implications. Canada:
membandingkan penyesuaian sosial yang dilakukan Concordia Univesity.
oleh remaja pria dan remaja wanita.
Ervika, E. 2005. Kelekatan (Attachment) pada
Anak. e-USU Repository. diakses 19 Juni
2008.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., Asrori, M. 2004. Psikologi Remaja Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Aksara. Penerbit Universitas Diponegoro.

57
Helmi, A. F. 2004. Model Teoritik Gaya Kelekatan, McCartney, K., Dearing, R. 2002. Cild
Atribusi, Respon Emosi, dan Perilaku Development. Neil J. Salkind. Macmillan
Marah. Buletin Psikologi, Tahun XII, No.2, Reference USA
92-104.
Meichati, S. 1983. Kesehatan Mental: Dasar-dasar
Hurlock, E. B. 2004. Psikologi Perkembangan Praktis Bagi Pengetahuan dan Kehidupan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Bersama. Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Kehidupan (Terjemahan Instiwidayanti dan Fakultas Psikologi UGM.
Soedjarwo). Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga. Monks, F. J., Knoers, A. M. P., Haditomo, S. R.
2004. Psikologi Perkembangan Pengantar
_____________. 2005. Perkembangan Anak. Edisi Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:
Keenam. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Gadjah Mada University Press.
Mussen, P. H. 1994. Perkembangan dan
_____________ 2005. Perkembangan Anak. Edisi Kepribadian Anak (terjemahan, Budiyanto,
Keenam. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. FX, dkk). Jakarta: Arcan.

Irmawati. 2003. Motivasi Berprestasi dan Pola Mu’tadin, Z. 2002. Penyesuaian Diri Remaja.
Pengasuhan pada Suku Bangsa Batak Toba http://www.e-psikologi.com. diakses 15 Juni
di Desa Parparean II Kecamatan Porsea- 2008
Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Daerah
Tingkat I Sumatera Utara. Jurnal Psikologi Nasution, S. 2001. Metode Research. Jakarta: PT
Sosial. Fakultas Psikologi UI. Vol. 9, no.01, Bumi Aksara
22-32.
Nugroho, A. A. 2003. Hubungan Antara
Kopko, K. 2007. Parenting Style and Adolescent. Penyesuaian Sosial dan Kecemasan
Cornel University. terhadap Prestasi Belajar. Skripsi. (Tidak
http:www.parenting.cit.cornell.edu. diterbitkan). Surakarta. Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lerner, R, M,. Steinberg, L., 2004. Handbook of
Adolescent Psychology. second edition. John Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode
Wiley & Sons. Inc. Statistik Penelitian dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi Offset.
Maharani, O. P. 2003. Hubungan Antara Dukungan
Sosial Ayah Dengan Penyesuaian Sosial Panuju, P., Umami, I. 2005. Psikologi Remaja.
pada Remaja Laki-laki. Jurnal Psikologi, no Yogyakarta: Tiara Wacana.
1, 23-35. UGM. Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, R. D. 2008.
Human Development (terjemahan A. K.
Makmuroch. 2007. Hubungan Pola Pengasuhan Anwar). Jakarta: Prenada Media Group.
dan Kepercayaan Diri Mahasiswa Semester
III Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Rini, J. F. 2002. Problem Kelekatan. http://www.e-
UNS. Penelitian (tidak diterbitkan). psikologi.com. diakses 15 Juni 2008
Surakarta. Prodi Psikologi Fakultas
Kedokteran UNS Salkind, N. J. 2002. Child Development. Macmillan
Reference USA
Martina, D. B. 2007. Hubungan Antara Pola
Attachment Dengan Kecerdasan Emosi pada Santoso, Singgih. 2008. Panduan Lengkap
Remaja. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Menguasai SPPS 16. Jakarta: PT Elex
Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Muhammadiyah Surakarta.

58
______________ 2005. Menggunakan SPSS untuk
Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia

Sekaran, V. 2000. Research Method for Bussiness:


A Skill Building Aproach. Third Edition. New
York: John Wiley & Sons, Inc.

Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development. Jilid


2 (terjemahan Chusairi Achmad dan
Damanik Judo). Jakarta: Erlangga.

______________ 2005. Adolescence


Perkembangan Remaja (terjemahan Adelar,
S. B., dan Saragih, S). Jakarta: Erlangga.

Soelaiman, R., Queljoe, D., Hartanti. 1993.


Hubungan Persepsi Terhadap Kualitas
Komunikasi Orangtua Anak Dalam
Keluarga Dengan Perilaku Agresi pada
Remaja Laki-laki dan Perempuan. Anima,
Vol. VIII, no.31.

Sunarto, H., Hartono, B, A,. 2006. Perkembangan


Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Syahab.com. 2008. Budaya Mesum Menjerat


Remaja. Hafidz/bukamata/syahab.com.
diakses 15 Oktober 2008

Winarsunu, Tulus.2004. Statistika dalam Penelitian


Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM
Press.

Yessi. 2003. Hubungan Pola Attachment Dengan


Kemampuan Menjalin Relasi Pertemanan
pada Remaja. Jurnal Psikologi, Vol. 12, no.
2, 1-12.

Yusuf, S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan


Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

59

Anda mungkin juga menyukai