Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANAJEMEN FARMASI

“AKUNTANSI KEUANGAN”

WA ODE NIA HELMIA


3351182040 / D
ANGKATAN XXVI

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2018
AKUNTANSI KEUANGAN
TUGAS

Transaksi Apotek “UNJANI Farma” selama tahun 2017 yang mulai beroperasi tepat pada
tanggal 01 Januari 2017 adalah sebagai berikut :

1. Penjualan Tunai (incl. PPN) Rp. 889.286.000


2. Penjualan Kredit (excl. PPN) Rp. 35.304.000
3. Pembelian Kredit (excl. PPN) Rp. 736.795.000
4. Biaya Usaha selama tahun 2017, sebagai berikut
 Biaya Pegawai Rp. 154.444.000
 Biaya Tidak Langsung Rp. 9.245.000
 Biaya Asuransi Rp. 628.000
 Biaya Pajak Rp. 454.000
 Biaya Pemeliharaan Rp. 11.123.000
 Biaya Umum Rp. 10.562.000
 Biaya Serba-serbi Rp. 4.668.000
 Biaya Penjualan Rp. 25.208.000

Anggaran Perusahaan untuk tahun 2017 terlampir

Informasi tambahan :
 Opname fisik atas persediaan barang dagangan per 31 Desember 2017 adalah sebesar
Rp. 84.090.000
 Perhitungan atas biaya penyusutan aktiva tetap yang menjadi beban tahun 2017 adalah
sebesar Rp. 40.000.000, yaitu terdiri atas :
- Inventaris golongan I sebesar Rp. 25.000.000
- Inventaris golongan II sebesar Rp. 15.000.000
Pimpinan dan karyawan belum mendapatkan kendaraan dinas baik roda empat maupun
roda dua
 Biaya Penjualan di atas belum termasuk biaya atas sewa dan renovasi gedung apotek
yaitu sebesar Rp. 250.000.000 untuk selama 5 (lima) tahun
 Pada gedung apotek telah disiapkan 5 ruang praktek dokter walaupun sampai akhir tahun
2017 baru ada 1 (satu) dokter praktek yaitu dokter umum

Dari data di atas, buat Laporan Kinerja Apotek “UNJANI Farma” untuk periode yang
berakhir per 31 Desember 2017, tentukan asumsi-asumsi untuk memperkuat analisa kinerja
apotek ke depan (2018)
APOTEK “UNJANI Farma”
KINERJA TAHUN 2017
(dalam ribuan rupiah)

AP REALISASI +/-
No. URAIAN
Rp. % Rp. % (%)
I PENJUALAN :
- Tunai 411.000 69,83 808.441 95,82 96,70
- Kredit 177.600 30,17 35.304 4,18 -80,12
Total Penjualan 588.600 100.0 843.745 100 43,35

II HARGA POKOK
PENJUALAN :
- Stok awal - 0.00 -
- Pembelian 538.500 91,49 736.795 87,32 36,82
- Stok akhir 90.000 15,29 84.090 9,97 -6,57
Harga Pokok Penjualan 448.500 76,20 652.705 77,36 45,53
LABA KOTOR 140.100 23,80 191.040 22,64 36,36

III BIAYA USAHA :


- Biaya Pegawai 107.000 18,18 154.444 18,30 44,34
- Biaya Tak Langsung 4.500 0,76 9.245 1,10 105,44
- Biaya Asuransi 300 0,05 628 0,07 109,33
- Biaya Pajak 800 0,14 454 0,05 -43,25
- Biaya Pemeliharaan 4.600 0,78 11.123 1,32 141,80
- Biaya Umum 6.300 1,07 10.562 1,25 67,65
- Biaya Serba-Serbi 1.900 0,32 4.668 0,55 145,68
- Biaya Penyusutan 15.000 2,55 40.000 4,74 166,67
- Biaya Penjualan 35.000 5,95 75.208 8,91 114.88

TOTAL BIAYA 175.400 29,80 306.332 36,31 74.65


USAHA

IV LABA USAHA (35.300) -6,00 (115.291) - 13,66 226.61


- Pendapatan lain-lain - -
- Beban lain-lain - -
V LABA SEBELUM (35.300) -6,00 (115.291) - 13,66 226.61
PAJAK
Perhitungan :
a. Penjualan Tunai (exclude PPN)
Penggunaan exclude PPN untuk mengetahui laba sebelum pajak serta sebagai sumber
dalam pembuatan ankuntansi keuangan perusahaan (adanya biaya-biaya yang tidak
diperkenankan sebagai pengurang laba)
𝑅𝑝. 889.286.000
Penjualan Tunai = = 𝑅𝑝. 808.441.818
1,1

b. Total Penjualan = Penjualan tunai + Penjualan kredit


= 𝑅𝑝. 808.441.818 + 𝑅𝑝. 35.304.000
= 𝑅𝑝. 843.745.818

c. Total Biaya Penjualan = (Biaya sewa dan Renovasi / tahun) + biaya penjualan
= (Rp. 250.000.000/5) + Rp. 25.208.000
= Rp. 75.208.000

d. HPP = Pembelian – Stok Akhir


= Rp. 736.795.000 – Rp. 84.090.000
= Rp. 652.705.000

e. Laba Kotor = Total Penjualan – HPP


= Rp. 843.745.818 - Rp. 652.705.000
= Rp. 191.040.818

f. Laba Usaha = Laba Kotor – Total Biaya Usaha


= Rp. 191.040.818 – Rp. 306.332.000
= Rp. -115.291.182

g. Laba Sebelum Pajak = Laba Usaha – Total (Pendapatan lain-lain +


Beban lain-lain)
= Rp. -65.291.182– 0
= Rp. -65.291.182

h. % Realisasi = Tunai (untuk semua) : Total penjualan x 100%


Contoh :Penjualan Tunai = 808.441.818
Total Penjualan = 843.745.818
% Realisasi = 808.441.818 : 843.745.818 x 100% = 95,82%
i. Deviasi = (Realisasi (untuk semua) : AP x 100%) – 100%
Contoh : Realisasi penjualan tunai = 808.441.818
AP = 411.000.000
Deviasi = (808.441.818 : 411.000.000 x 100 %) – 100% = 96.70%

Berdasarkan laporan di atas, dapat disimpulkan bahwa Apotek “UNJANI Farma”


mengalami kerugian karena nilai laba (keuntungan) minus (-) yang berarti bahwa kewajiban
yang dikeluarkan lebih besar jumlahnya dibandingkan pendapatan yang dihasilkan. Sehingga,
perlu adanya asumsi-asumsi yang dilakukan untuk memperkuat kinerja apotek ke depannya
yaitu tahun (2018).
Strategi yang dilakukan adalah untuk menaikkan omset penjualan dan mengurangi
kerugian apotek sebelumnya. Cara yang dapat dilakukan adalah :
1. Pemanfaatan ruang praktek dokter yang belum terpakai di apotek
 Pada Apotek UNJANI Farma terdapat 5 ruang praktek dokter, 1 ruangan telah
ditempati dokter umum, sedangkan 4 di antaranya belum terpakai sehingga perlu
dimanfaatkan. Hari kerja dokter di apotek adalah 5 hari/minggu.
Rincian dokter yang akan menempati ruang praktek dokter di apotek adalah :
a. Dokter Umum
 Penjualan dari dokter Umum diasumsikan sebanyak 12 R/hari dengan rata-rata
Rp 80.000/R, maka pada tahun 2018 diasumsikan pendapatan yang diperoleh
adalah :
 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x (80.000x12) / 1,1 = Rp 167.563.636 / tahun
b. Dokter spesialis Anak
 Penjualan dari dokter spesialis anak sebanyak 12 R/hari dengan rata-rata Rp
110.000/R
 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x (110.000x12) / 1,1 = Rp 230.400.000 / tahun
c. Dokter Spesialis Kulit & Kelamin
 Penjualan dari dokter spesialis kulit&kelamin sebanyak 6 R/hari dengan rata-
rata Rp 300.000/R
 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x (300.000x6) / 1,1 = Rp 314.181.818 / tahun
d. Dokter Spesialis Ahli penyakit dalam
 Penjualan dari dokter spesialis ahli penyakit dalam sebanyak 6 R/hari dengan
rata-rata Rp 200.000/R
 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x (200.000x6) / 1,1 = Rp 209.454.545 / tahun
e. Dokter Spesialis THT
 Penjualan dari dokter spesialis THT sebanyak 6 R/hari dengan rata-rata Rp
300.000/R
 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x (300.000x6) / 1,1 = Rp 314.181.818 / tahun
Jadi, dengan ditempatinya 5 ruang praktek dokter diasumsikan omset penjualan
resep tunai bertambah sebesar (Rp 167.563.636 + Rp 230.400.000 + Rp 314.181.818+
Rp 209.454.545 + Rp 314.181.818) = Rp 1.235.781.817

Sharing profit dari kunjungan pasien


 Diasumsikan pembagian keuntungan 70:30 antara dokter dan apotek. Biaya konsultasi
dokter umum, dokter Anak, dokter Kulit dan kelamin, dokter Spesialis Ahli Penyakit
Dalam, dan dokter Spesialis THT sebesar Rp. 100.000/hari praktek dokter senin-
jum’at. Asumsi kunjungan jumlah pasien berdasarkan data tahun 2018 yaitu :
 Dokter Umum : 30% x 12R x 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x Rp 100.000 = Rp
69.120.000
 Dokter Spesialis Anak : 30% x 12R x 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x Rp 100.000 =
Rp 69.120.000
 Dokter Spesialis Kulit&Kelamin : 30% x 6R x 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x Rp
100.000 = Rp34.560.000
 Dokter Spesialis Ahli Penyakit Dalam : 30% x 6R x 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x
Rp 100.000 = Rp 34.560.000
 Dokter Spesialis THT : 30% x 6R x 4 hari x 4 minggu x 12 bulan x Rp 100.000 =
Rp 34.560.000
Jadi, dengan adanya prakter dokter di apotek ditargetkan terjadi penambahan
pendapatan lain-lain pada tahun 2018 sebesar (Rp 69.120.000 + Rp 69.120.000 + Rp
34.560.000 + Rp 34.560.000+ Rp 34.560.000) = Rp 241,920,000

2. Layanan Home Care


 Pelayanan ini dikhususkan untuk pasien dengan penyakit degeneratif yang
membutuhkan perhatian khusus terkait pengobatan yang diterimanya. Dengan adanya
pelayanan ini diharapkan loyalitas pasien-pasien Apotek dapat meningkat serta
meningkatkan kepatuhan pasien akan obat, disamping itu juga lebih memperkenalkan
profesi kita sebagai apoteker yang tahu obat dan care terhadap pasien.
3. Layanan Delivery Order
 Layanan ini digunakan salah satunya membantu pasien-pasien agar selalu
mendapatkan obatnya tepat waktu, sehingga pasien-pasien tersebut akan senang karena
dimudahkan dalam akses mendapatkan obatnya, sehingga akan berdampak
meningkatkan kepatuhan minum obat dan loyalitasnya terhadap Apotek.
 Diasumsikan rata-rata ada 5R dengan 5 pasien per hari yang meminta diantarkan ke
rumahnya dengan biaya Rp 15.000/pasien, waktu kerja di apotek senin-sabtu sehingga
terjadi pendapatan lain-lain sebesar :
5R x 15.000 x 4 hari x 4 minggu x 12 bulan = Rp 14.400.000

4. Menyediakan pelayanan pengecekkan gula darah, kolesterol dan asam urat.


 Diasumsikan rata-rata ada 6 pasien per hari yang meminta untuk melakukan
pelayanan pengecekkan gula darah, kolesterol dan asam urat dengan biaya Rp
20.000/pasien untuk masing-masing pengecekkan, waktu kerja di apotek senin-sabtu
sehingga terjadi pendapatan lain-lain sebesar :
6 x 20.000 x 4 hari x 4 minggu x 12 bulan = Rp 23.040.000

5. Melengkapi Stok Obat OTC (Over The Counter)


 Dapat dilakukan dengan menambah beberapa rak obat OTC (apotek swalayan) dan
melengkapi obat OTC.
Asumsi :
Dari penambahan rak dan obat OTC, ditargetkan penjualan obat OTC per hari Rp
500.000 Maka penjualan obat OTC pada tahun 2018 ialah :
Rp.500.000  30hari  12 bulan
Penjualan   Rp 163.636.364,
1,1
Jadi, dengan melengkapi stok obat OTC, ditargetkan penambahan penjualan tunai
sebesar Rp. 163.636.364,- pada tahun 2018.

Sehingga, dari semua data di atas diasumsikan pada tahun 2018 terjadi peningkatan
pendapatan sebesar :
(Rp 1.235.781.817 + Rp 241,920,000 + Rp 14.400.000 + Rp 23.040.000 + Rp.
163.636.364) = Rp 1.675.778.181

Anda mungkin juga menyukai