Anda di halaman 1dari 14

Nama Dosen : Nasrayanti, S.

ST
Mata Kuliah : KKPK
Tugas : Kelompok

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AMBULASI


DAN PENGERTIAN OKSIGENASI

Di Susun Oleh:

NURFADILLA (BSN 18967)


ROSLINDA (BSN 18972)
SATRIANI (BSN 18973)
JUSNANIANTI (BSN 18963)
RINI AGRIANI (BSN 18970)
ULFA DWIYANTI (BSN 18981)

AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT NUSANTARA BONE


TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan nama ALLAH yang maha pengasih lagi maha penyang, kami memenjatkan
puji syukur kehadirat ALLAH SWT. Karena atas rahamat, dan hidayah – Nyalah sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Begitu pula selawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada nabi Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga dan pengikutnya yang setia hingga
akhir zaman.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sedikit mengalami kesulitan dan rintangan,
namun berkat bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, sehinga kesulitan-kesulitan
tersebut bisa teratasi dengan baik. Dengan demikian, melalui lembaran ini penyusun hendak
menyampaikan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada mereka, teriring doa agar
segenap bantuannya dalam penyelesaian makalah ini, sehingga bernilai ibadah disisi Allah
SWT.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir dari
segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi, olehnya itu
kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini selanjutnya. Amiin.

Watampone, 31 Januari 2019

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1

BAB II (PEMBAHASAN)
A. Pengertian Ambulasi ..................................................................................... 2
B. Tujuan Ambulasi ........................................................................................... 2
C. Alat-Alat yang Digunakan dalam Pelaksanaan Ambulasi ............................ 3
D. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Ambulasi ............................................ 4
E. Defenisi Oksigenasi ....................................................................................... 5
F. Organ Pernafasan ........................................................................................... 6

BAB III (PENUTUP)


A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh. Prinsip mekanika tubuh, pergerakan dasar dalam
mekanika tubuh merupakan kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi. Untuk menilai
kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik, penggunaan alat
bantu gerak, cara menggapai benda, naik/turun dan berjalan adalah dengan cara
melakukan proses keperawatan pada pasien melalui pengkajian, diagnosa, intervensi dan
tindakan keperawatan. Dengan adanya proses keperawatan pada pasien dengan gangguan
ambulasi ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi, meningkatkan kekuatan otot dan
mobilitas, mencegah komplikasi dari imobilitas dan meningkatkan harga diri serta
kemandirian.
Untuk itu penulis membuat makalah ini agar dapat membantu tata cara dasar
ambulasi yang benar.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari ambulasi?
2. Apakah tujuan dari ambulasi?
3. Sebutkan dan jelaskan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan ambulasi!
4. Sebutkan apa saja alat-alat yang dipergunakan dalam pelaksanaan ambulasi!
5. Sebutkan fakor-faktor yang mempengaruhi ambulasi!

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ambulasi.
2. Untuk mengetahui tujuan dari ambulasi.
3. Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang berhubungan dengan ambulasi.
4. Untuk mengetahui apa saja alat-alat yang dipergunakan dalam pelaksanaan ambulasi
5. Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi ambulasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ambulasi
Ambulasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca
operasi dimulai dari bangun, dan duduk di sisi tempat tidur hingga pasien turun dari
tempat tidur, berdiri dan mulai belajar berjalan.
Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis
(thrombosis vena profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi,
mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi (Hinchliff,
1999; Craven dan Hirnle, 2009).
Ambulasi sangat penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien
membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi
pasien akan semakin sulit untuk memulai berjalan (Kozier, 1989).
Menurut Kozier dan Erb (1987), factor yang mempengaruhi ambulasi adalah
kondisi kesehatan pasien, nutrisi, emosi, situasi dan kebiasaan serta gaya hidup dan
pengetahuan.
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien.
Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari latihan
berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien menunjukkan
tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier (1995 dalam Asmandi, 2008)
ambulasi adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang
dilakukan segera pada pasien paska operasi dimulai dari duduk sampai pasien turun dari
tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien.

B. Tujuan Ambulasi
1. Untuk memenuhi kebutuan aktivitas
2. Memenuhi kebutuhan ambulasi
3. Mempertahankan kenyamanan
4. Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
5. Mempertahankan control diri pasien
6. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan

2
C. Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan ambulasi
1. Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen untuk
meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam keseimbangan pasien.
Misalnya: Conventional, Adjustable dan lofstrand

2. Canes (tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau logam setinggi pinggang yang
digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi tongkat
berkaki panjang lurus (single stight-legged) dan tongkat berkaki segi empat (quad
cane).

3. Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yang kokoh
digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yang kuat dan
mampu menopang tubuh.

3
4. Kursi roda

5. Tripod

D. Faktor-faktor yang Memengaruhi Mekanika Tubuh dan Ambulasi


1. Status Kesehatan.
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal
dan sistcm saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat
disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari, dan lain-lain.
2. Nutrisi.
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan
tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan
kelemahan otot dari memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, tubuh
yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
3. Emosi.
Kondisi psikologis sesearang dapat memudahkan perubahan perilaku yang
dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dari ambulasi baik. Seseorang
yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang

4
rendah, akan mudah mengalarrti perubahan dalam mekanika tubuh dan
ambulasi.
4. Situasi dan Kebiasaan,
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering
mengangkat benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mckanika tubuh
dan ambulasi.
5. Gaya Hidup.
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga
dapat mengganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan neurologi, yang
akhirnya mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6. Pengetahuan.
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan
mendorong sescorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga
menguranngi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pcngetahuan yang kurang
memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang
berisiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurolobri dan muskuloskcletal.

E. Definisi Oksigenasi
Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ
atau sel. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi yaitu saluran
pernapasan bagian atas, bagian bawah dan paru (Hidayat, 2006).
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar
dan mendesak, tanpa oksigen dalam waktu tertentu sel tubuh akan mengalami kerusakan
yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif
terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen
antara 3-5 menit. Apabila kekurangan kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima
menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb, 1998). Fungsi
sistem jantung ialah untuk mengantarkan oksigen, nutrien, dan substansi lain ke jaringan
dan membuang produk sisa metabolisme selular melalui pompa jantung. Kerja pompa
jantung sangat penting

5
F. Organ Pernafasan

1. Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang paling luar. Udara dari luar akan masuk
ke dalam tubuh melalui hidung. Udara dari luar tidak hanya mengandung oksigen
tetapi juga mengandung gas-gas lain seperti nitrogen, belerang, dan karbondioksida.
Hidung juga dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, indra pembau, selaput lendir
dan konka. Rambut-rambut hidung berfungsi sebagai alat untuk menyaring debu-debu
yang ikut masuk ke dalam hidung bersama dengan udara
2. Faring
Faring adalah hulu kerongkongan yang merupakan percabangan dua saluran.
Yaitu antara saluran yang menghubungkan mulut-kerongkongan dan hidung-
tenggorokan.
Saluran penghubung mulut dengan kerongkongan disebut saluran pencernaan
atau orofarings yang berada pada bagian belakang. Sedangkan, saluran penguhubung
hidung dengan tenggorokan disebut saluran pernapasan atau nasofarings yang berada
pada bagian depan.
Fungsi utama faring adalah sebagai saluran pencernaan yaitu membawa
makanan masuk ke dalam kerongkongan. Faring juga berperan dalam proses
masuknya udara ke dalam pita suara untuk menghasilkan suara. Faring juga
menjadikan manusia mungkin untuk bernapas melalui mulut.

6
3. Laring
Laring merupakan bagian atas tenggorokan yang berisi pita suara. Pada ujung
atas laring terdapat sebuah katup epiglotis. Katup epiglotis merupakan tulang rawan
yang sangat tipis yang menutup pangkal tenggorok pada waktu menelan. Katup akan
terbuka ketika kita berbicara atau bernapas. Saat kita makan sambil berbicara
biasanya kita akan tersedak. Tersedak ini dikarenakan katup epiglotis tidak bisa
bekerja dengan baik karena bingung harus menutup atau membuka saluran
pencernaan atau pernapasan.
Di bawah epiglotis terdapat tulang rawan yang membentuk jakun. Di dalam
jakun terdapat pita suara (vocal cord) tempat dihasilkannya suara. Saat paru-paru
mengeluarkan udara, pita suara akan bergetar dan akan terdengar sebagai suara.
4. Trakea
Trakea adalah tabung atau pipa tempat keluar masuknya udara. Dindingnya
tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri atas
jaringan epitelium bersilia. Cincin tulang rawan menjadikan tenggorokan selalu
terbuka sebagai tempat keluar dan masuknya udara.
Fungsi silia pada dinding trakea adalah untuk menyaring benda-benda asing
yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Sehingga kotoran atau debu yang masuk ke
dalam tenggorokan akan didorong ke atas oleh silia dan dikeluarkan melalui mulut
dengan mekanisme batuk.
Batang tenggrorokan berbentuk panjang seperti pipa dengan panjang kira-kira
10 cm yang bersifat kaku. Trakea memanjang dari leher ke rongga dada atas dengan
susunan sebagian berada di leher dan sebagian di rongga dada.
Pada bagian bawah trakea bercabang menjadi dua saluran yang disebut
dengan bronkus. Saluran bercabang ke sebelah kiri menuju paru-paru sebelah kiri dan
bercabang ke sebelah kanan menuju paru-paru sebelah kanan.
5. Bronkus
Bronkus adalah cabang tenggorokan yang bersambung ke bagian kiri dan
kanan paru-paru.
Sama seperti trakea, bronkus juga tersusun dari tulang-tulang rawan hanya
saja bentuk bronkus lebih kecil jika dibandingkan dengan trakea.Susunan tulang
rawan pada bronkus juga tidak teratur yaitu berselang-seling antara tulang dan otot.
Bronkus juga berfungsi sebagai penyaring udara tetapi sifatnya hanya sekedar
sebagai penyaring sekunder. Jaringan epitel pada dindingnya menghasilkan lendir
7
yang menangkap kotoran yang ikut masuk bersama udara. Dinding bronkus sama
seperti trakea hanya saja dinding bronkus lebih tipis jika dibandingkan dengan trakea.
Bronkus berjumlah sepasang yang menuju ke sebelah kiri dan ke sebelah
kanan. Saluran yang menuju ke sebelah kiri bentuknya lebih panjang dan sempit.
Bronkus memiliki cabang-cabang yang lebih halus yang disebut dengan bronkiolus.
6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus. Fungsi
utama bronkiolus adalah menghubungkan bronkus dengan alveolus dan untuk
mengatur banyaknya udara yang didistribusikan ke paru-paru melalui
mekanisme dilatasi (melebar) dan konstriksi (menyempit).
Banyaknnya bronkiolus di dalam paru-paru akan sama dengan jumlah lobus di
dalam paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus dan paru sebelah
kiri memiliki 2 lobus. Jadi jumlah bronkiolus pada paru-paru sebelah kanan adalah 3
buah dan pada sebelah kiri jumlahnya 2 buah.
Bronkiolus bercabang menjadi saluran yang semakin halus, semakin kecil dan
dindingnya semakin tipis. Berbeda dengan bronkus, dindingbronkiolus tidak tersusun
dari tulang rawan lagi. Pada ujungnya terdapat banyak sekali gelembung-gelembung
kecil yang biasa disebut alveolus.
7. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ paling besar yang ada dalam sistem pernapasan
manusia. Kalian tentu telah mengetahui dimana letak paru-paru. Paru-paru terletak di
rongga dada manusi. Antara rongga dada dan rongga perut terdapat sebuah pemabatas
yang disebut diafragma. Sekat ini nantinya akan berguna bagi proses memasukkan
udara ke paru-paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara dari paru-paru (ekspirasi).
Didalamnya terdapat organ pernapasan lainnya, seperti bronkiolus, alveolus
dan pembuluh darah. Ukuran paru-paru sebelah kana lebih besar jika dibandingkan
paru-paru sebelah kiri. Hal ini dikarenakan paru-paru kanan mempunyai 3 lobus dan
sebelah kiri mempunyai 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh sebuah dua selaput tipis yang biasa disebut pleura.
Lapisan luar pleura melekat pada rongga dada dan pleura bagian dalam melapisi paru-
paru untuk menggabungkan organ-organ didalam paru-paru. Di antara kedua lapisan
tersebut terdapat cairan limfa yang akan berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan
ketika mengambang dan mengempis.

8
8. Alveolus
Pada ujung bronkus terdapat gelembung-gelembung kecil berisi udara yang
disebut alveolus (jamak: alveoli). Pada gelembung-gelembung ini terjadi proses
pertukaran gas oksigen dengan gas sisa metebolisme (karbondioksida) melalui
dinding alveolus. Dinding alveolus dilapisi oleh sel-sel tipis yang banyak
mengandung pembuluh darah kapiler.
Pertukaran gas terjadi dengan mekanisme difusi (perpindahan suatu zat
melalui sebuah selaput atau dinding). Oksigen yang berada dalam alveolus akan
diserap oleh pembuluh kapiler dan ditukar dengan gas karbondioksida. Gas sisa
tersebut akan di keluarkan dari dalam tubuh melalui hidung.
Di dalam darah oksigen akan diikat oleh hemoglobin dan selanjutnya akan
dialirkan ke seluruh tubuh. Oksigen akan digunakan dalam proses oksidasi zat
makanan yang akan menghasilkan gas sisa berupa karbondioksida. Darah yang
banyak mengandung karbondioksida akan dialirkan kembali ke paru-paru untuk
ditukar dengan oksigen.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien paska
operasi dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan.
2. Tujuan ambulasi adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatan pasien
3. Latihan ambulasi seperti duduk di atas tempat tidur, turun dan berdiri dari tempat
tidur, membantu berjalan, dan memindahkan pasien dari tempat tidur ke branchard.

B. Saran
Materi tentang teknik ambulasi ini sangat penting untuk pelajari dan kita pahami
bagaimana menerapkan teknik yang benar kepada pasien. Karena hal ini merupakan hal
dasar bagaimana merawat pasien kita.

10
DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A. A. (2008). Keterampilan Dasar Praktik untuk


Kebidanan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika

Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A. A. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

http://ameliarina.blogspot.com/2011/03/ambulasi.html

http://handoutmatoh.blogspot.com/2011/12/kebutuhan-mekanik-dan-ambulasi.html

11

Anda mungkin juga menyukai