Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehamilan air ketuban merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan janin
dalam kandungan.Kekurangan atau kelebihan air ketuban sangat memengaruhi keadaan
janin.Oleh karena itu penting mengetahui keadaan air ketuban selama kehamilan demi
keselamatan janin.

Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban pecah
dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.Bila ketuban pecah dini terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature.

Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini.
Kejadian KPDberkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi1% dari semua
kehamilan.70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan.KPD merupakan penyebab
kelahiran prematur sebanyak 30%.

Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi
dalam kolagenmatriks eksta seluler amnion, korion, dan apoptosis membrane janin. Membrane
janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli, seprti infeksi dan peregangan selaput ketuban
dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin dan protein hormone. (Manuaba,
2009)

2.1 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab KPD?


2. Apa tanda gejala KPD?
3. Apa diagnosis terjadinya KPD?
4. Apa pemeriksaan penunjang KPD?
5. Bagimana patofisiologi terjadinya KPD?
6. Bagaimana penanganan KPD?

1
2.2 Tujuan Penulisan
1 Mengetahui pengertian KPD.
2 Mengetahui penyebab KPD.
3 Mengetahui tanda gejala KPD.
4 Mengetahui diagnosis terjadinya KPD.
5 Mengetahui pemeriksaan penunjang KPD.
6 Mengetahui patofisiologi terjadinya KPD.
7 Mengetahui penanganan KPD.

BAB II
LANDASAN TEORI

2
2.1 Pengertian
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses Persalinan
yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu (Cunningham, Mc.
Donald, gant, 2002).Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum
persalinan berlangsung (Manuaba, 2002)Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai
pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan.Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan
37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
melahirkan.

2.2 Penyebab

Penyebab Ketuban pecah dini adalah karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.Berkurangnya kekuatan
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.Selain itu
ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai
berikut:

1. Inkompetensi serviks (leher rahim)

Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher
rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah
kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.Adalah serviks
dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium
uteri atau merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya
dilatasi berlebihantanpa perasaan nyeri dan mulas dalam masa kehamilan trimester kedua
atau awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta
keluarnya hasil konsepsi (Manuaba, 2002).

2. Peninggian tekanan inta uterin


Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
a. Trauma

3
Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis, aktivitas berat .

b. Gemeli

Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih.Pada kehamilan
gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya
ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi
rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan
dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban
tipis dan mudah pecah. (Saifudin. 2002)

c. Makrosomia

Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan


makrosomiamenimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan
menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput
ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan kekuatan
membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah.
(Winkjosastro, 2006)

d. Hidramnion

Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL.Uterus


dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak.Hidramnion kronis
adalah peningkatan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur.
Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami
distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.

3. Kelainan letak janin dan rahim yaitu letak sungsang dan letak lintang.
4. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic
disproporsi).
5. Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaranorganism vagina ke

4
atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan
persalinan lama.
6. Penyakit Infeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yangmeyebabkan
infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik
pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
7. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
8. Riwayat KPD sebelumnya
9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu

2.3 Tanda dan Gejala


Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma
air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau
berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau
“menyumbat” kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri
perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.

2.4 Diagnosis

1. Menentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban di vagina.


2. Tanyakan waktu terjadi pecah ketuban.
3. Cairan ketuban yang khas jika keluar cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan
yang keluar dan nilai 1 jam kemudian.
4. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau
meminta pasien batuk atau mengedan.
5. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazintes), jika
lakmus merah berubah menjadi biru menunjukan adanya cairan ketuban (alkalis). pH
normal dari vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan ketuban adalah 7,1-7,3. Tes
tersebut dapat memiliki hasil positif yang salah apabila terdapat keterlibatan
trikomonas, darah, semen, lendir leher rahim, dan air seni.
6. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG.
7. Tentukan ada tidaknya infeksi.

5
8. Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih dari 38ºC serta cairan ketuban keruh
dan berbau.
9. Leukosit darah lebih dari 15.000/mm3.
10. Janin yang mengalami takikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterin.
11. Tentukan tanda-tanda persalinan.
12. Tentukan adanya kontraksi yang teratur
13. Periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan )

2.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengindentifikasikan kehamilan ganda, anormaly janin atau
melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis.
2. Amniosintesis
Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin.
3. Pemantauan janin
Membantu dalam mengevaluasi janin.
4. Protein C-reaktif
Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peringatan korioamnionitis.

2.6 Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom, kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada
sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%).
High virulensi : Bacteroides
Low virulensi : Lactobacillus
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan
trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan
inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin.Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi
peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga
terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah
dan mudah pecah spontan.

2.7 Penanganan
Penanganan ketuban pecah dini menurut Sarwono (2010), meliputi :

6
1. Konserpatif
a. Pengelolaan konserpatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada ibu maupun
pada janin) dan harus di rawat dirumah sakit.
b. Berikan antibiotika (ampicilin 4 x 500 mg atau eritromicin bila tidak tahan
ampicilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
c. Jika umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar,
atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d. Jika usia kehamilan 32-27 minggu, belum in partu, tidak ada infeksi, tes buss
negativ beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin,
terminasi pada kehamilan 37 minggu.

2. Aktif

1. Kehamilan lebih dari 37 mg, induksi dengan oksitosin

2. Bila gagal Seksio Caesaria dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50


mikrogram intravaginal tiap 6 jam max 4 x.

3. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan
diakhiri.

4. Indikasi melakukan induksi pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut :

a) Pertiimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktuapakah 6,


12, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari 2000 gram.

b) Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38°C, dengan
pengukuran per rektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil
pemeriksaanlaboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban.

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN ANTENATAL

No. Register : Tempat/ waktu pengkajian : 24-11-2017/ 13.00 WIB


Nama pengkaji: Fetriana Nur IS Tempat Pengkajian : Ruang IGD VK

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


A. Biodata
Nama klien : Ny. E Nama klien : Tn. A

8
Umur : 27 tahun Umur : 37 tahun
Sukubangsa : Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha
Gol.Darah :O Gol.Darah :-
Alamat : Sliyeg Rt/Rw 02/04 Alamat : Sliyeg Rt/Rw 02/04

B. Keluhan
Ibu mengaku hamil anak ke dua usia kehamilan 9 bulan mengeluh keluar air-air sedikit
demi sedikit dari jalan lahir sejak 01.00 WIB.

C. Riwayat Kehamilan Sekarang


Kehamilan ke : 2 kali Bersalin : 1 kali Keguguran : 0 kali
HPHT : 05-03-2017 TP :12-12-2017 Usia Kehamilan: 37 minggu 5 hari
Siklus haid : 28 Hari Lamanya haid : 6 hari, Teratur
Dismenorrhea :Tidak ada Banyaknya : 3 x ganti pembalut/hari
Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan : Pada usia kehamilan 4 bulan
Gerkan janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhhir :± 10x, kuat dalam 24 jam
Imunisasi : TT1:12-05-2017 Tempat : BPM
TT2 : -06-2017 Tempat : BPM
Periksa kehamialn : 6x Tempat: BPM& Posyandu Oleh : Bidan
Tablet Fe: 140 tablet, sisa Cara minum : 1x1 dengan air putih malam hari

D. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu


No Tahun Usia Jenis Penolong Penyulit Keadan Anak
L/ BB PB Keadaan H/ ASI
. kehamilan persalinan kehamilan & nifas
P saat M
persalinan
lahir
1. 2009 9 bulan Normal/ Dokter Persalinan: Baik P 320 48 Normal H Ya
spontan KPD 0gr cm

E. AktivitasSehari-hari
a. Diet
a. Nutrisi
Ibu mengatakan dalam 1 hari Ibu makan 3 kali/hari. Jenis makanan yang
dikonsumsi nasi, lauk-pauk, (ikan, tempe,tahu,), sayuran.
Ibu tidak memiliki makanan yang dipantang, tidak memiliki perubahan pola makan
pada usia kehamilan saat ini, dan ibu tidak memiliki alergi pada makanan apapun.

9
b. Hidrasi
Ibu mengatakan jenis cairan yang diminum sehari-hari air mineral
Jumlah cairan yang diminum sehari ± 8 gelas /hari air putih.
Istirahatdantidur
Malam : ±6jam/hari Siang : Tidak tidur siang
c. Personal hygience
Mandi : 3x sehari Gosok gigi : 2x sehari
Ganti pakaian : 3 x sehari
Jenis pakaian yang dipakaian saat hamil : Baju yang langsungan
d. Aktivitas seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual terakhir 1 minggu yang lalu, tidak ada keluhan.
Aktivitas sehari-hari : Melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri
e. Eliminasi
BAK : ±5 x/ hari Banyak : ± 100 cc/ BAK
BAB : 1 x/hari Konsistensi : Lunak
f. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita: Ibu mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita seperti Hipertensi, DM, asthma,
epilepshy, penyakit jantung.
2. Riwayat penyakit keluarga: Ibu tidak memiliki riwayat penyakit dari keluarga
seperti Hipertensi, DM, asthma, epilepshy, TBC, penyakit jantung.
3. Riwayat alergi: Ibu tidak memiliki alergi pada makanan, udara, hewan dll
4. Perilakukesehatan : Ibu tidak mengkonsumsi alkohol/ obat-obatansejenis, tidak
mengkonsumsi jamu-jamuan, Ibu hanya mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan
oleh bidan seperti (tablet tambah darah/Fe, kalk). Ibu tidak Merokok.
5. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik KB 3 bulan sejak
bulan Mei tahun 2015 sampai bulan Mei 2017 dan tidak ada keluhan.
Rencana KB yang akan datang: suntik KB 3 bulan
g. RiwayatSosial
Ibu mengatakan kehamilan ini diinginkan dan direncanakan
Status perkawinan: Menikah Nikah ke: 1 Lamanya : 4 tahun
Pengambil keputusan dalam keluarga yaitu suami, keluarga mendukung atas
kehamilan ini, pendamping persalinan suami, pendonor darah jika diperlukan
kerabat terdekat.
Hubungan Ibu dengan suami : Baik.

10
Hubungan Ibu dengan anggota keluarga lain : Baik
Rencana persalinan : Puskesmas oleh Bidan.
 Keluarga yang tinggal serumah

No Nama L/P Usia Hub keluarga Pendidikan Pekerjaan Ket

1. Tn. A L 37 Suami SD Tani -


thn

2. An. S P 8 thn Anak - - -

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum : Normal Kesadaran : Compos mentis Status emosional: Baik
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 19 x/menit suhu : 36,7
3. Tinggibadan : 158 Cm

Berat badansekarang : 72 Kg IMT : = 24,4

Berat badan sebelum hamil : 61 Kg


Kenaikan berat badan : 11 Kg
Lingkar lengan : 28 Cm
4. Pemeriksaan fisik
 Kepala
Inspeksi : Warna rambut hitam, bersih
Palpasi : Keadaan rambut tidak rontok, tidak teraba benjolan
 Muka
Inspeksi : Tidak terlihat oedema, tidak terlihat pucat, tidak teraba oedema
 Mata
Inspeksi : Konjungtiva terlihat berwarna merah muda, sklera terlihat berwarna
putihbersih.
 Hidung
Inspeksi :Terlihat bersih, tidak ada pengeluaran
 Telinga
Inspeksi : Terlihat bersih,tidak terlihat pengeluaran, fungsi pendengaran baik.
 Bibir
Inspeksi : Tidak terlihat pucat, terlihat stomatitis, gigi tidak ada caries, tidak
terlihat gigi palsu, lidah terlihat berwarna merah muda
 Leher
 Palpasi : Pembengkakan kelenjar tyroid tidak teraba pembengkakan, tidak teraba
pembengkakan KGB. tidak teraba pembengkakan vena jugularis
 Dada

11
Payudara
Inspeksi :Terlihat simetris (ka/ki), tidak terlihat benjolan, terlihat hyperpigmentasi
di sekitar areolla,puting susu menonjol.
Palpasi :Tidak teraba benjolan (ka/ki), puting susu menonjol (ka/ki), colostrum
sudah ada, pembeseraan KGB axila tidak teraba pembesaran, tidak ada
retraksi, tidak ada lecet.
 Abdomen
Inspeksi :Bentuk perut membesar sesuai usia kehamilan, tidak terlihat sikatrikbekas
operasi, terlihat striae disekitar abdomen, terlihat hyperpigmentasi.
Palpasi :TFU : 31 cm
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting.
Leopold II : Kanan ibu teraba keras, memanjang, seperti ada tahanan
kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin.
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : Konvergen
Pelimaan : 5/5
TBJ : (31-13) x 155 = 2.790 gram
Auskultasi
DJJ : 142 x/menit
 Ekstermitas
Ekstermitas atas
Inspeksi :Tidak terlihat oedema, kuku terlihat bersih dan pendek
Palpasi : Tidak teraba oedema, capillary refillkembali kurang dari 2 detik
Ekstermitas bawah
Inspeksi : Tidak terlihat oedema, tidak terlihat varises
Palpasi : Tidak teraba oedema, capillary refill kembali kurang dari 2 detik
tidak teraba varises.
Perkusi : Reflek patella (+/+) (ka/ki)

 Genetalia
Inspeksi : Tidak terlihat oedema, tidak terlihat varises, pembesaran kelenjar
bartholin tidak terlihat pembesaran, tidak terlihatpengeluaran, tidak
terlihat luka perineum, tidak terlihat tanda penyakit menular seksual.
Palpasi : Tidak teraba oedema, pembesaran kelenjar bartholin tidak teraba
pembesaran , tidak terlihat tanda penyakit menular seksual.

12
Anus : Tidak ada haemoroid

5. Pemeriksaan Laboratorium
 Darah : Hb : Tidak dilakukan
 Urine : Glukosa : Tidak dilakukan
Protein : Tidak dilakukan

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : Ibu G2P1A0 gravida 37 minggu 5 hari dengan ketuban pecah dini 12
jam.
Janin hidup tunggal intrauteri presentasi kepala dalam keadaan baik.
Masalah Potensial : Infeksi
Antisipasi masalah potensial : Kolaborasi dengan dokter

IV. PLANNING (P)


1. Memberitahu Ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini edang
mengalami dan janin dalam keadaan baik. Saat ini usia kehamilan ibu adalah 37 minggu
5 hari dengan taksiran persalinan pada tanggal 12-12-2017.
Ibu mengerti dan terlihat cemas mendengar hasil pemeriksaan.
2. Memberi motivasi dan dukungan pada ibu agar ibu tidak cemas danlebih tenang.
Ibu terlihat lebih tenang setelah diberi motivasi.
3. Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang ibu rasakan yaitu keluarnya air-air dari
jalan lahir karena kurangnya istirahat dan aktivitas ibu yang lakukan terlalu berat serta
riwayat kehamilanlalu ibu juga sama yaitu ketuban pecah dini sehingga dapat
meyebabkan ketuban ibu pecah sebelum waktunya.
Ibu mengerti atas penjelasan yang disampaikan.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG dengan melakukan skin test cefotaxime
untuk mengetahui ibu ada alergi dengan antibiotic atau tidak, kemudian memberikan
terapi obat injek:
1. Cofotaxime 1gr
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup di siang hari 2-3 jam dan 6-7 jam di
malam hari serta mengurangi aktivitas atau pekerjaan yang terlalu berat yang dapat
membahayakan kondisi ibu dan janin.

13
Ibu mengerti dan mengatakan akan mengikuti anjuran yang diberikan.
6. Menginformasikan pada ibu mengenai tanda bahaya pada kehamilan seperti terjadinya
perdarahan, mata berkunang-kunang, sakit kepala yang hebat, bengkak pada muka,
tangan dan kaki, serta gerakan janin yang tidak seperti biasanya (terlalu aktif atau
lamban). Apabila ibu mengalami hal tersebut segeralah periksa ke fasilitas kesehatan
terdekat.
Ibu mengerti dan akan segera datang ke tempat pelayanan kesehatan jika mengalami
tanda bahaya tersebut.
7. Memberitahu ibu untuk segera mempersiapkan kebutuhan pada saat akan bersalin mulai
dariperlengkapan ibu dan bayi (seperti pakaian ibu, kain panjang, pernel, baju bayi, dan
topi bayi secukupnya), pendonor darah, dan pendamping saat bersalin. Menganjurkan
pada ibu untuk mencuci perlengkapan yang baru terlebih dahulu seperti baju bayi
ataupun kain untuk menghilangkan kotoran-kotaran dikarenakan kulit bayi baru lahir
yang sangat sensitif. Siapkan semua kebutuhan dalam satu tas, sehingga akan
memudahkan ibu saat nanti mulai terasa tanda-tanda terjadinya persalinan
Ibu mengerti dan akan mulai mempersiapakan untuk persalinan.

BAB IV

PEMBAHASAN

1.1 Pembahasan

TEORI KASUS PEMBAHASAN


Diagnosis di tegakkan Berdasarkan pengkajian Berdasarkan teori dan
berdasarkan criteria KPD: subjektif Ny. E. ia kasus dapat
merasakan keluar air-air disimpulkan bahwa
1. Cairan ketuban keluar
dari jalan lahir secara Ny.E mengalami
secara tiba-tiba dari jalan
sedikit demi sedikit yang ketuban pecah dini.
lahir dalam jumlah sedikit
tidak bisa ditahan /
maupun banyak,tidak dapat

14
hentikan tanpa disertai
ditahan atau dihentikan.
2. Cairan ketuban berbau khas. mulas. Ny. E juga
3. Ketuban yang pecah tdiak
mengatakan pada aktivitas
disertai dengan rasa mulas
sehari-harinya ia sering
seperti akan terjadi
melakukan pekerjaan yang
persalinan.
berat seperti mengangkat
Penyebab terjadinya KPD:
1. Faktor keturunan (ion Cu air bekas jemuran untuk
serum rendah, vitamin C dibuang serta mengepel
rendah, kelainan genetik) lantai sambil jongkok.
2. Riwayat KPD
Kemudian Ny. E juga
sebelumnya
mengatakan bahwa
3. Kelainan atau kerusakan
kehamilan yang lalu ia juga
selaput ketuban
4. Serviks (leher rahim) mengalami penyulit yang
yang pendek (<25mm) sama yaitu ketuban pecah
pada usia kehamilan 23 dini.
minggu.
5. Peninggian tekanan inta
uterin
Tekanan intra uterin
yang meninggi atau
meningkat secara
berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya
ketuban pecah dini.
Misalnya :
a. Trauma

Hubungan seksual,
pemeriksaan dalam,
amniosintesis,
aktivitas berat.

15
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses Persalinan
yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu (Cunningham, Mc.
Donald, gant, 2002).Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum
persalinan berlangsung (Manuaba, 2002)Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai
pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan.Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan
37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
melahirkan.

Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban pecah
dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.Bila ketuban pecah dini terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature.

16
Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini.
Kejadian KPDberkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi1% dari semua
kehamilan.70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan.KPD merupakan penyebab
kelahiran prematur sebanyak 30%.

1.2 Saran

Demikianlah makalah ini saya buat sebaik–baiknya namun sebagai manusia kita selalu
tidak lepas dari kesalahan.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis sangat
diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, S. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. YBP. Jakarta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. YBP. Jakarta.
Manjoer, Arif, dkk. 2009. Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga. Media
Aesculapius. Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.ECG. Jakarta
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.ECG. Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai