Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lordosis yang berlebihan sudah menjadi temuan yang umum dan

dapat menimbulkan tekanan mekanik sehingga bisa menyebabkan strain

berulang dari ligamentum interspinosum1. Tubrukan antara prosesus spinosus

yang berdekatan karena lordosis yang berlebihan pertama kali di jelaskan

oleh Baastrup pada tahun 19302. Mayer 1825, Brailsford 1929 and Baastrup

1933 menjelaskan sebuah kondisi tentang perubahan patologi pada lumbal

pada prosesus spinosus yang berdekatan dan jaringan lunak diantaranya yang

dihubungkan dengan nyeri pinggang bawah.5

Baastrup’s disease (kissing spine syndrome) adalah istilah yang

mengacu pada kontak antara prosesus spinosus yang berdekatan akibat

perubahan degeneratif dari tulang belakang dan terkadang juga disebut

dengan Kissing Spine Disease.1,4 Baastrup’s disease biasanya terjadi pada

lumbal terutama L4-L5. Paling sering terjadi pada usia lebih dari 70 tahun

dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Gejala yang paling sering dirasakan

adalah nyeri pinggang, memburuk saat ekstensi dan menghilang saat fleksi. 1

Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan

pencitraan. Penanda dari temuan pencitraan berupa kontak prosesus spinosus

dengan temuan ikutannya seperti udema, lesi kistik, sklerosis, pembesaran

dan pendataran dari permukaan sendi, bursitis dan lainnya. Terapi yang
dilakukan termasuk konservatif, infiltrasi perkutaneus atau terapi bedah

seperti eksisi dari bursa atau osteotomi. 1

Meskipun sama sekali bukan kelainan langka Baastrup disease sering

dilewatkan oleh dokter karena kurangnya pengetahuan atau teknik pencitraan

yang bruk. Akibatnya patologi yang relatif umum ini sebagian besar kurang

terdiagnosis dan tidak terobati.3

1.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas mengenai defenisi, epidemiologi, etiopatogenesis,

manifestasi klinis, diagnosa, tatalaksana dan pencitraan pada Baastrup’s disease

(kissing spine syndrome) .

1.3 Tujuan Penulisan

Referat ini bertujuan menambah pengetahuan mengenai defenisi,

epidemiologi, etiopatogenesis, manifestasi klinis, diagnosa, tatalaksana dan

pencitraan pada Baastrup’s disease (kissing spine syndrome) .

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan dari referat ini ialah menggunakan metode tinjauan

pustaka dengan sumber berbagai literatur.

Anda mungkin juga menyukai