Anda di halaman 1dari 19

PEWARNAAN BAKTERI

Identifikasi suatu bakteri penyebab penyakit infeksi diantaranya dengan memeriksa


morfologi / bentuk bakteri. Morfologi bakteri lebih mudah dilihat menggunakan mikroskop
apabila bakteri itu tidak bergerak (fixed) dan di warnai. Sebelum dilakukan pewarnaan bakteri
maka perlu dibuat terlebih dahulu suatu suspensi bakteri yang direkatkan pada gelas obyek
dengan cara dikeringkan di udara lalu difiksasi di atas api spiritus. Suspensi bakteri yang melekat
pada gelas obyek tersebut dinamakan sediaan / preparat bakteri. Berikut ini 3 cara pembuatan
sediaan bakteri:
1. Bakteri yang diambil dari biakan / kultur media padat.
2. Bakteri yang diambil dari biakan / kultur media cair.
3. Bakteri yang diambil langsung dari pasien.

 1. Cara pembuatan sediaan bakteri yang siap untuk diwarnai dari biakan kuman yang
diambil dari media padat.

- Siapkan gelas obyek yang bersih (bila perlu bersihkan dengan kapas alkohol).
- Pijarkan sengkelit bulat (ose) dengan posisi tegak, kemudian dinginkan sebentar.
- Ambil aquades steril dengan sengkelit yang telah dipijarkan secara aseptis.
- Lewatkan mulut tabung aquades steril didekat api spiritus lalu tutup kembali tabung.
- Letakkan aquades steril di ujung ose tersebut pada gelas obyek yang telah bersih.
- Pijarkan lagi sengkelit bulat (ose) dengan posisi tegak, kemudian dinginkan sebentar.
- Ambil sedikit bakteri dari koloni pada biakan di media padat yang telah disediakan
dengan menggunakan sengkelit tersebut.
- Lewatkan mulut tabung biakan kuman tersebut didekat api spiritus lalu tutup kembali.
- Campurkan bakteri dengan aquades steril pada gelas obyek menggunakan sengkelit.
- Lebarkan campuran itu ke tepi dengan sengkelit yang diputar – putar sehingga didapatkan
sediaan yang tidak terlalu tebal ataupun terlalu tipis.
- Keringkan sediaan tersebut di udara, sedangkan sengkelitnya dipijarkan agar steril.
- Fiksasi sediaan dengan cara melewatkan sisi gelas obyek yang tidak ada sediaanya di atas
api spiritus beberapa kali, agar menempel kuat pada gelas obyek dan bakteri mati.
- Sediaan dibiarkan dingin. Sediaan/preparat yang diperoleh siap di warnai.
 2. Cara pembuatan sediaan bakteri yang siap untuk diwarnai dari biakan kuman yang
diambil dari media cair.

- Siapkan gelas obyek yang bersih (bila perlu bersihkan dengan kapas alkohol).
- Pijarkan sengkelit bulat (ose) dengan posisi tegak, kemudian dinginkan sebentar.
- Ambil biakan bakteri pada media cair dengan menggunakan sengkelit tersebut.
- Lewatkan mulut tabung biakan kuman tersebut didekat api spiritus lalu tutup kembali.
- Letakkan biakan bakteri (yang ada di ujung sengkelit) pada gelas obyek.
- Lebarkan campuran itu ke tepi dengan sengkelit yang diputar – putar sehingga didapatkan
sediaan yang tidak terlalu tebal ataupun terlalu tipis.
- Keringkan sediaan tersebut di udara, sedangkan sengkelitnya dipijarkan agar steril.
- Fiksasi sediaan dengan cara melewatkan sisi gelas obyek yang tidak ada sediaanya di atas
api spiritus beberapa kali, agar menempel kuat pada gelas obyek dan bakteri mati.
- Sediaan dibiarkan dingin. Sediaan/preparat yang diperoleh siap di warnai.

 3. Cara pembuatan sediaan bakteri yang siap untuk diwarnai dari bahan yang diambil
langsung dari pasien.

Bahan yang diambil langsung dari pasien dapat berupa nanah (pus), dahak (sputum),
discharge telinga, discharge hidung, dan urine (perlu disentrifuse terlebih dahulu,
endapannya dibuat sediaan / preparat). Cara pembuatan sediaan:
- Bahan diambil dengan ose steril atau lidi kapas steril.
- Oleskan / goreskan pada gelas obyek secara tipis.
- Fiksasi sediaan dengan cara melewatkan sisi gelas obyek yang tidak ada sediaanya di atas
api spiritus beberapa kali agar sediaan kering, menempel kuat pada gelas obyek dan
bakteri mati.
- Setelah kering, tetesi sediaan dengan formalin 1%, tunggu lima menit, kemudian
keringkan sekali lagi.
- Sediaan / preparat siap diwarnai.
Pewarnaan bakteri
Beberapa macam pewarnaan / pengecatan bakteri:
1. Pewarnaan sederhana
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam cat, misalnya pewarnaan
menggunakan:
- Karbol fuchsin.
- Gentian violet.
- Methylen blue, dll.
Dengan pewarnaan sederhana biasanya bakteri maupun sekitarnya akan mempunyai
warna yang sama, tetapi dengan intensitas warna yang berbeda. Kadang beberapa bagian
tertentu bakteri / alat tambahan tidak menyerap / mengikat warna dari cat sehingga
terlihat jernih.
2. Pewarnaan majemuk (pewarnaan diferensial)
Merupakan pewarnaan yang menggunakan beberapa macam cat, misalnya:
- Pewarnaan Gram
- Pewarnaan Ziehl Nelsen (ZN), dll.
3. Pewarnaan khusus
Merupakan pewarnaan yang bertujuan untuk melihat struktur atau alat tambahan pada
bakteri, misalnya untuk melihat kapsul, spora, granulla dan flagella bakteri.

Cara pewarnaan
1. Cara pewarnaan sederhana
 Sediaan / preparat yang telah difiksasi (siap diwarnai) ditetesi dengan larutan satu
jenis cat selama ½ - 1 menit.
 Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan air mengalir pelan hingga tetesan air dari
preparat menjadi bening.
 Keringkan preparat di udara kamar
 Preparat siap diamati menggunakan mikroskop pembesaran 1000x.
2. Cara pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang menggunakan 4 macam bahan pengecatan,
yaitu:
 Cat Gram A (1), berwarna ungu, terdiri dari: Kristal violet 2 gr, 20 ml alkohol
96%, ammonium oksalat 1% dalam aqua 80 ml.
 Cat Gram B (2), berwarna coklat, terdiri dari: Jodium 1 gr, Kalium Iodida 2 gr,
Aquades 30 ml
 Cat Gram C (3), jernih tak berwana, terdiri dari: Aceton 30 ml, alkohol 70 ml.
 Cat Gram D (4), berwarna merah, terdiri dari: Safranin 1 gr, alkohol 96% 10 ml
dan aquades 90 ml.

Cara melakukan pewarnaan Gram sebagai berikut ini:


 Sediaan bakteri / preparat yang telah siap dicat ditetesi dengan cat Gram A.
Tunggu selama 1 menit. Kemudian cat dibuang tanpa dicuci. Pada tahap ini
bakteri baik bakteri Gram positif maupun bakteri Gram negatif akan tampak
berwarna ungu.
 Kemudian tetesi dengan cat Gram B. Tunggu selama 1 menit. Akibat pemberian
cat gram B maka pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih baik. Setelah itu cat
dibuang dan sediaan di cuci dengan air mengalir pelan sampai tetesan air menjadi
jernih.
 Kemudian tetesi dengan cat Gram C. Tunggu selama 1 menit. Setelah pemberian
cat Gram C ini maka akan terjadi:
 Pada bakteri Gram positif: tahan terhadap alkohol, sehingga ikatan antara
cat sebelumnya dengan bakteri tidak dapat dilunturkan oleh alkohol,
sehingga bakteri tetap berwarna ungu.
 Pada bakteri Gram negatif: tidak tahan dengan alkohol, sehingga ikatan
antara cat sebelumnya dengan bakteri dapat dilunturkan oleh alkohol,
sehingga bakteri menjadi tidak berwarna lagi.
 Setelah itu cat dibuang dan sediaan di cuci dengan air mengalir pelan sampai
tetesan air menjadi jernih.
 Kemudian tetesi dengan cat Gram D. Tunggu selama 1 menit. Cat Gram D
bertindak sebagai kontras. Akibat pemberian cat Gram D ini terjadi:
 Pada bakteri Gram positif: karena telah jenuh dan mengikat cat Gram A
maka ia tidak mampu lagi untuk mengikat cat Gram D, sehingga bakteri
tetap berwarna ungu.
 Pada bakteri Gram negatif: karena cat gram A telah dilunturkan oleh cat
Gram C sehingga bakteri tidak berwarna lagi, maka ia akan mengikat cat
Gram D, sehingga bakteri akan berwarna merah.
 Setelah itu cat dibuang dan sediaan dicuci dengan air mengalir pelan sampai
tetesan air menjadi jernih.
 Keringkan sediaan pada udara kamar (sediaan / preparat dalam posisi miring).
 Siap diperiksa menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000x (lensa okuler
pembesaran 10x dan lensa obyektif pembesaran 100x). Pembesaran 1000x ini
memerlukan 1 tetes minyak emersi yang diteteskan di atas preparat.
Hasil pewarnaan Gram:
 Bakteri Gram positif:
Karena tahan alkohol, bakteri tetap mengikat cat Gram A dan tidak lagi mampu
mengikat cat Gram D, sehingga bakteri tampak berwarna Ungu.
 Bakteri Gram negatif:
Karena tidak tahan alkohol, cat Gram A luntur, kemudian bakteri akan mengikat cat
Gram D, sehingga bakteri tampak berwarna Merah.

3. Cara pewarnaan Ziehl Nelsen


Pewarnaan Ziehl Nelsen (ZN) menggunakan 3 macam bahan pengecatan, yaitu:
 Cat ZN- A (1), berwarna merah, terdiri dari: Fuchsin basis 1 gr, 10 ml alkohol
96% dan Phenol 10% dalam aquades 90 ml.
 Cat ZN- B (2), jernih tak berwana, terdiri dari: Asam klorida (HCl) pekat 3ml dan
97 ml alkohol 96% atau Asam Sulfat (H2SO4) pekat 5 ml dan 95 ml alkohol 70%.
 Cat ZN- C (3), berwarna biru, terdiri dari methylen blue 0,2%.
Cara melakukan pewarnaan ZN sebagai berikut ini:
 Sediaan bakteri yang sudah siap dicat ditetesi dengan cat ZN- A. Kemudian
sediaan dipanasi dengan api spiritus sampai kering. (Pemanasan tidak boleh
sampai mendidih, karena akan menimbulkan gelembung udara yang akan
mengganggu pengamatan).
 Tunggu selama 5 menit, kemudian cuci dengan air mengalir pelan, sampai air
yang menetes jernih.
 Kemudian tetesi dengan cat ZN-B sampai warna cat terlunturkan. Kemudian cuci
dengan air mengalir pelan. Pada tahap ini akan terjadi:
 Pada bakteri tahan asam, warna cat ZN-A tidak dilunturkan oleh bahan
ZN-B, sehingga bakteri tetap berwarna merah.
 Pada bakteri tidak tahan asam, warna cat ZN-A terlunturkan oleh bahan
ZN-B, sehingga bakteri kembali tidak berwarna.
 Kemudian tetesi dengan cat Zn-C, tunggu 2 menit. Kemudian cuci dengan air
mengalir pelan. Pada tahap ini akan terjadi:
 Pada bakteri tahan asam, telah jenuh oleh cat ZN-A, sehingga tidak lagi
mampu mengikat cat ZN-C. Bakteri tetap berwarna merah dengan latar
belakang biru.
 Pada bakteri tidak tahan asam, mampu mengikat cat ZN-C, sehingga
bakteri berwarna biru dan latar belakangnya juga biru.
 Kemudian sediaan dicuci dan dikeringkan di udara kamar.
 Sediaan siap diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000x.

Hasil pewarnaan ZN:


 Bakteri Tahan Asam (ZN positif):
Karena tahan asam, sehingga bakteri tetap mengikat cat ZN-A dan tidak lagi mampu
mengikat cat ZN-C, sehingga bakteri tampak berwarna Merah, dengan latar
belakang biru.
 Bakteri Tidak Tahan Asam (ZN negatif):
Karena tidak tahan asam, sehingga cat ZN-A luntur, kemudian bakteri akan mengikat
cat ZN-C, sehingga bakteri tampak berwarna Biru.
4. Cara pewarnaan untuk melihat granula (pengecatan Neisser)
Pengecatan Neisser bertujuan untuk melihat granulla dari bakteri Corrinebacterium
difteri. Cat Neisser terdiri dari:
 Cat Neisser A
R/: Methylen blue ………….0,3 gr
Alkohol…………………6 ml
Asam asetat glacial……..15 ml
Aquades………………..285 ml
 Cat Neisser B
R/: Kristal violet …………..1 gr
Alkohol………………10 ml
Aquades ……………..300 ml
 Cat Neisser C: dapat dipakai salah satu dari:
a. R/: Bismarck coklat ………1 gr
Aquades panas…………500 ml
b. R/: Chrysoidin……………..1 gr
Aquades panas…………300 ml
c. R/: Visovin………………..1 gr
Aquades panas…………500 ml

Cara pewarnaan Neisser dapat dipilih salah satu cara berikut:


 Buatlah campuran cat Neisser A dan Neisser B dengan perbandingan 2:1. Sediaan
yang telah siap diwarnai ditetesi dengan campuran kedua cat tersebut selama 2
menit. Kemudian dicuci, selanjutnya di tetesi dengan cat Neisser C selama 2
menit. Cuci sediaan dan keringkan dalam udara kamar. Sediaan siap diamati
menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000x.

 Sediaan yang telah siap dicat ditetesi campuran cat Neisser A dan Neisser B
selama 30 detik. Kemudian cuci dengan cat Neisser C (posisi sediaan
dimiringkan) sampai warna cat Neisser A dan Neisser B hilang. Sediaan
diletakkan kembali dan ditetesi dengan cat Neisser C selama 3 menit. kemudian
keringkan preparat dengan menghisap cat menggunakan kertas saring, untuk
kemudian biarkan kering dalam udara kamar. Sediaan siap diamati menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 1000x.

Hasil pewarnaan Neisser, bakteri Corrinebacterium difteri secara mikroskopis akan


tampak sebagai bakteri berbentuk batang dengan kedua ujungnya membulat yang berisi
granula (berbentuk seperti halter). Bakterinya berwarna kekuningan dan granula
berwarna biru kehitaman.
IDENTIFIKASI STAPHYLOCOCCUS DAN
STREPTOCOCCUS

Staphylococcus adalah sel Gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian
tak beraturan seperti anggur, Bakteri ini mudah tumbuh pada berbagai perbenihan dan
mempunyai metabolisme aktif, meragikan karbohidrat, serta menghasilkan pigmen yang yang
bervariasi dari putih sampai kunung tua, Pada umumnya ditemukan pada kulit, selaput lendir
maupun sekeliling kita, Ada yang patogen ada pula yang tidak patogen, oleh karena itu penting
sekali ditentukan staphylococcus yang diisolir adalah patogen atau tidak patogen, Galur (strain)
yang patogenik pada umumnya menghemolisis sel darah merah dan menghasilkan plasma
koagiulase. Produksi plasma koagulase oleh Staphylococcus begitu penting sehingga ada yang
mengadakan klasifikasi:
- Staphylococcus koagulase positif
- Staphylococcus koagulase negatif
Untuk pemeriksaan laboratoris staphylococcus bahan yang diperiksa tergantung dari penyakit
yang diderita, material dapat berupa usapan tenggorokm pusm darah, aspirasi trachea, sputum,
feces, urine, LCS dll. Ada 3 spesies staphylococcus yang penting dan banyak berhubunhsn
dengan manusiam yaitu: Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus
saphrophyticus.
I. Demonstrasi
1. Preparat staphylococcus pada pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan Gram
2. Biakan S. aureus pada lempeng agar nutrient
Biakan S. epidermidis pada lempeng agar nutrient
Biakan S. saphrophyticus pada lempeng agar nutrient
3. Biakan S. aureus pada lempeng agar darah
Biakan S. epidermidis pada lempeng agar darah
Biakan S. saphrophyticus pada lempeng agar darah
4. Uji koagulase positif (ada gumpalan) dan negatif. Cara melihat adalah dengan
mengangkat tabung, miringkan sedikit, jangan dikocok.
5. Uji katalase positif (ada gelembung-gelembung gas) dan negatif (tidak ada gelembung
gas)
6. Uji fermentasi manitol positif (warna kuning) dan negatif (warna merah)
7. Uji kepekaan antibiotika cara difusi (dengan cakram antibiotika)
8. Uji kepekaan novobiosin

II. Pembuatan preparat dari material langsung untuk pemeriksaan mikroskopik

Bila material berasal dari pus atau sputum, akan didapat morfologi staphylococcus yang khas
yakni, merupakan bakteri:
- Bentuk bulat, diameter kira-kira 1 um
- Sifat pengecatan: Gram positif, makin tua makin kearah Gram negatif
- Susunan: biasanya mempunyai susunan yang khas menggerombol seperti buah anggur.
Tapi dapat juga tunggal, berpasangan atau berempat. Susunan yang tidak khas tersebut
terutama bila preparat dibuat dari media cair.

III. Mannitol Salt Agar (MSA)


Medium ini selektif untuk Staphylococcus aureus karena mengandung 7,5% NaCl. Medium ini
mengandung indikator pH phenol red dan gula mannitol. Bila ditanami S. aureus akan terjadi
fermentasi manitol yang menghasilkan asam, akibatnya medium berwarna kuning. S. epidermidis
dan S, saprophyticus tidak memermentasi manitol dan medium tetap berwarna merah.
Catatan: Fermentasi manitol (+) : S. aureus , (-):S. epidermidis dan S, saprophyticus

IV. Uji Katalase

Untuk membedakan staphylococcus dari streptococcus dilakukan uji katalase.

Reaksi: H2O2 -------------------- H2O + O2

Cara:

a. Tube test
Trypticase Soy Broth + 1 koloni kuman, lalu diinkubasi 24 jam dan ditetesi dengan
H2O2 3%.
b. Slide test
- Ambil koloni kuman dan hapuskan pada obyek glass bersih
Tetesi beberapa tetes H2O2 3% dan lihat adanya gelembung gas
- Bila ragu-ragu tutup dengan cover glass
- Positif : adanya gelembung=gelembung gas, negatif: tidak ada gelembung gas

Catatan:

- Jangan dari klutur yang usianya lebih dari 24 jam (bisa false negatif)
- Jangan dari blood/chocolate agar plate, karena katalase ditemukan di sel darah merah
- Uji katalase untuk staphylococcus harus positif (+).

V. Koagulase test

Pemeriksaan ini bertujuan untuk membedakan Staphylococcus aureus dengan staphylococcus


dari species yang lain. S. aureus menghasilkan enzim koagulase sedangkan staphylococcus dari
species yang lain tidak. Enzim ini mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin ini akan melapisi
S. aureus dan akan melindungi kuman ini dari phagocytosis.

Bahan:
- Plasma EDTA kelinci, dibagi dalam tabung screw cup, setiap tube berisi 0,5 ml plasma
- t abung bisa disimpan di lemari es 10 hari atau reezer untuk beberpa bulan
- jangan ambil kuman dari MSA (hasil bisa false negatif) tetapi dari medium netral seperti
Mueller Hinton (MH).

Cara :
- tanamkan satu koloni Staphylococcus pada 0,5 ml plasma Kelinci.
- Inkubasi pada suhu 37oC selama 4 jam, Bila ada gumpalan berarti positif.
- Bila tidak ada gumpalan, inkubasi pada temperatur ruang hingga 24 jam.
- Positif: ada gumpalan (walaupun sedikit) pada 4 jam atau 24 jam.
- Negatif : tidak ada gumpalan (setelah 24 jam)

VI. Tes Kepekaan Novobiocin


Pemeriksaan ini bertujuan untuk membedakan S. saprophyticus dengan S, epidermidis . S.
saprophyticus resisten terhadap novobiocin, sedangkan S, epidermidis sensitif.
Bahan:
a. Reagen
- Antibiotik disk novobiocin 5 ug
- TSB broth 1 ml dalam tabung tertutup yang steril
b. Peralatan
- Swab steril
c. Prosedur
- Metode: sama dengan metode kepekaan KIRBY BAURER
- Interpretasi:
Jika zona hambatan < 15 mm berarti resisten terhadap novobiocin -----S. saprophyticus.
Bila sensitif > 15 mm --------- S, epidermidis

Tabel 1, Identifikasi Staphylococcus


S.
No. Pemeriksaan S. aureus S. epidermidis
saprophyticus

1. Tes Koagulase + - -

2. Hemolisis + +/- -

3. Tes Mannitol + - -

4. K epekaan terhadap +/- Sensitif Resisten


Novobiocin
SKEMA PEMERIKSAAN LABORATOIS STAPHYLOCOCCUS

Bahan pemeriksaan

Gram Agar darah

Pewarnaan Gram

Negatif Katalase Positif

Streptococcus Staphylococcus

Koagulase

Mannitol

Positif Negatif

S. aureus Kepekaan Novobiocin

Resisten: S. saprophyticus Sensitif: S. epidermidis


STREPTOCOCCUS
Streptococcus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk
pasangan atau mata rantai selama masa pertumbuhannya. Streptococcus adalah golongan bakteri
yang cukup heterogen. Tidak ada satupun sistem yan gcukup baik untuk mengklarifikasinya. Dua
puluh spesies, termasuk Streptococcus pyogenes (golongan A), Streptococcus agalactiae
(golongan B), dan enterokokus (golongan D), digolongkan berdasarkan kombinasi sifatnya: sifat
pertumbuhan koloni, pola hemolisis pada agar darah (hemolisis alfa, heolisis betha atau tanpa
hemolisis) susunan antigen pada dinding sel yang spesifik untuk golongan tertentu dan reaksi-
reaksi biokimiawi.

1. Diagnosis Laboratoris Streptococcus


1. Bahan yang diperiksa:
Tergantung pada lokasi infeksinya, bahan pemeriksaan dapat berupa: usapan tenggorok, pus,
darah, urine, feses, sputum, LCS, cairan pleura, dll.
Serum: Untuk pemeriksaan antibody terutama titer antibody streptolisin O (ASTO)
2. Pemeriksaan yang dikerjakan:
a. Pembuatan preparat untuk pengecatan Gram
Bentuk: Bulat, ada yang agak lonjong atau kadang-kadang memanjang seperti batang.
Pengecatan Gram: tercat gram positif
Sususan: Biasanya mempunyai susunan yang khas berdert-deret membentuk rantai
panjang atau pendek. Tetapi ada juga yang berempat atau berpasangan.
Alat tambahan: Sebagian besar streptococcus group A, B dan C mempunyai kapsul yang
terdiri dari asam yaluronat, terutama pada kultur yang muda.
b. Penanaman
Bila ada pemeriksaan mikroskopik dari material langsung ditemukan adanya
streptococcus, tetapi pada penanaman tidak tumbuh mungkin kuman tersebut
streptococcus anaerob (peptostreptococcus).
Dari material ditanam pada media agar darah dan tanaman cair. Di samping kaldu darah
juga thioglicolat bilamana dicurigai adanya kuman anaerob. Kemudian dieramkan 37C
selama 18-24 jam. Streptococcus akan membentuk koloni bulat, halus, jernih, mengkilat,
diameter 0,1-1mm.
2. Demonstrasi
1. Pemeriksaan mikrokopik preparat kering streptococcus.
2. Biakan kuman Streptococcus hemolitik  pada lemepeng agar darah dan lempeng agar
coklat.
3. Biakan kuman Streptococcus pyogenes pada lempeng agar darah dan lemepeng agar
coklat.
4. Biakan kuman Streptococcus faecalis pada lempeng agar darah dan lempeng agar coklat.
3. Sifat kuman Streptococcus:
 Katalase negative
 Hemolisis tipe  :
Streptococcus pyogenes terjadi hemolisa total dari sel darah merah, dan hemoglobin
digunakan secara total oleh kuman, sehingga terbentuk zona jernih di sekitas kuman.
Terlihat jelas pada medium blood agar, tidak terlihat di medium chocolat agar.
 Hemolisis tipe  :
Streptococcus viridians atau Streptococcus pneumonia. Terjadi hemolisa sebagian dari sel
darah merah dan reduksi dari hemoglobin menjadi methemobglobin sehingga terjadi zona
hijau di sekitar kuman. Terlihat jelas pada medium chocolat agar, tapi dapat juga dilihat
pada blood agar.
 Hemolisis tipe :
Streptococcud faecalis tidak menyebaban hemolisa pada medium chocolat maupun blood
agar sehingga tidak ada perubahan pada medium blood agar maupun chocolat agar.
 S. viridians dan S. pneumonia dibedakan dengan cara:

S. pneumoniae S. viridans
Nile solubility (+) larut (-) tidak larut
Optochin disk (+) sensitif (-) resisten
Fermentasi inulin (+) kuning (-) merah

4. Streptococcus pneumonia
Optochin test:
Medium : Blood agar plate
Cara : Dengan ose, ambil 3-4 koloni isolated dan streaking rapat pada
½ are blood agar. Panakan pinset dan taruh Optochin disk pada area
streaking.
Inkubasi : 37C selama 18-24 jam pada Candle jar (5-7% CO2)
Positif : S. pneumonia bila diameter zone hambat > 14 mm
Negatif : Bila diameter zone hambat < 14 mm.
SKEMA PEMERIKSAAN LABORATOIS STREPTOCOCCUS

Bahan pemeriksaan

Gram Agar darah

Pewarnaan Gram

Positif Katalase Negatif

Staphylococcus Streptococcus

Hemolisis Hemolisis Hemolisis

Bacitracin Bile Solubility

Aglutinasi Latex Optochin

Ko aglutinasi S. pneumoniae Streptococcus sp. Bile esculin

ABCDFG Streptococcus group D S. viridans

NaCl 6,5%

Enterococci Non Enterococi


Gambar – gambar

Staphylococcus streptococcus

pewarnaan gram : gram (+) pewarnaan gram : gram (+)


Katalase test

Tugas mahasiswa :

1. Lakukan langkah-langkah seperti petunjuk dan amati !

2. Gambarlah alat dan media yang ada dalam demonstrasi (warna gambar sesuai dengan

asli)!

3. Buat laporan praktikum masing-masing kelompok satu laporan dengan ketentuan sebagai

berikut :

 Ditulis di folio bergaris (tulis tangan)

 Terdiri dari :

o Judul praktikum

o Tujuan praktikum

o Dasar teori

o Alat dan bahan

o Hasil pengamatan

o Pembahasan

o Kesimpulan dan

o Daftar pustaka
 Laporan dikumpulkan paling lambat seminggu setelah pelaksanaan praktikum

Anda mungkin juga menyukai