Anda di halaman 1dari 25

PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

I. Tujuan

Perbekalan farmasi termasuk obat dan alat kesehatan. Penyimpanan perbekalan


farmasi bertujuan untuk menjaga keamanan dan stabilitas perbekalan farmasi
sebelum digunakan pasien.

II. Kebijakan

Perbekalan farmasi disimpan sesuai dengan suhu penyimpanan yang


direkomendasikan dalam lemari, rak, atau kulkas yang telah ditentukan secara
FIFO maupun FEFO menurut abjad.

III. Prosedur

- Petugas menerima perbekalan farmasi sesuai prosedur penerimaan


perbekalan farmasi.

- Petugas memisahkan perbekalan farmasi sesuai dengan letak dan kebutuhan


suhunya.

- Barang disusun di dalam lemari pelayanan sesuai dengan kotak bernama yang
telah tersedia.

- Petugas mencatat jumlah barang yang masuk dan distributor asal obat di
kartu stok.

- Sisa barang disusun di lemari gudang sesuai kolom abjad.

- Barang disusun dengan ketentuan barang dengan ED yang lebih lama


diletakkan dibawah barang dengan ED lebih dekat (FEFO).

- Dilakukan sampling setiap periode tertentu untuk menjamin kesesuaian antara


fisik, kartu stok dan SIM.
PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI

I. Tujuan

Penerimaan perbekalan farmasi ditujukan untuk memastikan perbekalan farmasi


sesuai dengan faktur dan surat pesanan secara jenis dan jumlah serta dalam
kondisi baik.

II. Kebijakan

Setiap perbekalan farmasi yang datang diterima dan diperiksa oleh petugas
sesuai prosedur untuk memastikan kondisi serta kesesuaiannya dengan faktur
dan surat pesanan.

III. Prosedur

- Petugas menerima barang dari ekspedisi.

- Petugas memeriksa kesesuaian barang dengan faktur dan surat pesanan.


Kesesuaian yang diperiksa adalah jenis barang, jumlah barang, jumlah item,
expired date, dan kondisi barang (cacat/pecah).

- Petugas membuat berita acara penerimaan barang (BAPB) sesuai dengan jenis
barang, jumlah barang, jumlah item, dan nilai barang yang datang.

- BAPB dicetak dan ditandatangani oleh petugas penerima barang, apoteker


selaku pemesan barang, dan kepala klinik.

- Barang disimpan sesuai prosedur penyimpanan perbekalan farmasi.

- BAPB disimpan dan defile berdasarkan bulan dibuatnya berita acara.


RETURE OBAT

I. Tujuan

Reture obat bertujuan untuk mengembalikan obat yang rusak, tidak sesuai surat
pesanan, maupun barang expired date kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi)
selaku distributor dan mendapatkan penggantian obat atau pemotongan tagihan
sesuai perjanjian.

II. Kebijakan

Obat yang rusak, tidak sesuai surat pesanan, maupun barang expired date
dikembalikan kepada distributor sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

III. Prosedur

- Perbekalan farmasi diidentifikasi alasan reture-nya dan ketentuan


pengembaliannya.

- Perbekalan farmasi yang akan dikembalikan dicari faktur penerimaan barang


dan BAPB-nya.

- Barang beserta faktur dipisahkan dari barang lain yang masih layak.

- Petugas menghubungi distributor yang sesuai dengan perbekalan farmasi


yang akan di-reture.

- Petugas menyerahkan perbekalan farmasi dan menerima bukti penyerahan


barang dari distributor yang ditandatangani kedua belah pihak.
PENGEMBALIAN PERBEKALAN FARMASI TIDAK DIAMBIL

I. Tujuan
Pengembalian perbekalan farmasi yang tidak diambil bertujuan memanfaatkan
kembali obat-obat yang telah disiapkan namun tidak diambil pasien karena
berbagai alasan.

II. Kebijakan

- Perbekalan farmasi baik obat dan alat kesehatan yang masih dalam keadaan
baik, bila selama 5 (lima) hari tidak diambil pasien maka akan dilakukan
pereturan/pengembalian ke dalam lemari penyimpanan dan pereturan secara
SIM.

- Bila obat merupakan obat oplosan (ex. antibiotik) maka obat akan dibuang
dan tetap ditagihkan.

- Bila obat berupa racikan, maka akan ditandai dan diidentifikasi obat-obat
penyusunnya dan jumlahnya sehingga dapat digunakan kembali bila ada resep
serupa.

III. Prosedur

- Petugas mengidentifikasi perbekalan yang bisa dikembalikan dan yang tidak.

- Petugas meretur perbekalan farmasi secara SIM.

- Petugas mengembalikan perbekalan farmasi sesuai dengan jenis dan letaknya.

- Obat yang sudah dioplos akan dibuang dan tetap ditagihkan.

- Obat racikan diidentifikasi penyusunnyan dan diletakkan ditempat terpisah.

- Petugas menulis kartu stok dan menambahkan jumlah obat yang diretur.

PELAYANAN RESEP
I. Tujuan
Pelayanan resep bertujuan menyiapkan perbekalan farmasi berdasarkan
permintaan tertulis (resep) dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter hewan, dan
bidan baik dari lingkungan Klinik Satelit Imam Bonjol maupun dari luar.

II. Kebijakan

- Resep yang masuk dari lingkungan Klinik Satelit Imam Bonjol maupun dari luar
dilayani sesuai prosedur di apotek.

- Sebisa mungkin meminimalisir penggunaan copy resep dengan mengedukasi


pasien dan menginformasikan kepada dokter bila obat yang tertera dalam
resep tidak tersedia.

III. Prosedur

- Resep diterima dan diskrining secara administratif maupun farmakologi.

- Perbekalan farmasi disiapkan sesuai dengan resep dan disesuaikan pula


dengan penanggung pasien.

- Perbekalan farmasi yang tidak tersedia diinformasikan kepada dokter dan


disarankan penggantian dengan obat setara yang tersedia.

- Bila tidak dapat mengkonfirmasi dokter, bisa dilakukan dengan mengedukasi


pasien dan meminta persetujuan penggantian pada pasien seusai peraturan
yang berlaku untuk meminimalisir copy resep.

- Perbekalan farmasi yang tidak tersedia dan tidak dapat diganti maka akan
dibuat copy resep kecuali obat golongan narkotika dan psikotropika.

- Etiket ditulis dan perbekalan farmasi ditempeli informasi yang sesuai.

- Perbekalan farmasi yang telah disiapkan dikemas yang rapi dan disatukan
dengan resep.

- Petugas mengecek hasil akhir penyiapan obat.

- Petugas mengentri SIM sesuai dengan perbekalan farmasi yang disiapkan atau
telah digunakan.
- Bagi pasien dengan penanggung perusahaan, tagihan dicetak dan
ditandatangani oleh pasien dan petugas.

- Bagi pasien umum tanpa penanggung, maka pasien membayar tagihan


terlebih dahulu serta bukti pembayaran ditandatangani oleh pasien dan
petugas.

- Obat diserahkan sesuai prosedur penyerahan obat.


PELAYANAN RESEP RACIKAN

I. Tujuan
Pelayanan resep racikan bertujuan menyiapkan perbekalan farmasi berdasarkan
permintaan tertulis (resep) dokter, dokter spesialis, dan dokter hewan, baik dari
lingkungan Klinik Satelit Imam Bonjol maupun dari luar, untuk mencampur
dan/atau mengubah bentuk satu atau lebih sediaan obat.

II. Kebijakan

- Resep yang masuk dari lingkungan Klinik Satelit Imam Bonjol maupun dari luar
dilayani sesuai prosedur di apotek.

- Sebisa mungkin meminimalisir penggunaan copy resep dengan mengedukasi


pasien dan menginformasikan kepada dokter bila obat yang tertera dalam
resep tidak tersedia.

III. Prosedur

- Resep diterima dan diskrining secara administratif maupun farmakologi.

- Perbekalan farmasi disiapkan sesuai dengan resep dan disesuaikan pula


dengan penanggung pasien.

- Perbekalan farmasi yang tidak tersedia diinformasikan kepada dokter dan


disarankan penggantian dengan obat setara yang tersedia.

- Bila tidak dapat mengkonfirmasi dokter, bisa dilakukan dengan mengedukasi


pasien dan meminta persetujuan penggantian pada pasien seusai peraturan
yang berlaku untuk meminimalisir copy resep.

- Perbekalan farmasi yang tidak tersedia dan tidak dapat diganti maka akan
dibuat copy resep kecuali obat golongan narkotika dan psikotropika.

- Menyiapkan perbekalan farmasi yang dibutuhkan, menghitung, lalu mengubah


bentuk sesuai permintaan dokter.

- Etiket ditulis dan perbekalan farmasi ditempeli informasi yang sesuai.


- Perbekalan farmasi yang telah disiapkan dikemas yang rapi dan disatukan
dengan resep.

- Petugas mengecek hasil akhir penyiapan obat.

- Petugas mengentri SIM sesuai dengan perbekalan farmasi yang disiapkan atau
telah digunakan.

- Bagi pasien dengan penanggung perusahaan, tagihan dicetak dan


ditandatangani oleh pasien dan petugas.

- Bagi pasien umum tanpa penanggung, maka pasien membayar tagihan


terlebih dahulu serta bukti pembayaran ditandatangani oleh pasien dan
petugas.

- Obat diserahkan sesuai prosedur penyerahan obat.


PENJUALAN OBAT BEBAS DAN ALAT KESEHATAN

I. Tujuan
Penjualan bebas bertujuan melayani pelanggan (pasien) yang membutuhkan
perbekalan farmasi baik obat maupun alat kesehatan tanpa menggunakan resep.
Obat yang dilayani tanpa resep sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku yaitu obat bebas dan obat wajib apotek.

II. Kebijakan

- Permintaan obat dan alat kesehatan kesehatan dari pelanggan dipenuhi sesuai
dengan prosedur.

- Sebisa mungkin mengedukasi pelanggan bila obat yang dimaksud tidak


tersedia.

III. Prosedur

- Pelanggan diterima dengan senyuman.

- Petugas menanyakan pada pelanggan kebutuhan perbekalan farmasi yang


diinginkan.

- Bila pelanggan tidak mengetahui, petugas bertanya dan menggali informasi


tentang keluhan pelanggan.

- Petugas memberikan beberapa alternatif solusi, sebisa mungkin dengan


perbekalan farmasi yang tersedia.

- Petugas menyerahkan solusi pilihan pelanggan disertai informasi dan edukasi


sesuai dengan prosedur penyerahan perbekalan farmasi.

- Petugas memberikan informasi harga pada pelanggan.

- Petugas melakukan transaksi jual-beli dengan pelanggan setelah dientri ke


dalam SIM.
UANG SETORAN

I. Kebijakan

- Uang setoran dikumpulkan berdasarkan rekap penjualan setiap hari sesuai


jadwal shift.

II. Prosedur

- Penjualan bebas maupun resep cash direkap dan dihitung pemasukannya.

- Uang yang masuk dihitung dan disesuaikan dengan rekap penjualan sesuai
SIM.

- Bila ada pengeluaran, nota disiapkan dan ditulis didalam lembar setoran serta
diakui sebagai uang pemasukan.

- Lembar setoran ditulis tanggal, shift, jumlah uang, jumlah pengeluaran (bila
ada), dan tanda tangan petugas.

- Uang dan hasil rekap setoran beserta nota (bila ada) disatukan kedalam
plastik disertai lembar setoran.

- Bundle plastic dimasukkan brankas dan dikunci.

- Jumlah setoran ditulis di buku rekap setoran oleh petugas.


PENYERAHAN PERBEKALAN FARMASI

I. Tujuan
Penyerahan perbekalan farmasi bertujuan untuk memberikan obat dan alat
kesehatan sesuai kebutuhan pelanggan/pasien disertai dengan informasi yang
sesuai pula, baik pengambilan perbekalan farmasi dengan resep maupun tidak.

II. Kebijakan

Setiap penyerahan perbekalan farmasi petugas harus memastikan obat tersebut


layak dan diserahkan disertai dengan informasi yang benar.

III. Prosedur

- Perbekalan farmasi yang sudah diperiksa kelayakannya diserahkan kepada


pasien.

- Petugas melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) kepada pasien.

- Informasi yang disampaikan minimal adalah jenis obat, indikasi/fungsi obat,


cara penggunaan, takaran obat, tempat penyimpanan, dan informasi penting
lainnya yang diperlukan.

- Petugas memberikan peringatan obat-obat khusus yang berefek tidak biasa


atau penting seperti antibiotika harus dihabiskan, penyimpanan dalam kulkas,
penggunaan suppositoria, ovula, salep mata, semprot hidung, dsb.

- Mengkonfirmasi kejelasan informasi yang diberikan petugas kepada pasien.

- Memberikan semangat dan mendoakan pasien lekas sembuh.


MUTASI PERBEKALAN FARMASI

I. Tujuan
Mutasi perbekalan farmasi bertujuan melayani permintaan obat-obatan dan alat
kesehatan dari perusahaan maupun instansi kesehatan lainnya tanpa
menggunakan resep dengan harga sesuai kesepakatan.

II. Kebijakan

- Setiap obat dan alat kesehatan yang diminta oleh instansi kesehatan lain
maupun perusahaan harus didahulukan pemenuhannya dan dilayani dengan
baik dengan mempertimbangkan ketersediaan/stock obat yang dimiliki.

- Instansi kesehatan dan perusahaan yang dilayani harus memiliki perjanjian


tertulis dengan PT. Kaltim Medika Utama atau merupakan instalasi kesehatan
dibawah naungan PT. KMU.

III. Prosedur

- Petugas melakukan skrining permintaan perbekalan farmasi dari perusahaan


atau instansi kesehatan lain yang telah diotorisasi.

- Petugas menyiapkan perbekalan farmasi sesuai permintaan dengan


mempertimbangkan stok di apotek.

- Perbekalan farmasi yang tidak tersedia segera ditulis di buku defekta dan
dilakukan pemesanan urgent ke distributor.

- Petugas mentransaksi ke dalam SIM sesuai dengan perusahaan yang


meminta. PT. Kitadin dan PT. IKPT transaksi dengan menggunakan MIR.
Instansi kesehatan lain dibawah naungan PT. KMU ditransaksi melalui menu
mutasi di SIM.

- Lembar mutasi dicetak rangkap tiga.

- Petugas mencocokkan perbekalan farmasi yang telah disiapkan dengan


lembar print out transaksi.

- Perbekalan farmasi dikemas dengan baik untuk memastikan aman selama


perjalanan.
- Lembar mutasi ditandatangani oleh petugas penyiapan obat, apoteker, dan
penerima obat.

- Lembar kuning mutasi dan hasil print out diserahkan oleh penerima sebagai
bukti penerimaan barang.

- Lembar putih dan pink di file dan diserahkan ke keuangan untuk proses
penagihan.
OBAT EXPIRED DATE

I. Kebijakan

- Setiap obat harus diidentifikasi secara berkala untuk menghindari obat


expired dan ditandai dengan kertas berwarna yang berisi tanggal expired.

- Obat yang telah ditandai harus didahulukan penggunannya.

- Obat yang sudah kadaluarsa harus dipisahkan dalam area khusus dan jauh
dari tempat pelayanan.

II. Prosedur

- Obat yang teridentifikasi akan kadalauarsa dalam waktu 6 (enam) bulan 3


(tiga) bulan ditandai dengan label berwarna dan ditulis tanggal kadaluarsanya.

- Obat yang sudah dilabeli harus didahulukan penggunaannya.

- Obat yang mendekati kadaluarsa didaftar dan di serahkan ke dokter untuk


membantu penegeluarannya.

- Obat yang diadakan dengan permintaan khusus dari dokter spesialis,


diinformasikan ke dokter yang bersangkutan agar memenuhi janjinya untuk
menggunakan obat tersebut.

- Obat dengan kadalursa kurang dari 3 (tiga) bulan dipindahkan dari tempatnya
dan ditempatkan didekat meja pelayanan sehingga dapat didahulukan
penggunaannya.

- Obat yang sudah kadaluarsa dipindahkan jauh dari lemari pelayanan sehingga
tidak tercampur dengan obat yang masih layak.

- Obat dikembalikan sesuai prosedur pengebalian obat ke distributor.


STOCK OPNAME

I. Tujuan
Stock opname bertujuan untuk mengetahui jumlah dan nilai persediaan di
apotek Medika Utama Imam Bonjol dan mengidentifikasi barang yang mendekati
waktu kadaluarsa.

II. Kebijakan

- Stock opname dilakukan setiap tiga bulan dan sebisa mungkin dilakukan pada
akhir bulan.

- Stock opname melibatkan seluruh petugas Klinik Satelit Imam Bonjol dan
apotek Medika Utama Imam Bonjol.

III. Prosedur

- Petugas memastikan pembelian barang / barang masuk dan penjualan /


barang keluar sudah ditransaksi.

- Petugas mencetak form stock opname sesuai dengan tanggal dan jam
dilakukannya stock opname.

- Petugas apotek membagi personel stock opname dalam kelompok dan


memberikan form stock opname yang sesuai berdasarkan kelompok yang
telah dibentuk.

- Petugas mencatat jumlah barang sesuai dengan nama barang, jenis


barang, potensi/dosis (mg), dan volume obat (ml) serta mencatat
waktu kadaluarsa obat dengan teliti.

- Barang yang mendekati 6 bulan ED diberi tanda pada kotaknya dengan


menggunakan post it berwarna hijau atau biru.

- Barang yang mendekati ED dalam 3 bulan, diberi tanda / post it berwarna


merah atau oranye dan ditulis tanggal kadaluarsanya.

- Barang yang sudah kadaluarsa disendirikan, dijauhkan dari daerah pelayanan


obat, dan direkap nama barang, jenis, dan jumlahnya sesuai dengan Prosedur
Obat Expired.
- Petugas merekap hasil stock opname apotek dan stock opname gudang
dengan mengkroscek secara acak, terutama obat dengan selisih yang tidak
wajar.

- Petugas mengentri hasil stock opname ke dalam SIM melalui menu koreksi
stock.

- Petugas melakukan telusur terhadap obat dengan selisih jumlah.

- Petugas mencetak hasil stock opname dan membuat laporan stock opname
yang ditandantangi dan di serahkan ke PT. KMU.
PENGADAAN OBAT REGULER

I. Tujuan
Pengadaan obat bertujuan untuk menyediakan obat yang dibutuhkan untuk
pelayanan di Apotek Medika Utama Imam Bonjol dan Klinik Satelit Imam Bonjol
secara berkala untuk menghindari kekosongan obat.

II. Kebijakan

- Pengadaan obat dilakukan dua kali dalam sebulan .

- Pengadaan obat dilakukan pada pekan kedua dan pekan keempat setiap
bulannya.

- Pengadaan dilakukan untuk semua PBF seusai kebutuhan.

- Pengadaan dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah barang yang


dibutuhkan, sisa stok, jumlah barang dan jumlah jenis mitu barang,
musim/cuaca/ dan keadaan lainnya.

- Pengadaan obat regular dilakukan bukan untuk pengadaan insidental


(distributor kanvas, dengan pembayaran cash, belanja di apotek/toko).

III. Prosedur

- Barang yang kosong atau berjumlah sedikit sehingga ditakutkan tidak


mencukupi kuota untuk pelayanan, dicatat di buku defecta.

- Surat pesanan ditulis melalui Microsoft Excel secara manual sesuai kebutuhan.

- Surat pesanan meliputi nama PBF, nomer surat, tanggal pemesanan, nama
barang dan potensi dan/atau volume, jumlah barang, satuan, potongan
harga/diskon, atau keterangan yg lain.

- Surat pesanan dicetak, ditandatangani oleh apoteker, dan di cap.

- Surat pesanan di fax dan di file.


PENGADAAN OBAT INSIDENTAL

I. Tujuan
Pengadaan obat insidental bertujuan untuk menyediakan obat yang dibutuhkan
untuk pelayanan di Apotek Medika Utama Imam Bonjol dan Klinik Satelit Imam
Bonjol untuk menghindari kekosongan obat diluar pengadaan regular.

II. Kebijakan

- Pengadaan obat insidental dilakukan untuk distributor kanvas, dengan


pembayaran cash, permintaan pembelian maupun pengambilan perbekalan
farmasi ke bagian candal PT. Kaltim Medika Utama atau PT. KMU group, serta
belanja di apotek/toko.

- Pengadaan obat insidental bukan untuk obat-obat golongan psikotropika


maupun narkotika.

III. Prosedur

1. Distributor dengan kanvas

- Petugas memesan barang secara lisan kepada sales meliputi nama dan
jenis barang, dosis dan/atau volume, serta jumlah barang.

- Sales mencatat pesanan barang.

- Apoteker membuat surat pesanan berdasarkan barang datang dengan


melampirkan catatan yang dibawa sales pada saat pemesanan

- Surat pesanan di filing.

2. Permintaan pengambilan/pengadaan obat di PT. Kaltim Medika Utama Group

◦ Petugas mencatat nama barang dan jumlah barang yang akan diminta
dalam form permintaan yang sudah tersedia.

◦ Petugas menandai jenis permintaan apakah pengambilan atau


pengadaan barang.

◦ Petugas menyerahkan form permintaan ke bagian candal PT. Kaltim


Medika Utama.
3. Pembelian di apotek/toko lain

- Petugas mencatat nama barang dan jumlah barang yang akan dibeli.

- Petugas membeli secara cash barang di apotek/toko

- Petugas membawa nota bersama dengan barang.

- Petugas tidak perlu membuat surat pesanan.


PELAYANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

I. Tujuan
Pelayanan narkotika dan psikotropika bertujuan menyiapkan resep berisi obat
yang mengandung narkotika dan psikotropika berdasarkan permintaan tertulis
(resep) dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter hewan, dari lingkungan Klinik
Satelit Imam Bonjol maupun dari luar.

II. Kebijakan

- Obat narkotika dan psikotropika hanya dilayani apabila pasien membawa


resep asli.

- Resep yang berisi obat narkotika dan psikotropika harus diberi nomor, dicatat,
ditandai dan disimpan, serta direkap sesuai prosedur.

- Obat-obat narkotika pemasukan dan pengeluarannya harus dilakukan dan


dicatat dengan teliti seusai prosedur.

- Resep narkotika dan psikotropika tidak boleh dibuat copy resepnya.

- Lemari obat narkotika dan psikotropika harus selalu terkunci.

III. Prosedur

- Resep diterima dan diskrining secara administratif maupun farmakologi.

- Resep diberi nomer.

- Perbekalan farmasi disiapkan sesuai dengan menulis kartu stok sesuai dengan
nama obat, nomer resep, tanggal dan jumlah obat.

- Etiket ditulis dan perbekalan farmasi ditempeli informasi yang sesuai.

- Perbekalan farmasi yang telah disiapkan dikemas yang rapi dan disatukan
dengan resep.

- Petugas mengecek hasil akhir penyiapan obat.


- Apabila narkotika dan psikotropika yang diminta dalam resep tidak tersedia,
petugas harus menghubungi dokter untuk membuat resep ulang dan
menyerahkan pada pasien untuk menebusnya ditempat lain.

- Petugas mengentri SIM sesuai dengan perbekalan farmasi yang disiapkan atau
telah digunakan.

- Bagi pasien dengan penanggung perusahaan, tagihan dicetak dan


ditandatangani oleh pasien dan petugas.

- Bagi pasien umum tanpa penanggung, maka pasien membayar tagihan


terlebih dahulu serta bukti pembayaran ditandatangani oleh pasien dan
petugas.

- Obat diserahkan sesuai prosedur penyerahan obat.

- Resep narkotik dan psikotropik dipisahkan, disimpan, dan direkap sesuai


peraturan perundangan yang berlaku.
KONSINYASI

I. Tujuan

Konsinyasi bertujuan memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi di Apotek Medika


Utama Imam Bonjol tanpa didasari oleh surat pesanan oleh perorangan maupun
distributor.

II. Kebijakan

- Konsinyasi dapat dilakukan oleh perorangan maupun oleh perusahaan


(distributor).

- Konsinyasi harus melampirkan copy faktur atau copy nota.

- Barang konsinyasi dibayarkan setelah barang habis/laku.

- Barang konsinyasi tidak berjangka waktu.

- Barang yang tidak terjual bukan tanggung jawab apotek.

III. Prosedur

- Petugas menerima barang konsinyasi dan memeriksa kelengkapan barang dan


faktur/nota.

- Petugas mencocokkan nama barang, jumlah, dan harga beli maupun harga
jual barang.

- Petugas membuat berita acara penerimaan barang (BAPB) sesuai dengan jenis
barang, jumlah barang, jumlah item, dan nilai barang yang datang.

- BAPB dicetak dan ditandatangani oleh petugas penerima barang, apoteker


selaku pemesan barang, dan kepala klinik.

- Barang disimpan sesuai prosedur penyimpanan perbekalan farmasi.

- BAPB disatukan dengan copy faktur/nota konsinyasi dan difile tersendiri.


PEMADAMAN LISTRIK

I. Tujuan

Pemadaman listrik yang sering terjadi dapat mengakibatkan kerusakan obat


karena obat disimpan dalam suhu yang terkontrol terutama di dalam lemari es.
Oleh karena itu dibutuhkan prosedur yang mengatur terkait pencegahan
kerusakan obat saat suhu tidak terkontrolnya suhu.

II. Kebijakan

- Lemari es menjadi prioritas utama petugas bila terjadi pemadaman listrik

III. Prosedur

- Petugas memeriksa secara rutin suhu lemari es dan suhu ruangan


penyimpanan obat

- Petugas menyalakan generator listrik saat pemadaman listrik terjadi

- Petugas memastikan aliran listrik ke lemari es.

- Bila suhu menurun secara drastis, petugas mengeluarkan balok es dari freezer
dan meletakkannya di dalam case lemari es penyimpanan obat.

- Petugas memantau suhu lemari es hingga stabil

- Petugas mengecek obat-obatan yang terindikasi rusak karena suhu yang


menurun (bila ada) dan memisahkannya sehingga obat tersebut tidak
digunakan lagi.
PENGANTARAN OBAT

I. Tujuan

Memudahkan pasien menerima obat sampai di rumah tanpa harus mengantri


sehingga apotek Medika Utama Imam Bonjol memliki added value bagi
pelanggan.

II. Kebijakan

- Pengantaran obat dilakukan sesuai jadwal yang telah di tentukan.

- Pengantaran dilakukan oleh petugas apotek atau orang yang ditunjuk, sesuai
dengan alamat yang tertera.

III. Prosedur

- Pelanggan mengisi form pengantaran obat yang terdiri dari nama pasien,
nama ayah/pemilik (bila pasien anak), alamat, dan nomer HP secara lengkap.

- Pelanggan membayar jasa pengantaran pada petugas

- Petugas mengumpulkan obat yang diantar dan mencocokkan dengan alamat


pelanggan.

- Petugas mengantar obat sesuai dengan alamat yang tertera dan memastikan
obat sampai ditangan pasien dan keluarga pasien.

- Petugas memberikan penjelasan petunjuk penggunaan obat.


FILE PROSEDUR DAN KEBIJAKAN 

APOTEK MEDIKA UTAMA 
IMAM BONJOL
2017

Anda mungkin juga menyukai