PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
NINING RAHMAWATI, S.Si.T
TAHUN 2019
ABSTRAK
Latar Belakang: Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui
sayatan dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan panggul atau
ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang menyebabkan
ibu tidak dapat melahirkan secara alami (Wiknjosastro, 2006). Menurut Sarwono (2005) sectio
caesarea merupakan suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi dinding perut
dan dinding rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Adanya luka bekas
sectio caesarea menimbulkan nyeri pada ibu sehingga pasien cenderung berbaring saja untuk
mempertahankan seluruh tubuh kaku dan tidak mengindahkan daerah pembedahan sehingga
menimbulkan kaku persendian, postur yang buruk, kontraktur otot, nyeri tekan apabila tidak
melakukan mobilisasi dini (Christina & Kristanti, n.d.). Daun Kelor (Moringa oleifera) sering
digunakan masyarakat untuk penghilang nyeri dan pemulihan luka dalam maupun luar.
Pemanfaatan daun kelor ini dengan cara direbus, sebagai sayuran, campuran saat memasak atau
dalam bentuk pil. Kandungan fitokimia dan bioaktivitas pada daun kelor dapat berperan sebagai
analgesik. Selain itu, daun kelor juga mengandung komponen kimia diantaranya
flavonoid,nalkoloid, steroid, tanin, saponin dan terpenoid (Rohyani, dkk) dan merupakan struktur
aglykogen kompleks ke dalam triterpenoid dan steroid saponin yang mempunyai efek
antiinflamasi, analgesik dan sitotoksik (Arisandi dan Andriani, 2008).
Tujuan Penelitian: Membuktikan efektifitas efek analgesik ekstrak daun kelor (Moringa
Oleifera) dalam proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.
Manfaat Penelitian: Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan efektifitas efek
analgesik ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) sehingga mempercepat proses mobilisasi ibu
post Sectio Caesarea 1-3 hari
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental. Penelitian ini
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok
kontrol akan diberikan perlakuan minum obat analgetik dari dokter dan kelompok intervensi
akan diberikan perlakuan obat analgetik dari dokter dan ekstrak daun kelor. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan rancangan two group with control
post test design. Kriteria inklusi yaitu ibu post sectio caesaria 1 hari, mendapat jahitan
transversal, perawatan dan pengobatan yang sama. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 42
orang ibu nifas post SC yang terdiri dari 22 ibu nifas post SC sebagai kelompok eksperimen dan
20 ibu nifas post SC sebagai kelompok kontrol.
.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui sayatan
dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan panggul atau
ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang
menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami (Wiknjosastro, 2006). Menurut
Sarwono (2005) sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui insisi dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500 gram.
Konsep perawatan dasar pada masa nifas atau masa pascasalin pasien pasca sectio
caesarea yaitu mobilisasi dini yang diberikan setelah tindakan sectio caesarea.
Mobilisasi dini post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan sectio caesarea dengan
tujuan untuk mencegah komplikasi post operasi sectio caesarea dan supaya ibu merasa
lebih sehat juga membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan, namun
mobilisasi harus tetap dilakukan secara hati-hati (Viane,Milka, 2013).
Jumlah operasi caesar di dunia ini telah meningkat tajam dalam 20 tahun terakhir.
WHO memperkirakan angka persalinan dengan operasi adalah sekitar 10% sampai 15%
dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang, dibandingkan dengan
Amerika sekitar 23% dan Kanada 21% pada tahun 2005. Sedangkan di negara Inggris
angka kejadian relatif stabil yaitu antara 11-12% di Italia pada tahun 1980 sebesar 3,2% -
14,5% pada tahun 1987 meningkat menjadi 17,5%. Di Indonesia terjadi peningkatan
sectio caesarea dimana tahun 2005 jumlah persalinan dengan sectio caesarea sebanyak
8% dari seluruh persalinan, tahun 2006 15% dan tahun 2007 sebanyak 21%.
Adanya luka bekas sectio caesarea menimbulkan nyeri pada ibu sehingga pasien
cenderung berbaring saja untuk mempertahankan seluruh tubuh kaku dan tidak
mengindahkan daerah pembedahan sehingga menimbulkan kaku persendian, postur yang
buruk, kontraktur otot, nyeri tekan apabila tidak melakukan mobilisasi dini (Christina &
Kristanti, n.d.)
Daun Kelor (Moringa Oleifera) sering digunakan masyarakat untuk
memperlancar ASI namun tanpa disadari daun kelor memiliki khasiat sebagai terapi
analgesik yaitu sebagai penghilang nyeri dan pemulihan luka dalam maupun luar.
Pemanfaatan daun kelor ini dengan cara direbus, campuran saat memasak atau dalam
bentuk pil. Kandungan fitokimia dan bioaktivitas pada daun kelor dapat berperan sebagai
analgesik. Selain itu, daun kelor juga mengandung struktur aglykogen kompleks ke
dalam triterpenoid dan steroid saponin yang mempunyai efek antiinflamasi, analgesik dan
sitotoksik (Arisandi dan Andriani, 2008).
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Efek Analgesik pada Ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera)
dalam Proses Mobilisasi Ibu Post Sectio Caesarea 1-3 hari”.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana Pengaruh Efek Analgesik pada Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) dalam
Proses Mobilisasi Ibu Post Sectio Caesarea 1-3 hari?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membuktikan efektifitas efek analgesik ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dalam
proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.
2. Tujuan Khusus
a. Membuktikan dosis efek analgesik ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dalam
proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.
b. Membuktikan efektifitas efek analgesik ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera)
dalam proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.
D. Hipotesa Penelitian
Pemberian ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) memberikan efek analgesik pada ibu
post Sectio Caesarea 1-3 hari sehingga mempercepat proses mobilisasi.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan tentang ekstrak daun kelor
(Moringa Oleifera) dalam proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3 hari.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan efek analgesik ekstrak daun
binahong (Moringa Oleifera) dalam proses mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-
3 hari.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa pemberian ekstrak daun kelor
(Moringa Oleifera) dapat mempercepat mobilisasi ibu post Sectio Caesarea 1-3
hari.
b. Pemberian ekstrak daun kelor bisa digunakan sebagai alternatif analgesik pada ibu
post Sectio Caesarea 1-3 hari untuk mempercepat proses mobilisasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sectio Caesaria
A. Pengertian Sectio Caesaria
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui insisi pada dinding perut an dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Bobak (2004) menjelaskan bahwa
sectio caesaria merupakan suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin
dengan kelahiran janin melalui insisi atau membuka dinding perut dan dinding
uterus.
B. Keuntungan dan kerugian Sectio Caesaria
Sebelum keputusan untuk melakukan tindakan Sectio Caesaria diambil, harus
dipertimbangkan secara teliti resiko yang mungkin terjadi. Pertimbangan tersebut
harus berdasarkan penilaian pra bedah secara lengkap yang mengacu pada syarat-
syarat pembedahan dan pembiusan dalam menghadapi kasus gawat darurat
(Saifuddin, 2009).
Menurut Widjanarko (2008) Tindakan Sectio Caesaria memiliki keuntungan
dan kerugian. Keuntungannya adalah proses melahirkan memakai waktu yang lebih
singkat , rasa sakit minimal dan tidak mengganggu atau melukai jalan lahir.
Sedangkan kerugian tindakan ini dapat terjadi pada ibu maupun bayinya.
a. Kerugian pada ibu :
1) Resiko kematian empat kali lebih besar dibanding persalinan normal.
2) Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan normal.
3) Rasa nyeri dan penyembuhan luka pasca operasi lebih lama dibandingkan
persalinan normal.
4) Jahitan bekas operasi beresiko terkena infeksi karena jahitan berlapis-lapis
dan proses penyembuhan dapat tidak merata.
5) Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah tidak bersih.
6) Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi.
7) Harus di Sectio Caesaria lagi saat melahirkan kedua dan seterusnya.
8) Pembuluh darah dan kandung kemih bisa tersayat pisau bedah.
9) Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian
mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.
b. Kerugian pada bayi :
1) Resiko kematian 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir
melalui proses persalinan biasa.
2) Cenderung mengalami sesak nafas karena cairan dalam paru-parunya tidak
keluar. Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi tekanan.
3) Sering mengantuk karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada
ibunya juga mengenai bayinya.
B. Mobilisasi Dini
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi dini adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan
aktifitas atau kegiatan. Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan bebas dan merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan
pasca bedah, mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi
fisiologis karena hal ini esensial untuk mempertahankan kemandirian (Wirnata,
2010).
Mobilisasi dini post sectio caesarea adalah suatu pergerakan,posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jammelahirkan dengan
persalinan caesarea. Untuk mencegah komplikasi post operasi sectio caesarea ibu
harus segera dilakukan mobilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh karena setelah
mengalami secsio saesarea, seorang ibu disarankan tidak malas untuk bergerak pasca
operasi secsio sesarea, ibu harus mobilisasi cepat. Semakin cepat bergerak itu
semakin baik, namun mobilisasi dini harus tetap dilakukan secara hati – hati
(Wirnata, 2010).
2. Tujuan Mobilisasi
Menurut Fitriyahsari (2009) tujuan dari mobilisasi adalah untuk
Mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar peredaran darah, membantu
pernafasan menjadi lebih baik, Memperlancar eliminasi urin, mengembalikan
aktifimas tertentu,sehingga pasien dapat kembali normal dan dapat memenuhi
kebutuhan gerak harian., memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi
atau komunikasi. Menurut Vivian, (2011) Perawatan mobilisasi dini mempunyai
keuntungan, Menglancarkan pengeluaran lokhea, mengurangi infeksi puerperium,
mempercepat involusi uteri, melancarkan fungsi alat grastrointestinal dan alat
kelamin, meningkatkan kelancaran perdaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme, kesempatan yang baik untuk mengajar ibu
memeliha/merawat anaknya.
3. Manfaat Mobilisasi
Pada sistem kardiovaskuler dapat meningkatkan curah jantung, memperbaiki
kontraksi miokardial, kemudian menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan
darah, memperbaiki aliran balik vena, pada sistem respirator meningkatkan frekuensi
dan kedalaman pernafasan, meningkatkan ventilasi alveolar, menurunkan kerja
pernafasan, meningkatkan pengembangan diafgragma pada sistem metabolik dapat
meningkatkan laju metabolisme basal, peningkatkan penggunaan glukosa dan asam
lemak, meningkatkan pemecahan trigliseril, meningkatkan mobilisasi lambung,
meningkatkan produksi panas tubuh, pada sistem muskuloskletal memperbaiki tonus
otot, meningkatkan mobilisasi sendiri.memperbaiki toleransi otot untuk latihan,
mungkin meningkatkan masa otot pada sistem toleransi otot, meningkatkan toleransi,
mengurangi kelemahan, meningkatkan toleransi terhadap sters, perasaan lebih baik,
dan berkurangnya penyakit(Potter, 2005).
4. Tahap-tahap Pelaksanaan Mobilisasi
Menurut Aliahani (2010) pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum sectio
caesarea terdiri dari:
a. Hari ke 1
1) Berbaring miring kekanan dan kekiri yang dapat dimulai sejak 6 -10 jam
setelah ibu sadar.
2) Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar
b. Hari ke 2
1) Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam –dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk – batuk kecil yang gunanya untuk
melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada
diri ibu bahwa ia mulai pulih.
2) Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk
3) Selanjunya secara berturut- turut, hari demi hari ibu yang sudah melahirkan
dianjurkan belajar duduk selama sehari.
c. Hari ke 3 sampai ke 5
1) Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi
2) Mobolisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat
membantu penyembuhan luka.
Variabel Kendali
3. Ekstrak daun Kelor Ekstrak daun Kelor 0,5 mg (1 kapsul) yang Nominal
diberikan 3 x sehari selama 2 hari.
Arisandi dan Andriani, 2008, Khasiat Tanaman Obat, Pustaka Buku Murah, Jakarta.
Nafsul Muthmainah Anshory, 2017, Kemampuan Analgesik Ekstrak Metanol Daun Kelor
(Moringa Oleifera) Pada Mencit (Mus Musculus), Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Syiah Kuala.
Nursalam, 2003, Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Ramadhan , R 2017. Kemampuan Extrak Air Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Analgesik
Dengan Menggunakan Metode Hott Plate. Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Kuala Banda Aceh
Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael Sofyan, 2011, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
Edisi ke 4, Sagung Seto, Jakarta.
Zahrati Fauza, 2013, Hubungan Mobilisasi dini pada ibu post partum dengan SC Terhadap
Pemulihan post partum di RSUD ZA Banda Aceh, STIKES U’Budiyah Banda Aceh.