Anda di halaman 1dari 21

RINGKASAN

Menurut Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke


tahun mengalami peningkatan yaitu proyeksi penduduk tahun 2015 perkiraan
jumlah penduduk Indonesia adalah 25461.70 ribu jiwa, pada tahun 2010 adalah
238518.80 ribu jiwa. Namun tidak diikuti dengan peningkatan fasilitas kesehatan,
salah satunya sanitasi yang semakin buruk. Jumlah penduduk yang meningkat
juga tidak diikuti dengan pertambahan luas wilayah untuk tempat tinggal,
sehingga banyak orang yang tinggal di pemukiman yang kumuh, di pinggir-pingir
sungai, bahkan di kolong jembatan. Mayoritas orang yang tinggal di pinggiran
sungai memanfaatkan air sungai untuk kegiatan sehari-hari seperti minum, mandi,
cuci baju, dan adapula yang melakukan buang hajat di sungai. Selain itu juga
banyak yang membuang sampah disungai. Hal tersebut mengakibatkan air sungai
tercemar dengan tinja dan air kencing manusia, sedangkan air dari sungai tersebut
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu di daerah yang terpencil,
masyarakatnya juga kurang mampu merawat diri seperti menjaga kesehatannya
sehingga mereka juga mudah untuk terkena penyakit cacingan. Sanitasi yang
buruk akan berdampak pada kesehatan masyarakat. Misalnya dapat menimbulkan
penyakit seperti cacingan, diare, gatal-gatal dan lain-lain.
Berdasarkan masalah tersebut, penulis mengusulkan suatu pemanfaatan
baru yaitu pemanfaatan ekstrak kulit buah delima sebagai obat penyakit cacingan.
Kebanyakan masyarakat mengkonsumsi obat kimia untuk menyembuhkan suatu
penyakit. Padahal obat-obatan kimia jika dikonsumsi secara berlebihan dalam
jangka waktu yang panjang akan berdampak buruk bagi tubuh. Sehingga solusi
lainnya adalah dengan memanfaatkan obat-obatan herbal yang berasal dari
tumbuhan. Salah satu bagian dari buah delima dalah kulit, namun selama ini
belum banyak orang yang memanfaatkan kulit buah delima. Padahal kulit buah
delima mengandung Alkaloid pelltierine yang sangat toksik dan menyebabkan
kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing kremi.

1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan yaitu proyeksi penduduk tahun 2015 perkiraan
jumlah penduduk Indonesia adalah 25461.70 ribu jiwa, pada tahun 2010 adalah
238518.80 ribu jiwa. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penduduk Indonesia
meningkat pada setiap tahunnya. Hal ini tidak diikuti dengan persebaran
penduduk yang tidak merata dan wilayah yang luasnya tidak bertambah. Salah
satu pulau yang padat penduduknya adalah di daerah Pulau Jawa. Terlebih lagi di
daerah ibu kota Jakarta, penduduknya sangat padat bahkan sampai tinggal di tepi
sungai dan di bawah jembatan. Padatnya penduduk tersebut mengakibatkan
pengelolaan tentang tata wilayah kota buruk. Sebagai dampaknya antara lain
adalah menyebabkan sanitasi yang buruk diwilayah tersebut karena banyak
pemukiman kumuh (Henyfaridah, 2013). Selain itu di daerah yang terpencil,
masyarakatnya juga kurang mampu merawat diri seperti menjaga kesehatannya
sehingga mereka juga mudah untuk terkena penyakit cacingan. Apalagi di daerah
terpencil ini tidak ada pakar kesehatan dan cenderung mempercayai penyembuhan
kesehatan kepada dukun.
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan
padapengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia. Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih,
pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah (tempat sampah)
dan pembuangan air limbah (SPAL). Sanitasi yang buruk menyebabkan kesehatan
pada masyarakat menurun sehingga masyarakat akan mudah terserang penyakit.
Bakteri dan virus sangat mudah menyebar di daerah yang sanitasinya buruk.Salah
satu penyakitnya adalah penyakit cacingan. Infeksi kecacingan yang disebabkan
oleh Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan masalah kesehatan masyarakat

2
Indonesia. Infeksi kecacingan tergolong penyakit neglected disease yaitu infeksi
yang kurang diperhatikan dan penyakitnya bersifat kronis tanpa menimbulkan
gejala klinis yang jelas dan dampak yang ditimbulkannya baru terlihat dalam
jangka panjang seperti kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang dan
gangguan kognitif pada anak. Penyebabnya adalah Ascaris lumbricoides,
Ancylostoma duodenale, Necatoramericanus, Trichuris trichiura dan
Strongyloidesstercoralis. Selain itu infeksi kecacingan dapat meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit pentinglainnya seperti malaria, TBC, diare dan
anemia (Henyfaridah, 2013).
Kebanyakan masyarakat mengkonsumsi obat kimia untuk menyembuhkan
penyakit tersebut. Padahal obat-obatan kimia jika dikonsumsi secara berlebihan
dalam jangka waktu yang panjang akan berdampak buruk bagi tubuh. Sehingga
solusi lainnya adalah dengan memanfaatkan obat-obatan herbal yang berasal dari
tumbuhan. Obat herbal yang dapat menyembuhkan penyakit cacingan adalah kulit
dari buah delima. Sebagian besar masyarakat hanya mengetahui manfaat dari
daging buah delima, sedangkan kulit buahnya tidak dimanfaatkan dan dapat
menjadi limbah.
Islam, sebagai agama sekaligus pedoman kehidupan, memberikan
pengetahuan tentang buah delima, sebagai mana termaktub dalam Q.S al-An’am
ayat 99 dan ayat 141 :

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-
tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak, dan dari mayang korma mengurai tangkai-
tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun

3
dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman.”

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan.”
Buah delima merupakan buah yang diturunkan dari air hujan yang
kemudian tumbuh menjadi tumbuh-tumbuhan dan tanaman yang menghijau.
Allah menciptakan segala sesuatu pasti memiliki tujuan, salah satunya adalah
Allah menumbuhkan buah delima tentunya untuk dimanfaatkan oleh manusia
untuk hal-hal yang baik. Program Kreativitas Mahasiswa ini akan menganalisis
kandungan dari ekstrak kulit buah delima sebagai obat penyakit cacingan sebagai
kajian dari Surat Al-An’am ayat 99 dan ayat 141.
Selain itu, ada hadits Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang berbunyi :
Makanlah buah delima dengan kulitnya karena sesungguhnya buah delima baik
untuk penghadaman perut (HR. Ahmad, Baihaqi dan Ibnu Sunni)

4
B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan Program Kreativitas
Mahasiswa Gagasan Tertulis adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis kandungan ekstrak kulit buah delima sebagai obat penyakit
cacingan.
2. Mengetahui solusi yang efektif untuk mengobati penyakit cacingan melalui
ekstrak kulit buah delima.

C. Manfaat Penulisan
Manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan Program Kreativitas
Mahasiswa Gagasan Tertulis ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
a. Sebagai generasi penerus bangsa dan agama agar dapat melatih
kemampuan dalam menganalisis permasalahan yang terjadi dalam
masyarakat dengan menjadikan Al-Quran dan memanfaatkan limbah
menjadi hal-hal yang bermanfaat.
b. Sebagai sarana menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an dan
lingkungan.
2. Bagi peneliti lain
a. Sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian selanjutnya.
b. Sebagai sarana bertukar pikiran dan pendapat dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang berkarakter baik.
3. Bagi masyarakat
a. Menjadi salah satu alternatif untuk menyembuhkan penyakit cacingan
b. Menjadi salah satu wacana yang memperkaya ilmu, pengetahuan dan
wawasan masyarakat.
c. Menjadi salah satu peluang usaha untuk mengembangkan produksi ekstrak
kulit buah delima untuk memajukan sektor perekonomian

5
GAGASAN
A. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Penyakit cacingan merupakan salah satu penyakit tropis endemik yang
sering diabaikan masyarakat Indonesia (Koran Tempo, 2012). Sanitasi yang
buruk dan kurangnya kesadaran pola hidup bersih adalah dua faktor penyebab
utama tingginya prevalensi cacingan. Upaya pemberantasan dan pencegahan
penyakit kecacingan di Indonesia secara nasional dimulai tahun 1975. Menurut
Kementrian Kesehatan 2006,3 pada Pelita V tahun (1989–1994) dan Pelita VI
tahun (1994–1999) Program Pemberantasan Penyakit Cacing lebih ditingkatkan
prioritasnya pada anak-anak karena pada periode ini lebih memperhatikan
peningkatan perkembangan dan kualitas hidup anak. Ternyata upaya ini telah
berhasil meningkatkan cakupan menurunkan prevalensi kecacingan dari 78,6%
(tahun 1987) menjadi 8,9% (tahun 2003) (Winita, 2012).
Namun pada dekade terakhir ada kecenderungan terjadipeningkatan
prevalensi kecacingan. Beberapa penelitian kecacingan yang dilakukan di Jakarta
antara lain. Sasangko A, 2000, menunjukkan infeksi askariasis 62,2% dan 48%
untuk trikuriasis serta 0,72% untuk cacing tambang. Manggara tahun 2005,
mempresentasikan 24,3% murid SD di daerah kumuh Jakarta terinfeksi cacingan
dengan 87,6% terinfeksi askariasis. Faktor faktor yang menyebabkan masih
tingginya infeksi cacing adalah rendahnya tingkat sanitasi pribadi (perilaku hidup
bersih sehat) seperti kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air
besar (BAB), kebersihan kuku, perilaku jajan di sembarang tempat yang
kebersihannya tidak dapat dikontrol, perilaku BAB tidak di WC yang
menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh feses yang mengandung
telur cacing serta ketersediaan sumber air bersih (Winita, 2012).

B. Solusi yang pernah ditawarkan

6
Solusi yang ditawarkan sebelumnya berfokus pada pengobatan penyakit
cacingan dengan menggunakan obat. Pengobatan cacingan biasanya
menggunakan obat kimia seperti pyrantel pamoat, mebendazole. Obat kimia
sendiri mengandung bahan kimia yang berbahaya apalagi jika dikonsumsi dalam
jangka waktu lama.Terkadang sulit mendeteksi orang yang cacingan, maka anda
harus rutin untuk minum obat cacing setiap enam bulan sekali.

C. Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki


melalui gagasan yang diajukan

Langkah preventif sangat disarankan sebagai pendekatan terpenting untuk


menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit cacingan. Gagasan ini lebih
ditujukan kepada masayarakat yang hidup di daerah terpencil ataupun di daerah
yang kumuh dengan tingkat perekonomian yang rendah. Gaya hidup masyarakat
yang tinggal di daerah kumuh seperti dipinggiran sungai, cenderung tidak sehat.
Dimana mayoritas orang yang tinggal di pinggiran sungai memanfaatkan air
sungai untuk kegiatan sehari-hari seperti minum, mandi, cuci baju, dan adapula
yang melakukan buang hajat di sungai. Hal tersebut mengakibatkan air sugai
tercemar dengan tinja dan air kencing manusia, sedangkan air dari sungai tersebut
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu di daerah yang terpencil,
masyarakatnya juga kurang mampu merawat diri seperti menjaga kesehatannya
sehingga mereka juga mudah untuk terkena penyakit cacingan. Infeksi kecacingan
dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit penting lainnya seperti malaria,
TBC, diare dan anemia. Untuk itu pencegahan terhadap penyakit cacing perlu
dilakukan mulai sejak dini (Henyfaridah, 2013).
Kebiasaan yang buruk tersebut akhirnya berdampak kurang baik terhadap
kesehatan individu itu sendiri, seperti mudah untuk terserang penyakit cacingan.
Kebanyakan masyarakat mengkonsumsi obat-obatan kimia untuk menyembuhkan
penyakit cacingan tersebut padahal seperti yang diketahui bersama jika yang
namanya obat kimia tentulah tidak terlalu baik untuk tubuh. Untuk itu, agar tubuh
kita tidak terlalu bergantung terhadap obat-obatan kimia, kita dapat menggunakan
alternatif lain. Solusi penyembuhan yang efektif yaitu penyembuhan secara alami

7
dengan memanfaatkan bahan dari alam yaitu ekstrak kulit buah delima. Hal ini
untuk meminimalisir ketergantungan kita terhadap penggunaan obat-obatan dari
bahan kimia dan juga memanfaatkan kulit buah delima yang jika tidak
dimanfaatkan akan menjadi limbah.
Delima atau Punica granatumL. merupakan tanaman famili Punicaceae,
diyakini berasal berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai
tropik, dari dataran rendah sampai ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Delima
sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena
buahnya yang dapat dimakan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan
diameter 5--12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat
kemerahan, atau ungu kehitaman. Kulit buah delima mengandung alkaloid
pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin,
triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung
sekitar 20% elligatanin dan 0,5--1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid
pelletierine (C8H14N0), pseudopelletierine (C9H15N0), metilpelletierine
(C8H14NO.CH3), isopelletierine (C8H15N0), dan metilisopellettierine
(C9H1,N0). Alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan
cacing pita, cacing gelang, dan cacing kremi sehingga dapat digunakan untuk
mengobati penyakit cacingan. Kandungan inilah yang digunakan untuk mengobati
penyakit cacing seperti gagasan yang diajukan (Tim Penyusun, 2014).
Cara untuk membuat ekstrak kulit buah delima adalah sebagai berikut (Tim
Penyususn, 2014) :

1. Menyiapkan beberapa buah delima yang masih segardan memiliki kualitas


yang bagus (tidak cacat dan tidak busuk).
2. Mencuci bersih buah delima hingga bersih.
3. Mengupas kulit buah delima.
4. Kulit buah delima dimasukkan kedalam blender .
5. Menambahkan 500 ml liter air kedalam blender.
6. Menambahkan madu (bukan gula) karena gula berakibat buruk bagi penderita
diabetes.
7. Langkah terakhir adalah menyaring jus kulit buah delima, dan ekstrak kulit
buah delima siap untuk dikonsumsi.

8
D. Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu
mengimplementasikan gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-
masingnya

1. Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan berperan untuk mensosialisasikan ekstrak kulit buah delima
untuk pengobatan cacingan kepada masyarakat melalui berbagai jaringan yang
dimiliki, misalnya Puskesmas dan Posyandu.
2. Pemerintah
Pemerintah berperan untuk menghimbau masyarakat untuk membuat ekstrak kulit
buah delima secara mandiri di rumah, selain untuk menghemat biaya dan bisa
mengurangi limbah kulit buah delima.
3. Orangtua
Orang tua merupakan panutan bagi anak-anak, orang tua perlu diberi sosialisasi
tersebut agar dapat menjaga pola hidup keluarga dengan baik sehingga anak-anak
mampu menerapkan langkah preventif agar terhindar dari penyakit cacingan.
4. Mahasiswa
Mahasiswa dapat berperan untuk menemukan ide-ide baru terkait dengan
pemanfaatan kulit buah delima sebagai obat penyakit cacingan.

E. Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk


mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang
diharapkan dapat tercapai

Langkah yang dapat dilakukan untuk menyukseskan gagasan ini adalah


dengan mengadakan sosialisasi kemasyarakat baik dengan media massa, media
cetak maupun dari seminar. Sosialisasi dapat dilakukan pada semua kalangan
masyarakat baik anak-anak, orang dewasa, maupun orangtua. Dapat dilakukan di
sekolah-sekolah, di balai desa dan lain-lain yang memungkinkan masyarakat

9
dapat mengetahui informasi tersebut. Dapat juga disiarkan melalui media massa
dan media cetak yang sekiranya masyarakat mengetahui informasi tersebut.

KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan
Ekstrak kulit buah delima merupakan produk obat yang tergolong herbal
yang berbahan dasar dari limbah kulit buah delima. Selain untuk mengurangi
limbah, kulitnya bisa digunakan obat penyakit cacingan yang telah dibuat ekstrak.

Teknik implementasi yang akan dilakukan


Implementasi gagasan ini dilakukan sesuai dengan teknis berikut: (1)
memberikan sosialisasi di sekolah-sekolah terkait tentang preventif terhadap
penyakit cacingan, (2) memberikan sosialisasi kepada orang tua tentang preventif
penyakit cacingan dengan obat herbal, (3) Dinas Kesehatan sebagai pihak yang
bertugas menyampaikan pencegahan penyakit cacingan kepada masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Proyeksi Penduduk Menurut Provinsi. (Online),


http://www.bps.go.id/webbeta/frontend/linkTabelStatis/view/id/1274,
diakses tanggal 27 Februari 2015.

Henyfaridah. 2013. Penyakit Cacingan. (Online),


http://www.hennyfaridah.name/2013/03/ciri-ciri-cacingan-penanganan-dan-
pengobatan.html, diakses tanggal 27 Februari 2015.

Koran Tempo. 23 Desember 2014. Indonesia Rawan 5 Penyakit Tropis.Hlm. 28.

Tim Penyusun. 2014. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. (Online),


https://books.google.co.id/books?id=JMlbDOSNr0AC&pg=PA10&lpg=PA
10&dq=Alkaloid+pelletierine&source=bl&ots=66KqPv_C7K&sig=QHZR
H6LmRSInZlqnb1uuB6e3zo&hl=id&sa=X&ei=YVz0VOvBEYS3uASE7Y
LwAw&redir_esc=y#v=onepage&q=Alkaloid%20pelletierine&f=false,
diakses tangal 27 Februari 2015.

Winita. 2012. Makara Kesehatan. Upaya pemberantasan kecacingan di sekolah


dasar, 16 (2): 65-71.

11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
1. Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Intan Yunanda

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi S1 Pendidikan Biologi

4 NIM 140341600448

5 Tempat dan Tanggal Lahir Tulungagung, 10 Desember


1995

6 E-mail intanyunanda@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 085745840389

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 2 SMPN 1 Kauman SMAN 1


Bungur Kedungwaru

Jurusan IPA

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Ilmiah/Seminar Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan

12
1

3.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan “Pemanfaatan (ekude) ekstrak kulit buah delima
sebagai obat penyakit cacingan : kajian terhadap QS surat Al-An’am ayat 99”.

Malang, 24 Maret 2015


Pengusul,

(Intan Yunanda)

13
2. Biodata Anggota Pelaksana I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Lia Kusuma Wardani

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi S1 Pendidikan Biologi

4 NIM 140341605082

5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 6 Agustus 1995

6 E-mail likuwar@yahoo.com

7 Nomor Telepon/HP 085748495988

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Kalirejo 2 SMP Negeri 1 SMAN 1


Lawang Singosari Lawang

Jurusan IPA

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Ilmiah/Seminar Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

14
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan “Pemanfaatan (ekude) ekstrak kulit buah delima
sebagai obat penyakit cacingan : kajian terhadap QS surat Al-An’am ayat 99”.

Malang, 24 Maret 2015


Pengusul,

(Lia Kusuma Wardani)

15
3. Biodata Anggota Pelaksana II
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Lydia Bayu Fitriana
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1 Pendidikan Biologi
4 NIM 140341604708
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kijang, 8 Februari 1996
6 E-mail Flydiabayu@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 085668197688
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 003 SMPN 30 SMAN 8 Batam
Bengkong Batam
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Ilmiah/Seminar Tempat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi)
No Jenis Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

16
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan “Pemanfaatan (ekude) ekstrak kulit buah delima
sebagai obat penyakit cacingan : kajian terhadap QS surat Al-An’am ayat 99”.

Malang, 24 Maret 2015


Pengusul,

(Lydia Bayu Fitriana)

17
4. Biodata Anggota Pelaksana III
B. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Nikita Rizky

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi S1 Pendidikan Biologi

4 NIM 140341604916

5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 26 Agustus 1996

6 E-mail nikitarizky@yahoo.com

7 Nomor Telepon/HP 083834803623

C. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi SD Kartika IV- SMP Negeri 10 SMAI Malang


1 Malang Malang
Jurusan IPA

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

D. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Ilmiah/Seminar Tempat

E. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1.

2.

3.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

18
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan “Pemanfaatan (ekude) ekstrak kulit buah delima
sebagai obat penyakit cacingan : kajian terhadap QS surat Al-An’am ayat 99”.

Malang, 24 Maret 2015


Pengusul,

(Nikita Rizky)

19
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


Studi Waktu
(jam/
minggu)
1 Intan S1 2 minggu Penyusunan
Yunanda/14034 Pendidikan gagasan yang
1600448 Biologi diajukan,
teknik
implementasi,
dan prediksi
hasil gagasan.

2 Lia Kusuma S1 2 minggu Pengusulan


Wardani/ Pendidikan gagasan,
140341605082 Biologi penyusunan
latar belakang,
gagasan yang
ditawarkan
untuk kondisi
kekinian.

3 Lydia Bayu S1 2 minggu Penyusunan


Fitriana/ Pendidikan pihak yang
140341604708 Biologi terlibat, dan
langkah-
langkah untuk
mengimpleme
ntasikan
gagasan.

4 Nikita Rizky/ S1 2 minggu Penyusunan


140341604916 Pendidikan kondisi
Biologi kekinian yang
melatar
belakangi
gagasan dan
gagasan yang
pernah
ditawarkan

20
21

Anda mungkin juga menyukai