Disusun Oleh :
Kelas : Farmasi E
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat limpahan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yaitu berjudul
“Tablet Khusus”.
Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu pada mata kuliah
Teknologi Sediaan Solida yang senantiasa membimbing serta membagi ilmunya
kepada kami karena atas pengarahan dan bimbingannya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu dalam penulisan makalah ini pasti
tidak luput dari kesalahan yang kami perbuat. Penulis harap agar pembaca dapat
memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam rangka mencapai
kesempurnaan dari makalah ini. Agar nantinya dapat bermanfaat bagi penulis dan
rekan-rekan yang lain.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
2.1 Jenis-jenis Tablet Khusus……………………………………...... 2
2.1.1 Tablet Multilayer………............................................................ 3-5
2.1.2 Tablet Salut……………............................................................ 5-7
2.1.3 Tablet Bukal……………........................................................... 7-9
2.1.4 Tablet Sublingual………………............................................... 9-10
2.1.5 Tablet Hisap……………………............................................... 10-12
2.7 Tablet Kunyah……………………..............................................
2.8 Tablet Effervescent…………………………………………….
A. Latar Belakang
Bentuk sediaan oral adalah cara yang paling populer untuk minum obat,
walaupun memiliki beberapa kelemahan dibandingkan dengan metode lain
seperti risiko penyerapan obat yang lambat, yang dapat diatasi dengan
pemberian obat dalam bentuk cair. Oleh karena itu, memungkinkan penggunaan
dosis yang lebih rendah. Namun, ketidakstabilan banyak obat dalam bentuk
sediaan cair terbatas penggunaanya. Sehingga para formulator membuat tablet-
tablet khusus yang mana menjadi alternatif dari penggunaan tablet biasa. Teknik
yang digunakan dalam membuat tablet khusus inipun berbeda dengan teknik
pembuatan tablet biasa. Tablet khusus ini juga dibuat untuk tujuan mempercepat
proses pelepasan obat maupun zat aktif dari obat agar cepat terabsorpsi ke dalam
tubuh atau organ target di dalam tubuh. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
jenis-jenis tablet khusus dan tujuan penggunaanya serta kekurangan dan
kelebihan dari jenis tablet khusus tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis tablet khusus dan definisi dari masing-masing jenisnya ?
2. Apa tujuan dari masing-masing jenis tablet khusus ?
3. Apa saja keuntungan dari masing-masing jenis tablet khusus ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tablet khusus dan definisi dari masing-
masing jenis tablet khusus.
2. Untuk mengetahui tujuan dari masing-masing jenis tablet khusus.
3. Untuk mengetahui keuntungan dari masing-masing jenis tablet khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun jenis tablet multiple layer yaitu bilayer tablet, triple layer tablet
dan tablet kompres yang disalut. Dimana bilayer tablet dan triple layer tablet di
design berdasarkan urutan waktu dari dua atau lebih API (Active
Pharmaceutical Ingredients) yang berbeda. Sedangkan tablet kompres yang
disalut atau sering juga disebut tablet dalam tablet, terdiri dari inti yang
mengandung bahan aktif lalu dikelilingi atau dilapisi oleh bahan aktif atau
bahan tambahan lainya. Berikut contoh gambar macam-macam tablet muliple
layer:
Multiple layer tablet (tablet berlapis) dinilai sangat cocok untuk
memperoleh kerja diperlama. Sehingga sering digubakan untuk pengobatan
repeat action. Repeat action merupakan istilah distribusi obat dalam tubuh
yang bekerja secara sistemik dalam jangka waktu yang panjang. Dimana
granul-granul yang pecahnya lama dibuat dulu inti kemudian dilapisi
disekelilingnya oleh zat-zat yang pecahnya sebentar daripada tablet inti
(Syamsuni, 2006).
2. Tablet Salut
2.1 Definisi
Tablet salut/ lapisan tablet adalah salah satu proses farmasi tertua yang
masih ada. Pelapisan adalah suatu proses dimana lapisan luar yang pada
dasarnya kering, bahan pelapis diterapkan pada permukaan bentuk sediaan
untuk memberikan manfaat khusus pada varietas yang tidak dilapisi. Ini
melibatkan aplikasi gula atau lapisan polimer pada tablet. Keuntungan dari
pelapisan tablet adalah selaput rasa, selaput bau, perlindungan fisik dan
kimia, melindungi obat dalam perut, dan untuk mengontrol profil
pelepasannya. Pelapisan dapat diterapkan pada berbagai bentuk sediaan padat
oral, seperti partikel, bubuk, butiran, kristal, pelet dan tablet. Ketika
komposisi pelapis diterapkan pada sejumlah tablet dalam panci pelapis,
permukaan tablet menjadi ditutupi dengan film polimer lengket. Ada
beberapa teknik untuk pelapisan tablet seperti pelapisan gula, lapisan film dan
lapisan enterik. Kerugian dari teknik pelapisan yang lebih tua telah diatasi
dengan kemajuan teknologi pelapisan terkini. Dalam teknologi ini bahan
pelapis langsung diterapkan pada permukaan tablet tanpa menggunakan
pelarut apa pun
2.2 Tujuan Pelapisan
Tujuan pelapisan tablet adalah sebagai berikut:
1. Untuk menutupi bau, warna, atau rasa tablet yang tidak
menyenangkan.
2. Menawarkan perlindungan fisik dan / atau kimiawi terhadap obat
tersebut.
3. Untuk mengontrol dan mempertahankan pelepasan obat dari bentuk
sediaan.
4. Untuk memasukkan obat lain yang menciptakan masalah
ketidakcocokan.
5. Untuk melindungi obat labil asam dari lingkungan lambung.
6. Meningkatkan kekuatan mekanis dari bentuk sediaan.
2.3 Proses Pelapisan
Yang paling diinginkan adalah pelapisan harus seragam dan tidak
retak di bawah tekanan. Oleh karena itu, berbagai teknik dirancang untuk
aplikasi pelapisan pada permukaan tablet. Secara umum, larutan pelapis
disemprotkan ke tablet yang tidak dilapisi karena tablet diaduk dalam panci,
wadah cairan, dll. Saat larutan tersebut diterapkan, film tipis terbentuk yang
melekat pada masing-masing tablet. Bagian cair dari larutan pelapis
kemudian diuapkan dengan melewatkan udara di atas permukaan panci yang
berjatuhan. Pelapisan dapat dibentuk dengan satu aplikasi tunggal atau dapat
dikembangkan dalam lapisan melalui penggunaan beberapa siklus
penyemprotan. Panci pelapis berputar sering digunakan dalam industri
farmasi.
Tablet salur enterik adalah tablet yang disalut dengan polimer yang
tidak larut dalam suasana asam (lambung) tetapi dapat larut dalam
lingkungan yang lebih basa (usus halus). Tujuan tablet salut enterik
adalah:
- Mencegah penguraian obat oleh asam lambung (contoh: eritromisin)
- Mencegah ternyadinya iritasi lambung yang disebabkan oleh obat
(contoh: NSAIDs)
Contoh polimer yang dapat digunakan untuk tablet salut enterik
adalah:
- Selulosa Asetat ftalat/ Selulosa asetat butirat
Turunan selulosa yang larut dalam lingkungan pH>6
- HPMC suksinat
Hasil esterifikasi HPMC dengan asam suksinat yang tidak larut dalam
lambung tapi larut dalam usus
- Eudragit L100
- Larut dalam pH > 5,5
3. Tablet Bukal
Suatu tablet yang mengalami difusi dan penetrasi secara cepat dapat
diberikan dan diadsorpsi dalam rongga mulut disebut tablet bukal, tablet oral
yang direncanakan larut dalam kantung pipi untuk diadsorpsi melalui mukosa
oral (Ansel, 1989). Tablet dirancang untuk pemberian disisipkan di pipi (seperti
tablet progesteron) dibuat supaya hancur dan melarut perlahan-lahan atau erosi
lambat. Obat-obatan yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar
memberikan efek sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh
selaput lendir mulut. Obat yang diserap dari selaput lendir mulut masuk ke
aliran darah, selanjutnya masuk ke aliran darah umum. Obat diserap melalui
saluran cerna masuk ke sirkulasi darah usus, yang langsung berhubungan
dengan hati melalui vena porta. Jadi penyerapan obat melalui rongga mulut
menyebabkan obat terhindar dari metabolisme first-pass. Maka ada beberapa
keuntungan yang mungkin didapat dari pemberian kedua jenis tablet ini.
Suasana dalam lambung, yang dapat menyebabkan penguraian obat yang luas
(untuk beberapa jenis steroid dan hormon) dapat dihindari oleh obat-obat yang
diserap dengan baik dalam mulut. Obat dapat bekerja dalam waktu yang lebih
cepat daripada tablet yang harus ditelan (suatu keuntungan bagi vasodilator
yang diberikan dengan cara ini). Efek first-pass dapat dihindari, seperti telah
diuraikan, dan untuk beberapa obat (misalnya metiltestoteron) rasa mual yang
dapat terjadi bila obat tersebut ditelan dapat dihindari.
Tablet-tablet bukal pada umumnya mengandung suatu bahan tambahan
yang cepat melarut seperti laktosa, sehingga obat dilepaskan secara cepat. Mula
kerja nitrogliserin sublingual adalah cepat, lebih cepat daripada yang dipakai
secara oral atau yang diadsorpsi melalui kulit. Lama kerja nitrogliserin
sublingual lebih pendek daripada kedua rute yang lain. Obat yang diadsorpsi
melalui mukosa mulut tidak akan melewati hati sebelum mengalami distribusi
umum. Oleh karena itu, untuk suatu obat dengan “first pass effect” yang
bermakna, absorpsi bukal dapat memberikan bioavailabilitas yang lebih baik
dibandingkan pemberian oral (Shargel, 2005).
Tablet ini adalah tablet kempa yang biasanya berbentuk rata, lonjong,
dan dimaksudkan guna memberikan kerja sistemik. (Siregar, 2010). Tablet
bukal dibuat secara kempa dengan tujuan untuk diabsorpsi zat aktif melalui
selaput mukosa mulut. Tablet bukal diracik dengan bahan pengisi yang lunak,
yang tidak merangsang keluarnya air liur. Ini mengurangi bagian obat yang
tertelan dan lolos dari penyerapan oleh selaput lendir mulut. Di samping itu,
kedua tablet ini hendaklah dirancang untuk tidak pecah, tetapi larut secara
lambat, biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit, agar penyerapan
berlangsung dengan baik (Lachman, 1994).
Tablet bukal paling sering digunakan apabila sasarannya ialah
penggantian terapi hormonal seperti metil testosteron dan testosteron
propionate, obat ini paling umum dibuat sebagai tablet bukal. Tablet bentuk
datar atau bulat panjang (elipitical) atau kaplet biasanya dipilih untuk bentuk
tablet bukal karena bentuk ini paling mudah ditahan di antara gusi dan pipi.
Dalam bentuk ini hormon steroida, juga alkaloida, vitamin dan obat lainnya
diresorpsi, yang tidak dapat diberikan secara parenteral. Melalui selaput lendir
mulut, bahan obat yang diresorpsi akan langsung mencapai peredaran darah.
Dengan demikian sediaan ini meniadakan pelintasan hati primer (Voight,
1995). Pembuluh parotis (kelenjar liur di depan telinga) mengosongkan
cairannya ke dalam mulut melalui saluran yang bermuara pada daerah yang
berhadapan dengan mahkota geraham atas kedua, dekat lokasi tablet bukal
biasanya ditempatkan. Lokasi ini menyediakan media untuk melarutkan tablet
dan untuk pelepasan zat aktif.
4.2 Keuntungan
Kemudahan dalam pemberian untuk pasien yang menolak menelan tablet,
seperti pasien anak-anak, pasien geriatri dan pasien psikiatri.
Onset aksi yang relatif cepat dapat dicapai dibandingkan dengan rute oral,
dan formulasi dapat dihilangkan jika terapi diperlukan untuk dihentikan.
Permukaan kontak besar rongga mulut berkontribusi terhadap penyerapan
obat yang cepat dan luas.
First Pass Metabolism
memberikan disolusi cepat atau disintegrasi dalam rongga mulut, tanpa
perlu air atau mengunyah.
4.3 Kerugian
Obat sublingual tidak dapat digunakan ketika pasien tidak kooperatif atau
tidak sadar.
Karena pemberian obat sublingual mengganggu makan, minum, dan
berbicara, rute ini umumnya dianggap tidak cocok untuk pemberian yang
lama
5. Tablet Hisap
5.1 Definisi
Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih zat
aktif, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat
tablet melarut atau hancur perlahan lahan dalam mulut (FI, 1995). Tablet hisap
biasanya mengandung satu atau lebih kombinasi kategori berikut, yaitu antiseptik,
anastesi lokal, antibiotik, antihistamin, antitusif, analgesik atau dekongestan
(Siregar dan Wikarsa, 2010).
5.2 Tujuan
Tablet hisap diformulasikan dengan tujuan :
Memberikan efek lokal dan pelepasan bahan obat yang lambat karena dihisap
(contoh strepsil).
Pelepasan dan penyerapan bahan obat dilakukan dibawah lidah (contohnya
tablet sublingual).
Pelepasan dan penyerapan bagian lain mulut misalnya antara pipi dengan gusi
(contoh tablet bukal). Tablet bukal mengandung steroid yang dapat langsung
diserap kedalam peredaran darah tanpa melalui saluran pencernaan. (Siregar
dan Wikarsa, 2010).
5.3 Keutungan
Keuntungan tablet hisap adalah memiliki rasa manis yang menyenangkan,
mudah dalam penggunaan, kepastian dosis, dan tidak diperlukannya air minum
untuk menggunakannya. Tablet hisap memiliki keuntungan lain yaitu cocok
digunakan untuk orang orang yang sukar menelan tablet konvensional (Banker &
Anderson, 1994)
6. Tablet Kunyah
7. Tablet Effervescent
7.1 Definisi
Tablet Effervecent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika
dimasukkan ke dalam air. Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida
yang dihasilkan dari reaksi antara asam organik dengan garam turunan
karbonat. Gas korbondioksida ini membantu mempercepat hancurnya tablet
dan meningkatkan kelarutan zat aktif. Selain itu gas korbondiokasida ini juga
memberi rasa segar seperti halnya pada minuman kaleng berkarbonasi. Di
samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang
enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat
tertentu. Dengan rasa asam sedikit berlebih, sehingga berasa sedikit asam ini
merupakan faktor tambahan yang membuat sediaan efervesen dapat diterima di
masyarakat.
Kandungan tablet effervecent merupakan campuran asam (asam sitrat,
asam tartrat) dan Natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam lingkungan
berair akan bereaksi menghasilkan karbondioksida yang berasal dari
penguraian basa bikarbonat akibat penetralan oleh asam. Reaksinya cukup
cepat dan biasanya selesai dalam waktu 1 menit atau kurang. Tablet
effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan
lembab, sedangkan pada etiket tertera tidak langsung ditelan.
Menurut (Lieberman et al, 1994) effervescent dapat didefenisikan
sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi
kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbon
dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda).
Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam waktu satu
menit atau kurang. Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga
menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang dapat membantu
memperbaiki rasa obat-obat tertentu (Banker dan Anderson, 1986).
Tablet effervescent atau karbon adalah tablet yang dirancang untuk
larut dalam air, dan melepaskan karbon dioksida.Tablet Effervescent dirancang
untuk bersentuhan dengan cairan seperti air atau jus, yang menyebabkan tablet
larut menjadi suatu larutan. Hal ini membuat tablet effervescent menjadi
pilihan yang disukai banyak orang, termasuk orang-orang yang menggunakan
tablet secara medis serta suplemen makanan. (Lieberman, 2005)
Dalam teknologi effervescent, ketika asam organik dan bikarbonat
berkumpul di dalam air, karbon dioksida dilepaskan. Proses penyelesaiannya
terlihat dalam air 17-20 ° C. Mereka dapat dengan mudah dibawa dan
digunakan. Selera mereka menyenangkan. Busa mereka membantu membunuh
bakteri lokal (Tian, 2004).
Logam dan bikarbonat logam alkali (terutama sitrat atau tartarat)
digunakan untuk membuat effer-vescence. Reaksi terjadi setelah
menambahkan air (Stahl, 2013). Reaksi utamanya adalah reaksi asam-basa.
Komponen dasarnya adalah natrium bikarbonat yang merupakan basa dan
komponen asam contohnya adalah asam sitrat (Tekade, 2014). Saat pasien
bermasalah dengan kapsul atau tablet yang ditelan, tablet ini dapat digunakan
dengan mudah. Tablet ini juga diserap lebih cepat (Altomare, 1997).
7.3 Tujuan
Tujuan dari penggunaannya adalah tablet Effervescent digunakan
untuk menyederhanakan penanganan dosis, memberikan kompatibilitas
optimal, meningkatkan penyerapan yang unggul dan cepat, meningkatkan
asupan cairan pasien dan menghindari kesulitan menelan pil besar.
7.4 Keuntungan
Keuntungan dari tablet effervescent yaitu diantaranya (Sallam A, 2015):
- Dapat diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan
tablet atau kapsul
- Rasa Menyenangkan Dibandingkan dengan Tablet Biasa
- Didistribusikan Lebih Merata
- Asupan Cairan Meningkat
- Alternatif mudah untuk Tablet Biasa
- Pada saat dikonsumsi zat aktif dalam keadaan terlarut sehingga
absorpsinya lebih mudah
- Berguna untuk obat-obat yang tidak stabil apabila disimpan dalam bentuk
larutan
- Aksi cepat,
- Tidak perlu menelan tablet.
- Toleransi perut dan usus baik.
- Stabilitas yang unggul.
- Memasukkan sejumlah besar bahan aktif.
- Dosis yang akurat.
- Peningkatan Efek Terapi.
- Di daerah terpencil, terutama di mana bentuk parenteral tidak tersedia
karena biaya mahal, kurangnya staf medis yang memenuhi syarat, tablet
effervescent dapat menjadi alternatif.
7.5 Kerugian
Disamping mempunyai beberapa keuntungan, tablet effervescent juga
memiliki beberapa kekurangan, baik dalam produksi maupun dalam
pengemasannya. Rasa tidak enak dari beberapa bahan aktif, tablet yang lebih
besar membutuhkan bahan kemasan khusus dan relatif mahal untuk diproduksi
karena sejumlah eksipien yang lebih mahal atau fasilitas produksi khusus
(Sallam A, 2015). Ditinjau dari segi produksi, tablet effervescent harus dibuat
dalam ruangan khusus yang mempunyai kelembaban relatif 20-25% jadi sulit
untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia. Kelembaban udara
selama proses pembuatan sudah cukup memulai reaktivitas effervescent,
dengan demikian seluruh peralatan termasuk mesin cetak tablet harus berada
dalam ruangan khusus. Sedangkan dalam segi pengemasannya, tablet
effervescent harus dikemas dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat
melindungi tablet tersebut dari kelembaban, kelembaban udara di sekitar tablet
sesudah wadahnya terbuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas
produk, setelah sampai di tangan konsumen, harga yang relatif mahal (Voight,
1995).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembuatan tablet khusus sangat berhubungan dengan sistem pelepasan
suatu obat, baik pelepasan zat aktif dari matriksnya, maupun waktu yang
dibutuhkan suatu obat untuk lepas. Dimana pembuatan tablet khusus bertujuan
untuk menghantarkan obat dengan pelepasan yang berbeda, sehingga pada tablet
khusus dibuat tablet multiple layer, tablet salut, tablet bukal, tablet sublingual,
tablet hisap, tablet kunyah, dan tablet effervescent dengan maksud agar obat
sampai di tempat tujuan sesuai dengan waktu yang ditentukan tanpa mengalami
kerusakan baik oleh asam lambung maupun kerusakan akibat kerja hidrolisis
katalis suatu enzim.
DAFTAR PUSTAKA
Allen LV, Popovich NG, Ansel HC. (2010). Ansel’s pharmaceutical dosage forms
and drug delivery systems. 8th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams
& Wilkins.
Altomare E, Vendemiale G, Benvenuti C, Andreatta P. (1997). Bioavailability of a
new effervescent tablet of ibuprofen in healthy volunteers. Eur J Clin
Pharmacol: 505–6.
Amit Kumar Bind, G. Gnanarajan and Preeti Kothiyal, 2013, A Review:
Sublingual Route For Systemic Drug Delivery, International Journal of
Drug Research and Technology Vol. 3 (2), 31-36 ISSN 2277 – 1506.
Ansel, H. C, (1989) Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed. IV. UI Press :
Jakarta.
Arshad Bashir Khan, Tarun Kingsley, Preeta Caroline, 2017, A Review:
Sublingual Tablets and the Benefits of the Sublingual Route of
Administration, Journal of Pharmaceutical Research Volume 16, Issue 3,
Jul-Sep, 2017: 257
Dr. B. C. Roy College of Pharmacy & Allied Health Sciences, Bidhan Nagar.
(2013). Techniques of Tablet Coating: Concepts and Advancements: A
Comprehensive Review Voleme 2. India.
Lachman, Leon; Lieberman; et all, (1994) Teori dan Praktek Farmasi Industri
Edisi Ketiga, UI Press : Jakarta.
Mohrle R. (2005). Effervescent tablets. In: Liberman HA, Lachman L. Schwartz
JB, editors. pharmaceutical dosage form–tablets. Vol. I. First Indian
reprint. New York, NY: Marcel Dekker Inc.
Sallam A. (2015). Bioequivalence of Two Oral Formulations of Modafinil Tablets
in Healthy Male Subjects under Fed and Fasting Conditions. Journal of
Bioequivalence Availability.
Shargel, L dan Andrew B. C. Yu, (2005), Biofarmasetika dan Farmakokinetika
Terapan, Airlangga University Press : Surabaya.
Siregar M. Sc.,Apt, Prof. Dr. Charles J.P, (2010), Teknologi Farmasi Sediaan
Tablet Dasar-Dasar Praktis, EGC : Jakarta.
Stahl H. (2013). Effervescent dosage manufacturing. Pharmaceutical Technology
Europe. 15:25–8.
Swarbrick J, Boylan JC.(2002). Encyclopedia of pharmaceutical tech-nology.
New York, NY: Marcel Dekker.
Syamsuni. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC.
Tekade BW, Jadhao UT, Thakre VM, Bhortake LR. (2014). Formulation and
evaluation of diclofenac sodium effervescent tablet. Innovations in
Pharmaceuticals and Pharmacotherapy.
Tian XF, Bian BL. (2004). Development of effervescent tablet of Chinese
traditional medicine and its technology study. [Article in Chinese]
Zhongguo Zhong Yao Za Zhi. 29:624–7.
Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.