Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami pamjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Masalah Isolasi Sosial

(Menarik Diri)

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari peranan pihak-pihak yang membantu

dalam proses penulisan. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen

pengampu mata kuliah KEPERAWATAN JIWA yang membimbing dan membantu dalam

penyelesaian makalah ini, dan juga buat teman-teman dan orang tua yang selalu memberikan

dukungan untuk kami menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan masih mempunyai

banyak kekurangan. Maka dari itu, besar harapan kami agar tulisan ini dapat diterima dan

nantinya dapat berguna bagi semua pihak. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat positif membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Senin, 01 April 2019

Penulis

1|Page
LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

1. DEFINISI

• Isolasi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan


orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk berbagi rasa dan pikiran. Klien mengalami kesulitan dalam
berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan
mengisolasi diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup berbagi pengalaman
(Balitbang, 2007).
• Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya
(Damaiyanti, 2008).

2. PENYEBAB
Menurut Direja (2011), terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi
diantaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan
individu tidak percaya pada diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah,
pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan
merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi
dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan
kegiatan sehari-hari terabaikan.

1) Faktor Predisposisi
a. Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.Bila tugas-
tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase
perk embangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.

2|Page
Tahap Perkembangan Tugas
Masa bayi Menetapkan rasa percaya
Masa bermain Mengembangkan otonomi dan awal
perilaku mandiri
Masa pra sekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa
tanggung jawab, dan hati nurani
Masa sekolah Belajar berkompetisi, bekerjasama, dan
berkompromi
Masa pra remaja Menjalin hubungan intim dengan
teman sesama jenis kelamin
Masa remaja Menjadi intim dengan teman lawan
jenis atau bergantung
Masa dewasa muda Menjadi saling bergantung antara oang
tua dan teman, mencari pasangan,
menikah dan mempunyai anak
Masa tengah baya Belajar menerima hasil kehidupan yang
sudah dilalui
Masa dewasa tua Berduka karena kehilangan dan
mengembangkan perasaan keterikatan
dengan budaya
Sumber : Stuart dan Sundeen (1995), hlm.346 dikutip dalam fitria(2009)

b. Faktor komunikasi dalam keluarga


Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam
berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu
keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan

c. Faktor sosial budaya


Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor
pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh
norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota keluarga yang
tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan
dari lingkungan sosialnya.

3|Page
d. Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan
dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan
hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami masalah
dalam hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak,
serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbic dan daerah kortikal.

2) Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan
eksternal seseorang. Faktor stressor presipitasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Faktor eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh faktor
sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansietas atau
kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan
untuk berpisah dengan orang terdeka, kehilangan orang yang dicintai atau tidak
terpenuhinya kebutuhan individu.

3. MANIFESTASI KLINIS
1) DATA SUBJEKTIF
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau kehilangan orang terdekat
b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Respons verbal kurang dan sangat singkat
d. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
e. Klien merasa tidak berguna
f. Klien merasa ditolak
2) DATA OBJEKTIF
a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara
b. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang di sekitarnya
c. Klien tampak sedih, ekspresi datar
d. Kontak mata kurang
e. Kurang spontan, apatis (acuh terhadap lingkungan)
f. Mengisolasi diri

4|Page
g. Banyak berdiam diri dikamar
4. PROSES TERJADINYA MASALAH

Pattern of parenting (pola Inefective Koping Lack of Development Stressor Internal and
asuh keuarga) (koping individu Task (Gangguan tugas Eksternal (stress
tidak efektif) perkembangan internal dan eksternal)
Misalnya : pada anak Misalnya : saat Misalnya : kegagalan Misalnya : stress terjadi
yang kelahirannya tidak individu menghadapi menjalin hubungan akibat ansietas
dikehendaki (unwanted kegagalan intim dengan sesama yangberkepanjangan
child) akibat kegagalan menyalahkan orang jenis atau lawan danterjadi bersamaan
KB, hamil diluar nikah, lain, jenis,tidak mampu dengan keterbatasan
jenis kelamin yang ketidakberdayaan, mandiri dan kemampuan individu
diinginkan, bentk fisik, menyangkal tidak menyelesaikan tugas, untuk mengatasinya.
kurang menawan mampu menghadapi bekerja, bergaul, Ansietas terjadi akibat
menyebabkan keluarga kenyataan dan sekolah, menyebabkan berpisah dengan orang
mengeluarkan komentar – menarik diri dari ketergantungan pada terdekat. Atau
komentar negatif, lingkungan, terlalu orang tua, rendahnya hilangnya pekerjaan
merendahkan, tingginya self ideal ketahanan terhadap
menyalahkan anak dan tidak mampu berbagai kegagalan
menerima realitas
dengan rasa syukur.

5. RENTANG RESPON

Menurut Stuart Sundeen rentang respons klien ditinjau dari interaksinya dengan
ingkungan sosial merupakan suatu kontinum yang terbentang antara respons adaptif
dengan respons maladaptif sebagai berikut :

Respon adaptif Respon maladaptif

Menyendiri Kesepian Menarik diri


Otonomi Ketergantungan
Bekerjasama Impulsif
interdependen Curiga

5|Page
Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang
masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya lingkungannya yang
umum berlaku dan lazim dilakukan oleh semua orang.. respon ini meliputi:

a. Solitude (menyendiri)
Adalah respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan di lingkungan sosialnya juga suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah-langkah selanjutnya.

b. Otonomi
Adalah kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, perasaan dalam berhubungan sosial.

c. Mutualisme (bekerja sama)


Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu mampu
untuk saling memberi dan menerima.

d. Interdependen (saling ketergantungan)


Adalah suatu hubungan saling tergantung antara individu dengan orang lain
dalam rangka membina hubungan interpersonal.

Respon maladaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang


menyimpang dari norma-norma sosial budaya lingkungannya yang umum berlaku dan
tidak lazim dilakukan oleh semua orang. Respon ini meliputi:

a. Kesepian adalah kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari
lingkungannya, merasa takut dan cemas.
b. Menarik diri adalah individu mengalami kesulitan dalam membina hubungan
dengan orang lain.
c. Ketergantungan (dependen) akan terjadi apabila individu gagal
mengembangkan rasa percaya diri akan kemampuannya. Pada gangguan
hubungan sosial jenis ini orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan

6|Page
terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan individu cenderung
berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.

d. Impulsif adalah individu tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu


belajar dari pengalaman dan tidak dapat diandalkan.
e. Curiga adalah sikap seseorang yang gagal mengembangkan rasa percaya
terhadaporanglain

6. AKIBAT

Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri atau
isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa dialami
pasien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan,
kekecewaan, dan kecemasan.(Prabowo, 2014: 112)

Perasaan tidak berharga menyebabkan pasien makin sulit dalam


mengembangkan berhubungan dengan orang lain. Akibatnya pasien menjadi
regresi atau mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian
terhadap penampilan dan kebersihan diri. Pasien semakin tenggelam dalam
perjalinan terhadap masa lalu serta tingkah laku yang tidak sesuai dengan
kenyataan, sehingga berakibat lanjut halusinasi (Stuart dan Sudden dalam Dalami,
dkk 2009)

7. MEKANISME KOPING

Mekanisme yang sering digunakan pada isolasi sosial adalah regresi, represi,
isolasi. (Damaiyanti, 2012: 84)

a. Regresi adalah mundur ke masa perkembangan yang telah lain.


b. Represi adalah perasaan-perasaan dan pikiran pikiran yang tidak dapat diterima
secara sadar dibendung supaya jangan tiba di kesadaran.
c. Isolasi adalah mekanisme mental tidak sadar yang mengakibatkan timbulnya
kegagalan dalam menghubungkan perilaku dengan motivasi atau
bertentangan antara sikap dan perilaku.

7|Page
8. POHON MASALAH

9. PENATALAKSANAAN

Menurut dalami, dkk (2009) isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit
skizofrenia maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :

a. Electro Convulsive Therapy ECT)


Adalah suatu jenis pengobatan dimana arus listrik digunakan pada otak dengan
menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis
kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang
berlangsung 25-30 detik dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya
di otak menyebabkan terjadinya perubahan faal dan biokimia dalam otak.

b. Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang cukup lama dan merupakan bagian penting dalam
proses terapeutik , upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa aman
dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati,
menerima pasien apa adanya, memotivasi pasien untuk dapat mengungkapkan
perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan, dan jujur kepada pasien.

8|Page
c. Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam
melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk
memperbaiki, memperkuat, dan meningkatkan harga diri seseorang

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Isolasi sosial (Prabowo, 2014: 114)

11. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan :Isolasi Soial
Tujuan Umum : Pasien dapat berinteraksi sosial dengan orang lain
Tujuan Khusus :
a. TUK 1 : Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria Hasil : setelah dilakukan pertemuan diharapkan pasien dapat membina
hubungan saling percaya dengan kriteria hasil : ekspresi wajah senang, mau
berkenalan, ada kontak mata, bersedia menceritakan perasaan, bersedia
mengungkapkan masalahnya

b. TUK 2 : Pasien mampu mengenal perilaku isolasi sosial


Kriteria Hasil : setelah dilakukan pertemuan diharapkan pasien mampu mengenal
perilaku isolasi sosial dengan kriteria hasil : pasien dapat menyebutan keuntungan
berinteraksi sosial, perilaki isolasi sosial, penyebab isolasi sosial

c. TUK 3 : Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap


Kriteria Hasil : setelah dilakukan pertemuan diharapkan pasien dapat bertinteraksi
dengan orang lain secara bertahap dengan kriteria hasil : pasien dapat melakukan
hubungan interaksi secara bertahap antara pasien dan perawat, pasien dan pasien,
pasien dan kelompok

9|Page
10 | P a g e
1. Membina hubungan saling percaya
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang – kadang perlu waktu
yang tidak singkat. Perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien. Selalu penuhi
janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan yang konsisten akan membuahkan
hasil. Bila klien sudah percaya maka apapun yang akan diprogramkan, klien akan
mengikutinya.Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah
:
a. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b. Berkenalan dengan pasien
c. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d. Buat kontrak asuhan : topik, waktu, tempat
e. Jelaskan bahwa akan merahasiakan informasi yang diperoleh
f. Tunjukkan sikap empati kepada pasien
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

2. Membantu pasien mengenal perilaku isolasi sosial


Mungkin perilaku isolasi sosial yang dialami klien dianggap sebagai perilaku yang normal. Agar
klien menyadari bahwa perilaku tersebut perlu diatasi maka hal pertama yangdilakukan adalah
menyadarkan klien bahwa isolasi sosial merupakan masalah dan perlu diatasi. Hal tersebut dapat
digali dengan menyakan :
a. Menanyakan kepada pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan oran lain
b. Menyanyakan apa yangmenyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi
Dengan orang lain
c. Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan
mereka
d. Mendiskusikan kerugian bila pasien tidak memiliki teman dan tidak mau bergaul

3. Melatih pasien cara berinteraksi dengan orang lain secara bertahap


a. Jelaskan kepada pasien cara berinteraksi dengan orang lain
b. Berikancontoh cara berinteraksi dengan orang lain
c. Beri kesempatan pasien memperaktikkan cara berinteraksi dengan orang lain
d. Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga
orang dan seterusnya
e. Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien
f. Siap mendengarkan ekspresi perasan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain. Beri
dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya

11 | P a g e
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. IY
DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado

1. IDENTITAS

Nama : Ny. IY
Umur/TTL :55 Tahun/Gorontalo 5 mei 1963
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gorontalo
Tanggal MRS : 5 Desember 2016
Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2019
No.RM : 019112
Diagnosa Medis : Skizofrenia Residual

2. Alasan Masuk Rumah Sakit

Pasien diantar ke rumah sakit oleh keluarga karena sering, menyendiri, dan sering menangis
setelah suaminya meninggal karena mengidap penyakit kanker paru – paru

3. Keluhan Utama

Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan merasa sedih dan sering menangis setiap
hari karena mengingat suaminya yang telah meninggal, ekspresi wajah murung dan kontak
mata kurang

4. Faktor predisposisi
 pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
 pasien tidak pernah dianiaya fisik
 pasien tidak pernah dianiaya seksual
 Pasien tidak pernah mengalami penolakan
 pasien tidak pernah mengalami kekerasan dalam keluarga
 Pasien tidak pernah mengalami tindakan kriminal

12 | P a g e
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

pasien mengatakan 3 tahun yang lalu pasien kehilangan orang yang dicintai yaitu suami.
Suaminya meniggal pada tahun 2016 karena mengidap penyakit kanker paru – paru.

6. Pemeriksaan Fisik
 TD : 120/80 mmHg, N : 80x/mnt, R : 20x/mnt, SB : 36,5
 BB : 56 Kg, TB : 159 Cm
 Keluhan Fisik : pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik

7. Riwayat gangguan jiwa keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa

8. Konsep Diri
a. Gambaran diri : pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya
b. Identitas diri : Pasien bernama lengkap Ny.IY, usia 55 tahun, berjenia kelamin perempuan
c. Peran diri : sebelum sakit pasien berperan sebagai ibu rumah tangga, setelah sakit pasien
berperan sebagai pasien yang menerima pengobatan dirumah sakit
d. Ideal diri : pasien berharap bisa cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah
e. Harga diri : pasien mengatakan tidak mau menjalin pertemanan atau hubungan dgan orang
lain

9. Hubungan Sosial
a. pasien mengatakan orang yang berarti bagi nya adalah keluarga
b. pasien mengtakan tidak mempunyai teman dan suka menyendiri
c. pasien mengatakan tidak mau menjalin pertemanan atau hubungan dengan orang lain

10. Spiritual
Pasien mengatakan beragama islam dan sering melaksanakan ibadah

13 | P a g e
11. Status Mental
a. Penampilan : pasien berpenampilan rapi memakai pakaian dari rumah sakit
b. Pembicaraan: pasien berbicara lambat dan nada bicara pelan
c. Aktivitas Motorik : tremor
d. Interaksi selama wawancara : pasien sering menatap ke arah bawah (kontak mata kurang)
e. Alam perasaan : sedih
f. Afek :datar
g. Proses pikir : pasien sering terhenti pembicaraanya tanpa ada gangguan eksternal
kemudian dilanjutkan kembali
h. Isi pikir : pasien tidak mengalami pikiran magis
i. Persepsi : pasien mengatakan tidak mendengar atau melihat bayangan atau suara yang
tidak nyata
j. Tingkat kesadaran : pasien tidak mrngalami gangguan orientasi (waktu,tempat,orang)
k. Memori : pasien mengatakan selalu mengingat kejadian masa lalu saat suaminya
meninggal
l. Daya tilik diri : pasien mengakui bahwa dirinya sedang sakit dan dirawat di rumah sakit

12. Masalah psikososial dan lingkungan


a. masalah dengan kelompok : pasien mengatakan tidak memiliki teman, dan tidak mau
menjalin pertemanan atau hubungan dengan orang lain
b. masalah dengan lingkungan : pasien mengatakan tidak ada masalah antara dirinya dengan
lingkungan
c. Masalah dengan pendidikan : pasien mengatakan hanya tamatan sekolah dasar (SD)
d. Masalah dengan pekerjaan : pasien mengatakan tidak ada masalah antara dirinya dengan
pekerjaan
e. Masalah dengan ekonomi :pasien mengatakan tidak masalah ekonomi
f. Masalah dengan pelayanan kesehatan : pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
pelayanan kesehatan

14 | P a g e
13. Analisa Data

DATA MASALAH

Isolasi sosial
Data subjektif :
 Pasien mengatakan merasa sedih dan sering
menangis setiap kali teringat suaminya yang telah
meninggal
 Pasien mangatakan tidak memiliki teman dan
tidak mau menjalin pertemanan atau hubungan
dengan orang lain

Data Objektif :
 Pasien sering menyendiri
 Ekspresi wajah sedih
 Kontak mata kurang
 Bicara lambat dan pelan
 Aktivitas motorik : tremor

14. Pohon Masalah

Gangguan persepsi Efek


sensori : halusinasi

Core Problem
Isolasi Sosial
Masalah Utama

Kehilangan dan Causa/Penyebab


Berduka

Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial

15 | P a g e
15. Intervensi

TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

Tujuan Umum : 1. Setelah dilakukan pertemuan 1. Bina 1. Untuk


Pasien dapat diharapkan pasien dapat hubungan menumbuhkan
berinteraksi sosial membina hubungan saling saling percaya ikatan kepercayaan
dengan orang lain percaya dengan kriteria hasil agar pasien mau
: ekspresi wajah senang, mau mengungkapkan
Tujuan Khusus: berkenalan, ada kontak mata, masalahnya
1. TUK 1 : Pasien bersedia menceritakan
dapat membina perasaan, bersedia 2. Bantu pasien 2. Agar pasien bisa
hubungan saling mengungkapkan masalahnya mengenal mengenal masalah
percaya perilaku yang sedang
2. Setelah dilakukan pertemuan isolasi sosial dialaminya
2. TUK 2 : Pasien diharapkan pasien mampu
mampu mengenal mengenal perilaku isolasi 3. Agar kemampuan
perilaku isolasi sosial dengan kriteria hasil : 3. Bantu pasien pasien dalam
sosial pasien dapat menyebutan untuk berinteraksi
keuntungan berinteraksi berinteraksi dengan orang lain
3. TUK 3 : Pasien sosial, perilaki isolasi sosial, dengan orang dapat meningkat
dapat berinteraksi penyebab isolasi sosial lain secara dan pasien mau
dengan orang lain bertahap untuk berinteraksi
secara bertahap 3. Setelah dilakukan pertemuan dengan orang lain
diharapkan pasien
berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap dengan
kriteria hasi l: pasien dapat
melakukan hubungan
interaksi secara bertahap
antara pasien dan perawat,
pasien dan pasien, pasien dan
kelompok

16 | P a g e
16. Implementasi

Hari/Tanggal : Selasa, 12 maret 2019


SP 1 : Membina hubungan saling percaya
Jam : 08 : 30

IMPLEMENTASI EVALUASI

Orientasi : Jam : 08 : 45

P : selamat pagi perkenalkan nama saya windy tahir, biasa dipanggil windy, S :pasien mengatakan
saya mahasiswa dari poltekkes kemenkes manado yang bertugas diruangan bersedia menceritakan
maengket selama seminggu, sayajuga yang bertugas untuk merawat ibu selama masalahnya
saya berada diruangan ini. Bolehkah saya tau namaibu siapa ? dan senangnya
dipanggil apa ? O : Paien mau
berkenalan, pasien
Ps : selamat pagi suster nama saya “IY” senangnya dipanggil “i” mampu
mengungkapkan
Kerja: perasaannya

P : Bolehkah saya berbincang – bincang dengan ibu ? Bagaimana perasaan ibu A : Sp 1 membina
hari i ni ? Apakah ibu mau menceritakan kepada saya masalah apa yang sedang hubungan saling
ibu alami saat ini ? Saya akanmembantu ibu untuk mengatasi masalah yang percaya tercapai
sedang ibu alami saat ini, saya berjanji akan merahasiakan informasi dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan privasi ibu. P : Lanjut SP 2

Ps : iya boleh suster. Saya sedang merasa sedih suster

P : kenapa ibu merasa sedih ? Apa yang membuat ibu merasa sedih ?

Ps : saya merasa sedih karena mengingat suami saya yang sudah meninggal
suster

P : baiklah kalau begitu besok saya akan kembali kesini lagi untuk berdiskusi
dengan ibu mengenai masalah yang ibu alamu saat ini. Besok bertemunya jam
berapa ? Dan tempatnya dimana?

P : jam 08 : 00, tempatnya disini saja

Terminasi :

P : Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang dengan saya ?


Baiklah karena saya sudah melakukan kontrak waktu dengan ibu, besok pagi Jm
08:00 saya akan kesini lagi. Terima Kasih ibu atas waktunya, selamat pagi dan
selamat beraktivitas.

Ps: saya merasa senang, iya suster selamat pagi

17 | P a g e
Hari/Tanggal : Rabu, 13 maret 2019
SP 2 : membantu pasien mengenal perilaku isolasi sosial
Jam : 08: 00

IMPLEMENTASI EVALUASI

Orientasi : Jam : 08 :15

P : Selamat pagi ibu masih ingat dengan saya ? Bagaimana keadaan ibu hari ini S : Pasien mengatakan
? Sesuai dengan janji kemarin, hari ini kita akan berdiskusi mengenai masalah keuntungan dan
yang ibu alami, jadi hari ini saya akanmembantu ibu untuk mengenal perilaku kerugian jika memiliki
isolasi sosial. Berapa lama waktu kita akan berbincang – bincang ? Dan dimana teman
tempat nya ?
O : Pasien mampu
Ps: selamat pagi iya saya masih ingat dengan suster windy. Saya merasa baik mengenal perilaku
hari ini. Waktunya 15 menit, tempatnya disini saja suster isolasi sosial

Kerja : A : SP 2 Membantu
pasien mengenal
P: Apakah ibu sering berinteraksi dengan orang lain atau dengan teman – teman perilaku isolasi sosial
yang ada diruangan ? Apa yang menyebabkan sehingga ibu tidak ingin tercapai
berinteraksi dengan mereka ? Menurut ibu apa saja keuntungannya jika ibu
mempunyai teman ? Lalu apa kerugiannya jika ibu tidak mempunyai teman ? P : Lanjut SP 3

Ps: tidak suster saya hanya ingin sendiri. Keuntungannya bisapunya teman
berbicara atau bermain. Kerugiannya yaitu merasa sepi karena tidak punya
teman berbicara atau bermain

P : apa yang dikatakan ibu sudah benar, selain itu, keuntungannya kita bisa
dikenal banyak orang, kalau kita sedang dalam kesusahan ada teman yang mau
menolong dan membantu kita. Jadi masalah yang sedang ibu alami saat ini
adalah isolasi sosial yaitu dimana seseorang menghindari diri untuk berinteraksi
dengan orang lain. Penyebab isolasi sosial ini bisa disebabkan karena adanya
kegagalan atau kehilangan orang yang sangat berarti. Nah bagaimana kalau
besok kita latihan untuk berkenalan dengan orang lain. Besok ketemunya jam
berapa dan dimana ?

Ps : iyaa suster boleh besok pagi jam 08 : 00 tempatnya disini saja

Terminasi :

P : Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang ?


Ps : saya merasa senang ses
P : bagus sekali, kalau begitu suster permisi dulu ya, sampai ketemu besok pagi
Ps : iya ses

18 | P a g e
Hari/Tanggal : Kamis, 14 maret 2019
SP 3 : mengajarkan pasien berinteraksi sosial secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama
seorang perawat)
Jam : 08 : 00

IMPLEMENTASI EVALUASI

Orientasi : Jam : 08 : 15

P : Selamat pagi ibu masih ingat dengan saya ? Bagaimana perasaan ibu hari S : Pasien mengatakan
mau latihan
ini ? Sesuai dengan janji kemarin hari ini saya akan mengajarkan ibu cara
berkenalan
berinteraksi dengan orang lain yaitu dengan cara berkenalan. Berapa lama
waktunya dan dimana tempat nya ? O : Pasien mampu
berkenalan dengan
Ps : selamat pagi ses windy. perasaan senang hari ini. Waktunya 15 menit orang pertama seorang
tempatnya disini saja suster perawat

A : SP 3 :
Kerja :
Mengajarkan pasien
berinteraksi secara
P : suster akan memperagakan cara berkenalan. Contohnya seperti ini bertahap (berkenalan
“selamat pagi perkenalkan nama saya windy tahir senangnya dipanggil windy, dengan orang pertama
nama kamu siapa senangnya dipanggil apa ? Asalnya dari mana ?hobinya apa seorang perawat)
?. Nah seperti itu, jika sudah tidak ada yang ingin ditanyakan akhiri
perkenalan dengan mengatakan senang berkenalan dengan kamu, semoga kita P : Lanjut SP 4
bisa menjadi teman yang baik. Coba sekarang ibu memperaktekannya cara
berkenalan dengan perawat

Ps : (pasien memperagakan cara berkenalan dengan perawat)

P : waah bagus sekali, kalau begitu bamana kalau beso ibu mempraktekkan
cara berkenalan dengan pasien yang ada diruangan. Apakahibu mau ? Jam
berapa kita akan bertemu besok dan dimana tempatnya ?

Ps : iya ses, besok pagi jam 08 : 00, tempatnya disini saja

Terminasi :

P : bagaimana perasaan ibu setelah latihan berkenalan tadi ?


Ps: saya merasa senang ses
P : bagus sekali, kalau begitu ibu harus mengingat kembali apa yang dipelajari
tadi sehingga besok ibu lebih siap untuk berkenalan dengan pasien yang ada
diruangan. Baiklah karena waktunya sudah habis suster harus pamit. Sampai
ketemu besok pagi ya. Selamat pagi dan selamat beraktivitas

19 | P a g e
Hari/tanggal : Jumat, 15 maret 2019
SP 4 : melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua seorang pasien)
Jam : 08 : 00

IMPLEMENTASI EVALUASI

Orientasi : Jam : 08 : 15

P :selamat pagi ibu masih ingat dengan saya ? Bagaimana perasaan ibu hari ini S : Pasien mengatakan
? Apakah ibu masih ingat cara berkenalan kemarin ? sesuai dengan janji mau berkenalan
kemarin hari ini ibu akan latihan berkenalan dengan pasien yang ada dengan pasien yang
diruangan, berapa lama waktunya dan dimana tempatnya ? ada diruangan

Ps : selamat pagi ses windy, iya saya masih ingatcara berkenalan O : Pasien mampu
kemarin.waktunya 15 menit, tempatnya disini saja berkenalan dengan
pasien yang ada
Kerja : diruangan
P : selamat pagi ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.baiklah ibu
sekarang bisa berkenalan seperti yang ibu lakukan kemarin A : SP 4 : Melatih
pasien berinteraksi
Ps : (Pasien mendemonstrasikan cara berkenalan) secara bertahap
(berkenaan dengan
P : jika perkenalanm sudah diakhiri ibu bisa buat janji dengan teman untuk orang kedua seorang
bertemu kembali lagi pada jam 12 saat makan siang bersama pasien) tercapai

Terminasi : P : SP Selesai

P : Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan ? Tadi ibu sudah bagus cara
berkenalannya, pertahankan terus ya. Jangan lupa bertemu kembali pada saat
jam makan siang. Bagaimana kalau kegiatan berkenalan dan bercakap – cakap
dibuat jadwal hariannya, jadi satu hari ibu dapat berkenalan dan bercakap –
bercakap atau berbincang – bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali, yaitu
jam 9 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Kalau ibu sudah melakukannya
jangan lupa diberi tanda centang pada jadwal kegiatan harian. Besok hari
terakhir suster bertugas diruangan ini jadi besok suster akan melihat
perkembangan ibu dalam berinteraksi dengan orang lain. Karena waktunya
sudah habis suster pamit dulu ya. Selamat pagi dan selamat beraktivitas.

Ps : Perasan saya senang suster.iyaa suster buatkan jadwal kegiatan harian


saja. Sampai ketemu besok suster. Selamat pagi

20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Farida Kusumawati & Yudi Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Fitria, Nita.2010.Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan
Tindakan keperawatan ( LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika

Mukhripah Damaiyanti & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.

Keliat A,Budi Akemat. 2009. Model Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta

Yosep Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Trimeilia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. Jakarta Timur: TIM.

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai