DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LANNY JAYA
TAHUN 2016
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LANNY JAYA
TAHUN 2015
Dari profil kesehatan ini, pembaca dapat memperoleh data dan informasi
mengenai Demografi, Situasi Derajat Kesehatan, Tenaga Kesehatan, serta
Sarana dan Prasarana Kesehatan. Data dan informasi yang ditampilkan
pada Profil Kesehatan ini dapat membantu dalam membandingkan
capaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Lanny Jaya serta sebagai
dasar untuk perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya.
Semoga penulisan profil kesehatan ini dapat berguna bagi semua pihak,
baik pemerintah, sektor swasta dan masyarakat serta berkontribusi
secara positif bagi pembangunan kesehatan di Indonesia khususnya
Propinsi Papua, lebih khusus di Kabupaten Lanny Jaya.
Kritik dan saran kami harapkan sebagai penyempurnaan penulisan profil
yang akan datang.
Halaman Judul
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Daftar Gambar ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan .............................................................................................. 1
BAB V PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................... 35
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
GAMBAR 3.11 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI DI KAB. LANNY
JAYA TAHUN 2013 – 2015. ..................................................... 15
iv
GAMBAR 3.26 JUMLAH KASUS MALARIA BERDASARKAN
GOLONGAN UMUR DI KAB. LANNY JAYA TAHUN
2013-2015. .................................................................................... 27
v
BAB I
PENDAHULUAN
Introduction
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan secara berkesinambungan dimulai sejak tahun
1969, secara nyata telah berhasil mengembangkan sumber daya kesehatan dan
upaya kesehatan yang berdampak pada peningkatan derajat kesehatan. Namun
demikian apabila dibandingkan dengan negara lainnya di kawasan Asia
Tenggara kondisi derajat kesehatan Indonesia masih relatif tertinggal, hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi dan angka kematian
ibu serta rendahnya umur harapan hidup di Indonesia. Begitu juga gambaran
derajat kesehatan di Kabupaten Lanny Jaya tahun 2015.
B. TUJUAN
TUJUAN UMUM
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Lanny Jaya Tahun 2015
adalah untuk menyediakan data/informasi yang akurat dan relevan, sesuai
kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen
kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna sebagai upaya menuju
mayarakat Lanny Jaya yang sehat, mandiri dan sejahtera.
1
TUJUAN KHUSUS
Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan adalah:
1. Memberikan gambaran tentang kondisi geografis, iklim dan keadaan
Penduduk di Kabupaten Lanny Jaya;
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
General Perspektif
A. KEADAAN GEOGRAFI
Kabupaten Lanny Jaya beribu kota di Tiom terletak antara 3,450 - 4,200
Lintang Selatan dan 138,300 - 139,400 Bujur Timur, Kabupaten Lanny Jaya
wilayahnya berbatasan dengan :
GAMBAR 2.1
PETA WILAYAH KABUPATEN LANNY JAYA
Luas wilayah Kabupeten Lanny Jaya tercatat 6.448 Km2 atau 2,03 % dari
luas wilayah Provinsi Papua yang meliputi 39 (tiga puluh sembilan)
Distrik/Kecamatan dan terdiri dari 354 (tiga ratus lima puluh empat) kampung
dan 2 (dua) kelurahan.
3
Wilayah Kabupaten Lanny Jaya memiliki topografi dataran tinggi,
seluruh wilayahnya berbukit-bukit dan bergunung-gunung sehingga sangat
sulit untuk mendapatkan daerah pemukiman yang datar.
B. IKLIM
Keadaan iklim wilayah Kabupaten Lanny Jaya pada umumnya hampir
sama dengan wilayah di daerah Pegunungan Tengah Papua. Perbedaan yang
mencolok terlihat pada keadaan suhu dan kecepatan angin karena tergantung
pada ketinggian wilayah.
Curah hujan di Lanny Jaya cukup bervariasi setiap bulannya. Curah hujan
terbesar terjadi pada bulan Februari (343,4mm) sedangkan terendah pada bulan
September (93,4 mm). Rata-rata jumlah hari hujan selama 1 bulan ada sekitar 24
hari. Pada bulan Juli dan Desember, hujan hampir terjadi dalam satu bulan (27
hari). Diperkirakan bahwa di Lanny Jaya kerap terjadi hujan. Hal ini bisa saja
terjadi karena kondisi topografi yang bergunung-gunung dan masih banyak
perbukitan sehingga sulit dibedakan musim secara jelas.
C. KEADAAN PENDUDUK
Jumlah Penduduk Kabupaten Lanny Jaya berdasarkan proyeksi Badan
Pusat Statistik Kabupaten (BPS) Jayawijaya tahun 2013 adalah sebanyak 161.077
jiwa dengan penduduk terbesar berada di Distrik Makki. Sex ratio
(perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan) Kabupaten Lanny
Jaya sebesar 115,19, artinya jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari pada
perempuan. Secara keseluruhan, di Kabupaten Lanny Jaya rata-rata anggota
rumah tangga sebesar 4,07. Artinya rata-rata dalam sebuah rumah tangga
terdapat 4 orang anggota rumah tangga.
4
GAMBAR 2.2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT DISTRIK DI
KAB.LANNY JAYA TAHUN 2014
5
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Situation Degree Of Health
A. KESEHATAN KELUARGA
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga, yang
dimaksud dengan keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri
dari suami istri, atau suami, istri, dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau
ibu dan anaknya.
a. Kesehatan Ibu
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status
kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu
(AKI). AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Situasi kematian ibu di Kabupaten
Lanny Jaya dapat terlihat pada Gamber 3.1 berikut ini;
6
GAMBAR 3.1
ANGKA KEMATIAN IBU DI KAB. LANNY JAYA
TAHUN 2011 – 2015
Gambar 3.1 menunjukan bahwa, pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu di
Kabupaten Lanny Jaya pada tahun tahun 2011 tercatat 6 kasus, tahun 2012
tercatat 8 kasus, tahun 2013 tercatat 4 kasus, tahun 2014 tercatat 7 kasus dan
tahun 2015 tercatat 4 kasus kematian ibu yang di laporkan dengan Maternal
Mortality Rate (MMR) 2 atau per 1000 kelahiran.
GAMBAR 3.2
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1 DAN K4
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2011 – 2015
7
Secara umum, indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil
K4 pada tahun 2011-2015 belum mencapai target nasional yaitu 95%. Gambar
3.2 juga dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan ibu hamil K4 di Kabupaten
Lanny Jaya tahun 2011-2015 pertahunnya kurang dari 50%, yakni tahun 2011
(12,71%), tahun 2012 (18,6%), tahun 2013 (13,77%), tahun 2014 (33,8%) dan
tahun 2015 (37,6%). Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 di
Kabupaten Lanny Jaya pada umumnya disebabkan karena kurangnya tenaga
bidan, faktor georgafis yang sulit serta kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya memeriksakan diri di fasilitas pelayanan kesehatan.
Salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah anemia yang
disebabkan kekurangan zat besi (Fe). Pemberian zat besi pada ibu hamil
merupakan salah satu syarat pelayanan kesehatan K4 pada ibu hamil. Dimana
jumlah suplemen zat besi yang diberikan selama kehamilan ialah sebanyak 90
tablet (Fe3). Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi
dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini dapat
meningkatkan risiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, keguguran, dan
meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
GAMBAR 3.3
CAKUPAN PEMBERIAN 90 TABLET TAMBAH DARAH (ZAT BESI)
PADA IBU HAMIL DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2015
8
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Pertolongan persalinan adalah pertolongan persalinan yang dilakukan
oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan yang
biasa disebut dengan persalinan tenaga kesehatan. Pencapaian upaya
kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong
tenaga kesehatan terlatih (Cakupan PN).
GAMBAR 3.4
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA
KESEHATAN DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2011-2015
9
Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan
pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan KF3). Indikator ini menilai
kemampuan negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang
berkualitas sesuai standar. Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Lanny Jaya
tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Gambar 3.5 berikut ini;
GAMBAR 3.5
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2011-2015
Dari Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa, tahun 2015 capaian cakupan
kunjungan nifas (KF3) di Kabupaten Lanny Jaya sebesar 21,0% dimana angka
ini belum dapat memenuhi target Kesehatan secara nasional yakni sebesar 90%.
Gambar 3.5 juga menunjukan bahwa cakupan pelayanan nifas di Kabupaten
Lanny Jaya tahun 2011-2015 pertahunnya kurang dari 50%, yakni tahun 2011
(11,67%), tahun 2012 (21,2%), tahun 2013 (6,02%), tahun 2014 (16,3%) dan tahun
2015 (21,0%). Rendahnya cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Lanny Jaya
juga pada umumnya disebabkan karena faktor georgafis yang sulit, kurangnya
tenaga bidan, serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan.
10
GAMBAR 3.6
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2011-2015
5. Pelayanan Kontrasepsi
Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan diantaranya dalam
rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran
program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan
pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49
tahun.
GAMBAR 3.7
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF DI KAB. LANNY JAYA
TAHUN 2015
11
Gambar 3.7 dapat dilihat bahwa persentase peserta KB Aktif di
Kabupaten Lanny Jaya dari tahun 2013 sampai dengan 2015 cenderung
meningkat. Dimana persentase peserta KB Aktif tahun 2013 sebanyak 3,2%,
tahun 2014 sebanyak 3,9% dan tahun 2015 sebanyak 4,8%. Namun, capaian ini
masih jauh dari target nasional yaitu 70%. Hal tersebut dikarenakan program
KB tidak begitu diterima baik di masyarakan Lanny Jaya. Selain itu,
masyarakat lebih memilih melakukan KB dengan cara alami.
b. Kesehatan Anak
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian anak. Upaya kesehatan anak antara lain
diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka
kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal
(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Kematian neonatal, bayi dan balita di Kabupaten Lanny Jaya tahun 2011-2015
dapat dilihat pada Gambar 3.8 berikut ini;
GAMBAR 3.8
TREN ANGKA KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2011-2015
12
1. Berat Badan Lahir Bayi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya dapat terjadi pada bayi
prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan
pertumbuhan selama kehamilan. Persentase berat bayi lahir rendah disajikan
pada Gambar 3.9 berikut ini;
GAMBAR 3.9
PERSENTASE BERAT BAYI LAHIR RENDAH
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2013-2015
Gambar 3.9 menunjukan bahwa, tahun 2014 persentase bayi dengan BBLR
cesebesar 0,5% cenderung lebih rendah dari tahun 2013 yaitu sebesar 1,5%.
Tetapi tahun 2015 kembali meningkat menjadi 0,7%.
13
mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis B0 (bila belum
diberikan pada saat lahir).
GAMBAR 3.10
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DAN
KN LENGKAP DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2011-2015
14
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada bayi meliputi pemberian
imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi. Ini adalah Indikator untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui
penyediaan pelayanan kesehatan.
GAMBAR 3.11
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI
DI KAB.LANNY JAYA TAHUN 2013 - 2015
15
mencegah kelainan pada sel–sel epitel termasuk selaput lendir mata, (4)
mencegah terjadinya proses metaplasi sel–sel epitel sehingga kelenjar tidak
memproduksi cairan yang dapat menyebabkan kekeringan mata, (5) mencegah
terjadinya kerusakan mata hingga kebutaan, dan (6) vitamin A esensial untuk
membantu proses pertumbuhan.
GAMBAR 3.12
PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA (6–59 BULAN)
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2014 - 2015
16
Keadaan gizi yang buruk akan menurunkan daya tahan anak sehingga
anak mudah sakit hingga berakibat pada kematian. Gizi buruk dapat terjadi
pada semua kelompok umur, tetapi yang perlu lebih diperhatikan adalah pada
kelompok bayi dan balita. Pada usia 0-2 tahun merupakan masa tumbuh
kembang yang optimal (golden period) terutama untuk pertumbuhan janin
sehingga bila terjadi gangguan pada masa ini tidak dapat dicukupi pada masa
berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada kualitas generasi penerus.
GAMBAR 3.13
CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU
TAHUN 2011-2015
6. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu
saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit
yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain: TBC, Difteri,
Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang
paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai
penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau
kematian.
17
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi
penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada
populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita,
anak-anak, wanita usia subur, dan ibu hamil.
GAMBAR 3.14
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2012-2015
Pada Gambar 3.14 di atas dapat diketahui bahwa, tahun 2015 terjadi
peningkatan cakupan imunisasi campak yaitu sebanyak 35,9% dibandingkan
dengan tahun 2012 – 2014. Namun demikian belum mencapai target cakupan
imunisasi campak nasional sebesar 90%.
18
GAMBAR 3.15
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI HB0 PADA BAYI
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2012-2015
GAMBAR 3.16
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT PADA BAYI
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2012-2015
19
GAMBAR 3.17
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2012-2015
GAMBAR 3.18
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BCG PADA BAYI
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2012-2015
20
7. Cakupan Pelayanan Imunisasi TT
Imunisasi TT adalah pemberian Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur
dan ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu yang dimulai saat dan
atau sebelum kehamilan yang berguna bagi kekebalan seumur hidup.
Cakupan pemberian imunisasi TT Wus dapat dilihat pada Gambar 3.19 Berikut
ini;
GAMBAR 3.19
CAKUPAN PELAYANAN IMUNISASI TT WUS
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2014 - 2015
21
a) Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun
(penimbangan
b) berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal delapan kali dalam
setahun).
c) Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari
dan Agustus
d) Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal
dua kali dalam setahun.
e) Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS).
GAMBAR 3.20
CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA DI KAB. LANNY JAYA
TAHUN 2013 - 2015
B. PENGENDALIAN PENYAKIT
Angka kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikator dalam
menilai derajat kesehatan suatu masyarakat. Untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian penyakit perlu upaya pengendalian penyakit.
gambaran situasi penyakit di Kabupaten Lanny Jaya dapat dilihat pada
penjelasan-penjelasan berikut.
22
a. Pola Penyakit Rawat Jalan Puskesmas
Tahun 2015, terdapat beberapa penyakit yang dominan diderita oleh
masyarakat di Kabupaten Lanny Jaya. Berdasarkan laporan LB 1 Puskesmas
selama tahun 2015, diperoleh hasil sepuluh besar penyakit yang ada, dimana
penyakit ISPA, Caries Gigi, Scabies dan lain-lain merupakan penyakit
terbanyak yang ditemukan di Puskesmas, gambaran kesepuluh penyakit
tersebut dapat disajikan pada Gambar 3.21 berikut ini;
GAMBAR 3.21
SEPULUH BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN PUSKESMAS
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2015
b. Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet
orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Beban penyakit yang disebabkan
oleh tuberkulosis dapat diukur dengan CaseNotification Rate (CNR),
prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik
waktu tertentu), dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah
kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).
Pada tahun 2015 tidak ditemukan jumlah kasus baru BTA+ di Kabupaten
Lanny Jaya, menurun bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan
tahun 2012 dan 2013 dimana tahun 2012 ditemukan BTA+ sebanyak 1 kasus
dan tahun 2013 ditemukan BTA+ sebanyak 2 kasus. Kasus baru BTA+ dapat
dilihat pada Gambar 3.22 dibawah ini;
23
GAMBAR 3.22
JUMLAH KASUS BARU BTA+ DI KAB. LANNY JAYA
TAHUN 2012-2015
GAMBAR 3.23
JUMLAH KASUS BARU HIV DI KAB. LANNY JAYA
TAHUN 2012-2015
Gambar 3.23 diatas menunjukan bahwa, Jumlah kasus baru HIV positif
pada tahun 2013, 2014 dan 2015 cencedung lebih menurun dibanding tahun
24
2012. Meskipun demikian jumlah kasus yang terus bertambah dari tahun ke
tahun dan membutuhkan penanganan yang serius. Terhitung mulai tahun 2011
sampai 2015 jumlah kasus HIV telah mencapai 354 kasus dengan dengan
Prevalence Rate sebesar 2 orang per 1000 penduduk.
d. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan/atau kesukaran
bernafas. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini
yaitu dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan
kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10% dari jumlah balita
di wilayah tersebut. Gambaran penemuan pneumonia pada balita tahun 2014-
2015, dapat dilihat pada Gambar 3.24 dibawah ini;
GAMBAR 3.24
CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA PADA BALITA
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2014-2015
e. Diare
Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya. Penyakit diare juga merupakan
penyakit endemis yang juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering
disertai dengan kematian. Gambaran penemuan diare pada balita tahun 2015
dapat dilihat pada Gambar 3.25 berikut ini;
25
GAMBAR 3.25
CAKUPAN BALITA DENGAN DIARE YANG DITANGANI
DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2013-2015
g. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat
menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua
golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Berikut gambaran
kasus malaria di di Kabupaten Lanny Jaya tahun 2015;
26
GAMBAR 3.26
JUMLAH KASUS MALARIA BERDASARKAN GOLONGAN
UMUR DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2013-2015
27
BAB IV
SITUASI SUMBER DAYA
Resources Situation
A. SDM-KESEHATAN
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat
mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum.
28
a. Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Lanny Jaya
GAMBAR 4.1
JUMLAH SDM-KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN
KAB. LANNY JAYA MENURUT PENDIDIKAN TAHUN 2015
29
Jenis tenaga kesehatan di puskesmas paling sedikit terdiri atas: dokter
atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik,
tenaga gizi dan tenaga kefarmasian. Tenaga kesehatan di puskesmas harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamat an dan
kesehatan dirinya dalam bekerja.
GAMBAR 4.2
JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI PUSKESMAS
MENURUT JENIS DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2015
GAMBAR 4.3
JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI PUSKESMAS
TINGKAT PENDIDIKAN DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2015
30
Standar ketenagaan puskesmas sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014, untuk puskesmas kawasan perkotaan,
puskesmas kawasan perdesaan dan puskesmas kawasan terpencil/sangat
terpencil disyaratkan untuk puskesmas rawat inap jumlah minimal sebanyak
dua dokter dan untuk puskesmas non rawat inap jumlah minimal sebanyak
satu dokter. Pada tahun 2015, jumlah Puskesmas di Kabupaten Lanny Jaya
sebanyak 10 Puskesmas dengan jumlah dokter sebanyak 9 sembilan deokter.
Tahun 2015 rasio dokter umum per puskesmas sebesar 0,9 per puskesmas,
Secara umum jumlah rasio dokter umum terhadap puskesmas di Kabupaten
Lanny Jaya lebih rendah dari target yang ditetapkan selain itu, persebarannya
juga belum merata. Rasio dokter umum di puskesmas terhadap jumlah
puskesmas di Kabupaten Lanny Jaya tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.4
dibawah ini;
GAMBAR 4.4
RASIO DOKTER UMUM DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH
PUSKESMAS DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2015
31
GAMBAR 4.5
RASIO PERAWAT DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH
PUSKESMAS DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2015
GAMBAR 4.6
RASIO BIDAN DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH
PUSKESMAS DI KAB. LANNY JAYA TAHUN 2015
32
c. Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Nomor 54 tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga
Kesehatan tahun 2011 – 2025, telah ditetapkan sejumlah target rasio tenaga
kesehatan terhadap jumlah penduduk. Rasio dokter spesialis ditetapkan
sebesar 10 dokter spesialis per 100.000 penduduk, rasio dokter umum sebesar
40 dokter umum per 100.000 penduduk, rasio perawat sebesar 158 perawat per
100.000 penduduk dan bidan sebesar 100 bidan per 100.000 penduduk.
Pada tahun 2015, rasio dokter umum di Kabupaten Lanny Jaya sebesar 5,6
per 100.000 penduduk lebih rendah dari target yang telah ditetapkan, yaitu 40
dokter umum per 100.000 penduduk. Selain dokter, rasio perawat di
Kabupaten Lanny Jaya termasuk rendah sebesar 56,6 per 100.000 penduduk
lebih rendah dari target yang telah ditetapkan, yaitu 158 perawat per 100.000
penduduk. Rasio bidan di Kabupaten Lanny Jaya juga termasuk rendah,
sebesar 21,1 per 100.000 penduduk lebih rendah dari target yang telah
ditetapkan, yaitu 100 bidan per 100.000 penduduk.
GAMBAR 4.7
JUMLAH SARANA KESEHATAN DI KAB. LANNY JAYA
TAHUN 2015
33
C. SARANA KOMUNIKASI, TRANSPORTASI DAN PENERANGAN
Keterbatasan alat/sarana Komunikasi antara Dinas Kesehatan dengan
Puskesmas dikarenakan tidak adanya jaringan telepon seluler. Komunikasi
biasanya dilakukan melalui perantara masyarakat atau dengan cara
mendatangi puskesmas-puskesmas di tiap-tiap distrik.
34
BAB V
KESIMPULAN
Conclusion
1. Kondisi Geografis
Kondisi geografis merupakan kendala besar dalam melakukan pelayanan
di Kabupaten Lanny Jaya, dengan wilayah yang cukup luas yaitu sekitar 2,03 %
dari luas wilayah Provinsi Papua, serta topografi yang begrunung dan berbukit
menyebabkanmenyulitkan petugas kesehatan dalam mengakses kampung-kampung
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, serta menyulitkan
masyarakat dalam mengakses sarana pelayanan kesehatan.
3. Situasi Sumberdaya
Tahun 2015, Situasi sumberdaya khususnya Sumberdaya Manusia
Kesehatan di Kabupaten Lanny Jaya masih tergolong sangat rendah, hal
tersebut dapat kita lihat dari rasio dokter umum per puskesmas sebesar 0,9 per
puskesmas, sedangkan rasio dokter umum per 100.000 penduduk sebesar 5,6 per
100.000 penduduk. Selin itu jumlah tenaga paramedis juga masih sangat rendah, hal
tersebut dapat terlihat dari rasio tenaga bidan di puskesmas terhadap jumlah
puskesmas sebesar 3,4 bidan per puskesmas. Selain rasio bidan per puskesmas masih
35
rendah, rasio bidan per 100.000 penduduk juga masih rendah sebesar 21,1 per 100.000
penduduk, sedangkan rasio perawat sebesar 56,6 per 100.000.
Profil kesehatan ini adalah data dan informasi kesehatan yang disajikan, guna
menjadi bahan evaluasi, serta untuk menunjang perencanaan kesehatan maupun
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan kedepannya.
36