Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan


dalam memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Pemeriksaan fisik pada sistem pernapasan merupakan satu dari komponen
proses keperawatan yang merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat
dalam menggali permasalahan sistem pernafasan dari klien meliputi usaha
pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttaqin, 2010).
Tenaga medis dalam hal ini perawat melakukan pemeriksaan fisik
memiliki tujuan-tujuan tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan
klien. Tujuan tersebut meliputihal-hal berikut ini:
1. Mengetahui kondisi sistem respirasi normal atau tidak
2. Mengetahui adanya gangguan pada sistem respirasi
3. Menentukan rencana yindakan keperawatan yang tepat
4. Sebagai skrining rutin untuk meningkatkan perilaku sejahtera

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian dari pemeriksaan fisik itu ?


2. Bagaimana tujuan pemeriksaan fisik?
3. Bagaimana macam-macam pemeriksaan fisik?
4. Bagaimana pemeriksaan thoraks dilakukan?
5. Bagaimana pemeriksaan paru dilakukan?
6. Bagaimana pemeriksaan payudara dilakukan?
7. Bagaimana pemeriksaan abdomen dilakukan?

1
8. Bagaimana pemeriksaan genetalia dilakukan?
9. Bagaimana pemeriksaan rektum dilakukan?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari pemeriksaan fisik itu ?


2. Mengetahui tujuan pemeriksaan fisik?
3. Mengetahui macam-macam pemeriksaan fisik?
4. Mengetahui pemeriksaan thoraks dilakukan?
5. Mengetahui pemeriksaan paru dilakukan?
6. Mengetahui pemeriksaan payudara dilakukan?
7. Mengetahui pemeriksaan abdomen dilakukan?
8. Mengetahui pemeriksaan genetalia dilakukan?
9. Mengetahui pemeriksaan rektum dilakukan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik
pada sistem pernapasan merupakan satu dari komponen proses keperawatan yang
merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan
sistem pernafasan dari klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status
kesehatan seorang klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan
berkesinambungan (Muttaqin, 2010). Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari
ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan
informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat
penilaian klinis. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan
fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan
pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian
kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis
tersebut disebut teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa
dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin
diperlukan seperti test neurologi.
Adanya petunjuk yang didapat selama dilaksanakan pemeriksaan riwayat dan fisik,
ahli medis dapat menyusun sebuah diagnosis diferensial, yakni sebuah daftar
penyebab yang mungkin menyebabkan terjadinya gejala tersebut. Beberapa tes akan
dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap
akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang

3
spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan
darah selalu dilakukan pertama kali.

2.2 Tujuan Pemeriksaan Fisik


Tenaga medis dalam hal ini perawat melakukan pemeriksaan fisik memiliki
tujuan-tujuan tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan klien. Tujuan
tersebut meliputihal-hal berikut ini:
1. Mengetahui kondisi sistem respirasi normal atau tidak
2. Mengetahui adanya gangguan pada sistem respirasi
3. Menentukan rencana yindakan keperawatan yang tepat
4. Sebagai skrining rutin untuk meningkatkan perilaku sejahtera

2.3Macam-Macam Pemeriksaan Fisik

1.Inspeksi

Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi


dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status
fisik klien sebagai data dasar. Inspeksi dilakukan saat pertama kali bertemu
dengan klien atau pemeriksaan yang dilakukan pertama kali. Saat melakukan
tindakan ini amati secara cermat mengenai tingkah laku dan keadaan tubuh klien.

2. Palpasi

Palpasi adalah tindakan yang dilakukan menggunakan sentuhan dan rabaan.


Palpasi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukkan dengan menggunakan
tangan untuk meraba struktur di atas atau di bawah permukaan tubuh. Palpasi
dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi
abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui vocal atau tactile
premitus (vibrasi). Selama palpasi perawat harus mengkaji adanya krepitus
(udara dalam jaringan subkutan), nyeri tekan dinding dada, tonus otot edema, dan

4
fremitus taktil atau vibrasi gerakan udara melalui dinding dada ketika klien
sedang bicara.
Metode palpasi dilaksanakan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ.
Palpasi toraks berguna untuk mengetahui abnormalitas yang dikaji saat inspeksi
seperti massa, lesi, dan bengak. Perlu dikaji juga kelembutan kulit terutama jika
pasien mengeluhkan adanya nyeri. Perlu diperhatikan juga adanya getaran atau
tidak pada dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara (vocal premitus).
Palpasi dinding dada posterior saat klien mengucapkan kata-kata yang
menghasilkan vibrasi yang relative keras. Vibrasi ditransmisikan dari laring
melalui jalan napas dan dapat dipalpasi pada dinding dada. Intensitas vibrasi
pada kedua sisi disbandingkan terhadap simetrisnya. Vibrasi terkuat teraba di
atas area yang terdapat konsolidasi paru misalnya Pneumonia.Terdapat dua jenis
palpasi, yaitu palpasi ringan dan palpasi dalam. Palpasi ringan banyak digunakan
dalam pengkajian dengan cara ujung jari pada satu atau dua tangan yang
digunakan secara simultan. Tangan diletakkan pada area yang akan dipalpasi dan
jari-jari ditekan ke bawah perlahan-lahan sampai ditemukan hasil. Palpasi dalam
dilakukan untuk mengetahui keadaan atau isi abdomen. Biasanya dilakukan
dengan menggunakan dua tangan yang disebut bimanual. Satu tangan digunakan
untuk merasakan bagian yang dipalpasi sedangkan tangan lainnya untuk
menekan ke bawah. Dengan posisi relaks, jari-jari tangan kedua diletakkan
melekat pada jari-jari pertama. Tekanan dilakukan oleh puncuk tangan ke sendi
Intrapalngeal distal. Tekanan dilepas sebelum pindah area kecuali untuk
mengetahui adanya nyeri tekan.

3. Perkusi

Perkusi merupakan metode pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk. Tujuan


perkusi adalah untuk menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan
cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan
ke bawah jaringan. Metode perkusi dapat membedakan apa yang ada di bawah
jaringan seperti udara, cairan atau zat padat.

5
4.Auskultasi

Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencangkup


mendengar suara napas normal dan suara tambahan (abnormal) dengan
menggunakan stetoskop. Perawat menggunakan stetoskop untuk mendengarkan
bunyi jantung, paru-paru, bunyi bising usus serta untuk mengukur tekanan darah
dan denyut nadi. Suara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui
jalan napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih.

1. Pemeriksaan Toraks

A. Tekhnik-tekhnik pemeriksaan Toraks :

- Inspeksi toraks dan gerakan napas.

Perhatikan :

∞ Frekuensi,irama,kedalaman,dan uapaya bernafas.

Kemungkinan temuan : Tkipnea,hiperpnea,pernapasan Cheyne-Stokes.

6
∞ Retraktasi,inspirasi pada area supraklavikular.

Kemungkinan temuan : Terjadi pada penyakit paru obstruksi menahun


(PPOM),asma,obstruksi jalan napas atas.

∞ Kontraksi inspirasi strnomastoideus.

Kemungkinan temuan : Menandakan kesulitan pernapasan yang berat.

Amati bentuk dada pasien : Normal atau dada tong (bareel chest).

Dada Tong adalah peningkatan diameter anteroposterior. Bentuk ini di anggap


normal selama masa kanak-kanak,dan sering menyertai penuaan normal dan
penyakit paru.

- Dengarkan pernapasan pasien untuk mengetahui :

∞ Frekuensi dan irama pernapasan.

Kemungkinan Temuan : 14-16 kali/menit pada individu dewasa.

∞ Stridor.

Kemungkinan Temuan : Stridor pada obstruksi jalan napas atas akibat

benda asing atau epiglotitis.

∞ Mengi.

Kemungkinan Temuan : Mengi ekspresi pada asma dan PPOM.

7
1.DADA POSTERIOR

Inpeksi dada untuk mengetahui :

∞ Deformitas atau asimetris

Kemungkinan Temuan : Kifoskoliosis

∞ Retraksi inspirasi abnormal dari interkostal

Kemungkinan Temuan : Retraksi pada obstruksi jalan nafas

∞ Gangguan atau kelambanan gerakan pernapasan unilateral

Palpasi dada untuk mengetahui :

∞ Area nyeri tekan

Kemungkinan Temuan : Fraktur iga

∞ Abnormalitas yang terlihat

Kemungkinan Temuan : massa, saluran sinus

∞ Ekspansi dada

Kemungkinan Temuan : Gangguan, kedua sisi pada PPOM dan penyakit


paru restriktif

∞ Fremitus taktil ketika pasien mengatakan “aa” atau “uu”

Kemungkinan Temuan : peningkatan atau penurunan lokal atau umum

8
Perkusi

 dada pada area yang digambarkan, dengan membandingkan satu sisi


dengan sisi yang lain pada tinggi yang sama, dengan menggunakan “pola
berjenjang” sisi ke sisi.
 Kemungkinan Temuan : Bunyi pekak terjsdi bila cairan atau jaringan padat
menggantikan bagian paru yang normalnya terisi oleh udara; bunyi
hiperresonan pada emfisema atau pneumotoraks.

Catatan Perkusi

Intensitas relatif,tinggi contoh


nada,dan durasi
Datar Halus/tinggi.pendek Efusi pleura yang luas
Pekak Sdang/sedang/sedang Pneumonia lobaris
Resonan Keras/rendah/panjang Pru normal,bronkitis
kronis yang sederhana
Hipersonan Lebih kerans/lebih Emfisema,pneumotoraks
rendah/lebih panjang
Timpani Keras/tinggi Pneumotoraks yang luas

9
∞ Identifikasi tingkat kepekakan diafragmatik pada setiap sisi dan
perkirakan penurunan diafragmatik.

Kemungkinan Temuan : Efusi pleura atau paralisis diafragma


meningkatkan tingkat kepekakan bunyi yang ditimbulkan.

Dengarkan dada menggunakan stetoskop dengan pola berjenjang dari sisi ke sisi

∞ Evaluasi bunyi napas.

Kemungkinan Temuan : Bunyi napas vesikular, bronkovesikular, atau


bronkial; penurunan bunyi napas akibat berkurangnya aliran udara.

∞ Perhatikan setiap bunyi tambahan (adventisius)

Kemungkinan Temuan : Crackles (halus dan kasar) dan bunyi yang kontinu
(mengi dan bronki)

10
Amati kualitas napas,kaitkan posisinya dengan siklus pernapasan dan letaknya
pada dinding dada

Bunyi napas

Bunyi napas tambahan

11
Kaji bunyi suara napas yang ditransmisikan jika anda mendengar bunyi napas
bronkial pada tempat abnormal. Minta pasien untuk :

∞ Mengucapkan “77” dan “ii” dan berbisik “77” atau “1,2,3”

Kemungkinan Temuan : Bronkofoni, egofoni, dan bisikan pektoriloqui.

Bunyi suara yang diransmisikan

2.DADA ANTERIOR

Inspeksi dada untuk mengetahui:

∞ Deformitas atau ketidaksimetrisan

Kemungkinan Temuan : pektus ekskavatum

∞ Retraksi interkostal

Kemungkinan Temuan : karena sumbatan jalan napas

∞ Gangguan atau penyimpangan gerakan pernapasan

12
Kemungkinan Temuan : karena penyakit yang penyebab dasarnya
pleura atau paru, paralisis nervus frenikum

Palpasi dada untuk mengetahui

∞ Nyeri tekan

Kemungkinan Temuan : Nyeri tekan musukulus pektoralis, kostokondritis

∞ Pengkajian terhadap abnormalitas yang dapat dilihat

Kemungkinan Temuan : flail chest (iga melayang)

∞ Ekspansi pernapasan

∞ Fremitus taktil

Perkusi dada seperti pada area yang diilustrasikan.

Dengarkan dada dengan menggunakan stetoskop. Perhatikan:

∞ Bunyi napas

∞ Bunyi napas tambahan

∞ Jika ada indikasi, bunyi suara yang ditransmisikan

TEKHNIK KHUSUS

PENGKAJIAN FUNGSI PARU

Bila tepat dilakukan, jalan bersama dengan pasien menuruni atau menaiki
anak tangga. Amati frekuensi,upaya,serta bunyi napas,dan kaji bila ada gejala.

13
WAKTU EKSPIRASI KUAT

Minta pasien untuk menarik napas dalam serta menghembuskan secepat dan
selengkap mungkin,dengan posisi mulut terbuka. Dengarkan di atas trakea
menggunakan bagian diafragma stetoskop,dan waktu ekspirasi yang dapat di dengar.
Cobalah untuk mendapatkan tiga kali hasil pengkajian seacara konsisten. Beri waktu
istirahat sesuai yang di butuhkan.

Kemungkinan temuan : Jika pasien dapat memahami dan bekerja sama dengan baik
,waktu ekspirasi yang kuat selama 6 detik atau lebih menandakan adanya penyakit
paru obstruksi.

2. TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN DAN TEKANAN DARAH DAN


FREKUENSI JANTUNG

Jika sebelum di lakukan ,lakukan pengukuran nadi radialis atau apical

 Perkiraan tekanan darah sistolik dengan melakukan palpasi dan tambahkan


30mmHg.Gunakan penjumlahan ini sebagai target untuk pemompaan manset.
 Kemungkinan temuan langkah ini membuat anda mendeteksi adanya gap
auskultasi dan menghindari pencatatan tekanan darah sistolik rendah yang
tidak tepat .
 Ukur tekanan darah dengan menggunakan sfigmomanometer jika
diindikasikan ,lakukan pemeriksaan ulang .
 Kemungkinan temuan hipotensi ortostatik (postural)(timbul karena perubahan
posisi duduk, atau dari duduk ke berdiri, TD sistolik ≥20 mmHg ; frekuansi
nadi ≥20 kali / menit).

14
VENA JUGULARIS

 Identifikasi pulsasi vena jugularis dan titik tertingginya di leher . kepala


tempat tidur harus mulai di tinggikan dengan sudut 30°; sesuaikan sudut
tempat tidur dengan kebutuhan
 Pelajari gelombang denyut vena. Perhtikan adanya gelombang a pada
kontraksi atrium dan gelombang v pada pengisian vena.
 Kemungkinan temuan tidak adanya gelombang a pada fibrilasi atrium;
gelombang v menonjol pada regurgitasi trikuspidal .
 Ukur tekanan vena jugularis (jugularis venous pressure ,JVP) jarak vertikal
antara titik tertinggi dan sudut sterna , normalnya kurang dari 3-4 cm.
 Kemungkinan temuan peninggian JVP pada gagal jamtung sisi kanan;
penurunan JVP pada hipovolemia karena dehidrasi atau perdarahan
gastrointestinal.

DENYUT KAROTIS

 Kaji amplitudo dan kontur denyut karotis


 Kemungkinan temuan keterlambatan denyut pada stenotis aortik; denyut yang
penuh pada insufisiensi aortik.
 Dengarkan adanya bruit .

15
 Kemungkinan temuan bruit karotik diduga adanya penyempitan
aterosklerotik.

JANTUNG

Rangkaian Pemeriksaan Jantung.

Posisi pasien Pemeriksaan


1. Telentang, dengan Inspeksi dan palpasi prekordium;
peninggian kepala 30◦ ruang interkostal kedua;ventrikel
kanan ;dan ventrikel kiri termasuk
impuls apical.
2. Dekubitus lateral kiri Palpasi impuls apikal jika
sebelumnya tidak terdeteksi.
Dengarkan pada apeks
menggunakan bel stetoskop untuk
bunyi tambahan yang nadanya
rendah (S3, opening snap, gemuruh
diastolik pada stenosis mitral).
3. Telentang ,dengan Dengar pada area trikuspit dengan
peninggian kepala 30◦ bel stetoskop. Dengarkan semua
area auskulasi dengan diafragma
stetoskop.
4. Duduk, membungkuk ke Dengarkan sepanjang batas sternum
depan, setelah ekshalasi kiri dan pada apeks untuk murmur
penuh. diastolik dekresendo pada
insufisiensi aortik.

16
TEKNIK PEMERIKSAAN DALAM INSPEKSI DAN PALPASI

 Inspeksi dan palpasi dada interior untuk adanya susah mengembangkan dada,
henti gerakan, atau thrill
 Identifikasi impuls apikal. Miringkan pasien ke kiri.catat :
 Letak impuls
 Kemungkinan temuan bergeser ke kiri pada wanita hamil
 Diameter
 Kemungkinan temuan peningkatan diameter, amplitudo, dan durasi pada
dilatasi ventrikel kiri karena gagal jantung kongestif atau kardiomiopati
iskemik.
 Amplitudo-biasanya seperti ketukan.
 Kemungkinan temuan terus-menerus pada hipertrofi ventrikel kiri; menyebar
pada gagal jantung kongestif.
 Durasi
 Raba impuls ventrikel kanan pada parasternum kiri dan area epigastrik.
 Kemungkinan temuan kuatnya impuls diduga pembesaran ventrikal kanan.
 Palpasi interkostal kanan dan kiri dekat dengan sternum. Catat adanya thrill
pada area ini.

17
 Kemungkin temuan pulsasi pembuluh darah besar; S2 yang menonjol; thrill
pada stenosis aorta atau pulmonal

AUSKULTASI

 Dengarkan jantung dengan menggunakan stetoskop pada area yang di


tunjukkan pada gambar.

 Gunakan diafragma stetoskop pada area yang di tunjukkan gambar di atas


untuk bunyi nada relatif tinggi, seperti bunyi S1,S2.

 Kemungkinan temuan juga murmur pada regurgitasi mitral dan aortik;


friction rub perikardium

 Gunakan bel untuk bunyi nada relatif rendah pada batas sternum kiri bawah
dan apeks.

 Kemungkinan temuan S3,S4,mumur stenosis mitral

 Dengarkan masing-masing area untuk adanya:

 Kemungkinan temuan Lihat tabel 8-1, bunyi jantung, hlm. 138; tabel 8-2,
variasi pada bunyi jantung kedua (S2), hlm. 140-141.

 S1

 S2. Apakah spelitting normal pada interkosta kiri ke-2 dan ke-3?

18
 Kemungkinan temuan splitting fisiologis (inspirasi) atau patologis (ekspirasi)

 Bunyi jantung ekstra pada sistole

 Kemungkinan temuan klik sistolik

 Bunyi jantung ekstra pada diastole

 S3,S4

 Murmur sistolik

 kemungkinan temuan midsistolik, pansistolik, murmur sistolik akhir

 Murmur diastolik awal, tengah, atau akhir

TEKNIK KHUSUS KADIOFASKULER (JANTUNG)

PULSUS ALTERNANS

 Raba nadi untuk adanya perubahan amplitudo. Turunkan manset tekanan


darah perlahan sampai ke tingkat sistolik sambil anda mendengarkan dengan
stetoskop di atas arteri brakialis
 Kemungkinan temuan perubahan amplitudo nadi atau bunyi korotkoff ganda
yang tiba-tiba menandakan pulsus altermans yakni suatu tanda gagal ventrikel
kiri.

DENYUT PARADOKSIKAL

 Kurangi tekanan manset tekana darah secara perlahan dan perhatikan dua
tingkat tekana: (1) di mana bunyi korotkoff terdengar pertama kali, dan (2)
kapan bunyi tersebut tersebut terdengar menatap pertama kali sepanjang siklus
pernapsan. Perbedaan tingkat ini normalnya tidak lebih dari 3-4 mmHg.

19
 Kemungkinan temuan nilai yang menurun tajam, yang lebih besar dari
10mmHg selama inspirasi, merupakan tanda denyut
paradoksikal.pertimbangkan adanya penyakit paru obstruktif, perikarditis
konstriktif.

3. TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN PAYUDARA

PAYUDARA WANITA

Inspeksi payudara dalam 2 posisi.

Catat :

1. Ukuran dan simetri


2. Kemungkinan temuan : Perkembangan,asimetri.
3. Kontur
4. Kemungkinan temuan : Pendataran,bentuk lesung.
5. Penampilan kulit
6. Kemungkinan temuan : Edema dijumpai pada kanker payudara.

20
Inspeksi Puting :

1. Bandingkan ukuran,bentuk,dan arah puting.


2. Kemungkinan temuan : inversi,retraksi,deviasi.
3. Perhatikan setiap ruam,ulkus,atau rabas puting.
4. Kemungkinan temuan : Penyakit paget pada piting galaktorea.

Palpasi Payudara : Jaringan payudara harus dalam posisi datar dan pasien terlantang.
Palapasi area rektangular yang meluas dari klavikula sampai lipatan inframamari atau
garis bra, dan dari garis midsternum sampai garis aksila posterior serta ke bagian
dalam aksila untuk melihat ujung Spence.

Catat:

1. Konsisten
2. Kemungkinan temuan : nodulasi fisiologik
3. Nyeri tekan
4. Kemungkinan temuan : infeksi, nyeri tekan prementruasi
5. Nodulus, jika ada, perhatikan letak, ukuran, bentuk, konsistensi,
delimitasi(batas), nyeri tekan, dan mobilitasi.
6. Kemungkinan temuan : kista, fibroadenoma, kanker

21
PAYUDARA PRIA

Inspeksi dan palpasi puting dan areola.

Kemungkinan temuan : ginekomastia, kanker, lemak

 TEKNIK KHUSUS

 RABA PAYUDARA (PEREMPUAN)


 PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

 Posisi Telentang

1. Berbaring dengan satu bantal di bawah bahu kanan Anda. Letakkan lengan
kanan di belakang kepala Anda.
2. Gunakan bantalan jari dari ketiga jari tengah tangan kiri untuk meraba adanya
benjolan pada payudara kanan. Bantalan jari adalah bagian puncak ketiga
pada setiap jari.
3. Tekan dengan cukup kuat untuk mengetahui keadaan payudara. Batasan tegas
di bagian bawah lengkung setiap payudara adalah normal. Jika anda tidak
yakin seberapa keras harus memberi tekanan dan bicarakan dengan tenaga
kesehatan atau usahakan meniru cara dokter atau perawat.
4. Tekan dengan cukup kuat payudara dengan pola ke atas dan ke bawah atau
mngikuti pola “garis”. Anda dapat juga menggunakan pola sirkular atau baji,
tetapi pastikan untuk menggunakan pola yang sama pada setiap pemeriksaan.
Periksa seluruh bagian payudara ,dan perhatikan apa yang anda rasakan.

22
5. Ulangi pemeriksaan pada payudara kiri,menggunakan bantalan jari tangan
kanan.
6. Jika anda menemukan perubahan, periksalah ke dokter.

 Posisi Berdiri

1. Ulangi pemeriksaan kedua payudara ketika anda dalam posisi berdiri


dengan 1 lengan di belakang kepala. Posisi tegak memudahkan untuk
memeriksa bagian atas luar payudara. Di bagian ini tempat kemungkinan
di temukan setengah dari kebanyakan kangker payudara . anda mungkin
ingin melakukan sadari dengan posisi tegak ketika sedang mandi . tangan
anda yang bersabun akan memudahkan untuk memeriksa payudara anda ,
karena terasa licin pada kulit yang basah
2. Untuk tambahan keamanan , anda mungkin ingin memeriksa payudara
anda dengan berdiri disisi kanan cermin , setelah melakukan sadari setiap
bulan. Lihat apakah ada perubahan pada penampilan payudara anda,
seperti lesung pada kulit, perubahan pada puting, kemerahan,
pembengkakan .
3. Jika anda menemukan adanya perubaha, kunjungi dokter.

23
4. TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN ABDOMEN

 Inspeksi abdomen, termasuk


 Kulit
 Kemungkinan temuan jaringan parut, striae, vena
 Umbilikus
 Kemungkinan temuan hernia, inflamasi
 Kontur untuj tubuh, kesimetrisan, pembesaran organ, atau adanya massa.
 Kemungkinan temuan penonjolan pinggang, peninjolan suprapubik,
pembesaran hati atau limpa, tumor
 Adanya gelombang peristaltik
 Kemungkinan temuan obstruksi GI
 Adanya pulsasi
 Kemungkinan temuan peningkatan aneurisma aorta
 Auskultasi abdomen untuk
 Bising asus
 Kemungkinan temuan peningkatan atau penurunan motilitas
 Bruit
 Kemungkinan temuan bruit stenosis arteri renalis
 Friction rub
 Kemungkinan temuan tumor hati, infark limpa
 BISING USUS DAN BRUIT
Perubahan Terlihat pada
Peningkatan bising usus Diare
Obstruksi usus dini
Penurunan bising usus kemudian Ileus adinamik
tidak ada Peritonitis
Bising usus nada tinggi dan gemericik Cairan usus

24
Udara di bawah tekanan di
dalam usus yang dilatasi
Bising usus nada tinggi dan kasar di Obstruksi usus
sertai kram
Bruit hepatik Karsinoma hepar
Hepatitis alkoholik

 Perkusi abdomen untuk pola bunyi timpani dan pekak. Palpasi semua kuadran
abdomen
 Kemungkinan temuan asites, obstruksi GI ,uterus hamil , tumor ovarium
 Lakukan dengan tekanan ringan untuk mengetahui adanya nyeri otot, nyeri
lepas, dan nyeri tekan.

25
 Kemungkinan temuan inflami peritoneal
 Palpasi lebih dalam untuk mengetahui adanya massa atau nyeri tekan

 Kemungkinan temuan tumor, viskus terdistensi

TEKNIK KHUSUS MENGKAJI INFLAMASI PERITONIUM

 Lakukan palpasi ringan dan dalam


 Kemungkinan temuan dinding abdomen kaku seperti papan menunjukkan
inflamasi peritoneum. Nyeri otot terjadi ketika pasien meringis, menyeringai,
atau mengeluh nyeri selama palpasi.
 Periksa adanya nyeri lepas, nyeri yang terasa lebih hebat ketika anda
melepaskan tangan anda di bandingkan ketika menekankan tangan anda.
Tekan dengan perlahan pada area lunak, kemudian dengan cepat “lepaskan”.
 Kemungkinan temuan nyeri lepas munjukkan inflamasi peritoneum.

26
HEPAR
 Perkusi batas tumpul hepar pada garis mdklavikular(GMK).

 Kemungkinan temuan hepametogali


 Raba tepi hepar, jika memungkinkan, bersamaan dengan pasien menarik
napas.
 Kemungkinan temuan tepi yang keras menunjukkan sirosis
 Ukur jaraknya dari margin kostal pada GMK

 Kemungkinan temuan menungkat pada hepametogali munkin terlewatkan


(seperti di bawah ) dengan memulai palpasi terlalu tinggi di kuadran kanan
atas.
 Perhatikan adanya nyeri tekan dan massa

27
 Kemungkinan temuan nyeri tekan pada hepatitis atau gagal jantung kongestif;
massa tumor

LIMPA

 Perkusi sepanjang kiri bawah dada anterior, perhatikan perubahan dari timpati
menjadi pekak.
 Periksa adanya tanda perkusi splenikus.
 Coba untuk meraba limpa dengan posisi pasien :
 Kemungkinan temuan splenomegali
 Berbaring miring ke kanan dengan posisi tungkai fleksi pada pinggang dan
lutut

28
GINJAL

 Coba palpasi masing-masing ginjal.

 rena kista, kanker hidronefrosis


 Periksa nyeri tekan sudut kostovertebral.

 Kemungkinan temuan nyeri tekan pada infeksi ginjal

AORTA

 Palpasi pulsasi aorta. Pada pasien lansia, perkirakan juga lebarnya.

29
MENGKAJI ASITES

 Palpasi adanya pergeseran bunyi pekak. Petakan area timpani dan tumpul
dengan posisi pasien telentang dan miring (lihat di bawah).

 Kemungkinan temuan cairan asites biasanya berkumpul pada sisi yang


dependen, mengubah margin kepekaan (lihat di bawah).

30
 Periksa adanya gelombang cairan. Minta pasien atau seorang asisten untuk
menekan tepi kedua tangan pada garis tengah abdomen. Ketuk salah satu sisi
dan rasakan adanya transmisi gelombang ke sisi yang lain.
 Kemungkinan temuan gelombang yang dapat di palpasi menunjukkan tapi
tidak membuktikan adanya asites.
 Balotemen suatu organ atau massa pada abdomen yang asites. Tempatkan jari
tangan anda berjajar lurus pada abdomen, dengan segera arahkan ke struktur
tersebut, dan coba sentuh permukaannya.
 Kemungkinan temuan tangan anda, dengan cepat menggeser cairan dan
berhenti secara tiba-tiba ketika menyentuh permukaan padat.

5. TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN GENITALIA


 GENETALIA PRIA DAN HERNIA
Kenakan sarung tangan. Pasien dalam posisi berdiri atau terlentang.

Genetalia Pria
1. Penis
Inspeksi
∞ Perkembangan penis dan kulit serta rambut pada bagian dasarnya
Kemungkinan Temuan : kematangan seksual, kutu
∞ Prepusium

31
Kemungkinan Temuan : fimosis
∞ Glens
Kemungkinan Temuan : balanitis, syangker, herpes, kutil, kanker
∞ Meatus uretra
Kemungkinan Temuan : Hipospadia,rabas karena uretritis
Palpasi

∞ Adanya lesi yang terlihat


Kemungkinan Temuan : syangker, kanker
∞ Korpus penis
Kemungkinan Temuan : striktur uretra atau kanker

2. Skrotum dan Isinya


Inspeksi
∞ Kontur skrotum
Kemungkinan Temuan : Hernia, hidrokel, kriptorkidisme
∞ Kulit skrotum
Kemungkinan Temuan : Ruam
Palpasi masing-masing
Testis, perhatikan adanya
∞ Benjolan
Kemungkinan Temuan : Kanker
∞ Nyeri Tekan
Orkitis, torsi
gambar

32
∞ Epididimis
Epididimitis, kista
∞ Korda spermatikus dan area sekitar
Varikokel

Gambar

33
HERNIA
Pasien biasanya berdiri.

∞ Inspeksi area inguinal dan femoral ketika pasien mengejan


Kemungkinan Temuan : Hernia inguinalis dan femoralis
∞ Palpasi lingkar inguinal eksternal melalui kulit skrotal, dan minta pasien untuk
mengejan
Kemungkinan Temuan : Hernia inguinalis direk dan indirek

TEKNIK KHUSUS

PEMERIKSAAN TESTIS SENDIRI

PETUNJUK PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN TESTIS SENDIRI

34
Pemeriksaan inipaling baik dilakukan setelah mandi dengan air hangat atau pancuran.
Panas merelaksasikan area skrotum dan memudahkan untuk menemukan massa atau
sesuatu lainnya yang tidak wajar.
∞ Berdiri di depan cermin, periksa adanya pembengkakan pada kulit skrotum.
∞ Periksa masing-masing testis dengan kedua tangan. Buat suatu kubah dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah di belakang testis dan letakkan ibu jari
pada bagian puncak.
∞ Putar penis dengan hati-hati antara ibu jari dan jari telunjuk. Salah satu testis
mungkin lebih besar dari yang lainnya. Temuan seperti ini normal, tetapi waspadai
adanya benjolan atau area yang nyeri.
∞ Temukan apakah terdapat epididimis. Epididimis akan teraba lunak, struktur
seperti pipa pada bagian belakang testis, yang merupakan tempat penampung dan
berisi sperma, bukan merupakan benjolan abnormal.
∞ Jika menemukan benjolan, jangan menunggu menjadi lebih parah atau lebih besar.
Kunjungi dokter anda. Benjolan kemungkinan suatu infeksi, tetapi jika ini suatu
kanker, massa ini akan menyebar kecuali dihentikan dengan pengobatan.

35
Genetalia Wanita

Teknik-Teknik Pemeriksaan

Tips Untuk Keberhasilan Pemeriksaan Pelvik Pasien :


∞ Hindari berhubungan seksual, penggunaan bilas-vagina (douching). Atau
penggunaan supositoria vaginal selama 24 sampai 48 jam sebelum
pemeriksaan.
∞ Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan.
∞ Berbaring terlentang, dengan posisi kepala dan bahu sedikit elevasi, lenga di
samping atau menyilang tepat di dada untuk meningkatkan kontak mata
meredakan ketegangan otot abdomen.
Pemeriksa :
∞ Jelaskan setiap langkah pemeriksaan sebelumnya.
∞ Selimuti pasien dari bagian tengah perut sampai lutut; ratakan slimut di
antara kedua lutut untuk memfasilitasi kontak mata dengan pasien.
∞ Hindari gerakan yang tiba-tiba atau di luar dugaan.
∞ Hangatkan spekulum dengan air kran.
∞ Pantau kenyamanan selama pemeriksaan dengan memperhatikan wajah

36
pasien.
∞ Gunakan taknik terbaik tetapi berhati-hati, terutama ketika memasukkan
spekulum.

( kenakan sarung tangan. Pemeriksa pria harus ditemaani oleh asisten wanita.
Pemeriksa wanita juga harus didampingi bila mungkin).

GENETALIA EKSTERNA

Amati rambut pubis untuk mengkaji kematangan seksual.


Kemungkinan Temuan : Pubertas normal atau mengalami keterlambatan.

Perhatikan genitalia eksterna.


∞ Labia
Kemungkinan Temuan : Inflamasi
∞ Klitoris
Kemungkinan Temuan : Membesar pada maskulinisasi
∞ Orifisium uretra
Kemungkinan Temuan : Karunkulus uretra

Palpasi terhadap pembesaran atau nyeri tekan kelenjar Bartholin


Kemungkinan Teuan : infeksi kelenjar Bartholin

Perah uretra untuk memeriksa rabas, jika ada indikasi.


Kemunkinan Temuan : rabas pada uretritis

GENETALIA INTERNA DAN PAP SMEAR


Lokalisasi letak serviks dengan jari telunjuk yang bersarung dan berpelumas yang
mengandung air.Kaji penyangga pintu atas vaginal dengan meminta pasien untuk
mengejan.Pelebaran introitus dengan menekan margin posteriornya ke arah bawah.
Masukkan spekulum berpelumas mengandung air dengan ukuran yang sesuai, mulai
dengan spekulum dipegang miring (oblik)
gambar

37
Putar spekulum, buka spekulum dan inspeksi area serviks.

Amati
∞ Posisi
Kemungkinan Temuan : Serviks mengarah ke depan jika uterus retroversi.
∞ Warna
Kemungkinan Temuan : Keunguan pada kehamilan
∞ Permukaan epitelial
Kemungkinan Temuan : Epitelium skuamosa dan kolumnar
∞ Adanya rabas atau perdarahan
Kemungkinan Temuan : Rabas dari orifisium pada servisitis mukopurulen
∞ Adanya ulkus, nodulus, atau massa
Kemungkinan Temuan : Herpes, polip, kanker.

38
Dapatkan spesimen unuk sitologi (Pap Smear) dengan
∞ Spatula atau sikat endoserviks (kecuali pada wanita hamil) untuk mengambil
apusan ektoserviks. Atau, jika pasien tidak hamil, gunakan sikat serviks untuk
mendapatkan spesimen kombinasi (juga gunakan Thin Prep)Keungkinan Temuan
: Kanker dini sebelum ter;ihat bukti klinis.

Inspeksi mukosa vaginal ketika anda melepaskan spekulum.


Kemungkinan temuan : Warna kebiruan dan ruga yang dalam pada kehamilan,
kanker vaginal.

Palpasi, dengan cara pemeriksaan bimanual


∞ Serviks dan forniks
Kemungkinan Temuan : Nyeri atau serviks bergerak pada penyakit radang
panggul
∞ Uterus
Kemungkinan Terjadi : Kehamilan, mioma; ismus lunak pada kehamilan muda.
∞ Adneksa kanan dan kiri (ovarium)
Kemungkinan Terjadi : Massa ovarium, salpingitis, kehamilan tuba.

Kaji kekuatan otot-otot pelvis. Dengan jari anda dalam vagina mengarah ke
serviks, minta pasien mengencangkan otot-otot di sekitar jari sekuat dan selama
mungkin.
Kemunginan Temuan : Jepitan kuat yang menekan jari anda, gerakkan ke atasdan
ke dalam, jika berlangsung lebih dari 3 detik, otot-otot tersebut dinyatakan

39
berkekuatan penuh.Lakukan pemeriksaan rektovaginal (hal 213)

6. TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN RECTUM (ANUS)

Gunakan sarung tangan.

PRIA

 Posisikan pasien berbaring miring, atau berdiri membungkuk berdasarkan


meja pemeriksaan dan paggul fleksi.
 Inpeksi
 Area sakrokoksigius
 Kemungkinan temuan kista pilonidal atau sinus
 Area perianal
 Kemungkinan temuan hemoroid, kulit, herpes, syangker, kanker
 Palpasi kanal anus dan rektum dengan jari bersarung tangan dan berpelumas.
Raba

40
 Dinding rektum
 Kemungkinan temuan kanker rektum, polip
 Kelenjar prostat, seperti yanag di perlihatkan di bawah

 Kemungkinan temuan hiperplasia benigna, kanker, prosta titis akut


 Cobalah memalpasi bagian atas prostat untuk menilai ketidakteraturan atau
nyeri tekan, jika di indikasikan.
 Kemungkinan temuan sekat rektal dari metastasis peritoneal; nyeri tekan pada
inflamasi

WANITA

 Pasien biasanya dalam posisi litotomi atau berbaring miring.


 Inpeksi anus.
 Kemungkinan temuan hemoroid

41
 Palpasi kanal anus dan rektum.
 Kemungkinan temuan kanker rektum, serviks uterus normal; atau tampon
(teraba melalui dinding rektum)

TEKNIK KHUSUS

HERNIA
Minta wanita untuk engejan, ketika anda mempalpasi kemungkinan terdapat tonjolan
ke dalam.
∞ Kanalis femoralis
Kemungkinan Temuan : Hernia femoralis
∞ Labia mayora ke atas tepat lateral terhadap tuberkel pubis.
Kemungkinan Temuan : Hernia inguinalis direk.

42
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulam

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik pada
sistem pernapasan merupakan satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan sistem pernafasan
dari klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttaqin, 2010).

3.2 saran

Makalah ini Menurut kami langkah pertama yang harus diperlukan dalam
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.

43
DAFTAR PUSTAKA

1. Bickley,LYM.S.2008.Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan


betes.Jakarta.EGC.

44

Anda mungkin juga menyukai