Walangadi
PIK-R SMK KESEHATAN BAKTI NUSANTARA
GORONTALO
MATERI PENYULUHAN
HIV DAN AIDS
Putus sekolah
Sakit yang dirasakan oleh tubuh akan terjadi terus menerus sehingga
memaksa remaja untuk tidak masuk ke sekolah untuk waktu yang lama
dengan kata lain dampak AIDS terhadap kehidupan sosial remaja ikut
terpengaruh. Putus sekolah banyak dialami oleh anak remaja yang
mengalami AIDS pada usianya. Remaja-remaja tersebut tentunya berat untuk
melepaskan masa sekolahnya akibat kondisi tubuhnya yang tidak
memungkinkan ia untuk bersekolah seperti biasanya. AIDS yang dialami oleh
tubuh akan lebih mudah membuat tubuh kehilangan konsenterasi dan
menjadi lebih mudah kelelahan.
Faktor lainnya yang juga dapat membuat remaja putus sekolah yakni
timbulnya perasaan ketakutan untuk tidak akan diterima oleh lingkungan
sekitar ia beraktivitas akibat penyakit yang dideritanya. Lingkungan sosial
remaja saat ini mungkin telah lebih maju dan luas pemikirannya mengenai
kehadiran pasien HIV ditengah-tengah mereka, namun pada prakteknya
cara hidup dengan ODHA ini masih akan sangat sulit untuk diterima oleh
masyarakat karena teori dan kenyataan terasa berbeda. Remaja dalam
situasi seperti ini akan merasa lebih sulit untuk bersosialisasi atau berbaur
dengan orang-orang disekitarnya apalagi oleh teman-teman sepermainannya.
Pada kondisi yang seperti ini akan membuat remaja yang yang mengalami
AIDS cenderung menjadi penyendiri.
Ketika AIDS yang dialami oleh remaja mulai dapat diatasi dan dan diobati
maka bukan berarti hal ini dapat mengembalikan hidup remaja tersebut
seperti sedia kala. Segala doktrin dan penolakan yang ia terima sebelumnya
telah terpatri atau telah membekas pada pemikiran dan pola berfikirnya. Hal
ini akan menyebabkan remaja menjadi seseorang yang pemalu dan minder
karena menganggap dirinya berbeda dengan orang lain.
Bunuh diri
Banyak kasus pasien HIV yang remaja melakukan tindakan bunuh diri
akibat sudah tidak tahan lagi dengan beban dan dampak AIDS bagi remaja
yang dirasakannya yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Bunuh diri bagi
mereka yang mengalami tekanan dan stress belebih akibat AIDS merupakan
cara yang efektif untuk menghentikan segala hal yang memberatkan
hidupnya.
4. PENULARAN
Bagaimana cara penularan penyakit ini?
Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang biasa dikenal dengan
penyakit menular seksual yang memiliki masa inkubasi paling lama. Masa
inkubasi dalam rentang yang lama ini dikaitkan dengan sistem kerja virus
yang memang menyerang sel CD4 yang berperan penting dalam ketahanan
atau kekebalam tubuh individu, sehingga apabila virus ini sudah masuk dalam
tubuh anda maka anda akan mudah terserang beberapa bibit penyakit lainnya.
Untuk itu, anda perlu melakukan pencegahan penularan virus ini. Sebelum
melakukan pencegahan penyakit HIV/AIDS maka anda perlu mengetahui
terlebih dahulu cara penularan virus ini. HIV bisa menular melalui :
Cairan seksual
Dalam berhubungan intim sebaiknya anda tidak melakukannya dengan
banyak orang karena kesehatan organ reproduksi seseorang itu tidak bisa
dipastikan secara langsung. Jika anda melakukan hubungan seksual
dengan ODHA tanpa alat pengaman maka secara langsung cairan seksual
Injeksi narkoba suntikan
Cairan suntikan yang digunakan secara bergantian ini dapat
menyebabkan terjadinya penyakit HIV/AIDS dikarenakan HIV bisa menular
melalui darah sehingga ketika anda melakukan injeksi secara langsung dan
bergantian maka tentunya anda akan berisiko untuk tertular penyakit satu ini.
Melalui cairan darah
Cairan darah ODHA merupakan perantara yang pasti menyebabkan
terjadi penyakit HIV/AIDS. Untuk itu, anda yang sedang ingin melakukan
transfuse darah perlu berhati – hati dalam menggunakan darah orang lain
tersebut.
5. CARA PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya angka kesakitan penyakit HIV/AIDS yang
meningkat maka anda perlu melakukan beberapa langkah pencegahan
diantaranya yaitu
Pastikan anda dan pasangan anda hanya melakukan hubungan seksual
dengan satu orang saja atau tidak berganti – ganti pasangan.
Melakukan hubungan seksual yang wajar dengan menghindari seksual
melalui oral maupun anus.
Melakukan injeksi suntikan yang steril dan tidak berganti – ganti.
Mendekatkan diri kepada sang khalik untuk mempertebal iman.
Melakukan transfuse darah yang memang sudah di screening dari HIV.
6. CARA PENGOBATAN