Anda di halaman 1dari 31

1

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN


PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan meliputi pengadaan secara memadai untuk tenaga ahli, alat-alat bantu dan bahan
material sesuai jenis pekerjaan. Pekerjaan terdiri dari:

a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Tanah.
c. Pekerjaan Pondasi.
d. Pekerjaan Beton.
e. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela.
f. Pekerjaan Atap.
g. Pekerjaan Langit-langit.
h. Pekerjaan Plesteran.
i. Pekerjaan Lantai.
j. Pekerjaan Cat.
k. Pekerjaan Elektrikal
l. Pekerjaan lain-lain.
2. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan penyedia jasa harus mengadakan :

a. Tenaga Pelaksana yang selalu berada di lapangan setiap waktu.

b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, alat pemadatan, alat pengangkut dan
peralatan-peralatan lainnya yang akan digunakan dan harus selalu tersedia di lapangan sesuai
dengan kebutuhan dan dalam keadaan siap pakai.

c. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup.


d. Melaksanakan tepat waktu sesuai dengan schedule.
3. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, sesuai dengan RKS, Gambar Rencana, Berita
Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk pengawas.
4. Bila terjadi ketidaksesuaian antara gambar rencana dan keadaan di lapangan, maka
Kontraktor Pelaksana diharuskan berkonsultasi dengan Direksi Lapangan.

5. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk masing-masing pekerjaan guna
mendapat persetujuan direksi.

6. Kelalaian atau kekurangtelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan dasar untuk mengajukan klaim
dikemudian hari.

7. Atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor diminta untuk membuat Gambar –


gambar lapangan (Shop Drawing) berikut perincian bagian-bagian khusus (Detail) yang biaya
pembuatan gambarnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Gambar tersebut setelah

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
2

disetujui Direksi/Konsultan Pengawas secara tertulis akhirnya menjadi Gambar


Pelengkap dari Gambar- gambar Kerja yang ada.
8. Yang dimaksudkan dengan gambar – gambar kerja adalah:

- Gambar–gambar meliputi gambar arsitektur, gambar konstruksi, gambar instalasi listrik,


gambar perpipaan serta gambar – gambar perubahannya yang telah disetujui Oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Gambar – gambar ini selain dari gambar – gambar yang dibuat
Konsultan Perencana juga gambar – gambar yang dibuat oleh Kontraktor
- Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan atau ketidaksesuaian
antara gambar yang berlainan jenis dan lingkupnya maka yang dapat dipakai
pedoman secara fungsi yang dipakai pedoman adalah skala terbesar.

9. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan kondisi lapangan disampaikan
kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapat Persetujuan.
- Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar Pelaksanaan
tersebut disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
- Shop Drawing tersebut harus dibuat dan semua biaya pembuatan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

- Perubahan Gambar Kerja/Perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar


perintah tertulis Direksi/Pemberi Tugas berdasar pertimbangan Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang diperintahkan Pemberi
Tugas/Direksi dan jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar Pelaksanaan dan
Gambar Perubahan Rencananya.
b. Gambar Perubahan dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Pemberi Tugas
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang kalau ada.

10. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), harus dibuat oleh Kontraktor
dengan ketentuan berikut:
a. Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan
harus sesuai dengan hasil pekerjaan terpasang.
b. Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas,
dan diserahkan berikut aslinya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh
Kontraktor.

PASAL 2

PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :

a. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia (Algemene Voorwarden).

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
3

b. Permen PU No 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung


Negara.
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).

d. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)

e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03.


f. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.

g. Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 03-3976-1995.

h. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5.


i. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984.

j. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.


k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 Tahun 1972.

l. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10.


m. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.

n. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 03-1962-1990.

o. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.

p. Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja

q. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah Setempat yang Bersangkutan
dengan Permasalahan Bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam Pasal 1 Ayat 2 tersebut di atas berlaku dan mengikat pula :

a. Gambar-gambar kerja yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh pemberi
tugas, termasuk gambar-gambar detail yang diselesaikan Kontraktor dan sudah disahkan atau
disetujui direksi.

b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

d. Jadwal pelaksanaan (time schedule) yang sudah disetujui direksi.

PASAL 3

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja Perencanaan dan RKS termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

2. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS maka yang mengikat atau berlaku adalah RKS. Bila gambar
tidak cocok dengan gambar lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku,

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
4

begitu pula apabila dalam bestek (RKS) tidak tercantum sedangkan gambar ada, maka gambarlah
yang mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Pengawas dan Kontraktor harus
mengikuti keputusannya.

4. Pengambilan atau pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama atau sesudah pekerjaan
dilaksanakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 4

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pihak Kontraktor harus membersihkan lokasi untuk penempatan Direksi Keet, penempatan material
dan persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2. Kontraktor harus membuat bangunan yang digunakan untuk gudang material yang tertutup rapat
dan dapat dikunci, berikut barak kerja untuk para pekerja.

3. Kontraktor harus membuat kantor Direksi atas biaya sendiri dengan dilengkapi sebagai berikut :

a. Satu set meja beserta kursi secukupnya.


b. Satu buah almari yang dapat dikunci.
c. Satu buah papan tulis.

d. Satu buah buku direksi dan satu buah buku tamu.

4. Penempatan gudang, barak kerja, dan kantor direksi ditentukan oleh konsultan pengawas.
5. Kantor Direksi dan kelengkapannya setelah pekerjaan selesai pemanfaatannya akan ditentukan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

6. Pekerjaan pembongkaran gudang, barak kerja dan kantor direksi menjadi tanggungjawab
Kontraktor.

7. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi yang disebabkan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan Kontraktor wajib memperbaikinya.
8. Piket-piket bouwplank dan propil-propil :

a. Piket-piket digunakan As, titik-titik duga dan lain-lain, dibuat dari kayu tahun dengan kualitas
baik.
b. Bouwplank dari papan kayu tahun yang kering dan harus diserut sisi atasnya, dipasang pada
patok-patok yang tertancap kuat dan tidak dapat bergerak-gerak yang diberi tanda dengan jelas
dan tidak mudah hilang.
c. Propil pemasangan batu merah harus dari kayu tahun yang kering dan lurus, sedangkan untuk
pekerjaan tanah dan pondasi dapat menggunakan bambu.

d. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara mengukur, alat-alat penyipat
datar (theodolit, waterpas), prisma silang, pengukuran menurut situasi dan kondisi lokasi.

9. Kontraktor harus membuat papan nama proyek, ukuran 90 x 120 cm dengan redaksional mengikuti
petunjuk direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
5

10. Kontraktor atas biaya sendiri wajib menyediakan air kerja untuk keperluan pekerjaan ini dengan
sumur pompa atau cara-cara yang memenuhi syarat.
PASAL 5

PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan

a. Semua pekerjaan yang membutuhkan penggalian, antara lain :


1) Pembuatan segala macam pondasi.

2) Pengangkutan tanah galian ketempat penimbunan yang ditentukan.

b. Pekerjaan urugan meliputi :


1) Urugan kembali tanah yang digali dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi baik
dengan urugan tanah maupun urugan pasir.
2) Membuat peninggian untuk pembentukan muka tanah.

3) Pekerjaan memadatkan kembali tanah yang selesai diurug dan pemadatan peninggian tanah
untuk pembentukan muka tanah.

c. Pembentukan muka tanah

Membentuk muka tanah dimana bangunan akan didirikan diatasnya harus dibentuk dengan rata
dan baik juga tanah sekitarnya, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman menurut gambar
rencana.

2. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pekerjaan galian

1) Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
tanda sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.

2) Dalamnya galian lubang pondasi harus mencapai tanah keras dan sekurang-kurangnya
sesuai gambar kerja dan telah diadakan pemerikasaan oleh Direksi.

3) Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai ukuran gambar kerja, datar dan
dibersihkan dari segala kotoran.

4) Terhadap kemungkinan terjadinya genangan air dalam galian, baik pada saat penggalian
maupun pada pelaksanaan pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air yang jika
diperlukan dapat bekerja terus menerus.

5) Semua kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan dari tempat pekerjaan sehingga
tidak mengganggu pekerjaan berikutnya. Tempat pembuangan tanah akan ditentukan oleh
Direksi.
6) Ruang antara bouwplank dan galian harus bebas dari timbunan tanah.

b. Pekerjaan Urugan

1) Setelah pasangan-pasangan dilaksanakan konstruksi diurug kembali dirapikan dan


dipadatkan.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
6

2) Untuk daerah diluar bangunan sebelum pelaksanaan urugan, tanah harus dipadatkan hingga
benar-benar padat guna menampatkan kembali kerusakan tanah akibat penggalian.
3) Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dengan air yang diikuti pemadatan
dibelakangnya, tanah urugan yang terlalu basah harus dihampar agar dapat mengering
sendiri atau dikeringkan dengan cara yang disetujui Direksi.

4) Urugan pada lereng harus dilaksanakan dengan membuat “bertangga” untuk memberikan
kaitan yang kokoh pada tanah urugan.

5) Urugan kembali lubang pondasi dilaksanakan setelah mendapat pemeriksaan dan ijin dari
Direksi.

6) Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam
kotoran / sampah, serta harus jenis tanah berbutir / tanah ladang berpasir tidak terlalu
basah, tidak mengandung humus / lumpur / brangkal.

7) Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari atau ketempat
yang akan ditentukan oleh Direksi.

8) Urugan pasir dilaksanakan untuk :


Urugan bawah lantai, bawah pondasi lajur maupun footplat, bawah rabat dan lainnya
dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam gambar.

9) Urugan sirtu dilaksanakan untuk :


Peninggian/pembentukan muka tanah baru dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam
gambar.

10) Pembentukan tanah :

Muka tanah lokasi bangunan harus dibentuk dengan rata menurut garis-garis dan ketinggian
yang telah ditentukan di dalam gambar rencana. Pada pembentukan tanah yang bertangga
dan terjadi tebing / talud harus diusahakan pengamanan tebing dan air tanah agar tidak
melimpah ke daerah bangunan yang lebih rendah.
11) Pemadatan

Alat pemadatan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi. Selama dalam pemadatan
terjadi lendutan akibat tidak sempurnanya urugan, maka Pihak Kontraktor harus
memperbaikinya dengan bahan urugan yang memenuhi persyaratan.

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup pekerjaan

a. Urugan pasir bawah pondasi.

b. Pembuatan pondasi batu belah termasuk Aanstamping.

c. Penyediaan lubang-lubang khusus untuk saluran air, listrik dan sebagainya pada pondasi.
SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
7

d. Pemasangan stek dan angkur yang diperlukan untuk pekerjaan berikutnya.

2. Syarat pelaksanaan pekerjaan


a. Umum

1) Semua pekerjaan pondasi dilaksanakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran dan
kedalamannya serta disetujui Direksi.

2) Jika lubang galian terjadi genangan air harus dikeringkan terlebih dahulu.
3) Dasar galian diurug dengan pasir urug dan dipadatkan sampai benar-benar padat dengan
ketebalan sesuai yang ditentukan.

4) Penghentian pekerjaan pondasi harus dibuat bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi
ikatan kokoh dan sempurna.

b. Pondasi batu belah


1) Aanstamping dibuat dari batu blonos dan celah-celahnya diisi pasir pasang yang disiram air
sehingga padat / tidak berongga.

2) Adukan pondasi dibuat campuran 1 pc : 3 kpr : 10 psr

3) Penampang batu belah maksimum 20 cm dengan 3 sisi permukaan kasar.

4) Adukan harus membungkus batu pondasi sehingga tidak ada bagian yang keropos.
5) Untuk keperluan penempatan kolom, sloof dan sebagainya harus dipersiapkan stek
tulangan kolom.

6) Setiap jarak 2 m, sloof harus dipasang angkur 14 mm yang masuk ke dalam pondasi
sedalam 30 cm dari muka atas pondasi.
7) Sebelum alur pondasi diurug supaya diberitahukan kepada Direksi terlebih dahulu.

8) Alur pondasi bagian dalam diurug dan bagian luar diurug serta dipadatkan dengan cara
ditumbuk dan diairi sampai benar-benar padat dan mencapai peil yang ditentukan.
9) Batu belah harus bersih dari kotoran, pemasangan harus bersilang, semua bagian dalam
harus terisi adukan sesuai dengan campuran yang digunakan, semua nat yang tebal harus
diisi batu kricak. Tinggi pemasangan dalam satu hari tidak boleh lebih dari 0,50 m.

PASAL 7

PEKERJAAN BETON

1. KETENTUAN UMUM
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan beton
secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan
lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan
referensi dibawah ini :

1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991)


2. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
8

3. American Society of Testing and Materials (ASTM)

4. Standar Industri Indonesia (SII)


5. Standard Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. SKSNI T-15-1991-
03

6. Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan
Gedung (SKBI 2362-1986), yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.
b. Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut diatas, maka peraturan-
peraturan di Indonesia yang menentukan.
c. Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan ini dengan tepatan serta kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh
Konsultan Pengawas untuk pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan
diganti atas biaya Kontraktor Pelaksana sendiri.
d. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
e. Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak
disetujui oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari proyek/lapangan pekerjaan
dalam waktu 3 x 24 jam.
2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan
gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan pembantu.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian - bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
c. Mutu beton untuk struktur menggunakan beton K – 200 dan K -175 untuk beton praktis.
d. Lain-lain

1) Pembuatan perancah, cetakan / acuan


2) Penulangan, pengecoran / adukan
3) Pembuatan benda uji, pembongkaran cetakan / perancah dan pemeliharaan

1. Bahan :

a. Semen portland / PC

Semen portland yang dipakai harus dari jenis I menurut Peraturan Semen Portland Indonesia
1972 (NI-8) atau British Standard No. 12/1965.
Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen
asli dari pabrik. Merk semen dianjurkan dalam negeri misalnya : Holcim, Gresik, Tiga Roda
masing-masing dengan ukuran berat 50 kg, satu macam dan dengan persetujuan Pengawas.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan berventilasi baik, di atas lantai setinggi
30 cm.

Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis, penyimpanan harus
terpisah untuk setiap pengiriman dan penggunaannya diurutkan sesuai dengan waktu
pengiriman.
SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
9

b. Agregat
Agregat halus dan kasar dapat dipakai agregat alami atau buatan asalkan memenuhi syarat
menurut PBI 1989. Agregat kasar sekualitas dengan hasil pemecah mesin.

Agregat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan
terhadap karatan. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh yang memenuhi
syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan) antara lain tidak boleh menggunakan pasir
laut. Agregat-agregat harus disimpan di tempat yang saling terpisah dalam tumpukan yang tidak
lebih dari 1 m, berpermukaan yang bersih, padat serta kering dan harus dicegah terhadap
kotoran.

c. Air
Untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air yang bersih dan tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat PBI
1989.

d. Baja tulangan
1) Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U-24 polos untuk diameter ≤12 mm dan
baja mutu U-32 untuk diameter > 12 mm dan menurut SNI 1991 atau Japanese Standard
Class SR.24 atau British Standard No. 785. 1938, dengan toleransi kelebihan sesuai Standard
SII.
2) Bila baja tulangan oleh pengawas diragukan kualitasnya, harus diperiksakan pada Lembaga
Penelitian Bahan-bahan yang diakui, atas biaya Kontraktor.

3) Ukuran baja harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian dengan diameter lain hanya
diperkenankan dengan persetujuan tertulis dari pengawas. Bila penggantian disetujui, maka
luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari yang tersebut didalam gambar
kerja atau perhitungan. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan adalah
tanggung jawab Kontraktor.
4) Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab, dipisahkan sesuai
dengan diameter serta asal pembelian. Semua baja tulangan dilindungi terhadap segala
macam kotoran dan lemak serta terlindung dari air hujan.

5) Kawat beton berukuran minimal 1 mm dengan mutu tinggi standar SII.

6) Untuk semua diameter baja tulangan yang digunakan pada konstruksi beton bertulang,
masing-masing diberikan sampelnya yang disusun pada papan kecil yang diurutkan sesuai
dengan diameternya.

e. Bahan campuran tambahan (Additives)

1) Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture) kecuali yang tersebut tegas
dalam gambar atau persyaratan, harus seijin tertulis dari pengawas, untuk itu Kontraktor
harus mengajukan permohonan tertulis.

2) Pihak Kontraktor harus mengajukan analisa kimiawinya serta bukti penggunaan selama 5
tahun di Indonesia.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
10

3) Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan permulaan (initial set) tidak boleh dipakai,
sedangkan untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic preasure) tidak boleh water
proofer yang mengandung garam stearate. Bahan tambahan campuran beton harus sesuai
dengan iklim tropis dan memenuhi persyaratan sekaligus sebagai pengurangan air adukan
dan penunda pengerasan awal.

4) Penggunaannya harus sesuai dengan petujuk teknis dari pabrik dan dimasukkan ke dalam
mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan yang terakhir dituangkan ke dalam mesin
pengaduk. Pemakaian additive tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam
adukan.
f. Syarat-syarat Pelaksanaan :

1) Pelaksanaan penakaran semen dan agregat harus dengan kotak takaran yang volumenya
sama.

2) Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga tercapai
sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya. Dalam hal ini perlu diadakan
pengujian slump sesuai dengan ketentuan di dalam SNI 1991.
3) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing
bahan pembentukan beton dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4) Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material
harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan
diawasi terus menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung-
jawab.

5) Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Ready Mix/Batch Mixer atau
Portable Continous Mixer).

6) Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima bahan-bahan dari adukan
selanjutnya, dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
7) Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1.5 menit sesudah
semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin
lebih besar dari 1.5 m3. Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam.

8) Beton yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan.
9) Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air harus
dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak
diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan
air untuk mendapatkan kosistensi beton yang dikehendaki.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
11

g. Mutu Beton

Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
karakteristik sebagai berikut :

Mutu Beton Jenis pekerjaan

Kolom praktis, Ring Balk praktis, Balok latei dan


K 175
lain lain sesuai RAB dan gambar

Kolom, Balok, Plat dan lain lain sesuai RAB dan


K 200
gambar

h. Percobaan Pendahuluan
1) Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor Pelaksana harus
mengadakan percobaan-percobaan di laboratorium milik Instansi Pemerintah atau
Perguruan Tinggi yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas, sebagai persiapan dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai didapatkan
suatu perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
2) Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor Pelaksana harus
mengadakan percobaan di laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang diperlukan.
3) Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam PBI NI-2.
4) Bila hasil percobaan di laboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu yang sesuai
dengan permintaan, maka pekerjaan beton tidak boleh dilaksanakan.
5) Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil percobaan di
laboratorium.

i. Pengadukan Dan Peralatannya

1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai


ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing
bahan pembentukan beton dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2) Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material
harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan
diawasi terus menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung-
jawab.
3) Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Ready Mix/Batch Mixer atau
Portable Continous Mixer).
4) Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima bahan-bahan dari adukan
selanjutnya, dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
12

5) Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1.5 menit terhitung
sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas
mesin lebih besar dari 1.5 m3. Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam.
Beton yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan.
6) Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air harus
dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak
diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan
air untuk mendapatkan kosistensi beton yang dikehendaki.

j. Persiapan Pengecoran :
1) Mulainya pengecoran harus sepengetahuan dan mendapat persetujuan Direksi.

2) Bidang pertemuan antara cor beton lama dengan baru harus dibuat miring.

3) Cetakan harus datar, tegak lurus, tidak bocor dan kokoh, sehingga kedudukan / bentuknya
tetap tidak berubah / bergeser pada saat dan setelah pengecoran tetapi mudah dibongkar.
4) Cetakan dibuat dari kayu kelas III tebal 2 cm dan atau plywood 9 mm dan memenuhi syarat
sesuai fungsinya serta sambungan antara papan dan balok harus rapat, rapi dan kuat.
5) Pemadatan cor beton menggunakan penggetar beton yang harus dipersiapkan terlebih
dahulu sebelum dimulai pengecoran.

6) Tiang penyangga cetakan dibuat dari kayu kelas III. Tiang penyangga harus dipasang tegak
lurus dan tidak boleh menumpu langsung pada tanah serta dipasang dengan jarak
maksimum 60 cm.

7) Tiang penyangga tidak boleh menggunakan bahan dari bambu kecuali atas ijin pengawas
ahli.

8) Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas
dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan ditanam dalam
beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-
perlengkapan lain).

9) Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus disiram dengan
air sampai bersih dan dilapisi minyak begisting, dan tulangan harus sudah terpasang dengan
baik.

10) Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.

11) Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi
mortar.
12) Kontraktor Pelaksana harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh Konsultan Pengawas.

13) Apabila pengecoran tidak memakai begisting kayu maka dasar permukaan yang akan dicor
harus diberi beton dengan adukan 1pc : 3ps : 5krl setebal 5 cm.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
13

k. ACUAN/CETAKAN BETON/BEKISTING

1) Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sepenuhnya. cetakan
harus sesuai dengan bentuk, ukuran, batas-batas dan bidang dari hasil beton yang
direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya
perpindahan tempat atau kelonggaran dari penyangga harus menggunakan multiplex.

2) Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-
lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam
arah horisontal dan vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak di "finish" (expose
concrete).

3) Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan


penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.

4) Struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan
beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan. Cetakan harus diteliti untuk memastikan
kebenaran letaknya, cukup kuat dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada
saat beton dituangkan.

5) Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi "minyak begisting"
untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak
terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan
tulangan.

6) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, atau
jika beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

a. Bagian sisi balok 48 jam.

b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari.

c. Balok dengan beban Konstruksi 21 hari.


d. Plat lantai/atap/tangga 21 hari.
7) Dengan persetujuan Konsultan Pengawas cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil
pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah
mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.

8) Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan


cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-
struktur yang dicetak.

9) Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Kontraktor
Pelaksana wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.

10) Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum
pengurugan dilakukan.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
14

11) Untuk permukaan beton yang diharuskan exposed, maka Kontraktor Pelaksana wajib mem-
finish-nya tanpa pekerjaan tambah.
l. Pengangkutan dan Pengecoran :

1) Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara


pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi perbedaan
pengikatan yang menyolo antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
2) Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan, maka
harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.

3) Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2


(dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja
tulangan serta bukti bahwa Kontraktor Pelaksana akan dapat melaksanakan pengecoran
tanpa gangguan.

4) Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat
telah melampaui 1.5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila Konsultan Pengawas
menganggap perl berdasarkan kondisi tertentu.
5) Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan.

Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih
dan bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras.

6) Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m.

Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
7) Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial set" atau
yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena getaran,
penggetaran harus bersamaan dengan penuangan beton.

8) Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai
kerja setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah
penyerapan air semen oleh tanah/pasir secara langsung.

9) Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga
didapat beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat
pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

10) Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan pengecoran dari
suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan,
kecuali atas persetujuan Konsultan Pengawas dapat dilaksanakan pada malam hari dengan

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
15

ketentuan bahwa sistem penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat, serta
penyiapan tenda-tenda untuk menjaga terjadinya hujan.
m. Penyambungan Konstruksi

1) Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu konstruksi
secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak sambungan konstruksi (construction joints).
Dalam keadaan tertentu dan mendesak, Konsultan Pengawas dapat merubah letak
"construction joints" tersebut.

2) Permukaan "construction joints" harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat.

3) "Contruction joints" harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat mungkin dihindarkan
adanya "Contruction joints" tegak, kalaupun diperlukan maka harus dimintakan persetujuan
dari Konsultan Pengawas.

4) Bila "Contruction joints" tegak diperlukan, maka tulangan harus menonjol sedemikian rupa
sehingga didapatkan suatu struktur yang monolit.

5) Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan "grout"
segera sebelum beton dituang.

6) Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus menggunakan bahan additive "Bonding
Agent" (lem beton) yang disetujui Konsultan Pengawas.

n. Benda – benda yang tertanam di dalam beton

1) Semua angkur, baut, pipa dan benda-benda lain yang diperlukan tertanam dalam beton,
harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.

2) Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotoran-kotoran
lain pada saat mengecor.

3) Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah diuji dengan baik, baru boleh dicor.
o. Penyelesaian Beton

1) Semua permukaan, pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-bagian yang
membekas. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
2) Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang dan tidak memenuhi persyaratan harus segera
diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang
sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan. Bila diperlukan, seluruh
permukaan beton dihaluskan dengan ampelas, carborondum atau gurinda.
3) Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi kerataan
pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1 cm dalam jarak 10 m.

4) Tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud
menyerap kelebihan air.

5) Apabila pengecoran dilakukan dengan Readymix harus ditunjukkan pesanannya yang


menunjukkan karakteristik dari beton.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
16

p. Perawatan Dan Perlindungan Beton

1) Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Setelah pengecoran dan penyelesaian, permukaan beton yang tidak tertutup oleh
cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus menerus
selama 7 (tujuh) hari.

2) Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan beton


belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti tersebut pada ayat (1) dan tidak boleh
tertindih barang atau terinjak langsung pada permukaan beton.

3) Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama
masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan terjadinya
celah-celah pada sambungan.
4) Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut diatas, harus dirawat dengan
jalan membasahi atau menutupi dengan membran yang basah.

q. Pengujian Beton

1) Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI NI-2 BAB 4.9 dan
minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.

2) Setiap volume 5 m3 tiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam satu
hari dengan volume sampai terkumpul 20 benda uji atau seperti NI-2 BAB 4.7.

3) Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji silinder diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm atau dengan benda uji kubus ukuran 15x15x15 cm3. Satu benda uji akan dites
pada umur 28 hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas, sedangkan 3
(tiga) benda uji lainnya hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut.

4) Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal dilapangan, dibiarkan
mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenarnya.

5) Benda uji silinder atau kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran
dan ditutup dengan karung basah selama 24 jam.
r. Perizinan

1) Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas minimal 1 minggu


sebelum pengecoran dimulai.

2) Pengecoran dapat dilaksanakan apabila sudah ada Berita Acara Pengecoran dan izin tertulis
dari Konsultan Pengawas.

s. Hal-hal lain.

1) Apabila pengecoran pada balok berbentang panjang, maka cetakan dinaikkan setinggi
lendutan yang terjadi sehingga apabila cetakan dibongkar tidak ada lendutan yang terjadi.
Hal ini harus dikonsultasikan pada Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
17

PASAL 8

PEKERJAAN PASANGAN DINDING


a. Lingkup Pekerjaan :

a. Pembuatan pasangan dinding batu bata setebal ½ batu termasuk kolom beton pengakunya
dengan campuran 1 : 4.

b. Persyaratan Pelaksanaan
Dinding batu bata :

a. Pasangan batu bata dengan adukan 1 pc : 4 ps digunakan pada :

1) Dinding di atas balok sloof sampai setinggi 50 cm.


2) Bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau petunjuk Direksi.

b. Batu bata sebelum dipasang harus direndam air terlebih dahulu sampai jenuh, dan batu bata
harus bersih dari segala kotoran.

c. Pemasangan batu bata dilakukan bertahap, dalam satu hari tidak boleh lebih dari 1 m tingginya
setiap tahapnya di ikuti dengan cor kolom praktis ditunggu sehari untuk pemasangan
berikutnya.

d. Batu bata yang ukurannya kurang dari setengah panjangnya tidak boleh dipakai.
e. Spesi pasangan batu bata harus padat, tidak berongga dan harus dikorek siarnya.

f. Dinding batu bata yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diperkuat beton praktis

g. Dalam proses pengeringan, dinding batu bata harus disiram air terus menerus selama 7 hari.
h. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk, pengadukan dengan tangan
hanya boleh dilaksanakan dengan seijin Pengawas.

PASAL 9

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


1. Lingkup Pekerjaan :

a. Pembuatan, pemasangan dan penyetelan kusen-kusen


b. Pembuatan, pemasangan dan penyetelan daun pintu panil

c. Pembuatan, pemasangan dan penyetelan jendela panil / kaca 5 mm.

d. Pemasangan duk, angkur dan neut kusen-kusen.

e. Pemasangan perlengkapan pintu dan jendela seperti engsel, kunci, grendel, handel, kait angin
dan lain-lain.

2. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Pekerjaan Kusen Kayu

1) Untuk semua kusen menggunakan kayu Kruing kualitas baik, tua, kering dan tidak cacat
dengan kelembaban kurang dari 16% dan harus dengan persetujuan Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
18

2) Penyetelan kusen harus dijaga agar permukaan tidak cacat, tegak lurus dan siku, serta kayu
penyokong tidak boleh dipasang pada bidang luar tetapi mudah dilepas.
3) Permukaan kusen yang berhubungan dengan bahan lain harus dimeni terlebih dahulu.

4) Pertemuan kusen dengan dinding harus diberi perkuatan angkur sebanyak 6 buah untuk
kusen pintu dan 4 buah kusen jendela.

5) Pada setiap perletakan kusen pintu dipasang neut beton tidak bertulang campuran 1 pc : 2
ps : 3 kr, setinggi 10 cm.

6) Sudut kusen dijaga agar tetap siku selama dalam penyetelan.

7) Kusen dan daun pintu maupun jendela diberi propil.

8) Semua kusen setelah terpasang harus tetap diwaterpass.

9) Diatas kusen bentang lebih dari 1,10 m harus dipasang beton latai.
10) Semua sambungan kayu kusen harus dibuat secara teknis, rapat, rapi dan kuat.

11) Semua permukaan kayu harus rata, halus dan siku.


12) Ukuran kayu kusen adalah ukuran sesuai gambar dengan toleransi kekurangan akibat
serutan maksimal 5 mm.

b. Pekerjaan pintu dan jendela


1) Semua rangka daun pintu / jendela Kayu menggunakan kayu kruing kualitas baik.

2) Pemasangan daun pintu / jendela harus tepat pertemuannya dengan kusen.

3) Daun pintu panil menggunakan panil multiplek tebal 9 mm.


4) Daun jendela kaca menggunakan kaca bening tebal 5 mm dan kaca mati di klos.

5) Ukuran raam pintu dan jendela sesuai gambar dengan toleransi kekurangan akibat serutan
maksimal 3 mm.

c. Pekerjaan Pengunci
1) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu / jendela kayu.

2) Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk lokal, warna
standar atas persetujuan Direksi, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel,
jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap
engsel memikul maksimal 20 kg.

3) Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.


a) Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu
b) Engsel tengah dipasang di antara kedua engsel tersebut (± 40 cm di bawah Engsel atas).

4) Tiap daun pintu dilengkapi dengan kunci tanam dua kali putar merek cavel atau sekualitas
dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai. Untuk daun pintu doble dilengkapi dengan
grendel tanam (espagnolet) merek whitco atau sekualitas.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
19

5) Engsel untuk jendela hidup dipasang dua buah pada bagian bawah, mengingat openning
jendela direncanakan bukaan atas.
6) Untuk alat-alat penggantung dan pengunci yang khusus atau belum tercantum dalam RKS ini
(hak angin, handle, grendel dan lain-lain) maka penyedia jasa diharuskan mengajukan
contohnya terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan / pengawas.
b. Pekerjaan Kusen Alumunium

1) Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi


dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/Konsultan Pengawas meliputi
gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
3) Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
4) Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6) Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
harus cocok.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
7) Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2 - 3 mm
dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2.
Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9) Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai
Berikut :
a. Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
c. Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
d. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
10) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan
kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
11) Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12) Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
kosen terpasang.
Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada ambang
bawah dan atas harus waterpass.
13) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
20

dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.
14) Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan kedap suara.
15) Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

PASAL 10
PEKERJAAN ATAP

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi s e p e r t i tercantum dalam gambar kerja meliputi :

a. Pekerjaan rangka atap


b. Pekerjaan reng
c. Pekerjaan jurai luar
d. Pasangan genteng
e. Pekerjaan bubungan genteng
f. Pekerjaan kuda - kuda dan rangka atap
g. Pekerjaan lisplank
2. Persyaratan Bahan

Material struktur rangka atap menggunakan kayu yang telah ditentukan


3. Pekerjaan Penutup Atap dan Lisplank

a. Pekerjaan Penutup Atap


1. Genteng yang dipakai genteng Plentong Kebumen. Bubungan Genteng digunakan
Bubungan Genteng plentong Kebumen
2. Pemasangan genteng harus rata tidak bergelombang permukaannya dan pertemuan
sambungan genteng dengan genteng harus terlihat lurus, begitu juga berlaku bagi
pasangan atap asbes gelombang.
3. Pasangan bubungan genteng atau pasangan bubungan asbes gelombang harus lurus dan
kedap air.
b. Pekerjaan Lisplank
1. Pekerjaan Lisplank :
 Lisplank dari bahan Kayu Kruing ukuran 3/20.
 Sambungan lisplank harus kokoh dan rapih, sambungan lisplank harus rapat
 Lisplank harus dimeni, dempul, diamplas sebelum dicat.
c. Pekerjaan Baja Ringan
1. Pekerjaan Baja Ringan
Profil utama baja ringan berbentuk Z ( profil Z ) , di karenakan profil Z memiliki beberapa
keuntungan yaitu :
- Titik berat penampang Profil Z tepat berada pada bagian badan penampang profil
itu sendiri.
- Profil Z tidak memerlukan plat pengaku tambahan saat di pasang atau di sambung.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
21

2. Bahan
Bahan Terdiri dari lapisan anti karat mutu tinggi Galvanis dan allumunium zinc. Alat
sambung khusus kuda – kuda Baja Ringan berupa Self – Drilling Screw HWH 10 – 16 x 16
Fullscale Test Tested by @PUSKIMPU
Software test tested by Laboratorium Struktur ITB

- Standard Bahan & Coating :


AS/NZS 1397 – 2001
ASTM A 1003/A 1003M-05
- Standard Crew
AS 3566.1 – 2002
AS 3566.2 – 2002
- Standard Penghitungan Struktur
AS/NZS 4600 – 2005
- Standard Pembebanan
AS/NZS 1170.0 – 2002
AS/NZS 1170.1 – 2002
AS/NZS 1170.2 – 2002
SNI 03 – 1727 – 1989

a. Spesifikasi Bahan
Profil baja ringan terbuat dari baja mutu tinggi G550 yang memeliki spesifikasi dan
kekuatan yang sangat baik
b. Baja mutu tinggi G550
Memenuhi ASTM, AS, JIS. Kekuatan leleh minimum adalah 550 Mpa, Tegangan
minimum 550 Mpa, Modulus Elastisitas 200.000 Mpa, Modulus Geser 80.000 Mpa
c. Lapisan Anti karat
Menggunakan Hot Dip Zinc Z220, Ketebalan Lapisan adalah 220 gr/m2, Alumunium
Zinc AZ100 dengan ketebalan Lapisan 100gr/m2.
d. Self Drilling screw HWH 10 – 16 x 16
Panjang ( tidak termasuk kepala ) 16 mm Kepadatan Alur 16 alur/inch, Diameter
Badan 4,80mm ( Dengan Alur ) dan 3,80mm ( Tanpa alur ), Kekuatan Mekanikal
Gaya Geser 1 baut 5,1 kN, Gaya aksial 8,6 kN, Gaya Torsi 6,9 kN.

3. Spesifikasi Bahan
- Profil Batang Utama menggunakan Profil Z
- Profil Batang Web menggunakan Profil C
- Profil Reng menggunakan Profil B

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
22

PASAL 11

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup pekerjaan

a. Pemasangan rangka Plafond dan Penutup langit – langit dari Asbes (eternity) 1 x 1 m.

b. Pemasangan list plafond.

2. Persyaratan pelaksanaan
a. Rangka langit-langit menggunakan kayu tahun kualitas baik dan lurus

b. Ukuran 5/7 cm tiap jarak 1 m untuk balok anak dan ukuran 4/6 cm tiap jarak 1/2 m untuk balok
pembagi, pertemuan antar rangka plafon diberi klos reng 2/3 cm.
c. Rangka langit-langit dipasang kuat / kokoh dan waterpass serta bidang muka bawah diserut
halus / rata.
d. Rangka langit-langit dipasang perkuat ke gordeng / kuda-kuda dengan Kawat setiap jarak 2 m.

e. Penutup langit-langit menggunakan bahan asbes plat polos.


f. Penutup langit dipasang dengan menggunakan perkuatan paku / lem sesuai kebutuhan.

g. Garis sambungan langit-langit dibuat alur / nat yang sama, rata, lurus dan saling siku.

PASAL – 12
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran dan acian semua dinding / tembok bagian dalam dan luar serta pagar.

b. Plesterandan acian semua bidang rollag batu bata dan plint pondasi.

c. Plesteran dan acian semua permukaan beton yang nampak.

d. Plesteran dan acian semua pekerjaan lainnya yang sesuai gambar.


2. Persyaratan Pelaksanaan

a. Plesteran menggunakan adukan 1 : 4


b. Plesteran 1 : 4 digunakan untuk dinding pagar, saluran, trasraam dan tembok yang tidak
terlindung dari panas dan hujan.

c. Bidang yang akan diplester harus dibersihkan, kemudian dibasahi agar plesteran tidak cepat
mengering dan tidak retak-retak.

d. Adukan plesteran harus benar-benar halus dan matang,agar tidak retak/pecah.

e. Pekerjaan plesteran yang baru harus dilindungi dari hujan.


f. Tebal plesteran maksimum 2 cm dan minimum 1,50 cm atau sesuai petunjuk gambar Kerja.

g. Hasil pekerjaan profilan harus rapih dan sesuai dengan gambar kerja.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
23

PASAL 13

PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan

a. Pemasangan lantai menggunakan Granito 60x60

b. Pemasangan Lantai Tangga Menggunakan Granito 30x60, dan yang lainnya sesuai RAB

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pemasangan Granit harus sepengetahuan dan seijin Direksi.

b. Adukan untuk pasangan Granit menggunakan spesi 1 pc : 3 ps dengan ketebalan 5 cm.

c. Celah antara pasangan Granit harus sama, lurus, saling siku dan dikolot air semen.
d. Alur / celah antara pasangan Granit lebarnya dibuat 2 mm.

e. Granit yang cacat tidak boleh digunakan dan harus ditukar dengan kwalitas baik.
f. Permukaan pasangan Granit harus rata / waterpass dan pada ruang tertentu dibuat kemiringan
sesuai ketentuan agar dapat mengalirkan air ke lubang yang tersedia.
g. Pasangan Granit yang memerlukan potongan harus dibuat rapi dan siku, Nat Granit indoor dan
outdoor harus saling bertemu.

h. Granit yang akan dipasang adalah kwalitas I atau sekualitas yang telah diseleksi dengan baik,
bentuk dan ukuran harus sama, bermotif kasar pada permukaannya, warna sesuai dengan
petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

i. Pekerjaan pemasangan lantai Granit bisa dimulai dan dilaksanakan apabila Kontraktor telah
membawa contoh-contoh Granit dan telah disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan /
Pengawas.

j. Untuk pemasangan lantai baru sebelum pemasangan Granit lantai terlebih dahulu dipasang
pasir urug, minimal setebal 10 cm, tanah telah dipadatkan
k. Pemotongan Granit harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong.

l. Bahan Granit sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam
alkali) sampai jenuh.

m. Adukan pasangan / pengikat dengan adukan campuran 1 pc : 3 ps.

n. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik yang
digunakan.

o. Apabila hasil pemasangan Granit tidak rapi, tidak membentuk garis lurus, retak dan hasil
bergelombang, Kontraktor harus mengganti / mengulangi pekerjaan dengan biaya yang
ditanggung sendiri oleh Kontraktor.
p. Granit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
Granit, hingga betul-betul bersih.

q. Pekerjaan urugan pasir bawah lantai harus betul-betul padat dengan direndam air hingga jenuh.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
24

PASAL 14
PEKERJAAN CAT

1. Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan cat tembok, meliputi :

1) Semua dinding tembok bagian dalam dan luar bangunan.


2) Permukaan pekerjaan beton yang kelihatan (expose beton).

3) Langit-langit.

b. Pekerjaan cat kayu, meliputi :


1) Semua permukaan kusen, ram pintu / jendela dan pintu / jendela panil

2) List langit-langit, krepyak, tiang penyangga besi dan listplank.


2. Persyaratan Pelaksanaan

a. Cat tembok.
1) Cat tembok menggunakan Decolith sekualitas.

2) Untuk Pengecatan exterior menggunakan Cat khusus exterior.

3) Permukaan yang akan di cat harus di plamir dan diamplas terlebih dahulu.
4) Plamir dan dempul menggunakan merek yang sama dengan cat yang digunakan.
5) Pengecatan dilakukan minimal 2 kali sampai diperoleh warna yang merata.

6) Warna cat sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Direksi.

b. Cat kayu
a) Cat kayu menggunakan Avian sekualitas.

b) Permukaan kayu yang akan di cat harus diamplas, didempul / plamir dan di meni.

c) Pengecatan dilakukan minimal 2 kali sampai diperoleh warna yang merata.

d) Warna cat sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Direksi.

3. Pemilihan Warna
Semua warna dipilih arsitek perencana dan pemberi tugas, pemborong harus mengadakan contoh-
contoh warna yang disetujui.

4. Persiapan Umum
Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :

a. Sebelum dinding yang akan di cat telah diperiksa dan disetujui oleh pengawas.

b. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran dibersihkan.

c. Apabila dinding atau bagian yang akan di cat ternyata masih basah, lembab atau berdebu.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
25

d. Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang
akan di cat.
PASAL 15

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pemasangan Kembali Panel – panel : Panel – panel Penerangan (LP), Daya (PP) dan AC (PAC).
b. Kabel – kabel Tegangan Rendah

Dari Power PLN ke Panel – panel Penerangan Dalam dan

c. Instalasi Penerangan di dalam dan di luar bangunan.


d. Instalasi Stop Kontak.

e. Armatur – armatur Lampu lengkap ( TL, Down Light PL, SL, Down Light PLC, Lampu Baret, Lampu
Sorot dan lain – lain ).

f. Instalasi Grounding system.


g. Testing and Commisioning.

2. Persyaratan Pelaksanaan

a. Kabel tegangan rendah.

Kabel tegangan rendah yang digunakan adalah :


 Kabel – kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 Kvolt
untuk kabel NYM, NYY dan NYA dengan spesifikasi :
Conductor : Plain copper (NYM & NYY), solid or stranded (NYY).
Insulation : P V C.
Core Filter : Compound Elastic/ Soft PVC.
Sheath : P V C.
 Pada prinsipnya kabel – kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Untuk kabel – kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYY.
Untuk kabel – kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.
 Kabel – kabel daya yang ke sub – sub panel harus disertai dengan kabel BC atau NYA
sebagai kawat pentanahan dengan diameter feedernya.
 Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu.
 Diameter kabel untuk ke lampu, minimum yang dapat dipakai 1,5 mm dan instalasi lainnya
minimum 2,5 mm.
b. Panel/box sikring.

Panel dipasang menempel ditembok, pintu panel terletak didepan. Panel beserta komponennya
harus sesuai dengan kondisi tropis. Panel harus dibuat sesuai dengan standar yang berlaku
seperi SPLN, PUIL dan lain – lain.

Komponen panel.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
26

 Batang penghantar.

Batang penghantar yang diletakkan mendatar pada posisi atas panel terbuat dari bahan
tembaga dengan produktifitasnya yang tinggi, memiliki kemampuan hantar harus sesuai
dengan gambar. Busbar harus diberi isolasi dengan warna yang sesuai dengan warna phasa.
Busbar pentanahan harus diletakkan terpisah dengan busbar aktif.

 Pemutusan beban.
Pemutusan beban yang dipergunakan harus memiliki kemampuan trip ampere (breaking
capasity) yang sedemikian rupa sehingga jika terjadi pemutusan akibat gangguan harus
berurut mulai dari panel terkecil hingga ke pemutus utama.
 Pemasangan.
Pemasangan seluruh komponen panel haruslah dilakukan oleh pabrik panel yang telah
diakui. Hal ini ditunjukkan dengan sertifikat dari pabrikator. Pihak pabrikator juga harus
mengadakan tes yang terlampir dalam sertifikat tersebut.
Pada bagian dalam pintu harus terdapat diagram satu garis komponen penel lengkap
dengan besaran dan fungsinya.
Gambar diagram satu garis ini harus sudah dilaminating dengan baik.

c. Lampu penerangan
Tipe lampu penerangan yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam RAB/gambar kerja
atau setara dengan Philips.

d. Stop kontak biasa

Stop kontak biasa yang digunakan harus memiliki terminal untuk phase, neutral dan grounding.
Pemasangan rata dinding (inbow) atau permukaan. Stop kontak harus memiliki kemampuan
nominal 13A, 295V memiliki kotak dasar (inbow doos) dari bahan metal. Produksi setara merek
Broco atau Legrand.

e. Sakelar lampu.
Sakelar lampu yang digunakan untuk pekerjaan ini terdiri dari dus tipe, yaitu tipe standar (logic)
dan tipe grid (grid switch) jenis mat crom. Sakelar harus mempunyai kemampuan rating
minimum 6A, 220 V, ditempatkan tertanam (inbow) dengan kotak dasar (inbow doss) dari bahan
metal. Sakelar ditempatkan dengan ketinggian 150 cm. Kwalitas setara merek Broco atau
legrand.

f. Instalasi.

Pekerjaan instalasi dipergunakan dengan mempergunakan pipa pelindung dari jenis high impact
(PVC). Ukuran conduit yang dipergunakan harus sesuai dengan PUIL 753. pada pemakaian kabel
instalasi tidak diperkenankan penyambungan di dalam conduit. Semua persambungan harus
dilakukan pada kotak persambungan (T doos). Setiap titik penyambungan harus ditutup dengan
las doop dengan sistem ulir (3 M). untuk ukuran kabel > 6 mm tidak diperkenankan adanya
pencabangan di antara panel dan beban ataupun panel dengan panel. Jika persambungan
dibutuhkan, hanya bisa digunakan menggunakan alat penyambung khusus dan diawasi
pengawas lapangan. Kwalitas conduit setara EGA/Clipsal, Double H. kwalitas kabel instalasi
setara Supreme, Eterna.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
27

g. Sistem pentanahan.

 Pentanahan peralatan listrik.


Seluruh bagian metal dari peralatan listrik yang aktif (non curet carrying) harus ditanahkan,
sepert : motor listrik (pompa), kotak – kotak peralatan sakelar dan stop kontak, lampu dan
lain – lain Pentanahan dilakukan dengan memisahkan jaringan pentanahan : sistem instalasi
listrik atau satu titik pentanahan.
 Pentanahan struktur metal.
Seluruh struktur seperti rangka atap harus ditanahkan dengan menghubungkannya
terhadap jaringan pentanahan keseluruhan dengan mempergunakan kabel.

PASAL 16

PEKERJAAN LAIN - LAIN

1. Segala sesuatu yang belum terantum dalam RKS ini yang masih termasuk dalam lingkup pelaksanaan
ini, penyedia jasa harus menyelesaikan sesuai dengan petunjuk / perintah Direksi, baik sesudah
atau selama berjalannya pekerjaan serta perubahan-perubahan di dalam Berita Acara Aanwijzing.

2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan yang diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh pengawas dengan dibuat Berita Acara yang disahkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan / Direksi.

PASAL 17

PERSYARATAN BAHAN

1. Umum

a. Yang disebut dengan bahan bangunan ialah semua bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja.
b. Semua bahan-bahan bangunan baik harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PUBB, SKSNI-T-1991-03, PPPKI, AC, PTC dan AVE.

c. Penyedia jasa harus membuat kelengkapan gambar detail / shop drawing dan menyempaikan
keep Direksi untuk mendapat persetujuan.

d. Penyedia jasa harus menyampaikan contoh-contoh bahan bangunan yang akan digunakan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

e. Contoh-contoh yang disampaikan harus sesuai mutunya dengan yang direncanakan.


f. Direksi berhak untuk meminta keterangan selengkanya bahan itu diperoleh.

2. Khusus

a. Air

1) Air yang digunakan untuk pembangunan harus tawar, bersih dan bebas mineral, zat organik,
lumpur, larutan alkali dan lain-lain.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
28

2) Air dari saluran PAM / sumber air bersih yang tidak mencukupi maka penyedia jasa harus
mengadakan sendiri dari sumber lain yang memenuhi syarat.
b. Semen portland

1) Semen portland yang dipakai harus dari jenis I menurut Peraturan Semen Indonesia 1972/
NI-8.

2) Semen harus berkualitas baik, baru/ tidak mengeras dan produk dalam negeri.
3) Semen portland harus dari produk yang sejenis dan penyimpanannya dalam gudang harus
tetap kering / tidak lembab.

4) Semen yang sudah membeku tidak boleh digunakan.

c. Batu Kali / Batu Belah.

1) Batu belah harus dari jenis yang keras, tidak berpori dan minimum mempunyai 3 muka
pecahan bergradasi maksimum 20 cm.

2) Batu yang mudah pecah dan bermuka licin tidak boleh digunakan.

d. Split

1) Untuk pekerjaan beton dipakai split bergradasi 2 – 3 cm (lolos saringan berlubang persegi 76
mm dan tertahan pada saringan berlubang 50 mm), bersih dari kotoran organik / lumpur
dan sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu

2) Agregat kasar menggunakan kwalitas pecah mesin.

e. Pasir pasang
1) Pasir pasang adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan organik dan bebas lumpur
dan bergradasi minimum 0,35 mm.

2) Pasir pasang / beton adalah pasir yang berbutir kasar, tidak mengandung bahan organik /
garam, bebas lumpur / tanah memenuhi syarat PUBI 1970/PBI 1971.

3) Pasir pasang / beton tidak boleh menggunakan pasir laut.


f. Kapur

1) Kapur yang digunakan harus berkualitas baik sesuai PUBI 1970 dan kering tidak rapuh.
2) Penimbunan kapur harus terlindung dari hujan / genangan air.

3) Kapur yang sudah lama / mengeras tidak boleh dipakai.

g. Batu bata

1) Batu bata harus berkualitas baik, matang, warna merah merata, sisinya rata dan tegak lurus,
keras tidak mudah pecah dan bermuka kasar / tajam.

2) Batu bata yang digunakan harus satu ukuran dan sejenis kualitasnya.
3) Pemakaian batu bata yang pecah tidak boleh dari 5%.

h. Granit

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
29

1) Warna Granit dan ukuran yang digunakan untuk lantai adalah sesuai dengan petunjuk
direksi
2) Menggunakan KW I atau sekualitas.

i. Kayu

1) Kayu yang digunakan kayu klas II sesuai PKKI 1961/NI-5.

2) Semua kayu harus tua, kering udara, tidak cacat dan lurus.
3) Penimbunan kayu harus terlindung dari terik matahari ataupun hujan.

4) Kayu yang digunakan harus sama jenisnya.

j. Besi beton
1) Besi dan kawat beton harus memenuhi syarat SKSNI-T-1991-03.

2) Besi dan kawat beton yang digunakan harus bebas dari karat.
k. Asbes semen

1) Asbes semen yang digunakan harus produk dalam negeri, berkualitas baik dengan sisi yang
lurus / siku.

2) Asbes semen harus mempunyai satu bidang muka yang halus, lurus sisinya, tidak cacat dan
keras.

3) Asbes untuk langit-langit / listplank menggunakan asbes plat tebal 4 mm.


l. Kaca

1) Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening, kualitas baik dengan ketentuan dapat
menahan beban angin sebesar 122 Kg / m2.

2) Semua kaca yang digunakan harus produksi Asahi Glas atau sekualitas dengan persetujuan
pengawas.

3) Tebal kaca adalah 5 mm dan 9 mm, untuk pintu frameless digunakan tebal 12 mm.
m. Alumunium
1) Kosen Aluminium yang digunakan :

- Bahan : Dari bahan Aluminium framing system ex YKK, Alcan.


- Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas.
- Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
- Lebar Profil : Tebal 4” (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar).
- Pewarnaan : Natural Anodize sesuai standart produksi pabrik.
- Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm.

2) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
3) Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
Kosen-kosen Aluminium khususnya Pintu harus mampu untuk menahan engsel-engsel
Pintu Panel yang cukup berat karena terbuat dari kayu utuh.
4) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
30

bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang


dipersyaratkan.
5) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,
pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin
harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela,
dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
- Untuk diagonal 2 mm.

8) Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.
Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.

10) Kloset Jongkok


Setara dengan merek toto
11) Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016
31

SPESIFIKASI TEKNIS
TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai