PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 058114035
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 058114035
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Halaman Persembahan
v
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta.
vi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur, sembah dan hormat, kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab
penelitian dan skripsi yang berjudul “Optimasi Proses Pencampuran Lotion Virgin
Coconut Oil dengan Kajian Penelitian Kecepatan Putar Mixer dan Waktu
dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana farmasi
karena didukung oleh banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
1. Mama, Papa, Mbak Prima, dan Pakde Sugeng yang selalu mendoakan,
penulis.
2. Romo Petrus Sunu Hardiyanta SJ, M.Sc., dan Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si.,
Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan dedikasi
untuk membimbing, memberi saran, dan kritik yang membangun bagi penulis.
3. Ibu Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt dan Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti,
4. Ibu Rita Suhadi M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
vii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
selama ini.
6. Ade dan Berto atas suka duka, kerjasama, bantuan, kebersamaan, dan
7. Teman-teman UKK-A (Dani, Nixon, Yoyok, Berto, Erlin, Sinta, Sekar, Imel,
Ani, Ana, David, Inuz, Mia, Dewi, Happy, Adrian, Prima, Rini, Budi, Agus,
selama ini.
teman angkatan 2005 atas kekompakan dan kebersamaan kita selama ini.
10. Teman-teman di lab Farmasi Fisika (Ong, Omega, Pan-pan, Tyas, Suci) dan
11. Mas Agung, Pak Musiffin, Mas sigit, Mas Ottok dan Mas Iswandi, serta
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan
skripsi ini, semoga penelitian dan skripsi ini berguna bagi ilmu pengetahuan.
Penulis
viii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
Penulis
ix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Kata kunci : lotion, virgin coconut oil, kecepatan putar mixer, waktu
pencampuran, desain faktorial.
x
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ABTRACT
The aim of this study was to determine the effect of mixing rate and
mixing duration or interaction of both which have dominant influence to physical
properties and stability of the lotion produced. The optimized formula used is the
optimum formula from Hartanto’s (2007) study.
This study was an experimental research, by using factorial design
method. The subject in this study was VCO lotion. The independent variable of
this study were mixing rate and mixing duration. High level and low level used
for mixing rate were 500 rpm and 700 rpm, and for mixing duration were 10
minutes and 20 minutes, respectively. Whereas, the dependent variables were
spreadibility, viscosity, viscosity shift, stabilization after one month storage, and
droplet’s size. The study data result was analyzed statistically by applying Yate’s
treatment with 95% of confidence.
The experiment showed that mixing duration and mixing rate influence
VCO lotion physical characteristic and physical stabilization. The mixing rate was
dominant in determining the spreadibility response and VCO lotion viscosity.
Droplet’s size, viscosity shift, and droplet’s size shift was not affected by mixing
rate and mixing duration or interaction of both. Contour plot superimposed
showed the area of the spreadibility, viscosity, and which was assumed as the
optimum mixing process on the level studied.
Keyword: lotion, virgin coconut oil, mixing rate, mixing duration, factorial
design.
xi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….....................i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………...........v
PRAKATA…………………………………………………………………...……..…vii
INTISARI…………………………………………………………………..………..….x
ABSTRAK………………………………………………………………...…..…...…..xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...…...xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………...……….….xvi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….......xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………...xviii
BAB I. PENGANTAR…………………………………………………………….........1
A. Latar Belakang…………………………………………………….......................1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………………..…..3
C. Manfaat Penelitian.…………………………………………………………..…...3
D. Keaslian Penelitian.…………………………………………………………..…..3
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..…..4
xii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
B. Emulsi……………….......……………………………………………….…….…6
C. Lotion………………………………………………………………...….……….7
D. Moisturizer……………………………………………………...………….…….8
E. Pencampuran……………………………………………………...…….………..9
F. Pembentukan Droplet…………………………………………………………….9
G. Mixer……………………………………………………...………….…………12
1. Daya Sebar………………………………………………………….....13
2. Viskositas…………………………………………………………......13
H. Stabilitas Emulsi...................................................................................................14
1. Creaming...............................................................................................14
2. Flokulasi................................................................................................15
3. Koalesen................................................................................................15
4. Inversi....................................................................................................16
I. Mikromeritik........................................................................................................17
K. Landasan Teori.....................................................................................................19
L. Hipotesis………………………………………………………………………...21
C. Devinisi Oprasional……………………………………………………….…….22
xiii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1. Bahan Penelitian………………………………………………………24
2. Alat Penelitian……………………………………………..………….24
1. Formula………………………………………………………………..24
2. Pembuatan Lotion……………………………………………………..25
5. Pengujian Viskositas………………………………………………….26
6. Mikromeritik…………………………………………………………..27
7. Pengujian Stabilitas…………………………………………...………27
F. Analisis Hasil………………………………………………………...…………27
c. Viskositas.....................................................................................44
xiv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2. Uji Stabilitas..........................................................................................46
a. Pergeseran Viskositas...................................................................46
1. Daya Sebar............................................................................................53
2. Viskositas..............................................................................................54
3. Pergeseran Viskositas............................................................................55
A. KESIMPULAN....................................................................................................58
B. SARAN................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..60
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….61
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………………..95
xv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel III. Respon hasil Percobaan (Efek Waktu pencampuran, Kecepatan Putar Mixer
dan Interaksi antara keduanya)....................................................................37
xvi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. Variasi dari Rata-Rata Diameter Droplet, dengan Kajian Faktor Waktu
Pencampuran Pada Variasi Waktu yang Ditentukan...................................12
Gambar 4. Hasil Pengujian Tipe Lotion VCO dengan Menggunakan Metilen Blue....34
Gambar 14. Contour Plot Daya Sebar Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)......................54
Gambar 15. Contour Plot Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)........................55
Gambar 16. Contour Plot Pergeseran Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO).....56
Gambar 17. Super Imposed Contour Plot Pergeseran Viskositas Lotion Virgin Coconut
Oil (VCO)....................................................................................................57
xvii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9. Dokumentasi................................................................................................93
xviii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Minyak kelapa sangat baik untuk melembabkan kulit yang kasar dan
keriput. Minyak kelapa membantu mengangkat sel kulit mati dan menggantinya
dengan sel-sel baru sehingga kulit menjadi elastis dan kuat (Sukartin dan
Sitanggang, 2005). Akan tetapi jika minyak kelapa langsung digunakan pada kulit
akan menimbulkan rasa yang kurang nyaman oleh karena itu VCO dibuat dalam
bentuk lotion.
optimasi formula dari lotion VCO dan diperoleh formula optimum untuk lotion
VCO. Suatu formula dikatakan optimum jika sediaan yang dihasilkan memiliki
sifat fisik dan stabilitas fisik yang sesuai dengan persyaratan mutu lotion. Dalam
pencampuran seperti suhu, waktu pencampuran dan kecepatan putar mixer tidak
dapat ditentukan, sehingga keterulangan dalam pembuatan lotion VCO ini sulit
proses pembuatan agar diperoleh hasil pencampuran yang memiliki sifat fisik
yang diharapkan.
1
2
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Optimasi proses dilakukan agar setiap kali proses produksi dilakukan dapat
melalui pengecilan ukuran droplet yang dihasilkan sebagai fase dispers. Proses
pencampuran terhadap sifat fisik lotion adalah kecepatan putar mixer, waktu
yang dikehendaki, sebab proses pencampuran dan pemisahan pada saat yang sama
pencampuran kecepatan putar yang digunakan akan menimbulkan gaya geser pada
lotion yang dapat menyebabkan perubahan sifat fisik dari lotion. Oleh karena itu
B. Perumusan Masalah
manakah yang paling berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas lotion
VCO?
2. Apakah diperoleh area proses pembuatan lotion yang optimum menurut sifat
fisik dan stabilitas lotion VCO dengan menggunakan metode desain faktorial?
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat metodologis
3. Manfaat praktis
D. Keaslian Penulisan
Hartanto, W pada tahun 2007, dimana untuk optimasi proses pencampuran dengan
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap terhadap sifat fisik dan
2. Memperoleh area proses pembuatan lotion yang optimum menurut sifat fisik
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari daging
buah kelapa (Cocos nucifera L.) yang masih segar (Shilhavy, 2005). VCO
merupakan minyak yang diperoleh dari buah kelapa tanpa mengalami pemanasan.
Kandungan asam lemak (terutama asam laurat dan oleat) dalam VCO,
sel kulit yang sudah mati yang membuat kulit menjadi lebih halus (Lucida, 2008).
VCO merupakan hasil olahan kelapa, yang baru berkembang dengan nilai
ekonomi yang sangat tinggi, karena manfaatnya begitu besar untuk kesehatan
tubuh manusia. Minyak kelapa murni merupakan bahan baku industri pangan,
Minyak ini juga membantu menjaga kulit agar tetap lembut dan halus,
serta mengurangi risiko terkena kanker kulit. Minyak kelapa dapat menghilangkan
sel mati di permukaan luar kulit, dan membuat kulit lebih halus. Mekanisme VCO
kulit (occlusives) yang mencegah hilangnya air dari dalam kulit (Schwartz, 2006).
5
6
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
B. Emulsi
tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi
Suatu emulsi terdiri dari fase dispers (fase internal atau fase diskontinyu),
medium dispers (fase eksternal atau fase kontinyu), dan ketiga yang diketahui
sebagai emulsifying agent. Diameter tetesan fase dispers umumnya berada dalam
rentang 0,1 - 10µm meskipun ada yang lebih kecil dari 0,001 µm dan lebih besar
Emulsi dibuat dalam bentuk sediaan, jika ada dua zat yang tidak saling
campuran polar (air) dan nonpolar (minyak). Jika fase minyak terdispersi dalam
fase air maka disebut emulsi fase minyak dalam air (O/W), sedangkan jika fase air
terdispersi dalam fase minyaknya maka disebut emulsi fase air dalam minyak
(W/O). Emulsi tipe W/O tidak larut dalam air, lebih sulit dicuci dengan air
Sedangkan emulsi tipe O/W dapat larut air, dapat dicuci dengan air, tidak
dalam emulsi minyak dalam air, karena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi
akibat memisahnya bahan antimikroba dari fase air yang sangat memerlukanya,
7
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
C. Lotion
Lotion adalah emulsi yang encer atau suspensi yang ditujukan untuk
aplikasi luar. Lotion memiliki efek lubrikasi dan diaplikasikan pada area
intertriginous yaitu pada area dimana kulit dapat saling bergesekan, seperti pada
kulit yang luas. Setelah diaplikasikan dapat menimbulkan kesan halus, lembut,
dan tidak berminyak. Lotion biasanya berupa emulsi dengan tipe minyak dalam
air dengan maksud agar lotion segera mengering setelah diaplikasikan pada kulit
dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan kulit
emulsi yang dibuat bertipe A/M atau M/A. Uji yang dilakukan antara lain :
1. Uji miscibility dalam minyak atau air. Emulsi hanya akan tercampur
2. Uji staining. Menggunakan pewarna yang larut air atau minyak, yang
(Aulton, 2002).
8
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
D. Moisturizer
sebagai krim yang berminyak dan lotion yang dapat melembabkan kulit kering.
Produk emollient seperti moisturizer mempuyai bahan yang larut minyak atau
larut air (emulgator) dalam jumlah banyak yang dapat mengurangi hilangnya air
dari kulit . Efek ini didapat karena terbentuknya lapisan tipis di permukan kulit
(occlusive) yang dapat menjaga kelembaban lapisan kulit terluar (Ash and
Michael, 1977).
dari permukaan kulit. Rasio antara minyak dan air sangat penting, seperti tipe
minyak dan sejumlah tipe bahan tambahan lainnya (emulsifiers, humektan, dll.).
kombinasi dari bahan dasar berpengaruh pada permulaan rasa saat produk dipakai,
bagaimana produk dapat menyebar ke seluruh kulit, seberapa cepat produk diserap
diharapkan dapat meningkatkan hidrasi kulit dan untuk memodifikasi sifat fisika
dan kimia alami yang dimiliki kulit yaitu menjadi halus, lembut, dan kenyal.
(Maibach, 2000).
9
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
E. Pencampuran
adalah suatu proses yang bertujuan untuk menangani dua pertikel atau lebih bahan
yang belum tercampur, sehingga setiap unit (partikel, molekul, dll) dari bahan
tersebut dapat berinteraksi dengan bahan lain (Aulton, 2002). Prinsip dasar
pencampuran terletak pada penyusupan partikel bahan yang satu diantara partikel
pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt, 1994).
Peningkatan suhu harus dijaga selama proses pencampuran, hal ini dapat
cepat atau tidak sesuai dengan senyawa yang memiliki titik leleh tinggi selama
F. Pembentukan Droplet
Droplet terbentuk oleh karena droplet primer yang besar mendapat tekanan
dari proses pengadukan, yang menyebabkan pemanjangan dari semua atau pada
10
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
bagian tertentu dari droplet primer tersebut, yang kemudian diikuti dengan
dapat diketahui, hal tersebut dapat diwujudkan kedalam bentuk droplet dengan
⎛ 1 1 ⎞
∆P = σ ⎜ + ⎟
⎝ R1 R 2 ⎠
Pada rasio viskositas rendah, R< 0,2 droplet pada shear flow pertama akan
bergabung pada 45o akan membentuk ellipsoidal droplet. Peningkatan aliran yang
yang kemudian pecah menjadi satelit droplet. droplet dengan R ~ 1,0 membentuk
droplet yang panjang dan ramping, R> 3,8 droplet tidak pecah tetapi membentuk
berhubungan dengan flow, terkadang bergabung dengan satelit droplet yang lebih
kecil. Droplet dengan R yang lebih besar pada elongional flow membentuk
ellipsoidal droplet sehubungan dengan flow dan tidak pecah (Peters, 1997).
L − B γ d d µc ⎛ 19 /16 R + 1 ⎞ ⎛ 19 /16 R + 1 ⎞
Deformation, D’ = = ⎜ ⎟ = We ⎜ ⎟
L+B 2σ ⎝ R + 1 ⎠ ⎝ R +1 ⎠
energi yang lebih besar, kapasitas berlebih, dan kemungkinan merusak produk.
Efek dari agitasi pada kecepatan yang berbeda pada mean ukuran droplet dapat
dilihat pada gambar 3. Dalam sistem agitasi ini, peningkatan kecepatan putar dari
350- 500 rpm tidak menghasilakan pengurangan dalam mean diameter ukuran
12
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
droplet. berdasarkan hal tersebut dapat ditarik suatu penjelasan penting mengenai
(Peters, 1997).
Gambar 3. Variasi dari Rata-Rata Diameter Droplet, dengan Kajian Faktor Waktu
Pencampuran pada Variasi Waktu yang Ditentukan
G. Mixer
homogen adalah planetary mixer dan sigma blade. Sedangkan mixer untuk
sediaan semifluid adalah planetary mixer karena dapat membersihkan lotion yang
menempel pada dinding wadah dan menjamin homogenitas produk serta proses
gigi planetary yang dipasangkan pada mixer blade dengan gesekan disekitar ring
gear mengitari mixer blade. Kelemahan terbesar dari alat ini adalah terbatasnya
jumlah batch yang dapat diproduksi (Lantz dan Schwartz, 1990). Sebuah stirrer
emulsi. Bagian propeller harus ditempatkan secara langsung dalam system agar
dari liquid melewati sela-sela propeller pada tekanan tinggi, hal tersebut akan
1. Daya Sebar
tempat aplikasinya, yang mencerminkan kelicinan (lubricity) tiap tetes cairan atau
sebar merupakan karakteristik yang penting dari formulasi sediaan topikal dan
bertanggung jawab untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan bahan obatnya,
2. Viskositas
menaikkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan menurunkan daya sebar
I. Stabilitas Emulsi
Emulsi yang stabil adalah dimana droplet fase dispersnya tetap memiliki
1. Creaming
bagian memiliki fase dispers yang lebih banyak dari bagian yang lain. Contoh
yang sederhana adalah creaming dari susu, ketika droplet lemak secara perlahan
yang serius, karena dispersi seragam yang dapat dihasilkan kembali dengan
hal tersebut sangat erat hubungannya. Emulsi yang mengalami creaming, terlihat
a. Pembuatan emulsi dengan ukuran droplet yang kecil: Sebuah agen pengemulsi
c. Mengurangi perbedaan densitas antara dua fase creaming dapat diatasi secara
d. Kontrol dari konsentrasi fase dispers. Konsentrasi fase dispers yang lebih
2. Flokulasi
dalam emulsi. Droplet memiliki kekhasan tersendiri sebagai satu unit, tetapi
sekumpulan droplet menunjukkan secara fisik sebagai satu unit, hal tersebut akan
semua faktor yang menangani atau mencegah flokulasi akan menjaga kesetabilan
3. Koalesen
Koalesen dari droplet minyak pada emulsi O/W ditahan oleh lapisan
emulsifier yang terabsorbsi kuat secara mekanis disekitar tiap-tiap droplet. Dua
droplet yang berdekatan satu sama lain akan menyebabkan permukaan yang
berdekatan tersebut menjadi rata. Perubahan bentuk dari bentuk bulat menjadi
bebas permukaan total, penyimpangan bentuk ini akan tertahan dan pengeringan
film fase kontinyu dari antara dua droplet akan tertunda, jadi koalesen adalah
16
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pemisahan dari fase dispers membentuk suatu lapisan dimana perubahan ini
4. Inversi
Merupakan proses dimana emulsi berubah dari satu tipe ke tipe lainya
misalnya dari O/W ke W/O. Range yang paling stabil untuk konsentrasi fase
dispers adalah 30-60%. Jika sejumlah fase dispers mendekati atau melebihi batas
maksimum secara teori dari 74 % dari total volume, maka fase inversi dapat
a. Uji makroskopik: stabilitas fisik emulsi dapat diketahui dengan uji derajat
creaming atau koalesen yang terjadi pada periode waktu tertentu, pengujian ini
J. Mikromeritik
(µm). Data tentang ukuran partikel diperoleh dalam diameter partikel dan
dengan range atau rentang yang lebar. Sampel dengan ukuran yang sama disebut
monodispers akan tetapi sangat jarang ditemukan sampel seperti ini. Dalam
mikromeritik ada dua metode dasar untuk mengetahui ukuran partikel yaitu
metode sederhana yang hanya menggunakan satu alat mikroskop, yang bukan
merupakan alat yang rumit dan memerlukan penanganan yang khusus (Martin,
1993).
18
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
diperoleh hanya dua dimensi dari pertikel tesebut, yaitu dimensi panjang dan
lebar. Selain itu jumlah partikel yang harus dihitung sekitar 300-500 partikel agar
mendapat suatu perkiraan yang baik dari distribusi, sehingga metode ini
harus tetap bahkan jika digunakan metode analisis ukuran pertikel yang lain,
karena adanya gumpalan dari masing-masing partikel dari satu komponen sering
yang diteliti. Penelitian design faktorial yang paling sederhana adalah penelitian
dengan dua faktor dan dua level (Armstrong dan james,1996). Jumlah percobaan
untuk penelitian design faktorial dihitung dari jumlah level yang digunakan dalam
(Bolton,1997).
Y = Bo + Ba X1 + Bb X2 + Bab X1 X2
Keterangan :
Y = respon
X1 = level faktor pertama
X2 = level faktor kedua
19
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level
tinggi dan rata- rata respon pada level rendah. Konsep perhitungan efek menurut
efek faktor I =
{a − (1)} + {ab − b}
2
efek faktor II =
{b − (1)} + {ab − a}
2
efek interaksi =
{ab − b} − {a − (1)}
2
Adanya interaksi dapat juga dilihat dari grafik hubungan respon dan level
faktor. Jika kurva menunjukkan garis sejajar, maka dapat dikatakan bahwa tidak
ada interaksi antar eksipien dalam menentukkan respon. Jika kurva menunjukkan
garis yang tidak sejajar, maka dapat dikatakan bahwa ada interaksi antar eksipien
L. Landasan Teori
Pada penelitian ini akan dibuat sediaan lotion Virgin Coconut Oil. Minyak
perlindungan terhadap radikal bebas dan mencegah noda akibat proses penuaan
atau akibat paparan sinar matahari. Minyak kelapa ini akan membantu
20
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
menghilangkan sel kulit yang sudah mati yang membuat kulit menjadi lebih halus
(Lucida, 2008).
proses yang tepat. Proses pencampuran merupakan faktor yang sangat penting
dalam pembuatan lotion VCO ini, terutama terhadap sifat fisik sediaan yang
dihasilkan, yang juga berpengaruh terhadap stabilitas lotion itu sendiri. Dalam
proses pembuatan emulsi faktor suhu memiliki pengaruh yang cukup besar.
mengurangi proses kristalisasi yang terlalu cepat pada bahan-bahan yang memiliki
pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt,
1994). Sifat fisik lotion juga dipengaruhi oleh kecepatan putar mixer. Proses
(Lantz dan Schwatz, 1990). Droplet terbentuk oleh karena droplet primer yang
pemanjangan dari semua atau pada bagian tertentu dari droplet primer tersebut,
Selain ketiga faktor diatas sifat fisik lotion juga dipengaruhi oleh
bahan. Dalam penelitian ini dipilih faktor yang berpengaruh dan dapat
besar untuk memperoleh emulsi dengan sifat fisik yang baik dilihat dari daya
sebar dan viskositas lotion. Stabilitas formula dilihat berdasarkan hasil yang
didapat selama satu bulan penyimpanan (dilihat dari pergeseran viskositas dan
perubahan ukuran droplet). Melalui penelitian ini nantinya dapat diketahui efek
dari kedua faktor tersebut atau interaksi keduanya yang berpangaruh dominan
terhadap sifat fisik dan stabilitas lotion VCO yang dihasilkan. Hasil uji sifat fisik
dapat ditemukan area optimum proses pembuatan lotion VCO dalam batas yang
diteliti.
M. Hipotesis
b. Diperoleh area proses pembuatan lotion yang optimum menurut sifat fisik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
optimum dalam menghasilkan lotion VCO sesuai yang diharapkan baik dari sifat
1. Variabel bebas :kecepatan putar mixer (500 dan 700rpm) dan waktu
kemasan lotion.
C. Definisi Operasional
1. Virgin Coconut Oil (VCO) dengan merk Klentik Putih, mengandung lauric
acid 50,06 %, palmitic 7,54 %, caprilic 5,11 %, capric 6,66 % dan stearic
22
23
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
7,23 %. VCO merupakan salah satu hasil olahan dari daging buah kelapa
2. Lotion yang mengandung VCO dalam formula yang sesuai pada penelitian
Hartanto (2007), formula pada penelitian ini adalah sediaan topikal semi fluid
dan dapat diaplikasikan pada kulit dan mempunyai daya sebar yang khas
4. Lama pencampuran adalah waktu yang digunakan secara terkendali pada saat
5. Daya sebar adalah kemampuan lotion untuk diaplikasikan merata pada kulit
yang dalam penelitian diuji menggunakan horizontal double plate, daya sebar
6. Viskositas yang optimum adalah adalah viskositas yang mudah bagi lotion
dan memiliki daya sebar yang baik saat diaplikasikan ke kulit, pada penelitian
awalnya.
24
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Dipilih rentang tersebut karena menurut Daniels (2005) pada range tersebut
tidak ada dampak negatif terhadap stabilitas dan sifat fisik dari emulsi.
1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Virgin Coconut Oil
2. Alat Penelitian
1. Formula
A. VCO 110 g
Polysorbate 80 20 g
B. Cetyl alcohol 6,4 g
Asam stearat 9,6g
C. Gliserin 40 g
TEA 2,4 g
Nipagin 5,2 g
Aquadest 25 g
Minyak lemon 1,6 g
Aquadest 55 g
2. Pembuatan lotion
suhu 50oC. Cetyl alcohol dan asam stearat (fase B) dipanaskan di atas
waterbath hingga 50oC. Gliserin, TEA, Nipagin, dan sedikit aquadest (1/3
jumlah total aquadest) (fase C), dipanaskan di atas waterbath hingga 50oC.
Campuran A dan B dicampur menjadi satu dalam mixer pada suhu 70oC,
selama 10 menit untuk level rendah dan 20 menit untuk level tinggi.
Kecepatan yang digunakan 500 rpm untuk level rendah dan 700 rpm untuk
lemon dengan pengadukan yang kontinyu hingga terbentuk emulsi selama tiga
a. Sejumlah kecil emulsi diteteskan di atas permukaan air dan diamati yang
b. Sejumlah kecil zat warna yang larut air diteteskan di dalam emulsi dan
amati yang terjadi. Jika zat warna menyebar di dalam emulsi menunjukkan
c. Hanya emulsi tipe M/A yang mudah dicuci dengan air dari tangan atau
Uji daya sebar lotion dilakukan segera setelah pembuatan dengan cara
plate. Di atas lotion diletakkan horizontal double plate lain dan pemberat 125
5. Pengujian viskositas
gerakan jarum penunjuk vikositas. Uji ini dilakukan 2 kali yaitu (1) dilakukan
6. Mikromeritik
partikel sebanyak 500 buah (Martin, 1993) dimulai dari percobaan (1)
7. Pengujian stabilitas
tabung. Amati pemisahan fase yang terjadi pada hari ke-0 dan 30.
F. Analisis Hasil
Data yang diperoleh adalah data uji daya sebar, viskositas dan pergeseran
sehingga dapat diketahui faktor yang dominan dalam menentukan sifat fisik dan
Masing-masing uji sifat fisik dan stabilitas lotion dibuat persamaan desain
respon yang diperoleh dibuat contour plot untuk masing-masing respon uji.
super imposed yang telah dipilih berdasarkan parameter kualitas yang ditentukan.
dari setiap faktor dan interaksi dalam mempengaruhi respon. Bardasarkan analisis
Yate’s treatment maka dapat diketahui pengaruh setiap faktor terhadap respon.
dahulu ditentukan hipotesis alternatif (H1). H1 diterima jika H0 ditolak, dan hal ini
terjadi jika harga F hitung lebih besar dari F tabel. Dengan demikian berarti faktor
denumeratornya adalah derajat bebas experimental error yaitu 20, maka diperoleh
F tabel untuk faktor dan interaksi pada semua respon yaitu F0,05(1,20) = 4,35.
1. Hi:
a. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan kecepatan rendah
berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan
kecepatan tinggi.
b. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan waktu pencampuran
level rendah berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat
berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan
29
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
tinggi.
2. H0 :
a. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan kecepatan rendah tidak
berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan
kecepatan tinggi.
b. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan waktu pencampuran
level rendah tidak berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang
kecepatan level rendah, waktu pencampuran level rendah dan tinggi tidak
berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan
tinggi.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB IV
Lotion Virgin Coconut Oil (VCO) yang dibuat merupakan suatu emulsi
bertipe oil in water (O/W), dimana fase minyak berada di dalam fase airnya.
Lotion ini bertujuan untuk moisturizer, dimana VCO sebagai zat aktifnya, yang
dapat memberi efek moist pada kulit, dimana VCO akan mencegah hilangnya air
dari permukaan kulit, sehingga kelembaban kulit tetap terjaga. Hal tersebut
menjadi tiga fase untuk memperoleh pencampuran yang homogen. Fase A, terdiri
dari VCO dan polysorbate 80 dimana polysorbate 80 dilarutkan dalam VCO. Fase
B terdiri dari cetyl alcohol dan asam stearat. Fase C yang berfungsi sebagai fase
air, terdiri dari Gliserin TEA, nipagin, aquadest. Bahan lain yang ditambahkan
emulsifyer nonionik yang bersifat hidrofilik. Ketika dicampur dengan fase minyak
dapat menurunkan tegangan permukaan fase minyak terhadap fase air. Gliserin
dicampur dengan fase air untuk menurunkan tegangan permukaan fase air
terhadap fase minyak. Dispersi kedua fase dapat terjadi karena turunnya tegangan
30
31
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
emulgator terlarut maka fase tersebut adalah sebagai medium pendispersi. Pada
penelitian ini emulgator larut dalam fase air, sehingga minyak terdispersi dalam
fase air. Pengadukan akan membantu proses dispersi dengan memperkecil ukuran
droplet fase dispers (VCO) sehingga fase dispers dapat terdispersi dalam medium
dispers. Selain itu semakin banyak emulgator yang tebentuk maka fase minyak
atau pada bagian tertentu dari droplet primer tersebut, yang kemudian diikuti
emulsifying agent, dalam penelitian ini asam stearat akan bereaksi dengan
berfungsi sebagai bahan pengawet untuk menjaga emulsi yang terbentuk tidak
suhu aquadest lebih rendah dari suhu pencampuran akan menimbulkan shock
cooling yang akan mengakibatkan bahan-bahan yang memiliki titik leleh tinggi
akan kembali berbentuk padatan dan dapat merusak sifat fisik lotion. Pada
32
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
pembuatan lotion VCO yang pertama kali dilakukan adalah memanaskan tiap-tiap
fase diatas waterbath pada suhu 50oC (Hartanto, 2007) untuk mempermudah
suhunya telah diatur 70oC, kemudian fase B dituangkan, lalu diaduk dengan
kecepatan 500 rpm untuk level rendah dan 700 rpm untuk level tinggi dan
tanbahkan minyak lemon dan ditunggu selama tiga menit untuk memberikan
dituangkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk selama 10 menit untuk level
Dalam proses pembuatan ini digunakan kecepatan putar mixer 500 dan
700 rpm dengan waktu masing-masing 10 dan 20 menit, merupakan hasil orientasi
bahwa 500 rpm merupakan kecepatan putar mixer terendah yang dapat
menghasilkan lotion VCO dengan sifat fisik yang cukup baik dan ketika
kecepatan ditingkatkan, pada kecepatan 700 rpm masih dihasilkan lotion yang
baik. Untuk waktu, dipilih 10 menit dan 20 menit dengan kecepatan masing-
masing 500 dan 700 rpm, juga berdasarkan hasil orientasi yang dilakukan sebelum
menghasilkan sifat fisik lotion yang cukup baik, dan pada waktu 20 menit tetap
dihasilkan lotion yang baik secara visual. Pada saat proses pencampuran terjadi
(sebatas level faktor yang diteliti) dimana pada suhu ini dihasilkan lotion dengan
diaplikasikan pada kulit adalah tipe O/W, di mana fase minyak terdispersi dalam
fase air, sehingga tidak lengket saat digunakan. Melalui uji penentuan tipe emulsi
ini dapat diketahui apakah emulsi (lotion) yang dibuat sudah sesuai dengan tipe
tambahkan salah satu fase secara berlebih. Fase yang ditambahkan secara
berlebih dalam uji ini adalah air. Lotion VCO dari tiap percobaan dapat
bercampur dengan air, hal ini menunjukkan bahwa fase eksternal lotion adalah
air. Hasil ini menunjukkan bahwa lotion yang dihasilkan adalah emulsi tipe
O/W.
Zat warna yang digunakan adalah methylen blue, pewarna ini merupakan
berwarna putih. Methylen blue yang bersifat larut dalam air bercampur dengan
Percobaan 1 Percobaan a
Percobaan b Percobaan ab
Gambar 4. Hasil Pengujian Tipe Lotion VCO dengan Menggunakan Methylen Blue
(Perbesaran 40 x 10)
Hanya emulsi tipe O/W yang mudah dicuci dengan air (Voigt, 1994). Lotion
VCO dioleskan pada tangan dan kemudian dibilas dengan air. Uji dilakukan
dengan air mengalir. Hasilnya lotion dengan cepat tergerus air, tanpa
Berdasarkan pada hasil dari ketiga uji yang telah dilakukan, maka
disimpulkan bahwa lotion yang dihasilkan merupakan emulsi yang bertipe O/W.
Prediksi untuk mengetahui tipe emulsi dapat juga dengan melihat sifat emulgator
yang digunakan. Emulgator yang digunakan dalam formula ini adalah TEA dan
asam stearat, dimana asam stearat akan membentuk garam ketika ditambahkan
TEA yang bersifat basa, melalui proses penyabunan membentuk garam stearat
yang larut air (fase di mana emulgator larut adalah fase eksternal) maka lotion ini
Lotion dapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan sifat fisik dan
stabil selama penyimpanan. Parameter sifat fisik lotion yang diuji adalah daya
sebar dan viskositas. Parameter stabilitas yang diteliti adalah pergeseran viskositas
setelah penyimpanan selama satu bulan, ukuran droplet, perubahan ukuran droplet
setelah penyimpanan selama satu bulan, serta persen pemisahan lotion yang
Berikut ini adalah respon sifat fisik dan stabilitas fisik yang diperoleh
lotion pada suatu plate kaca bundar berskala. Cara pengukuran daya sebar adalah
dengan meletakkan 1 g lotion pada sebuah plate kaca bundar berskala, kemudian
ditimpa dengan kaca penutup ditambah beban yang beratnya 125 g, dan
didiamkan selama 1 menit. Nilai diameter rata-rata yang diperoleh dari hasil
penyebaran lotion menunjukkan daya sebar lotion saat diaplikasikan pada kulit
(Garg et al., 2002). Nilai daya sebar pada umumnya, berbanding terbalik dengan
viskositas. Semakin besar nilai daya sebar, maka viskositas pada umumnya
semakin kecil. Sebaliknya semakin besar nilai viskositas semakin kecil daya
sebar. Pada sediaan semifluid diameter penyebarannya antara 5-7 (Garg et al.,
2002).
sebanyak dua kali yaitu pada 48 jam setelah pembuatan lotion VCO dan pada hari
Selain itu, dilihat juga apakah terjadi pemisahan emulsi atau tidak. Lotion yang
stabil idealnya tidak mengalami perubahan viskositas dan pemisahan fase emulsi
akan tetapi, emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil secara
perubahan viskositas dan pemisahan fase emulsi yang terjadi. Ukuran droplet
daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas, ukuran droplet dan stabilitas lotion
teknik analisis secara statistik untuk menilai secara obyektif signifikansi pengaruh
relatif dari berbagai faktor dan interaksi terhadap respon yang diperoleh. Hasil
dari perhitungan ini tidak memuat arah respon. Metode statistik yang digunakan
untuk menghitung efek rata- rata dari setiap faktor maupun interaksinya untuk
Tabel III. Respon Hasil Percobaan (Efek Kecepatan Putar Mixer, Waktu Pencampuran dan
Interaksi Antara Keduanya)
Respon Kecepatan Putar Waktu Pencampuran Interaksi
Daya Sebar 0,53 0,07 |- 0,1|
Viskositas |-0,91| |-0,09| |0,25|
Pergeseran viskositas 3,01 |-3,64| 0,23
Modus Ukuran droplet |-3| |-3| |-3|
38
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
keduanya, dapat dilihat faktor yang berpengaruh terhadap sifat fisik dan
tanda positif dan negatif, dan hanya memperhatikan nilainya. Tanda positif berarti
besar nilai efek suatu faktor jika dibandingkan dengan yang lain, maka faktor
berukuran kecil. Ukuran droplet yang diukur dengan mikroskop pada penelitian
ini memiliki interval ukuran antara 0- 60 µm. Pengukuran droplet dapat digunakan
masing-masing formula sebanyak 500 partikel (Martin, 1993) dan diamati dengan
yang diamati adalah modus bukan mean, karena mean didapat dari rata-rata
ukuran droplet yang beragam, sehingga tidak dapat menggambarkan kondisi yang
sebenarnya, maka bisa saja droplet dengan ukuran yang sama tapi distribusi
ukurannya berbeda.
39
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Untuk lebih jelas distribusi ukuran partikel pada lotion dapat dilihat pada
grafik berikut :
1400
Frekuensi Ukuran Droplet
1200
1000
800
600
400
200
0
3 9 15 21 27 33 39 45 51 57
Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet (µm)
Pada penelitian ini range ukuran droplet yang diinginkan adalah 20-50 µm,
karena pada range ini ukuran partikel tidak memiliki dampak negatif terhadap
stabilitas fisik lotion (Daniels, 2005). Dari grafik dapat dilihat bahwa droplet dari
masing masing formula memiliki ukuran yang bervariasi dan range yang cukup
lebar. Jika dilihat dari grafik maka frekuensi modus ukuran droplet yang paling
sering terbentuk (modus) adalah 21,005 untuk formula 1, a dan b sedangkan untuk
formula ab yang paling sering terbentuk adalah pada frekuensi modus ukuran
pada droplet primer yang berukuran besar, tekanan menyebabkan droplet primer
yang berukuran besar akan pecah menjadi droplet-droplet yang berukuran lebih
40
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kecil. Formula ab akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk membentuk
droplet yang berukuran lebih kecil karena menggunakan faktor kecepatan putar
dan waktu pencampuran level tinggi. Pada penelitian ini droplet yang dihasilkan
terlihat ada yang berukuran besar dan terlihat satelit-satelit droplet disekitarnya
hal ini terjadi kemungkinan karena peningkatan aliran yang menyebabkan shear
yang membentuk droplet dengan pengekoran yang tajam yang kemudian pecah
peningkatan shear burst akan membentuk droplet yang speris dengan beberapa
desain faktorial yang dapat dilihat pada tabel III, maka diketahui bahwa baik
faktor kecepatan putar, waktu pencampuran atau interaksi antara kedua faktor,
22
Ukuran partikel (µm)
22
21
Ukuran partikel
21
20 20
(µm)
19 19
18 18
17 17
16 16
15 15
500 550 600 650 700 10 12 14 16 18 20
Waktu (m enit)
Kecepatan (rpm)
Level Rendah Waktu Level Rendah Kecepatan
Level Tinggi Waktu Level Tinggi Kecepatan
Berdasarkan grafik 6a, maka dapat dilihat bahwa pada level rendah waktu,
penurunan ukuran droplet. Pada grafik 6b, pada level rendah kecepatan adanya
kenaikan waktu tidak berpengaruh terhadap ukuran droplet. Pada level tinggi
H1 diterima dan H0 ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel ( F 1;20)
Dalam penelitian ini, F tabel adalah 4,35. Berdasarkan analisis Yate’s treatment,
maka tampak bahwa dari masing-masing faktor yaitu kecepatan putar dan waktu
statistik terhadap nilai respon ukuran droplet lotion VCO yang dihasilkan.
Kemungkinan pada level waktu 10 dan 20 menit dan pada level kecepatan
500 dan 700 rpm ukuran droplet sudah mencapai batas dimana kecepatan dan
waktu pencampuran sudah tidak berpengaruh lagi terhadap ukuran droplet. Pada
menit-menit awal proses pencampuran ukuran droplet akan turun secara drastis,
kemudian sampai waktu tertentu ukuran droplet tidak akan berubah. Hal ini
membentuk ukuran droplet yang lebih kecil lagi, sehingga penambahan waktu
b. Daya Sebar
Nilai positif pada kecepatan putar menunjukan kecepatan putar akan menaikan
respon daya sebar dan merupakan faktor yang dominan terhadap daya sebar.
Sedangkan interaksi antar kedua faktor akan menurunkan respon daya sebar.
putar dan waktu pencampuran terhadap respon daya sebar lotion VCO.
6,8
Daya Sebar (cm)
6,8
Daya Sebar (cm)
6,6 6,6
6,4 6,4
6,2 6,2
6 6
500 550 600 650 700 10 12 14 16 18 20
Kecepatan (rpm) Waktu (menit)
dengan level tinggi waktu juga akan menaikan respon daya sebar (gambar 7a).
kecepatan akan menurunkan respon daya sebar, sedangkan semakin tinggi waktu
pencampuran yang dibutuhkan dengan level tinggi kecepatan, respon daya sebar
43
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
meningkat (gambar 7b). Berikut ini adalah hasil perhitungan Yate’s treatment
H1 diterima dan H0 ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel ( F 1;20)
treatment, untuk respon daya sebar, efek kecepatan putar memiliki nilai F hitung
yang lebih besar dari F tabel sehingga kecepatan putar secara signifikan
berpengaruh terhadap respon daya sebar. Sedangkan faktor yang lain memiliki F
hitung yang lebih kecil dari F tabel sehingga dapat dikatakan daya sebar tidak
polysorbate 80 yang melingkupi droplet rusak dan hal tersebut akan menurunkan
viskositas dari lotion. Daya sebar meningkat, karena nilai daya sebar berbanding
terbalik dengan nilai viskositas (Garg et al., 2002). Berarti untuk memperoleh
daya sebar lotion VCO yang diinginkan kita dapat mengoptimalkan kecepatan
putar, sebab faktor lain tidak berpengaruh signifikan terhadap daya sebar. Waktu
kemungkinan dikarenakan pada level waktu yang diteliti ukuran droplet yang
terbentuk sudah mencapai batas ukuran droplet yang dapat terbentuk sehubungan
44
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
dengan level waktu yang diteliti, dimana ukuran droplet akan berpengaruh
sudah maksimal untuk dapat membentuk ukuran droplet yang lebih kecil,
c. Viskositas
tinggi viskositas maka sediaan semakin sulit mengalir. Viskositasnya yang terlalu
kulit, karena sediaan sulit mengalir. Juga pada saat mengeluarkan sediaan dari
viskositasnya lebih rendah. Jika sediaan terlalu encer maka sediaan akan menetes
saat diaplikasi pada kulit sehingga sediaan tidak tinggal seluruhnya pada
permukaan kulit. Oleh karena itu viskositas harus optimum sesuai dengan tujuan
18
Viskositas (dPa.s)
18
Viskositas (dPa.s)
17 17
16 16
500 550 600 650 700 10 12 14 16 18 20
dapat dilihat bahwa pada level rendah waktu, adanya penambahan kecepatan
8a). Pengaruh waktu terhadap viskositas, pada level rendah kecepatan dengan
naiknya waktu akan menurunkan respon viskositas, sedangkan pada level tinggi
8b). Berikut ini adalah hasil perhitungan Yate’s treatment menggunakan taraf
H1 diterima dan H0 ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel ( F 1;20)
Dalam penelitian ini, F tabel adalah 4,35. Berdasarkah hasil perhitungan Yate’s
tersebut dapat dilihat, untuk respon viskositas, efek kecepatan putar memiliki nilai
F hitung yang lebih besar dari F tabel. Faktor yang lain memiliki F hitung yang
lebih kecil dari F tabel sehingga dapat dikatakan viskositas tidak dipengaruhi oleh
Viskositas lotion dipengaruhi oleh fase kontinyu dan fase internal dari
sistem emulsi. Fase internal disini adalah minyak yang dilingkupi oleh
46
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
polysorbate 80. Pada penelitian ini, kecepatan putar mixer diduga dapat
mengakibatkan sebagian rantai polimer dari polysorbate 80 putus, dan hal tersebut
akan menurunkan viskositas fase eksternal lotion. Pada saat yang bersamaan
sebagian polysorbate 80 yang rantai polimernya tidak putus dan sabun stearat
akan membentuk droplet, sehingga walaupun droplet yang terbentuk kecil akan
tetapi viskositas dari lotion cenderung menurun. Pada penelitian ini kecepatan
viskositas, berarti untuk memperoleh viskositas lotion VCO yang diinginkan kita
terhadap respon daya sebar kemungkinan dikarenakan pada uji ini droplet yang
terbentuk sudah mencapai batas ukuran droplet terkecil yang dapat terbentuk
3. Uji Stabilitas.
a. Pergeseran Viskositas
dianggap memiliki kesetabilan yang baik jika perubahan viskositas yang terjadi
kurang dari 10%, diharapkan lotion masih dapat menjaga fase dispers tetap
terdispersi didalamnya. Jika setelah penyimpanan selama satu bulan sediaan lotion
47
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
desain faktorial, pada tabel III, terlihat bahwa faktor yang dominan berpengaruh
putar terhadap pergeseran viskositas lotion sebagai salah satu parameter stabilitas
8,5 8,5
Viskositas (%)
Viskositas (%)
Pergeseran
Pergeseran
6,5 6,5
4,5 4,5
2,5
2,5
0,5
0,5
500 550 600 650 700
10 12 14 16 18 20
Kecepatan (rpm )
Waktu (m enit)
sediaan relatif stabil karena pergeseran viskositas yang terjadi kecil. Grafik diatas
pada level rendah maupun level tinggi waktu, adanya kenaikan kecepatan putar
akan menyebabkan naiknya persen pergeseran viskositas (gambar 8a). Pada level
Tabel VII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Pergeseran Viskositas
Source Degrees of freedom Sum of Squares Mean Squares F Hitung
Between:
Kecepatan 1 54,2703 54,2703 2,2110
Waktu 1 79,6068 79,6068 3,2433
Interaksi 1 0,3243 0,3243 0,0132
Within:
Error 20 490,9019 24,5451
Total 23 625,1034
H1 diterima dan H0 ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel ( F 1;20)
Dalam penelitian ini, F tabel adalah 4,35. Berdasarkan analisis Yate’s treatment,
maka tampak bahwa dari masing-masing faktor yaitu kecepatan putar dan waktu
statistik terhadap nilai respon pergeseran viskositas lotion yang dihasilkan. Berarti
viskositas kemungkinan lebih dipengaruhi oleh faktor formula itu sendiri, dimana
memiliki profil stabilitas sesuai dengan yang diharapkan. Dimana pada penelitian
pergeseran viskositas.
Uji ini dilakukan dengan cara memasukkan sediaan lotion pada tabung
Persen pemisahan emulsi diperoleh dengan menghitung rasio antara emulsi yang
49
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
kesetabilan dari suatu emulsi, semakin besar persen pemisahan berarti semakin
tidak stabil, karena hal ini menunjukan bahwa basis emulsi (lotion) tidak dapat
fase penyusunnya. Dari pengamatan hasil percobaan diperoleh hasil, tidak terjadi
distribusi ukuran droplet kearah ukuran yang lebih besar. Kemungkinan seiring
berjalannya waktu droplet didalam sediaan akan saling bersatu menjadi ukuran
yang lebih besar. Uji dilakukan dengan cara membandingkan grafik antara ukuran
satu bulan secara visual saja. Berikut grafik distribusi ukuran droplet setelah
200
Frekuensi Droplet
150
0
15
21
27
33
39
45
51
57
3
300
Frekuensi Droplet
250
200
150 setelah pembuatan
100 setelah penyimpanan
50
0
15
21
27
33
39
45
51
57
3
250
Frekuensi Droplet
200
150 setelah pembuatan
100 setelah penyimpanan
50
0
3
9
15
21
27
33
39
45
51
57
250
Frekuensi Droplet
200
150 setelah pembuatan
50
0
3
15
21
27
33
39
45
51
57
droplet baik setelah pembuatan atau penyimpanan selama satu bulan, kemudian
data yang diperoleh disajikan dalam bentuk grafik untuk dilihat apakah terjadi
pergeseran ukuran partikel. Jika dilihat berdasarkan grafik maka hampir semua
pembuatan dengan setelah penyimpanan selama satu bulan. Tampak pada grafik
terjadi peningkatan ukuran droplet dan juga peningkatan frekuensi droplet dengan
koalesen, lotion yang terbentuk tetap memiliki viskositas dan daya sebar yang
tetapi secara visual lotion yang dibuat tidak terlihat terjadi pemisahan. Hanya saja
Berdasarkan uji ukuran partikel, tidak ada faktor yang berpengaruh dominan
terhadap respon ukuran droplet, hal ini kemungkinan droplet sudah mencapai
batas ukuran yang dapat terbentuk pada level kecepatan dan waktu pencampuran
yang diteliti, kemungkinan hal ini disebabkan karena kapasitas dari emulgator
sudah maksimal untuk dapat membentuk ukuran droplet yang lebih kecil,
Daya sebar dan viskositas lotion dipengaruhi oleh ukuran droplet, fase
internal dan viskositas dari fase eksternal. Dari hasil percobaan, ukuran droplet
seharusnya hal tersebut akan menaikkan respon viskositas, akan tetapi viskositas
polimer dari polysorbate 80 yang putus oleh karena putaran mixer dan pada saat
yang bersamaan sebagian polysorbate 80 yang rantai polimernya tidak putus dan
juga sabun stearat akan membentuk droplet, sehingga walaupun droplet yang
terhadap respon daya sebar adalah kecepatan putar mixer, yang diduga dapat
akan menurunkan viskositas fase eksternal dari lotion yang dihasilkan. Nilai daya
sebar berbanding terbalik dengan nilai viskositas (Garg et al., 2002). Demikian
menurunnya viskositas dari fase kontinyu karena kecepatan putar mixer akan
mengakibatkan rantai polimer dari polysorbate 80 putus dan hal tersebut akan
lebih dipengaruhi oleh faktor formula itu sendiri (Hartanto, 2007), dimana
53
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Pada uji pergeseran ukuran droplet terjadi peningkatan ukuran droplet dan
juga peningkatan frekuensi droplet dengan ukuran yang lebih besar. Dengan
melihat data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sediaan lotion tersebut
mengalami koalesen, akan tetapi perubahan ukuran droplet yang terjadi tidak
signifikan, hal ini terlihat dari distribusi ukuran droplet formula setelah pembuatan
dan penyimpanan tidak ada perbedaan yang berarti. Hal ini karena formula yang
digunakan dalam penelitian ini adalah formula optimum. Demikian juga pada uji
persen pemisahan, secara visual tidak terjadi pemisahan sehingga dapat dikatakan
lotion stabil selama penyimpanan hal ini juga kemungkinan disebabkan oleh
(2007).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi area proses
Parameter yang digunakan dalam optimasi formula adalah daya sebar, viskositas
dan pergeseran viskositas. Daya sebar yang optimum menjamin pemerataan pada
pengeluaran dari kemasan dan saat aplikasi pada kulit. Pergeseran viskositas yang
desain faktorial agar dapat dibuat contour plot. Berdasarkan contour plot yang
contour plot, area yang diperoleh merupakan proses pencampuran yang optimum
1. Daya Sebar
dengan persamaan tersebut, maka dapat diperoleh contour plot untuk daya sebar
sebagai berikut :
Gambar 14. Contour Plot Daya Sebar Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)
Area yang diarsir dalam contour plot tersebut merupakan area proses
dikehendaki terbatas pada level kecepatan putar dan waktu pencampuran yang
diteliti. Respon daya sebar yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah 6,1cm –
55
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
6,5cm. Alasan pemilihan respon yang dikehendaki untuk daya sebar ini mengacu
pada daya sebar untuk sediaan semifluid, daya sebar yang dikehendaki adalah 5cm
sampai 7cm (Garg et al, 2002). Dengan demikian area daya sebar dalam
penelitian ini merupakan area daya sebar yang dapat digunakan untuk
2. Viskositas
0,000245.x12. Dari persamaan tersebut maka dapat dibuat contour plot untuk
Gambar 15. Contour Plot Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)
Area yang diarsir pada contour plot tersebut merupakan area optimum
dipilih dalam menentukan area yang diarsir juga diambil dari nilai viskositas
Pa.s. ( untuk produk yang beredar dipasaran) dan 17 d Pa.s (Hartanto, 2007)
berdasarkan hal tersebut, maka dipilih range untuk viskositas optimum adalah 14
area proses pencampuran, terbatas pada kecepatan putar dan waktu pencampuran.
3. Pergeseran Viskositas
Gambar 16. Contour Plot Pergeseran Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)
10%, maka lotion yang dihasilkan masih dapat menjaga dispersi fase internal
dalam fase eksternalnya, dan hal ini dapat menjamin bahwa sediaan tersebut
57
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
masih stabil. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh area optimum untuk
persen pemisahan seperti yang terdapat pada area yang diarsir pada contour plot
pada area optimum, kemudian digabungkan dalam satu kurva yang tampak pada
gambar berikut :
Gambar 17. Super Imposed Contour Plot Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)
Berdasarkan contour plot super imposed tersebut, sifat fisik dan stabilitas
fisik lotion dapat ditentukan area optimumnya untuk proses pencampuran lotion
VCO guna mendapatkan lotion sesuai yang dikehendaki. Oleh karena itu, dengan
menentukan salah satu titik pada area yang diarsir tersebut maka dapat dibuat
lotion yang memiliki sifat fisik dan stabilitas yang dikehendaki, terbatas pada
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Kecepatan Putar dominan dalam menentukan respon daya sebar dan viskositas
lotion VCO. Pada respon pergeseran viskositas dan ukuran droplet tidak ada
2. Diperoleh area kecepatan putar dan waktu pencampuran yang optimum untuk
B. SARAN
sebagai moisturizer dan keamanan lotion VCO ketika diaplikasikan pada kulit.
58
59
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, 71-73, Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Aulton, M. E., 2002, Pharmacheutics: The Science of Dosage Form Design, 188-
195, 342-344, 352-358 ELBS, Churchill Livingstone
Botlon, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
Ed, 84-85, 308-326, 533-545, Marcel Decker inc, New York.
Garg, A., Aggrwal, D., Garg, S., and Singla, A.K, 2002, Spreading of Semisolid
Formulation : An Update, Pharmaceutical Technology, September, 2002,
84-102
Lucida, H., Hosiana, V., dan Muharmi, V., 2008, Pengaruh Virgin Coconut Oil
(VCO) Didalam Basis Krim Terhadap Penetrasi Zat Aktif, Jurusan
Farmasi FMIPA Universitas Andalas Padang, diakses tanggal 12 Agustus
2009
60
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lantz, R. J. Jr., dan Schwartz J. B., 1990, Mixing, in Lieberman, H. A., Lachman,
L., and Schwartz, J. B., Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets, Vol. 2,
2nd Ed, 1-70, Marchel Dekker, Inc, New York
Martin. A., Swarbick, J., Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, Physycal
Chemical Principles in The Pharmacheutical Science 2 edisi 3,
diterjemahkan oleh Yoshita, 522-537,1077-1119, Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Maibach, Howard I., 2000, Cosmeceuticals, 73-75 Marcel Decker Inc., University
of California, California
Shilhavy, B., 2005, Virgin Coconut Oil, Topical Traditional, Inc, Philippines.
Sukartin, J. K., dan Sitanggang, M., 2005, Gempur Penyakit dengan VCO, 4,
Agro Media Pustaka, Jakarta
Timoti, H., 2005, Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut
Oil (VCO), 1-3, PT Nawapanca Adhicipta
Wilkinson, J.B., and More, R.J., 1982, Harry’s Cosmeticology, 7th Ed., 50,69,
Chemical Publishing Company, Inc., New York
Winfield, A.J., Richards, R.M.E., 2004, Pharmaceutical Practice, 3rd Ed., 201,
Churchill Livingstone, Spain
61
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data penimbangan
A. VCO 110 g
Polysorbate 80 20 g
B. Cetyl alcohol 6,4 g
Asam sterarat 9,6g
C. Gliserin 40 g
TEA 2,4 g
Nipagin 5,2 g
Minyak lemon 1,6 g
Aquadest 25 g
D. Aquadest 55 g
1 10 500
a 20 500
b 10 700
ab 20 700
62
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 2
Lampiran 3
Data stabilitas
Percobaan 1
Viskositas setelah
Viskositas setelah penyimpanan 1 bulan Pergeseran
Percobaan pembuatan (dpa,s) (dpa.s) viskositas (%)
a 17 18 5,88
b 18 17 5,56
c 16 17 6,25
d 17 17 0,00
e 18 17 5,56
f 18 17 5,56
X 17,33 17,17 4,80
SD 0,82 0,41 2,368
Percobaan a
Viskositas setelah
Viskositas setelah penyimpanan 1 bulan Pergeseran
Percobaan pembuatan (dpa,s) (dpa.s) viskositas (%)
a 15 18 20,00
b 17 18 5,88
c 17 17 0,00
d 15 17 13,33
e 17 17 0,00
f 16 17 6,25
X 16,17 17,33 7,58
SD 0,98 0,52 7,83
64
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Percobaan b
Viskositas setelah
Viskositas setelah penyimpanan 1 bulan Pergeseran
Percobaan pembuatan (dpa,s) (dpa.s) viskositas (%)
a 17 17 0,00
b 17 17 0,00
c 17 17 0,00
d 18 17 5,56
e 17 17 0,00
f 16 16 0,00
X 17,00 16,83 0,93
SD 0,63 0,41 2,27
Percobaan ab
Viskositas setelah
Viskositas setelah penyimpanan 1 bulan Pergeseran
Percobaan pembuatan (dpa,s) (dpa.s) viskositas (%)
a 17 17 0,00
b 16 17 6,25
c 16 18 12,50
d 17 17 0,00
e 16 17 6,25
f 16 16 0,00
X 16,33 17,00 4,17
SD 0,52 0,63 5,10
65
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4
Data mikromeitik
Percobaan 1(a)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 20
6,01 - 12 9,005 0 113
12,01- 18 15,005 44 166
18,01 - 24 21,005 172 64
24,01 - 30 31,505 187 46
30,01 - 36 33,005 62 48
36,01 - 42 39,005 22 20
42,01 - 48 45,005 11 16
48,01 - 54 51,005 2 6
54,01 - 60 57,005 0 1
Percobaan 1(b)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 5
6,01 - 12 9,005 0 12
12,01- 18 15,005 80 74
18,01 - 24 21,005 198 78
24,01 - 30 27,005 156 127
30,01 - 36 33,005 36 100
36,01 - 42 39,005 22 53
42,01 - 48 45,005 7 38
48,01 - 54 51,005 1 10
54,01 - 60 57,005 0 3
66
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Percobaan 1(c)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 1
6,01 - 12 9,005 11 6
12,01- 18 15,005 155 121
18,01 - 24 21,005 151 158
24,01 - 30 27,005 95 106
30,01 - 36 33,005 55 80
36,01 - 42 39,005 23 13
42,01 - 48 45,005 8 8
48,01 - 54 51,005 2 5
54,01 - 60 57,005 0 2
Formula 1(d)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 9 1
12,01- 18 15,005 129 93
18,01 - 24 21,005 153 159
24,01 - 30 27,005 130 22
30,01 - 36 33,005 57 86
36,01 - 42 39,005 16 126
42,01 - 48 45,005 4 12
48,01 - 54 51,005 2 1
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula 1(e)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 4 0
12,01- 18 15,005 36 68
18,01 - 24 21,005 173 150
24,01 - 30 31,505 160 185
30,01 - 36 33,005 101 79
36,01 - 42 39,005 22 16
42,01 - 48 45,005 4 1
48,01 - 54 51,005 0 1
54,01 - 60 57,005 0 0
67
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula 1(f)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 1
6,01 - 12 9,005 1 4
12,01- 18 15,005 38 102
18,01 - 24 21,005 168 197
24,01 - 30 31,505 161 128
30,01 - 36 33,005 101 56
36,01 - 42 39,005 24 12
42,01 - 48 45,005 6 0
48,01 - 54 51,005 1 0
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula a(a)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 0 15
12,01- 18 15,005 118 99
18,01 - 24 21,005 246 127
24,01 - 30 27,005 128 173
30,01 - 36 33,005 8 57
36,01 - 42 39,005 0 25
42,01 - 48 45,005 0 4
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula a(b)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 2
6,01 - 12 9,005 2 18
12,01- 18 15,005 129 99
18,01 - 24 21,005 180 145
24,01 - 30 27,005 161 157
30,01 - 36 33,005 25 57
36,01 - 42 39,005 2 13
42,01 - 48 45,005 1 8
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 1
68
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula a(c)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 6 10
12,01- 18 15,005 105 190
18,01 - 24 21,005 198 168
24,01 - 30 31,505 144 110
30,01 - 36 33,005 44 21
36,01 - 42 39,005 2 1
42,01 - 48 45,005 0 0
48,01 - 54 51,005 1 0
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula a(d)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 1
6,01 - 12 9,005 1 7
12,01- 18 15,005 135 172
18,01 - 24 21,005 222 166
24,01 - 30 27,005 115 119
30,01 - 36 33,005 23 30
36,01 - 42 39,005 2 5
42,01 - 48 45,005 0 0
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 2 0
Formula a(e)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 1
6,01 - 12 9,005 0 3
12,01- 18 15,005 88 89
18,01 - 24 21,005 266 232
24,01 - 30 31,505 123 142
30,01 - 36 33,005 23 31
36,01 - 42 39,005 0 2
42,01 - 48 45,005 0 0
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
69
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula a(f)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 1 1
12,01- 18 15,005 94 96
18,01 - 24 21,005 201 275
24,01 - 30 31,505 162 105
30,01 - 36 33,005 37 22
36,01 - 42 39,005 5 1
42,01 - 48 45,005 0 0
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula b(a)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 0 4
12,01- 18 15,005 84 81
18,01 - 24 21,005 249 115
24,01 - 30 27,005 143 145
30,01 - 36 33,005 18 84
36,01 - 42 39,005 5 41
42,01 - 48 45,005 1 22
48,01 - 54 51,005 0 6
54,01 - 60 57,005 0 2
Formula b(b)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 2 4
12,01- 18 15,005 147 74
18,01 - 24 21,005 241 106
24,01 - 30 27,005 94 169
30,01 - 36 33,005 13 89
36,01 - 42 39,005 3 41
42,01 - 48 45,005 0 15
48,01 - 54 51,005 0 2
54,01 - 60 57,005 0 0
70
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula b(c)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 10 8
12,01- 18 15,005 156 116
18,01 - 24 21,005 186 212
24,01 - 30 27,005 116 118
30,01 - 36 33,005 27 42
36,01 - 42 39,005 4 3
42,01 - 48 45,005 1 0
48,01 - 54 51,005 0 1
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula b(d)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 4 4
12,01- 18 15,005 200 100
18,01 - 24 21,005 196 218
24,01 - 30 27,005 80 119
30,01 - 36 33,005 17 54
36,01 - 42 39,005 2 3
42,01 - 48 45,005 1 2
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula b(e)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 6 2
12,01- 18 15,005 114 69
18,01 - 24 21,005 205 247
24,01 - 30 27,005 142 142
30,01 - 36 33,005 26 36
36,01 - 42 39,005 7 4
42,01 - 48 45,005 0 0
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
71
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula b(f)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 1 2
12,01- 18 15,005 91 67
18,01 - 24 21,005 230 238
24,01 - 30 27,005 142 150
30,01 - 36 33,005 33 40
36,01 - 42 39,005 3 3
42,01 - 48 45,005 0 0
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula ab (a)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 2 0
12,01- 18 15,005 222 76
18,01 - 24 21,005 233 196
24,01 - 30 31,505 42 185
30,01 - 36 33,005 1 36
36,01 - 42 39,005 0 5
42,01 - 48 45,005 0 2
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula ab (b)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 15 0
12,01- 18 15,005 318 101
18,01 - 24 21,005 126 190
24,01 - 30 31,505 39 175
30,01 - 36 33,005 2 30
36,01 - 42 39,005 0 4
42,01 - 48 45,005 0 0
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
72
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula ab (c)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 2
6,01 - 12 9,005 24 6
12,01- 18 15,005 233 117
18,01 - 24 21,005 135 221
24,01 - 30 31,505 87 116
30,01 - 36 33,005 18 35
36,01 - 42 39,005 2 1
42,01 - 48 45,005 1 2
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula ab (d)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 1
6,01 - 12 9,005 18 42
12,01- 18 15,005 276 258
18,01 - 24 21,005 169 165
24,01 - 30 31,505 33 26
30,01 - 36 33,005 4 7
36,01 - 42 39,005 0 1
42,01 - 48 45,005 0 0
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
73
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Formula ab (e)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan
0-6 3 0 2
6,01 - 12 9,005 0 2
12,01- 18 15,005 105 136
18,01 - 24 21,005 239 234
24,01 - 30 31,505 131 111
30,01 - 36 33,005 21 15
36,01 - 42 39,005 4 0
42,01 - 48 45,005 0 0
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
Formula ab (f)
Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah
Setelah Pembuatan Penyimpanan
0-6 3 0 1
6,01 - 12 9,005 3 1
12,01- 18 15,005 105 105
18,01 - 24 21,005 233 182
24,01 - 30 27,005 130 165
30,01 - 36 33,005 24 40
36,01 - 42 39,005 4 6
42,01 - 48 45,005 1 0
48,01 - 54 51,005 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0
74
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5
Percobaan 1
Frekuensi Total
Interval Nilai Tengah
Replikasi
1 2 3 4 5 6
0-6 3 0 0 0 0 0 0 0
6,01 - 12 9,005 0 0 11 9 4 1 25
12,01- 18 15,005 44 80 155 129 36 38 482
18,01 - 24 21,005 172 198 151 153 173 168 1015
24,01 - 30 27,005 187 156 95 130 160 161 889
30,01 - 36 33,005 62 36 55 57 101 101 412
36,01 - 42 39,005 22 22 23 16 22 24 129
42,01 - 48 45,005 11 7 8 4 4 6 40
48,01 - 54 51,005 2 1 2 2 0 1 8
54,01 - 60 57,005 0 0 0 0 0 0 0
Percobaan a
Frekuensi Total
Interval Nilai Tengah
Replikasi
1 2 3 4 5 6
0-6 3 0 0 0 0 0 0 0
6,01 - 12 9,005 0 2 6 1 0 1 10
12,01- 18 15,005 118 129 105 135 88 94 669
18,01 - 24 21,005 246 180 198 222 266 201 1313
24,01 - 30 27,005 128 161 144 115 123 162 833
30,01 - 36 33,005 8 25 44 23 23 37 160
36,01 - 42 39,005 0 2 2 2 0 5 11
42,01 - 48 45,005 0 1 0 0 0 0 1
48,01 - 54 51,005 0 0 1 0 0 0 1
54,01 - 60 57,005 0 0 0 2 0 0 2
75
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Percobaan b
Frekuensi Total
Interval Nilai Tengah
Replikasi
1 2 3 4 5 6
0-6 3 0 0 0 0 0 0 0
6,01 - 12 9,005 0 2 10 4 6 1 23
12,01- 18 15,005 84 147 156 200 114 91 792
18,01 - 24 21,005 249 241 186 196 205 230 1307
24,01 - 30 27,005 143 94 116 80 142 142 717
30,01 - 36 33,005 18 13 27 17 26 33 134
36,01 - 42 39,005 5 3 4 2 7 3 24
42,01 - 48 45,005 1 0 1 1 0 0 3
48,01 - 54 51,005 0 0 0 0 0 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0 0 0 0 0 0
Percobaan ab
Frekuensi Total
Interval Nilai Tengah
Replikasi
1 2 3 4 5 6
0-6 3 0 0 0 0 0 0 0
6,01 - 12 9,005 2 15 24 18 0 3 62
12,01- 18 15,005 222 318 233 276 105 105 1259
18,01 - 24 21,005 233 126 135 169 239 233 1135
24,01 - 30 27,005 42 39 87 33 131 130 462
30,01 - 36 33,005 1 2 18 4 21 24 70
36,01 - 42 39,005 0 0 2 0 4 4 10
42,01 - 48 45,005 0 0 1 0 0 1 2
48,01 - 54 51,005 0 0 0 0 0 0 0
54,01 - 60 57,005 0 0 0 0 0 0 0
76
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6
⎡ (a − (1)) + (ab − b ) ⎤
Efek Faktor A =⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ ( 6, 68 − ( 6, 05 ) ) + ( 6, 65 − 6, 22 ) ⎤
=⎢ ⎥
⎢⎣ 2 ⎥⎦
= 0,53
⎡ (b − (1)) + (ab − a )⎤
Efek Faktor B =⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ ( 6, 22 − ( 6, 05 ) ) + ( 6, 65 − 6, 68 ) ⎤
=⎢ ⎥
⎢⎣ 2 ⎥⎦
= 0,07
⎡ (ab − b ) − (a − (1) ) ⎤
Efek Faktor AB =⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ ( 6, 65 − ( 6, 22 ) ) − ( 6, 68 − 6, 05 ) ⎤
=⎢ ⎥
⎢⎣ 2 ⎥⎦
= - 0,1
⎡ (a − (1)) + (ab − b ) ⎤
Efek Faktor A = ⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ (16,17 − (17,33) ) + (16,33 − 17 ) ⎤
=⎢ ⎥
⎢⎣ 2 ⎥⎦
= -0,915
⎡ (b − (1)) + (ab − a )⎤
Efek Faktor B = ⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ (17 − (17,33) ) + (16,33 − 16,17 ) ⎤
=⎢ ⎥
⎢⎣ 2 ⎥⎦
= -0,085
⎡ (ab − b ) − (a − (1) ) ⎤
Efek Faktor B = ⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ (16,33 − (17 ) ) − (16,17 − 17,33) ⎤
=⎢ ⎥
⎢⎣ 2 ⎥⎦
= 0,245
⎡ (a − (1)) + (ab − b ) ⎤
Efek Faktor A = ⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ ( 7,58 − ( 4,80 ) ) + ( 4,17 − 0,93) ⎤
=⎢ ⎥
⎢⎣ 2 ⎥⎦
= 3,01
⎡ (b − (1)) + (ab − a )⎤
Efek Faktor B = ⎢ ⎥⎦
⎣ 2
78
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
⎡ (ab − b ) − (a − (1) ) ⎤
Efek Faktor C = ⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ ( 4,17 − ( 2,95 ) ) − ( 7,58 − 4,80 ) ⎤
=⎢ ⎥
⎣⎢ 2 ⎦⎥
= 0,23
⎡ (a − (1)) + (ab − b ) ⎤
Efek Faktor A = ⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ ( 21,005 − ( 21,005 ) ) + (15,005 − 21,005 ) ⎤
=⎢ ⎥
⎣⎢ 2 ⎦⎥
= -3
⎡ (b − (1)) + (ab − a )⎤
Efek Faktor B = ⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ ( 21,005 − ( 21, 005 ) ) + (15, 005 − 21, 005 ) ⎤
=⎢ ⎥
⎢⎣ 2 ⎥⎦
= -3
⎡ (ab − b ) − (a − (1) ) ⎤
Efek Faktor C = ⎢ ⎥⎦
⎣ 2
⎡ (15, 005 − ( 21, 005 ) ) − ( 21, 005 − 21, 005 ) ⎤
=⎢ ⎥
⎢⎣ 2 ⎥⎦
= -3
79
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1. Daya sebar
Persamaan Umum
Y = b0 + b1.x1 + b2.x2 + b12.x12
Percobaan (1)
6,05 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12 .................(I)
Percobaan (a)
6,68 = b0 + 700b1 + 10b2 + 7000b12 .................(II)
Percobaan (b)
6,22 = b0 + 500b1 + 20b2 + 10000b12 ..................(III)
Percobaan (ab)
6,65 = b0 + 700b1 + 20b2 + 14000b12 ...................(IV)
2. Viskositas
Persamaan Umum
Y = b0 + b1.x1 + b2.x2 + b12.x12
Percobaan (1)
17,33 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12 .................(I)
Percobaan (a)
16,17 = b0 + 700b1 + 10b2 + 7000b12 .................(II)
Percobaan (b)
17 = b0 + 500b1 + 20b2 + 10000b12 ..................(III)
Percobaan (ab)
16,33 = b0 + 700b1 + 20b2 + 14000b12 ...................(IV)
3. Pergeseran viskositas
Persamaan Umum
Y = b0 + b1.x1 + b2.x2 + b12.x12
Percobaan (1)
4,80 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12 .................(I)
Percobaan (a)
7,58 = b0 + 700b1 + 10b2 + 7000b12 .................(II)
Percobaan (b)
0,93 = b0 + 500b1 + 20b2 + 10000b12 ..................(III)
Percobaan (ab)
4,17 = b0 + 700b1 + 20b2 + 14000b12 ...................(IV)
Waktu
10 20
6,25 6,35
6,05 6,05
5,75 6,35
500
5,9 6,3
6,2 6,2
6,25 6,05
I. ∑Χ 2
= 6,252 + 6,052 + 5,752 +5,92 +6,22 +6,252 + 6,352 + 6,052 +6,352 +6,32
+6,22 +6,052 + 6,952 +6,52 + 6,82 + 6,62 + 6,652 + 6,62 +6,152 +7,42
+6,72 +6,452 +6,452 +6,652
= 219, 8 + 231, 98 + 268,135 + 264, 9
= 986,055
(∑ Χ ) 2
(153,5)
2
II. =
n 24
23562, 25
=
24
= 983,0400
( 76, 4 ) + ( 77,1)
2 2
IIIC =
12
5836,96 + 5944, 41
=
12
= 983,0667
86
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
( 73, 6 ) + ( 79,9 )
2 2
III R =
12
5416,9 + 6384, 01
=
12
= 984,7467
(∑ I)
2
(∑ II )
2
(∑ III )
2
(∑ IV )
2
+ + +
CR CR CR CR
IV.
n n n n
( 36,3) ( 40,1) ( 37,3) ( 39,8)
2 2 2 2
= + + +
6 6 6 6
1317, 69 + 1608, 01 + 1391, 29 + 1584, 04
=
6
5901, 03
=
6
= 984,8333
a. SSC = IIIC – II
= 983,0667– 983,0400
= 0,0267
b. SSR = IIIR – II
= 984,7467– 983,0400
= 1,7067
c. SSRC = IV – IIIC – IIIR + II
= 984,8333– 983,0667– 984,7467+ 983,0400
= 0,0600
d. SSW = I – IV
= 986,055– 984,8333
= 1,2217
e. SST = I – II
= 986,055– 983,0400
= 3,0150
Tabel
Degrees of
Source freedom Sum of Squares Mean Squares E
Between:
Rows 1 1,7067 1,70667 27,9399727
Collumns 1 0,0267 0,02667 0,43656207
Interaction 1 0,0600 0,06000 0,98226467
Within:
Error 20 1,2217 0,06108
Total 23 3,0150
87
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Waktu
10 20
17 17
18 17
16 17
500
17 18
18 17
18 16
Tot 104 102 206
Kecepatan
15 17
17 16
17 16
700
15 17
17 16
16 16
Tot 97 98 195
201 200 401
I. ∑Χ 2
= 172 + 182 + 162 +172 +182 +182 + 152 + 172 +172 +152 +172 +162 +
172 +172 + 172 + 182 + 172 + 162 +172 +162 +162 +172 +162 +162
= 1806 + 1573 + 1736 + 1602
= 6717
(∑ Χ ) 2
(401)2
II. =
n 24
160801
=
24
= 6700,0417
III R =
(206 )2 + (195)2
12
42436 + 38025
=
12
= 6705,0833
88
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
IIIC =
(201)2 + (200 )2
12
40401 + 40000
=
12
= 6700,0833
(∑ I)
2
(∑ II )
2
(∑ III )
2
(∑ IV )
2
+ + +
CR CR CR CR
IV.
n n n n
=
(104) + (97 ) + (102) + (98) 2
2 2 2
6 6 6 6
10816 + 9409 + 10404 + 9604
=
6
40253
=
6
= 6705,5
f. SSR = IIIR – II
= 6705,083 – 6700,417
= 5,0417
g. SSC = IIIC – II
= 6700,083 – 6700,417
= 0,0417
h. SSRC = IV – IIIC – IIIR + II
= 6705,5 – 6700,833– 6705,083+ 6700,417
= 0,3750
i. SSW = I – IV
= 6717 – 6705,5
= 11,5
j. SST = I – II
= 6717 – 670042
= 16,958
Tabel
Mean
Collumns Degrees of freedom Sum of Squares Squares F Hitung
Between:
Rows 1 5,0417 5,04167 8,768116
Collumns 1 0,0417 0,04167 0,072464
Interaction 1 0,3750 0,37500 0,652174
Within:
Error 20 11,5000 0,57500
Total 23 16,9583
89
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
I. ∑Χ 2
= 5,882 + 5, 562 + 6,252 +02 + 5, 562 + 5, 562 + 202 + 5,882 +02 +13,332
+02 +6,252 + 02 +02 + 02 + 5, 562 + 02 + 02 +02 +6,252 +12, 52 +02
+6,252 +02
= 166, 3777 + 104, 5505 + 30,9136 + 234,375
= 1082,9921
(∑ Χ ) 2
(104,83)
2
II. =
n 24
10989,3289
=
24
= 457,8887
( 34,37 ) + ( 70,46 )
2 2
III R =
12
1181, 2969 + 4964, 6116
=
12
= 512,1590
( 74,27 ) + ( 30,56 )
2 2
IIIC =
12
5516, 0329 + 1822, 4361
=
12
= 537,4955
90
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
(∑ I)
2
(∑ II )
2
(∑ III )
2
(∑ IV )
2
+ + +
CR CR CR CR
IV.
n n n n
( 28,81) ( 45,46 ) ( 5,56 ) ( 25)
2 2 2 2
= + + +
6 6 6 6
830, 0161 + 2066, 6116 + 30,9136 + 625
=
6
3552,5413
=
6
= 592,0902
k. SSR = IIIR – II
= 512,1590 – 457,8887
= 54,2703
l. SSC = IIIC – II
= 537,4955 – 457,8887
= 79,6068
n. SSW = I – IV
= 1082,9921 – 592,0902
= 490,9019
o. SST = I – II
= 1082,9921 – 457,8887
= 625,1034
Tabel
Waktu
10 20
27,005 21,005
21,005 21,005
500
15,005 21,005
21,005 15,005
21,005 21,005
21,005 21,005
Tot 126,03 120,03 246,06
Kecepatan
21,005 21,005
21,005 15,005
21,005 15,005
700
21,005 15,005
21,005 21,005
21,005 21,005
Tot 126,03 108,03 234,06
252,06 228,06 480,12
I. ∑Χ 2
= 27,0052 + 21,0052 + 15,0052 +21,0052 +21,0052 +21,0052 + 21,0052 +
21,0052 + 21,0052 +15,0052 +21,0052 +21,0052 + 21,0052 +21,0052 +
21,0052 + 21,0052 + 21,0052 + 21,0052 +21,0052 +15,0052 +15,0052
+15,0052 +21,0052 +21,0052
= 2719,26015 + 2431,20015 + 2647,26015 + 1999,08015
= 9796,8006
(∑ Χ ) 2
( 480,12 )
2
II. =
n 24
230515, 2114
=
24
= 9604,8006
( 246,06 ) + ( 234,06 )
2 2
IIIR =
12
60545,5236 + 54784, 0836
=
12
= 9610, 8006
92
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
( 252, 06 ) + ( 228, 06 )
2 2
III C =
12
63534, 2436 + 52011,3636
=
12
= 9628,8006
(∑ I)
2
(∑ II )
2
(∑ III )
2
(∑ IV )
2
+ + +
CR CR CR CR
IV.
n n n n
(126, 03) (126, 03) (120, 03) (108, 03)
2 2 2 2
= + + +
6 6 6 6
15883,5609 + 15883,5609 + 14407, 2009 + 11670, 4809
=
6
57844,8036
=
6
= 9640,8006
p. SSR = IIIR – II
= 9610, 8006 – 9604,8006
= 6,00000
q. SSC = IIIC – II
= 9628,8006– 9604,8006
= 24,000
r. SSRC = IV – IIIC – IIIR + II
= 9640,8006– 9628,8006– 9610, 8006 + 9604,8006
= 6,0000
s. SSW = I – IV
= 9796,8006 – 9640,8006
= 156,0000
t. SST = I – II
= 9796,8006 – 9604,8006
= 192,0000
Tabel
Source Degrees of freedom Sum of Squares Mean Squares E
Between:
Rows 1 6,0000 6,00000 0,7692308
Collumns 1 24,0000 24,00000 3,0769231
Interaction 1 6,0000 6,00000 0,7692308
Within:
Error 20 156,0000 7,80000
Total 23 192,0000
93
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Lampiran 9
Dokumentasi
Formula 1 Formula a
Formula b Formula ab
Formula 1 Formula a
Formula b Formula ab
95
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS