TINJAUAN PUSTAKA
Pada orang dewasa, ora serrata berada disekitar 6,5 mm di belakang garis
Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di belakang garis ini pada sisi nasal.
Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel pigmen retina
sehingga juga bertumpuk dengan membrane Bruch, khoroid, dan sklera. Di sebagian
besar tempat, retina dan epithelium pigmen retina mudah terpisah hingga membentuk
ruang subretina. tetapi pada discus optikus dan ora serrata, retina dan epithelium
pigmen retina saling melekat kuat. 1
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,23 mm pada kutub
posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat macula. Di tengah macula,
sekitar 3,5 mm sebelah lateral discus optikus terdapat fovea.1
Retina menerima asupan darah dari dua sumber : khoriokapilaria yang berada
tepat di luar membrane Bruch yang memperdarahi sepertiga luar retina, termasuk
lapisan pleksiformis luar dan lapisan inti luar fotoreseptor dan lapisan epitel pigmen
retina; serta cabang-cabang dari ateria sentralis retina yang memperdarahi dua pertiga
sebelah dalam. 1
Retina terdiri dari 10 lapisan, mulai dari sisi dalam adalah :
a. membrane limitans interna,
b. lapisan serat saraf,
c. lapisan sel ganglion,
d. lapisan fleksiformis dalam,
e. lapisan inti dalam,
f. lapisan fleksiformis luar,
g. lapisan inti luar,
h. membrane limitan eksterna,
i. lapisan fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut), dan
j. epithelium pigmen retina. 1
2.2.2 Epidemiologi
Retinopati diabetikum merupakan penyebab kebutaan yang paling sering
dijumpai terutama di Negara barat. Kira-kira 1 dari 900 orang berusia 25 tahun
mengidap diabetes kira-kira 1 dari 25 orang berusia 60 tahun adalah penyandang
diabetes. Retinopati diabteikum jarang ditemukan pada anak-anak dibawah umur 10
tahun tanpa memperhatikan lamanya diabetes. Resiko berkembangnya retinopati
meningkat setelah pubertas.3
Penelitian epidemiologis di Amerika, Australia, Eropa, dan Asia melaporkan
bahwa jumlah penderita retinopati DM akan meningkat dari 100,8 juta pada tahun
2010 menjadi 154,9 juta pada tahun 2030 dengan 30% di antaranya terancam
mengalami kebutaan. The DiabCare Asia 2008 Study melibatkan 1 785 penderita DM
pada 18 pusat kesehatan primer dan sekunder di Indonesia dan melaporkan bahwa
42% penderita DM mengalami komplikasi retinopati, dan 6,4% di antaranya
merupakan retinopati DM proliferatif.3
B. Perubahan hematologi:
1. Peningkatan sifat agregasi trombosit dan peningkatan agregasi eritrosit yang
meningkatkan abnormalitas serum dan viskositas darah.
2. Abnormalitas lipid serum
3. Fibrinolisis yang tidak sempurna
4. Abnormalitas dari sekresi growth hormone
C. Perubahan biokimia
1. Jalur poliol
Hiperglikemia yang berlangsung lama akan menyebabkan produksi
berlebihan serta akumulasi dari poliol, yaitu senyawa gula dan alkohol,
dalam jaringan termasuk di lensa dan saraf optik. Salah satu sifat dari
senyawa poliol adalah tidak dapat melewati membran basalis sehingga
akan tertimbun dalam jumlah banyak di dalam sel. Senyawa poliol
menyebabkan peningkatan tekanan osmotik sel dan menimbulkan
gangguan morfologi maupun fungsional sel.
2. Glikasi nonenzimatik
Glikasi nonenzimatik terhadap protein dan DNA yang terjadi selama
hiperglikemi dapat menghambat aktivitas enzim dan keutuhan DNA.
Protein yang teroglikosilasi membentuk radikal bebas dan akan
menyebabkan perubahan fungsi sel.
3. Protein kinase C
Protein kinase C (PKC) diketahu memiliki pengaruh terhadap permeabilitas
vaskuler, kontraktilitas, sintesis membran basalis dan proliferasi sel
vaskuler. Dalam kondisi hiperglikemia aktivitas PKC di retina dan sel
endotel meningkat akibat peningkatan sintesis de novo dari diasilgliserol,
yaitu suatu regulator PKC yang berasal dari glukosa.
2.2.4 Klasifikasi
Retinopati diabetikum diklasifikasikan menjadi: 2
A. Stadium awal, Non Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR).
Gambar 2.3. NPDR dengan mikroaneurisma, venous beading, perdarahan
intraretina
Lesi di retina pada stadium ini berada dibawah retina dan terdapat
mikroaneurisma, hemoragik kecil “dot dan blot”, hemoragik “splinter”,
abnormalitas intraretinal mikrovaskular dan bercak “cotton wool”. 4
2.2.5 Patofisiologi
Hiperglikemia kronik mengawali perubahan patologis pada retinopati DM dan
terjadi melalui beberapa jalur, yaitu:5
1. Hiperglikemia memicu terbentuknya reactive oxygen intermediates (ROIs)
dan advanced glycation endproducts (AGEs). ROIs dan AGEs merusak sel
perikapiler dan endotel pembuluh darah serta merangsang pelepasan faktor
vasoaktif seperti nitric oxide (NO), prostasiklin, insulin-like growth factor-1
(IGF-1) dan endotelin yang akan memperparah kerusakan.
2. Hiperglikemia kronik mengaktivasi jalur poliol yang meningkatkan glikosilasi
dan ekspresi aldose reduktase sehingga terjadi akumulasi sorbitol. Glikosilasi
dan akumulasi sorbitol kemudian mengakibatakan kerusakan endotel
pembuluh darah dan disfungsi enzim endotel.
3. Hiperglikemia mengaktivasi tranduksi sinyal intraselular protein kinase C
(PKC). Vaskular endothelial growth factor (VEGF) dan faktor pertumbuhan
lain diaktivasi oleh PKC. VEGF menstimulasi ekspresi intracellular adhesion
molecule-1 (ICAM-1) yang memicu terbentuknya ikatan antara leukosit dan
endotel pembuluh darah. Ikatan tersebut menyebabkan kerusakan sawar darah
retina, serta trombosis dan oklusi kapiler retina.
DAFTAR PUSTAKA
1. Daniel V, Asbury T, Riordan-Eva P; Alih bahasa Tamboyang J, Braham U
Pendit; Editor, Suyono YJ. Oftalmologi Umum. Ed 17.
2. American Academy of Opthalmology. Retina and Vitreous. Section 12. San
Fransisco: 2011-2012
3. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 4th Ed. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI;2011.
4. Freeman WR, Practical Atlas of Retinal Disease and Therapy, Edition 2,
Lippincott-Raven, Hongkong, page 199-213, 1998.
5. Diabetic Retinopathy,
http://www.kellogg.umich.edu/patientcare/conditions/diabetic.retinopathy.h
tml. Diakses 17 September 2018.
6. Basic and Clinical Science Course. Retina and Vitreus Section 12. The
Foundation of The American Academy of Ophtalmology ; 2006
7. Viswanath K. Diabetic Retinopathy: Clinical Findings and Management.
Dalam: Community Eye Health, Vol 16, No 46. Editor: DD Murray McGavin.
UK: 2003.
8. Ratna S, Retinopati Diabetik. J Indon Med Assoc, Vol. 61 (8). Jakarta: 2011