Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UPAYA PENEGAKAN HUKUM (RULE OF LAW)

Disusun oleh:

1. Abu Rizqi
2. Angesty Pawidyasari (1840003)
3. Dila Ayu Puspitasari (1818095)
4. Kiki Rizqi
5. Resnu Bima Rubiansyah (1818218)
6. Savira

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK AKA BOGOR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu melandaskan
segala sesuatunya dengan hukum, dari hukum adat yang tidak tertulis
sampai kepada hukum nasional yang tertulis diberlakukan di negara
Indonesia, hukum adat tersebut berasal dari kebiasaan-kebiasaan pribadi
yang selanjutnya dilakukan oleh masyarakat luas sehingga diakui sebagai
hukum walaupun dibuat oleh ketua daerah.
Dengan berkembangnya bangsa Indonesia yang telah merdeka
maka negara Indonesia dengan perwakilan penguasa rakyat, bertujuan
membuat hukum untuk mencapai keadilan di dalam hidup bermasyarakat
seperti yang tertera di dalam pancasila yang sebagai dasar negara
Indonesia sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
yang sudah dibuat secara tertulis di dalam peraturan perundang-undangan.

Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada
abad ke 19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi.
Doktrin tersebut lahir sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan
meningkatnya peran parlemen dalam penyelenggaraan negara, serta
sebagai reaksi terhadap negara absolut yang berkembang
sebelumnya. Rule of law merupakan konsep tentang common law tempat
segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh kelembagaannya
menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun atas prinsip
keadilan dan egalitarian. Ada tidaknya rule of law dalam suatu negara
ditentukan oleh ”kenyataan”, apakah rakyatnya benar-benar menikmati
keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik sesama warga negara,
maupun dari pemerintah? Oleh karena itu, pelaksanaan kaidah-kaidah
hukum yang berlaku di suatu negara merupakan suatu premis bahwa

2
kaidah-kaidah yang dilaksanakan itu merupakan hukum yang adil, artinya
kaidah hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi masyarakat.
Akan tetapi hukum di Indonesia masih kurang dalam hal
penegakannya, terutama dikalangan pejabat atau penguasa bila
dibandingkan dengan yang ada pada golongan menengah ke bawah.
Fenomena sosial ini terjadi karena di negara kita segala sesuatu dapat di
beli dengan uang, tak terkecuali dengan hukum sekalipun. Terdapat sebuah
selogan bahwa “yang kuat pasti akan menindas yang lemah”, artinya siapa
yang memiliki kekuasaan, harta berlimpah dia yang akan memenangkan
peradilan.

Dengan melihat kenyataan seperti itu, pembenahan peradilan


dapat di mulai dari diri sendiri dengan mempelajari norma atau hukum
sekaligus memahami dan menegakkannya sesuai dengan keadilan yang
benar. Dalam bahasan ini dibahas supaya keadilan dapat ditegakkan, maka
akan terkait semua aspek yang ada didalamnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud rule of law?
2. Bagaimana kesadaran hukum masyarakat?
3. Bagaimana pelaksanaan rule of law(penegakan hukum) oleh
pemerintah terhadap peraturan perundang-undangan yang
telah ada?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka
dapat diambil tujuan dari makalah ini:
1. Memahami maksud rule of law.
2. Mengetahui dan memahami kesadaran hukum masyarakat.

3
3. Mengetahui dan memahami pelaksanaan rule of
law(penegakan hukum) yang sudah dilakukan oleh
pemerintah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rule of Law

Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan


bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur
yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom. Misalnya
gerakan revolusi Perancis serta gerakan melawan absolutisme di Eropa lainnya,
baik dalam melawan kekuasaan raja, bangsawan maupun golongan teologis.
Berdasarkan bentuknya, rule of law adalah kekuasaan publik yang di atur secara
legal. Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam masyarakat termasuk
Negara mendasarkan pada rule of law. Dalam hubungan ini pengertian rule of
law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara. Negara hukum merupakan
terjemahan dari istilah Rechsstaat atau rule of law itu sendiri dapat dikatakan
sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Oleh karena
itu, konstusi dan negara hukum merupakan dua lembaga yang tidak terpisahkan.

Berdasarkan definisi diatas, Friedman (1959) membedakan rule of law


menjadi dua, yaitu pengertian secara formal dan hakiki/materiil.

a) Secara formal, rule of law diartikan sebagai kekuasaan umum yang


terorganisasi, misalnya negara

b) Secara hakiki, rule of law terkait dengan penegakan rule of law karena
menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk

Latar belakang kelahiran Rule of Law:

Di awali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan


pemerintah negara. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi
Konstitusional. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstutisional adalah konsepsi
negara hukum.

Konsepsi negara hukum mengandung pengertian bahwa negara


memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan

5
peradilan yang bebas dan tidak memihak juga penjamin hak asasi manusia.
Menurut Moh. Mahfud MD, istilah rechtsstaaat dan the rule of law yang
diterjemahkan menjadi negara hukum pada hakikatnya mempunyai makna yang
berbeda.

Konsepsi rechtsstaaat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Adanya perlindungan terhadap HAM

2. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara untuk


menjamin perlindungan HAM

3. Adanya peralihan administrasi

Adapun rule of law mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Adanya jaminan perlindungan terhadap HAM

2. Adanya supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintah

3. Adanya pemisahaan dan pembagian kekuasaan negara

4. Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri

Padmo Wahyono menyatakan bahwa konsep negara hukum Indonesia


yang menyebut rechtsstaaat memberi arti bahwa negara hukum Indonesia
mengambil pola secara tidak menyimpang daripengertian negara hukum pada
umumnya yang kemudian disesuaikan dengan keadaan Indonesia.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas bahwa negara hukum baik dalam


arti normal yaitu menegakan hukum yang dihasilkan oleh lembaga legislatif
dalam penyelenggaraan negara maupun negara hukum dalam arti material. Tanpa
negara hukum yang merupakan elemen pokok suasana demokratis sulit dibangun.

Sedangkan integrasi antara rechtstaat dan rule of law pancasila


mengintegrasikan konsepsi negara hukum rechtstaat yang menekankan pada civil
law dan kepastian hukum serta konsepsi negara hukum “the rule of law” yang
menekankan pada common law dan rasa keadilan. Menurut Pound, perbedaan
antara rechtstaat dan rule of law juga dapat dilihat dari karakter administratif, bagi
rechtstaat, dan karakter judisial pada rule of law. Konsep negara hukum rechtstaat

6
bertumpu pada tradisi hukum civil law system yang lekat dengan ajaran legisme,
yang mementingkan UU tertulis, meletakkan aspek kepastian hukum undang-
undang dan menganggap hakim hanya sebagai corong wet. Sedangkan rule of law
berkembang dalam masyarakat common law, hukum rakyat, hukum yang hidup
dalam masyarakat, sehingga aspek keadilan merupakan unsur yang utama.
Doktrin supremacy of law menempatkan hukum rakyat yang telah terhimpun
dalam yurisprudensi berhadapan dengan statute sebagai hukum tertulis buatan
Raja. Jika terjadi pertentangan tersebut, maka menurut doktrin A.V. Dicey hukum
rakyatlah yang harus dimenangkan. Negara hukum Indonesia mengambil konsep
prismatik yang mengambil perpaduan antara kepastian hukum(milik rechtstaat)
dan keadilan.

B. Kesadaran Hukum Masyarakat


Cara apakah yang efektif untuk meningkatkan kesadaran hukum
masyarakat? Dengan ditambahnya sanksi yang diberikan? Mungkin untuk
beberapa waktu lamanya akan tampak atau terasa adanya penertiban tetapi
kesadaran hukum masyarakat tidak dapat dipaksakan dan tidak mungkin
diciptakan dengan tindakan yang drastis yang bersifat insidentil saja.
Tidak hanya sekedar meningkatkan kesadaran hukum masyarakat saja,
tetapi membina kesadaran hukum masyarakat. Kesadaran hukum erat
hubungannya dengan hukum, sedang hukum adalah produk kebudayaan. Dengan
demikian maka kebudayaan mencakup suatu sistem tujuan-tujuan dan nilai-nilai.
Hukum merupakan pencerminan nilai-nilai yang terdapat di dalam masyarakat.
Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan nilai-nilai kebudayaan. Dan
nilai-nilai kebudayaan dapat dicapai dengan pendidikan. Oleh karena itu setelah
mengetahui kemungkinan sebab-sebab merosotnya kesadaran hukum masyarakat
usaha peningkatan dan pembinaan yang utama, efektif dan efisien ialah dengan
pendidikan. Pendidikan merupakan suatu tindakan yang kontinyu dan intensif dan
terutama dalam hal pendidikan kesadaran hukum ini akan memakan waktu yang
lama. Dengan pendidikan sasarannya akan lebih kena secara intensif daripada cara
lain yang bersifat drastis. Pendidikan yang dimaksud di sini bukan semata-mata
pendidikan formal disekolah-sekolah dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan
Tinggi, tetapi juga pendidikan non formal di luar sekolah kepada masyarakat luas.

7
C. Pelaksanaan Rule of Law (Penegakan Hukum) oleh Pemerintah
Penegakkan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya
atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku
dalam lalu lintas atau hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dalam arti sempit, dari segi subjeknya penegakkan
hukum hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakkan hukum tertentu untuk
menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu, aparatur penegak hukum
diperkenankan menggunakan daya paksa apabila diperlukan. Sedangkan dalam
arti luas, dari segi objeknya penegakkan hukum mencakup pada nilai-nilai
keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai
keadilan yang terjadi dalam masyarakat.
Pembedaan antara formalitas aturan hukum yang tertulis dengan cakupan
nilai keadilan yang dikandungnya ini bahkan juga timbul dalam bahasa Inggris
sendiri dengan dikembangkannya istilah “the rule of law” atau dalam istilah “ the
rule of law and not of a man” versus istilah “ the rule by law” yang berarti “the
rule of man by law” Dalam istilah “the rule of law” terkandung makna
pemerintahan oleh hukum, tetapi bukan dalam artinya yang formal, melainkan
mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya. Karena itu,
digunakan istilah “ the rule of just law”. Dalam istilah “the rule of law and not of
man”, dimaksudkan untuk menegaskan bahwa pada hakikatnya pemerintahan
suatu negara hukum modern itu dilakukan oleh hukum, bukan oleh orang. Istilah
sebaliknya adalah “the rule by law” yang dimaksudkan sebagai pemerintahan oleh
orang yang menggunakan hukum sekedar sebagai alat kekuasaan belaka.
Berdasarkan uraian di atas sudah jelas bahwa yang di maksud dengan
penegakkan hukum itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk
menjadikan hukum, baik dalam artian formil yang sempit maupun dalam arti
materil yang luas, sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik
oleh para subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakkan
hukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh UU (Undang-undang) untuk
menjamin berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

8
Studi Kasus:
Kasus yang menimpa Nenek Asyani (63 tahun) yang terdakwa di
meja hijau atas kasus pencurian 7 (tujuh) batang kayu di PN Situbondo, Jawa
Timur. Dengan didakwa oleh Jaksa dengan pasal 12 huruf d juncto Pasal 83 ayat
(1) huruf a UU No. 8 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan dengan ancaman penjara 5 tahun dan sudah meminta maaf
terhaddap mantri perhutani atas perbuatannya.
Dengan penegakan hukum berbasis pancasila, dalam menegakkan hukum
Indonesia, para penegak seharusnya dan sepatutnya memperhatikan ajaran-ajaran
yang terkanddung dalam Pancasila tersebut, sedangkan memikirkan kembali apa
tujuan yang sebenarnya dari penegak hukum khususnya Kepolisian dan Kejaksaan
dalam membawa Nenek Asyani ke pengadilan, dengan Nenek yang berusia 63
tahun, karena menurut Barda tujuan dari hukum pidana adalah untuk
menyelesaikan konflik di masyarakat, demikian apabila konflik telah terselesaikan
maka tujuan dari hukum pidana telah tercapai, serta apabila seseorang itu harus
diberikan pidana yang menyengsarakannya itu harus menjadi upaya terakhir
(ultimum remedium). Karena menegakkan hukum tidak hanya sesuai dengan yang
tertulis saja namun juga mengindahkan hukum adat/norma daerahnya.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan


bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur
yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.

Latar belakang kelahiran Rule of Law di awali oleh adanya gagasan untuk
melakukan pembatasan kekuasaan pemerintah negara. Sarana yang dipilih untuk
maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional. Perumusan yuridis dari
Demokrasi Konstutisional adalah konsepsi negara hukum.

Kesadaran hukum erat hubungannya dengan hukum, sedang hukum adalah


produk kebudayaan. Dengan demikian maka kebudayaan mencakup suatu sistem
tujuan-tujuan dan nilai-nilai. Hukum merupakan pencerminan nilai-nilai yang
terdapat di dalam masyarakat. Menanamkan kesadaran hukum berarti
menanamkan nilai-nilai kebudayaan. Dan nilai-nilai kebudayaan dapat dicapai
dengan pendidikan. Oleh karena itu setelah mengetahui kemungkinan sebab-sebab
merosotnya kesadaran hukum masyarakat usaha peningkatan dan pembinaan yang
utama, efektif dan efisien ialah dengan pendidikan. Penegakkan hukum
adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau
hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dalam arti sempit, dari segi subjeknya penegakkan hukum hanya diartikan
sebagai upaya aparatur penegakkan hukum tertentu untuk menjamin dan
memastikan tegaknya hukum itu, aparatur penegak hukum diperkenankan
menggunakan daya paksa apabila diperlukan. Sedangkan dalam arti luas, dari segi
objeknya penegakkan hukum mencakup pada nilai-nilai keadilan yang terkandung
di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang terjadi dalam
masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

www.hukumpedia.com/keluarga/tragedi-nenek-asyani-dan-potret-penegakan-
hukum-di-indonesia . Jumat, 5 Oktober 2018.

Martitah. 2011. Pembangunan Hukum Nasional Yang Bernilai


Ketuhanan(Bermoral Religius). Semarang: Jurnal Konstitusi. Vol.III, No.2:105-
123

http://130910202009.blogspot.co.id/2014/12/makalah-rule-of-law.html . Jumat, 5
Oktober 2018

Winarno, 2007. Paradigma Baru “Pendidikan Kewarganegaraan” Panduan Kuliah


Di Perguruan Tinggi. PT.Bumi Aksara;Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai