Anda di halaman 1dari 8

PERANAN AKREDITASI DALAM PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN
PERANAN AKREDITASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia ditegaskan bahwa pendidikan merupakan sarana
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945) yaitu :
” Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia”. Untuk mewujudkan itu semua perlu diusahakan terselenggaranya satu sistem
pendidikan nasional yang bermutu dan mengikatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Agar mutu pendidikan itu sesuai dengan apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan oleh
masyarakat, maka perlu ada standar yang dijadikan pagu (benchmark). Setiap sekolah/madrasah
secara bertahap dikembangkan untuk menuju kepada pencapaian standar yang dijadikan pagu itu.
Acuan ini seharusnya bersifat nasional, baik dilihat dari aspek masukan, proses, maupun
lulusannya. Apabila suatu sekolah/madrasah, misalnya telah mampu mencapai standar mutu yang
yang bersifat nasional, diharapkan sekolah/madrasah tersebut secara bertahap mampu mencapai
mutu yang kompetitif secara internasional. Jadi, pada dasarnya pagu mutu pendidikan nasional
merupakan acuan minimal yang harus dicapai oleh setiap satuan dan atau program pendidikan.
Sebagaimana diketahui, upaya peningkatan mutu pendidikan secara nasional merupakan salah
satu program yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Upaya ini diarahkan agar setiap
lembaga pendidikan selalu berupaya untuk memberikan jaminan mutu layanannya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Yang dimaksud dengan mutu layanan adalah jaminan bahwa proses
penyelenggaraan pendidikan disekolah sesuai dengan yang seharusnya terjadi dan sesuai pula
dengan yang diharapkan. Apabila setiap satuan pendidikan selalu berupaya untuk memberi
jaminan mutu dan upaya ini secara nasional akan terus meningkat. Peningkatan mutu pendidikan
ini akan berdampak pada peningkatan mutu sumber daya manusia secara nasional. Hal ini sangat
penting mengingat dewasa ini kita dihadapkan pada berbagai kesempatan dan tantangan, baik
yang bersifat nasional maupun global, sedangkan berbagai kesempatan dan tantangan itu hanya
dapat diraih dan dijawab apabila sumber daya manusia yang dimiliki bermutu tinggi.
Berangkat dari pemikiran tersebut dan untuk dapat membandingkan serta memetakan mutu dari
setiap satuan pendidikan, perlu dilakukan akreditasi bagi setiap lembaga dan program
pendidikan. Proses akreditasi ini dilakukan secara berkala dan terbuka dengan tujuan membantu
dan memberdayakan satuan pendidikan agar mampu mengembangkan sumber dayanya dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam menggunakan instrumen akreditasi yang
komprehensif dan dikembangkan berdasarkan standar mutu yang ditetapkan, diharapkan profil
mutu sekolah/madrasah dapat dipetakan untuk kepentingan peningkatan mutu sekolah/madrasah
oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
B. Pengertian Akreditasi Sekolah/Madrasah
Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan
dan kinerja satuan dan/atau program pendidikan, yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas
publik.
Di dalam proses akreditasi, sebuah sekolah/madrasah dievaluasi dalam kaitannya dengan arah
dan tujuannya, serta didasarkan kepada keseluruhan kondisi sekolah/madrasah sebagai sebuah
institusi belajar. Walaupun beragam perbedaan dimungkinkan terjadi antar sekolah/madrasah,
tetapi sekolah/madrasah dievaluasi berdasarkan standar tertentu. Standar diharapkan dapat
mendorong dan menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan pendidikan dan memberikan
arahan untuk evaluasi diri yang berkelanjutan, serta menyediakan perangsang untuk terus
berusaha mencapai mutu yang diharapkan.
Akreditasi merupakan alat regulasi diri (self-regulation) agar sekolah/madrasah mengenal
kekuatan dan kelemahan serta melakukan upaya yang terus menerus untuk meningkatkan
kekuatan dan memperbaiki kelemahannya. Dalam hal ini akreditasi memiliki makna proses
pendidikan. Di samping itu akreditasi juga merupakan penilaian hasil dalam bentuk sertifikasi
formal terhadap kondisi suatu sekolah/madrasah yang telah memenuhi standar layanan tertentu
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses
akreditasi dalam makna proses adalah penilaian dan pengembangan mutu suatu
sekolah/madrasah secara berkelanjutan. Akreditasi dalam makna hasil menyatakan pengakuan
bahwa suatu sekolah/madrasah telah memenuhi standar kelayakan yang telah ditentukan.
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup akreditasi sekolah/madrasah maliputi TK/RA, TKLB, SD/MI, SMP/MTs,
SMPLB, SMA/MA, SMK/MAK dan SMLB, baik berstatus negeri maupun swasta.
Untuk TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, akreditasi dilakukan terhadap kelembagaan secara
menyeluruh, sedangkan untuk SMK/MAK, akreditasi dilakukan terhadap program keahlian.
Untuk TKLB, SDLB, SMPLB dan SMLB, akreditasi dilakukan terhadap kelembagaan sesuai
dengan jenis kelainannya (kekhususannya).

BAB II
TUJUAN DAN FUNGSI AKREDITASI

A. Tujuan Akreditasi Sekolah/Madrasah


Akreditasi sekolah/madrasah bertujuan untuk :
1. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau program yang
dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
3. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program dan atau
satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait.
Manfaat hasil akredtasi sekolah/madrasah sebagai berikut :
1. Membantu sekolah/madrasah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan peserta didik
dari suatu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang saling menguntungkan.
2. Membantu mengidentifikasi sekolah/madrasah dan program dalam rangka pemberian bantuan
pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.
3. Acuan dalam upaya peningkatan mutu sekolah/madrasah dan rencana pengembangan
sekolah/madrasah.
4. Umpan balik salam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja warga sekolah/madrasah
dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan program sekolah/madrasah.
5. Motivator agar sekolah/madrasah terus meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap,
terencana, dan kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan regional dan
internasional.
6. Bahan informasi bagi sekolah/madrasah sebagai masyarakat belajar untuk meningkatkan
dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta dalam hal profesionalisme, moral,
tenaga, dan dana.

Untuk kepala sekolah/madrasah, hasil akreditasi diharapkan dapat menjadi bahan informasi
untuk pemetaan indikator kelayakan sekolah/madrasah, kinerja warga sekolah/madrasah,
termasuk kinerja kepala sekolah/madrasah selama periode kepemimpinannya. Disamping itu,
hasil akreditasi juga diperlukan kepala sekolah/madrasah sebagai bahan masukan untuk
penyusunan program serta anggaran pendapatan dan belanja sekolah/madrasah.
Untuk guru, hasil akreditasi sekolah/madrasah merupakan dorongan bagi guru untuk selalu
meningkatkan diri dan bekerja keras untuk memberikan layanan yang terbaik bagi peserta
didiknya. Secara moral, guru senang bekerja di sekolah/madrasah baik yang di akui sebagai
sekolah/madrasah baik, oleh karena itu, guru selalu beruasaha untuk meningkatkan diri dan
bekerja keras untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu sekolah/madrasah.
Untuk masyarakat dan khususnya orang tua peserta didik, hasil akreditasi diharapkan menjadi
informasi yang akurat tentang layanan pendidikan yang ditawarkan oleh setiap
sekolah/madrasah, sehingga secara sadar dan bertanggung jawab masyarakat dan khususnya
orang tua dapat membuat keputusan dan pilihan yang tepat dalam kaitannya dengan pendidikan
bagi anaknya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Untuk peserta didik, hasil akreditasi juga menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka
memperoleh pendidikan yang baik, dan harapannya, sertifikat dari sekolah/madrasah yang
terakreditasi merupakan bukti bahwa mereka menerima pendidikan yang bermutu.
B. Fungsi Akreditasi Sekolah/Madrasah
Dengan menggunakan instrumen akreditasi yang komprehensif, hasil akreditasi diharapkan dapat
memetakan secara utuh profil sekolah/madrasah. Proses akreditasi sekolah/madrasah berfungsi
untuk :
1. Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan sekolah/madrasah
dilihat dari berbagai unsur terkait yang mengacu pada standar minimal beserta indikator-
indikator.
2. Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolah/madrasah kepada publik,
apakah layanan yang dilakukan dan diberikan oleh sekolah/madrasah telah memenuhi harapan
atau keinginan masyarakat.
3. Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi sekolah/madrasah, pemerintah, dan
masyarakat dalam upaya peningkatan atau pengembangan mutu sekolah/madrasah.
4. C. Komponen Akreditasi Sekolah/Madrasah
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 087/U/2002 tanggal 14 Juni 2002
tentang Akreditasi Sekolah/Madrasah, komponen-komponen sekolah yang menjadi bahan
penilaian adalah:
1. Kurikulum dan Proses Pembelajaran
2. Administrasi dan Manajemen Sekolah/Madrasah
3. Oraganisasi dan Kelembagaan Sekolah/Madrasah
4. Sarana dan Prasarana
5. Ketenagaan
6. Pembiayaan
7. Peserta didik
8. Peran serta masyarakat
9. Lingkungan dan Budaya Sekolah/Madrasah
Setiap komponen dijabarkan kedalam berbagai aspek dan indikator. Selanjutnya indikator-
indikator yang dikembangkan tersebut dijadikan acuan dalam pengembangan instrumen
akreditasi dan penilaian yang digunakan dalam proses akreditasi sekolah/madrasah.
2Kurikulum dan Proses Pembelajaran
a. Pelaksanaan Kurikulum
Standar kurikulum dibuat untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa apa yang
diperoleh di sekolah/madrasah benar-benar konsisten dengan prinsip dan tujuan pendidikan
nasional sebagaimana tertuang dalam kurikulum nasional. Meskipun sekolah diperkenankan
untuk mengembangkan atau melaksanakan kurikulum yang menjadi ciri khas dari
sekolah/madrasah yang bersangkutan, namun kurikulum nasional tetap harus dilaksanakan
sepenuhnya. Kekhasan kurikulum yang dilaksanakan di sekolah/madrasah merupakan tambahan
terhadap kurikulum nasional sehingga tidak mengurangi porsi kurikulum nasional. Selain itu,
sekolah/madrasah juga seharusnya melaksanakan kurikulum muatan lokal atau pilihan sebagai
upaya pelestarian dan pengembangan berbagi aspek yang menjadi ciri dan potensi daerah tempat
sekolah berada atau kurikulum yang berorientasi pada kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni secara global. Semua ini dikemas sehingga silabus yang dikembangkan dan alokasi
waktu yang disusun benar-benar menjamin bahwa kurikulum nasional dan muatan lokal atau
pilihan tersebut terlaksana dengan baik.
b. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut merupakan rangkaian utuh yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.
· Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah penyusunan rencana tentang materi pembelajaran, bagaimana
melaksanakan pembelajaran, dan bagaimana melakukanpenilaian. Termasuk dalam perencanaan
ini juga adlah memilih sumber belajar, fasilitas, waktu, tempat, harapan-harapan, dan perangkat
informasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar. Esensi
perencanaan pembelajaran adalah kesiapan yang diperlukan untuk berlangsungnya proses
pembelajaran.
· Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah interaksi antara pendidik dan peserta didik yang diharapkan
menghasilkan perubahan pada peserta didik, yaitu dari belum mampu menjadi mampu, dari
belum terdidik menjadi terdidik, dari belum kompeten menjadi kompeten. Inti dari proses belajar
mengajar adalah efektivitasnya. Tingkat efektivitas pembelajaran sangat dipengharui oleh
perilaku pendidik dan perilaku peserta didik. Perilaku pendidik yang efektif , antara lain,
mengajar dengan jelas, menggunakan variasi metode pengajaran, menggunakan variasi sumber
belajar, antusiasme, memberdayakan peserta didik, menggunakan konteks (lingkungan) sebagai
sarana pembelajaran, menggunakan jenis penugasan dan pertanyaan yang membangkitkan daya
pikir dan keingintahuan. Sedang perilaku peserta didik mencakup antara lain motivasi/semangat
belajar, keseriusan, perhatian kerajinan, kedisiplinan, keingintahuan, pencatatan, pertanyaan,
senang melakukan latihan, dan sikap belajar yang positif.
· Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang hasil
pembelajaran. Fokus evaluasi pembelajaran adalah pada hasil, baik hasil yang berupa proses
maupun produk. Informasihasil pembelaran ini kemudian dibandingkan dengan hasil
pembelajaran yang diharapkan.
2Administrasi dan Pembelajaran
Standar administrasi dan manajemen sekolah meliputi:
a Perencanaan Sekolah
Sekolah memiliki rencana yang akan dicapai dalam jangka panjang ( rencana strategis) yang
dijadikan acuan dalam rencana operasional. Dalam rencana ini wawasan masa depan (Visi)
dijadikan paduan bagi rumusan misi sekolah/madrasah. Dengan kata lain, wawasan masa depan
atau visi sekolah adalah gambaran masa depan masa depan yang dicita-citakan oleh sekolah.
b Manjemen Sekolah
Manajemen sekolah adalah pengelolaan sekolah yang dilakukan dengan dan melalui sumberdaya
untuk mencapai tujuan sekolah/madrasah secara efektif dan efisien. Dua hal yang merupakan inti
dari manajemen sekolah adalah aspek dan fungsi. Manajemen dipandang sebagai aspek meliputi
kurikulum, tenaga/sumberdaya manusia, peserta didik, sarana dan prasarana, dana, dan hubungan
masyarakat. Manajemen dipandang sebagai fungsi meliputi pengambilan keputusan, perumusan
tujuan, perencanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengkomunikasian, pelaksanaan,
pengkoordinasian, supervisi, dan pengendalian.
c Kepemimpinan
Manajemen memfokuskan diri pada sekolah sebagai sistem dimana kepemimpinan menekankan
pada orang sebagai jiwanya. Kepala sekolah/madrasah berperan sebagai manajer dan pemimpin
sekaligus. Tugas dan fungsi manajer adalah mengelola para pelaksananya dengan sejumlah
masukan (input) manajemen seperti tugas dan fungsi, kebijakan, rencana, program, aturan main,
serta pengendalian agar sekolah sebagai sistem mampu berkembang. Kepala sekolah/madrasah
sebagai manajer berurusan dengan sistem dan sebagai pemimpin berurusan dengan tanggung
jawab tentang pelaksanaan tugas dari orang – orang yang di pimpinnya.
d Pengawasan
Pengawasan (supervisi) merupakan salah satu fungsi penting dalam manajemen sekolah. Dalam
pelaksanaan pengawasan ini terkandung pula fungsi pemantauan yang diarahkan untuk melihat
apakah semua kegiatan berjalan lancar dan semua sumberdaya dimanfaatkan secara optimal,
efisien dan efisien. Pengawasan dan monitoring dilakukan secara berkala dan tepat sasaran
sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perbaikan.
e Administrasi Sekolah/Madrasah
Penyelenggaraan sekolah akan berjalan lancar jika didukung olehadministrasi yang efektif dan
efisien. Sekolah yang administrasinya kurang efisien dan kurang efektif akan mengalami
hambatan dalam penyelenggaraan program sekolah. Secara umum, administrasi sekolah dapat di
artikan sebagai upaya pengaturan dan pendayagunaan seluruh sumberdaya sekolah/madrasah
dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan disekolah/madrasah
secara optimal.
3Organisasi dan kelembagaan
Standar organisasi dan kelembagaan mencakup dua hal utama, yaitu organisasi dan legalitas serta
regulasi sekolah/madrasah.
a. Organisasi
Program sekolah/madrasah akan berjalan lancar, terorganisasi, dan terkoordinasi secara
konsisiten jika didukung oleh organisasi sekolah/madrasah yang cepat tanggap terhadap
kebutuhan sekolah. Sekolah/Madrasah diorganisasikan secara tersistem sehingga memiliki
struktur hirarkis yang terorganir secara rapi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian sekolah dilakukan secara cermat yang ditampilkan dalam bentuk struktur
organisasi yang mampu meningkatkan efisiendan efektivitas pemanfaatan sumberdaya manusia
di sekolah/madrasah. Selain itu, Dengan adanya kejelasan siapa mengerjakan apa dan siapa
melapor kepada siapa, Struktur organisasi sekolah/madrasah mampu menerjemahkan strategi
kedalam pelaksanaan operasional yang produktif.
b. Legalitas dan Regulasi Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah merupakan satuan pendidikan yang secara legal diakui oleh publik. Sebagai
lembaga legal yang diakui oleh publik, sekolah harus memiliki sejumlah dokumen legal dan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh sekolah/madrasah yang bersangkutan.
Dokumen-dokumen legal dan persyaratan-persyaratan yang dimaksud diperoleh dari pemerintah
atau pemerintah daerah, antara lain SK pendirian sekolah/madrasah, status sekolah, dan
dokumen-dokumen terkait lainnya. Untuk memperoleh dokumen-dokumen yang dimaksud,
tentunya sekolah/madrasah harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang diperlukan.
4 Sarana dan Prasarana
Sekolah/Madrasah menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan
program pendidikan, Penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan
program pendidikan. Penyediaan sarana dan prasarana yang memenuhi tuntutan pedagonik
diperlukan untuk menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
dan memberdayakan sesuai karakterisitik mata pelajaran dan tuntutan pertumbuhan dan
perkembangan efektif, kognitif, psikomotor, peserta didik.
5 Tenaga Kependidikan dan Tenaga Penunjang
Tenaga kependidikan sekolah/madrasah adalah mereka yang berkualifikasi sebagai pendidik dan
pengelola pendidikan. Pendidik bertugas merencanakan, melaksanakan, dan menilai serta
mengembangkan proses pembelajaran.
Tenaga kependidikan meliputi guru, konselor, kepala sekolah/madrasah dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya. Secara umum tenaga kependidikan sekolah/madrasah bertugas
melaksanakan perencanaan, pembelajaran, pembimbingan, pelatihan, pengelolaan, penilaian,
pengawasan, pelayanan teknis dan kepustakaan, penelitian dan pengembangan hal-hal praktis
yang diperlukan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Selain memerlukan tenaga pendidik, sekolah/madrasah juga memerlukan tenaga penunjang, yang
meliputi tenaga administratif, laporan, dan pustakawan yang kompeten, tenaga penunjang
bekerjasama dengan tenaga pendidik, terutama dalam memberikan pelayanan kepada peserta
didik.
6 Pembiayaan/Pendanaan
Sekolah/Madrasah dana yang cukup untuk menyelenggarakan pendidikan. Sekolah/Madrasah
menggunakan dana yang tersedia untuk terlaksananya proses belajar mengajar yang bermutu.
Sekolah/Madrasah harus menyediakan dana pendidikan secara terus menerussesuai dengan
kebutuhan sekolah/madrasah. Untuk itu sekolah/madrasah harus menghimpun dana untuk
mencapai tujuan sekolah
7 Peserta Didik
a Penerimaan dan Pengembangan Peserta Didik
Peserta didik adalah warga masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melelui
proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu. Peserta didik merupakan salah satu
masukan yang sangat menentukan bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Namun demikian
prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik pada dasarnya merupakan upaya kolektif
antara peserta didik dan guru.
b Keluaran
Keluaran sekolah/madrasah mencakup output dan outcome. Output sekolah/madrasah adalah
hasil belajar yang merefleksikan seberapa baik peserta didik memperoleh pengalaman bermakna
dalam proses pembelajaran. Hasil belajar harus mengekspresikan tiga unsur kompetensi, yaitu
kognitif, efektif dan psikomotor.
Sekolah/Madrasah memiliki kepedulian terhadap nasib lulusannya. Kepedulian tersebut
diwujudkan dalam bentuk penelusuran, atau pelacakan terhadap lulusannya. Juga untuk mencari
umpan balik bagi perbaikan program di sekolah/madrasahnya sehingga mutu dan relevansi
program sekolah dapat ditingkatkan.
8 Peran Serta Masyarakat
Sekolah/Madrasah mengajarkan peserta didik tentang kecakapan yang diperlukan untuk
menjalani hidup dan kahidupan di masyarakat tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Sekolah/Madrasah memiliki komite Sekolah/Madrasah atau organisasi sejenis untuk memberi
peluang pada masyarakat berperan sebagai pemberi pertimbangan (advisor), Pendukung
(supporter), Penghubung (mediator), dan pengontrol (controller).
9 Lingkungan dan Budaya Sekoalah
Sekolah/Madrasah berada dalam lingkungan yang dinamis yang mempengharui penyelenggaraan
sekolah/madrasah. Sekolah/Madrasah menginternalisasikan lingkungan kedalam
penyelenggaraan sekolah/madrasah dan menempatkan sekolah/madrasah sebagai bagian dari
lingkungan.
Budaya sekolah/madrasah adalah karakter atau pandangan hidup sekolah yang mereflesikan
keyakinan, norma, nilai, dan kebiasaan yang dibentuk dan disepakati oleh warga
sekolah/madrasah.
D. Akreditasi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Mutu sekolah/madrasah merupakan konsep multidimensi yang tidak hanya terkait dengan satu
aspek tertentu dari sekolah/madrasah. Untuk kepentingan akreditasi, mutu sekolah/madrasah
dilihat dari tingkat kelayakan penyelenggaraan sekolah/madrasah dan sekaligus kinerja yang
dihasilkan sekolah/madrasah dengan mengacu pada komponen utama sekolah/madrasah yang
meliputi komponen (1) kurikulum dan proses pembelajaran, (2) administrasi dan manajemen
sekolah/madrasah, (3) organisasi dan kelembagaan sekolah/madrasah, (4) sarana dan prasarana,
(5) ketenagaan, (6) pembiayaan, (7) peserta didik, (8) peran serta masyarakat, (9) lingkungan dan
budaya sekolah/madrasah.
Akreditasi sebagai proses penilaian terhadap kelayakan dan kinerja sekolah/madrasah merupakan
kegiatan yang bersifat menyeluruh dalam memotret kondisi nyata sekolah/madrasah
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan diperoleh onformasi yang
komprehensif tersebut, hasil akreditasi sangat berguna sebagai bahan masukan dalam
penyusunan rencana strategis sekolah/madrasah untuk masa lima tahun dan rencana operasional
sekolah/madrasah. Mengacu kepada rencana strategis dan operasional sekolah/madrasah
tersebut, sekolah/madrasah menyusun program kegiatan dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah/Madrasah (RAPBS/M) yang bersifat tahunansebagai langkah implementasi
dalam pengembangan dan peningkatan mutu sekolah/madrasah secara terencana, terarah, dan
terukur.
Dalam rangka menempatkan program akreditasi sebagai bagian dari upaya sekolah/madrasah
untuk meningkatkan mutunya secara berkelanjutan, maka sistem akreditasi dikembangkan
dengan karakteristik yang memberikan:
1) Keseimbangan antara fokus penilaian kelayakan dan kinerja sekolah/madrasah;
2) Keseimbangan antara penilaian internal melalui evaluasi diri oleh sekolah/madrasah dan
evaluasi eksternal oleh asesor;
3) Keseimbangan hasil akreditasi antara pemeringkatan status sekolah/madrasah dan umpan
balik untuk peningkatan mutu sekolah/madrasah;

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1.Untuk mewujudkan cita-cita pemerintah indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa perlu
diusahakan terselenggaranya satu sistem pendidikan yang bermutu;
2.Agar mutu pendidikan itu sesuai yang diharapkan oleh masyarakat perlu dilaksanakan suatu
standar pagu mutu pendidikan, dalam hal ini pemerintah sudah melaksanakan Akreditasi
Sekolah/Madrasah bagi lembaga maupun program satuan;
3.Akreditasi Sekolah/Madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan
dan kinerja satuan dan/atau program pendidikan, yang dilakukan sebagai akuntabilitas publik;
4. Akreditasi Sekolah/Madrasah bertujuan untuk memberikan informasi tentang kelayakan
sekolah/madrasah atau program yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan, memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program dan
atau satuan pendidikan yang diakreditasi;
5. Fungsi Akreditasi/Sekolah adalah:
1) Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan sekolah/madrasah
dilihat dari berbagai unsur terkait yang mengacu pada standar minimal beserta indikator-
indikator.
2) Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolah/madrasah kepada publik,
apakah layanan yang dilakukan dan diberikan oleh sekolah/madrasah telah memenuhi harapan
atau keinginan masyarakat.
3) Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi sekolah/madrasah, pemerintah, dan
masyarakat dalam upaya peningkatan atau pengembangan mutu sekolah/madrasah.

Anda mungkin juga menyukai