1
1. Dapat digunakan secara luas
2. Memiliki kepekaan yang tinggi
3. Keseletifannya cukup baik
4. Tingkat ketelitian tinggi
Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen
adalah (Underwood,2002),
1. Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi
2. Penyerapan komponen-komponen tersebut tidak sama
3. Komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu
Spektroskopi UV -Vis
2
Hukum Lambert-Beer (Beer`s law) adalah hubungan linearitas antara absorban
dengan konsentrasi larutan sampel. Konsentrasi dari sampel di dalam larutan bisa
ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer. Biasanya hukum Lambert-Beer ditulis dengan:
Hukum Lambert-Beer terbatas karena sifat kimia dan faktor instrumen. Penyebab
non linearitas ini adalah:
Deviasi koefisien ekstingsi pada konsentrasi tinggi (>0,01 M), yang disebabkan oleh
interaksi elektrostatik antara molekul karena jaraknya yang terlalu dekat.
Hamburan cahaya karena adanya partikel dalam sampel.
Flouresensi atau fosforesensi sampel.
Berubahnya indeks bias pada konsentrasi yang tinggi.
Pergeseran kesetimbangan kimia sebagai fungsi dari konsentrasi.
Radiasi non-monokromatik; deviasi bisa digunakan dengan menggunakan bagian
datar pada absorban yaitu pada panjang gelombang maksimum.
Kehilangan cahaya.
3
Prinsip Kerja Spektrofotometri
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah
akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi
dapat menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi
suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek
berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah, 2012)
Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak umumnya
terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekuldapat menyerap
radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung electron, baik
yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat
elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat
ikatannya dan radiasi dengan energy tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan
eksitasinya (Wunas,2011)
- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua
lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam
sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang
dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Macam-macam detector yaitu Detektor foto (Photo
5
detector),Photocell, misalnya CdS, Phototube, Hantaran foto, Dioda foto, Detektor
panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detector. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri
adalah :
a. Pada saat pengenceran alat alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa adanya zat
pengotor
b. Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril
c. Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan
d. Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus jernih dan tidak keruh
e. Dalam penggunaan spektrofotometri uv-vis, sampel harus berwarna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet
dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
Warna Komplementer
Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan yang berwarna maka
radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap secara selektif dan radiasi sinar
lainnya akan diteruskan. Absorbansi maksimum dari larutan berwarna terjadi pada daerah
warna yang berlawanan dengan warna yang diamati, misalnya larutan berwarna merah akan
menyerap radiasi maksimum pada daerah warna hijau. Dengan kata lain warna yang
diserap adalah warna komplementer dari warna yang diamati (Suharta, 2005).
6
Tabel 1 Spektrum Cahaya Tampak dan Warna-warna Komplementer
7
VI. Alat dan Bahan
Alat-alat
1. Labu takar 10 mL 3 buah
2. Tabung Reaksi 10 buah
3. Gelas Kimia 5 buah
4. Spektrofotometer uv-vis 1 set
5. Kuvet 2-3 buah
6. Gelas Ukur 2 buah
Bahan
1. Aquades
2. Larutan Metil Merah
3. HCl 0,4 M
4. NaOH 0,4 M
8
VII. Alur Percobaan
1. Penentuan konsentrasi suatu larutan
a) Penyiapan larutan baku
λ optimum
- Diukur absorbansi
- Dibuat kurva kalibrasi ( Avs C) pada
pada λ optimum
- Ditentukan persamaan kurva
Persamaan kurva kalibrasi
9
d) Penentuan konsentrasi suatu larutan
Persamaan kurva
konsentrasi
10
Panjang gelombang optimum
c.
1 mL larutan metil merah 40 ppm
11
VIII. Hasil Pengamatan
12
b. Penentuan panjang gelombang optimum - Larutan metil - Kurva serapan : λ optimum dapat λ optimum dari
Larutan dengan konsentrasi rendah merah berbentuk dilihat dari nilai A metil merah yaitu
konsentrasi parabola tertinggi/ dari 430,40 nm
- Diukur absorbansi pada λ 300-600
nm tinggi 920 ppm) terbuka puncak yang
absorbansi : larutan kebawah tertinggi
λ optimum
c. Pembuatan kurva kalibrasi - 1 ppm : larutan - Kurva Kurva kalibrasi Persamaan kurva
Sederetan larutan standar berwarna kuning kalibrasi - akan kurva kalibrasi kalibrasi
pudar berbentuk linier memiliki pola Y= 0,066x -
- Diukur absorbansi
- Dibuat kurva kalibrasi ( Avs C) pada - 3 ppm : larutan keatas y = bx - a 0,0307
pada λ optimum berwarna kuning konsent absor
- Ditentukan persamaan kurva
- 5 ppm : larutan rasi bsi
Persamaan kurva kalibrasi
berwarna kuning
1 0,036
(+)
- 7 ppm : laruan 3 0,159
berwarna kuning 5 0,303
(++)
7 0,444
- 10 ppm : larutan
berwarna kuning 10 0,622
(+++)
13
Y = 0,066x-0,0307
Larutan metil merah konsentrasi tertentu larutan metil merah : larutan metil
konsentrasi
- Dimasukkan kedalam labu ukur 10 larutan berwarna HCl : larutan metil merah pada
mL jingga berwarna suasana asam
- Ditambahkan 2 mL HCl 0,1 M - Aquades : tidak merah muda 476,80 nm
- Diencerkan dengan aquades
berwarna - Metil merah +
sampai tanda batas
- Diukur absorbansinya pada - HCl : larutan HCl + aquades
panjang gelombang 300-600 nm tidak berwarna : larutan
(blanko aquades)
berwarna
- Ditentukan panjang gelombang
optimumnya merah muda
Panjang gelombang optimum - λ optimum :
476,80 nm
c. - Metil merah : - Metil merah + λ optimum larutan
1 mL larutan metil merah 50 ppm
larutan berwarna NaOH : larutan metil merah pada
- Dimasukkan kedalam labu ukur
jingga berwarna suasana basa
10 mL
- Ditambahkan 2 mL NaOH 0,1 M - Aquades : tidak merah muda 438,60 nm
- Diencerkan dengan aquades berwarna - Metil merah +
sampai tanda batas - NaOH : larutan NaOH +
- Diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 300-600 nm tidak berwarna aquades :
(blanko aquades) larutan
- Ditentukan panjang gelombang berwarna
optimumnya
merah muda
- λ optimum :
Panjang gelombang optimum
15
438,60 nm
16
IX. Analisis Pembahasan
Langkah pertama yaitu dilakukan pengenceran pada larutan metil merah 50 ppm
berupa larutan berwarna jingga (+). Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan larutan
standart metil merah dengan konsentrasi 1,3,5,7 dan 10 ppm. Pengenceran dilakukan
bertingkat menggunakan labu ukur 100 mL sehingga dilakukan perhitungan M1.V1 =
M2.V2 agar diperoleh berapa volume metil merah yang diencerkan sehingga diperoleh
konsentrasi yang diinginkan. Perhitungan volume pengenceran pada percobaan ini adalah
sebagai berikut :
a. Penyiapan larutan baku
Larutan baku dibuat dari larutan metil merah 50 ppm yang diencerkan secara
bertingkat untuk mendapatkan konsentrasi 10, 7, 5, 3, dan 1 ppm. Dengan berpedoman
pada perhitungan pengenceran sebagai berikut:
Untuk konsentrasi 10 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
50 ppm x V1 = 10 ppm x 100 mL
10 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1 = 40 𝑝𝑝𝑚
= 20 mL
17
Untuk konsentrasi 7 ppm
10 ppm x V1 = 7 ppm x 100 mL
7 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1 = 10 𝑝𝑝𝑚
= 70 mL
= 71,4 mL
= 60 mL
1 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1= 3 𝑝𝑝𝑚
= 33,33 mL
Larutan metil merah dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL kemudian diencerkan
dengan aquades larutan tidak berwarna sampai tanda batas. Fungsi pengenceran dengan
aquades yaitu agar larutan metil merah yang tersedia dapat diubah menjadi beberapa
konsentrasi tertentu dan tidak terlalu pekat saat diukur absorbansinya dan aquades
merupakan pelarut yang sesuai dengan larutan metil merah 50 ppm.
18
Dihasilkan beda warna yang berpada setiap pengenceran :
3 ppm Kuning
Zat yang bisa dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis adalah zat dalam
bentuk larutan dan berwarna. Jika tidak berwarna, perlu diberikan reagen yang
menyebabkan warna pada larutan yang akan dianalisis tetapi yang tidak menyerap pada
panjang gelombang yang sama dengan analit.
Larutan standart metil merah yang telah dibuat tersebut kemudian diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang antara
300-600 nm. Selanjutnya ditentukan panjang gelombang optimum yaitu pada 430,4 nm.
karena pada panjanggelombang tersebut warna komplementer kuning dapat terdeteksi.
sehingga diperoleh absorbansi larutan pada setiap konsentrasi adalah :
Konsentrasi Absorbansi
1 ppm 0,036
3 ppm 0,159
5 ppm 0,303
7 ppm 0,444
10 ppm 0,622
absorbansi
0.7
y = 0.066x - 0.0307
0.6 R² = 0.9986
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12
Dari kurva tersebut, diperoleh persamaan y = 0,66x x - 0,030 dengan regresi sebesar
0,998. Dari persamaan tersebut, akan digunakan dalam perhitungan konsentrasi sampel.
Larutan sampel yang berwarna kuning dibaca absorbansinya menggunakan
spektrofotometer uv vis sehingga diperoleh absorbansi sebesar 0,107. Dari absorbansi
tersebut, dihitung konsentrasi sampel sebagai berikut :
y = 0,066 x – 0,0307
0,107 = 0,066 x – 0,0307
0,137 = 0,066x
x = 2,0863ppm
Jadi, konsentrasi sampel yang digunakan pada percobaan pertama ini adalah 2,0863ppm.
2. Pergeseran panjang gelombang
20
acuan panjang gelombang metil merah. Sebanyak 1 mL larutan metil merah 50 ppm
dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL. kemudian diencerkan dengan aquades. Pengenceran
berfungsi agar adsobansi sampel tidak melebihi 1 dan menghindari limit detector dari
spektrofotometer. Setelah diencerkan warna larutan berubah menjadi kuning.
Langkah kedua yang dilakukan adalah membuat larutan metil merah dalam suasana
asam. Sebanyak 1 mL larutan metil merah 50 ppm dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL.
Ditambahkan 2 mL HCl 0,4 M. HCl berfungsi sebagai pemberi suasana asam dengan cara
mendonorkan ion H+. Kemudian diencerkan dengan aquades. Pengenceran berfungsi agar
adsobansi sampel tidak melebihi 1 dan menghindari limit detector dari spektrofotometer.
Setelah diencerkan warna larutan berubah menjadi merah muda.
+ HCl =
Langkah ketiga yang dilakukan adalah membuat larutan metil merah dalam suasana basa.
Sebanyak 1 mL larutan metil merah 50 ppm dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan
2 mL NaOH 0,4 M. NaOH berfungsi sebagai pemberi suasana basa dengan cara menjadi akseptor
ion H+. Kemudian diencerkan dengan aquades. Pengenceran berfungsi agar adsobansi sampel
21
tidak melebihi 1 dan menghindari limit detector dari spektrofotometer. Setelah diencerkan warna
larutan berubah menjadi merah muda.
+ NaOH =
Setelah itu ketiga larutan ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 300 – 600 nm
Dari data tersebut telihat bahwa terdapat banyak sekali peak pada ketiga larutan, peak –
peak ini akibat disosiasi yang terjadi didalam larutan, dengan adanya disosiasi ini terdapat banyak
spesimenyang ada di dalam larutan, banyaknya peak menunjukan berapa jumlah specimen yang
terbentuk. Seharusnya hanya ada 1 buah specimen dengan 1 peak. Ini terjadi akibat kurang
telitinya praktikan saat melakukan pengukuran jumlah larutan yang hanya menggunakan
22
hitungan tetes untuk menentukan volume larutan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah
propipet yang ada. Dalam larutan suasana asam terjadi pergeseran batokromik yaitu pergeseran
panjang gelombang menuju panjang gelombang yang lebih tinggi.pergeseran ini disebabkan oleh
berubahnya ikatan rangkap N=N menjadi ikatan tunggal N-N. sedangkan pada larutan suasana
basa terjadi pergeserab intensitas serapan menjadi lebih rendah atau juga disebut pergeseran
hipokromik. Pergeseran ini diakibatkan atom H pada gugus fungsi karboksilat lepas membentuk
COO-.
23
Kesimpulan
24
X. Daftar Pustaka
Day, R.A. dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta
: Erlangga.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis . Yogyakarta :
Pustaka Pelajaran.
Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press
Suharta, (2005), Spektroskopi Serapan Atom dan Aplikasinya, FMIPA UNIMED, Medan.
Wunas, Yeanny dan Susanti. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi kedua).
Makassar : Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UNHAS
25
XI. Lampiran Perhitungan
= 20 mL
= 70 mL
= 71,4 mL
= 60 mL
1 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1= 3 𝑝𝑝𝑚
= 33,33 mL
26
XII. Lampiran Gambar
No Gambar Keterangan
1 Yang digunakan untuk praktikum
27
5 Proses pengenceran larutan metil merah
pada suasana netral
( metil merah + aquades )
28