Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan keperawatan sesuai keputusan Menpan No. 94 tahun 2001,
pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup bio, psiko, sosio dan spiritual
yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Untuk itu perawat
harus mampu melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
penyakit serta pemeliharaan kesehatan (Aditama, 2003).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan
penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Pada standard tentang evaluasi dan pengendalian mutu
dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus menerus melibatkan diri
dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Muninjaya, 2004).
Keperawatan juga mencakup kegiatan perencanaan dan pemberian perawatan
pada saat sehat, sakit, masa rehabilitasi dan menjaga tingkat kesehatan fisik,
mental, dan sosial yang seluruhnya akan mempengaruhi status kesehatan,
terjadinya penyakit kecacatan dan kematian (Aditama, 2003)
Manajemen keperawatan merupakan pengelolaan keperawatan dalam
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
sumberdaya maupun sumberdana sehingga tetap dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif kepada klien, keluarga dan masyarakat
(Gillis, 1994).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja, dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan yang profesional. Dalam memberikan pelayanan keperawatan
secara profesional diharapkan perawat mampu menyelesaikan tugasnya

1
dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien
menuju ke arah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2002).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari sistem kesehatan di
sebuah rumah sakit. Untuk mempertahankan eksistensi suatu rumah sakit
dalam persaingan bebas ini adalah dengan cara meningkatkan kepuasan
pelanggan dalam hal ini pasien dan keluarga (Hartanto, 2009). Kepuasan
pasien tersebut bisa dicapai salah satunya dengan meningkatkan kinerja
perawat.
Untuk dapat menjalankan fungsi dan peran tersebut sesuai SK Menteri
Kesehatan RI No. 983/Menkes/ASK/SK/XI/1992 tentang pedoman organisasi
Rumah Sakit Umum, maka Rumah Sakit Umum harus menjalankan beberapa
fungsi, sehingga untuk Rumah Sakit Umum ditetapkan seorang wakil
direktur pelayanan medis dan keperawatan yang dibantu oleh kepala bidang
keperawatan yang mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan
asuhan/ pelayanan keperawatan, profesi keperawatan, logistik keperawatan,
serta etika dan mutu keperawatan (Aditama, 2006).
Sejalan dengan tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan
asuhan pelayanan kesehatan, maka diperlukan upaya peningkatan
profesionalisme tenaga keperawatan yang salah satunya adalah
pengembangan pendidikan tinggi keperawatan melalui program pendidikan
D3 Keperawatan dan pendidikan Sarjana Keperawatan dengan tujuan untuk
menghasilkan ilmu keperawatan yang siap dan mampu melaksanakan
pelayanan keperawatan profesional, baik sebagai pengelola pelayanan
keperawatan maupun pengelola manajemen keperawatan (Nur Hidayah.
2005).
Salah satu sistem pelayanan keperawatan profesional adalah dengan
melaksanakan model metode asuhan keperawatan (MAKP). Banyak model
MAKP yang dapat diterapkan seperti model fungsional (functional method),
model kasus (case method), model tim (team nursing), model primer
(primary nursing) serta model modifikasi (modular). Dasar pertimbangan
penerapan model sistem pemberian asuhan adalah sesuai visi dan misi rumah
sakit, peningkatan kepuasan pasien, menambah kepuasan kinerja perawat

2
yang sesuai dengan standar praktek keperawatan dan terlaksananya
komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya.
RSUD Mardi Waluyo Blitar merupakan Rumah Sakit Tipe B yang
menyediakan sebuah sarana pelayanan kesehatan yang didirikan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya pasien.
Tujuan utama dari pelayanan yang diberikan oleh RSUD Mardi Waluyo
Blitar adalah pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan keluarga serta masyarakat.
Pelayanan yang berkualitas harus diimbangi dengan adanya
pengembangan model praktek keperawatan profesional dengan memberikan
kontribusi terhadap profesi keperawatan dalam meningkatkan mutu
pelayanan atau asuhan keperawatan melalui pengembangan model praktek
keperawatan profesional sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung
pemberian pelayanan secara profesional.
Utuk mewujudkan harapan tersebut dapat dilakuakn dengan penataan
kembali sistem model asuhan keperawatan profesional (MAKP), mulai dari
pengadaan, penetapan MAKP, dan perbaikan dokumentasi keperawatan.
Selain itu sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan
yang terjadi di indonesia, maka model sistem asuhan keperawatan harus
berubah mengarah pada suatu praktek keperawatan profesional sehingga
peran dan fungsi perawat sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung
gugatnya.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat
dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan kemajuan keperawatan.
Ruang Bougenvile merupakan tempat praktik klinik manajemen keperawatan
mahasiswa Profesi Ners Universitas Kadiri yang merupakan sarana bagi
mahasiswa untuk dapat menerapkan konsep manajemen asuhan keperawatan
profesional secara nyata di lapangan mulai dari pengumpulan data,
identifikasi masalah dengan pendekatan analisis SWOT, perencanaan dan
evaluasi hasil sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dari program
pendidikan.

3
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM
keperawatan adalah dengan adanya penerapan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP). MAKP menekankan pada kualitas kinerja tenaga
keperawatan yang berfokus pada nilai profesionalisme antara lain melalui
penetapan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, system pengambilan
keputusan, system penugasan dan system penghargaan yang memadai.
RumahSakitUmum Mardi Waluyo Blitar di ruang Melati sudah menerapkan
MAKP dengan menggunakan metode asuhan keperawatan Primer yang sudah
berjalan baik. Pada penerapan MAKP tim di RSUD Mardi Waluyo Blitar
belum ada pembagian yang jelas mengenai PP, staf perawat dan job
description yang harus dilakukan. Perawat melakukan tugas berdasarkan
pembagian yang dilakukan oleh kepala ruang.
Masalah yang dihadapi saat ini adalah masih belum maksimalnya
pelayanan keperawatan khususnya dalam hal penerimaan pasien baru dan
dischar planning, sehingga layanan yang diberikan belum sesuai dengan
tuntutan standar profesi (Utama, 2003).Dari hasil observasi langsung, hal
penerimaan pasien baru, perawat sudah memperkenalkan diri namun, tidak
mengorientasi dan menjelaskan ruangan yang ditempati pasien yang baru
datang. Sedangkan mengenai discharplanning di rungan belum ada lembar
discharplanning untuk pasien pulang tentang penjelasan obat yang diminum
apa saja, hanya memberikan obat yang sebelumnya dibeli keluarga untuk
pulang dan surat kontrol ke poli. Untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan system pemberian asuhan keperawatan, melalui pengembangan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan penerapan MAKP yaitu dengan merefresh
pengetahuan perawat tentang MAKP primer yang biasa dilakukan melalui
pelatihan. Pelatihan yang dilakukan diharapkan mampu memberikan
perubahan pada pemahaman perawat tentang MAKP primer, sehingga
perawat mampu melaksanakan MAKP primer secara normatif, sesuai dengan
teori yang ada. MAKP diharapkan mampu memberikan dampak positif
terhadap kinerja perawat, kepuasan kerja perawat, kepuasan pasien dan
keluarga terhadap pelayanan.

4
Penerapan asuhan keperawatan metode primer menurut WHO askep
merupakan proses atau kegiatan pada praktek yang diberikan secara langsung
kepada klien atau pasien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Dilaksanakan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic dan masalah
yang dihadapi klien. Penerapan asuhan keperawatan metode primer adalah
sistem yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang menopan pemberian asuhan
keperawatan tersebut : ketenagaan keperawatan, metode asuhan keperawatan
dan dokumentasi keperawatan. (Satria, 2011)
Keperarawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga professional
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan sesuai kompetensi dan
kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan
anggota tim kesehatan lainnya. Untuk memeberikan pelayanan keperawatan
yang baik dan dapat bersaing dengan institusi lain dalam memberikan
pelayanan keperawatan, diperlukan adanya metodepemberian asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan oleh karena
pelayanan yang baik salah satunya diawali oleh motivasi perawat yang tinggi
(Nursalam, 2007).
Model praktik keperawatan professional telah dilaksanakan dibeberapa
Negara, termasuk rumah sakit di Indonesia, sebagai suatu upaya rumah sakit
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui beberapa kegiatan
yang menunjang kegiatan keperawatan professional dan sistematik.
(Nursalam, 2009). Di Indonesia jenis tenaga kesehatan perawat merupakan
jumlah terbesar di banding dengan tanaga kesehatan yang lain, berdasarkan
Depkes jumlah perawat di Indonesia sebesar 160.074 orang (Depkes, 2011 )
Sistem model keperawatan professional adalah suatu kerangka kerja
yang mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan sistem model penerapan keperawatan professional (MPKP).
Definisi tersebut berdasarkan prinsis-prinsip nilai yang diyakini dan akan
meningkatkan produksi / jasa pelayanan keperawatan. Jika perawat tidak
memiliki nilai tersebut sebagai pengambilan suatu keputusan yang

5
independen, maka tujuan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan
pasien tidak akan dapat terwujud. (Nursalam,2007).
Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa masyarakat pengguna
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta semakin menuntut pelayanan
yang bermutu khususnya dalam pelayanan perawatan. Jadi pelayanan
kesehatan utamanya keperawatan haruslah memberikan pelayanan yang
berkualitas yang didukung oleh penerapan metode primer keperawatan
professional yang sangat berpengaruh pada kinerja perawat associent
sebagaimana yang telah ditentukan dirumah sakit ini.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilaksanakan di Ruang Melati
RSUD Mardi Waluyo Blitar pada tanggal 25 Juni 2018, bahwa model asuhan
keperawatan yang digunakan di ruang Melati adalah model asuhan
keperawatan tim.
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimanakah manajemen atau pengelolaan Ruang Melati RSUD
Mardi Waluyo Blitar?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan prinsip manajemen keperawatan dengan
menggunakan model asuhan keperawatan profesional.
1.3.2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik profesi keperawatan, mahasiswa mampu:
1. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data di Ruang Melati
RSUD Mardi Waluyo Blitar
2. Melakukan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT
3. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah
ditetapkan
4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) :
timbang terima, ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi
keperawatan, discharge planning, dokumentasi keperawatan,
penerimaan pasien baru.

6
5. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian Model Asuhan Keparawatan Profesional (MAKP)
6. Mengevaluasi rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian Model Asunahan Keperawatan Professional
(MAKP).
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan
2. Mahasiswa dapat mengumpulakan data dalam penerapan MAKP :
Modular di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar.
3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP di
Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan
model asuhan keperawatan profesional di Ruang Melati RSUD
Mardi Waluyo Blitar
1.4.2. Bagi Perawat Ruang Bougenville RSUD Mardi Waluyo Blitar
1. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat di ketahui masalah-
masalah yang ada di Ruang Bougenville RSUD Mardi Waluyo
Blitar yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP
2. Melalui manajemen keperawatan perawat ruangan dapat
melaksanakan MAKP dengan optimal
3. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
4. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga
5. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat

7
1.4.3. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi
1.4.4. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dan gambaran tentang
pengelolaan ruangan dengan pelaksaaan MAKP yang optimal

Anda mungkin juga menyukai