Anda di halaman 1dari 17

KOREKSI IGRF DAN KOREKSI VARIASI HARIAN

(Laporan Praktikum Eksplorasi Geomagnetik)

Oleh
Rizky MF Naibaho
1715051042

LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Judul Praktikum : Koreksi IGRF dan Koreksi Variasi Harian

Tanggal Praktikum : 1 April 2019

Tempat Praktikum : Laboratorium Fakultas Teknik

Nama : Rizky MF Naibaho

NPM : 1715051042

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : II (Dua)

Bandar Lampung, 1 April 2019


Mengetahui,
Asisten

Helton Wopari
NPM. 1315051062
i
KOREKSI IGRF DAN KOREKSI VARIASI HARIAN

Oleh
Rizky MF Naibaho

ABSTRAK

Pada praktikum geomagnetik ini menggunakan dua koreksi, yaitu koreksi IGRF
dan juga koreksi variasi harian. Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut terukur pada
saat kita melakukan pengukuran medan magnetik di permukaan bumi, yang
merupakan komponen paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga perlu
dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi IGRF dapat dilakukan
dengan melakukan pengurangan nilai IGRF dengan nilai medan magnetik total
yang telah terkoreksi hariannnya pada setiap titik pengukuran pada posisi
geografis yang disesuaikan. Sedangkan koreksi variasi harian adalah variasi
medan magnetik bumi yang sebagian besar bersumber dari medan magnet luar,
misal aktivitas matahari dan bulan yang dapat mempengaruhi atmosfer.
Selanjutnya praktikan diberikan data dalam format Ms. Excel (.xlsx) yang berisi
data koordinat X dan Y titik pengukuran, nilai ketinggian dan medan magnet
anomali. Dari data tersebut akan di buat peta kontur anomali medan magnetik dan
juga kontur topografi menggunakan software Surfer. Praktikan juga akan
membuat profil anomalinya dengan melakukan slice pada peta kontur anomali
medan magnetik.

KATA KUNCI : IGRF, harian, koreksi, koordinat, surfer, slice.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i
ABSTRAK ............ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Tujuan Praktikum......................................................................1

II. TEORI DASAR


III. PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum ....................................................................... 5
B. Prosedur Praktikum ................................................................. 5
C. Diagram Alir............................................................................ 6

IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan .................................................................... 7
B. Pembahasan ............................................................................ 7

V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Diagram Alir .............................................................................. 6

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya nilai IGRF merupakan nilai kuat medan magnetik utama
bumi (H0). Nilai IGRF termasuk nilai ikut terukur pada saat kita melakukan
pengukuran medan magnetik di permukaan bumi, yang merupakan
komponen paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga perlu
dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Untuk koreksi variasi harian
diterapkan pada data akuisisi dengan melakukan pengamatan nilai
kemagnetan secara continue pada suatu titik di permukaan bumi dengan
interval waktu tertentu selama 12 jam atau 24 jam. Perubahan nilai base
station diasumsikan akibat perubahan intensitas kemagnetan yang ada di
lapisan ionosfer bumi dan juga berkontribusi pada data akuisisi pada semua
lokasi. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian yaitu Medan magnet
utama (main field) yaitu medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka
waktu yang cukup lama mengcakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2.
Medan magnet luar (external field) yaitu hasil ionisasi di atmosfer yang
ditimbulkan oleh sinar ultaviolet dari matahari. Karena sumber medan luar
ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi
di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
Sedangkan anomali medan magnetik didefinisikan sebagai gangguan yang
ada pada data medan magnetik yang diperoleh di lapangan.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menentukan nilai koreksi IGRF.
2. Mahasiswa dapat menghitung nilai koreksi variasi harian.
3. Mahasiswa dapat menerapkan kedua koreksi tersebut pada data akuisisi
geomagnetik.
II. TEORI DASAR

Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu medan
magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole magnet
yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11 derajat dari
sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak pada
tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik bumi. Menurut IGRF (2000),
melalui perhitungan posisi simetris dimana dipole magnetik memotong
permukaan bumi, letak kutub utara magnet bumi adalah 79,3 N, 71,5 Wdan 79,3
S, 108,5 E untuk kutub selatan (Suyanto, 2012).

IGRF singkatan dati The International Geomagnetik Reference Field. Merupakan


medan acuan geomagnetik intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF merupakan
nilai kuat medan magnetik utama bumi. Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut
terukur pada saat kita melakukan pengukuran medan magnetik di permukaan
bumi, yang merupakan komponen paling besar dalam survei geomagnetik,
sehingga perlu dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF
terhadap data medan magnetik hasil pengukuran dilakukan karena nilai yang
menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik. Nilai IGRF yang
diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik total dari hasil
pengukuran di setiap stasiun atau titik lokasi pengukuran. Meskipun nilai IGRF
tidak menjadi target survei, namun nilai ini bersama-sama dengan nilai sudut
inklinasi dan sudut deklinasi sangat diperlukan pada saat memasukkan pemodelan
dan interpretasi (Kearey, 1984).

Koreksi IGRF dilakukan terhadap data medan magnet terukur untuk


menghilangkan pengaruh medan utama magnet bumi dimana medan magnet
IGRF adalah referensi medan. Koreksi IGRFdapat dilakukan dengan cara
mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik total yang telah
terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis yang sesuai
(Lathief, 2014).

Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan


magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam
3

satu hari. Waktu mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran data medan
magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi. Apabila
nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara
menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data
medan magnetik yang akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai
positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian
yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan
dikoreksi (Singarimbun, 2013).

Data hasil pengukuran di lapangan merupakan data medan magnet total yang
masih dipengaruhi oleh IGRF dan medan magnet luar. Untuk mendapatkan
anomali medan magnet, maka pengaruh-pengaruh tersebut dihilangkan terlebih
dahulu dengan melakukan koreksi IGRF dan koreksi variasi harian. Koreksi
variasi harian dilakukan dengan menambahkan atau mengurangkan besar data
variasi harian. Jika variasi harian bernilai positif maka dilakukan operasi
pengurangan, dan jika bernilai negatif maka dilakukanoperasi penjumlahan
(Yulianto,2008).

Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran
arus listrik didalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel
terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktuasi arus yang dapat
menjadi sumber medan magnet. Setelah melalui koreksi harian, maka data
tersebut perlu dikoreksi secara regional (Koreksi IGRF). Koreksi IGRF adalah
koreksi yang dilakukan terhadap data medan magnet terukur untuk
menghilangkan pengaruh medan utama magnet bumi dan koreksi ini bersifat
global (Mangatur, 2009).

Data medan magnetik total hasil pengukuran di lapangan masih berbaur dengan
pengaruh dari dalam dan dari luar bumi. Pengaruh medan yang berasal dari luar
bumi dihilangkan dengan koreksi medan magnetik harian. Sedangkan medan
magnet yang berasal dari dalam bumi yang dibangkitkan dari outer core disebut
medan magnet utama dan medan magnet yang berasal dari kerak bumi merupakan
target survei geomagnetik. Pengaruh dari medan utama pada data hasil
pengukuran dihilangkan dengan koreksi medan utama magnet bumi atau koreksi
IGRF (International Geomagnetic Reference Field). Data hasil koreksi variasi
harian dan koreksi IGRF ini disebut anomali medan magnetik residual (∆T), yaitu:
∆T = Tobs ± ∆Tvh - TIGRF
Tobs = harga medan magnet terukur
∆Tvh = variasi harian medan magnet terukur
TIGRF = medan magnet utama bumi (Suparman, 2010).
4

Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan


magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam
satu hari. Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu
pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang
akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan
dengan cara menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu
terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi
harian bernilai positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan
nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan
magnetik yang akan dikoreksi, datap dituliskan dalam persamaan:

ΔH = Htotal ± Δhharian

(Blakely, 1995)

Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field).
Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet
seperti magnetite, titanomag-netite dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran
adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik).
Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai
peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah
medanmagnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya
sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei
merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah
medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka
anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik,
efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari
25 % medan magnet utama bumi (Telford, 1976).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahanyang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Data pengukuran geomagnetik
2. Alat tulis
3. Software Surfer
4. Software Ms.Excell
5. Laptop

B. Prosedur Praktikum

 Asisten memberikan data pengukuran geomagnetik.


 Asisten menjelaskan koreksi IGRF dan harian pada data pengukuran
dengan Ms.Excell.
 Menentukan nilai medan magnet dari perhitungan pada Ms.Excell.
 Membuat penampang medan magnet anomali dengan surfer.
 Melakukan slicing data untuk memperoleh profil kemagnetan.
 Melakukan interpretasi kualitatif dari data yang diolah.
6

C. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Data Geomagnetik

Koreksi IGRF dan Harian

Perhitungan dengan Excell

Surfer

Slicing Data

Interpretasi Kualitatif

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir


IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Adapun data hasil pengamatan pada praktikum kali ini terdapat pada
lampiran.

B. Pembahasan
Sebelum melakukan koreksi variasi harian. Sebelumnya kita melakukan
penghitungan medan magnet total terlebih dahulu. Data hasil pengukuran
medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi dari tiga komponen dasar,
yaitu medan magnetik utama bumi, medan magnetik luar dan medan anomali.
Adapun tahapan yang dilakukan pertama kali adalah melakukan perhitungan
untuk mencari nilai Medan magnet total (T) dengan rumus T = √𝐵𝑥2 + 𝐵𝑦2 +
𝐵𝑧2 .
Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan
magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari
dalam satu hari. Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan
waktu pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun
pengukuran) yang akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian negatif, maka
koreksi harian dilakukan dengan cara menambahkan nilai variasi harian yang
terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan
dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai positif, maka koreksinya
dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian yang terekam pada
waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi, datap
dituliskan dalam persamaan:
ΔH = Htotal ± Δhharian

Koreksi IGRF dapat dilakukan dengan cara mengurangkan nilai IGRF


terhadap nilai medan magnetik total yang telah terkoreksi harian pada setiap
titik pengukuran pada posisi geografis yang sesuai. Persamaan koreksinya
(setelah dikoreksi harian) dapat dituliskan sebagai berikut :
ΔH = Htotal ± ΔHharian ± H0.
8

DimanaH0 = IGRF
Pada praktikum kali ini, praktikan diberikan data hasil akuisisi geomagnetik.
Pengukuran ini menghasilkan data Base Station dan Data Moving. Untuk
mendapatkan nilai anomali magnetik, medan magnet total tersebut harus
dikoreksi atau dikurangi dengan koreksi variasi harian (KVH) dan Koreksi
IGRF.Nilai koreksi variasi harian dapat didapatkan dengan mengurangkan
nilai medan magnet total yang terbaca di alat pada waktu tertentu terhadap
nilai medan magnet total yang terbaca di awal atau di base, nilai tersebut
dalan satuan nT. Adapun rumusnya yaitu KVH = T(i)-T(1). Setelah mengolah
data pada Base, selanjutnya adalah mengolah data pada file Moving. Nilai
yang akan dicari yaitu anomali medan magnet total, nilai tersebut didapat
dengan mengurangkan nilai medan magnet yang terbaca dengan nilai koreksi
variasi harian dan dikurang lagi dengan nilai IGRF. Adapun persamaan
matematisnya yaitu TA = T - KVH – IGRF. Nilai IGRF bisa didapatkan
secara onile dari webhttps://www.ngdc.noaa.gov/ dengan memasukan nilai
koordinat lokasi yang dicari beserta tanggal saat melakukan akuisisi.
Koreksi variasi harian (daily variation) diterapkan pada data akuisisi dengan
melakukan pengamatan nilai kemagnetan secara kontinyu pada suatu titik di
permukaan bumi dengan interval waktu tertentu selama 12 jam atau 24 jam.
Selanjutnya dilanjutkan dengan mencari nilai IGRF yang dapat diperoleh dari
website noaa. Adapun tahapan yang selanjutnya yaitu mencari nilai koreksi
variasi harian dengan cara nilai Takhir-Tawal. Selanjutnya mencari nilai
Tanomali dengan cara Tobservasi – Tigrf – Tvharian, sehingga diperoleh nilai
Tanomali. Adapun ketetapan Anomali magnetik yaitu apabila nilai dibase
bertambah maka nilai dilapangan dikurang begitupun sebaliknya jika nilai
dibase berkurang maka nilai dilapangan ditambah.

Dalam melakukan koreksi variasi harian ada dua persamaan yang digunakan,
yaitu dengan atau tidak memasukan fungsi waktu. Koreksi variasi harian
dengan fungsi waktu dilakukan apabila waktu pengukuran pada base dan saat
moving tidak sama. Sedangkan fungsi waktu tidak akan dimasukan apabila
waktu pada base dan moving telah sama ataupun data yang terukur dianggap
telah bagus dan tidak perlu dimasukan fungsi waktu saat melakukan koreksi
variasi harian. Kemudian membuat peta kontur anomali medan magnetik
pada software surfer dengan kolom X yaitu koordinat latitude, kolom Y yaitu
koordinat longitude dan kolom Z yaitu nilai anomali medan magnetik.
Kemudian melakukan grid data pada kolom X,Y, Z tersebut, lalu membuat
kontur dari data grid X,Y,Z.

Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola kontur anomali medan magnetik


yang bersumber dari distribusi benda-benda termagnetisasi atau struktur
geologi bawah permukaan bumi. Selanjutnya pola anomali medan magnetik
9

yang diasilkan ditafsirkan berdasarkan informasi geologi setempat dalam


bentuk distribusi enda magnetik atau struktur geologi, yag dijadikan dsasar
pendugaan terhadap keadaan geologi yang sebenarnya.
Letak anomali magnetik ditandai dengan garis AB yang sesuai dengan
inklinasi daerah akuisisi. Saat praktikum dijelaskan bahwa secara sederhana
keberadaan benda anomali dapat diketahui dengan melihat kontras
kemagnetan yang ada dengan melihat anomali berupa nilai positif yang begitu
besar dengan nilai negatif yang dan dengan letak yang berdekatan dan
umumnya berada di kontur yang saling bertolak belakang atau ditengah-
tengah kontur anomali. Dapat dilihat pada kontur 3D bahwa pada pegunungan
nilai anomaly rendah disebabkan karena berada pada daerah panas bumi atau
dekat dengan aktivitas magma yang dapat meminimalisir atau bahkan
menghilangkan kemagnetan bumi. Pada peta anomali negatif dan positif, pola
kontur tampak lebih merapat, hal ini mengindikasikan adanya struktur sesar
pada daerah tersebut, karena struktur sesar dicirikan oleh lineasi anomali,
kerapatan kontur, pembelokan anomali, dan pengkutuban anomali (negatif
dan positif ).

Interpretasi kualitatifdari data anomali magnetic pada daerah pengukuran


adalah adanya anomaly magnetic pada kontur yang sudah di slice. Adanya
benda anomaly ditandai dengan adanya kontras anomaly dari anomali tinggi
keanomali rendah. Sesar biasanya ditandai dengan kontras anomaly yang
kontinu. Pada gambar penggabungan kontur topografi dan anomaly dapat
dilihat pada area topografi tinggi ketinggian atau pegunungan memiliki nilai
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:


1. Nilai koreksi IGRF untuk masing-masing daerah dipermukaan bumi
berbeda-beda, dihitung berdasarkan model koefisien Gauss dengan asumsi
mengalami perubahan yang linier selama lima tahunan.
2. Nilai koreksi IGRF di lokasi pengukuran berkisar pada nilai 44209 nT.
3. Medan magnet total yang diukur oleh alat merupakan medan magnet
gabungan. Maka nilai kemagnetan medan utama bumi (IGRF) dan medan
magnet eksternal bumi (variasi harian) harus dihilangkan, sehingga akan
didapatkan medan magnet anomali.
4. Menghitung KVH atau koreksi variasi harian menggunakan rumus Tn-T1,
dan menghitung nilai anomaly magnetic dengan rumus Total Anomali-
IGRF-KVH.
5. Membuat profil dilakukan dengan mendigitize lalu slice dengan
memasukkan grid data pertama dan membuat profil di Microsoft Excel.
DAFTAR PUSTAKA

Blakely, R.J., 1995, Potensial Theory in Gravity and Magnetic Applications,


Cambridge University Press.

Kearey, 1984. The International Geomagnetik Reference Field. ITS : Surabaya.

Lathief, 2014. IGRF Correction. London, New York, Melbourne: Cambridge


University Press.

Mangatur, 2009. Variasi Harian. Bandung : ITB.

Singarimbun, 2013. Diurnal Correction. New York : Cambridge University Press.

Suparman, Yasa, 2010, Delineasi Semburan Gas di kabupaten Serang Banten


Berdasarkan Data Magnetik, Vol. 5 nomor 2, hal. 2.

Suryanto, 2012, Potential Theory In Gravity and Magnetic Applications,


Cambridge University Press, Cambridge.

Telford, W.N., Geldard, L.P., Sherrif, R.E., and Keys, D.A., 1979, Applied
Geophysics, Cambridge University Press, Cambridge, London,Newyork,
Melbourne.

Yulianto,2008. Koreksi Variasi Harian. Bandung: Remaja Rosdakarya.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai