Anda di halaman 1dari 10

Makalah prakarya

Usaha penangkaran Ikan Lele

DISUSUN OLEH :

NAMA : SULAIMAN

KELAS : XII-TPM 8

ABSEN : 15

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Tuban Telp. 0356. 332482


Email : info@smktjp.net
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha budidaya ikan lele merupakan usaha yang mudah dijalankan, dalam merencanakan
bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan ikan lele di sekitar rumah
saya (bpk. hadi) yang berada di prunggahan kulon, karena mempunyai halaman yang cukup luas
untuk membuat kolam, serta agar dapat mengawasi perkembangan ikan dengan baik. Jenis ikan
lele yang kami budidaya adalah jenis ikan lele sangkuriang.

Jenis Lele sangkuriang adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Lele disukai
konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya,
lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat.
Peluang usaha budidaya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup
diperhitungkan saat ini. Apabila perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan
pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut menjadi
semakin tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan.

Ternak ikan lele relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya
seperti ikan mas atau mujair karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan.
dalam usaha ternak atau budidaya lele semakin menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun dan
berharap meraih kesuksesan dalam usaha ini. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya
informasi dari beberapa media tentang peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin
menjanjikan karena pasarnya yang luas dan permintaan akan ikan lele yang terus meningkat,
bahkan belakangan ini telah ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi
ekspor, dikarenakan ada beberapa negara yang memang sangat membutuhkan pasokan ikan lele.
Oleh karena itu kami berkeinginan untuk membudidayakan ikan lele tersebut.
BAB II

TIM MANAJEMEN

2.1 Pengorganisasian

Dalam perencanaan bisnis budidaya ikan lele ini, kami tidak melakukan perekrutan
tenaga kerja, kami dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menjalankan bisnis budidaya
ikan lele tersebut. Baik dari pemeliharaan ikan lele, perawatan kolam dan bagian pemasaran.
Dalam menjalankan bisnis budidaya ikan lele, kami akan menerapkan sistem Analisis SWOT.
Sebelum kita memulai sesuatu usaha kita harus mengetahui aspek-aspek yang dapat
mempengaruhi usaha kita. Dengan harapan supaya usaha kita dapat lancar dan sukses, yaitu
dengan melakukan analisis sebagai berikut:

1. Straight (kekuatan)

a. Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar.

b. Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti ikan yang lainya.

2. Weaknes(kelemahan)

a. Bagi anda yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa membudidayakan ikan lele
dengan menggunakan kolam dari terpal

3. Opportunities(peluang)

a. Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha perikanan. Sebab setiap hari
masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin meningkat.

b. Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang lebih 3 bulan
membuat banyak yang memilih ikan lele untuk di budidayakan.

4. Threat(ancaman)

a. Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan tidak tahan dengan cuaca yang tidak
setabil.

b. Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan sampai kurang dari 70cm
karena itu akan menghambat pertumbuhan ikan.
2.2 Gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele

I. Sistem Budidaya

Kami menggunakan 2 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :

a. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu
kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa
mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga
sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.

b. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada
satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan
pasangan yang cocok antara kedua induk.

II. Tahap Proses Budidaya

a. Pembuatan Kolam

Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan
tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik
pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :

 Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk
pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini
merupakan sumber air untuk kolam yang lain.

 Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur
dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan
sel sperma.

 Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus
tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat
hubungan induk jantan dan betina.

 Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah
berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai
memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk
dalam saluran pencernaannya.
b. Pemilihan Induk

 Induk jantan mempunyai tanda :

1) Tulang kepala berbentuk pipih

2) Warna lebih gelap

3) Gerakannya lebih lincah

4) Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung

5) Alat kelaminnya berbentuk runcing.

 Induk betina bertanda :

1) Tulang kepala berbentuk cembung

2) Warna badan lebih cerah

3) Gerakan lamban

4) Perut mengembang lebih besar dari pada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

c. Persiapan Lahan

A. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :

1) Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit


penyakit.

2) Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2


untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang
tidak mati oleh pengeringan.

3) Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai


racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya
sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk
menambah kesuburan lahan.

4) Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan


dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami
lele.
B. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :

1) Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.

2) Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat
langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama

C. Pemijahan

Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk


mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat
kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika
belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang
dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

D. Pemindahan

o Cara pemindahan :

1) Mengurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.

2) Menyiapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi


dengan air di sarang.

3) Menyamakan suhu pada kedua kolam

4) Memindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau


piring.

5) Memindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati


pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

E. Pendederan
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 –
12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa
enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang
menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele
dipindahkan ke kolam pendederan ini.

a. Manajemen Pakan

Pakan anakan lele berupa :

a) Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling
baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.

b) Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi,
terutama kadar proteinnya.

c) Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur


dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air
secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena
mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam
jumlah yang optimal.

b. Manajemen Air

Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :

a) Air harus bersih

b) Berwarna hijau cerah

c) Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :

a) Bebas senyawa beracun seperti amoniak

b) Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk
TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein,
karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa
plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem
kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan
dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau
sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.

c. Manajemen Kesehatan

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan
tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan
(air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit
baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan
pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian
nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar.

Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan
pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan
jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur.
Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

BAB III

RENCANA PEMASARAN
Dalam satu usaha, pemasaran merupakan hal yang sangat penting, demikian juga halnya
dalam pemasaran lele, namun sangat disayangkan jika kegagalan pemasaran produksi lele terjadi
karena faktor usaha pemasaran yang kurang atau memang belum menjalankan strategi
pemasaran lele secara maksimal, Peluang pemasaran lele sangat besar, ini bukan sekedar slogan
atau propaganda, telah banyak survey dan riset-riset pemasaran dilakukan oleh orang-orang
yang memang ahli dibidangnya, kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi memang semakin
meningkat.

Sebelum membahas tata cara pemasaran lele, yang pertama kita lakukan adalah
mengetahui sasaran atau target pasar ikan lele konsumsi, mungkin telah banyak diinformasikan
bahwa terdapat beberapa target pasar untuk ikan lele konsumsi, diantaranya adalah ; warung
pecel lele, warteg, rumah-rumah makan lainnya atau bahkan resto-resto yang sudah mulai
menawarkan menu special ikan lele, ditambah lagi belakangan ini semakin banyak berkembang
tempat-tempat usaha yang mengelola daging ikan lele atau yang lebih dikenal dengan istilah lele
olahan, mulai dari baso lele sampai dengan lele presto, ini baru target pemasaran lele secara
umum.

Sebagai contoh yang mudah untuk target pemasaran lele adalah warung pecel lele yang
kian menjamur dimana-mana. kebutuhan ikan lele konsumsi perwarung pecel lele adalah 2 s/d 3
kg/hari pada hari biasa, bahkan pada hari-hari libur bisa meningkat hingga 5 kg atau lebih
perharinya, jika dikalikan saja dengan angka yang terendah yaitu 2 kg/hari x 50 warung pecel
lele, maka kebutuhan lele konsumsi di daerah kita adalah 100 kg/hari atau 3 ton/bulan.

Dari analogi tersebut terbukti bahwa pemasaran lele di daerah sekitar kita saja sudah
merupakan peluang yang sangat besar, itu baru dari warung pecel lele saja, bagaimana dengan
peluang pemasaran lele pada usaha pengelolaan daging lele yang lainnya, pastinya akan lebih
banyak lagi peluang pemasaran lele yang akan didapatkan.

Langkah lain dalam pemasaran lele adalah dengan menggunakan jasa para pengepul, hal
ini bisa dilakukan jika ingin perputaran modal lebih cepat, pasalnya para pengepul biasanya
akan membeli lele dalam jumlah besar, tidak jarang mereka akan memborong hasil panen secara
keseluruhan, walaupun harga yang mereka tawarkan pastinya lebih murah dibanding kita harus
menjualnya sendiri

BAB IV
ANALISIS LOKASI

Dalam merencanakan bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan
ikan lele di sekitar rumah karena mempunyai halaman yang cukup luas untuk membuat kolam,
karena lokasi untuk kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak
dekat dengan jalan raya. Dan juga lokasi kolam berada di tempat yang teduh, tetapi tidak berada
di bawah pohon yang daunnya mudah rontok. kami mendirikan di sekitar rumah karena agar
dapat mengawasi perkembangan ikan dengan baik.

Selain itu kami mendirikan budidaya ikan lele di rumah karena lokasainya sanggat
strategis. Karena di sepanjang jalan perjuanagn banyak sekali warung – warung pecel, warteg
dan rumah makan lainy, sehingga memudahkan kami untuk mendistribusikannya.

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Budi daya ikan lele adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah berjalan dengan
baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Perawatan ikan lele ini pun juga tidak terlalu
sulit dan tidak memakan banyak biaya,

Dari perkiraan yang saya lakukan pada sub bab perencanaan keuangan di bab sebelumnya
menunjukkan Pendapatkan laba Rp12.145.000 bagaimana bila usaha ikan lele ini sudah
dijalankan dalam jumlah yang lebih besar, tentu keuntungan yang didapat juga akan jauh lebih
besar.

Anda mungkin juga menyukai