Anda di halaman 1dari 4

TAHAPAN KONSELING

Sesi Konseling dapat dibagi menjadi lima tahap : (1)diskusi pembuka, (2)diskusi untuk
mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi kebutuhan atau masalah, (3) diskusi untuk
mengatasi masalah, (4) diskusi untuk memberikan informasi dan edukasi dan (5) diskusi
penutup

1. PEMBUKAAN
a. Apoteker harus bmemperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan tempat bertugas
serta posisinya secara jelas
b. Identitas pasien juga harus diverifikasi, untuk memastikan pasien yang menerima resep
adalah pasien ataukah hanya pembawa resep baik keluarga atau orang lain (misalnya
suami/istri, bapak/anak, resep dokter hewan dll.)
c. Apoteker harus mengetahui identitas pasien terutama nama sehingga pasien merasa
lebih dihargai. Selain itu apoteker harus mengumpulkan beberapa informasi awal untuk
didokumentasikan yaitu jenis kelamin, umur, alamat.
d. Apoteker sebaiknya menjelaskan tujuan dan lama waktu konseling
e. Pasien yang terlihat keberatan dengan adnya konseling, maka apoteker dapat
memberikan alternatif konseling dengan melalui telpon atau konseling dilakukan pada
hari lain dengan menyesuaikan dengan waktu pasien
2. DISKUSI UNTUK MENGUMPULKAN INFORMASI DAN
MENGIDENTIFIKASI MASALAH
A. Diskusi dengan pasien baru

mengumpulkan informasi dasar tentang pasien dan tentang sejarah pengobatan yang pernah
diterima oleh pasien tersebut.
a. Pengumpulan Informasi data diri Pasien meliputi : nama, alamat, telepon, umur,
jenis kelamin, berat badan, tinggi badan.
b. Pengumpulan informasi mengenai riwayat penyakit pasien dan pengobatannya :
o keluhan pasien
o riwayat penyakit yang sedang diderita (saat ini/sekarang),
o riwayat penyakit dahulu/lainnya, kondisi khusus (hamil/menyusui),
o riwayat penyakit keluarga,
o riwayat lingkungan, social dan gaya hidup,
o daftar obat-obatan dan alat kesehatan yang pernah atau sedang digunakan,
o reaksi tertentu terhadap obat dan alergi obat,
o hal-hal lain yang berkaitan dengan obat.

c. Ada tiga pertanyaan utama (Three Prime Questions) yang dapat digunakan oleh
apoteker dalam membuka sesi konseling untuk pertama kalinya pada pasien dengan
resep dokter. Pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apa yang telah dokter katakan tentang obat anda?


2. Apa yang dokter jelaskan tentang harapan setelah minum obat atau tujuan
pengobatan ?
3. Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat ini?

Dua tambahan pertanyaan yang penting :

 Apa yang dokter katakan tentang penyakit anda?


 Apa saja gejala-gejala yang anda rasakan atau keluhan dirasakan pasien
Berdasarkan pertanyaan diatas maka apoteker dapat memperoleh mengumpulkan data dan
informasi untuk didokumentasikan berupa keluhan utama pasien dan penyakit yang
diderita oleh pasien saat ini/sekarang.

B. Diskusi dengan pasien yang meneruskan pengobatan atau pengulangan resep

memastikan bahwa tidak ada perubahan kondisi maupun pengobatan baru yang diterima
oleh pasien baik yang diresepkan maupun yang tidak diresepkan.
Perincian tentang penggunaan obat dan kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh
pasien selama menerima pengobatan (penngunaan berlebihan atau penggunaan kurang).
Jika ada ketidaktaatan penggunaan obat harus diketahui alasannya (mislanya kesulitan
regimen obat, kesalahan dalam penggunaan obat, persepsi lain)
Kefektifan pengobatan, apoteker harus menilai apakah pengobatan sudah efektif baik
melalui wawancara dengan pasien atau data klinik misalnya tekanan darah atau hasil lab.
Timbulnya efek merugikan, dapat diatasi atau tidak sehingga obat dapat diteruskan atau
diganti.

3. DISKUSI UNTUK MENYUSUN RENCANA ASUHAN KEFARMASIAN DAN


MENGATASI MASALAH

Pengumpulan data dan informasi diatas akan dapat membantu apoteker dalam mengatasi
masalah yang ada atau yang mungkin mumcul serta menyusun rencana asuhan kefarmasian.
Misalnya pasien dengan efek samping konstipasi, apoteker bisa memberikan informasi
bahwa masalah konstipasi akan berakhir dalam dua pekan atau jika obat ingin diganti maka
harus dibicarakan dengan dokter.

4. DISKUSI UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI DAN EDUKASI

Pemberian informasi untuk Resep Baru

a. Nama, gambaran (sediaan) dan jumlah obat : misalnya amlodipine tablet 5 mg


sebanyak 30 biji
b. Tujuan pengobatan atau kegunaan obat : misalnya obat ini digunakan untuk
menurunkan tekanan darah
c. Cara dan waktu penggunaan : Penandaan pada kemasan obat dan petunjuk
penandaan etiket harus dibacakan kepada pasien. Obat yang membutuhkan
d. Saran ketaatan dan Pemantauan sendiri, jika lupa apa yang dapat dilakukan (misalnya
untuk obat kontrasepsi oral). Pasien dapat melakukan pemantauan sendiri mengenai
keefektifan obat yang dikonsumsi misalnya melalui pengukuran tekanan darah
e. Efek samping obat atau efek merugikan, dan cara mengatasinya misalnya minum obat
bersama makanan atau air yang banyak)
f. Tindakan Pencegahan, kontraindikasi, interaksi
g. Petunjuk penyimpanan
h. Informasi pengulangan resep dan rencana pemantauan lanjutan , misalnya adanya
pengulangan resep (iter)

5. DISKUSI PENUTUP

A. Diskusi Untuk Mengetahui Apakah Pasien Telah Menerima Informasi

Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh. Apoteker dapat mamberikan
informasi pada saat menyerahkan obat kepada pasien, menyebutkan nama obat
dan kekuatan sediaan, aturan pakai dan cara penggunaan (jika obat khusus),
efek samping (cara mengatasinya), penyimpanan obat (suhu dan tempat) dan
lama penyimpanan obat, serta terapi nonfarmakologi
Apoteker harus memastikan apakah informasi yang diberikan selama konseling dapat
dipahami dengan baik oleh pasien dengan cara meminta kembali pasien untuk
mengulang informasi yang sudah diterima.
Dengan cara ini pula dapat diidentifikasi adanya penerimaan informasi yang salah
sehingga dapat dilakukan tindakan pembetulan.

Anda mungkin juga menyukai