RAS
Identifikasi kerangka juga bertujuan untuk membuktikan ras dari kerangka
manusia tersebut. Penentuan ras mungkin dilakukan dengan pemeriksaan
antropologik pada tengkorak, gigi geligi, dan tulang panggul atau tulang lainnya.
Namun, tulang tengkorak terutama regio fasial merupakan yang paling bersifat
diagnostik untuk penentuan ras. Adapun yang sering dinilai adalah fitur-fitur seperti
bentuk keseluruhan dari tulang tengkorak, bentuk area nasal, bentuk orbita, derajat
penonjolan rahang bawah, dan beberapa fitur pada gigi.
Rumus Trotter dan Glesser untuk populasi dewasa muda di Indonesia Pria :
TB = 70,37 + 1,22 (Fem+Tib) ± 3,24
TB = 70,24 + 1,22 (Fem+Fib) ± 3,18
TB = 80,56 + 2,40 (Fib) ± 3,24
TB = 81,45 + 2,39 (Tib) ± 3,27
TB = 71,18 + 1,68 (Hum+ulna) ± 4,14
TB = 74,83 + 1,67 (Hum+Rad) ± 4,16
Keterangan :
TB = tinggi badan (cm)
Fem = Femur (tulang paha) = 45 cm
Tib = Tibia (tulang kering) = 37 cm
Fib = Fibula (tulang betis) = 35 cm
Hum = Humerus (tulang lengan atas) = 30 cm
Ulna = ulna = 24 cm
C. KESIMPULAN
Pada pemeriksaan tulang belulang didapatkan rangka manusia ras Mongoloid
berjenis kelamin…….., perkiraan usia di atas …………. tahun dan dibawah ………
tahun, dan diperkirakan tinggi badannya 157,76 cm s/d 173,65 cm.