Pendahuluan
perubahan suhu inkubator, apakah suhu yang diterima sudah pas dengan suhu yang
dibutuhkan.
Dalam era modern saat ini, mengakibatkan adanya perubahan teknologi, ekonomi
dan sosial budaya. Pada sektor perekonomian di Indonesia mempunyai kesempatan
yang seluas luasnya untuk maju lebih berkembang. Keberadaan pasar bebas yang telah
dicanangkan merupakan wujud nyata dari kesempatan yang diberikan oleh dunia. Tak
ada lagi pembatasan yang mengikat dalam mengembangkan usaha usaha di Indonesia.
Indonesia telah mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemajuan tersebut
sangat mempengaruhi pola fikir dan tingkah laku masyarakat Indonesia, tak terkecuali
pada ibu-ibu. Ditandai dengan tumbuhnya keinginan dan perhatian lebih ibu-ibu untuk
memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Hal ini ditangkap dengan cermat oleh
pebisnis Indonesia, hingga menjamurlah klinik-klinik baby spa yang siap memberikan
pelayanan demi kenyamanan dan tumbuh kembang bayi.
Semakin lama baby spa tersebut semakin diminati dan populer di kalangan
masyarakat.Selain karena kepopulerannya, baby spa ini diketahui memiliki pengaruh
terhadap tumbuh kembang bayi. Mulai dari melatih saraf sensorik dan motorik pada
bayi. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap
berbagai penyakit.
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui teknologi yang menunjang dalam pelaksanaan peran bidan
2. Agar mengetahui pengertian dan manfaat serta yang lainnya tentang fetal heart
monitoring, incubator, dan baby spa
3. Agar lebih memiliki tertarik terhadap dunia aplikasi teknologi yang berbasis
dengan profesi terkait.
Bab II
Pembahasan
2.1 Fetal Heart Monitoring
2.1.1 Pengertian
Cardiotocograph (CTG) atau juga disebut Fetal Monitoring adalah salah satu
alat pemantau kesejahteraan janin yang digunakan secara luas saat ini. Alat ini
dikembangkan oleh Dr Koran Hammacher bekerjasama dengan Hewlett Packard pada
tahun 1960-an (Patteman, 2006). Alat dapat mendeteksi bunyi jantung janin yang
dipancarkan di permukaan abdomen dan kontraksi uterus secara simultan untuk
memonitor kesehatan janin selama masa persalinan dan pada saat tidak dalam
persalinan, alat ini akan menunjukkan bunyi jantung janin tanpa kontraksi. Pemantauan
janin selama kontraksi sangat diperlukan karena pada saat tersebut janin akan tertekan
ke dasar panggul yang menyebabkan suply oksigen berkurang sehingga kemungkinan
bayi dapat mengalami asfiksia. CTG digunakan pada kehamilan tua lebih dari 32
minggu.
Penggunaan CTG diharapkan dapat mendeteksi kemungkinan cerebral palsy
pada bayi yang lahir, suatu kondisi non-progressive yang dapat berpengaruh pada
perkembanngan otak janin yang menyebabkan ketidak mampuan fisik dan mental.
Penyakit ini di ketahui sebagai akibat antenatal (90%) dan perinatal (10%), yang berarti
ada harapan 10% untuk mengurangi kejadian cerebral palsy akibat hipoksia selama
persalinan (Pateman,2006). Penggunaan CTG juga diharapkan dapat mendekteksi
umbilical cord accident (UCA) yaitu penjepitan talipusat selama kehamilan sehingga
menyebabkan aliran darah ke janin tidak lancar dan menyebabkan kematian
janin/stillbirth. Di Amerika kejadian UCA menyumbang 20-25% atau 2-4/1000
kematian bayi tahun 2007 (Collin, 2007).
Mengingat kondisi yang kompleks dan seiring perkembangan teknologi internet,
saat ini dikembangkan pemantauan kesejahteraan janin jarak jauh menggunakan
elektronik dan wireless. Ibu hamil yang berada di rumah dapat di pantua oleh tenaga
kesehatan dari RS melalui sinyal CTG yang di transfer ke monitor melalui wireless.
Electronic Fetal Monitoring (EFM) adalah suatu alat yang digunakan secara luas
untuk memonitor status kesehatan dan kesejahteraan janin. Electronic Fetal Monitoring
(EFM) sering dikenal sebagai Cardiotocograph (CTG) merupakan salah satu alat yang
digunakan secara luas. Alat ini mengukur fetal heart rate dan kontraksi uterus secara
simultan.
Hasil interpretasi CTG yang abnormal menggambarkan hipoksia pada janin.
Fetal heart rate adalah pengukuran secara tidak langsung pada hipoksia janin, seperti
diketahui bahwa fetal hipoksia dapat merubah fetal heart rate, untuk dapat dinilai lebih
lanjut perlu parameter lain seperti tekanan darah, aliran darah otak atau saturasi oksigen
cerebral.
Menurut Pateman,2006,
kontinyu pada ibu hamil risiko tinggi akan meningkatkan berbagai tindakan seperti
sectio caesarea dan persalinan operasi pervaginal dan tanpa keuntungan untuk bayi.
Selain itu kontinyu EFM menyebabkan kecemasan pada ibu seperti kecemasan yang
dirasakan petugas. Berbeda dengan kelompok ibu hamil highrisk, EFM kontinyu akan
meningkatkan keadaan perinatal. Berikut keuntungan dan kerugian CTG selama
persalinan.
Keuntungan penggunaan CTG:
Kerugian :
Untuk mendapat data yang valid, pengetahuan tentang cara kerja alat ini menjadi
penting untuk dapat memahami dan melakukan pemeriksaan secara benar. Alat akan
mengukur fetal heart rate dengan cara memancarkan dan menerima gelombang
ultrasound dan mendeteksi perubahan frekuensi gelombang. Pertama, sinyal
ditransmisikan ke fetal heart rate melalui tranducer yang ditempatkan pada perut ibu,
biasanya sekitar 2-4 MHz, saat sinyal mencapai jantung janin sinyal akan dikembalikan
dengan perubahan frekuensi. Penerima sinyal pada monitor, akan mengkonversi sinyal
yang diterima dengan mencampur terlebih dahulu dengan sinyal dari osilator, yang
mempunyai frekuensi berbeda dengan frekuensi tranmisi. Sinyal resultan kemudian
diubah kembali untuk mendeteksi gerkan jantung sehingga dapat menjelaskan aktivitas
jantung (Norani, 2009).
Seiring kemajuan jaman dan tuntutan kebutuhan kesehatan masyarakat, monitoring
heart beat yang dilakukan hanya pada saat pemeriksaan dirasa menyulitkan, apalagi
jika ibu hamil bekerja, jarak rumah yang jauh atau ibu yang mempunyai sakit tetentu.
monitoring
bunyi
jantung
janin
(BJJ)
dengan
wireless
memungkinkan pasien dan perawat/dokter untuk saling berinteraksi. Layanan ini dirasa
sangat
menguntungkan
karena
setiap
saat
perawat/dokter
dapat
memonitor
kesejahteraan janin pasien dari jarak jauh dan dalam berbagai kesempatan.
2.1.2 Cara pemantauan janin
Perkiraan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri terhadap usia
kehamilan.Syarat pemeriksaan tinggi fundus : vesika urinaria dan rektum idealnya
dalam keadaan kosong (jika tidak, pengaruh bisa sampai + 3 cm). Diukur dengan pasien
keadaan telentang, pada keadaan uterus tidak kontraksi, dari tepi atas simfisis sampai
fundus. Untuk memperkirakan ada tidaknya gangguan pertumbuhan (apakah
pertumbuhan janin termasuk kecil atau sesuai atau besar terhadap usia kehamilannya).
Contoh : ibu dengan diabetes mellitus atau obesitas, risiko janin besar.
Jika ada gangguan pertumbuhan kecil, pikirkan kemungkinan hipoksia kronis sehingga
oksigenasi janin terganggu. Jika tinggi fundus lebih daripada kalibrasi usia kehamilan,
pikirkan kemungkinan diagnosis banding : kehamilan multipel, tumor, hidrosefalus,
bayi besar, hidramnion. Jika tinggi fundus kurang daripada kalibrasi usia kehamilan,
pikirkan kemungkinan diagnosis banding : oligohidramnion, pertumbuhan janin
terhambat, ketuban pecah dan sebagainya. Dengan alat Laennec atau Doppler, atau
dengan CTG/cardiotokografi (electronic fetal heart monitoring).Ideal perhitungan
frekuensi jantung dilakukan 1 menit penuh.Jika ada alat CTG, bisa direkam untuk 10
menit.Normal frekuensi denyut 120-160 kali per menit, meningkat pada saat kontraksi.
Batasan waktu untuk menilai bradikardi : frekuensi denyut jantung di bawah normal
selama lebih dari 2 menit. Batasan waktu untuk menilai akselerasi : peningkatan
frekuensi denyut jantung di atas 15 denyut per menit selama kurang dari 2 menit.
Batasan waktu untuk menilai takikardi : frekuensi denyut jantung di atas normal selama
lebih dari 2 menit. Pemeriksaan normal / baik : waktu relaksasi frekuensi jantung
normal, waktu kontraksi terjadi takikardia. Tanda hipoksia akut : waktu relaksasi dan
kontraksi bradikardia. Tanda hipoksia kronik : waktu relaksasi normal, waktu kontraksi
bradikardia. Jika ada infeksi intra partum : fetal takikardi. Jika ada gawat janin : fetal
bradikardi.
2.1.3 Alat yang digunakan
a.
Ultrasonografi (USG)
Ideal untuk pemeriksaan
pada
trimester
pertama
sampai
ketiga.Jika
2.
5.
6.
oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi). Jika janin tidak
bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : tidur, atau hipoksia.
Pengamatan mekoneum dan cairan ketuban caranya dengan amniocentesis atau
amnioskopi.Pada keadaan normal otot sfingter ani janin berkontraksi, mekoneum tidak
keluar, tidak bercampur dengan cairan ketuban sehingga cairan ketuban tetap jernih.
Pada hipoksia akut, terjadi hiperperistaltik otot-otot tubuh janin, tetapi terjadi juga
relaksasi sfingter ani sehingga mekoneum akan keluar dan bercampur dengan cairan
ketuban, menyebabkan warna kehijauan.
Pada infeksi, terjadi juga koloni kuman dalam selaput dan cairan ketuban
(korioamnionitis), menyebabkan juga warna keruh atau kehijauan.Pemeriksaan rasio
lecithin/sphyngomyelin (L/S ratio) pada cairan ketuban dapat untuk menilai prediksi
pematangan paru janin (pembentukan surfaktan).Pengamatan hormon yang diproduksi
oleh plasenta Estriol dan Human Placental Lactogen (HPL) adalah hormon plasenta
spesifik yang dapat diperiksa kadarnya pada darah ibu, untuk menilai fungsi
plasenta.Jika abnormal, berarti terjadi gangguan fungsi plasenta dan berakibat risiko
pertumbuhan janin terhambat sampai kematian janin.
Namun pemeriksaan ini makan waktu lama, bisa terlambat bertindak kalau
menunggu
hasilnya
pemeriksaan
darah
dan
analisis
gas
darah
janin
Pengambilan sampel darah bisa dari tali pusat (umbilical cord blood sampling), atau
dari kulit kepala janin (fetal scalp blood sampling).Pada janin dengan hipoksia, terjadi
asidosis.
b.
Kardiotokografi (CTG)
Menggunakan dua elektrode yang dipasang pada fundus (untuk menilai aktifitas
uterus) dan pada lokasi punctum maximum denyut jantung janin pada perut ibu.Dapat
menilai aktifitas jantung janin pada saat his / kontraksi maupun pada saat di luar his /
kontraksi.Menilai juga hubungan antara denyut jantung dan tekanan intrauterin. Janin
normal : pada saat kontraksi, jika frekuensi denyut jantung tetap normal atau meningkat
dalam batas normal, berarti cadangan oksigen janin baik (tidak ada hipoksia). Pada janin
hipoksia : tidak ada akselerasi, pada saat kontraksi justru terjadi deselerasi /
perlambatan, setelah kontraksi kemudian mulai menghilang (tanda insufisiensi
plasenta). Jika ada deselerasi dini: dalam batas normal, observasi. Kemungkinan akibat
turunnya kepala, atau refleks vasovagal. Jika ada deselerasi lambat : indikasi untuk
terminasi segera. Jika ada deselerasi variabel (seperti deselerasi dini tetapi ekstrim), hal
ini merupakan tanda keadaan patologis misalnya akibat kompresi pada tali pusat
(oligohidramnion, lilitan tali pusat, dan sebagainya).Juga indikasi untuk terminasi
segera.
Batasan waktu untuk menilai deselerasi : tidak ada. Seharusnya penilaian ideal
sampai waktu 20 menit, tapi dalam praktek, kalau menunggu lebih lama pada keadaan
hipoksia atau gawat janin akan makin memperburuk prognosis. Kalau grafik denyut
datar terus : keadaan janin non-reaktif. Uji dengan bel (klaksonngooook), normal
frekuensi denyut jantung akan meningkat. CTG bisa digunakan untuk menilai fungsi
kompensasi jantung janin terhadap stress fisiologik, dengan cara : Non Stress Test
(NST), Oxytocyn Challenge Test (OCT), dan sebagainya.
I.
Pemeriksaan NST
NST
adalah
cara
pemeriksaan
janin
dengan
menggunakan
c. Patofisiologi
Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu
simpatis dan parasimpatis.Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari
jantung janin normal terjadi bila oksigenasi jantung normal. Bila
cadangan plasenta untuk nutrisi (oksigen) cukup, maka stres intrinsik
(gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi bunyi jantung janin, dan
stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan mengakibatkan deselerasi.
d. Cara Melakukan Persiapan tes tanpa kontraksi :
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan
tidak boleh diberikan sedativa.
Prosedur pelaksanaan :
1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke
kiri
2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3) Dipasang kardio dan tokodinamometer
4) Frekuensi jantung janin dicatat
5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi
6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30
menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan
dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan
dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
c. Sinusoidal, bila :
1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal
2) Tidak ada gerakan janin
3) Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paruparu janin matur, janin dilahirkan.Gambaran ini didapatkan pada
keadaan isoimunisasi-RH.
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya
diulangi dalam waktu 24 jam.Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan
CST (Contraction Stress Test).Bayi yang tidak bereaksi belum tentu
dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin
diperlukan.
d. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif
ataupun non reaktif) apabila ditemukan :
a. Bradikardi
b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90
dpm, yang lamanya 60 detik atau lebih.
Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila
janin sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin
belum viable
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang
masih baik sampai 1 minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar
90%), sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu kemudian.
Namun bila ada faktor resiko seperti hipertensi/gestosis, DM,
perdarahan atau oligohidramnion hasil NST yang reaktif tidak
menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1
minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1
minggu).
Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah
<30%, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan CST
atau pemeriksaan yang mempunyai nilai prediksi positif yang lebih
tinggi (Doppler-USG).Sebaiknya NST tidak dipakai sebagai parameter
Fetoscope
Dilakukan dengan stetoskop yang dirancang khusus untuk mendengarkan
detak jantung janin.Cara ini sangat sederhana. Namun, jika ada kasus
berisiko tinggi, pasien sedang diinduksi atau dalam pengobatan tertentu,
fetoscope tidak dapat dipakai untuk memantau janin selama 24 jam nonstop.
b.
Doppler
c.
Internal monitoring
Telemetry monitoring
yang
berisiko
tinggi
bisa
jadi
butuh
pemantauan
yang
2.2.1
P
e
ti
Selain itu elemen pemanas juga dapat menghasilkan pemanas yang tinggi dalam
waktu singkat jika dibandingkan dengan lampu pijar, karena pada lampu pijar hanya
90% dari keseluruhan energy yang berubah menjadi panas sedangkan 10% berubah
menjadi cahaya. Sumber panas ini berasal dari tegangan AC 220v.
2. Tempat Penghangat Bayi
Kotak incubator atau kotak penghangat bayi dibentuk seperti aquarium
dengan bagian atas yang tertutup, berbahan dasar acrylic, dan kerangka kotak yang
terbuat dari alumunium. Sedangkan bagian bawah kotak yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan rangkaian pemanas dan rangkaian pengendali, terbuat dari
triplek dan kayu yang dilapisi alumuniun foil.
2.2.4 Ketentuan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kotak incubator yaitu temperature dan
kelembapan, serta sirkulasi udara dan pemerataan penyebaran panas.
a. Temperatur dan Kelembapan
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudera (sumber
utama). Sumber lainnya berasal dari daun-daunan, sungai, tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya. Ada 2 macam kelembapan udara :
1. Kelembapan udara absolute, adalah banyaknya uap air yang terdapat di
udara pada suatu tempat. dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam
satu meter kubik udara.
2. Kelembapan udara relative, perbandingan jumlah uap air dalam udara
(Kelembapan absolute) dengan kapasitas udara untuk menampung uap air
dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
Relative humidity (RH) secara umum mampu mewakili pengertian
kelembapan. Untuk mencari nilai Relative humidity. Pertama harus diketahui
Absolute Humidity. Kapasitas udara untuk menampung uap air berbanding lurus
dengan suhu udara, semakin tinggi suhu udara semakin besar juga kapasitas
udara untuk menampung uap air. Hal inilah yang menyebabkan semakin tinggi
temperature udara maka semakin kecil kelembapan udara.
Perawatan bayi baru lahir rendah dalam inkubator merupakan cara perawatan
pada bayi dengan memasukkan bayi ke dalam alat (inkubator) yang berfungsi untuk
menciptakan lingkungan dengan suhu yang cukup hangat untuk bayi (Hidayat, 2008).
Kriteria bayi yang dirawat dalam inkubator (Syaifuddin, 2008) :
1. Asfiksia kelahiran Asfiksia atau kekurangan oksigen kadangkala menyerang
bayi sebelum atau selama kelahiran karena gangguan terhadap ari ari atau tali
pusat. Asfiksia berat dapat mempengaruhi semua sistem tubuh.
2. Cedera lahir Bayi mungkin cedera selama kelahiran yang sulit sehingga ia
membutuhkan pengawasan sejenak dalam unit perawatan khusus atau inkubator.
3. Berat bayi lahir rendah
Sebagian bayi berat lahir rendah betul betul sehat ketika lahir, akan tetapi pada
umumnya mereka lebih rentan dari pada bayi yang mempunyai berat ratarata.
32C
Usia lebih dari 5
minggu
Usia lebih dari 4
minggu
Usia lebih dari 3
minggu
Usia lebih dari 2
hari
Jika inkubator berdinding tunggal, tingkatkan suhu inkubator 1C setiap perbedaan suhu 7C
antara ruangan dan inkubator (WHO, 2008).
h) Periksa suhu inkubator setiap jam selama delapan jam pertama kemudian setiap
3 jam.
i) Ukur suhu bayi setiap jam selama delapan jam pertama kemudian setiap 3 jam,
jika suhu bayi kurang dari 36,5C atau lebih dari 37,5C, sesuaikan suhu
inkubator berdasarkan suhu tersebut.
j) Berikan bayi kepada ibu segera setelah bayi tidak lagi membutuhkan perawatan
khusus dan prosedur serta terapi yang sering
2.2.7 Desain Inkubator
Fungsi utama dari incubator ini adalah mempertahankan kehidupan bayi
prematur dengan menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat seperti dalam rahim. Untuk itu
hal yang paling utama adalah memenuhi standart kemanan incubator secara maksimal,
mejaga keselamatan bayi dan memenuhi kebutuhan utama bayi prematur. Memilki fitur
utama yaitu suhu dan kelembaban, sistem pengendali suhu dan kelembaban berupa
kontrol pengaturan on-off, dengan tampilan yang jelas dan tombol yang komunikatif
dan tambahan sistem sensor dan alarm sebagai antisipasi.
Memberi kenyamanan kepada bayi maupun kepada perawat seperti kelancaran
kelancaran sirkulasi saat melakukan aktifitas dengan bayi dalam incubator,
memasukkan atau mengeluarkan bayi, membaringkan bayi, kelapangan chamber
maupun tampilan incubator. Kontrol pengaturan on - off, dengan tampilan yang jelas
dan tombol yang komunikatif. Dimensi sedang, karena bayi baru lahir tidak terlalu
banyak bergerak sehingga sedikit membutuhkan ruang yang luas, namun tetap
disesuaikan dengan antropometri tubuh bayi premature dan bayi normal. Luasan pintu
kabin maupun untuk lubang arm port disesuaikan dengan hasil analisa antropometri
sehingga sesuai kebutuhan.
Kemudahan dalam hal ini lebih banyak berhubungan dengan operator atau
perawat bayi saat pengoperasian dan perawatan incubator, selain itu kepraktisan dalam
membawa atau memindahkannya sehingga berpengaruh juga dalam pendistribusiannya.
Bahan dan bentukan yang mudah dibersihkan juga tampilan sistem kontrol yang mudah
dimengerti serta display yang mudah dibaca dan lebih akurat perhitungannya.
Ekonomis dalam hal ini dalam segi biaya yang dikeluarkan baik biaya produksi,
harga jual maupun biaya operasional. Pemilihan bahan dan komponen yang ekonomis
( low budget ). Merancang rangkaian perangkat mekanik dan elektronik incubator bayi
secara sederhana sehingga biaya produksi dapat ditekan. Dengan spesifikasi sebagai
berikut :
1. Komponen pemanas dengan filamen, menggunakan kontrol suhu ruangan on
off otomatis untuk menggontrol suhu tetap terjaga sesuai dengan temperatur
yang diatur.
2. Reservoir air untuk menghasilkan uap air untuk menjaga kelembaban kulit bayi,
dengan menggunakan kontrol on off otomatis untuk menjaga suhu air pada
temperatur yang telah diatur.
3. Fan untuk mengatur sirkulasi udara masuk dan keluar, juga untuk mengatur
kelembaban dan udara panas yang dialirkan, dengan kontrol on off otomatis.
4. Sensor kulit bayi untuk mengetahui suhu bayi.
5. Sensor level air.
6. Range suhu :
Kontrol suhu bayi : 36,5o C 37,5o C
Kontrol suhu ruang : 31o C 38o C
Kelembaban relative : 75 % RH 80 % RH
Desain incubator bayi ini tidak membahas kecanggihan dari incubator import
yang sudah ada namun yang menjadi target utamanya adalah incubator yang ekonomis
dengan teknologi yang lebih memadai, efektif dan efisien. Dengan posisioning di antara
incubator import dan incubator lokal, dengan kata lain incubator ini mengadaptasi
teknologi incubator import dengan harga jual incubator lokal.
2.3 Baby spa
2.3.1 Pengertian
SPA singkatan yang tidak asing bagi kaum wanita. Istilah ini berasal dari bahasa
Yunani Solus Per Aqua yang artinya melakukan perawatan tubuh dengan air sebagai
medianya. Spa bayi sebenarnya memiliki pengertian sama dengan spa dewasa hanya
diperuntukkan untuk bayi dan lebih sederhana prosesnya.
Baby spa merupakan rangkaian stimulasi tumbuh kembang anak dengan
memadukan layanan senam bayi (baby gym), berenang (baby hydro), pijat bayi (baby
massage) hingga perawatan kulit menggunakan coklat untuk anak.
Ukuran bak mandi tidak terlalu sempit sehingga anak dapat leluasa menggerakkan
tangan dan kakinya.
b). Pelampung leher (neck ring)
Neck ring yang dipergunakan adalah neck ring yag berkualitas yaitu aman dan
nyaman digunakan.
c). Popok
Gunakan popok dengan perlindungan ganda yang dapat digunakan di dalam air.
d). Handuk
e). Baby oil
f). Mainan anak untuk di kolam
Mainan yang digunakan adalah mainan mengapung di air dan tentu saja aman untuk
anak.
g). Bayi makan setengah atau satu jam sebelum melakukan baby spa
h). Siapkan susu atau makanan untuk diberikan setelah baby spa
i). Bawalah handuk sendiri untuk mengeringkan badan bayi
2.3.5 Pelaksanan
a)
Pemanasan
Sebelum memulai aktifitas berenang, bayi sebelumnya harus melakukan
pemanasan sebentar seperti menekuk kaki, tangan, didampingi oleh terapis. Pemanasan
penting karena bertujuan untuk menyiapkan otot dan sendi tubuh. Dengan pemanasan
suhu tubuh akan meningkat kurang lebih satu derajat celcius. Kenaikan suhu ini akan
diikuti dengan meningkatnya denyut jantung yang akan menyebabkan aliran darah ke
seluruh tubuh menjadi lebih cepat sehingga pasokan oksigen ke dalam otot menjadi
lebih banyak. Setelah pemanasan ini, diharapkan bayi akan mampu menggerakan
anggota tubuh dengan cepat, kuat, sudut gerak yang luas, dan rasa nyaman.
b)
c)
Masukkan bayi yang telah dibuka bajunya dan telah menggunakan popok
serta neck
d)
e)
f)
Berikan massage pada tubuh setelah diberikan baby oil terlebih dahulu. Saat
posisi terlentang massage dimulai dari kaki, perut, dada, tangan dan wajah. Saat
tengkurap berikan massage pada punggung bayi.
1.
2.
3.
4.
5.
Pijat di Kepala dan Wajah Bayi (membasuh muka, dahi, alis, dagu,
belakang telinga)
6.
g)
Punggung
Spa bayi selesai bayi dapat diberi minum dan berganti pakaian.
2.3.6 Manfaat
Sebenarnya sejak jaman nenek moyang rangkaian spa bayi ini sudah dilakukan oleh
mereka, hanya saja dengan cara tradisional berupa mandi dengan air hangat dilanjutkan
dengan pijat urut oleh dukun bayi. Bedanya si kecil tidak berenang di kolam air hanya
di masukkan ke dalam bak mandi saja.
Menurut penelitian, spa bayi ini memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan si kecil
diantaranya
a)
pesat pada usia pertumbuhannya. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap sistem
metabolisme tubuh dan bisa meningkatkan daya tahan tubuh si kecil agar tidak
mudah terserang penyakit.
b)
Memberikan efek relaksasi, sehingga si kecil bisa tumbuh dengan ceria dan
Meningkatkan
kualitas
tidur,
hal
ini
juga
berpengaruh
terhadap
perkembangan otak bayi karena otak bayi akan berkembang selama masa
tidurnya.
d)
lebih pesat dibanding anak lain seusianya. Spa bayi ini bisa membantu
meningkatkan kecerdasan si kecil.
e)
mudah makan.
f)
g)
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Fetal heart monitoring adalah alat pemantau kesejahteraan janin. Alat ini akan
menunjukkan bunyi jantung janin tanpa kontraksi. Tujuan utama pemantauan janin
intrapartum adalah untuk mendeteksi stress dan kegawatan pada janin dengan demikian
tindakan yang tepat dapat dilakukan oleh tim prenatal. Tindakan yang dilakukan tepat
waktu selama proses persalinan sangat penting sekali untuk pelahiran seorang bayi baru
lahir yang utuh secara fisik dan neurologis (Golebiewski K, 2004).
Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi
lingkungan yang cocok untuk bayi baru lahir, terutama pada kelahiran premature.
Penggunaan inkubator bayi sangat vital digunakan bagi bayi yang baru lahir, penjagaan
suhu yang pas sangat diperlukan bayi dikarenakan perubahan suhu luar yang tidak stabil
dan selalu berubah-ubah. Umumnya, setiap perawat harus terus memantau perubahan
suhu inkubator, apakah suhu yang diterima sudah sesuai dengan suhu yang dibutuhkan.
Dalam era modern saat ini, mengakibatkan adanya perubahan teknologi,
ekonomi dan sosial budaya. Pada sektor perekonomian di Indonesia mempunyai
kesempatan yang seluas luasnya untuk maju lebih berkembang. Baby spa merupakan
rangkaian stimulasi tumbuh kembang anak dengan memadukan layanan senam bayi
(baby gym), berenang (baby hydro), pijat bayi (baby massage) hingga perawatan kulit
menggunakan coklat untuk anak. baby spa bertujuan merangsang saraf sensoris dan
motoris bayi lebih dini dengan stimulus-stimulus tertentu sehingga bayi dapat tumbuh
aktif serta lebih optimal baik secara fisik maupun mentalnya.
3.2 Saran
Bagi semua tenaga kesehatan harus dari semua lapisan lebih disarankan untuk
mengadap ilmu yang sebanyak-banyaknya dan memanfaatkan teknologi dalam rangka
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dimulai dari memperkecil jumlah kematian
pada bayi baru lahir.
Baby spa, adalah salah satu investasi yang baik yang bisa di manfaatkan oleh
tenaga medis khususnya bidan. Karena persaingan yang semakin ketat maka pandaipandailah mencari peluang dan memanfaatkan teknologi yang telah ada agar investasi
yang baik ini dapat berjalan jauh lebih baik dari yang diperkirakan.
Daftar Pustaka
http://prilianti.blogspot.co.id/2013/08/mengenal-alat-elektronik-kebidanan.html
http://princeskalem.blogspot.co.id/2012/02/pemantauan-janin.html
http://id.scribd.com/doc/121414661/KOGI-CTG-Buku-Acuan-JJE-20130115pdf#scribd
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27878/5/Chapter%20I.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14186-paperpdf.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17856/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2355/3/T1_612007028_BAB%20II.pdf
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=2524_ManfaatBaby-Spa:-Yuk,-Manjakan-Si-Kecil-dengan-Baby-Spa-di-Bandung
http://id.theasianparent.com/manfaat-spa-bayi/
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isii
Bab I............................................................................................................... 1
Pendahuluan............................................................................................... 1
1.1
LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2
Rumusan masalah............................................................................. 2
1.3
Tujuan................................................................................................ 3
Bab II.............................................................................................................. 4
Pembahasan................................................................................................ 4
2.1
2.1.1
Pengertian................................................................................... 4
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.2
Inkubator Bayi.................................................................................15
2.2.1
Pengertian................................................................................. 15
2.2.2
Jenis incubator...........................................................................16
2.2.3
Kegunaan.................................................................................. 17
2.2.4
Ketentuan..................................................................................17
2.2.5
2.2.6
2.2.7
Desain Inkubator.......................................................................21
2.3
Baby spa.......................................................................................... 22
2.3.1
Pengertian................................................................................. 22
2.3.2
2.3.3
2.3.4
Langkah-langkah.......................................................................23
2.3.5
Pelaksanan................................................................................ 24
2.3.6
Manfaat..................................................................................... 25
Bab III........................................................................................................... 27
Penutup..................................................................................................... 27
3.1
Kesimpulan...................................................................................... 27
3.2
Saran............................................................................................... 28
Daftar Pustaka.............................................................................................. 29