Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH EFEK ANALGESIK EKSTRAK DAUN KELOR

(MORINGA OLEIFERA) TERHADAP PROSES MOBILISASI IBU POST


SECTIO CAESAREA 1-3 HARI

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :
NINING RAHMAWATI, S.Si.T

TAHUN 2019
ABSTRAK

Latar Belakang: Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui
sayatan dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan panggul atau
ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang menyebabkan
ibu tidak dapat melahirkan secara alami (Wiknjosastro, 2006). Menurut Sarwono (2005) sectio
caesarea merupakan suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi dinding perut
dan dinding rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Adanya luka bekas
sectio caesarea menimbulkan nyeri pada ibu sehingga pasien cenderung berbaring saja untuk
mempertahankan seluruh tubuh kaku dan tidak mengindahkan daerah pembedahan sehingga
menimbulkan kaku persendian, postur yang buruk, kontraktur otot, nyeri tekan apabila tidak
melakukan mobilisasi dini (Christina & Kristanti, n.d.). Daun Kelor (Moringa oleifera) sering
digunakan masyarakat untuk penghilang nyeri dan pemulihan luka dalam maupun luar.
Pemanfaatan daun kelor ini dengan cara direbus, sebagai sayuran, campuran saat memasak atau
dalam bentuk pil. Kandungan fitokimia dan bioaktivitas pada daun kelor dapat berperan sebagai
analgesik. Selain itu, daun kelor juga mengandung komponen kimia diantaranya
flavonoid,nalkoloid, steroid, tanin, saponin dan terpenoid (Rohyani, dkk) dan merupakan struktur
aglykogen kompleks ke dalam triterpenoid dan steroid saponin yang mempunyai efek
antiinflamasi, analgesik dan sitotoksik (Arisandi dan Andriani, 2008).

Tujuan Penelitian: Membuktikan efektifitas efek analgesik ekstrak daun kelor (Moringa
Oleifera) dalam proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.

Manfaat Penelitian: Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan efektifitas efek
analgesik ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) sehingga mempercepat proses mobilisasi ibu
post Sectio Caesarea 1-3 hari

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental. Penelitian ini
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok
kontrol akan diberikan perlakuan minum obat analgetik dari dokter dan kelompok intervensi
akan diberikan perlakuan obat analgetik dari dokter dan ekstrak daun kelor. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan rancangan two group with control
post test design. Kriteria inklusi yaitu ibu post sectio caesaria 1 hari, mendapat jahitan
transversal, perawatan dan pengobatan yang sama. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 42
orang ibu nifas post SC yang terdiri dari 22 ibu nifas post SC sebagai kelompok eksperimen dan
20 ibu nifas post SC sebagai kelompok kontrol.

.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui sayatan
dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan panggul atau
ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang
menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami (Wiknjosastro, 2006). Menurut
Sarwono (2005) sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui insisi dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500 gram.
Konsep perawatan dasar pada masa nifas atau masa pascasalin pasien pasca sectio
caesarea yaitu mobilisasi dini yang diberikan setelah tindakan sectio caesarea.
Mobilisasi dini post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan sectio caesarea dengan
tujuan untuk mencegah komplikasi post operasi sectio caesarea dan supaya ibu merasa
lebih sehat juga membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan, namun
mobilisasi harus tetap dilakukan secara hati-hati (Viane,Milka, 2013).
Jumlah operasi caesar di dunia ini telah meningkat tajam dalam 20 tahun terakhir.
WHO memperkirakan angka persalinan dengan operasi adalah sekitar 10% sampai 15%
dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang, dibandingkan dengan
Amerika sekitar 23% dan Kanada 21% pada tahun 2005. Sedangkan di negara Inggris
angka kejadian relatif stabil yaitu antara 11-12% di Italia pada tahun 1980 sebesar 3,2% -
14,5% pada tahun 1987 meningkat menjadi 17,5%. Di Indonesia terjadi peningkatan
sectio caesarea dimana tahun 2005 jumlah persalinan dengan sectio caesarea sebanyak
8% dari seluruh persalinan, tahun 2006 15% dan tahun 2007 sebanyak 21%.
Adanya luka bekas sectio caesarea menimbulkan nyeri pada ibu sehingga pasien
cenderung berbaring saja untuk mempertahankan seluruh tubuh kaku dan tidak
mengindahkan daerah pembedahan sehingga menimbulkan kaku persendian, postur yang
buruk, kontraktur otot, nyeri tekan apabila tidak melakukan mobilisasi dini (Christina &
Kristanti, n.d.)
Daun Kelor (Moringa Oleifera) sering digunakan masyarakat untuk
memperlancar ASI namun tanpa disadari daun kelor memiliki khasiat sebagai terapi
analgesik yaitu sebagai penghilang nyeri dan pemulihan luka dalam maupun luar.
Pemanfaatan daun kelor ini dengan cara direbus, campuran saat memasak atau dalam
bentuk pil. Kandungan fitokimia dan bioaktivitas pada daun kelor dapat berperan sebagai
analgesik. Selain itu, daun kelor juga mengandung struktur aglykogen kompleks ke
dalam triterpenoid dan steroid saponin yang mempunyai efek antiinflamasi, analgesik dan
sitotoksik (Arisandi dan Andriani, 2008).
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Efek Analgesik pada Ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera)
dalam Proses Mobilisasi Ibu Post Sectio Caesarea 1-3 hari”.

B. Perumusan Masalah
Bagaimana Pengaruh Efek Analgesik pada Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) dalam
Proses Mobilisasi Ibu Post Sectio Caesarea 1-3 hari?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membuktikan efektifitas efek analgesik ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dalam
proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.
2. Tujuan Khusus
a. Membuktikan dosis efek analgesik ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dalam
proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.
b. Membuktikan efektifitas efek analgesik ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera)
dalam proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.

D. Hipotesa Penelitian
Pemberian ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) memberikan efek analgesik pada ibu
post Sectio Caesarea 1-3 hari sehingga mempercepat proses mobilisasi.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan tentang ekstrak daun kelor
(Moringa Oleifera) dalam proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan efek analgesik ekstrak daun
binahong (Moringa Oleifera) dalam proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-
3 hari.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa pemberian ekstrak daun kelor
(Moringa Oleifera) dapat mempercepat mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3
hari.
b. Pemberian ekstrak daun kelor bisa digunakan sebagai alternatif analgesik pada ibu
post Sectio Caesarea 1-3 hari untuk mempercepat proses mobilisasi.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Sectio Caesaria
A. Pengertian Sectio Caesaria
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui insisi pada dinding perut an dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Bobak (2004) menjelaskan bahwa
sectio caesaria merupakan suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin
dengan kelahiran janin melalui insisi atau membuka dinding perut dan dinding
uterus.
B. Keuntungan dan kerugian Sectio Caesaria
Sebelum keputusan untuk melakukan tindakan Sectio Caesaria diambil, harus
dipertimbangkan secara teliti resiko yang mungkin terjadi. Pertimbangan tersebut
harus berdasarkan penilaian pra bedah secara lengkap yang mengacu pada syarat-
syarat pembedahan dan pembiusan dalam menghadapi kasus gawat darurat
(Saifuddin, 2009).
Menurut Widjanarko (2008) Tindakan Sectio Caesaria memiliki keuntungan
dan kerugian. Keuntungannya adalah proses melahirkan memakai waktu yang lebih
singkat , rasa sakit minimal dan tidak mengganggu atau melukai jalan lahir.
Sedangkan kerugian tindakan ini dapat terjadi pada ibu maupun bayinya.
a. Kerugian pada ibu :
1) Resiko kematian empat kali lebih besar dibanding persalinan normal.
2) Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan normal.
3) Rasa nyeri dan penyembuhan luka pasca operasi lebih lama dibandingkan
persalinan normal.
4) Jahitan bekas operasi beresiko terkena infeksi karena jahitan berlapis-lapis
dan proses penyembuhan dapat tidak merata.
5) Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah tidak bersih.
6) Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi.
7) Harus di Sectio Caesaria lagi saat melahirkan kedua dan seterusnya.
8) Pembuluh darah dan kandung kemih bisa tersayat pisau bedah.
9) Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian
mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.
b. Kerugian pada bayi :
1) Resiko kematian 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir
melalui proses persalinan biasa.
2) Cenderung mengalami sesak nafas karena cairan dalam paru-parunya tidak
keluar. Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi tekanan.
3) Sering mengantuk karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada
ibunya juga mengenai bayinya.

B. Mobilisasi Dini
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi dini adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan
aktifitas atau kegiatan. Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan bebas dan merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan
pasca bedah, mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi
fisiologis karena hal ini esensial untuk mempertahankan kemandirian (Wirnata,
2010).
Mobilisasi dini post sectio caesarea adalah suatu pergerakan,posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jammelahirkan dengan
persalinan caesarea. Untuk mencegah komplikasi post operasi sectio caesarea ibu
harus segera dilakukan mobilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh karena setelah
mengalami secsio saesarea, seorang ibu disarankan tidak malas untuk bergerak pasca
operasi secsio sesarea, ibu harus mobilisasi cepat. Semakin cepat bergerak itu
semakin baik, namun mobilisasi dini harus tetap dilakukan secara hati – hati
(Wirnata, 2010).
2. Tujuan Mobilisasi
Menurut Fitriyahsari (2009) tujuan dari mobilisasi adalah untuk
Mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar peredaran darah, membantu
pernafasan menjadi lebih baik, Memperlancar eliminasi urin, mengembalikan
aktifimas tertentu,sehingga pasien dapat kembali normal dan dapat memenuhi
kebutuhan gerak harian., memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi
atau komunikasi. Menurut Vivian, (2011) Perawatan mobilisasi dini mempunyai
keuntungan, Menglancarkan pengeluaran lokhea, mengurangi infeksi puerperium,
mempercepat involusi uteri, melancarkan fungsi alat grastrointestinal dan alat
kelamin, meningkatkan kelancaran perdaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme, kesempatan yang baik untuk mengajar ibu
memeliha/merawat anaknya.
3. Manfaat Mobilisasi
Pada sistem kardiovaskuler dapat meningkatkan curah jantung, memperbaiki
kontraksi miokardial, kemudian menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan
darah, memperbaiki aliran balik vena, pada sistem respirator meningkatkan frekuensi
dan kedalaman pernafasan, meningkatkan ventilasi alveolar, menurunkan kerja
pernafasan, meningkatkan pengembangan diafgragma pada sistem metabolik dapat
meningkatkan laju metabolisme basal, peningkatkan penggunaan glukosa dan asam
lemak, meningkatkan pemecahan trigliseril, meningkatkan mobilisasi lambung,
meningkatkan produksi panas tubuh, pada sistem muskuloskletal memperbaiki tonus
otot, meningkatkan mobilisasi sendiri.memperbaiki toleransi otot untuk latihan,
mungkin meningkatkan masa otot pada sistem toleransi otot, meningkatkan toleransi,
mengurangi kelemahan, meningkatkan toleransi terhadap sters, perasaan lebih baik,
dan berkurangnya penyakit(Potter, 2005).
4. Tahap-tahap Pelaksanaan Mobilisasi
Menurut Aliahani (2010) pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum sectio
caesarea terdiri dari:
a. Hari ke 1
1) Berbaring miring kekanan dan kekiri yang dapat dimulai sejak 6 -10 jam
setelah ibu sadar.
2) Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar

b. Hari ke 2
1) Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam –dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk – batuk kecil yang gunanya untuk
melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada
diri ibu bahwa ia mulai pulih.
2) Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk
3) Selanjunya secara berturut- turut, hari demi hari ibu yang sudah melahirkan
dianjurkan belajar duduk selama sehari.
c. Hari ke 3 sampai ke 5
1) Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi
2) Mobolisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat
membantu penyembuhan luka.

C. Peran Daun Kelor (Moringa Oleifera)


Kelor atau merunggai adalah jenis tumbuhan dari suku moringacea merupakan
tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan cepat,
berumur panjang dan berbunga sepanjang tahun dalam kondisi panas extrim yang berasal
dari daerah tropis dan subtropis diasia selatan. Daunnya kecil – kecil dan berbentuk oval.
Daun Kelor sudah dipercaya sejak dahulu dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Mulai dari penyakit yang ringan hingga penyakit yang berbahaya serta memiliki khasiat.
Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun kelor mempunyai efek ekstrak daun kelor
(Moringa Oleifera) terhadap mencit (Mus Musculus) (Asrany, 2012). Khasiat yang
terdapat dalam daun kelor antara lain adalah antioksidan dan antiaging dan antimikroba
pada daun kelor sangat reaktif terhadap beberapa kuman penyebab infeksi daun kelor
mengandung komponen kimia diantaranya flavonoid, alkaloid, steroid, tanin, saponin,
dan terpenoid (Rohyani dkk., 2015).
1. Saponin Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam
lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan
bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa
dan menghemolisis sel darah. Triterpen tertentu terkenal karena rasanya,terutama
kepahitannya. Pencarian saponin dalam tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan
akan sumber sapogenin yang mudah diperoleh. Saponin dan glikosida sapogenin
adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar luas dalam tumbuhan. Dikenal dua
macam saponin, yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida dengan struktur
steroid. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter
(Lenny, 2006).
2. Polifenol Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan,
yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua
penyulih hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena umumnya
sering kali berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam
vakuola sel. Beberapa ribu senyawa fenol telah diketahui strukturnya.
3. Flavonoid merupakan golongan terbesar, tetapi fenol monosiklik sederhana, fenil
propanoid,dan kuinon fenolik juga terdapat dalam jumlah yang besar. Beberapa
golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin, melanin, dan tanin
adalah senyawa polifenol (Lenny, 2006).
4. Alkaloid Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada
umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik alkaloid
sering kali beracun pada manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi
yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Umumnya
alkaloid tidak berwarna, bersifat optis aktif dan sedikit yang berupa cairan pada suhu
kamar (Lenny, 2006) 9
5. Minyak Atsiri Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari
daun,bunga, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizoma. Minyak atsiri disebut juga
minyak eteris yaitu minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan
cara penyulingan, biasanya tidak berwarna terutama bila masih dalam keadaan segar,
setelah terjadi proses oksidasi dan pendamaran makin lama akan berubah menjadi
gelap, untuk menghindarinya harus disimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat.
Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang
terbentuk dari unsur Karbon (C),Hidrogen (H) dan Oksigen (O) serta berbagai
persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dan Belerang (S).
Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan
eksternal, bahan analgesik, hemolitik atau enzimatik, sedativ, stimulan, untuk obat
sakit perut, bahan pewangi kosmetik dan sabun (Manoi, 2010)
6. Asam Oleanolik kelor diketahui mempunyai kandungan asam oleanolik. Asam
oleanolik merupakan golongan triterpenoid yang merupakan antioksidan pada
tanaman. Mekanisme perlindungan oleh asam oleanolik adalah dengan mencegah
masuknya racun ke dalam sel dan meningkatkan sistem pertahanan sel. Asam
oleanolik juga memiliki zat anti inflamasi. Kandungan nitrit oksida pada asam
oleanolik juga menjadi anti oksidan, yang dapat berfungsi sebagai toksin yang kuat
untuk membunuh bakteri. Jadi dengan adanya asam oleanik ini akan memperkuat
daya tahan sel terhadap infeksi dan memperbaiki sel sehingga sel dapat beregenerasi
dengan baik. .
Menurut Nafsul Muthmainah Anshori (2017) hasil penelitian dan perhitungan persen uji
daya analgetik pada ekstrak etanolik daun kelor [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis]
yakni kontrol positif celebrex® (70,53%), ekstrak dosis I (48,06%), ekstrak dosis II
(57,49%), dan ekstrak dosis III (69,33%). Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak
mengandung Flavonoid. Flavonoid bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase
yang dapat mengganggu sintesis prostaglandin dan mengurangi rasa nyeri.sehingga
mengurangi terjadinya vasodilatasi pembuluh darah dan aliran darah lokal sehingga
migrasi sel radang pada area radang.
Uji pendahuluan telah dilakukan oleh (Ramadhan 2017), yang menyatakan extrak air
daun kelor memiliki khasiat sebagai anagesik. Oleh karena itu , peneliti melanjutkan uji
terhadap daun kelor.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental, yaitu suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi faktor-faktor lain yang mengganggu.
Eksperimen selalu digunakan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan
(Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael Sofyan, 2010).
Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan
kelompok intervensi. Kelompok kontrol akan diberikan perlakuan minum obat analgetik
dari dokter dan kelompok intervensi akan diberikan perlakuan obat analgetik dari dokter
dan ekstrak daun kelor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment
dengan rancangan two group with control post test design.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin secara sectio caesaria di
RSUD Ende Bulan Agustus s/d Oktober tahun 2019. Teknik pengambilan sampel dengan
accidental sampling yaitu ibu nifas primipara atau multipara yang bersalin secara sectio
caesaria di RSUD Ende dengan kriteria inklusi yaitu ibu post section caesaria 1 hari,
mendapat jahitan transversal, perawatan dan pengobatan yang sama.
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan mengambil 20 % dari
jumlah populasi (Nursalam, 2003) :
N= 20 % x 170
N = 34
Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 42 orang ibu nifas post SC yang terdiri dari
22 ibu nifas post SC sebagai kelompok eksperimen dan 20 ibu nifas post SC sebagai
kelompok kontrol.

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Ende Bulan Agustus s/d Oktober tahun 2019.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Skala Data


Variabel Bebas
1. Ibu post sc Ibu post sc primipara dan multipara hari ke Rasio
1-3 dan mendapat terapi obat analgetik dari
dokter.
Variabel Terikat
2. Proses Mobilisasi Tahapan mobilisasi ibu post sc : Rasio
a. Hari ke 1
1) Berbaring miring kekanan dan
kekiri yang dapat dimulai sejak 6 -10
jam setelah ibu sadar.
2) Latihan pernafasan dapat dilakukan
ibu sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar
b. Hari ke 2
1) Ibu dapat duduk 5 menit dan minta
untuk bernafas dalam –dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk –
batuk kecil yang gunanya untuk
melonggarkan pernafasan dan
sekaligus menumbuhkan
kepercayaan pada diri ibu bahwa ia
mulai pulih.
2) Kemudian posisi tidur terlentang
dirubah menjadi setengah duduk
3) Selanjunya secara berturut- turut,
hari demi hari ibu yang sudah
melahirkan dianjurkan belajar duduk
selama sehari.
c. Hari ke 3 sampai ke 5
1) Belajar berjalan kemudian berjalan
sendiri pada hari setelah operasi
2) Mobolisasi secara teratur dan
bertahap serta diikuti dengan
istirahat dapat membantu
penyembuhan luka.

Variabel Kendali
3. Ekstrak daun Kelor Ekstrak daun Kelor 0,5 mg (1 kapsul) yang Nominal
diberikan 3 x sehari selama 2 hari.

E. Pengolahan Data dan Analisa Data


Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent t-test.
Peneliti mnggunakan tehnik ini karena bermaksud membandingkan dua kelompok
responden yang semuanya diberi perlakuan (Dahlan, 2010). kelompok kontrol dan
kelompok intervensi. Kelompok kontrol akan diberikan perlakuan minum obat analgetik
dari dokter dan kelompok intervensi akan diberikan perlakuan ekstrak daun Kelor, dan
kedua kelompok ini dilihat efektifitas proses mobilisasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Arisandi dan Andriani, 2008, Khasiat Tanaman Obat, Pustaka Buku Murah, Jakarta.

Dahlan, MS 2008, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, SalembaMedika, Jakarta.

Nafsul Muthmainah Anshory, 2017, Kemampuan Analgesik Ekstrak Metanol Daun Kelor
(Moringa Oleifera) Pada Mencit (Mus Musculus), Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Syiah Kuala.

Nursalam, 2003, Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Ramadhan , R 2017. Kemampuan Extrak Air Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Analgesik
Dengan Menggunakan Metode Hott Plate. Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Kuala Banda Aceh

Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael Sofyan, 2011, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
Edisi ke 4, Sagung Seto, Jakarta.

Zahrati Fauza, 2013, Hubungan Mobilisasi dini pada ibu post partum dengan SC Terhadap
Pemulihan post partum di RSUD ZA Banda Aceh, STIKES U’Budiyah Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai