Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M DENGAN KASUS

KETUBAN PECAH DINI KPD DI RUANG GII OBSGYN

BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. Grace Hardiana K (1804041)

2. I Gusti Ayu Mayora M. A (1804043)

3. Mascot Dwi Saputra (1804055)

4. Ratri Pawestriningrum (1804065)

5. Rizani Rambu Padu Jabu (1804067)

6. Yohanes Krisdiyanto (1804077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M dengan kasus ketuban pecah dini KPD

di ruang GII obsgyn Bethesda Yakkum Yogyakarta telah disetujui oleh

pembimbing klinik dan pembimbing akademik STIKES Bethesda YAKKUM

Yogyakarta .

Yogyakarta, 2 April 2019

Mengetahui,

Preceptor Klinik 1 Preceptor Klinik 2

(Magdalena Indartiningsih, A.Md.Keb) (Ika Retnaningsih,S.Kep., Ns)

Preceptor Akademik

(Sri Wahyuni, S.Pd., MPH)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan

kasih karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Asuhan

Keperawatan pada Ny.M dengan Diagnosa Medis Ketuban Pecah Dini (KPD) di

Ruang Galilea II Obsgyn Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Selama proses

penyusunan laporan ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai

pihak, oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih.

1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN., selaku Ketua STIKES Bethesda

Yakkum Yogyakarta.

2. Bapak dr. Sugianto, Sp.S., M.Kes., Ph.D., selaku Direktur Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta.

3. Ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS., selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi

Ners STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

4. Ibu Ika Retnaningsih, S.Kep., Ns., dan Ibu Magdalena Indartiningsih,

A.Md.Keb., selaku pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan

serta saran dalam praktik klinik keperawatan.

5. Ibu Sri Wahyuni, S.Pd., MPH., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan lain.

6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini, yang tidak dapat

kami sebutkan satu persatu.

Yogyakarta, 4 April 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.

Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37

minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu

banyak. Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversial obstetric dalam

kaitannya dengan penyebabnya. Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya

menyebabkan kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas yang

akan meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya (Manuaba,

2009).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih

dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia

menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003/2004

Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 307 per 100.000

kelahiran hidup. Sedangkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng

menyebutkan pada 2008 AKI mencapai 114,42/100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang jumlah kematian ibu

maternal di Kota Semarang pada tahun 2009 sebanyak 22 kasus dengan

jumlah kelahiran hidup sebanyak 25.739. Penyebab AKI terdiri dari

penyebab langsung dan tidak langsung,penyebab langsung dari AKI


disebabkan oleh komplikasi pada masa hamil,bersalin dan nifas atau kematian

yang disebabkan oleh suatu tindakan atau berbagai hal yang 2 terjadi akibat-

akibat tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin dan nifas,

seperti perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklamsia), infeksi,

persalinan macet dan komplikasi keguguran. Beberapa komplikasi persalinan

salah satunya adalah persalinan lama. Sedangkan penyebab tidak langsung

kematian ibu adalah karena kondisi masyarakat, seperti pendidilkan, sosial

ekonomi dan budaya (Dinkes Jateng, 2009).

Data yang diperoleh dari RSUD Sukoharjo menunjukkan jumlah persalinan

dengan ketuban pecah dini pada tahun 2010 adalah sebanyak 179 orang.

Persalinan dengan ketuban pecah dini biasa dijumpai pada kehamilan multipel,

trauma, hidroamnion, dan gemelli. Masa nifas merupakan merupakan hal

penting untuk di perhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi

di Indonesia. Upaya ini telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin

dan bayi baru lahir yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau

komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Asuhan keperawatan

maternitas yang diberikan seorang perawat profesional sangat mempengaruhi

kualitas pelayanan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, post natal.

Mengingat kompleksnya permasalahan kesehatan ini maka perlu sumberdaya

manusia yang professional dan sehingga mampu memberikan tindakan tepat

terhadap permasalahan kesehatan yang ada.


B. Tujuan

1. Mampu memaparkan teori ketuban pecah dini KPD secara medis maupun

keperawatan

2. Mampu memapakan hasil pengkajian pada klien dengan ketuban pecah dini

KPD

3. Mampu memaparkan hasil analisis data pada klien dengan kasus ketuban

pecah dini KPD

4. Mampu memaparkan perumusan diagnosis keperawatan dengan kasus

ketuban pecah dini KPD

5. Mampu memaparkan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan

kasus ketuban pecah dini KPD

6. Mampu memaparkan hasil tindakan keperawatan dengan kasus ketuban

pecah dini KPD

7. Mampu memaparkan hasil evaluasi tindakan keperawatan dengan kasus

ketuban pecah dini KPD

8. Mampu memaparkan hasil evaluasi pelaksanaan analisis tindakan inovasi

keperawatan pada klien dengan kasus ketuban pecah dini KPD


C. Metode pengumpulan data

1. Studi dokumentasi

2. Observasi

3. Wawancara

4. Pemeriksaan fisik

Anda mungkin juga menyukai