Anda di halaman 1dari 12

Vivi Dwi Nafsika, dkk.

/ Unnes Science Education Journal 2017

USEJ

Unnes Science Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej

SELF ASSESSMENT INSTRUMENT PADA PRAKTIKUM SISTEM


PENGLIHATAN DAN ALAT OPTIK UNTUK MENJENJANGKAN PROFIL
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Vivi Dwi Nafsika, Woro Sumarni, Stephani Diah Pamelasari

Jurusan IPA Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan
Diterima dan kriteria hasil implementasi self assessment instrument untuk menjenjangkan profil keterampilan
Disetujui proses sains siswa dengan menggunakan modifikasi model Borg and Gall. Metode pengumpulan
Dipublikasikan data meliputi wawancara, dokumentasi, angket, dan observasi. Hasil penelitian dianalisis
menggunakan deskriptif persentase. Self assessment instrument yang dikembangkan divalidasi oleh 2
Keywords: pakar yaitu pakar materi dan asesmen. Hasil validasi pakar materi dan asesmen menunjukkan
Borg and Gall model, persentase 91,67% dan 94,05% serta dinyatakan sangat layak. Pada uji coba skala kecil dilakukan
Science process skill, Self untuk mengetahui keterbacaan butir pernyataan, sedangkan pada uji coba skala besar untuk
assessment instrument mengetahui reliabilitas dan hasil implementasi self assessment instrument. Hasil reliabilitas rata-rata
rating dari ketiga orang rater sebesar 0,98. Persentase keterampilan proses sains dari hasil self
assessment instrument sebanyak 20% siswa dikategorikan sangat baik, 53,33% siswa dikategorikan
baik, 26,67% siswa dikategorikan cukup baik, dan tidak ada yang dikategorikan tidak baik. Hasil
implementasi self assessment instrument mencapai 70% untuk menjenjangkan profil keterampilan
proses sains. Hasil implementasi self assessment instrument berdasarkan kategori nilai rata-rata aspek
keterampilan proses sains mencapai 80%. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa self
assessment instrument baik dan efektif digunakan untuk menjenjangkan profil keterampilan proses
sains.

Abstract

This study is a development study which the aims are to determine the feasibility and criteria result
of self assessment instrument implementation by using Borg and Gall model modification. The
method of collecting data used interview, documentation, questionnaire, and observation
technique. The research result was analyzed descriptively. The developed self assesment
instrument was validated by two experts of material expert and assessment expert. The validation
result shows 91,67% and 94,05% considered to be very feasible. In the limited scale,the try out was
implemented to find out the readability while in the implementation scale it was used to find its
effectiveness. The result of rater reliability average was 0,98. Science process skill presentation from
self assessment instrument was 20% of students categorized as excellent, 53,33% of students
categorized as good, 26,67% of students categorized as good enough, and no students categorized
as not good. Self assessment instrument criteria result reached 70% to determine the science
process skill profile. Implementation result of self assessment instrument based on category of
average value of science process skill aspect was 80%. Based on the result, it can be said that self
assessment instrument was feasible and effective tobe used to determine students’science process
skill profile.

© 2017 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2253-6618
Jurusan IPATerpadu FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D5 Lt. 1 Kampus Sekaran Gunungpati
Telp. (024) 70805795 Semarang 50229
E-mail: vivinafsika@gmail.com

1
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

PENDAHULUAN satu komponen dari asesmen formatif


Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 (Rahmawati, 2015). Mehta (2008)
tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa self assessment adalah
menyatakan, penilaian pendidikan sebagai suatu keterampilan dan kelengkapan dalam
proses pengumpulan dan pengolahan suatu disiplin ilmu. Oleh sebab itu, membuat
informasi untuk mengukur pencapaian hasil penilaian tentang kemajuan belajarnya sendiri
belajar siswa. Penilaian dalam Kurikulum merupakan bagian integral dari proses
2013 menganut prinsip penilaian yang pembelajaran (Spiller, 2009). Self assessment
berkelanjutan dan komprehensif guna pada praktikum IPA belum pernah diterapkan
mendukung upaya memandirikan siswa karena belum terdapat instrumennya,
untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri sehingga potensi pengembangan yang
sendiri (Wijayanti, 2014). Setyandari (2012) dilakukan adalah penyusunan self assessment
menyatakan bahwa pembelajaran IPA instrument.
memerlukan asesmen yang komprehensif Pengembangan self assessment instrument
untuk menilai segenap kemampuan siswa. didukung hasil penelitian Widiaswati et. al.
Asesmen tersebut digunakan untuk menilai (2014) yang menyimpulkan bahwa instrumen
kemampuan siswa secara utuh yaitu self assessment pada pembelajaran IPA terpadu
mencakup sikap, pengetahuan dan tema energi dalam sistem kehidupan yang
keterampilan. dikembangkan dinyatakan layak dan efektif
Observasi selama Praktik Pengalaman digunakan dalam kegiatan belajar siswa kelas
Lapangan di SMP Negeri 2 Magelang tentang VII SMP. Asriningrum et. al. (2013) dalam
penilaian aspek psikomotor, guru lebih penelitiannya tentang pengembangan self
banyak menilai unjuk kerja siswa saat assessment dinyatakan layak sebagai alat
kegiatan praktikum dengan menggunakan evaluasi pendidikan karakter berbasis
rubrik penilaian yang mengacu kurikulum konservasi pada mahasiswa Pendidikan
2013. Proses penilaian psikomotor melalui Fisika FMIPA Unnes.
unjuk kerja praktikum yang dilakukan Hasil penelitian self assessment instrument
memiliki beberapa permasalahan, baik pada yang sudah dikembangkan oleh Asriningrum
proses maupun instrumennya. et. al. (2013) dan Widiaswati et. al. (2014)
Permasalahan yang terjadi yaitu guru meskipun dinyatakan layak, namun belum
mempunyai keterbatasan dalam menilai dapat menilai siswa pada aspek psikomotor
kinerja siswa untuk kapasitas jumlah siswa terutama keterampilan proses sains . Hasil
yang terlalu banyak. Hal ini sesuai pendapat pengembangan self assessment instrument oleh
Sari et. al. (2016) bahwa cukup sulit bagi guru Widiaswati et. al. (2014) juga memiliki
untuk menilai satu persatu kinerja yang beberapa kekurangan, diantaranya (1) belum
dilakukan oleh tiap siswa. Waktu untuk mengembangkan rubrik penilaian yang lebih
mengadakan penilaian juga terbatas hanya rinci untuk memudahkan siswa menggunakan
saat siswa melakukan unjuk kerja praktikum. self-assessment, (2) belum dapat mengungkap
Padahal, penilaian praktikum selama ini kesulitan yang dialami siswa dalam proses
hanya berasal dari guru serta tidak pembelajaran.
memfasilitasi siswa untuk melakukan Fungsi self assessment instrument,
penilaian diri guna memperbaiki proses alangkah baiknya tidak hanya digunakan
belajarnya. Penilaian dirasa kurang objektif untuk mengetahui hasil belajar kognitif dan
karena belum ada pertimbangan dari afektif, namun dapat digunakan untuk
penilaian lain sebagai umpan balik. mengetahui hasil belajar psikomotor terutama
Salah satu instrumen penilaian yang untuk menjenjangkan profil keterampilan
bisa digunakan adalah penilaian diri atau self proses sains siswa. Kemendikbud (2014)
assessment. Self assessment merupakan salah dalam Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam

2
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

Kelas VIII SMP/MTs menyatakan bahwa terdapat instrumen penilaian diri (self-
dalam penilaian psikomotor, pendidik lebih assessment) sebagai alat penilaian diri peserta
menekankan pada pengembangan didik pada praktikum sistem penglihatan dan
keterampilan proses sains. Contohnya pada alat optik.
materi Sistem Penglihatan dan Alat optik Berdasarkan latar belakang yang telah
terdapat kegiatan praktikum, dimana diuraikan, maka dikembangkan self assessment
pembelajaran tersebut membutuhkan instrument pada praktikum sistem penglihatan
keterampilan proses sains seperti yang dan alat optik untuk menjenjangkan profil
dinyatakan Rustaman (2005) meliputi keterampilan proses sains siswa. Tujuan
mengelompokkan, meramalkan, mengajukan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan
pertanyaan, merumuskan hipotesis, dan kriteria hasil implementasi self assessment
merencanakan percobaan, menggunakan alat instrument untuk menjenjangkan profil
dan bahan, melakukan pengamatan, keterampilan proses sains siswa.
menafsirkan data, menerapkan konsep,
METODE
mengkomunikasikan hasil. Guru memiliki
Subjek uji coba skala kecil adalah siswa
kewajiban untuk menilai keterampilan proses
kelas IX sebanyak 10 siswa dan uji coba skala
sains tersebut.
besar dilakukan pada 30 siswa kelas VIII.
Penilaian keterampilan proses sains
Penelitian ini merupakan penelitian
sebenarnya dapat menggunakan instrumen tes
pengembangan menggunakan modifikasi
maupun non tes. Penelitian kebanyakan
model Borg & Gall. Menurut Borg & Gall
mengembangkan instrumen untuk mengukur
yang diadaptasi oleh Sugiyono (2011), ada
keterampilan proses sains ranah kognitif
sepuluh langkah dalam pelaksanaan strategi
seperti yang dilakukan oleh Suryani et. al.
penelitian dan pengembangan, namun dalam
(2015) dan Asmalia et. al. (2015) berupa tes
penelitian ini dimodifikasi menjadi sembilan
objektif dan uraian. Penilaian keterampilan
langkah. Langkah-langkah penelitian dan
proses sains dengan instrumen tes hanya
pengembangan produk dapat dilihat pada
mengukur pemahaman konsep dan
Gambar 1.
penguasaan keterampilan proses sains ranah
Sumber data dalam penelitian ini
kognitif, padahal, saat kegiatan praktikum
meliputi pedoman wawancara, lembar
penilaian keterampilan proses sains lebih
validasi pakar, lembar angket keterbacaan
mengarah kepada psikomotor. Oleh sebab itu,
siswa, lembar self assessment, lembar observasi,
penilaian keterampilan proses sains lebih
lembar tugas. Metode pengumpulan data
cocok menggunakan instrumen non tes
meliputi wawancara, dokumentasi, angket,
dengan rubrik yang telah disusun.
observasi.
Instrumen non tes berupa lembar
Draf instrumen self assessment yang telah
observasi keterampilan belum dapat
disusun meliputi kisi-kisi, angket self assessment
mengungkap kesulitan belajar siswa dan
berjumlah 40 pernyataan yang memenuhi
masih terdapat kekurangan. Analisis lebih
indikator keterampilan proses sains; dan
lanjut terhadap instrumen keterampilan yang
rubrik penilaian. Draf tersebut selanjutnya
digunakan, diketahui bahwa aspek yang
divalidasi oleh validator. Validator yang
dinilai belum mengukur keseluruhan
menelaah draf instrumen adalah dua dosen
pembelajaran praktikum, rubrik penilaian
Jurusan IPA Terpadu Unnes serta seorang
belum terinci dengan baik, pedoman
guru IPA di SMP Negeri 2 Magelang sebagai
penyekoran belum lengkap, dan belum
pakar materi dan pakar asesmen.
mengungkap kesulitan belajar siswa sehingga
Validasi draf instrumen self assessment
keterampilan proses sains siswa masih belum
digunakan untuk mengetahui kelayakan
teramati secara optimal. Hasil observasi yang
instrumen secara logis. Hasil validasi
telah dilakukan, diketahui bahwa belum

3
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

dianalisis dengan menggunakan teknik hasil implementasi self assessment instrument


deskriptif persentase. Sedangkan, analisis untuk menjenjangkan profil keterampilan
reliabilitas menggunakan rumus reliabilitas proses sains juga menggunakan teknik
antar rater. Analisis keterbacaan dan analisis deskriptif persentase.

Analisis potensi dan Pengumpulan Pengembangan draf I


masalah v data v self assessment instrument

Revisi I self
Uji coba skala kecil Validasi self assessment
assessment
untuk mengetahui
instrument instrument oleh pakar
keterbacaan self v v
menghasilkan materi dan asesmen
assessment instrument
draf II
Produk final (self
Revisi II self assessment assessment instrument
instrument berdasarkan Uji Coba Skala untuk menjenjangkan
analisis angket v v profil keterampilan
Besar
keterbacaan proses sains)

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan yang dimodifikasi dari Sugiyono (2011)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil desain pengembangan draf


Tahap awal penelitian dan produk meliputi halaman cover yang dapat
pengembangan adalah mengetahui potensi dilihat pada Gambar 2;
dan masalah yang dilakukan berdasarkan
observasi di SMP Negeri 2 Magelang bahwa
faktanya pelaksanaan penilaian praktikum
menggunakan instrumen penilaian
keterampilan memiliki beberapa kekurangan
yang dapat diatasi dengan instrumen
pelengkap, salah satunya adalah self assessment
instrument.
Merujuk kekurangan self assessment
instrument yang sudah dikembangkan oleh
Asriningrum et. al. (2013) dan Widiaswati et.
al. (2014) yang belum dapat menilai siswa
pada aspek psikomotor terutama
keterampilan proses sains, maka
pengembangan produk yang dilakukan adalah
self assessment instrument untuk menjenjangkan
profil keterampilan proses sains pada materi
Sistem Penglihatan dan Alat Optik. Gambar 2 Cover Self Assessment Instrument
Karakteristik pengembangan draft produk Petunjuk pengisian self assessment instrument
meliputi: penyusunan kisi-kisi, penyusunan berisi ketentuan pemberian skor berupa daftar
self assessment instrument berjumlah 40 cek dengan skala 1, 2, 3, dan 4. Jawaban
pernyataan memuat keterampilan proses bergradasi tersebut sesuai pendapat Sari et. al.
sains, dan penyusunan rubric penilaian. (2016) yaitu dapat memberikan umpan balik

4
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

bagi guru untuk perbaikan pembelajaran, sehingga meminimalisir subjektivitas. Bagian


hasil desain dapat dilihat pada Gambar 3; halaman akhir self assessment instrument seperti
pada Gambar 5, juga ditampilkan shape, yang
berguna sebagai sarana bagi siswa untuk
menulis kesulitan-kesulitan yang dialami
selama pembelajaran. Sehingga guru dapat
memberikan umpan balik yang tepat.

Gambar 5 Tampilan Halaman Akhir Self Assessment


Gambar 3 Petunjuk Pengisian Self Assessment Instrument.
Instrument Produk hasil pengembangan,
Lembar angket self assessment memuat butir selanjutnya dilakukan validasi oleh pakar
pernyataan denga rubrik penilaian yang rinci, materi dan asesmen. Validasi produk
dapat dilihat pada Gambar 4. dilakukan oleh tiga pakar yaitu dua dosen
Jurusan IPA Terpadu Unnes serta seorang
guru IPA di SMP Negeri 2 Magelang sebagai
pakar materi dan pakar asesmen yang masing-
masing menilai dalam hal isi dan konstruk.
Self assessment instrument yang ditelaah oleh
pakar terdiri atas cover, lembar angket self
assessment dengan 40 butir pernyataan, dan
rubrik penilain yang memuat keterampilan
proses sains.
Hasil uji kelayakan validasi pakar
materi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil Uji Kelayakan Self Assessment Instrument
oleh Pakar Materi
Persentase (%)
No. Penilai Instansi Validasi Validasi
I II
1 Validator 1 Dosen 57,14 78,57
Pendidikan (cukup (layak)
IPA Unnes layak)
2 Validator 2 Dosen 89,29 96,43
Pendidikan (sangat (sangat
Gambar 4 Lembar Angket Self Assessment Instrument IPA Unnes layak) layak)
Butir pernyataan disusun berdasarkan 3 Validator 3 Guru IPA 96,43 100,00
sepuluh aspek keterampilan proses sains pada SMP Negeri (sangat (sangat
2 Magelang layak) layak)
kegiatan pra, proses, dan pasca praktikum. 80,95 91,67
Butir pernyataan juga dirinci menjadi rubrik Rata-rata (layak) (sangat
penilaian yang lebih jelas dan sederhana, layak)

5
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

Hasil telaah pakar materi yang No. Saran/Kritik Perbaikan


kemudian direvisi memperoleh hasil rata-rata cekclist pada kolom
skor.
validasi 91,67% dan dinyatakan sangat layak. 6. Ada beberapa Menyederhanakan
Penilaian kedua adalah validasi self assessment pernyataan dan kriteria pernyataan dan
instrument oleh pakar asesmen disajikan pada kinerja kurang kriteria kerja (rubrik
sederhana penilaian)
Tabel 2. Berdasarkan hasil masukan dari pakar,
Tabel 2 Hasil Uji Kelayakan Self Assessment Instrument
jumlah butir pernyataan yang semula 40
oleh Pakar Asesmen
Persentase (%)
pernyataan menjadi 30 pernyataan yang
No. Penilai Instansi Validasi Validasi dinyatakan valid dan layak digunakan pada
I II tahap uji coba. Pengurangan jumlah
1 Validator Dosen 75,00 85,71
1 Pendidikan (layak) (sangat
pernyataan tersebut dikarenakan terdapat
IPA Unnes layak) butir pernyataan yang ganda dan mengulang
2 Validator Dosen 92,86 96,43 pernyataan sebelumnya.
2 Pendidikan (sangat (sangat
IPA Unnes layak) layak) Tahap pengembangan selanjutnya yaitu
3 Validator Guru IPA 96,43 100,00 uji kelayakan empiris dengan melihat data
3 SMP (sangat (sangat angket keterbacaan uji coba skala kecil
Negeri 2 layak) layak)
Magelang maupun uji coba skala besar, reliabilitas, dan
88,10 94,05 kriteria hasil implementasi self assessment
Rata-rata (sangat (sangat instrument pada uji coba skala besar.
layak) layak)
Hasil telaah pakar asesmen yang telah Uji coba skala kecil dilakukan kepada
direvisi menunjukkan bahwa self assessment 10 siswa dengan membagikan self assessment
instrument dinyatakan sangat layak dengan instrument kemudian mengisi angket
keterbacaan. Hasil angket keterbacaan
persentase 94,05%. Saran atau masukan dari
dianalisis dan direvisi berdasarkan tanggapan
pakar materi dan asesmen yang sudah
siswa. Rekapitulasi angket keterbacaan dapat
dilakukan tindak lanjut perbaikan, dapat
dilihat pada Tabel 4.
dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 4 Rekapitulasi Angket Keterbacaan Siswa
Tabel 3 Hasil revisi self assessment instrument
No. Saran/Kritik Perbaikan Persentase
(%) Uji
1. Butir pernyataan ada Menyeleksi butir No Pernyataan
coba skala
yang ganda dan pernyataan yang
kecil
mengulang pernyataan ganda dan memilih
sebelumnya salah satu 1. Petunjuk sudah jelas 85,00
pernyataan yang 2. Bahasa dalam angket self
sesuai. assessment (penilaian diri) 85,00
2. Kalimat tidak baku Kalimat diperbaiki mudah dipahami
3. Aspek yang dinilai sesuai
masih ditemukan sesuai dengan ejaan
EYD dengan praktikum yang 85,00
dilakukan
3. Pernyataan tidak Pernyataan
4. Menggunakan self assessment
bersifat general (umum) diperbaiki sesuai
(penilaian diri) membuat saya
saran sehingga
mengetahui dan meningkatkan 82,50
bersifat umum
keterampilan proses yang
4. Gambar dan tulisan Pengecekan ulang
dinilai saat praktikum
cover terlalu kecil dan tulisan dan gambar
5. Menggunakan self assessment
perlu diperbaiki. pada cover yang
(penilaian diri) membantu saya
kurang jelas dan
mengungkapkan kesulitan yang 82,50
memperbaiki
saya alami saat pembelajaran
apabila dicetak
praktikum
hitam putih.
6. Menggunakan self assessment
5. Efisiensi waktu dan Siswa memberi skor
(penilaian diri) membuat saya
rekapitulasinya perlu sendiri dengan
dapat menyelesaikan praktikum 77,50
diperhitungkan. melingkari rubrik
dengan rapi dan terstruktur
atau kriteria kinerja
untuk praktikum selanjutnya
yang terpenuhi dan
7. Saya semangat dalam 85,00
memberi tanda

6
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

Persentase assessment dalam praktikum materi fluida


(%) Uji
No Pernyataan statis memberikan respon yang baik dalam
coba skala
kecil memberikan umpan balik dan mengetahui
melakukan praktikum karena kesulitan siswa. Kemudahan menggunakan
setiap aktivitas akan self assessment instrument dan tidak
mendapatkan penilaian oleh
diri sendiri mengganggu praktikum memperoleh
8. Self assessment (penilaian diri) tanggapan positif. Hal ini didukung penelitian
mudah digunakan dan tidak 80,00 Sari et. al. (2016) bahwa beberapa mahasiswa
membingungkan
9. Self assessment (penilaian diri) beranggapan bahwa pelaksanaan self
80,00
tidak mengganggu praktikum assessment tidak membuat mereka kehilangan
10. Self assessment (penilaian diri)
fokus dalam melakukan praktikum titrasi.
membuat saya lebih jujur dan
bertanggung jawab dalam
80,00 Penggunaan self assessment dapat melatih
menilai diri sendiri kejujuran dan tanggung jawab memberikan
Rata-rata 82,25
Sangat
respon yang baik, dibuktikan dengan sebagian
Kriteria besar siswa memberi skor 3 dan 4.
Baik
Siswa memberi tanggapan positif pada Siswa memberikan tanggapan positif,
kesesuaian aspek yang dinilai dengan namun masih ada siswa yang memberi
praktikum yang dilakukan, dibuktikan dengan tanggapan negatif yaitu pada petunjuk dan
sebanyak 6 siswa memberi skor 3 dan 4 siswa bahasa dalam angket self assessment
memberi skor 4. Tanggapan juga positif dikarenakan masih ada siswa yang kurang
mengenai manfaat melakukan penilaian diri, jelas dengan petunjuk pengisian dan kesulitan
dikarenakan siswa merasa senang menilai dalam memahami kalimat, sehingga mereka
dirinya sendiri. Hal ini didukung oleh meminta penjelasan kepada guru untuk
penelitian Sari et. al. (2016) bahwa mahasiswa mengerti petunjuk tersebut. Selaras dengan
dengan total 27 orang memberi respon baik penelitian Kusminto & Poernomo (2012)
terhadap pelaksanaan self assessmet dengan bahwa 27% mahasiswa tidak mengerti
pembagian 7 orang merespon sangat setuju prosedur dalam pelaksanaan self assessment
dan 20 orang lainnya merespon setuju. sehingga perlu penjelasan.
Penggunaan self assessment yang dapat Pada uji coba skala kecil, selain hasil
meningkatkan keterampilan proses dan tanggapan, siswa juga memberikan saran
mengevaluasi guna memperbaiki praktikum mengenai waktu pengerjaan. Waktu
selanjutnya juga mendapat tanggapan positif, pengerjaan 20 menit untuk seluruh self
dikarenakan dengan adanya self assessment assessment instrument dirasa kurang oleh siswa,
siswa mengetahui hal-hal yang dinilai saat sehingga tindak lanjut yang dilakukan adalah
praktikum. Siswa dapat mengetahui bahwa penerapan sebanyak dua kali setiap akhir
kinerjanya juga dinilai oleh observer, sehingga pembelajaran dan dikumpulkan hingga
berusaha untuk melakuakn praktikum dengan pembelajaran selesai, dengan rentang waktu
baik. Hal ini didukung penelitian Sari et. al. pengerjaan ± 20 menit. Pemilihan waktu ini
(2016) bahwa Mahasiswa yang sebelumnya sesuai penelitian Widiaswati et. al. (2014)
merasa tidak percaya diri dalam bahwa hasil perbaikan instrumen self-
menggunakan alat-alat laboratorium menjadi assessment yaitu alokasi waktu untuk
memberanikan diri untuk mencobanya karena mengerjakan yang semula 10 menit berubah
merasa takut dinilai jelek. menjadi 20 menit untuk setiap pertemuan.
Penggunaan self assessment yang dapat Keterbacaan pada uji coba skala besar
mengungkapkan kesulitan belajar digunakan untuk memperoleh tanggapan,
memperoleh tanggapan positif. Hal ini guna perbaikan produk akhir. Hasil uji coba
didukung penelitian Wasis & Hidriyah (2014) skala besar menunjukkan bahwa
yang menyatakan bahwa penerapan self pengembangan self assessment instrument

7
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

termasuk kategori sangat baik dengan rata- 60 Self


53.33
rata perolehan nilai sebesar 88,92%. Hasil Assessment
50 Observer
tersebut mengalami peningkatan setelah 40
melalui revisi hasil uji coba skala kecil. 40
30
Reliabilitas instrumen dapat diketahui setelah 30 26.67
20 20
uji coba skala kecil. 20
Reliabilitas butir pernyataan pada self 10
10
assessment ini dilakukan dengan menggunakan 0
persamaan reliabilitas antar rater (observer). 0
Sangat Baik Cukup Tidak
Hasil reliabilitas rata-rata rating dari ketiga Baik Baik Baik
orang sebesar 0,98 dan dikategorikan sangat
tinggi. Hasil tersebut sudah dikatakan reliabel Gambar 6 Perbandingan Persentase Hasil Self
karena koefisien reliabilitas lebih dari 0,6, Assessment dan Observer
sesuai pendapat Azwar (2001) yang Berdasarkan Gambar 6 tampak bahwa
menyatakan bahwa instrumen dapat hasil self assessment dan hasil observasi hampir
dikatakan reliabel apabila mempunyai rxx ≥ sama, namun kategori baik dan tidak baik
0,6. Mulyani (2016) menyatakan bahwa menunjukkan selisih penilaian yang cukup
reliabilitas berhubungan dengan konsistensi signifikan. Hal ini disebabkan karena butir
hasil pengukuran, sehingga instrumen yang pernyataan yang disusun hanya dapat dinilai
digunakan akan menghasilkan hasil yang secara kritis oleh observer sebagai orang yang
relatif sama. Hal ini didukung pendapat lebih menguasai isi self assessment instrument
Azwar (2001) yang menyatakan bahwa tersebut, sedangkan siswa belum dapat
tingginya koefisien reliabilitas rating dapat menilai secara kritis sesuai dengan observer,
diartikan bahwa pemberian rating yang telah sehingga perlu pelatihan secara bertahap. Hal
dilakukan oleh masing-masing rater (observer) ini sesuai pendapat Asriningrum et. al. (2013)
adalah konsisten satu sama lain. yang menyatakan bahwa pelatihan
Uji coba skala besar dilakukan pada 30 menggunakan self assessment instrument perlu
siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Magelang. dilakukan, sehingga siswa dapat mencapai
Tahap ini digunakan untuk mengetahui hasil jenjang berpikir secara kritis sesuai dengan
implementasi self assessment instrument untuk observer.
menjenjangkan profil keterampilan proses Hasil implementasi self assessment
sains siswa. Berdasarkan analisis kategori instrument untuk menjenjangkan profil
keterampilan proses sains, diperoleh keterampilan proses sains berdasarkan Tabel
persentase siswa berdasarkan tingkat 5, ditunjukkan pada Gambar 2 berikut.
keterampilan proses sains yang disajikan pada 80 70
Tabel 5. 70 Penilaian siswa
Tabel 5 Rekapitulasi Persentase Kategori 60
Keterampilan Proses Sains 50
Kategori Jumlah Siswa (%) 40
No Keterampilan Self Observer 26.67
30
Proses Sains Assessment
20
1 Sangat Baik 20 20 3.33
2 Baik 53,33 40
10
3 Cukup Baik 26,67 30 0
4 Tidak Baik - 10 Lebih dari Sama Kurang dari
Jumlah 100 100 (>) dengan (=) (<)
Hasil perbandingan di atas agar lebih Observer Observer Observer
jelas maka disajikan dalam bentuk diagram
pada Gambar 6 di bawah ini. Gambar 6 Persentase Kecenderungan Hasil Penilaian
siswa

8
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

Berdasarkan analisis kesesuaian assessment baik digunakan untuk mengungkap


penilaian siswa dan observer pada kategori kemampuan kinerja praktikum mahasiswa.
keterampilan proses sains, self assessment Kategori nilai rata-rata keterampilan
instrument dikategorikan baik digunakan proses sains sebagian besar sama, namun 20%
dalam menjenjangkan profil keterampilan tidak sesuai antara hasil self assessment dengan
proses sains siswa dengan hasil implementasi penilaian observer, yaitu pada aspek
sebesar 70%. Hasil ini didukung penelitian mengelompokkan dan menerapkan konsep.
Kusminto & Poernomo (2012) tentang Adanya ketidaksesuaian hasil self assessment
analisis penilaian kinerja dengan teknik self dan penilaian observer pada beberapa aspek
assessment sebagai evaluasi kinerja mahasiswa menunjukkan bahwa pada bagian tersebut,
pada praktikum fisika dasar II, menyatakan tingkat kesepahaman antara observer dan siswa
bahwa kesesuaian hasil self assessment dan masih rendah, sehingga perlu adanya
observer 55% sudah menunjukkan potensi perbaikan pada instrumen maupun proses
bahwa penilaian self assessment baik digunakan pelaksanaan self assessment. Ditinjau dari
untuk mengungkap kemampuan kinerja instrumen berdasarkan angket keterbacaan uji
praktikum mahasiswa. coba skala besar, mengenai bahasa mudah
Sedangkan hasil analisis kategori nilai dipahami, sebanyak 21 siswa memberikan
rata-rata keterampilan proses sains seluruh nilai 4, sedangkan 9 siswa menilai 3. Hasil
siswa disajikan pada Tabel 6. tersebut menunjukkan bahwa bahasa yang
Tabel 6 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Keterampilan digunakan sudah dapat dipahami siswa,
Proses Sains sehingga ketidaksesuaian yang terjadi dapat
Aspek Self Assessment Observer
N ditinjau dari proses pelaksanaan self assessment
Keterampilan
o Nilai Kategori Nilai Kategori instrument. Upaya memaksimalkan lagi proses
Proses Sains
1 Mengelompokkan
87,5
Sangat
78,75 Baik pelaksanaa self assessment instrument secara
Baik
bertahap perlu dilakukan, hal ini didukung
2 Meramalkan 76,67 Baik 64,17 Baik
3 Mengajukan Cukup Cukup penelitian Kusminto & Poernomo (2012)
58,61 49,17
Pertanyaan Baik Baik yang menyatakan bahwa potensi self assessment
4 Merumuskan Cukup Cukup
Hipotesis
58,33
Baik
49,58
Baik
mahasiswa dapat ditingkatkan, dengan upaya
5 Merencanakan memperbaiki lagi dalam prosesnya, misal
72,71 Baik 68,96 Baik
Percobaan dengan melatih kejujuran dan lebih intensif
6 Menggunakan Sangat Sangat
Alat dan Bahan
83,33
Baik
85,83
Baik
dalam pelatihan untuk menyamakan persepsi
7 Melakukan tentang pensekoran antara observer dan siswa
68,85 Baik 64,58 Baik
Pengamatan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
8 Menafsirkan Data Sangat Sangat
85
Baik
81,67
Baik keobyektifan dan menekan ketimpangan atau
9 Menerapkan Cukup selisih dari hasil penilaian.
67,01 Baik 52,5
Konsep Baik Uraian penerapan self assessment
10 Mengkomunikasi
kan Hasil
75,83 Baik 72,5 Baik instrument yang telah di sampaikan dapat
Berdasarkan analisis dapat dikatakan dinyatakan cukup baik, namun ditemui
self assessment instrument untuk menjenjangkan kendala dalam proses pelaksanaannya.
nilai rata-rata keterampilan proses sains baik Berdasarkan data yang diperoleh dari angket
digunakan, dengan hasil implementasi sebesar keterbacaan uji coba skala besar diketahui
80%. Hasil ini masih didukung penelitian beberapa kendala yang dialami sebagian
Kusminto & Poernomo (2012) yang siswa antara lain: (1) siswa belum memahami
menyatakan bahwa kesesuaian hasil self petunjuk dengan jelas, (2) siswa belum
assessment dan observer 55% sudah mampu mengungkapkan kesulitan belajarnya,
menunjukkan potensi bahwa penilaian self (3) siswa belum mampu menilai dirinya, (4)
siswa terganggu dengan adanya self assessment.
Self assessment instrument merupakan hal yang

9
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

baru bagi siswa, sehingga perlu pembiasaan dari hasil self assessment instrument sebanyak
dalam melakukannya. Hal ini sesuai pendapat 20% siswa dikategorikan sangat baik, 53,33%
Shofiyah (2013) yang menyatakan bahwa siswa dikategorikan baik, 26,67% siswa
pembiasaan melakukan self asssessment ini dikategorikan cukup baik, dan tidak ada yang
sangat penting dilakukan. dikategorikan tidak baik dengan hasil
Hasil self asssessment akan dapat implementasi self assessment instrument
dirasakan jika dilaksanakan secara bertahap, mencapai 70%. Hasil implementasi self
mungkin pada awalnya siswa menilai lebih assessment instrument berdasarkan kategori
daripada observer, namun dengan pembiasaan nilai rata-rata keterampilan proses sains
maka siswa akan lebih mampu menilai mencapai 80%.
dirinya sesuai kemampuannya. Hal ini
didukung pendapat Wahyuningsih et. al. UCAPAN TERIMAKASIH
(2016) yang menyatakan bahwa pada Ucapan terimakasih penulis sampaikan
awalnya siswa mungkin tidak jujur dalam kepada (1) siswa, guru, dan staff SMP Negeri
memberikan penilaian namun jika self 2 Magelang (2) serta rekan-rekan mahasiswa
asssesment dilaksanakan terus menerus maka IPA yang telah memberi dukungan dan
akan menjadi kebiasaan siswa untuk membantu dalam pelaksanaan penelitian.
introspeksi diri dan secara tidak langsung DAFTAR PUSTAKA
akan mendorong siswa untuk memperbaiki Asmalia, I., N. Fadiawati, N. Kadaritna.
diri. 2015. Pengembangan Instrumen
Peran guru sangat penting dalam Asesmen Berbasis Keterampilan
memotivasi siswa untuk menilai sesuai Proses Sains pada Materi
dengan keadaaannya supaya tujuan self Stoikiometri. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, 4 (1): 52-64
assessment bisa tercapai (Siswaningsih, 2013).
tersedia
Siswa dijelaskan kembali pentingnya http://id.portalgaruda.org/?ref=brow
kejujuran dalam penilaian, tujuan self se&mod=viewarticle&article=328085
assessment dan manfaat yang akan [diakses pada tanggal 10-02-2017].
didapatkannya. Hal ini masih perlu dilakukan Asriningsih, R., A. Sopyan, N. Hindarto.
pada setiap pertemuan karena masih belum 2013. Pengembangan Self-assessment
Sebagai Alat Evaluasi Pendidikan
terbiasa dengan self assessment dengan harapan
Karakter Berbasis Konservasi pada
akan didapatkan kualitas penilaian yang Mahasiswa Pendidikan Fisika
benar-benar sesuai dengan keadaan siswa FMIPA UNNES. Unnes Physics
tanpa rekayasa, rasa rendah diri, atau rasa Education Journal, 13(3): 41-46.
takut. Azwar, S. 2001. Reliabilitas dan Validitas
(2nded). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
SIMPULAN Istianah, J. Widodo, & E. Prasetya.
Simpulan dari hasil penelitian ini, yaitu Pengembangan Bahan Ajar Dengan
self assessment instrument pada praktikum pendekatan metakognisi pada materi
permintaan dan penawaran kelas X
sistem penglihatan dan alat optik dinyatakan
SMA Negeri 3 Demak. Journal of
sangat layak oleh pakar. Rata-rata persentase Educational Social Studies, 1(1) : 32-36.
hasil validasi pakar materi mencapai 91,67%. Kemendikbud. 2014. Buku Guru Ilmu
Sementara rata-rata persentase hasil validasi Pengetahuan Alam Kelas VIII
pakar asesmen mencapai 94,05%. Hasil SMP/MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum
implementasi self assessment instrument pada dan Perbukuan, Balitbang,
praktikum sistem penglihatan dan alat optik Kemdikbud.
Kusminto & J. B. Poernomo. 2012. Analisis
secara umum dapat dikatakan baik dalam
Penilaian Kinerja dengan Teknik Self
menjenjangkan profil keterampilan proses Assessment sebagai Evaluasi Kinerja
sains. Persentase keterampilan proses sains Mahasiswa pada Praktikum Fisika

10
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

Dasar II Tadris Fisika IAIN http://journal.fpmipa.upi.edu/index.


Walisongo Semarang. UIN Walisongo php/jpmipa/article/download/263/1
Journals, 75-101. 76 [diakses pada tanggal 17-03-2017].
Mehta, A. & R. Xavier. 2008. Building self Spiller, D. 2009. Assessment Matters: Self
evaluation skills through Assessment and Peer Assessment. New
criterionreferenced assessment in Zealand: Teaching Development Unit
public relation. Prism Online PR | Wāhanga Whakapakari Ako.
Journal. 08(5): 1-8. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
Mulyani, L. S. 2016. Pengembangan Instrumen Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Penilaian Kinerja dengan Pendekatan R&D (13nded). Bandung: Alfabeta.
Ilmiah pada Pembelajaran Berbasis Suryani, A., P. Siahaan, A. Samsudin, 2015.
Kegiatan Eksperimen Kalorimeter. Pengembangan Instrumen Tes untuk
Skripsi. Semarang : FMIPA Unnes. Mengukur Keterampilan Proses Sains
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2016. Siswa SMP pada Materi Gerak.
Standar Penilaian Pendidikan. Prosiding Simposium Nasional Inovasi
Rahmawati, I. L., Hartono, S.E. Nugroho. dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS
2015. Pengembangan Asesmen 2015) 8 dan 9 Juni 2015, Bandung,
Formatif untuk meningkatkan Indonesia, tersedia
Kemampuan Self Regulation Siswa http://portal.fi.itb.ac.id/snips2015/fi
pada Tema Suhu dan Perubahannya. les/snips_2015_ajeng_suryani_9471c
Unnes Science Education Journal, 4 (2): b10c37438549b6ec72f59a49c2c.pdf
842-850 tersedia [diakses pada tanggal 10-02-2017].
http://journal.unnes.ac.id/sji/index. Wahyuningsih, R., S. Wahyuni, A.D.
php/usej [diakses pada tanggal 18-01- Lesmono. 2016. Pengembangan
2017]. Instrumen Self Assessment Berbasis
Rustaman, N. Y. 2005. Strategi Belajar Web untuk Menilai Sikap Ilmiah
Mengajar Biologi. Malang: UM Press. pada Pembelajaran Fisika di SMA.
Sari, F. E., E. Susilaningsih, Harjito. 2016. Jurnal Pembelajaran Fisika, 4 (4): 338-
Keefektifan Self and Peer Assessment 343.
pada Praktikum Kimia terhadap Wasis & N. Hidriyah. 2014. Penerapan Self
Aktivitas Mahasiswa. Chemistry in Assessment untuk Feedback pada
Education, 5 (1). Penilaian Kinerja Siswa dalam
Setyandari, R., E. Rudyatmi, S. Sukaesih. Kegiatan Praktikum Materi Fluida
2012. Pengembangan Asesmen Statis Kelas XI SMA Negeri 1 Babat
Alternatif Portofolio IPA Kelas VIII Lamongan. Jurnal Inovasi Pendidikan
Materi Sistem Peredaran darah Fisika, 3 (3): 60-66.
Manusia. Unnes Jornal of Biologi Widiaswati, D., S. Nurhayati, Sudarmin.
Education, 12(2): 38-44 tersedia 2014. Pengembangan Instrumen Self-
http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju Assessment pada Pembelajaran IPA
/ujbe/1157 [diakses pada tanggal 01- Terpadu Di SMP Tema Energi dalam
02-2017]. Sistem Kehidupan. Unnes Science
Shofiyah, H. & Wasis. 2013. Penerapan Self Education Journal, 3(3): 623-630.
Assessment (Penilaian Diri) pada Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Autentic
Kegiatan Praktikum untuk Assesment Berbasis Proyek dengan
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pendekatan Saintifik untuk
Kelas X SMAN 1 Sidayu. Jurnal Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Inovasi Pendidikan Fisika, 2 (3): 139- Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan
142. IPA Indonesia, 3 (2): 102-108.
Siswaningsih, W., G. Dwiyanti, C. Gumilar.
2013. Penerapan Peer Assessment
dan Self Assessment pada Tes
Formatif Hidrokarbon untuk
Feedback Siswa SMA Kelas X. Jurnal
Pengajaran MIPA, 18(1): 107-115
tersedia

11
Vivi Dwi Nafsika, dkk./ Unnes Science Education Journal 2017

12

Anda mungkin juga menyukai