Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana
Keperawatan
Oleh :
NIM.S11044
2015
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si , selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Ketua Program Studi
3. Ibu bc. Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan dalam penyusunan
ini.
5. Keluarga saya terutama kedua orang tua saya (Bapak Nirwanto dan Ibu
Siti Fatimah) yang telah memberikan dukungan moral dan material dalam
iv
pantang menyerah.
6. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada
Surakarta
7. Kepala ruang rawat beserta staf di ruang IGD dan ICU RSUD Kabupaten
Karanganyar.
9. Keluarga Bapak Rusmanto dan Ibu Ruminah sebagai wali orang tua yang
10. Sahabat-sahabat saya (Ambarwati, Anisa, Fikres, Rini, Suhartatik) yang telah
11. Sutiyo Dani Saputro yang senantiasa memberikan dukungan untuk tetap
nasehat yang telah diberikan, dapat bermanfaat bagi penulis untuk menjadi
orang yang lebih baik, dan semoga dengan disusunnya proposal skripsi ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
vi
viii
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Spearman Rank antara Tingkat pengetahuan
DAFTAR GAMBAR
Ekstensi ..................................................................................... 27
Gambar 2.13 Algoritma Bantuan Hidup Dasar Untuk Tenaga Kesehatan ... 30
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Usulan Topik Penelitian
Karanganyar
Lampiran 14 : Kuesioner
Dasar
DAFTAR SINGKATAN
VF : Ventrikel Fibrilasi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
2008). Bantuan hidup dasar merupakan salah satu upaya yang harus
segera
1
2
.
3
pada pelatihan teori bantuan hidup dasar pada siswa-siswi SMA tentang
RJP
diberikan
pendidikan kesehatan tentang BHD yang terbanyak dalam kategori
RSUD
Berdasarkan data yang di dapat pada Rekam Medik pasien yang datang ke
baik itu rawat jalan maupun rawat inap sebanyak 4250 pasien. Dalam satu
bulan terakhir di ruang IGD terdapat 12 pasien dan di ruang ICU terdapat 7
tersebut. Hal ini membuktikan masih tingginya angka kematian dan begitu
pendahuluan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Intensif Care Unit (ICU)
bahwa perawat diruang tersebut hanya sekedar tahu bahwa BHD adalah
bantuan hidup dasar dan pada saat perawat melakukan tindakan BHD
kurang
dasar.
diruang tersebut hanya sekedar tahu tentang BHD dan pada saat perawat
melakukan tindakan BHD belum sesuai SOP. Dari latar belakang tersebut,
1.3. Tujuan
Karanganyar
Karanganyar.
bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan tema yang
sama
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pengetahuan
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
b. Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk
7
8
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
f. Evaluasi (Evaluation)
ditentukan sendiri.
9
a. Cara Tradisional
lain.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
pendapat sendiri.
atau disebut metodologi penelitian dan akhirnya lahir suatu cara untuk
melakukan penelitian.
a. Faktor Internal
1) Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk
kehidupannya dan
Dewi, 2011).
3) Umur
1) Faktor Lingkungan
2) Sosial Budaya
dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu: baik (76 % - 100 %), cukup (56
1. Pengertian Keterampilan
. Klasifikasi Keterampilan
karakteristik, yaitu:
a. Respon motorik
b. Koordinasi gerakan
menjadi
dari unit - unit stimulus – respon dan rangkaian respon yang tersusun
a. Pengetahuan
melakukan
tindakan tersebut.
14
1. Pengertian perawat
2. Peran Perawat
c. Peran edukator.
d. Peran koordinator
e. Peran kolaborator
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi
16
f. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
g. Peran pembaharu
mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti jantung dan henti
nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi dada dan bantuan
Resuscitation) yaitu :
jantung paru.
stroke,
obstruksi jalan nafas oleh benda asing, inhalasi asap, kelebihn dosis
sebagai berikut :
a. Proteksi diri
c. Panggil bantuan
1) Posisi korban
posisi tengkurap.
2) Posisi penolong
e. Circulation
a. Kaji nadi
dilakukan pada arteri karotis selama 5-10 detik, bila denyut nadi
b. Kompresi dada
diikuti ventilasi.
iga pasien.
menyentuh dada.
sternum.
kebawah sternum.
kompresi.
yang tegas disebutkan oleh para ahli, namun beberapa hal yang
(2) Sudah ada respon dari korban (napas dan nadi mulai
ada).
f. Airway control
napas harus dilakukan . satu hal yang penting untuk diingat adalah,
teknik cross finger, jika terdapat benda asing dalam mulut maka
24
finger swab.
dengan chin lift-head tilt dan jika dicurigai terdapat trauma cervical
pasien (dagu).
jalan napas.
d) Usahakan mulut untuk tidak menutup. Untuk mendapatkan
tertarik kebelakang.
g. Breathing Support
Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding
a) Mulut ke mulut
energi listrik. Hal ini dilakukan jika penyebab henti jantung (cardiac
jika tidak ada nadi karotis, penolong kembali melanjutkan RJP. Jika
28
Gambar 2.12 Posisi Pemulihan (Recorvery Position) (Charles, 2010)
29
ada nadi dan napas belum ada, korban/ pasien diberikan bantuan
napas sebanyak 10-12 x/ menit. Jika ada napas dan ada nadi tetapi
pasien masih belum sadar, letakkan pasien atau korban pada posisi
3) Tangan penolong yang lain raih tungkai di atas lutut dan angkat.
tingkat pengetahuan :
diteliti yaitu :
Peneliti
1 Nurun life support di Rumah
Salaman Sakit Pelamonia
Alhidayat Makassar.
(2013) Dari hasil penelitian
an Tingkat didapatkan adanya
ahuan Perawat hubungan yang
i Gawat Darurat signifikan antara tingkat
g Pengkajian pengetahuan perawat
ap Pelaksanaan Instalasi Gawat Darurat
an Life Support tentang pengkajian
ah Sakit primer terhadap
nia Makassar pelaksanaan tindakan
Penelitian observasi- life support di Rumah
onal dengan rancangan Sakit Pelamonia
cross sectional. Adapun Makassar.
analisanya dengan Dari hasil penelitian
menggunakan uji didapatkan adanya
alternative uji Fisher’s hubungan yang
Exact Test. signifikan antara tingkat
Penelitian observasi- pengetahuan perawat
onal dengan rancangan Instalasi Gawat Darurat
cross sectional. Adapun tentang pengkajian
analisanya dengan primer terhadap
menggunakan uji pelaksanaan tindakan
alternative uji Fisher’s life support di Rumah
Exact Test. Sakit Pelamonia
Penelitian observasi- Makassar.
onal dengan rancangan Dari hasil penelitian
cross sectional. Adapun didapatkan adanya
analisanya dengan hubungan yang
menggunakan uji signifikan antara tingkat
alternative uji Fisher’s pengetahuan perawat
Exact Test. Instalasi Gawat Darurat
Dari hasil penelitian tentang pengkajian
didapatkan adanya primer terhadap
hubungan yang pelaksanaan tindakan
signifikan antara tingkat life support di Rumah
pengetahuan perawat Sakit Pelamonia
Instalasi Gawat Darurat Makassar.
tentang pengkajian
primer terhadap
pelaksanaan tindakan 2 Christie
Lontoh pelatihan. Jumlah
(2013) sampel yag digunakan
uh Pelatihan yaitu 72 orang yag
antuan Hidup terdiri dari 37 orang
Terhadap anggota pramuka dan
ahuan 35
asi Jantung Ada pengaruh pelatihan teori bantuan hidup
swa-Siswi SMA dasar terhadap
1 Toili pengetahuan resusitasi
Metode penelitian ini jantung paru siswa-
menggunakan desain siswi SMA Negeri 1 Toili.
penelitian One-group Pre Sebagian besar
test-post test. Design mengalami peningkatan
untuk membandingka pengetahuan dari
pengetahuan RJP sebelum diberikan
sebelum dan sesudah pelatihan dan sesudah
pelatihan. Jumlah diberikan pelatihan.
sampel yag digunakan Terjadi peningkatan
yaitu 72 orang yag Ada pengaruh pelatihan teori bantuan hidup
terdiri dari 37 orang dasar terhadap
anggota pramuka dan pengetahuan resusitasi
35 jantung paru siswa-
Metode penelitian ini siswi SMA Negeri 1 Toili.
menggunakan desain Sebagian besar
penelitian One-group Pre mengalami peningkatan
test-post test. Design pengetahuan dari
untuk membandingka sebelum diberikan
pengetahuan RJP pelatihan dan sesudah
sebelum dan sesudah diberikan pelatihan.
pelatihan. Jumlah Terjadi peningkatan
sampel yag digunakan Ada pengaruh pelatihan teori bantuan hidup
yaitu 72 orang yag dasar terhadap
terdiri dari 37 orang pengetahuan resusitasi
anggota pramuka dan jantung paru siswa-
35 siswi SMA Negeri 1 Toili.
Metode penelitian ini Sebagian besar
menggunakan desain mengalami peningkatan
penelitian One-group Pre pengetahuan dari
test-post test. Design sebelum diberikan
untuk membandingka pelatihan dan sesudah
pengetahuan RJP diberikan pelatihan.
sebelum dan sesudah Terjadi peningkatan
Ada pengaruh pelatihan teori bantuan hidup pengetahuan tentang
dasar terhadap BHD sebelum dan
pengetahuan resusitasi sesudah dilakukan
jantung paru siswa- pendidikan kesehatan,
siswi SMA Negeri 1 Toili. Sampel berjumlah 50
Sebagian besar orang, teknik
mengalami peningkatan pengambilan data
pengetahuan dari melalui kuesioner.
sebelum diberikan Penelitian ini
pelatihan dan sesudah menggunakan Desain
diberikan pelatihan. penelitian one group pre
Terjadi peningkatan test-post test design untuk
membandingkan 34
pengetahuan tentang
BHD sebelum dan
sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan,
Sampel berjumlah
anggota 50
PMR. pengetahuan dari sebelum
orang, teknik
diberikan pelatihan dan sesudah diberikan
pengambilan
pelatihan, data
yang baik dari 8,3% menjadi 94,4%
melalui
dan kuesioner.
penurunan pengetahuan yang kurang dari
41,7% menjadi 0%. Hasil uji statistik
Wilcoxon Signed Rank test
pada responden yaitu
terdapat pengaruh yang
3 Suharty Dahlan signifikan dengan nilai p-
(2014) value = 0,000 (α < 0,05).
uh Pendidikan Tingkat pengetahuan
tan Tentang tenaga kesehatan di
n Hidup Dasar Puskesmas Wori
Terhadap kecamatan Wori
Pengetahuan Kabupaten Minahasa
Kesehatan Di Utara sebelum diberikan
mas Wori pendidikan Kesehatan
atan Wori tentang BHD yang
ten Minahasa terbanyak dalam
kategori pengetahuan
Penelitian ini yang buruk, tingkat
menggunakan Desain pengetahuan tenaga
penelitian one group pre kesehatan sesudah
test-post test design untuk diberikan pendidikan
membandingkan Kesehatan tentang BHD
yang terbanyak dalam yang baik.
kategori pengetahuan Hasil uji statistik
yang baik. Wilcoxon Signed Rank test
Hasil uji statistik pada responden yaitu
Wilcoxon Signed Rank test terdapat pengaruh yang
pada responden yaitu signifikan dengan nilai p-
terdapat pengaruh yang value = 0,000 (α < 0,05).
signifikan dengan nilai p- Tingkat pengetahuan
value = 0,000 (α < 0,05). tenaga kesehatan di
Tingkat pengetahuan Puskesmas Wori
tenaga kesehatan di kecamatan Wori
Puskesmas Wori Kabupaten Minahasa
kecamatan Wori Utara sebelum diberikan
Kabupaten Minahasa pendidikan Kesehatan
Utara sebelum diberikan tentang BHD yang
pendidikan Kesehatan terbanyak dalam
tentang BHD yang kategori pengetahuan
terbanyak dalam yang buruk, tingkat
kategori pengetahuan pengetahuan tenaga
yang buruk, tingkat kesehatan sesudah
pengetahuan tenaga diberikan pendidikan
kesehatan sesudah Kesehatan tentang BHD
diberikan pendidikan yang terbanyak dalam
Kesehatan tentang BHD kategori pengetahuan
yang terbanyak dalam yang baik.
kategori pengetahuan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
satu kali pada satu saat. Pada jenis ini variabel independen dan dependen
dinilai secara simultan pada satu saat. Dengan studi ini akan diperoleh
35
36
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
3.2.2. Sampel
sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
IGD dan ICU, dan total sampel yang digunakan adalah 30 responden,
3.3.1. Tempat
Karanganyar.
38
3.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama bulan November 2014 sampai
dengan Juni 2015.
3.4. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Nama Variabel
Pengertian Cara Ukur dan
Alat Ukur
Skor Skala Data Tingkat pengetahuan tentang bantuan hidup dasar
Merupakan pemahaman perawat dalam melaksanakan bantuan hidup dasar tentang definisi, tujuan, indika
langkah-langkah BHD
Responden menjawab pertanyaan tentang BHD pada kuesioner dengan menggunakan skala Guttmann, d
jawaban benar skor 1, dan jawaban salah skor 0.
1. Baik : apabila jawaban benar dengan skor 15-20. 2. Cukup : apabila jawaban benar dengan skor 11-14
apabila jawaban yang benar dengan skor 0-10.
Arikunto (2006)
Ordinal
Keterampila n perawat dalam melakukan tindakan bantuan hidup dasar (BHD)
Merupakan skill perawat dalam melakukan tindakan bantuan hidup dasar (BHD)
Responden melakukan tindakan BHD menggunakan skala Guttmann, jika melakukan tindakan dinilai 1 den
yang tersedia pada SOP dan jika tidak melakukan dinilai 0.
1. Terampil : apabila dapat melakukan tindakan dengan nilai 90-100. 2. Cukup terampil : apabila dapat
tindakan dengan nilai 61-89. 3. Kurang terampil : apabila dapat melakukan tindakan dengan nilai 0
Riwidikdo (2009)
Ordinal
39
penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian (1) berisi karakteristik
responden dan bagian (2) berisi pernyataan mengenai BHD berdasarkan
(Arikunto, 2010).
15 (nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 15, 16, 17, 18, 19, 20) dan pernyataan
baik. Apabila responden mampu menjawab benar yaitu dengan skor 11-14,
40
1. Uji Validitas
setelah itu diuji menggunakan uji t dan baru dilihat penafsiran dari indeks
korelasi. Untuk tɑ = 0,05 derajat kebebasan. Jika nilai t hitung > t tabel
berarti valid dan jika t hitung < t tabel maka tidak valid (Hidayat, 2007).
Uji validitas dilakukan di RSUD Surakarta di ruang IGD dan ICU dengan
menggunakan 30 responden.
rhitung = n (∑ XY) – (∑ X) . (∑ Y)
[ k
][] (k – 1)
∑σ b2 r 1 - σ 2i
42
Keterangan :
pertanyaan yang valid yang diuji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas pada
1. Data primer Data primer adalah data atau kesimpulan fakta yang
adalah data yang diambil dari subyek peneliti yang diukur setelah
2. Data sekunder
penelitian ini diperoleh dari rekam medik seperti: jumlah pasien datang
baik rawat inap maupun rawat jalan, sedangkan data yang diperoleh
dari ruang IGD dan ICU seperti: umur, jenis kelamin dan pelatihan
gawat darurat.
1. Tahap Orientasi
selanjutnya yaitu :
Karanganyar.
44
2. Tahap Pelaksanaan
IGD dan ICU 1 hari dalam waktu bersamaan, peneliti akan kontrak
dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data
telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuan dari editing adalah
memeriksa data tentang hasil dari kuesioner dan lembar SOP tentang
Karanganyar.
yang dilakukan. Dalam penelitian ini data yang sudah melalui proses
menggunakan SOP pada saat itu juga diberi kode angka 1, 2, 3 dan
seterusnya.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk
kelamin dan jenis pelatihan seperti pelatihan PPGD dan BTCLS yang
2. Analisa Bivariat
informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain:
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
3. Confidentiality (kerahasiaan)
HASIL PENELITIAN
Pada BAB ini akan diuraikan hasil penelitian tentang hubungan tingkat
diambil selama 26 hari penelitian yaitu pada tanggal 30 Maret 2015 sampai 25
April 2015 dengan 30 responden yang telah memenuhi kriteria. Dari kegiatan
ruang IGD dan ICU RSUD Kabupaten Karanganyar yang telah sesuai
1. Usia Responden
1 20-40 21 70 2 41-65 9 30
Total 30 100
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin responden di RSUD Kabup
Karanganyar (N=30)
1 Laki-Laki 18 60 2 Perempuan 12 40
Total 30 100
BAB V
PEMBAHASAN
usia dibagi menjadi 2 yaitu dewasa muda 20-40 tahun dan dewasa
dewasa muda dan 30% responden berada pada usia dewasa menengah.
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Wawan
hal baru. Individu dewasa awal diidentikkan sebagai masa puncak dari
kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan, juga fungsi sensorik dan
motorik. Pada tahap ini, fungsi tubuh sudah berkembang sepenuhnya dan
53
54
Perbedaan jenis pelatihan gawat darurat juga ditemukan oleh peneliti dan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa tingkat
dari berbagai sumber, seperti : buku, media massa dan pendidikan yang telah
(Notoatmodjo, 2007).
kegawatan nafas dan tindakan resusitasi jantung paru pada pasien yang
dasar. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya kegiatan pelatihan gawat darurat
yang sudah diikuti oleh semua responden, dalam penelitian keterampilan ini
baik. Perawat Intensive Care Unit (ICU) dan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
minggu dilakukan pelatihan, dan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh
responden.
melakukan bantuan hidup dasar, dan diperoleh nilai r = 0,677 hal ini berarti
hubungan yang ada berkekuatan kuat dan dengan arah nilai r positif.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Cristian (2008)
dalam membuat keputusan klinis secara tepat dan tepat agar perawatan setiap
pasien menjadi maksimal. Di Instalasi Care Unit (ICU) dan Unit Gawat
pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal
nilai p : 0,004 sedangkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
keterampilan yang cukup pula dengan nilai p : 0,000 lebih kecil dari p : 0,005.
Paryanti, Haryati dan Hartati (2007) bahwa secara statistik, ada hubungan
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
gawat darurat. Rata-rata umur responden adalah 20-40 tahun (70%), jenis
0,677 yang berarti hubungan yang ada berkekuatan kuat dengan arah
60
61
6.2 Saran
2. Bagi Institusi
BHD, dan hasil penelitian ini dapat dijadikan pustaka bagi institusi
4. Bagi Peneliti
peneliti bisa dapat belajar tentang penatalaksanaan BHD secara benar dan
Alhidayat, N,A., Rahmat, A., Simunati. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Instala
Darurat tentang Pengkajian terhadap Pelaksanaan Tindakan Life Support di Rumah Sakit P
Makassar. Vol. 2, No. 4
American Heart Association (AHA). (2005). Basic Life Support Health Care Provider Pre-test. Diundu
http://www.clinicalnursinginstitue.org/uploadedfiles/BJC_Health
Care/If_HealthCare_Proffesional/Clinical_Nursing_Institute/BLS HealthcareProviderPretest.pdf
American Heart Association (AHA). (2010). Adult Basic Life Support: Guidlines for cardiop
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care, Diakses 10 Desember
http://circ.ahajournals.org/content/122/18/suppl_3/S685.
Bala K.D., Rakhmat A., Junaidi. (2014). Gambaran Pengetahuan dan Pelaksanaan Bantuan HId
Perawat Gawat Darurat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Labuang Baji Makassar. Vol. 4. No
Charles, D Deakin. (2010). European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010 Secti
advanced life support. Resuscitation.
Chaudhary, A., Parikh, H., & Dave, V. (2011). Current scenario:Knowledge of basic life support i
college. National Journal of Medical Research, 1 (2), 80-82
Cristian L., Suarnianti, Ismail H., (2013). Pengetahuan Perawat tentang Kegawatan Nafas dan
Resusitasi Jantung Paru pada Pasien yang mengalami Kegawatan Pernafasan di Ruang ICU dan U
Kolonodale Propinsi Sulawesi Tengah. Vol. 3. No. 4
Dahlan, S. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Terhada
Pengetahuan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Uta
No. 1.
Fajarwati, H. (2012). Basic Life Support tim bantuan medis FK UII. Di unduh d
medicine.uii.ac.id/index.php/berita/Basic-Life- Support-Tim-Bantuan-Medis-FK-UII.html.
Fathoni N, A. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Basic Life Support (BLS
Perilaku Perawat dalam Pelaksanaan Primary Survey di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Won
1, No. 1.
Guyton,A.C., & Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
Hidayat, A.A. (2005). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi II. Jakarta:
Salemba Medika
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Surabaya :
Salemba Medika
Justine T.S. (2006). Memahami aspek-aspek pengelolaan sumber daya manusia
dalam organisasi. Jakarta: Grasindo
Keenan, M. Lamacraft,G., & Joubert,G. (2009). A Survey Of Nurse Basic Life Support knowledge an
at a tertiary hospital. African Journal Of Health proffesions Education, 1(1), 4-7.
Kuhnighk, H & Sefrin P. (2005). Skills and Self assessment in cardio-pulmonary resuscitation of the
nursing staff. Journal Article. Http//search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=mn&AN
=9422166&site=ehost-live’’>Skills and self assessment in cardio- pulmonary resuscitation of the ho
nursing staff diakses tanggal 27 Juni 2011 jtptunimus-gdltaufikhida-5749-2-babii.pdf
Lontoh, Christie. (2013). Pengaruh Pelatihan Teori Bantuan Hidup Dasar Terhadap Pengetahuan R
Jantung Paru Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Toili. Vol. 1, No. 1
Muzaki. (2011). Hubungan Pelatihan Life Support Dengan Pelaksanaan Primary Survey Pada Pera
RSUD Dr. Moewardi Surkarta. S1 Keperawatan, Universitas Sahid, Surakarta
Parajulee, S., & Selvaraj, V. (2011). Knowledge Of Nurse towards cardiopulmonary resuscitation in
care teaching hospital in Nepal. Journal of clinical and Diasnogtic Research, 5(8). 1585-1588
Paryanti, S., Haryati, W., Hartati. (2007). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Ket
Melaksanakan Prosedur tetap isap lendir/suction di Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono
Purwekerto. Vol. 2. No. 1
Potter, A, P., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses & praktik, Vo
4. Alih Bahasa, Yasmin asih ...(et al), Jakarta : EGC
Wawan A & Dewi M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku. Yogyakarta: Muha Medika.