Anda di halaman 1dari 5

Pemateri: Anisa Aprilia T.

Walangadi
PIK-R SMK KESEHATAN BAKTI NUSANTARA
GORONTALO

MATERI PENYULUHAN
HIV DAN AIDS

1. APA ITU HIV AIDS?


Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom)
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
virus HIV.
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat
laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak
langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah,
dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan
vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.Penularan dapat terjadi
melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum
suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,
atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh
tersebut.
2. GEJALA
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut
akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya
dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak
HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV
memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih
besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan
kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik;
seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan
kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi
oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat
kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup
pasien.

3. DAMPAK YANG TERJADI PADA REMAJA


 Tidak mampu untuk beraktivitas
Dampak AIDS bagi remaja yang pertama yaitu tubuhnya tidak akan
mampu lagi untuk dibawa beraktivitas seperti biasanya. Serangkaian penyakit
yang termasuk ke dalam AIDS akan menyebabkan tubuh menjadi lebih
mudah kelelahan dan mengalami beberapa gangguan kesehatan yang akan
menyiksa tubuh akibat rasa sakit yang ditimbulkannya. Dampak AIDS
terhadap tubuh tidak akan mampu lagi untuk melakukan beberapa aktivitas
yang ingin dilakukan seperti biasanya.

 Putus sekolah

Sakit yang dirasakan oleh tubuh akan terjadi terus menerus sehingga
memaksa remaja untuk tidak masuk ke sekolah untuk waktu yang lama
dengan kata lain dampak AIDS terhadap kehidupan sosial remaja ikut
terpengaruh. Putus sekolah banyak dialami oleh anak remaja yang
mengalami AIDS pada usianya. Remaja-remaja tersebut tentunya berat untuk
melepaskan masa sekolahnya akibat kondisi tubuhnya yang tidak
memungkinkan ia untuk bersekolah seperti biasanya. AIDS yang dialami oleh
tubuh akan lebih mudah membuat tubuh kehilangan konsenterasi dan
menjadi lebih mudah kelelahan.

 Tidak diterima oleh lingkungan sekitarnya

Faktor lainnya yang juga dapat membuat remaja putus sekolah yakni
timbulnya perasaan ketakutan untuk tidak akan diterima oleh lingkungan
sekitar ia beraktivitas akibat penyakit yang dideritanya. Lingkungan sosial
remaja saat ini mungkin telah lebih maju dan luas pemikirannya mengenai
kehadiran pasien HIV ditengah-tengah mereka, namun pada prakteknya
cara hidup dengan ODHA ini masih akan sangat sulit untuk diterima oleh
masyarakat karena teori dan kenyataan terasa berbeda. Remaja dalam
situasi seperti ini akan merasa lebih sulit untuk bersosialisasi atau berbaur
dengan orang-orang disekitarnya apalagi oleh teman-teman sepermainannya.
Pada kondisi yang seperti ini akan membuat remaja yang yang mengalami
AIDS cenderung menjadi penyendiri.

 Gangguan pada mental remaja

Akibat tindakan diskriminasi yang terus menerus ia terima secara sepihak


dari lingkungan sekitar yang mana orang-orang dapat secara gamblang
menolak kahadiranya akan membuat beberapa gangguan psikologis atau
gangguan mental pada remaja itu sendiri. Gangguan mental yang dialaminya
juga dapat sebagai efek samping obat ARV terhadap tubuh yang
mengkonsumsinya. Penolakan yang terus menerus diterimanya akan
tertanam dan terdoktrin dalam pikiran remaja tersebut sehingga pikirannya
akan selalu mengalami stress dan tertekan. Pada saat seperti mereka
membutuhkan sebuah tempat yang dapat dijadikannya sebagai sebuah
wadah untuk mengutarakan segala pemikiran yang selama ini mengganggu.

 Tidak punya teman

Dampak AIDS bagi remaja selanjutnya adalah dirinya yang kehilangan


teman sepermainan. Dampak negatif HIV/AIDS pada remaja ini dapat
mempengaruhi psikologisnya karena perbedaan dan jarak yang jauh antara
dirinya dengan teman-temannya yang cenderung memiliki tubuh yang sehat
dan kehidupan yang normal. Teman-teman dari remaja yang mengidap AIDS
akan menganggap dirinya sebagai salah satu sumber penyakit yang mana
dapat dengan mudah ditularkan kepada mereka kapanpun saat berdekatan
dengan pasien HIV. Karena menyempitnya lingkungan sosial akibat
timbulnya ciri orang terinfeksi HIV juga akan berdampak pada kesehatan
tubuhnya yang akan menjadi lebih mudah menurun.

 Timbulnya rasa malu dan minder

Ketika AIDS yang dialami oleh remaja mulai dapat diatasi dan dan diobati
maka bukan berarti hal ini dapat mengembalikan hidup remaja tersebut
seperti sedia kala. Segala doktrin dan penolakan yang ia terima sebelumnya
telah terpatri atau telah membekas pada pemikiran dan pola berfikirnya. Hal
ini akan menyebabkan remaja menjadi seseorang yang pemalu dan minder
karena menganggap dirinya berbeda dengan orang lain.

 Bunuh diri

Banyak kasus pasien HIV yang remaja melakukan tindakan bunuh diri
akibat sudah tidak tahan lagi dengan beban dan dampak AIDS bagi remaja
yang dirasakannya yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Bunuh diri bagi
mereka yang mengalami tekanan dan stress belebih akibat AIDS merupakan
cara yang efektif untuk menghentikan segala hal yang memberatkan
hidupnya.

4. PENULARAN
 Bagaimana cara penularan penyakit ini?
Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang biasa dikenal dengan
penyakit menular seksual yang memiliki masa inkubasi paling lama. Masa
inkubasi dalam rentang yang lama ini dikaitkan dengan sistem kerja virus
yang memang menyerang sel CD4 yang berperan penting dalam ketahanan
atau kekebalam tubuh individu, sehingga apabila virus ini sudah masuk dalam
tubuh anda maka anda akan mudah terserang beberapa bibit penyakit lainnya.
Untuk itu, anda perlu melakukan pencegahan penularan virus ini. Sebelum
melakukan pencegahan penyakit HIV/AIDS maka anda perlu mengetahui
terlebih dahulu cara penularan virus ini. HIV bisa menular melalui :
 Cairan seksual
Dalam berhubungan intim sebaiknya anda tidak melakukannya dengan
banyak orang karena kesehatan organ reproduksi seseorang itu tidak bisa
dipastikan secara langsung. Jika anda melakukan hubungan seksual
dengan ODHA tanpa alat pengaman maka secara langsung cairan seksual
 Injeksi narkoba suntikan
Cairan suntikan yang digunakan secara bergantian ini dapat
menyebabkan terjadinya penyakit HIV/AIDS dikarenakan HIV bisa menular
melalui darah sehingga ketika anda melakukan injeksi secara langsung dan
bergantian maka tentunya anda akan berisiko untuk tertular penyakit satu ini.
 Melalui cairan darah
Cairan darah ODHA merupakan perantara yang pasti menyebabkan
terjadi penyakit HIV/AIDS. Untuk itu, anda yang sedang ingin melakukan
transfuse darah perlu berhati – hati dalam menggunakan darah orang lain
tersebut.
5. CARA PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya angka kesakitan penyakit HIV/AIDS yang
meningkat maka anda perlu melakukan beberapa langkah pencegahan
diantaranya yaitu
 Pastikan anda dan pasangan anda hanya melakukan hubungan seksual
dengan satu orang saja atau tidak berganti – ganti pasangan.
 Melakukan hubungan seksual yang wajar dengan menghindari seksual
melalui oral maupun anus.
 Melakukan injeksi suntikan yang steril dan tidak berganti – ganti.
 Mendekatkan diri kepada sang khalik untuk mempertebal iman.
 Melakukan transfuse darah yang memang sudah di screening dari HIV.
6. CARA PENGOBATAN

 Dengan melakukan VCT atau tes HIV/AIDS secara dini


 Melakukan konsumsi ARV untuk mengembalikan efektivitas trombosit
anda
 Melakukan hubungan seksual yang aman dengan memakai kondom
 Tidak melakukan injeksi suntikan secara bergantian dengan orang lain
 Melakukan pengobatan serta konsultasi tentang penyakit HIV/AIDS yang
teratur dengan petugas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai