PENDAHULUAN
1
8. Bagaimana pemeriksaan genetalia dilakukan?
9. Bagaimana pemeriksaan rektum dilakukan?
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik
pada sistem pernapasan merupakan satu dari komponen proses keperawatan yang
merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan
sistem pernafasan dari klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status
kesehatan seorang klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan
berkesinambungan (Muttaqin, 2010). Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari
ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan
informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat
penilaian klinis. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan
fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan
pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian
kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis
tersebut disebut teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa
dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin
diperlukan seperti test neurologi.
Adanya petunjuk yang didapat selama dilaksanakan pemeriksaan riwayat dan fisik,
ahli medis dapat menyusun sebuah diagnosis diferensial, yakni sebuah daftar
penyebab yang mungkin menyebabkan terjadinya gejala tersebut. Beberapa tes akan
dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap
akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang
3
spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan
darah selalu dilakukan pertama kali.
1.Inspeksi
2. Palpasi
4
fremitus taktil atau vibrasi gerakan udara melalui dinding dada ketika klien
sedang bicara.
Metode palpasi dilaksanakan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ.
Palpasi toraks berguna untuk mengetahui abnormalitas yang dikaji saat inspeksi
seperti massa, lesi, dan bengak. Perlu dikaji juga kelembutan kulit terutama jika
pasien mengeluhkan adanya nyeri. Perlu diperhatikan juga adanya getaran atau
tidak pada dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara (vocal premitus).
Palpasi dinding dada posterior saat klien mengucapkan kata-kata yang
menghasilkan vibrasi yang relative keras. Vibrasi ditransmisikan dari laring
melalui jalan napas dan dapat dipalpasi pada dinding dada. Intensitas vibrasi
pada kedua sisi disbandingkan terhadap simetrisnya. Vibrasi terkuat teraba di
atas area yang terdapat konsolidasi paru misalnya Pneumonia.Terdapat dua jenis
palpasi, yaitu palpasi ringan dan palpasi dalam. Palpasi ringan banyak digunakan
dalam pengkajian dengan cara ujung jari pada satu atau dua tangan yang
digunakan secara simultan. Tangan diletakkan pada area yang akan dipalpasi dan
jari-jari ditekan ke bawah perlahan-lahan sampai ditemukan hasil. Palpasi dalam
dilakukan untuk mengetahui keadaan atau isi abdomen. Biasanya dilakukan
dengan menggunakan dua tangan yang disebut bimanual. Satu tangan digunakan
untuk merasakan bagian yang dipalpasi sedangkan tangan lainnya untuk
menekan ke bawah. Dengan posisi relaks, jari-jari tangan kedua diletakkan
melekat pada jari-jari pertama. Tekanan dilakukan oleh puncuk tangan ke sendi
Intrapalngeal distal. Tekanan dilepas sebelum pindah area kecuali untuk
mengetahui adanya nyeri tekan.
3. Perkusi
5
4.Auskultasi
1. Pemeriksaan Toraks
Perhatikan :
6
∞ Retraktasi,inspirasi pada area supraklavikular.
Amati bentuk dada pasien : Normal atau dada tong (bareel chest).
∞ Stridor.
∞ Mengi.
7
1.DADA POSTERIOR
∞ Ekspansi dada
8
Perkusi
Catatan Perkusi
9
∞ Identifikasi tingkat kepekakan diafragmatik pada setiap sisi dan
perkirakan penurunan diafragmatik.
Dengarkan dada menggunakan stetoskop dengan pola berjenjang dari sisi ke sisi
Kemungkinan Temuan : Crackles (halus dan kasar) dan bunyi yang kontinu
(mengi dan bronki)
10
Amati kualitas napas,kaitkan posisinya dengan siklus pernapasan dan letaknya
pada dinding dada
Bunyi napas
11
Kaji bunyi suara napas yang ditransmisikan jika anda mendengar bunyi napas
bronkial pada tempat abnormal. Minta pasien untuk :
2.DADA ANTERIOR
∞ Retraksi interkostal
12
Kemungkinan Temuan : karena penyakit yang penyebab dasarnya
pleura atau paru, paralisis nervus frenikum
∞ Nyeri tekan
∞ Ekspansi pernapasan
∞ Fremitus taktil
∞ Bunyi napas
TEKHNIK KHUSUS
Bila tepat dilakukan, jalan bersama dengan pasien menuruni atau menaiki
anak tangga. Amati frekuensi,upaya,serta bunyi napas,dan kaji bila ada gejala.
13
WAKTU EKSPIRASI KUAT
Minta pasien untuk menarik napas dalam serta menghembuskan secepat dan
selengkap mungkin,dengan posisi mulut terbuka. Dengarkan di atas trakea
menggunakan bagian diafragma stetoskop,dan waktu ekspirasi yang dapat di dengar.
Cobalah untuk mendapatkan tiga kali hasil pengkajian seacara konsisten. Beri waktu
istirahat sesuai yang di butuhkan.
Kemungkinan temuan : Jika pasien dapat memahami dan bekerja sama dengan baik
,waktu ekspirasi yang kuat selama 6 detik atau lebih menandakan adanya penyakit
paru obstruksi.
14
VENA JUGULARIS
DENYUT KAROTIS
15
Kemungkinan temuan bruit karotik diduga adanya penyempitan
aterosklerotik.
JANTUNG
16
TEKNIK PEMERIKSAAN DALAM INSPEKSI DAN PALPASI
Inspeksi dan palpasi dada interior untuk adanya susah mengembangkan dada,
henti gerakan, atau thrill
Identifikasi impuls apikal. Miringkan pasien ke kiri.catat :
Letak impuls
Kemungkinan temuan bergeser ke kiri pada wanita hamil
Diameter
Kemungkinan temuan peningkatan diameter, amplitudo, dan durasi pada
dilatasi ventrikel kiri karena gagal jantung kongestif atau kardiomiopati
iskemik.
Amplitudo-biasanya seperti ketukan.
Kemungkinan temuan terus-menerus pada hipertrofi ventrikel kiri; menyebar
pada gagal jantung kongestif.
Durasi
Raba impuls ventrikel kanan pada parasternum kiri dan area epigastrik.
Kemungkinan temuan kuatnya impuls diduga pembesaran ventrikal kanan.
Palpasi interkostal kanan dan kiri dekat dengan sternum. Catat adanya thrill
pada area ini.
17
Kemungkin temuan pulsasi pembuluh darah besar; S2 yang menonjol; thrill
pada stenosis aorta atau pulmonal
AUSKULTASI
Gunakan bel untuk bunyi nada relatif rendah pada batas sternum kiri bawah
dan apeks.
Kemungkinan temuan Lihat tabel 8-1, bunyi jantung, hlm. 138; tabel 8-2,
variasi pada bunyi jantung kedua (S2), hlm. 140-141.
S1
S2. Apakah spelitting normal pada interkosta kiri ke-2 dan ke-3?
18
Kemungkinan temuan splitting fisiologis (inspirasi) atau patologis (ekspirasi)
S3,S4
Murmur sistolik
PULSUS ALTERNANS
DENYUT PARADOKSIKAL
Kurangi tekanan manset tekana darah secara perlahan dan perhatikan dua
tingkat tekana: (1) di mana bunyi korotkoff terdengar pertama kali, dan (2)
kapan bunyi tersebut tersebut terdengar menatap pertama kali sepanjang siklus
pernapsan. Perbedaan tingkat ini normalnya tidak lebih dari 3-4 mmHg.
19
Kemungkinan temuan nilai yang menurun tajam, yang lebih besar dari
10mmHg selama inspirasi, merupakan tanda denyut
paradoksikal.pertimbangkan adanya penyakit paru obstruktif, perikarditis
konstriktif.
PAYUDARA WANITA
Catat :
20
Inspeksi Puting :
Palpasi Payudara : Jaringan payudara harus dalam posisi datar dan pasien terlantang.
Palapasi area rektangular yang meluas dari klavikula sampai lipatan inframamari atau
garis bra, dan dari garis midsternum sampai garis aksila posterior serta ke bagian
dalam aksila untuk melihat ujung Spence.
Catat:
1. Konsisten
2. Kemungkinan temuan : nodulasi fisiologik
3. Nyeri tekan
4. Kemungkinan temuan : infeksi, nyeri tekan prementruasi
5. Nodulus, jika ada, perhatikan letak, ukuran, bentuk, konsistensi,
delimitasi(batas), nyeri tekan, dan mobilitasi.
6. Kemungkinan temuan : kista, fibroadenoma, kanker
21
PAYUDARA PRIA
TEKNIK KHUSUS
Posisi Telentang
1. Berbaring dengan satu bantal di bawah bahu kanan Anda. Letakkan lengan
kanan di belakang kepala Anda.
2. Gunakan bantalan jari dari ketiga jari tengah tangan kiri untuk meraba adanya
benjolan pada payudara kanan. Bantalan jari adalah bagian puncak ketiga
pada setiap jari.
3. Tekan dengan cukup kuat untuk mengetahui keadaan payudara. Batasan tegas
di bagian bawah lengkung setiap payudara adalah normal. Jika anda tidak
yakin seberapa keras harus memberi tekanan dan bicarakan dengan tenaga
kesehatan atau usahakan meniru cara dokter atau perawat.
4. Tekan dengan cukup kuat payudara dengan pola ke atas dan ke bawah atau
mngikuti pola “garis”. Anda dapat juga menggunakan pola sirkular atau baji,
tetapi pastikan untuk menggunakan pola yang sama pada setiap pemeriksaan.
Periksa seluruh bagian payudara ,dan perhatikan apa yang anda rasakan.
22
5. Ulangi pemeriksaan pada payudara kiri,menggunakan bantalan jari tangan
kanan.
6. Jika anda menemukan perubahan, periksalah ke dokter.
Posisi Berdiri
23
4. TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN ABDOMEN
24
Udara di bawah tekanan di
dalam usus yang dilatasi
Bising usus nada tinggi dan kasar di Obstruksi usus
sertai kram
Bruit hepatik Karsinoma hepar
Hepatitis alkoholik
Perkusi abdomen untuk pola bunyi timpani dan pekak. Palpasi semua kuadran
abdomen
Kemungkinan temuan asites, obstruksi GI ,uterus hamil , tumor ovarium
Lakukan dengan tekanan ringan untuk mengetahui adanya nyeri otot, nyeri
lepas, dan nyeri tekan.
25
Kemungkinan temuan inflami peritoneal
Palpasi lebih dalam untuk mengetahui adanya massa atau nyeri tekan
26
HEPAR
Perkusi batas tumpul hepar pada garis mdklavikular(GMK).
27
Kemungkinan temuan nyeri tekan pada hepatitis atau gagal jantung kongestif;
massa tumor
LIMPA
Perkusi sepanjang kiri bawah dada anterior, perhatikan perubahan dari timpati
menjadi pekak.
Periksa adanya tanda perkusi splenikus.
Coba untuk meraba limpa dengan posisi pasien :
Kemungkinan temuan splenomegali
Berbaring miring ke kanan dengan posisi tungkai fleksi pada pinggang dan
lutut
28
GINJAL
AORTA
29
MENGKAJI ASITES
Palpasi adanya pergeseran bunyi pekak. Petakan area timpani dan tumpul
dengan posisi pasien telentang dan miring (lihat di bawah).
30
Periksa adanya gelombang cairan. Minta pasien atau seorang asisten untuk
menekan tepi kedua tangan pada garis tengah abdomen. Ketuk salah satu sisi
dan rasakan adanya transmisi gelombang ke sisi yang lain.
Kemungkinan temuan gelombang yang dapat di palpasi menunjukkan tapi
tidak membuktikan adanya asites.
Balotemen suatu organ atau massa pada abdomen yang asites. Tempatkan jari
tangan anda berjajar lurus pada abdomen, dengan segera arahkan ke struktur
tersebut, dan coba sentuh permukaannya.
Kemungkinan temuan tangan anda, dengan cepat menggeser cairan dan
berhenti secara tiba-tiba ketika menyentuh permukaan padat.
Genetalia Pria
1. Penis
Inspeksi
∞ Perkembangan penis dan kulit serta rambut pada bagian dasarnya
Kemungkinan Temuan : kematangan seksual, kutu
∞ Prepusium
31
Kemungkinan Temuan : fimosis
∞ Glens
Kemungkinan Temuan : balanitis, syangker, herpes, kutil, kanker
∞ Meatus uretra
Kemungkinan Temuan : Hipospadia,rabas karena uretritis
Palpasi
32
∞ Epididimis
Epididimitis, kista
∞ Korda spermatikus dan area sekitar
Varikokel
Gambar
33
HERNIA
Pasien biasanya berdiri.
TEKNIK KHUSUS
34
Pemeriksaan inipaling baik dilakukan setelah mandi dengan air hangat atau pancuran.
Panas merelaksasikan area skrotum dan memudahkan untuk menemukan massa atau
sesuatu lainnya yang tidak wajar.
∞ Berdiri di depan cermin, periksa adanya pembengkakan pada kulit skrotum.
∞ Periksa masing-masing testis dengan kedua tangan. Buat suatu kubah dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah di belakang testis dan letakkan ibu jari
pada bagian puncak.
∞ Putar penis dengan hati-hati antara ibu jari dan jari telunjuk. Salah satu testis
mungkin lebih besar dari yang lainnya. Temuan seperti ini normal, tetapi waspadai
adanya benjolan atau area yang nyeri.
∞ Temukan apakah terdapat epididimis. Epididimis akan teraba lunak, struktur
seperti pipa pada bagian belakang testis, yang merupakan tempat penampung dan
berisi sperma, bukan merupakan benjolan abnormal.
∞ Jika menemukan benjolan, jangan menunggu menjadi lebih parah atau lebih besar.
Kunjungi dokter anda. Benjolan kemungkinan suatu infeksi, tetapi jika ini suatu
kanker, massa ini akan menyebar kecuali dihentikan dengan pengobatan.
35
Genetalia Wanita
Teknik-Teknik Pemeriksaan
36
pasien.
∞ Gunakan taknik terbaik tetapi berhati-hati, terutama ketika memasukkan
spekulum.
( kenakan sarung tangan. Pemeriksa pria harus ditemaani oleh asisten wanita.
Pemeriksa wanita juga harus didampingi bila mungkin).
GENETALIA EKSTERNA
37
Putar spekulum, buka spekulum dan inspeksi area serviks.
Amati
∞ Posisi
Kemungkinan Temuan : Serviks mengarah ke depan jika uterus retroversi.
∞ Warna
Kemungkinan Temuan : Keunguan pada kehamilan
∞ Permukaan epitelial
Kemungkinan Temuan : Epitelium skuamosa dan kolumnar
∞ Adanya rabas atau perdarahan
Kemungkinan Temuan : Rabas dari orifisium pada servisitis mukopurulen
∞ Adanya ulkus, nodulus, atau massa
Kemungkinan Temuan : Herpes, polip, kanker.
38
Dapatkan spesimen unuk sitologi (Pap Smear) dengan
∞ Spatula atau sikat endoserviks (kecuali pada wanita hamil) untuk mengambil
apusan ektoserviks. Atau, jika pasien tidak hamil, gunakan sikat serviks untuk
mendapatkan spesimen kombinasi (juga gunakan Thin Prep)Keungkinan Temuan
: Kanker dini sebelum ter;ihat bukti klinis.
Kaji kekuatan otot-otot pelvis. Dengan jari anda dalam vagina mengarah ke
serviks, minta pasien mengencangkan otot-otot di sekitar jari sekuat dan selama
mungkin.
Kemunginan Temuan : Jepitan kuat yang menekan jari anda, gerakkan ke atasdan
ke dalam, jika berlangsung lebih dari 3 detik, otot-otot tersebut dinyatakan
39
berkekuatan penuh.Lakukan pemeriksaan rektovaginal (hal 213)
PRIA
40
Dinding rektum
Kemungkinan temuan kanker rektum, polip
Kelenjar prostat, seperti yanag di perlihatkan di bawah
WANITA
41
Palpasi kanal anus dan rektum.
Kemungkinan temuan kanker rektum, serviks uterus normal; atau tampon
(teraba melalui dinding rektum)
TEKNIK KHUSUS
HERNIA
Minta wanita untuk engejan, ketika anda mempalpasi kemungkinan terdapat tonjolan
ke dalam.
∞ Kanalis femoralis
Kemungkinan Temuan : Hernia femoralis
∞ Labia mayora ke atas tepat lateral terhadap tuberkel pubis.
Kemungkinan Temuan : Hernia inguinalis direk.
42
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulam
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik pada
sistem pernapasan merupakan satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan sistem pernafasan
dari klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttaqin, 2010).
3.2 saran
Makalah ini Menurut kami langkah pertama yang harus diperlukan dalam
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
43
DAFTAR PUSTAKA
44