Anda di halaman 1dari 4

Asal Panas Pada Tubuh Manusia

Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak
tergantung pada suhu lingkungan.  mahluk berdarah panas

Suhu tubuh dihasilkan dari :

1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR)

2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot akibat
menggigil).

3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain,
misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).

4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan simpatis


pada sel.

5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama bila
temperatur menurun.

Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

 Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh

 Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C.

 Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh
akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti
tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik
tetap (set point).

 Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan,


mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan.

 Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu suhu
yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C).

 Selain itu, ada suhu permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit,
jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 30°C sampai
40°C.

 Lokasi pengukuran temperatur tubuh : ketiak (aksila), sub lingual (dibawah lidah) atau rektal
(dubur)

 Temperatur dubur lebih tinggi 0,3 – 0,5 oC daripada temperatur aksila

 Suhu rektal agak konstan bila dibandingkan dengan suhu-suhu di daerah lain
 Temperatur rata-rata kulit : 0,07 Tkepala + 0,14 Tlengan + 0,05 Ttangan + + 0,07 Tkaki + 0,13 Tbetis +
0,09 Tpaha + 0,35 Tbatangtubuh

 Temperatur tubuh rata-rata : Mean Body Temperatur

= (0,69 x temp rektal) + (0,33 x temp kulit rata-rata)

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

1. Kecepatan metabolisme basal

2. Rangsangan saraf simpatis

3. Hormon pertumbuhan

4. Hormon tiroid

5. Hormon kelamin

6. Demam ( peradangan )

7. Status gizi

8. Aktivitas

9. Gangguan organ
10. Lingkungan

Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat :

a. Vasodilatasi  disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior
(penyebab vasokontriksi) sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan
percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.

b.Berkeringat  pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui


evaporasi.

c. Penurunan pembentukan panas  Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti


termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.

2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun :

a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh  karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus
posterior.

b. Piloereksi  Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel
rambut berdiri.

c. Peningkatan pembentukan panas  sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme


menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

Panas dapat hilang dan masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara konveksi, konduksi, radiasi dan
evaporasi,

1. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah.
Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 – 20
mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi
merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme
kehilangan panas.

2. Konduksi

 Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran
energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat
meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.

 Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron bebas.

 Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda
yang ada di sekitar tubuh.
3. Konveksi

 Apabila seceret kopi diletakkan di atas kompor listrik yang panas maka enegi dalam ceret
akan meningkat yang disebabkan oleh konveksi

 Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan dikatakan
perpindahan kalor secara konveksi

 Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas sangat ringan
dibandingkan massa jenis udara dingin

4. Evaporasi

 Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap
satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh
sebesar 0,58 kilokalori.

 Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600
ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16
kalori per jam.

 Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air
secara terus menerus melalui kulit dan sistem pernafasan.

 Enegi panas mula-mula akan penetrasi kedalam jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya
(dalam bentuk radiasi atau konduksi) kemudian akan menghilang didalam jaringan yang
lebih dalam berupa panas, panas tersebut kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara
konveksi yaitu diangkut ke jaringan seluruh tubuh melalui cairan tubuh, dan energi panas
akan dikeluarkan melalui evaporasi (keringat)

 Efek panas terbagi dalam 3 bagian :

1. Fisik, Panas menyebabkan zat cair, padat dan gas mengalami pemuaian ke segala arah

2. Kimia, kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan peningkatan temperatur  reaksi
oksidasi  Permeabilitas membran sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu 
pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme  peningkatan pertukaran zat kimia
tubuh dalam cairan tubuh

3. Biologis, sumasi dari efek panas terhadap fisik dan kimia  peningkatan sel darah putih,
peradangan & dilatasi pembuluh darah  peningkatan sirkulasi darah dan peningkatan
tekanan kapiler & pH darah menurun

Anda mungkin juga menyukai