Anda di halaman 1dari 9

106 ​J. Matematika. Dana. Sci., Vol. 48, No.

2, 2016, 106-114

Karakterisasi Multifractal Distribusi Ukuran Pori Tanah


Gambut

Joko Sampurno​1​, Azrul Azwar​1​, Fourier Dzar Eljabbar Latief​2 ​&


Wahyu Srigutomo​2

1​
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Dasar, Tanjungpura

Universitas, Jl. H. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124, Indonesia ​2​Departemen Fisika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Dasar, Institut


​ Teknologi Bandung, Jl.
Ganesha 10, Bandung, 40132, Indonesia E-mail: jokosampurno@physics.untan.ac.id

Abstrak. ​Makalah ini membahas analisis multifraktal dari struktur mikroskopis


tanah gambut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan teknik
multifraktal untuk menganalisis sifat-sifat lima irisan tanah gambut (L1-L5). Gambar
biner (220 x 220 piksel, dengan nilai konversi 9,41 μm / piksel) dibuat dari irisan
tipis dan kemudian dianalisis. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan hubungan
antara parameter fisik dan parameter kompleksitas. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa spektrum f (α) dapat menggambarkan dengan baik distribusi ukuran pori dan
ukuran rata-rata pori berkorelasi dengan nilai D (0). Nilai tinggi dari ukuran pori
rata-rata diikuti oleh nilai D yang rendah dan sebaliknya.

Kata kunci: ​kompleksitas; struktur mikroskopis; multifractal; tanah gambut; sistem


pori.

1 Pendahuluan
Konsep multifraktal telah diterapkan di banyak bidang seperti studi tentang struktur
spasial objek [1,2], turbulensi [3] dan struktur geologi [4,5]. Dalam ilmu tanah,
konsep multifraktal telah diterapkan untuk menganalisis distribusi ukuran pori dan
partikel tanah [6-8], citra sepotong tanah yang tipis [9], struktur tanah liat [10],
struktur pori matriks dari media berpori [11], tekanan permukaan tanah [12] dan
variabilitas spasial tanah [13]. Muller dan McCauley [4] berhasil menerapkan
metode fraktal untuk mengkarakterisasi sifat-sifat aliran fluida batuan sedimen.
Posadas, dkk. [14] berhasil menunjukkan bahwa parameter multifraktal dapat
mengkuantifikasi penataan ruang pori tanah sehingga dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan struktur tanah.

Dalam penelitian ini karakteristik distribusi ukuran pori tanah gambut diselidiki.
Investigasi ini didasarkan pada analisis gambar dan analisis multifraktal. Hasil
kedua analisis dibandingkan untuk mendapatkan hubungan antara parameter fisik
dan parameter kompleksitas.

Menerima Oktober 22​nd,​2013, 1​st ​Revisi 15​September​2014, 2​nd ​Revisi April 14​th,​2015, diterima untuk publikasi
18​Maret​2016. ​Copyright © 2016 Diterbitkan oleh ITB Journal Penerbit, ISSN: 2337-5760, DOI : 10.5614 /
j.math.fund.sci.2016.48.2.2
​ 07
Sampurno, ​dkk. 1

2 Bahan dan Metode

2.1 Sampel Tanah Gambut


Objek penelitian ini adalah sampel tanah gambut yang diambil di daerah Pontianak,
Kalimantan Barat, tepatnya pada koordinat (0 ° 4 '2,27 "S, 109 ° 18' 48,59" E), pada
kedalaman 30 cm dari permukaan bumi. Sampel diambil dari gambut murni.
Sampel-sampel ini dibuat dalam bentuk kubus, masing-masing dengan ukuran 2 x 2
x 2 cm. Sampel dikeringkan selama 7 hari. Sampel direkonstruksi menjadi data
digital menggunakan pemindai tomografi komputer mikro (pemindai μCT Skyscan
1173). Rekonstruksi dilakukan untuk menghasilkan profil 3D dari struktur
mikroskopis. Gambar 1 menunjukkan proyeksi 3D sampel dengan volume of
interest (VOI) ukuran 220 × 220 × 330 voxels ditampilkan dalam skala abu-abu.

Gambar 1 Gambar ​tanah gambut dalam 3D dengan resolusi 9,41 mikrometer


per piksel.

Informasi terkait dengan parameter fisik sampel ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 ​Informasi dasar tentang sampel dihitung oleh CT Analyzer [15].

Tidak Nilai Properti ​1 Volume (mm​3​) 19724


2 ​Total permukaan(​ mm​2​) 4387,6 ​3 Ketebalan
(mm) 2.0508 4 Total porositas (%) 19,526

2.2 Pemrosesan Gambar


Profil 3D pada Gambar 1 diiris menjadi lima lapisan. Lapisan 2D dianggap
mewakili keseluruhan struktur tanah gambut.adalah
Lapisannya108 Karakterisasi Serba Guna dari Ukuran Pori Tanah
Gambut yang

diambil dari bagian bawah hingga bagian atas sampel. Setiap gambar 2D memiliki
ukuran 220 x 220 piksel (Gambar 2). Gambar-gambar tersebut kemudian dianalisis
menggunakan metode multifraktal.

Gambar 2 Gambar ​skala abu-abu tanah


gambut.
Gambar 3 ​Hasil clustering. Hitam menunjukkan pori-pori dan putih menunjukkan
matriks.
Sampurno, ​dkk. ​109
Langkah selanjutnya adalah bahwa setiap profil pada Gambar 2 di-threshold menggunakan metode Otsu
[16] untuk mendapatkan gambar biner (Gambar 3). Gambar biner digunakan untuk membedakan antara
matriks dan pori-pori. Matriks diwakili oleh warna putih dan pori-pori diwakili oleh warna hitam.
Langkah selanjutnya adalah menghitung parameter geometri pori. Nilai yang dihitung dari parameter
geometri pori ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 ​Parameter geometri pori yang dihitung dari segmen tanah gambut [17].
Tanah Gambut Segmen
rata Lokasi (mm2)
rata Diameter (mm)
Porositas (%)
Standar Deviasi ​L1 111.791,97 161,1 21,74 597.844,08 L2 335.428,25 304,0 13,90 759.755,96 L3 160.909,60
180,1 24,91 739.793,06 L4 87.828,65 190,2 34,42 657.442,73 L5 112.087,13 251,26 41,31 263.385,45
gambut Segmen tanah dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan diameter pori rata-rata. Kategori
pertama (L1 dan L2) berisi irisan dengan porositas rendah (13,90-21,74%), berbagai diameter pori
rata-rata (161,1-304,0 mm) dan distribusi acak secara visual. Irisan dari kategori ini diambil dari bagian
bawah sampel yang ditunjukkan pada Gambar 1. Kategori kedua (L3 dan L4) berisi irisan dengan
porositas menengah (24,91-34,42%) dan diameter pori rata-rata sedang (180,1). -190,2 mm). Irisan dari
kategori ini diambil dari pusat sampel. Kategori ketiga (L5) berisi irisan dengan porositas besar (41,31%)
dan diameter pori rata-rata kecil (140,9 mm). Irisan dari kelompok ini sampel diambil dari bagian atas
sampel yang ditunjukkan pada Gambar 1.
2.3 Multifractal Analisis
AnalisisMultifractal digagas dengan membagi citra biner dari gambut dalam ​x​δ δ ​-sized grid, di mana ​δ
adalah lebar satu piksel dalam kotak. Langkah selanjutnya adalah menghitung kepadatan setiap kotak ​μ ​i​.
Kepadatan pori dihitung menggunakan Persamaan. (1) [18]:

μ ​i ​= ​mi​ M

​(1)
dimana ​m ​i​adalah jumlah total pixel dari pori-pori dalam i-​th k​ otakdan M adalah jumlah total piksel dalam
keseluruhan.
110 Karakterisasi multifraktal dari Ukuran Pori Tanah Gambut
​ ​) s​ aat momen
Setelah kepadatan pori diperoleh, proses selanjutnya adalah membuat fungsi partisi ​χ ​q​( δ
q ​(​-∞​hingga​+ ∞​). Fungsi partisi ​μ ​i(​ ​δ ​) ​dihitung menggunakan Persamaan. (2) [19]:
​ ​Σ
χ ​q ​ ​ (​ δ) = ​
n

(δ)​ ​(μ
i) ​=
1

q
(2)

im
​ ana ​n ​ ​ (​ δ) a​ dalah jumlah kotak yang menutupi tanah gambut pori ketika ukuran kotak adalah ​δ ​, dan
μ ​i​adalah kerapatan masing-masing kotak.
​ )​ d​ an ukuran kotak ​δ ​dihitung menggunakan Persamaan. (3) [18]:
Hubungan antara fungsi partisi ​χ ​q(​ δ

χ q​
( ​δ )​ ​∝ ​δ τ​ ()​​ q
(3) di

mana ​τ ​()​q a​ dalah massa eksponensial dalam urutan ​q ​, yang dapat diperoleh dengan memplot data ​χ ​q​( δ
) ​ke ​δ ​menggunakan plot log-log (Gambar 4).
Gambar 4 ​Contoh plot log-log.
Dari ​τ ​()​q ​dan urutan ​q ​, dimensi multifraktal umum dapat diperoleh melalui Persamaan. (4) [18]:
Sampurno, ​dkk. ​111

D ​( ​q )​ ​= τ​​ 1
(​ )
- ​ q q​ ​
(4)
​ ​≠ ​)​1 ​. Jika ​( q​ ​= ​)​1 ​maka dimensi multifraktal dapat diperoleh
Persamaan di atas hanya valid jika ​( q
dengan Persamaan. (5) [18]:
()
()​1 ​0
Nr
μ ​i ​δ μ ​i
D ​= ​ ∑
δ​ r ​→ ​

() log () 1 lim ​i
=

log
r
(5)
​ ​( q​ ) ​)
Fungsi spektrum multifraktal umum ​f (​ α ​) ​diperoleh melalui Persamaan. (6) [18]:
​ ​( q​ ​)
f ​( α ​) ​= ​α ​( ​q )​ ​q ​- ​τ ​( ​q ​) ​(6) di
mana ​α ​()​q a​ dalah eksponen singularitas, karena menggambarkan tingkat singularitas atau keteraturan
lokal di sekitar titik ​q.​
Jika distribusi pori tanah gambut memiliki perilaku multifraktal, maka diagram spektrum multifraktalnya
akan cekung ke bawah. Sedangkan jika distribusi pori tanah gambut bersifat monofraktal, maka spektrum
multifraktalnya akan menjadi satu titik.
Dalam banyak kasus, sifat multifraktal juga dapat dijelaskan oleh beberapa parameter yang berasal dari ​D
(q) ​dan ​τ (q)​. Pada struktur yang dianggap monofractal, nilai ​D (q) a​ kan sama untuk semua nilai ​q​.
Parameter baru ​w ​juga dapat diturunkan dari ​D (q).​ Parameter ini diakui sebagai lebar spektrum
multifraktal dan dapat digunakan sebagai prediktor parameter penting. Nilai ini diperoleh dari Persamaan.
(7) [20]:
w= ​ ​D ​( ​- ​3) ​- ​D (​ 3) ​(7)
lebih besar ​W yang ​menunjukkan bahwa struktur spasial pori-pori tanah gambut lebih heterogen dan
sebaliknya [20].
3 Hasil dan Diskusi
Hasil analisis spektrum multifraktal dari distribusi pori untuk semua irisan gambut yang diselidiki
ditunjukkan pada Gambar 5.
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semua irisan memiliki spektrum multifraktal dalam bentuk cekung ke
bawah. Ini berarti bahwa distribusi pori gambut memiliki pola multifraktal. Setelah diketahui bahwa
seluruh profil gambut
112 Karakterisasi multifraktal dari Ukuran Pori Tanah Gambut

berperilaku sebagai pola mutifraktal, langkah selanjutnya adalah menghitung


beberapa parameter multifraktal. Hasil untuk semua profil ditunjukkan pada Tabel
3.
Gambar 5 ​Spektra multifraktal untuk pola distribusi spasial pori tanah gambut.

Posadas, ​dkk. ​[14] menunjukkan bahwa sifat-sifat ​f​(α) -spectra dapat mengukur dan
memisahkan pengaturan spasial dari struktur tanah yang kontras. Oleh karena itu,
parameter ini dapat digunakan untuk meningkatkan klasifikasi struktur tanah.
Meningkatnya nilai ​() ​max min ​α α​- ​menunjukkan bahwa tingkat heterogenitas
distribusi ukuran pori juga meningkat.

Tabel 3 ​Parameter multifraktal untuk mengkarakterisasi struktur spasial pori-pori di


tanah gambut.

Segmen Tanah Gambut L1 L2 L3 L4 L5


D (-3) 2,00 1,83 2,12 2,02 1,91 D (3) 1,41 1,46 1,46
1,54 1,74 D (0 ) 1,71 1,65 1,70 1,72 1,75 Δ (D (-3) -D
(3)) 0,59 0,37 0,66 0,48 0,17 α​max​-α​min ​1 , 02 0,84 1,08

0,96 0,54

Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa kelompok kedua (L3 dan L4) memiliki nilai
tertinggi ​() ​max min ​α α​- ​. Ini berarti bahwa kategori irisan ini memiliki distribusi
ukuran pori yang paling heterogen. Dapat dilihat dari Gambar 3 bahwa kategori
kedua terdiri dari campuran berbagai ukuran pori. Sementara itu, nilai terendah ​()
α α​- ​dimiliki oleh kategori ketiga dari irisan tanah gambut (L5). Nilai-nilai ini
max min ​

mengkonfirmasi bahwa distribusi ukuran pori dari kategori ini cenderung lebih
homogen dibandingkan dengan kategori lainnya.ini
Sampurno, ​dkk. 1 ​ 13

interpretasi konsisten dengan pengamatan visual langsung dari Gambar 3 di mana


L5 didominasi oleh ukuran besar pori-pori.
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa kategori pertama memiliki spektrum
multifraktal yang paling simetris ​f (α)​. Sementara itu, kelompok ketiga
memilikipaling asimetris ​f (α) s​ pektrum. Spektrum simetris berarti bahwa struktur
lapisan gambut didominasi oleh pori-pori ukuran kecil (Gambar 3). Sebaliknya,
spektrum asimetris berarti bahwa struktur lapisan gambut didominasi oleh pori-pori
besar. Kategori kedua adalah di antara kedua negara bagian lainnya.

Dari Tabel 3, juga dapat dilihat bahwa perubahan dalam nilai area rata-rata dapat
dijelaskan dengan baik oleh perubahan pada parameter ​D (0).​ Nilailebih tinggi ​D
yang(0) ​menunjukkan bahwa area rata-rata semakin kecil dan sebaliknya.

4 Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa spektrum ​f (α) ​dapat menggambarkan
distribusi ukuran pori dengan baik. Dapat juga disimpulkan bahwa ukuran pori
rata-rata berkorelasi dengan nilai ​D (0).​ Nilai tinggi dari ukuran pori rata-rata diikuti
oleh nilai ​D (0) yang r​ endah dan sebaliknya.

Ucapan Terima Kasih

Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, melalui Universitas Tanjungpura
DIPA-023.04.2.415134 / 2013, tanggal 1 Mei​st,​2013, sesuai dengan Nomor SPK
6246 / UN22.13 / LK / 2013, tanggal 10​Mei​2013.

Referensi
[1] Evertsz, CJG & Mandelbrot, BB, ​Tindakan Multifractal, Chaos
dan​Fraktal,Peitgen, HO., ​et​al.(ed.), New Frontiers of Science, Springer-Verlag,
New York, hlm. 921-953, 1992. [2] Cheng, Q. & Agterberg, FP, ​Pemodelan
Multifraktal danSpasial
Statistik​, Matematika. Geol., ​28​, hlm. 1-16, 1996. [3] Meneveau, C. & Sreenivisan,
KR, ​Sifat PembiasanTurbulen Yang Berfraktal
Energi,​ J. Fluid Mech., ​224​, hlm. 429-484, 1991. [ 4] Muller, J. & McCauley, JL,
Implikasi Geometri Fraktal untuk Sifat Aliran Fluida Batuan Sedimen, T ​ ransp.
Porous Media, ​8​, hlm. 133-147, 1992. [5] Cheng, Q., ​Multifractality dan Statistik
Spasial​, Comput. Geosci., ​25​, hlm.
949-961, 1999.
114 Karakterisasi Serba Guna dari Ukuran Pori Tanah Gambut

[6] Caniego, FJ, Martín, MA, & San José, F., ​Singularitas Fitur-Fitur Distribusi
Pori-ukuran Tanah: Singularitas Analisis Kekuatan dan Entropi Spectrum,​ Fraktal,
9​, hlm. 305-316, 2001. [7] Posadas, A., Giménez, D., Bittelli, M., Vaz, CMP, &
Flury, M., ​Karakterisasi multifraktal Tanah Distribusi Ukuran-partikel, ​Tanah Sci.
Soc. Saya. J., ​65​, hlm. 1361-1367, 2001. [8] Martín, MA & Montero, E., ​Difraksi
Laser dan Analisis Multifraktal untuk Karakterisasi Distribusi Ukuran Volume
Tanah Kering​, Soil Tillage Res., ​64​, hlm. 113-123, 2002. [9] Zhou, H., Sempurna,
E., Lu, YZ Li, BG, & Peng, XH, ​Analisis Multi-Skala Gambar Abu-Abu dan Bagian
Tipis Tanah Biner,​ ​Fraktal, ​19​(3), pp 299-309, 2011. [10] Tarquis, AM, McInnes,
KJ, Key, JR, Saa, A., García, MR, & Díaz,MC ​Analisis Multisalingdalam Tanah
Liat Terstruktur menggunakan Gambar 2D,​ Jurnal Hidrologi, ​322​, hlm. 236-246,
2006. [11] Dathe, A., Tarquis, AM, & Perrier, E., ​Analisis multifraktal dari Fase
Pori dan Padatan dalam Gambar Dua Dimensi Biner dari Struktur Porous Alami​,
Geoderma , ​134​, hlm. 318-326, 2006. [12] Folorunso, OA, Puente, CE, Rolston,
DE, & Pinzon, JE, Evaluasi ​Statistik dan Fraktal Karakteristik Spasial dari
Kekuatan PermukaanT ​ anah, Sci. Soc. Saya. J., ​58​, hlm. 284-294, 1994. [13]
Kravchenko, A., Membanggakan, CW, & Bullock, DG, ​Analisis Multi-Varial
Variabilitas Spasial Tanah, ​Agron. J., ​91​, hlm. 1033-1041, 1999. [14] Posadas, A.,
Giménez, D., Quiroz, R., & Protz, R., ​Karakterisasi multifraktal dari Sistem
PoriT​ anah, Soil Sci. Soc. Saya. J., ​67​, September-Oktober 2003. [15] Warwick, T.,
Perangkat Lunak Micro-CT Bruker: CT-Analyzer (CTAn)Scientific,​ Blue-,
http://www.blue-scientific.com/bruker -micro-ct-software / (1 April 2013). [16]
Gonzalez, RC & Woods, RE, ​Pemrosesan Gambar DigitalKedua
Edisi​, Prentice Hall, New Jersey, 2004. [17] Schneider, CA, Rasband, WS, & Eliceiri,
KW ​NIH Gambar ke ImageJ: 25 Tahun Analisis Gambar , M ​ etode Alam, ​9​, hal.
671-675, 2012. [18] Xie, S., Cheng, Q., Zhang, S., & Huang, K., ​Menilai
Mikrostruktur dari Pyrrhotites di Basalt dengan AnalisisM ​ ultifractal, Nonlin.
Processes Geophys., ​17​, hlm. 319-327, 2010. [19] Burung, N., Diaz, CM, Saa, A.,
& Tarquis, M., ​Analisis Fraktal dan Multi-Skala Gambar Skala Pori-pori Tanah​, J .
Hydrol., ​322​, hlm. 211-219, 2006. [20] Vazquez, EV, Moreno, RG, Miranda, JGV,
Diaz, MC Requejo, AS, Ferreiro, JP, & Tarquis, AM,Kekerasan ​Menilai
KerusakanPermukaan Tanah uring Simulasi Curah Hujan dengan
Analisis​Multifraktal, Nonlin. Proses Geophys., ​15​, hlm. 457-468, 2008.

Anda mungkin juga menyukai