Anda di halaman 1dari 14

Pelayanan Kefarmasian

Pada Pasien Geriatrik


Nurul Izzah Firdaus 70100117084
KARAKTERISTIK PASIEN GERIATRI BERKAITAN DENGAN
TERAPI OBAT

Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/atau


gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan
pendekatan Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin.
Farmakokinetika dan farmakodinamika pada pasien geriatri akan berbeda dari
pasien muda karena beberapa hal, yakni terutama akibat perubahan komposisi
tubuh, perubahan faal hati terkait metabolisme obat, perubahan faal ginjal
terkait ekskresi obat serta kondisi multipatologi. Selain itu, perubahan status
mental dan faal kognitif juga turut berperan dalam pencapaian hasil pengobatan.
1. Perubahan Farmakokinetika
2. Perubahan Farmakodinamika
3. Karakteristik lain yang berkaitan dengan terapi obat
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

1. PEDOMAN KERJA TIM TENAGA KESEHATAN


Tujuan: Terciptanya suatu tim terpadu dengan konsep interdisiplin dalam
penanganan pasien geriatri.
Beberapa tahap pembentukan Tim Terpadu Geriatri:
Tahap 1 (Forming): anggota yang akan bergabung berkumpul untuk pertama kalinya;
menyatakan kesepakatan bersama tentang pentingnya pembentukan tim ini. Seluruh
ide dasar/ide awal dijabarkan; semua keinginan dan impian tiap anggota diuraikan
dengan jelas
Tahap 2 (Norming): mulai melakukan pendefinisian, penjabaran, penguraian lebih
rinci tentang peran, kewajiban dan tugas masingmasing
Tahap 3 (Performing): Ketua Tim menegaskan kembali pengertian pendekatan
interdisiplin yang berbeda dari multidisiplin, paradisiplin maupun pandisiplin.
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

2. PEDOMAN PERESEPAN
Tujuan: Pasien mendapatkan obat yang sesuai dengan indikasi klinik, efektif, aman dan mudah untuk
dipatuhi rejimennya.
Dokter yang menangani pasien geriatri lazimnya tidak bekerja sendiri karena kompleksitas masalah
medik dan non medik yang ada. Beberapa dokter dan tenaga kesehatan lain akan bekerja bersama dan
sebaiknya di dalam sebuah tim terpadu yang bekerja dengan prinsip interdisiplin
Beberapa langkah praktis berikut ini mungkin dapat lebih memudahkan bagi setiap dokter dan tenaga
kesehatan lain yang terlibat:
❂ Mencatat semua obat yang dipakai saat ini (resep dan nonresep, termasuk jamu)
❂ Mengenali nama generik dan golongan obat
❂ Mengenali indikasi klinik untuk setiap obat
❂ Mengetahui profil efek samping setiap obat
❂ Mengenali faktor risiko sesuatu efek yang tak terduga (misalnya interaksi)
❂ Menyederhanakan rejimen pengobatan
❂ Menghentikan pemberian obat tanpa manfaat penyembuhan
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

❂ Menghentikan pemberian obat tanpa indikasi klinik


❂ Mengganti dengan obat yang lebih aman, bila perlu
❂ Tidak menangani efek tak terduga suatu obat dengan obat lagi
❂ Menggunakan obat tunggal bila cara pemberiannya tidak sering
❂ Membiasakan untuk melakukan evaluasi daftar obat secara berkala
3. PEDOMAN TELAAH ULANG REJIMEN OBAT
Tujuan:
Memastikan bahwa rejimen obat diberikan sesuai dengan indikasi kliniknya,
mencegah atau meminimalkan efek yang merugikan akibat penggunaan obat dan
mengevaluasi kepatuhan pasien dalam mengikuti rejimen pengobatan
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

Kriteria pasien yang mendapat prioritas untuk dilakukan telaah ulang rejimen obat:
a. Mendapat 5 macam obat atau lebih, atau 12 dosis atau lebih dalam sehari
b. Mendapat obat dengan rejimen yang kompleks, dan atau obat yang berisiko tinggi untuk
mengalami efek samping yang serius
c. Menderita tiga penyakit atau lebih
d. Mengalami gangguan kognitif, atau tinggal sendiri
e. Tidak patuh dalam mengikuti rejimen pengobatan
f. Akan pulang dari perawatan di rumah sakit
g. Berobat pada banyak dokter
h. Mengalami efek samping yang serius, alergi
Tatalaksana telaah ulang rejimen obat:
i. Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip
farmakoterapi geriatri dan ketrampilan yang memadai.
j. Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat pasien
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

 Meminta pasien untuk memperlihatkan semua obat yang sedang digunakannya.


 Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan pasien, meliputi: obat
resep, obat bebas, obat tradisional/jamu, obat suplemen.
 Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi: nama obat, frekuensi, cara penggunaan
dan alasan penggunaan.
 Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan pasien dengan data yang ada
di catatan medis, catatan pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat
yang diperlihatkan pasien
 Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh pasien.
 Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh pasien, baik efek terapi maupun
efek samping.
 Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan riwayat penggunaan
obat pasien.
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

c. Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter.


d. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat (lihat lampiran daftar
masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat)
e. Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi: Contoh: menghubungi
dokter dan meminta penjelasan mengenai pemberian obat yang indikasinya tidak jelas.
4. PEDOMAN PENYIAPAN DAN PEMBERIAN OBAT
Tujuan:
Pasien mendapatkan obat yang tepat dengan mutu baik, dosis yang tepat, pada waktu yang
tepat dan untuk durasi yang tepat.
Tatalaksana penyiapan dan pemberian obat:
a. Menerima resep/instruksi pengobatan
b. Meneliti kelengkapan dan kebenaran resep/instruksi pengobatan dari aspek administratif,
farmasetik dan klinik.
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

c. Jika ditemukan ada masalah yang berkaitan dengan peresepan, menghubungi dokter pembuat
resep/instruksi pengobatan.
d. Jika ditemukan masalah dalam hal kelengkapan administratif, menghubungi pihak yang
terkait (perawat, petugas administrasi).
e. Menjaga agar stok obat-obatan selalu tersedia saat dibutuhkan, terutama untuk kelangsungan
penggunaan obat kronik pasien, sebagai contoh: obat antihipertensi.
f. Menyiapkan/meracik obat sesuai resep/instruksi pengobatan
g. Memberi penandaan pada obat yang telah disiapkan
h. Menyusun obat sedemikian rupa sehingga memudahkan pasien/keluarga untuk mengingat
waktu makan obat dan memudahkan pasien mengambil obat dengan tepat.
i. Menyerahkan obat kepada perawat, pasien atau keluarga sesuai dengan sistem distribusi obat
yang berlaku.
j. Memberikan informasi yang jelas kepada penerima obat mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan obat yang akan digunakan oleh pasien,
k. Mendokumentasikan temuan masalah dan penyelesaiannya pada formulir yang dibuat khusus.
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

5. PEDOMAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


Tujuan:
Pasien/keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahami pentingnya
mengikuti rejimen pengobatan yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan
motivasi untuk berperan aktif dalam menjalani terapi obat.
Tatalaksana pemberian informasi dan edukasi:
a. Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang
prinsip-prinsip gerontologi dan farmakoterapi geriatri, memiliki rasa empati dan
ketrampilan berkomunikasi secara efektif.
b. Pemberian informasi dan edukasi dilakukan melalui tatap muka dan berjalan
secara interaktif, dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pasien dirawat,
akan pulang atau ketika datang kembali untuk berobat.
c. Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga merasa
nyaman dan bebas
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

d. Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian informasi dan
edukasi dapat disampaikan kepada keluarga/pendamping pasien. e. Apoteker perlu membina
hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa percaya terhadap peran
apoteker dalam membantu mereka.
f. Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien (termasuk adanya
keterbatasan kemampuan fisik maupun mental dalam mematuhi rejimen pengobatan.
g. Mendapatkan data yang akurat tentang obat-obat yang digunakan pasien, termasuk obat
non resep.
h. Mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan tingkat
ekonomi pasien/ keluarga.
i. Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga adalah: nama obat, kegunaan obat,
aturan pakai, teknik penggunaan obat-obat tertentu (contoh: obat tetes, inhaler), cara
penyimpanan, berapa lama obat harus digunakan dan kapan obat harus ditebus lagi, apa yang
harus dilakukan jika terlupa minum atau menggunakan obat, kemungkinan terjadinya efek
samping yang akan dialami dan bagaimana cara mencegah atau meminimalkannya, meminta
pasien/keluarga untuk melaporkan jika ada keluhan yang dirasakan pasien selama
menggunakan obat.
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI

j. Cakupan dan kedalaman informasi, serta bagaimana cara penyampaiannya haruslah


disesuaikan dengan mempertimbangkan tingkat pengetahuan dan pemahaman pasien/keluarga
serta jenis masalah yang dihadapi.
k. Untuk meningkatkan pemahaman, maka pemberian informasi secara lisan sebaiknya
ditunjang oleh informasi tertulis
l. Selain komunikasi secara verbal, digunakan juga komunikasi secara non verbal (gerak-gerik
tubuh, ekspresi wajah dan isyarat lain) yang dapat mendukung penyampaian informasi dan
edukasi kepada pasien/keluarga
m. Pasien/keluarga diberi kesempatan yang cukup untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan
dengan penggunaan obat
n. Masalah-masalah pasien/keluarga yang berkaitan dengan penggunaan obat harus diupayakan
penyelesaiannya
o. Sebelum pertemuan diakhiri, harus dipastikan bahwa pasien/keluarga telah memahami
informasi yang diberikan.
p. Mendokumentasikan temuan masalah dan penyelesaiannya pada formulir yang dibuat
khusus.
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI
6. PEDOMAN PEMANTAUAN PENGGUNAAN OBAT
Tujuan:
Mengoptimalkan efek terapi obat dan mencegah atau meminimalkan efek merugikan akibat penggunaan
obat.
Tatalaksana pemantauan penggunaan obat:
a. Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang patofisiologi, terutama
pada pasien geriatri, prinsip-prinsip farmakoterapi geriatri, cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik,
uji laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat, dan ketrampilan
berkomunikasi yang memadai.
b. Mengumpulkan data pasien, yang meliputi: Deskripsi pasien (nama, umur, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan, nama ruang rawat/poliklinik, nomor registrasi). Riwayat penyakit terdahulu. Riwayat
penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat non resep). Riwayat keluarga dan sosial
yang berkaitan dengan penyakit dan penggunaan obat. Data hasil pemeriksaan fisik, uji laboratorium
dan diagnostic. Masalah medis yang diderita pasien. Data obat-obat yang sedang digunakan oleh pasien
Data/informasi dapat diperoleh melalui:
 wawancara dengan pasien / keluarga
 catatan medis - kartu indeks (kardeks)
 komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, perawat)
PEDOMAN TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI
UNTUK PASIEN GERIATRI
c. Berdasarkan data/informasi pada (b), selanjutnya l. Selain komunikasi secara verbal, digunakan juga
mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang komunikasi secara non verbal (gerak-gerik tubuh,
berkaitan dengan penggunaan obat (lihat lampiran ekspresi wajah dan isyarat lain) yang dapat
daftar masalah yang berkaitan dengan penggunaan mendukung penyampaian informasi dan edukasi
obat) kepada pasien/keluarga, demikian pula komunikasi
non verbal yang ditunjukkan oleh pasien/keluarga
d. Memberikan masukan/saran kepada tenaga harus diperhatikan untuk menangkap pesan
kesehatan lain mengenai penyelesaian masalah yang tersembunyi yang tidak terucap.
teridentifikasi.
m. Pasien/keluarga diberi kesempatan yang cukup
e. Mendokumentasikan kegiatan pemantauan untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
penggunaan obat pada formulir yang dibuat khusus penggunaan obat dan untuk menyampaikan masalah-
j. Cakupan dan kedalaman informasi, serta bagaimana masalah yang dihadapi selama menggunakan obat.
cara penyampaiannya haruslah disesuaikan dengan n. Masalah-masalah pasien/keluarga yang berkaitan
mempertimbangkan tingkat pengetahuan dan dengan penggunaan obat harus diupayakan
pemahaman pasien/keluarga serta jenis masalah yang penyelesaiannya, jika perlu melibatkan anggota tim
dihadapi. Selain mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan lain (contoh: dokter mengubah
pasien/keluarga, masukan dari anggota tim tenaga rejimen obat yang diberikan menjadi lebih sederhana)
kesehatan lain juga diperlukan untuk menentukan
informasi dan edukasi apa yang dibutuhkan pasien/ o. Sebelum pertemuan diakhiri, harus dipastikan
keluarga. bahwa pasien/keluarga telah memahami informasi
yang diberikan.
k. Untuk meningkatkan pemahaman, maka pemberian
informasi secara lisan sebaiknya ditunjang oleh p. Mendokumentasikan temuan masalah dan
informasi tertulis (contoh: brosur) dan peragaan penyelesaiannya pada formulir yang dibuat khusus

Anda mungkin juga menyukai