Anda di halaman 1dari 2

V.

PEMBAHASAN
Telah dilakuan praktikum korosi galvanik, yang bertujuan untuk menentukan logam yang
berperan sebagai katodik dan logam yang berperan sebagai anodik, serta dapat menghitung laju
korosi logam pada lingkungan yang berbeda. Korosi galvanik merupakan korosi yang terjadi
ketika dua buah logam yang berbeda potensial saling kontak dalam suatu larutan elektrolit.
Logam dengan nlai potensial elektroda lebih rendah akan mengalami oksidasi sebagai anoda,
sedangkan logam yang nilai potensial lebih tinggi akan mengalami reduksi sebagai katoda.
Perbedaan potensial tersebut yang menyebabkan terjadinya korosi.
Pada praktikum korosi galvanik ini, menggunakan Fe yang dihubungkan dengan Cu dan
Fe yang dihubungkan dengan Zn dalam larutan NaCl, HCl, dan Air Kran. Ketika Fe
dihubungkan dengan Cu, Fe akan bertindak sebagai anoda karena nilai potensial sel Fe lebih
kecil dibandingkan nilai potensial pada Cu. Hal ini akan menyebabkan terjadinya laju korosi
Fe lebih tinggi dari pada Cu. Literatur tersebut sesuai dengan hasil praktikum yang kami
lakukan bahwa laju korosi pada Fe lebih besar daripada laju korosi pada Cu. Dalam larutan
NaCl, laju korosi pada Fe sebesar 43,11, mpy sedangkan pada Cu sebesar 11,49 mpy. Dalam
larutan HCl, laju korosi pada Fe sebesar 633,72 mpy, sedangkan pada Cu sebesar 55,76 mpy.
Dalam Air Kran, laju korosi Fe sebesar 14,06 mpy, sedangkan pada Cu sebesar 11,49 mpy.
Ketika Fe dihubungkan dengan Zn, Zn akan bertindak sebagai anoda yang menyebabkan
nilai potensial Zn lebih rendah dibandingkan Fe. Hal ini akan menyebabkan terjadinya laju
korosi Zn akan lebih besar dibandingkan laju korosi pada Fe. Literatur tersebut sesuai dengan
hasil praktikum yang kami lakukan bahwa laju korosi pada Zn lebih besar dibandingkan laju
korosi pada Fe. Dalam larutan NaCl, laju korosi pada Zn sebesar 21,56 mpy, sedangkan Fe
sebesar 14,37 mpy. Dalam larutan HCl, laju korosi pada Zn sebesar 225, 61 mpy, sedangkan
Fe sebesar 90,53 mpy. Dalam Air Kran, laju korosi pada Zn sebesar 19,97 mpy, sedangkan
pada Fe sebesar 13,77 mpy.
Dari pengolahan data didapatkan bahwa laju korosi paling tinggi terjadi pada sambungan
Fe – Cu dan sambungan Fe - Zn dalam larutan HCl. Hal ini terjadi karena larutan HCl
mempunyai kandungan elektrolit yang sangat tinggi dibandingkan dengan larutan NaCl dan
Air Kran, dimana molekul – molekul elektrolit akan lebih sering mengalami tumbukkan
sehingga akan lebih mudah untuk melarutkan logam menjadi ion – ionnya. pH HCl yang rendah
juga mempermudah proses pelarutan logam menjadi ion – ion logamnya.

VI. KESIMPULAN
1. Korosi galvanik merupakan korosi yang terjadi ketika dua buah logam yang berbeda
potensial saling kontak dalam suatu larutan elektrolit.
2. Pada sambungan Fe dengan Cu, Fe akan bertindak sebagai anoda dan Cu bertindak
sebagai katoda. Sedangkan, pada sambungan Fe dengan Zn, Zn akan bertindak sebagai
anoda dan Fe akan bertindak sebagai katoda.
3. Laju Korosi yang terjadi pada Fe dengan Cu :
a. Dalam larutan NaCl
- Laju korosi Fe = 43,11, mpy
- Laju korosi Cu = 11,49 mpy
b. Dalam larutan HCl
- Laju korosi Fe = 633,72 mpy
- Laju korosi Cu = 55,76 mpy
c. Dalam Air Kran
- Laju korosi Fe = 14,06 mpy
- Laju korosi Cu = 11,49 mpy
4. Laju Korosi yang terjadi pada Fe dengan Zn :
a. Dalam larutan NaCl
- Laju korosi Zn = 21,56 mpy
- Laju korosi Fe = 14,37 mpy
b. Dalam larutan HCl
- Laju korosi Zn = 225, 61 mpy
- Laju korosi Fe = 90,53 mpy
c. Dalam Air Kran
- Laju korosi Zn = 19,97 mpy
- Laju korosi Fe = 13,77 mpy

Anda mungkin juga menyukai