Anda di halaman 1dari 44

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Dia yang Maha Kuasa, berkat


penyertaan-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan
Keperawatan praktek klinis keperawatan terpadu ini dan sudah
selayaknya kita manusia selalu berpandangan tanpa bimbing dan
ijin Yang Maha Kuasa, kita manusia apakah yang bisa kita lakukan.
Dengan terselesaikannya Laporan Asuhan Keperawatan
praktek klinis keperawatan terpadu, Klien dengan gangguan
sistem kardiovaskuler, Gagal Jantung Kongestif (GJK) ini, penulis
telah memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa, karena Laporan
Asuhan Keperawatan praktek klinis keperawatan terpadu ini
merupakan persyaratan bagi mahasiswa Fakultas Keperawatan
UNPI Manado umumnya, bagi saya khususnya untuk
mendapatkan nilai praktek yang dilaksanakan di B.L.U R.S.U.P
Prof. Dr. R.D. Kandou Malalayang Manado Ruang Perawatan Irina F
Jantung.
Besar harapan saya kiranya Laporan Asuhan Keperawatan
praktek klinis keperawatan terpadu ini, walaupun masih jauh dari
yang sempurna baik secara kerangka penyusunan maupun materi
yang diangkat, dapat menjadi nilai tambah baik pengetahuan dan
wawasan tentang Gagal Jantung Kongestif (GJK) yang paling
sering di jumpai di ruang perawatan pasien Irina F Jantung. Kritik

EVOLTA ~1~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis, hingga di


kemudian hari semakin sempurna dalam menyusun Laporan
Asuhan Keperawatan praktek klinis keperawatan terpadu dan
makalah seperti ini.

Sekian

Salam hangat

OKTAVIANO A. LINTANG
NIM : 10071097

EVOLTA ~2~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………. 1
Daftar isi………………………………………………………………………….. 3
Bab I Konsep Dasar Gagal Jantung Kongestif (GJK)
A. Pengertian…………………………………………………. 4
B. Etiologi……………………………………………………… 4
C. Patofisiologi………………………………………………..6
D. Tanda dan gejala……………………………………….. 7
E. Pemeriksaan diagnostik……………………………. 9
F. Penatalaksanaan………………………………..……… 9
Bab II Konsep dasar Asuhan Keperawatan
Gagal Jantung Kongestif (GJK)
A. Pengkajian………………………………………………… 11
B. Diagnosa dan intervensi keperawatan……….. 13
C. Pathways gagal Jantung Kongestif……………… 18
Bab III Asuhan keperawatan pada Ny. G.R dengan
Gagal Jantung Kongestif (GJK) di Ruang
Perawatan Irina F Jantung…………………………...….. 20
Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 47

BAB I
KONSEP DASAR GAGAL JANTUNG KONGESTIF (GJK)

EVOLTA ~3~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

A. PENGERTIAN
Gagal jantung Kongestif adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient
dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat
jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer &
Bare, 2001).

B. ETIOLOGI
1. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup
ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif
atau inflamasi
2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium
karena terganggunya aliran darah ke otot jantung.
Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium
degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi

EVOLTA ~4~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

yang secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan


kontraktilitas menurun.
3. Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load)
meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
4. Peradangan dan penyakit myocardium degenerative.
berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
5. Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung
yang sebenarnya, yang secara langsung mempengaruhi
jantung.
Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah
yang masuk jantung (stenosis katub semiluner), ketidakmampuan
jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium,
perikarditif konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak
after load, Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju
metabolisme (misal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi
juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi
dalam 4 kelainan fungsional :
a. Timbul sesak pada aktifitas fisik berat.
b. Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang.

EVOLTA ~5~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

c. Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan.


d. Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat

C. PATOFISIOLOGI
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan menggunakan mekanisme
kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan kardiak
output, yaitu meliputi :
a. Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau
kemoreseptor
b. Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk
menyesuaikan terhadap peningkatan volume
c. Vaskontriksi arterirenal dan aktivasi system rennin angiotensin
d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan
reabsorbsi terhadap cairan.
Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh
adanya volume darah sirkulasi yang dipompakan untuk
melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh pengencangan
jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian
ventrikel dari arteri coronaria. Menurunnya COP dan
menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke miokardium.
Peningkatan dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan
tuntutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertrophi)
terutama pada jantung iskemik atau kerusakan yang
menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.

D. TANDA DAN GEJALA


Tanda dominan :

EVOLTA ~6~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Meningkatnya volume intravaskuler


Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat
akibat penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda
tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
1. Gagal Jantung Kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel
kiri tak mampu memompa darah yang dating dari paru.
Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
 Dispnea.
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan
mengganggu pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnoe.
Beberapa pasien dapat mengalami ortopnoe pada malam
hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND)
 Batuk.
 Mudah lelah.
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang
menghambat jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen
serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga
terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan untuk
bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress
pernafasan dan batuk.
 Kegelisahan atau kecemasan
Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress
akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung
tidak berfungsi dengan baik.
2. Gagal jantung Kanan :
 Kongestif jaringan perifer dan visceral.

EVOLTA ~7~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

 Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya


oedema pitting, penambahan BB.
 Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas
abdomen.
terjadi akibat pembesaran vena hepar.
 Anoreksia dan mual.
terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen.
 Nokturia.
 Kelemahan

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
1. Foto toraks
Dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau
efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF.
2. EKG
Dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung
dan iskemi (jika disebabkan AMI), Ekokardiogram.
3. Pemeriksaan Laboratorium.
Meliputi pemeriksaan Elektrolit serum yang mengungkapkan
kadar natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari
adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah.

F. PENATALAKSANAAN.
1. Terapi Non Farmakologis.
 Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
 Oksigenasi.
 Dukungan diit.
Pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau
menghilangkan oedema.
2. Terapi Farmakologis :
 Glikosida jantung.

EVOLTA ~8~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung


dan memperlambat frekuensi jantung.
Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung,
penurunan tekanan vena dan volume darah dan
peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
 Terapi diuretic.
Diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui
ginjal. Penggunaan harus hati-hati karena efek samping
hiponatremia dan hipokalemia.
 Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk
mengurangi impadasi tekanan terhadap penyemburan
darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan
ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.

EVOLTA ~9~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GAGAL
JANTUNG KONGESTIF (GJK)

A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer.
a. Airway :
batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot
pernafasan, oksigen, dll
b. Breathing :
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bantal
c. Circulation :
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub
jantung, anemia, syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi
jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop,
nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi
juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau
sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau
ronchi, oedema.
2. Pengkajian Sekunder.
a. Aktifitas/istirahat.
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah,
dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubahan status
mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
b. Integritas ego.
Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung.
c. Eliminasi.

EVOLTA ~ 10 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih


pada malam hari, diare / konstipasi.
d. Makanan/cairan.
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB
signifikan. Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi
garam penggunaan diuretic distensi abdomen, oedema
umum, dll.
e. Hygiene :
Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan
kurang.
f. Neurosensori.
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
g. Nyeri/kenyamanan.
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot,
gelisah.
h. Interaksi sosial.
Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnya
curah jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan
thrombus atau emboli.
 Ditandai :
 Daerah perifer dingin, Nyeri dada.
 EKG elevasi segmen ST dan Q patologis pada lead tertentu.
 HR 100 X/menit, RR lebih dari 24 kali per menit.
 Kapiler refill lebih dari 3 detik.
 Gambaran foto toraks terdapat pembesaran jantung dan
kongestif paru.

EVOLTA ~ 11 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

 Tekanan Darah 80 mmHg. 45 mmHg dan saturasi  80


mmHg, pa CO2  120/80 mmHg, AGD dengan : pa O2 - HR
lebih dari 100X/menit.
 Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL.
 Tujuan :
Gangguan perfusi jaringan berkurang atau tidak meluas
selama dilakukan tindakan perawatan
Kriteria :
Daerah perifer hangat, tidak sianosis,gambaran EKG tak
menunjukkan perluasan infark, RR 16-24 X/mnt, clubbing
finger (-), kapiler refill 3-5 detik, nadi 60-100X/mnt, TD
120/80 mmHg.
 Rencana Tindakan :
a. Monitor frekuensi dan irama jantung.
b. Observasi perubahan status mental.
c. Observasi warna dan suhu kulit/membran mukosa.
d. Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya.
e. Kolaborasi : berikan cairan IV sesuai indikasi.
f. Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab. Missal EKG,
elektrolit, GDA (pa O2, pa CO2 dan saturasi O2), dan
pemeriksaan oksigen.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan


penumpukan sekret.
 Tujuan :
Jalan nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama di RS.
 Kriteria hasil :
Tidak sesak nafas, RR normal (16-24 X/menit) , tidak ada
sekret, suara nafas normal.

EVOLTA ~ 12 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

 Intervensi :
a. Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan
otot Bantu pernafasan.
b. Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan/tidak
adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan missal
krakles, ronchi, dll.
c. Lakukan tindakan untuk memperbaiki
/mempertahankan jalan nafas misal batuk efektif,
penghisapan lendir, dll.
d. Tinggikan kepala / mpat tidur sesuai kebutuhan /
toleransi pasien.
e. Kaji toleransi aktifitas misal keluhan
kelemahan/kelelahan selama kerja.

3. Resiko penumpukkan cairan ekstravaskuler berhubungan


dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium /
retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan
protein plasma ( menyerap cairan dalam area interstisial /
jaringan.
 Tujuan :
Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama
dilakukan tindakan keperawatan selama di rawat di RS.
 Kriteria :
Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan
oleh tekanan darah dalam batas normal, tidak ada distensi
vena perifer/vena dan oedema 10%)dependen, paru
bersih dan BB ideal (BB ideal = TB – 100 )
 Intervensi :

EVOLTA ~ 13 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

a. Ukur masukan/haluaran, catat penurunan, pengeluaran,


sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan.
b. Observasi adanya oedema dependen.
c. Timbang BB tiap hari.
d. Pertahankan masukan cairan 2000 ml/24 jam dalam
toleransi kardiovaskuler.
e. Kolaborasi : pemberian diit rendah natrium, berikan
diuretic.
f. Kaji JVP setelah terapi diuretik.
g. Pantau CVP dan tekanan darah.

4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan


volume paru, hepatomegali, splenomegali.
 Ditandai :
Perubahan kedalaman dan kecepatan pernafasan, gangguan
pengembangan dada, GDA tidak normal.
 Tujuan :
Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatab
selama di RS, RR normal, tidak ada bunyi nafas tambahan
dan penggunaan otot Bantu pernafasan dan GDA normal.
 Intervensi :
a. Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi dan kespansi
dada.
b. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot
Bantu nafas.
c. Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas
tambahan.
d. Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang
senyaman mungkin.
e. Kolaborasi pemberian oksigen dan pemeriksaan GDA.

EVOLTA ~ 14 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan


antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya
iskemik / nekrotik jaringan miokard.
 Ditandai :
Gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam katifitas,
terjadinya disritmia dan kelemahan umum.
 Tujuan :
Terjadi peningkatan toleransi aktivitas pada klien setelah
dilaksanakan tindakan keperawatan.
 Kriteria :
Frekuensi jantung 60-100 X/mnt, TD 120/80 mmHg.
 Intervensi :
a. Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama
dan sesudah aktifitas.
b. Tingkatkan istirahat (ditempat tidur).
c. Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas
sensori yang tidak berat.
d. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas,
contoh bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi
dan istirahat selama 1 jam setelah makan.

C. Pathways
Disfungsi Miokard Beban tekanan Beban sistolik Peningkatan Beban Volume
(AMI) Miokarditis berlebihan berlebihan keb.metabolisme berlebihan

Kontraktilitas Beban sistol Preload

Kontraktilitas

EVOLTA ~ 15 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Hambatan Pengosongan
Ventrikel

COP

Beban Jantung Gagal jantung


meningkat kanan

CHF

Gagal pompa Gagal pompa


ventrikel
ventrikel kiri
kanan

Forward Failure Backward Failure Tekanan


Diastole

Suplai jaringan Suplai O2 otak Renal Flow LVED


Bendungan
atrium Kanan

Metab. Anaerob Sinkop RAA Tek. Vena


pulmonalis
Bendungan Penimbunan
Asidosis Metabolik GANGGUAN Aldosteron
Vena sistemik As. Laktat
PERFUSI
Tek. Kapiler Paru
JARINGAN
ATP ADH Lien Hepar

EVOLTA ~ 16 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Edema Paru Beban ventrikel


Fatique kanan
Retensi Na + H2O Splenomegali Hepatomegali

INTOLERANSI KELEBIHAN Ronkhi basah Hipertropi


AKTIVITAS VOLUME CAIRAN Ventrikel kanan Mendesak diafragma
( PEMENUHAN ADL ) VASKULER Iritasi Mukosa Penyempitan
Paru lumen ventrikel
kanan Sesak Napas
Refleks Batuk

POLA NAPAS
TIDAK EFEKTIF
Penumpukkan BERSHAN JALAN
Sekret NAPAS TIDAK
EFEKTIF

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. G.R DENGAN
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (GJK) DI RUANG PERAWATAN IRINA
F JANTUNG R.S.U.P Prof. Dr. R.D KANDOU MALALAYANG
MANADO

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama / nama panggilan : Ny. Getroida Rawung
TTL / Usia : Bandung, 10/05/1934/77 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : SLTA

EVOLTA ~ 17 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Alamat : Tareran, Kec. Tareran, Min. Sel.


Tanggal/Jam MRS : 13/01/2012/10.05 wita
Tanggal/Jam Pengkajian : 13/01/2012/09.00 wita
Diagnosa Medik : -. CHF fc III ec HHD
-. OMI Inferior
No. Medical Record : 00297706

B. Genogram

Ket. : : Laki=laki. : Perempuan. : Klien.


: Tinggal Serumah. / : Meninggal.

C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Sesak dan kaki bengkak.
2. Riwayat Keluhan Utama :

EVOLTA ~ 18 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Sesak sudah dialami pasien sejak + 2 hari yang lalu, sesak


dialami pasien walaupun sedang tidur, membuat pasien
terbangun malam karena sesak .
Kaki bengkak keduanya.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Kaki bengkak.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien pernah dirawat dengan keluhan yang sama dan
dengan diagnosa yang sama.
DM (-), Jantung (+), Paru (-), Ginjal (-), penyakit, Liver (-).
5. Psikososial :
- Hubungan prilaku dengan penyakit :
Penyakit ya ng dialami klien, membuatnya tidak bisa
beraktivitas seperti biasa.
- Hubungan Klien dengan masyarakat/petugas kesehatan :
Hubungan pasien di masyarakat cukup baik.
Hubungan dengan dengan petugas kesehatan cukup
kooperatif.
6. Riwayat Spiritual
- Sistem dukungan dalam keluarga :
Cukup baik ditandai adanya keluarga yang menjaga klien
di rumah sakit.
- Kegiatan Keagamaan :
Sebelum sakit klien cukup aktif di kegiatan kerohanian

D. Aktivitas sehari – hari


1. Nutrisi
N Kondisi sebelum sakit Saat sakit/di kaji
o
1 Selera Makan Baik, 3 X sehari, Tidak ada napsu
porsi dihabiskan. makan, makan bubur +
4-5 sendok saja kalau
lebih rasa
mual/muntah
2 Menu makanan Nasi, lauk, sayur dan Bubur saja.

EVOLTA ~ 19 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

buah.
3 Frekuensi Makan Cukup teratur, pagi, Jadi tidak teratur,
siang, dan malam tergantung, napsu
makan.
4 Makanan yang Biasa saja, semua di Tidak ada yang enak
disukai makan.
5 Pembatasan pola Tiada Tiada
makan.
6 Cara makan Biasa, pakai sendok Biasa, pakai sendok
7 Ritual saat makan Tiada Tiada
2. Cairan
N Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/dikaji
o
1 Jenis minuman Air putih Air putih
2 Frekuensi minum Sering apalagi bila Di atur untuk
haus/habis sedemikian rupa
kerja/sesudah hingga dapat minum 1
makan x 24 jam sesuai takaran
output dan input
cairan.
3 Kebutuhan cairan Tercukupi Saat ini pemasukkan
cairan dalam tubuh
disesuaikan dengan
output cairan tujuan
mengurangi
penumpukkan cairan.
4 Cara pemenuhan Minum air bila Minum air putih dan
haus/habis melalui pemberian
kerja/sesudah cairan Infus.
makan

3. Eliminasi ( BAK & BAB )


No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/ dikaji
1 Tempat BAB di WC BAB di WC
2 pembuangan 1 – 2 X Sehari Terakhir 1 hari yang
Frekuensi (waktu) lalu
3 Konsistensi Lunak, warna Lunak, warna kuning,
kuning, bau biasa. bau biasa.
4 Obat pencahar Tidak menggunakan Ada, Dulcolax Syr. 3 X
1 cth

EVOLTA ~ 20 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

4. Istirahat tidur
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/di kaji
1 Jam Tidur
- Siang - Jarang tidur siang - Aktivitas lebih
- Malam - 22.00 – 05.00 banyak di tempat,
tidur membuat tidur
jadi tidak menentu.
2 Pola Cukup Tidak
3 tidur teratur teratur.
Kebias Tidak Tidak
4 aan sebelum ada ada
tidur.
Kesuli Tidak Sulit
tan Tidur ada tidur nyenyak
karena nyeri
5. Olah Raga
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/di kaji
1 Program olah raga Tidak ada Tidak ada
2 Jenis dan frekuensi - -
3 Kondisi setelah olah
raga - -

6. Personal hygiene
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/di kaji
1 Mandi :
a. Cara a. Siram pakai a. Siram pakai
gayung gayung, kadang
hanya di lap.
b. Frekuensi b. Rata-rata 1 X b. Tergantung
sehari keadaan bila terasa
sesak, tidak
mandi/di lap.
c. Alat mandi c. Handuk, gayung, c. Gayung, handuk,
sabun mandi, sabun mandi, sikat
sikat.
2 Cuci a. Pakai shampoo a. Belum cuci rambut
rambut : b. Seminggu sekali b. -
a. Cara
3 b. Frekuensi a. Pakai gunting a. Belum gunting

EVOLTA ~ 21 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Guntin kuku kuku


g kuku : b. Bila kuku sudah b. –
a. Cara panjang
4 b. Frekuensi
a. Pakai sikat gigi a. Pakai sikat gigi
Gosok b. 2 X sehari b. Saat mandi/di lap
gigi
a. Cara
b. Frekuensi

7. Aktivitas/Mobilisasi Fisik
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/di kaji
1 Kegiatan sehari-hari Hanya di rumah hanya di tempat tidur
2 pengaturan jadual Tidak ada tidak ada
3 Penggunaan alat Tidak ada tidak ada
bantu
4 Kesulitan Tidak ada Tidak ada.
pergerakkan tubuh
8. Rekreasi
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/di kaji
1 Waktu luang Tergantung Hanya tiduran
pekerjaan, tidak
menentu. Hanya di
rumah dengan
keluarga.
2 Perasaan setelah Senang bisa ada -
rekreasi waktu istirahat dan
bersama keluarga.
3 Waktu senggang Sering bila -
keluarga pekerjaan tidak
banyak -
4 Kegiatan hari libur Hanya di rumah,
bersama keluarga

E. Pemeriksaan Fisik
I. Keadaan Umum :
1. Keadaan sakit
Tampak sakit sedang
2. Tanda-tanda Vital :

EVOLTA ~ 22 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

- Tensi : 140/100 mmHg


- Nadi : 86 X/mnt
- Suhu Tubuh : 36,5 0 C
- Respirasi : 16 X/mnt
3. Tinggi badan : 155 cm
4. Berat badan : Sebelum sakit : + 65 Kg
: Saat sakit : 70 Kg

II. Kepala dan wajah


a. Kepala
Inspeksi
1. Warna rambut : Beruban
2. Rontok : Tidak
3. Kesimetrisan : Tidak
4. Ketombe : Tidak
5. Penyebaran : Merata
6. Alopesia : Tidak
7. Bentuk kepala : Bulat
8. Bau : Tidak

Palpasi
1. Nyeri tekan : Tidak ada
2. Benjolan pada kepala : (-)

b. Wajah
Inspeksi
1. Pergerakan wajah : Tidak ada
2. Ekspresi : Meringis
3. Pigmentasi : Tidak ada
4. Acne : Tidak ada
5. Tremor : Tidak ada

III. Mata
Inspeksi :
a. Kelopak mata : Warna marah

EVOLTA ~ 23 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

b. Sklera : Warna merah muda


c. Conjungiva : Anemis (-)
d. Pupil dan refleks : (+)
e. Visus : Normal
Palpasi
a. Tekanan bola mata : Normal
IV. Hidung dan sinus
Inspeksi
a. Nasal septum : Tegak lurus
b. Membrane mukosa : Warna kemerahan
c. Obstruksi : Tidak ada
Palpasi
a. Sinus frontalis : Nyeri (-)
b. Sinus Maksilaris : Nyeri (-)

V. Telinga
Inspeksi
a. Bentuk : Simetris (+)
b. Daun telinga
- Warna : Kuning langsat
- Lesi : (-)
c. Liang Telinga
- Serumen : (-)
- Otore : (-)
- Peradangan : (-)
Fungsi pendengaran : Baik

VI. Mulut
Inspeksi
a. Bibir
- Bentuk : simetris (+)
- Kondisi : Lembab
- Warna : Normal
- Lesi : (-)

EVOLTA ~ 24 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

b. Mukosa Mulut
- Warna : Merah
- Tekstur : Lembut
- Lesi : (-)
c. Geligi
- Jumlah : Caries (+)
- Warna : Agak Kuning
d. Lidah
- Warna : Beslag (-)
- Tekstur : Halus
- Tremor : Tidak
e. Palatum
- Warna :
- Kontur :
- Gerakan : (-)
f. Tonsilar
- Ukuran :
- Warna : kemerahan
- Eksudat : (-)
Palpasi
a. Pipi
- Nyeri Tekan : (-)
- Pembengkakan : (-)
b. Palatum
- Pembengkakan : (-)
- Fisura : (-)
c. Lidah
- Nyeri Tekan : (-)
- Pembengkakan : (-)
- Massa : (-)

VII. Leher
Inspeksi
a. Warna kulit : Sawo matang
b. Pembengkakan : (-)

EVOLTA ~ 25 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

c. Tiroid : pembengkakan (-)


Palpasi
a. Kelenjar limfe
- Keadaannya : -
- Lokasi : -
b. Kelenjar Tiroid : Pembengkakan (-)
c. Letak trakea : Normal
d. Kaku Kuduk : (-)

VIII. Toraks dan paru


Inspeksi
a. Bentuk Tulang belakang : Tegak
b. Bentuk dada : Normal 1 : 2
c. Kesimetrisan saat inspirasi dan ekspirasi :
simetris
d. Irama pernapasan : teratur
e. Jenis pernapasan : Bronchovesikuler
Palpasi
a. Massa : (-)
b. Nyeri tekan : (-)
Perkusi
a. diatas permukaan paru
Auskultasi
a. Bunyi suara napas : Ronkhi +/+, Wheezing -/-

IX. Jantung
Inspeksi
_______________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Palpasi
Terhadap getaran pada masing-masing di atas area
a. Aorta :
b. Pulmonal :
c. Trikuspidalis :
d. Mitral :

EVOLTA ~ 26 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

e. Ictus cordis :
Perkusi
_______________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Auskultasi
a. Bunyi Jantung I :
b. Bunyi Jantung II :

X. Abdomen
Inspeksi
a. Kulit
- warna : Sawo matang
- Karakteristik :
- permukaan : akral hangat berkeringat
- Jaringan parut : (-)
- Lesi : (-)
b. Umbilikus
- Letak : memusat
- kontur : Menonjol
Palpasi
a. keadaan Abdomen : Datar dan lemas
b. Nyeri tekan : (-)
c. Nyeri lepas : (-)
d. Massa : (-)

Hepar ( Metode satu tangan )


a. Teraba : (-)
b. Keadaan :
Limpa
a. Teraba : (-)
b. Nyeri tekan : (-)
Perkusi ( Semua kuadran)
a. Tympani : (-)

EVOLTA ~ 27 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

b. Pekak : (+)
Batas Hepar
a. Rentang hepar :
b. Batas atas pada intercostals :
Limpa
a. Batas :
b. Pekak :
Lambung
a. Tympani :
b. Pekak :
Auskultasi
a. Bising Usus : (+)

XI. Genetalia dan anus


Inspeksi
a. Peradangan/Warna kemerahan : (-)
b. Meatus uretra :
c. orifisium uretra :
d. Cairan yang keluar : (-)
e. Hernia : (-)
f. Kateter : terpasang

XII. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Inspeksi
1. Simetris : (+)
2. Oedema : (+) Kiri dan kanan
3. Lesi : (-)
4. Tremor : (-)
5. Keringat : (+)
6. Kekuatan pada setiap sendi : (+) lemah
b. Ekstremitas
Inspeksi
1. Simetris : (-)

EVOLTA ~ 28 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

2. Oedema : (+) kiri dan kanan


3. Lesi : (-)
4. Tremor : (-)
5. Keringat : (-)
6. Kekuatan pada setiap sediri : Lemah

c. Kulit
Inspeksi
1. Warna : Sawo matang
2. Turgor kulit : Jelek
3. Kelembaban : (+)
4. Tekstur :
5. Lesi :
6. Suhu :
d. Kuku
1. Bentuk :
2. Warna kuku :
3. lekukan :
Palpasi
Menekan kuku dengan ibu jari : nyeri (+)

XIII. Pemeriksaan penunjang


1. X thoraks photo
Kesan : CHF Fc III ec HHD
OMI Inferior
Pembesaran jantung
2. EKG
Kesan : CHF fc III ec HHD
OMI Inferior
3. Pemeriksaan Laboratorium :
- kesan dalam batas normal
4. Rencana pemeriksaan lain :
- Lab. pemeriksaan :
TFG, TFH, UA, TG, Kolesterol, HDL, LDL, Na, K, Cl

EVOLTA ~ 29 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

- USG Abdomen

XIV. Therapi/pengobatan
1. IVFD NaCl 0,9 % + Furosemide 25 ampul (500 mg) 10
Micro-gtt/mnt.
2. OMZ injeksi 1 X 1 gr. I.V.
3. Captopril tab. 3 X 25 mg
4. Maintate 5 mg 1/2 – 0 - 0
5. Trizedon MR 2 X 1.
6. Ubi Q 3 x 1
7. Tromboaspilets 1 x 1
8. Simvastatin 20 mg 0 – 0 – 1
9. Dulcolax Syrup 3 x 1 Cth
10. Balance cairan/24 jam
11. EKG/hari
12. Monitor tanda –tanda vital
13. Follow Up hasil pemeriksaan laboratorium dan X-thorax
photo.

Pengelompokan Data
Data Subjektif Data Objektif
1. Pasien mengatakan cepat 1. Posisi yang nyaman adalah
mengalami kelelahan. duduk.
2. kaki kanan dan kiri bengkak.
2. Pasien mengatakan sesak 3. Porsi makan tidak dihabiskan
sangat terasa bila bekerja/ 4. Berat badan :
beraktivitas Sebelum sakit : + 65
Kg
3. Pasien mengatakan tidak ada Saat sakit : 70 Kg
napsu makan makan.
5. Tampak meringis

EVOLTA ~ 30 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

4. pasien mengatakan badan rasa 6. Pemeriksaan fisik :


lemah-lemah. Ronkhi +/+, Wheezing
-
/-
5. Mual (+), Muntah (-) 7. Pemeriksaan Radiologi :
X Thoraks photo :
Kesan : CHF fc III ec
HHD
8. EKG :
Kesan : CHF fc III ec
HHD

Analisa data dan diagnosa keperawatan


Data Etiologi Masalah
1. DS : Disfungsi Curah Jantung
- Pasien mengatakan Miokard tidak adekuat
cepat mengalami
kelehan.
- Pasien mengatakan Kontraktil
sesak bila itas menurun
beraktivitas
DO :
- Batuk Beban
- Edema ekstremitas jantung meningkat
bawah
- Pemeriksaan fisik :
Ronkhi +/+.
- Gambaran EKG, Gagal pompa
kesan: CHF fc III ec ventrikel kiri
HHD.
- Gambaran X-Thoraks
photo : Penurunan
Kesan : Curah Jantung
CHF fc III ec HHD dan
pembesaran jantung

EVOLTA ~ 31 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Ketergantungan
2. DS : Disfungsi dalam pemenuhan
- Pasien mengatakan Miokard aktivitas harian.
sesak bila
beraktivitas.
- Pasien mengatakan Kontraktil
badan rasa lemah. itas menurun
- Pasien mengatakan
badan terasa lebih
berat. Beban
DO : jantung meningkat
- Tampak letih dan
tidak bersemangat.
- Edema ekstremitas Gagal
bawah pompa ventrikel
- BB bertambah : + 5 kiri
Kg saat sakit

suplai
darah jaringan
menurun

Metabolis
me Anaerob

Asidosis
metabolik

ATP
menurun

EVOLTA ~ 32 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Fatigue

Intoleransi
aktivitas

EVOLTA ~ 33 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

RENCANA ASUHANKEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. G.R Umur : 77 Tahun Ruang : Irina F Jantung
No Hari/ Diagnosa Rencana asuhan keperawatan Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Tujuan/Kriteria Intervensi Rasionalisasi ( S.O.A.P )
1 K Penu Tuj 1. Auskultasi nadi 1. Biasanya terjadi 1. Mengauskultasi S
amis runan curah uan : apikal, frekuensi takikardi untuk nadi apikal, ubjektif :
, jantung Cur dan irama jantung mengkompensasi frekuensi dan - Pasien
12/ berhubungan ah jantung serta bunyi penurunan irama jantung serta mengatakan
01/ dengan kembali jantung. kontraktilitas bunyi jantung. masih cepat
201 menurunnya adekuat. ventrikuler mengalami
2 kontraktilitas Krit 2. Palpasi nadi perifer 2. Penurunan curah 2. Mempalpasi nadi kelelahan.
miokard. eria : jantung dapat perifer - Pasien
DS : - Tanda vital menunjukkan mengatakan
- Pasien dalam batas menurunnya denyut masih sesak bila
mengatakan yang bisa nadi.Nadi mungkin beraktivitas.
cepat mengalami ditolerir. cepat hilang atau tidak
kelelahan. - Penurunan teratur saat dipalpasi. Objektif :
- Pasien episode 3. PantauTekanan 3. Pada GJK dini, sedang 3. MemantauTekanan - Batuk
mengatakan dispnea. darah. dan kronis, tekanan darah. - Edema
sesak bila - Dapat ikut serta darah dapat meningkat ekstremitas
beraktivitas dalam aktivitas berhubungan dengan bawah
DO : yang dapat SVR. Pada GJK lanjut, - Pemeriksaan
- Batuk mengurangi tubuh tidak bisa lagi fisik : Ronkhi
- Edema beban kerja mengkompensasi dan +
/+.
ekstremitas bawah jantung. dapat terjadi hipotensi. - Gambaran EKG,
- Pemeriksaan fisik 4. Kaji keadaan kulit 4. Pucat menunjukkan 4. Mengkaji keadaan kesan: CHF fc III
: Ronkhi +/+. bila ada sianosis menurunnya perfusi kulit bila ada ec HHD.
- Gambaran EKG, atau pucat. perifer sekunder sianosis atau pucat. - Gambaran X-
kesan: CHF fc III terhadap tidak Thoraks photo,
ec HHD. adekuatnya curah Kesan : CHF fc
- Gambaran X- jantung, vasokontriksi, III ec HHD dan
Thoraks photo, dan anemia. Sianosis pembesaran

EVOLTA ~ 34 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Kesan : CHF fc III dapat terjadi sebagai jantung


ec HHD dan refraktori GJK. Area
pembesaran yang sakit sering Assesment :
jantung berwarna biru atau Penurunan
belang karena curah
peningkatan kongesti jantung.
vena.
5. Pantau produksi 5. Ginjal berespon untuk 5. Memantau Plan :
urine, produksi dan menurunkan curah produksi urine, Lanjutkan
konsentrasi urine. jantung dengan produksi dan intervensi
menahan cairan dan konsentrasi urine. No. 1 s/d 10.
natrium. Biasanya
produksi urine menurun
selama sehari karena
perpindahan cairan ke
jaringan tetapi dapat
meningkat pada malam
hari sehingga cairan
berpindah kembali ke
sirkulasi bila pasien
tidur.
6. Kaji perubahan 6. Dapat menunjukkan 6. Mengkaji
sensori, tidak adekuatnya perubahan sensori,
kecemasan, letargi, perfusi serebral kecemasan, letargi,
bingung, sekunder terhadap bingung,
disorintasi, dan penurunan curah disorintasi, dan
depresi. jantung. depresi.

7. Ciptakan 7. Istirahat fisik harus 7. Menciptakan


lingkungan yang dipertahankan selama lingkungan yang
kondusif untuk GJK akut atau refraktori kondusif untuk
istirahat. batasi untuk memperbaiki istirahat. batasi
aktivitas yang efisiensi kontraksi aktivitas yang
dapat menambah jantung dan dapat menambah
beban kerja menurunkan beban kerja

EVOLTA ~ 35 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

jantung. kebutuhan/konsumsi jantung.


oksigen miokard dan
kerja jantung
berlebihan.Stres emosi
menghasilkan
vasokontriksi, yang
meningkatkan tekanan
darah dan
meningkatkan
frekuensi/kerja jantung.
8. Tinggikan kaki, 8. Menurunkan stasis vena 8. Meninggikan kaki,
hindarkan tekanan dan dapat menurunkan hindarkan tekanan
pada daerah lutut insiden pada daerah lutut
dan dorong untuk thrombus/pembentuka dan dorong untuk
aktivitas/ambulasi n embolus. aktivitas/ambulasi
sesuai toleransi. sesuai toleransi.
9. Kolaborasi dengan 9. Meningkatkan proses 9. Berkolaborasi
dokter untuk kesembuhan klien. dengan dokter
pemberian untuk pemberian
pengobatan sesuai pengobatan sesuai
indikasi. indikasi.
10. Dokumentasi 10. Menjadi pedoman 10. Mendokumentasi
semua hasil lanjutan bagi semua hasil
pemeriksaan dan pelaksanaan asuhan pemeriksaan dan
tindakan keperawatan tindakan
keperawatan. keperawatan.

2 1. Kaji kemampuan 1. Untuk menentukan 1. Mengkaji


klien sejauh mana sejauh mana kemampuan klien Subjektif :
dapat beraktivitas ketidakmampuan klien sejauh mana dapat - Pasien
Intoleransi dan aktivitas yang melakukan perawatan beraktivitas dan mengatakan
K aktivitas Tuj dapat dilakukan diri secara mandiri aktivitas yang masih sesak bila
amis berhubungan uan : tanpa menambah tanpa menambah beban dapat dilakukan beraktivitas.
, dengan Ke beban kerja kerja jantung. tanpa menambah - Pasien

EVOLTA ~ 36 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

12/ penimbunan mbali dapat jantung. beban kerja mengatakan


01/ cairan dalam beraktivitas jantung. badan masih
201 tubuh. seperti biasanya rasa lemah.
2 DS : Krit 2. Kaji tanda-tanda 2. Hipotensi ortostatik 2. Mengkaji tanda- - Pasien
- Pasien eria : vital sebelum dan dapat terjadi dengan tanda vital sebelum mengatakan
mengatakan sesak - Dapat sesudah aktivitas karena efek dan sesudah badan terasa
bila beraktivitas. memenuhi beraktivitas, obat (Vasodilatasi), beraktivitas, lebih berat.
- Pasien kebutuhan takikardi, disritmia, perpindahan cairan takikardi, disritmia, Objektif :
mengatakan perawatan diri dispnea, (diuretik), atau dispnea, - Tampak sesak
badan rasa lemah. sendiri berkeringat dan pengaruh fungsi berkeringat dan napas
- Pasien - Meningkatnya pucat/sianosis. jantung. pucat/sianosis. - Tampak letih
mengatakan toleransi dan tidak
badan terasa lebih terhadap bersemangat.
berat. aktivitas yang 3. Kaji presipitor/ 3. Kelemahan adalah efek 3. Mengkaji - Edema
DO : diinginkan penyebab samping beberapa obat presipitor/ ekstremitas
- Tampak sesak dilakukan. kelemahan umum, (Beta blocker, penyebab bawah
napas - berkurangnya penumpukan tranquilizer, atau kelemahan umum, - BB bertambah :
- Tampak letih dan kelemahan dan cairan, nyeri atau sedatif. Nyeri dan penumpukan + 5 Kg saat sakit
tidak kelelahan yang obat-obatan. program penekanan cairan, nyeri atau
bersemangat. dirasakan. stress memerlukan obat-obatan. Assesment :
- Edema energy dan Intoleransi
ekstremitas menyebabkan aktivitas.
bawah. kelemahan.
- BB bertambah : + 4. Evaluasi 4. dapat menunjukkan 4. Mengevaluasi Plan :
5 Kg saat sakit peningkatan peningkatan peningkatan Lanjutkan
toleransi terhadap dekompesasi jantung toleransi terhadap intervensi
aktivitas. karena aktivitas yang aktivitas. No. 1 s/d 7.
berlebihan.
5. Berikan bantuan 5. Pemenuhan kebutuhan 5. Memberikan
dalam beraktivitas perawatan diri klien bantuan dalam
untuk pemenuhan tanpa mempengaruhi beraktivitas untuk
kebutuhan stress miokard/ pemenuhan
perawatan diri kebutuhan oksigen kebutuhan
sesuai indikasi. berlebihan. perawatan diri
selingi periode sesuai indikasi.

EVOLTA ~ 37 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

aktivitas dengan selingi periode


periode istirahat aktivitas dengan
periode istirahat

6. Kolaborasi dengan 6. Meningkatkan proses 6. Berkolaborasi


mengikutkan klien kesembuhan klien. dengan
dalam program mengikutkan klien
rehabilitasi dalam program
jantung/aktivitas. rehabilitasi
jantung/aktivitas.

7. Dokumentasi 7. Menjadi pedoman 7. Mendokumentasi


semua hasil lanjutan bagi semua hasil
pencapaian dan pelaksanaan asuhan pencapaian dan
tindakan keperawatan tindakan
keperawatan yang keperawatan yang
dilaksanakan dilaksanakan.

CATATAN PERKEMBANGAN

EVOLTA ~ 38 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

Nama Klien : Ny. G.R Umur : 77 Tahun Ruang : Irina F Jantung


hari/Tanggal Jam Dx Implementasi Evaluasi Paraf
Jumat, 11.0 1 1. Mengauskultasi nadi Subjektif : Oktaviano
13/01/2012 0 apikal, frekuensi dan - Pasien mengatakan A. Lintang
irama jantung serta bunyi cepat mengalami
jantung. kelelahan.
2. Mempalpasi nadi perifer. - Pasien mengatakan
3. Memantau tanda-tanda masih sesak bila
vital. beraktivitas.
4. Mengkaji keadaan kulit
bila ada sianosis atau Objektif :
pucat. - Batuk
5. Memantau produksi urine, - Edema ekstremitas
produksi dan konsentrasi bawah
urine. - Pemeriksaan fisik :
6. Mengkaji perubahan Ronkhi /+.
+

sensori, kecemasan, - Gambaran EKG, kesan:


letargi, bingung, CHF fc III ec HHD.
disorintasi, dan depresi. - Gambaran X-Thoraks
7. Menciptakan lingkungan photo, Kesan : CHF fc III
yang kondusif untuk ec HHD dan pembesaran
istirahat. Membatasi jantung
aktivitas yang dapat
menambah beban kerja Assesment :

EVOLTA ~ 39 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

jantung. Penurunan curah


8. Meninggikan kaki, jantung.
hindarkan tekanan pada
daerah lutut dan dorong Plan :
untuk aktivitas/ambulasi Lanjutkan intervensi No.
sesuai toleransi. 1 s/d 11
9. Berkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
O2 dan pengobatan sesuai
indikasi.
10. Mendokumentasi semua
hasil pemeriksaan dan
tindakan keperawatan.

Sabtu, 2 1. Mengkaji kemampuan Subjektif : Oktaviano


14/01/2012 09.0 klien sejauh mana dapat - Pasien mengatakan A. Lintang
0 beraktivitas dan aktivitas masih sesak bila
yang dapat dilakukan beraktivitas.
tanpa menambah beban - Pasien mengatakan
kerja jantung. badan masih rasa lemah.
2. Mengkaji tanda-tanda vital - Pasien mengatakan
sebelum dan sesudah badan terasa lebih berat.
beraktivitas, takikardi, Objektif :
disritmia, dispnea,

EVOLTA ~ 40 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

berkeringat dan - Tampak sesak napas


pucat/sianosis. - Tampak letih dan tidak
3. Mengkaji presipitor/ bersemangat.
penyebab kelemahan - Edema ekstremitas
umum, penumpukan bawah
cairan, nyeri atau obat- - BB bertambah : + 5 Kg
obatan. saat sakit
4. Mengevaluasi peningkatan
toleransi terhadap Assesment :
aktivitas. Intoleransi
5. Memberikan bantuan aktivitas.
dalam beraktivitas untuk
pemenuhan kebutuhan Plan :
perawatan diri sesuai Lanjutkan
indikasi. selingi periode intervensi No. 1 s/d 7.
aktivitas dengan periode
istirahat
6. Berkolaborasi dengan
mengikutkan klien dalam
program rehabilitasi
jantung/aktivitas.
7. Mendokumentasi semua
hasil pencapaian dan
tindakan keperawatan
yang dilaksanakan.

EVOLTA ~ 41 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

1 1. Mengauskultasi nadi Oktaviano


apikal, frekuensi dan irama Subjektif : A. Lintang
11.0 jantung serta bunyi - Pasien mengatakan
0 jantung. cepat mengalami
2. Mempalpasi nadi perifer. kelelahan.
3. Memantau tanda-tanda - Pasien mengatakan
vital. masih sesak bila
4. Mengkaji keadaan kulit beraktivitas.
bila ada sianosis atau
pucat. Objektif :
5. Memantau produksi urine, - Batuk
produksi dan konsentrasi - Edema ekstremitas
urine. bawah
6. Mengkaji perubahan - Pemeriksaan fisik :
sensori, kecemasan, Ronkhi /+.
+

letargi, bingung, - Gambaran EKG, kesan:


disorintasi, dan depresi. CHF fc III ec HHD.
7. Menciptakan lingkungan - Gambaran X-Thoraks
yang kondusif untuk photo, Kesan : CHF fc III
istirahat. Membatasi ec HHD dan pembesaran
aktivitas yang dapat jantung
menambah beban kerja
jantung.

EVOLTA ~ 42 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

8. Meninggikan kaki, Assesment :


hindarkan tekanan pada Penurunan curah
daerah lutut dan dorong jantung.
untuk aktivitas/ambulasi
sesuai toleransi. Plan :
9. Berkolaborasi dengan Lanjutkan
dokter untuk pengobatan intervensi No. 1 s/d 11
sesuai indikasi.
10. Mendokumentasi semua
hasil pemeriksaan dan
tindakan keperawatan.

EVOLTA ~ 43 ~
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO JANUARI, 13 2012

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilyn C, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman


untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien,
Edisi 3 Jakarta: EGC, 1999.
2. Hudak, Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Edisi IV,
Jakarta, EGC: 1997.
3. Price, Sylvia, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit, Edisi 4, Jakarta: EGC, 1999.
4. Smeltzer, Bare, Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner &
Suddart, Edisi 8, Jakarta, EGC, 2001.

EVOLTA ~ 44 ~

Anda mungkin juga menyukai