Anda di halaman 1dari 29

ANALISA KEUANGAN DAN PASAR MODAL

Analisis Pengembalian atas Investasi Modal dan Profitabilitas

Makalah Ini Disusun guna untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Analisa
Keuangan dan Pasar Modal”

Dosen Pengampu : Ibu Ismawati Haribowo S.E.,M.Si

Disusun Oleh:

Lidya Herman Putri (11170820000022)

Dinda (11170820000037)

Akhmad Rizal Fauzi (11170820000038)

Kelas : 4 A

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Analisa Keuangan dan
Pasar Modal “Analisis Pengembalian atas Investasi Modal dan Profitabilitas” ini sesuai
dengan harapan dan selesai tepat pada waktunya.

Dibuatnya makalah ini bertujuan agar setiap pembaca dapat mengerti dan menambah
pengetahuannya. Penulis menyadari segala kekurangan dari makalah ini, baik materi maupun
bahasa, namun demikian penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih bagi setiap pembaca.

Kami sebagai penulis makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang ada kaitannya dengan penyempurnaan
makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami
perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan
manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para pemakainya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Ciputat, 23 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………

A. Pentingnya Pengendalian Atas Investasi Modal…………………………………….


1. Mengukur efektivitas manajerial………………………………………….....
2. Mengukur profitabilitas……………………………………………………..
3. Ukuran untuk perencanaan dan pengendalian………………………………
B. Komponen Pengembalian Atas Investasi Modal……………………………………
1. Definisi investasi modal……………………………………………………..
2. Menghitung pengembalian investasi modal………………………………...
C. Menganalisis Pengembalian Atas Aset Bersih……………………………………...
1. Pemisahan pengembalian atas asset operasi bersih………………………....
2. Hubungan antara margin laba dan perputaran asset………………………...
D. Analisis Pengmbalian Atas Ekuitas Biasa…………………………………………..
E. Menghitung Pengembalian Atas Investasi Modal…………………………………..
1. Pengembalian atas asset operasi bersih (RNOA)……………………………
2. Pemisahan pengambalian atas asset operasi bersih………………………....
3. Pengembalian atas ekuitas biasa…………………………………………….
4. Pemisahan pengembalian atas ekuitas biasa…………………………………
F. MenilaiEkuitas Pertumbuhan Biasa…………………………………………………
1. Tingkat pertumbuhan ekuitas………………………………………………..
2. Tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan……………………
G. Pelaporan Berdasarkan Segmen……………………………………………………..
H. Dampak Analisis Laporan Segmen…………………………………………………..
PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL


Kinerja perusahaan dapat dianalisis dengn berbagai cara. Pertumbuhan pendapatan,
laba bersih, dan asset merupakan ukuran kinerja yang biasa digunakan. Namun, tidak
satupun dari ukuran-ukuran perusahaan ini dapat digunakan secara terpisah sebagi ukuran
kinerja perusahaan yang komprehensif. Penyebabnya adalah saling ketertarikan
antarukuran ini dan keterkaitan antaraktivitas usaha. Misalnya, pendapatan meningkat
hanya diinginkan jika perusahaan dapat meningkatkan laba. Untuk menilai jumlah laba
bersih, kita menguatkannya dengan investasi modal. Misalnya, keuntungan sebesar $1 juta
akan dinilai berbeda jika investasi modal suatu perusahaan berjumlah sebesar $2 juta atau
$200 juta.

Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian atas
investasi modal (return on invested capital-ROIC) atau pengembalian atas investasi (return on
investment-ROI) mungkin merupakan ukuran kinerja perusahaan yang dikenal luas. Ukuran ini
dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal. Ukuran ini
juga memungkinkan kita menilai pengembaian perusahaan relative terhadap risiko investasi
modal serta membandingkan pengembalian atas investasi modal dengan pengembalian
investasi alternative. Analisis ini menentukan kemampuan perusahaan untuk meraih
keberhasilan, memperoleh pendanaan, membayar kreditor, dan memberikan imbalan kepada
pemilik. Pengembalian atas investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis,
antara lain:

1. Mengukur Efektivitas Manajerial

Tingkat pengembalian atas investasi mosal terutama tergantung pada keahlian, sumber
daya, kepintaran, dan motivasi manajemen. Manajemen bertanggungjawab atas aktivitas usaha
perusahaan. Mereka membuat keputusan pendanaan dan memilih strategi perencanaan serta
melaksanakannya. Pengembalian atas investasi modal, jika dihitung selama periode waktu satu
tahun atau lebih, merupakan ukuran efektivitas manajerial yang relevan.

2. Mengukur Profitabilitas

Pengembalian atas investasi modal merupakan indicator penting atas kekuatan


perusahaan dalam jangka panjang. Angka ini menggunakan ukuran ringkasan utama dari
laporan laba rugi (laba)dan neraca (pendanaan) untuk menilai profitabilitas. Ungkuran
profitabilitas ini memiliki beberapa keunggulan yaitu angka ini dapat mengungkapkan
pengembalian atas investasi modal secara efektif dari berbagai perspektif contributor
pendanaan yang berbeda (kreditor dan pemegang saham)

3. Ukuran untuk Perencanaan dan Pengendalian

Pengembalian atas investasi modal memiliki peran penting dalam perencanaan,


penganggaran, koordinasi, evaluasi, dan pengendalian aktivitas usaha. Pengembalian segmen
ini terdiri atas penghasilan yang diperoleh tiap lini produk, proyek, dan komponen lain. Dalam
mengevaluasi alternative investasi, manajemen menilai kinerja relative terhadap tafsiran
pengembalian. Dari penilaian ini, diambil keputusan strategis dan rencana tindakan bagi
perusahaan.

B. KOMPONEN PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL

Pengembalian atas investasi modal (return on invested modal) dihitung dengan cara
sebagai berikut:
Laba

Investasi Modal

1. Definisi Investasi Modal

Tidak ada ukuran universal atas investasi modal yang digunakan untuk menghitung
tingkat pengembalian. Ukuran investasi modal yang berbeda mencerminkan perspektif
pengguna laporan keuangan yang berbeda. Bagian ini akan menjabarkan berbagai ukuran
investasi modal dan menjelaskan relevansinya bagi interpretasi dan pengguna laporan
keuangan yang berlainan.

a) Aset Operasi Bersih


Banyak analis memisahkan neraca dan laporan laba rugi menjadi komponen operasi
dan non-operasi dan menghitung pengembalian asset operasi bersih (return on net
operating assets-RNOA) sebagai ringkasan ukuran kinerja. Aktivitas operasi merupakan
aktivitas inti perusahaan. Aktivitas ini meliputi seluruh aktivitas yang dibutuhkan untuk
membawa produk atau jasa perusahaan ke pasar, serta melayani kebutuhan para
pelanggannya. Dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi biasanya meliputi penjualan,
harga pokok penjualan, dan beban penjualan, umumj, serta administrasi (selling and
general amd administration). Di neraca, aktivitas operasi diwakili oleh asset dan kewajiban
yang berhubungan dengan akun-akun laporan laba rugi , seperti piutang usaha, persediaan,
asset tetap, utang usaha, dan beban yang masih harus dibayar. Meskipun manajemen atas
portofolio investasi yang efektif dan melakukan ppinjaman yang bijaksana dapat
menguntungkan laba, pendapatan dan beban non-operasi ini dianggap sebagai tambahan
dari aktivitas operasi inti suatu usaha. Akibatnya, pengembalian atas investasi dan beban
pinjaman umumnya tidak memiliki dampak yang besar pada nilai perusahaan, kecuali jika
jumlahnya besar.

Lebih spesifik lagi, asset operasi terdiri atas total asset dikurangi asset keuangan
seperti investasi dalam efek yang dapat diperdagangkan. Kewajiban operasi terdiri atas
total kewajiban dikurangi utang yang dikenakan bunga. Asset operasi dikurangi kewajiban
operasi menghasilkan asset operasi bersih (net operating assets-NOA). Ukuran laba yang
dapat diperbandingkan asset operasi bersih adalah asset operasi bersih setelah pajak (net
operating profit after tax-NOPAT), yang sama dengan pendapatan dikurangi beban operasi
seperti harga pokok penjualan, beban SG&A, dan pajak (NOPAT mengecualikan laba
investasi dan beban bunga).

b) Modal Ekuitas Biasa


Pengembalian ekuitas biasa(return on common equity-ROCE) dinyatakan sebagai
laba bersih dikurangi dividen saham preferen dibagi rata-rata ekuitas biasa. Ekuitas biasa
sama dengan total ekuitas pemegang saham dikurangi saham preferen . Saham preferen
dikeluarkan dari perhitungan karena, dari sudut pandang pemegang saham biasa, saham
preferen memiliki klaim tetap asset bersih dan arus kas perusahaan, sama seperti utang.

Ekuitas biasa juga dapat dinyatakan sebagai total asset dikurangi utang dan saham
preferen. Proporsi utang dan pendanaan ekuitas atas asset merupakan keputusan struktur
modal yang harus diambil setiap perusahaan. Jumlah ekuitas dalam struktur modal, atau
jumlah ekuitas yang digunakan dalam perhitungan pengembalian atas ekuitas, merupakan
fungsi dari sampai sejauh mana perusahaan didanai dengan utang (dimana lebih banyak
utang berarti lebih sedikit ekuitas).

c) Menghitung Investasi Modal Suatu Periode


Tanpa melihat definisi investasi modal, kita membandingkan pengembalian untuk
suatu periode dengan dasar investasinya. Investasi modal untuk suatu periode umumnya
dihitung dengan menggunakan rata-rata modal yang tersedia bagi perusahaan selama
periode tersebut. Angka rata-rata digunakan untuk mencerminkan perubahan investasi
modal yang terjadi selama periode. Metode yang paling umu digunakan adalah
menambhakan saldo awal dan akhir tahun investasi modal lalu dibagi dua. Tetapi kita harus
berhati-hati dalam melakukan perata-rataan. Metode yang lebih akurat adalah dengan
merata-ratakan jumlah interim-misalnya, menambahkan jumlah investasi modal tiap akhir
kuartal dan membaginya dengan 4.

d) Penyesuaian atas Investasi Modal dan Laba


Analisis pengembalian atas investasi modal menggunakan angka laporan keuangan
sebagai titik awal. Beberapa angka yang tidak dilaporkan di dalam laporan keuangan juga
perlu diperhitungkan. Beberapa penyesuaian, seperti yang berhubungan dengan persediaan,
memengaruhi pembilang maupun penyebut pengembalian investasi modal, sehingga
mengurangi pengaruhnya. Apapun dampaknya, analisis pengembalian atas investasi modal
seharusnya menggunakan angka laporan keuangan yang telah disesuaikan secara wajar.

2. Menghitung Pengembalian Investasi Modal

Berikut ini merupakan bentuk penerapan analisis pengembalian atas investasi modal.
Akan diberikan ilustrasi dalam laporan keuangan Excell Corporation (Laporan Neraca dan
Laba Rugi) dengan penggunaan laba maupun investasi yang berbeda dalam pengembalian atas
investasi modal.

Excell Corporation

Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember, Tahun ke-8 dan ke-9

(dalam ribuan $) Tahun ke-8 Tahun ke-9

Penjualan $ 1.636.298 $ 1.782.254

HPP dan Beban Operasi 1.473.293 1.598.679

Laba Operasi 163.005 183.575

Beban Bunga 21.825 20.843

Laba Sebelum Pajak 141.180 162.732

Beban Pajak 52.237 58.584


Laba Bersih $ 88.943 $ 104.148

Excell Corporation

Laporan Neraca

Per 31 Desember, Tahun ke-8 dan ke-9

(dalam ribuan $) Tahun ke-8 Tahun ke-9

ASSET

Kas $ 115.397 $ 71.546

Efek yang dapat diperdagangkan 38.008 43.854

Piutang usaha bersih 177.538 182.589

Persediaan 204.362 256.838

Total Aset lancer $ 535.305 $ 555.097

Investasi dalam anak perusahaan yang tidak 33.728 62.390


dikonsolidasi

Efek yang dapat diperdagangkan 5.931 56.997

Asset tetap, bersih 1.539.221 1.633.458

Goodwill 6.550 6.550

Total Asset Jk. Panjang $ 1.585.430 $ 1.759.395

Total Asset $ 2.120.735 $ 2.314.492

KEWAJIBAN

Wesel bayar $ 7.850 $ 13.734

Utang usaha 138.662 155.482

Utang pajak 24.370 13.256

Bagian lancar utang jk. Panjang 30.440 33.822

Total kewajiban lancer $ 201.332 $ 216.294

507.329 473.507
Utang jk. Panjang

Pensiun dan kewajiban OPEB 743.779 852.237

Total kewajiban jk. Panjang $ 1.251.108 $ 1.325.744

EKUITAS

Saham biasa $ 413.783 $ 413.783

Tambahan modal disetor 19.208 19.208

Laba ditahan 436.752 540.901

Saham diperoleh kembali (201.438) (201.438)

Total ekuitas pemegang saham 668.305 772.454

Total Kewajiban dan Ekuitas $ 2.120.735 $ 2.314.492

a) Pengembalian atas Aset Operasi Bersih

Pengembalian atas aset operasi bersih (return on net operating assets – RNOA)
dihitung sebagai berikut :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝑁𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑠 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥−𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇)
RNOA =
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ (𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑛𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝑁𝑂𝐴)

Penyebut rumus di atas adalah asset operasi bersih (net operating assets – NOA) , sama
dengan asset operasi dikurangi kewajiban operasi.

Aset operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, meliputi kas,
piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, asset pajak tangguhan, asset tetap, dan
investasi jangka panjang yang terkait dengan akuisisi strategis (seperti investasi metode
ekuitas, goodwill, dan asset tak berwujud). Sedangkan kewajiban operasi yaitu utang
usaha dan beban yang masih harus dibayar serta kewajiban operasi jangka panjang, seperti
pensiun dan kewajiban purnakarya lainnya (other post retirement – OPEB ) serta kewajiban
pajak tangguhan.

Asset non-operasi (asset keuangan) meliputi investasi dalam efek yang dapat
diperdagangkan, investasi ekuitas non-strategis, dan investasi dalam operasi yang
dihentikan sebelum dijual. Kewajiban non-operasi (kewajiban keuangan) meliputi
obligasi dan kewajiban jangka panjang lain yang dikenakan bunga, serta bagian tidak lancar
sewa guna usaha modal. Kewajiban keuangan bersih (net financial obligations – NFO)
sama dengan kewajiban keuangan dikurangi asset keuangan.

Perbedaan antara aktivitas operasi dan non-operasi ini dapat dirangkum dalam
penyajian umum neraca berikut :

NERACA

Asset operasi OA Kewajiban keuangan FL

Dikurangi kewajiban operasi (OL) Dikurangi asset keuangan (FA)

Kewajiban keuangan bersih NFO

Ekuitas pemegang saham SE

Aset operasi bersih NOA Pendanaan bersih NFO+SE

Karena persamaaan akuntansi yang menyatakan bahwa asset = kewajiban + ekuitas,


maka dapat juga dinyatakan berdasarkan aktivitas operasi dan non-operasinya dengan :

[Asset operasi bersih (NOA) = kewajiban keuangan bersih (NFO) + Ekuitas pemegang saham (SE)]

Untuk Excel Corporation, asset operasi bersih (NOA) untuk tahun ke-8 dan ke-9
dapat dihitung baik dari sisi aktiva maupun passiva sebagai berikut :

Excell Corporation

Net Operating Assets – NOA (perhitungan sisi aktiva)

Per 31 Desember, Tahun ke-8 dan ke-9

(dalam ribuan $) Tahun ke-8 Tahun ke-9

Kas $ 115.397 $ 71.546

Piutang usaha bersih 177.538 182.589

Persediaan 204.362 256.838


Investasi dalam anak perusahaan yang tidak 33.728 62.390
dikonsolidasi

Asset tetap, bersih 1.539.221 1.633.458

Goodwill 6.550 6.550

(138.662) (155.482)

Utang usaha

Utang pajak (24.370) (13.256)

Pensiun dan kewajiban OPEB (743.779) (852.237)

Asset operasi bersih (NOA) $ 1.169.985 $ 1.192.666

Net Operating Assets – NOA (perhitungan sisi passiva)

(dalam ribuan $) Tahun ke-8 Tahun ke-9

Wesel bayar $ 7.850 $ 13.734

Bagian lancar utang jk. Panjang 30.440 33.822

Utang jk. Panjang 507.329 473.507

Efek yg dapat diperdagangkan – lancar (38.008) (43.854)

Efek dapat diperdagangkan – tidak lancar (5.931) (56.997)

Kewajiban keuangan bersih (NFO) $ 501.680 $ 420.212

Ekuitas pemegang saham (SE) 668.305 772.454

Asset operasi bersih (NOA = NFO + SE) $ 1.169.985 $ 1.192.666

Selanjutnya, pembilang dalam rumus perhitungan RNOA adalah laba operasi


bersih setelah pajak (net operating profit after tax – NOPAT), yaitu laba setelah pajak
yang dihasilkan dari asset operasi bersih. Perbedaan antara aktifitas operasi dan non-operasi
dapat dirangkum sebagai berikut :

LAPORAN LABA RUGI

Pendapatan operasi OR

Beban operasi (OE)


Cadangan pajak (TAX)

Perlindungan pajak atas bunga (SHLD)

Beban pajak operasi (TE)

Laba operasi OI

Beban bunga (INTX)

Pendapatan bunga INTR

Perlindungan pajak atas bunga (SHLD)

Beban keuangan bersih (NFE)

Laba bersih NI

Laba bersih yang dimaksud ialah penjualan (pendapatan operasi) dikurangi dengan
HPP, beban operasi seperti beban penjualan, umum, dan administrasi, serta pajak
penghasilan. Pos-pos yang dikeluarkan dari NOPAT yaitu pendapatan bunga dan beban
bunga, pendapatan dividen, keuntungan (kerugian) investasi non-operasi, serta laba (rugi)
dari operasi yang dihentikan (semuanya dihitung setelah dikurangi pajak). Secara khusus,
NOPAT dapat dihitung dengan rumus berikut ini :

NOPAT = {(Penjualan – Beban operasi) x [(1- (beban pajak/laba sebelum pajak)]}

Untuk Excell Corporation, NOPAT untuk tahun ke-8 dan ke-9 yaitu :

Tarif Pajak Efektif NOPAT

Tahun ke-8 ($ 52.237 / $ 141.180) x 100% = 37% $ 163.005 x (1-0,37) = $ 102.693

Tahun ke-9 ($ 58.584 / $ 162.732) x 100% = 36% $ 183.575 x (1-0,36) = $ 117.488

Maka, pengembalian atas asset operasi bersih (return on net operating asset –
RNOA) Excell Corporation untuk tahun ke -9 sebesar :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝑁𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑠 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥−𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇)
RNOA =
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ (𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑛𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝑁𝑂𝐴)
$ 117.488
RNOA =
($ 1.169.985 + $ 1.192.666) ÷ 2
= 9,95 %

b) Pengembalian atas Ekuitas Pemegang Saham Biasa

Pengembalian atas ekuitas saham biasa umumnya hanya memperhitungkan ekuitas


pemegang saham biasa dari seluruh investasi modal. Pengembalian atas ekuitas saham
biasa (return on common equity – ROCE) milik Excell Corporation untuk tahun ke – 9
dapat dihitung sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ−𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛


ROCE =
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎

$ 104.148 − $ 0
= ( $ 668.305 + $ 772.454 ) ÷2
= 14,46 %

Pada kasus ini, tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa Excell
Corp lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pengembalian atas operasi bersih telah
mencerminkan dampak kewajiban keuangan (financial leverage – FL) yang
menguntungkan.

C. MENGANALISIS PENGEMBALIAN ATAS ASET BERSIH

1) Pemisahan Pengembalian atas asset operasi bersih

Ingat kembali bahwa pengembalian atas asset operasi bersih (RNOA) dihitung
sebagai berikut :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝑁𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑠 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥 − 𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇)
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ (𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑛𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝑁𝑂𝐴)

Pengembalian ini dapat dipisahkan menjadi komponen yang bermakna secara relative terhadap
penjualan dengan pemisahan berikut ini :

RNOA = Margin Laba Operasi Bersih x Perputaran Aset Operasi Bersih

𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇 𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛


𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑁𝑂𝐴
= 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
x 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑁𝑂𝐴
Hubungan NOPAT dengan Penjualan disebut Margin laba operasi bersih (net operating
profit margin) atau cukup disebut margin NOPAT. Angka ini mengukur profitabilitas operasi
perusahaan relative terhadap penjualan.

Hubungan Penjualan dengan asset operasi disebut dengan perputaran asset operasi bersih
(net operating asset turnover) atau cukup disebut perputaran NOA. Angka ini mengukur
keefektifan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari asset operasi bersih.

Pemisahan ini akan menyorot peranan tiap-tiap komponen, baik itu margin NOPAT
maupun perputaran NOA dalam menentukan besaranya RNOA. Keduanya merupakan pengukuran
yang bermanfaat untuk mendapatkan pemahaman atas profitabilitas suatu perusahaan, yang akan
digambarkan pada bagan di bawah ini. Tingkat analisis pertama berfokus pada interaksi antara
margin NOPAT dan perputaran NOA. Tingkat kedua menyoroti faktor-faktor penting yang
menentukan margin laba dan asset.

Pemisahan Pengembalian atas asset operasi bersih

Pengembalian atas asset operasi bersih (RNOA)

Margin NOPAT Perputaran NOA

NOPAT Penjualan Penjualan Rata – rata NOA

Penjualan Biaya Modal kerja Asset operasi


operasi bersih bersih jk. panjang

Harga pokok Beban Beban


Asset Asset tak Pensiun Kewajiban
penjualan Penjualan administrasi dll
tetap berwujud dan operasi jk
dan asset kewajiban panjang
operasi jk . OPEM lainnya
panjang lainnya
lainny
Kas
Dampak Leverage Operasi Persediaan Utang

Asset operasi bersih (NOA)


Piutang dikurangi olehjk.kenaikanAkrual
Asset operasi kewajiban operasi, kemudian akan
Panjang lainnya lainnya
menaikkan perputaran NOA. Karena kewajiban operasi tidak memengaruhi
a NOPAT, RNOA juga
akan naik. Dampaknya terlihat pada persamaan berikut ini :

𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
RNOA = x x (1 + OLLEV)
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑂𝐴
Dimana OA adalah asset operasi (kotor) dan OLLEV (rata-rata kewajiban operasi / rata-rata NOA)
adalah rasio leverage kewajiban operasi. Karena OLLEV memiliki nilai positif, kenaikan OLLEV
akan meningkatkan RNOA. Pemikiran dibalik persamaan diatas adalah kewajiban operasi
umumnya tidak menimbulkan biaya jika digunakan secara tepat.

2) Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset

Hubungan antara margin NOPAT dan perputaran NOA diilustrasikan pada gambar
berikut ini.

Sesuai definisinya, RNOA sama dengan margin NOPAT (dalam persen) dikaitkan
dengan perputran NOA. Seperti diperlihatkan pada gambar diatas, bahwa:

 PT X memperoleh RNOA sebesar 10% dengan margin NOPAT yang relatif tinggi dan
perputaran NOA yang rendah.
 Sebaliknya PT Z memperoleh RNOA yang sama, tetapi dengan margin NOPAT yang
rendah dan perputaran NOA yang tinggi.
 Margin dan perputaran PT Y ada diantra kedua perusahaan diatas, atau PT Y memiliki
RNOA 10% dengan margin NOPAT setengah PT X dan perputran asset dua kali lipat
PT X.
Kita dapat menggeneralisasi analisis pengembalian pada gambar diatas untuk
menunjukkan rentang kemungkinan kombinasi margin laba dan perputaran asset yang
menghasilkan pengembalian asset kontan (garis dalam grafik pada gambar dibawah ini).
Gambar ini menunjukkan hubungan antara margin NOPAT (sumbu horizontal) dan
perputaran NOA (sumbu vertical). Kurva yang digambarkan pada tampilan ini
menggambarkan seluruh kombinasi margin NOPAT dan perputaran NOA yang
mengahsilkan RNOA konstan. Kemiringan kurva dari sudut kiri atas yang mewakili margin
NOPAT yang rendah dan perputaran NOA yang tinggi kea rah sudut kanan bawah yang
mencerminkan laba NOPAT yang tinggi dan perputaran NOA yang rendah. Data PT X dan
PT Y dipetakan masing-masing sebagai titik-titik X dan Y. Sisa titik antara A hingga P
merupakan kombinasi margin NOPAT dan perputaran NOA perusahaan lain. Grafik ini
mengungkapkan hubungan antara margin NOPAT dengan perputaran NOA dalam
menentukan RNOA dan sangat bermanfaat untuk analisis perusahaan.
Analisis pengembalian atas asset dapat mengungkapkan pemahaman tambahan atas
aktivitas strategis. Sebagai contoh gambar dibawah ini dua perusahaan berikut pada industry
yang sama dengan RNOA yang identik.

RNOA kedua perusahaan terlihat buruk. Namun, tindakan koreksi strategis untuk
tiap perusahaan berbeda. Analisis terhadap kasus tersebut harus mengevaluasi
kemungkinan keberhasilan manajerial dan faktor lain dalam memperbaiki kinerja.
Khususnya, PT AA memiliki margin NOPAT 10%, sementara margin PT BB jauh lebih
rendah. Di lain pihak, satu dolar yang diinvestasikan dalam asset PT AA akan
menghasilkan penjualan sebesar $0,10, sementara PT BB menghasilkan penjualan sebesar
$2 untuk setiap dolar yang diinvestasikan.

PT AA diharapkan dapat mencapai perbaikan secara cepat dengan berkonsentrasi


pada peningkatan perputaran (dengan meningkatkan penjualan, mengurangi investasi, atau
keduanya). Mungkin lebih sulit bagi PT AA untuk meningkatkan margin laba melebihi
angka industri.

PT BB menghadapi skenario yang berbeda. Analisis menyarankan agar PT BB


memusatkan perhatian untuk meningkatkan margin laba yang rendah. Alasan rendahnya
margin laba ini beragam, tetapi sering kali disebabkan oleh peralatan atau metode produksi
yang tidak efisien, lini produk yang tidak menguntungkan, kelebihan kapasitas dengan biaya
tetap yang tinggi, atatu beban penjualan dan administrasi yang sangat besar. Perusahaan dengan
margin laba yang rendah seringkali menemukan bahwa perubahan selera dan teknologi
membutuhkan penambahan investasi pada asset untuk mendanai penjualan. Ini menunjukkan
bahwa untuk mempertahankan pengembalian atas asset, perusahaan harus meningkatkan
margin labanya kerena jika tidak, maka produksinya tidak lagi akan menghasilkan uang.
a) Pemisahan Margin Laba

Margin laba operasi (operating profit margin-OPM) didefinisikan sebagai

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘(𝑛𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥 − 𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇)
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk atau jasa
dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk membawa produk atau jasa
tersebut ke pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan setelah penjualan.

Berikut ini beberapa hal penting dalam analisis profitabilitas.

 Laba Kotor (Gross Profit)

Laba kotor (atau margin kotor) diukur dari pendapatan dikurangi harga pokok
penjualan, dan sering dilaporkan dalam bentuk persentase (persebtase laba kotor)
yang dihitung dari laba kotor dibagi dengan penjualan.

Menganalisis perubahan penjualan dan harga pokok penjualan akan berguna


dalam mengidentifikasi pendorong utama laba kotor. Perubahan laba kotor seringkali
didapat dari salah satu atau kombinasi perubahan berikut ini:

 Kenaikan (penurunan) volume penjualan


 Kenaikan (penurunan) harga jual unit
 Kenaikan (penurunan) biaya per unit

 Beban Penjualan (Selling Expense)

Pentingnya hubungan antara beban penjualan dan pendapatan bervariasi


untuk setiap industry dan perusahaan. Di beberapa perusahaan tertentu, beben
penjualan terutama berupa komisi yang sangat bersifat variabel, sementara di
perusahaan lain sebagian besar bersifat tetap. Analisis kita harus mencoba untuk
membedakan komponen variabel dan tetap ini, dimana selanjutnya dapat dianalisi
secara relative terhadap pendapatan.

 Beban Umum dan Administrasi (General and Administrative Expense)


Sebagian besar beban umum dan administrasi bersifat tetap, kebanyakan
karena beban ini meliputi pos-pos seperti gaji dan sewa. Beban ini memiliki
kecenderungan untuk naik, khususnya pada masa yang menguntungkan. Ketika
menganalisis beban ini, kita harus mengarahkan perhatian kita pada baik tren maupun
persentasenya terhadap pendapatan.

b) Pemisahan Perputaran Aset

Ukuran standar perputaran asset untuk menentukan pengembalian atas asset adalah
:
Penjualan
rata-rata aset operasi bersih

Perubahan komponen pada tingkat perputaran setiap asset dapat berguna dalam
analisis suatu perusahaan. Bagian berikut akan membahas perputaran asset untuk
komponen akun asset dan akun kewajiban. Ukuran utilitas asset yang paling relevan adalah
penjualan karena penjualan pada dasarnya adalah laba. Umumnya tingkat perputaran
mencerminkan produktivitas relative tiap asset, atau tingkat volume penjualan yang kita
peroleh dari setiap nilai yang diinvestasikan dalam satu asset tertentu. Namun bukan berarti
tingkat perputaran asset yang lebih tinggi lebih baik daripada yang rendah.

Memang kita dapat meningkatkan tingkat perputaran dengan menurunkan investasi


dalam asset tetapi hal tersebut bisa saja menjadi kontraproduktif. Contoh ; Kita
membutuhkan tingkat persediaan tertentu untuk mendukung tingkat penjualan saat ini. Jika
pada tingkat itu mengalami penurunan, kita menghadapi resiko kehabisan barang dan
kehilangan penjualan. Jadi, investasi dalam asset harus dioptimalkan dan tidak selalu harus
diminimalkan.

 Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turnover)

Tingkat perputaran piutang usaha didefinisikan sebagai berikut :

Penjualan
perputaran piutang aset =
rata-rata aset operasi bersih

Piutang merupakan asset yang harus didanai oleh biaya modal. Selain itu
piutang memiliki resiko penagihan dan membutuhkan overhead tambahan dalam
bentuk bagian kredit dan penagihan. Dari sudut pandang ini, mengurangi tingkat
piutang akan mengurangi biaya tersebut. Akan tetapi, jika kita mengurangi terlalu
banyak melalui kebijakan kredit yang terlalu ketat dampaknya akan merugikan
penjualan. Oleh karena itu piutang harus bisa dikelolah secara efektif.

Pandangan alternative dari perputaran piutang usaha adalah periode


penagihan rata-rata yang dihitung dari :

Piutang usaha
periode penagihan rata − rata =
hari penjualan rata-rata
Ukuran ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih secara rata-rata.

 Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :

Harga Pokok Penjualan


perputaran persediaan =
Saldo persediaan rata-rata
Rasio ini menggunakan HPP sebagai ukuran volume penjualan karena
penyebutnya, persediaan dilaporkan berdasarkan harga perolehan bukan harga pasar.
Penurunan rasio perputaran persediaan sering kali mengindikasikan bahwa produk
perusahaan tidak kompetitif, mungkin karena ketinggalan zaman atau teknologi.
Perusahaan menginginkan persediaan dalam jumlah mencukupi untuk memenuhi
tuntutan pelanggan tanpa kehabisan persediaan dan tidak lebih pula. Seperti periode
penagihan rata-rata, pandangan alternative tingkat perputaran persediaan adalah :

Persediaan
rata − rata jumlah hari dalam persediaan =
rata-rata hari harga pokok penjualan

Rata-rata jumlah hari dalam persediaan memberikan indikasi tentang rentang


waktu persediaan tersedia untuk dijual. Untuk mencapai jumlah hari rata-rata dalam
persediaan sesedikit mungkin, kita dapat meminimalkan bahan baku melalui teknik
manajemen produksi, seperti pengiriman just-in-time, atau pengurangan persediaan
dalam proses melalui penggunaan proses produksi secara efisien yang menghilangkan
bottleneck. Selain itu, perusahaan ingin meminimalkan persediaan barang jadi dengan
sebisa mungkin melakukan produksi berdasarkan pesanan bukan perkiraan
permintaan. Alat manajemen ini akan meningkatkan perputaran persediaan dan
mengurangi jumlah rata-rata dalam persediaan.

 Perputaran Aset Operasi jangka Panjang (long term operating asset turnover)
Perputaran asset operasi jangka panjang dihitung sebagai berikut :

Penjualan
perputaran aset operasi jangka panjang =
saldo aset operasi jangka panjang rata-rata

Industri padar modal seperti perusahaan manufaktur membutuhkan investasi


besar dalam asset jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan ini memiliki
perputaran asset operasi jangka panjang yang lebih rendah dibandingkan perusahaan
yang tidak padat modal seperti perusahaan jasa. Tingkat perputaran asset operasi
jangka panjang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pembilang melalui
kenaikan produksi (penjualan) atau dengan mengurangi penyebut.

 Perputaran Utang Usaha (Accounts Payable Turnover)


Aset operasi lancar seperti persediaan sebagian besar didanai oleh utang
usaha. Utang ini biasanya mewakili pendanaan bebas bunga sehingga lebih murah
daripada menggunakan uang yang dipinjam untuk mendanai pembelian persediaan
atau produksi. Tingkat perputaran utang usaha dihitung sebagai berikut :

Harga Pokok Penjualan


perputaran utang usaha =
Saldo utang rata-rata
Karena dirasa lebih murah, perusahaan lebih memilih untuk memanfaatkan
sumber pendanaan murah ini sebanyak mungkin sehingga memiliki tingkat
perputaran utang usaha yang rendah (artinya tingkat utang yang tinggi). Menurunkan
tingkat perputaran utang usaha dapat dicapai dengan menunda pembayaran kepada
pemasok, di mana penudaan pembayaran ini dapat mengganggu hubungan dengan
pemasok jika digunakan secara berlebihan. Oleh karena itu, utang harus dikelola
secara cermat.
 Perputaran Modal Kerja Operasi Bersih (Net Operating Working Capital
Turnover)
Modal Kerja operasi bersih sama dengan asset operasi lancar dikurangi
kewajiban operasi lancar. Tingkat perputaran modal kerja operasi dihitung sebagai
berikut :

Penjualan bersih
perputaran modal kerja operasi bersih =
saldo modal kerja operasi bersih rata-rata
Perusahaan umumnya menginginkan tingkat perputaran modal kerja operasi
bersih yang lebih tinggi daripada lebih rendah, karena perputaran modal kerja operasi
yang lebih tinggi mencerminkan investasi dalam modal kerja yang lebih kecil untuk
setiap penjualan.

D. ANALISIS PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS BIASA

Kreditur biasanya menerima pengembalian dalam jumlah tetap atas pendanaannya,


begitu pula pemegang saham preferen yang menerima dividen tetap. Namun pemegang saham
biasa tidak menerima pengembalian tetap, melainkan memiliki klaim atas laba residu suatu
perusahaan hanya setelah seluruh pendanaan lainnya lunas. Oleh karena itu, pengembalian atas
ekuitas saham biasa (return on common shareholder’s equity/ROCE) sangat penting artinya
bagi pemegang saham biasa. ROCE memegang peranan penting dalam penilaian ekuitas
seperti yang digambarkan dalam rumus berikut:

(𝑅𝑂𝐶𝐸𝑡+1 − 𝑘)𝐵𝑉𝑡 (𝑅𝑂𝐶𝐸𝑡+2 − 𝑘)𝐵𝑉𝑡−1


𝑉𝑡 = 𝐵𝑉𝑡 + + +⋯
(1 + 𝑘) (1 + 𝑘)2

Dimana V adalah nilai perusahaan, BV adalah nilai buku ekuitas pemegang saham, k
adalah pengembalian yang diharapkan. Jadi, jika ROCE lebih tinggi dari k maka nilainya
meningkat sebesar kelebihan dari yang ditunjukkan oleh nilai bukunya.

Pemisahan Pengembalian Atas Ekuitas Biasa


Dalam praktiknya, penghitungan ROCE memakai saldo rata-rata selama periode yang
dianalisis. Seperti pengembalian atas asset operasi bersih, untuk tujuan analisis ROCE dipisah
menjadi beberapa komponen. Penghitungan ROCE;
laba bersih-dividen saham preferen
ROCE=
rata-rata ekuitas pemegang saham biasa

ROCE=RNOA+(LEV×Spread)

Keterangan :
RNOA : pengembalian atas asset operasi bersih
LEV (leverage keuangan) : rata-rata NFO/rata-rata ekuitas
NFO (kewajiban keuangan bersih) : RNOA - ekuitas
Spread : RNOA - NFR
NFR (tingkat keuangan bersih) : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa positif/negatif)
NFE (beban keuangan bersih) : beban bunga dikurangi pengembalian investasi untuk
asset non-operasi (nilainya bisa positif/negatif)

 Leverage keuangan akan menaikkan ROE sepanjang spread positif


Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset operasi yang
lebih tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut, kelebihan pengembaliannya
akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Pembedaan ROCE menjadi komponen operasi (RNOA) dan non-operasi (LEV x
spread) penting karena:
 Banyaknya perusahaan yang memberikan barang dan jasa sebagai usaha utamanya
 Aktivitas operasi berdampak jangka panjang dan paling nyata pada nilai perusahaan
 Meskipun kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan leverage keuangan
secara bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah kewajiban kontraktual
yang harus dipenuhi.

Spread merupakan fungsi dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi
yang dapat dilihat secara terpisah sebagai berikut:

𝑵𝑭𝑬 𝐹𝐿 𝐹𝐿
= (tingkat bunga × ) – (pengembalian atas asset keuangan × )
𝑵𝑭𝑶 𝑁𝐹𝑂 𝑁𝐹𝑂

Dimana FL adalah kewajiban keuangan dan FA adalah asset keuangan. Kebanyakan


perusahaan meminjam dengan tingkat bunga tetap sehingga NFE kemungkinan tetap, namun
bagian pengembalian investasi kemungkinan berfluktuasi sesuai pergerakan pasar modal.
E. MENGHITUNG PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL

1. Pengembalian atas Aset Operasi Bersih (RNOA)

Aset operasi bersih (NOA) Campbell Soup Company untuk tahun k-11 dan 10 dihitung
sebagai berikut (dalam jutaan $) :

ASET OPERASI BERSIH (NOA) CAMPBELL - SOUP


Tahun ke-11 Tahun ke-10
Kas $ 178,9 $ 80,7
Piutang Usaha 527 625
Persediaan 707 820
Beban Biaya dimuka 93 118
Aset tetap 1790 1718
Aset tak Berwujud 436 383
Aset lain-lain 405 349
Utang usaha (482,4) (525,2)
Kewajiban Yang Masuh Harus dibayar (408,7) (491,9)
Utang Pajak (67,7) (46,4)
Kewajiban Lain-Lain (305,0) (319,9)
Aset operasi bersih $ 2872,4 $ 2709,7

Kewajiban Keuangan Bersih perusahaan dihitung sebagai berikut (dalam jutaan $) :

KEWAJIBAN KEUANGAN BERSIH (NFO) CAMPBELL SOUP


Tahun ke-11 Tahun ke-10

Wesel bayar $ 282,2 $ 202,3


Utang deviden
37 32.3
Utang jangka panjang
772,6 805,8
Efek yang dapat diperdagangkan
(12,8) (22,5)
Kewajiban keuangan bersih
$ 1079,0 $ 1017,9

Identitas akuntansi operasi (dalam jutaan $) :


Kewajiban Ekutas Pemegang
Aset Operasi Saham (SE)
= Keuangan Bersih +
bersih (NOA)
(NFO)
Tahun ke-11 2872,4 = 1079 + 1793,4

Tahun ke-10 2709,7 = 1017,9 + 1691,8

Laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) C ampbell Soup dihitung sebagai berikut
(dalam jutaan $) :

Tarif Pajak Efektif........................... 39,8% = $265,9/$667,4

NOPAT............................................ $460,4 = ($6204,1 - $4095,5 - $956,2 –

$306,7 - $56,3 - $0,8 - $26,2 +

$2,4) X (1-39,8%)

Pengembalian atas aset operasi bersih (RNOE) C ampbell Soup dihitung sebagai berikut
(dalam jutaan $) :

$460,4
= 16,5%
($2872,4 + $2709,7)/2

2. Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih

Pengembalian atas aset operasi bersih (RNOA) Campbell untuk tahun ke-11 menjadi
komponen margin laba operasi dan perputaran aset operasi bersihnya :

Pengembalian aset operasi bersih = Margin laba operasi x Perputaran asset operasi bersih

NOPAT Penjualan
= x
Penjualan Rata-rata aktiva operasi bersih
$460,4 $6204,1
16,5% = x
$6240,1 ($2872,4 + $2709,7)/2

= 7,42 % x 2,22

3. Pengembalian atas Ekuitas Biasa

Pengembalian atas aset operasi bersih (RNOA) Campbell untuk tahun ke-11 dihitung
sebagai berikut (dalam jutaan $ dan dengan referensi ke pos laporan keuangan Campbell yang
relevan) :
= Laba bersih - Dividen saham preferen
ROCE
Rata-rata Ekuitas biasa
$401,5
$401,5 28 - $0
= x = 23%
$1742,6
[(1793,4)+($1691,8)]/2 54

4. Pemisahan Pengembalian Atas Ekuitas Biasa

ROCE Campbell Soup yang dihitung sebagai fungsi dari RNOA, leverage keuangan,
dan spread adalah sebagai berikut (dalam jutaan $) :
RNOA 16,5% (perhitungan diatas)
LEV 0,6% =[($1079+$1017,9)/2]/[($1793,4+$1691,8)/2]
NFR 5,6% =($460,4-$401,5)/[($1079+$1017,9)/2]
Spread 10,9% =16,5%-5,5%
ROCE 23% =16,5%+(0,6x10,9%)
RNOA Campbell Soup dipisahkan menjadi komponen margin dan perputarannya sebagai
berikut (dalam jutaan $) :

RNOA = Margin NOPAT Perputaran NOA


+
NOPAT/Penjualan Penjualan/Rata-rata NOA
16,5% = 7,40% 2,22
+
($460,4/$6204,1) $6204,1/([2872,4+$2709,7]/2)
Laporan laba ukuran sama (common size) untuk tahun ke-11 adalah sebagai berikut :

Laporan Laba Rugi Common Size Campbell


Soup Company Tahun ke-11
Penjualan 100%
HPP 66
Laba Kotor 34
Beban Pemasaran dan Penjualan 15,4
Beban Administrasi 4,9
Beban Penelitian dan Pengembangan 0,9

Laporan Laba Rugi Common Size Campbell


Soup Company Tahun ke-11
Laba Operasi 12,8
Beban Bunga 1,9
Pendapatan bunga -0,4
Kerugian Valuta asing 0
Beban lain-lain 0,4
Pos Khusus 0
10,9
Pendapatan ekuitas di afiliasi 0
Hak minoritas atas laba -0,1
Laba sebelum pajak 10,8
Beban pajak 4,3
Laba bersih 6,50%

Tingkat perputaran untuk setiap aset juga dihitung sebagai berikut (dalam jutaan $) :

Perputaran piutang usaha................................................................... 10,77a


Rata-rata periode penagih.................................................................. 31,03b
Perputaran persediaan........................................................................ 5,3c
Jumlah hari rata-rata dalam persediaan............................................. 62,98d
Perputaran aset operasi jangka panjang............................................. 2,44e

a
($6204,1/([$527,4+$624,5]2))
b
($527,4/([6204,1/365]))
c
($4095,5/([$706,7+$819,8]2))
d
($706,7/([$4095,5+$365))
e
($6204,1/([$1790,4+$435,5+$404,6]+[$1717,7+$383,4+$349,0])2))

Apabila ROCE turun, maka kita harus mengetahui komponen apa saja yang
mengakibatkan penurunan agar dapat menilai kinerja perusahaan dimasa lalu dan masa
yang akan mendatang.

F. MENILAI PERTUMBUHAN EKUITAS BIASA

1. Tingkat Pertumbuhan Ekuitas

Tingkat pertumbuhan ekuitas dihitung dengan cara :

Tingkat Laba bersih - Deviden saham referen- Deviden saham biasa


pertumbuhan =
ekuitas Rata-rata ekuitas biasa

Untuk menunjukkan Campbell Soup dapat tumbuh 14,9% per tahun tanpa
meningkatnya pendanaanya sekarang dan tingkat profitabilitas serta dividen sahambiasa
saat diasumsikan tidak berubah dengan perhitungan :
14,9% = $401,5 28 - $0 - $142,2 89
[(1793,4)+($1691,8)]/2 54

2. Tingkat Pertumbuhan Ekuitas yang Dapat Dipertahankan

Pertumbuhan internal perusahaan tergantung pada retensi laba dan pengembalian yang
diperoleh dari laba ditahan. Tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan
sebagai berikut :

Tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan = ROCE x (1-Tingkat pembayaran)

Untuk Campbell Soup Company, tingkat pembayaran deviden untuk tahun ke-11 adalah 35%,
kemudian pertumbuhan ekuitasnya :

14,94% =23% x (1-0,35)

G. PELAPORAN BERDASARKAN SEGMEN

Pelaporan berdasarkan segen jarang ditemukan karena adanya kesulitan dalam


memisahkan segmen dan keengganan manajemen untuk mengeluarkan informasi yang dapat
mengganggu posisi persaingannya. Pengevaluasian risiko dan pengembalian merupakan
sasaan utama analisis laporan keuangan dan pengungkapan segmen dalam evaluasi memiliki
nilai dalam praktiknya.
Segmen sgnifikan apabila penjualan, laba operasinya atau aset dapat diidentifikasikan
besarnya 10% atau lebih dari gabungan jumlah seluruh segmen operasi perusahaannya. Untuk
setiap segmen, perusahaan harus melaporkan informasi keuangan tahunan tertentu, termasuk :
a. Penjualan
b. Laba operasi
c. Aset yag dapat diidentifikasi
d. Beban atau manfaat bunga dan pajak
e. Keuntungan dan kerugian pos khusus
f. Beban penyusutan, deplesi dan amortisasi
H. DAMPAK ANALISIS LAPORAN SEGMEN
Semakin spesifik daan terperinci informasi segmen, maka akan semakin bergantung
pada alokasi pendapatan dan beban akuntansi. Konsep ni tidak terlalu relevan dengan analisis
profitabilitas. Alokasi beban seringkali berfisat subjetif dan keakuratannya serta validatasnya
terbatas. Contohnya, biaya penelitian pengembangan, biaya iklan, beban promosi, biaya
pensiun, bunga, pajak penghasilan daerah dan pusat serta biaya umum dan administrasi. Data
berdasarkan segmen yang didukung dengan bukti alternatif dapat membantuu analisisnya. Data
segmen dapat membantu dalam hal :
a. Pertumbuhan penjualan
b. Pertumbuhan aset
c. Profitabilitas

Akibat keterbatan data laba segmen, anaiss sebaiknya memusatkan perhatiannya pada tren
daripada tingkat absolut.

Anda mungkin juga menyukai