Anda di halaman 1dari 28

I.

Judul Percobaan : Penentuan Konsentrasi suatu Larutan dan Pergeseran Panjang


Gelombang Spektrometri UV-Vis
II. Tanggal Percobaan : Kamis, 15 Februari 2018; pukul 07.50WIB
III. Selesai Percobaan : Kamis, 15 Februari 2018; pukul 10.20 WIB
IV. Tujuan : 1. Menentukan konsentrasi suatu larutan
2. Mengetahui pengaruh pelarut dan pH pada panjan
gelombang optimum
V. Dasar Teori :
Spektofotometri
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan padapengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna padapanjang gelombang
yang spesifik dengan menggunakan monokromator prismaatau kisi difraksi dan detector
vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer,yaitu sutu alat yang digunakanuntuk menentukan suatu senyawa baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorbansi dari
suatu cuplikan sebagaifungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spectrum dengan panja nggelombang tertentu dan Fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yangditransmisikan atau diabsorbansi (Harjadi, 1990).
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat
energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti
oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet (Khopkar,
1990).

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu


sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi
yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada
berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan
spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Saputra, 2009).

Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif


adalah: (Underwood,2002),

1
1. Dapat digunakan secara luas
2. Memiliki kepekaan yang tinggi
3. Keseletifannya cukup baik
4. Tingkat ketelitian tinggi

Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen
adalah (Underwood,2002),
1. Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi
2. Penyerapan komponen-komponen tersebut tidak sama
3. Komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu

Spektroskopi UV -Vis

Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian


banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu
banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila
dibandingkan dengan beberapa metode analisa. Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi
elektronik yang cukup besar saat analisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak
dipakai untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif. Spektrofotometri UV-vis adalah
pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 –
800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan
transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang
berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.Dimana detector dapat
mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan secara tidak langsung cahaya yang
diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung
pada senyawa atau warna yang terbentuk. Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan
antara spektrofotometri UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya
yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible. Larutan yang dianalisis
diukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis
akan sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan
tersebut. (Sabrina ,2012).

2
Hukum Lambert-Beer (Beer`s law) adalah hubungan linearitas antara absorban
dengan konsentrasi larutan sampel. Konsentrasi dari sampel di dalam larutan bisa
ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer. Biasanya hukum Lambert-Beer ditulis dengan:

Hukum Lambert-Beer terbatas karena sifat kimia dan faktor instrumen. Penyebab
non linearitas ini adalah:
 Deviasi koefisien ekstingsi pada konsentrasi tinggi (>0,01 M), yang disebabkan oleh
interaksi elektrostatik antara molekul karena jaraknya yang terlalu dekat.
 Hamburan cahaya karena adanya partikel dalam sampel.
 Flouresensi atau fosforesensi sampel.
 Berubahnya indeks bias pada konsentrasi yang tinggi.
 Pergeseran kesetimbangan kimia sebagai fungsi dari konsentrasi.
 Radiasi non-monokromatik; deviasi bisa digunakan dengan menggunakan bagian
datar pada absorban yaitu pada panjang gelombang maksimum.
 Kehilangan cahaya.

3
Prinsip Kerja Spektrofotometri
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah
akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi
dapat menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi
suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek
berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah, 2012)

Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak umumnya
terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekuldapat menyerap
radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung electron, baik
yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat
elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat
ikatannya dan radiasi dengan energy tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan
eksitasinya (Wunas,2011)

Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini memberikan


cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain itu, hasil yang
diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh detector dan
tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan
Secara sederhana instrument spektrofotometeri yang disebut spektrofotometer terdiri
dari :
Sumber cahaya – monokromatis – sel sampel – detector- read out

Gambar 1. Pembacaan spektrofotometer


4
Fungsi masing-masing bagian :
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah
cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya
pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal
yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya cahaya hijau yang melewati
pintu keluar. Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.

Gambar 2. Proses dispersi cahaya

3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel


- UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya
terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika
memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat darikaca dan
plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer
sinar tampak (VIS). Kuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.

- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua
lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam
sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang
dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Macam-macam detector yaitu Detektor foto (Photo

5
detector),Photocell, misalnya CdS, Phototube, Hantaran foto, Dioda foto, Detektor
panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detector. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri
adalah :
a. Pada saat pengenceran alat alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa adanya zat
pengotor
b. Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril
c. Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan
d. Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus jernih dan tidak keruh
e. Dalam penggunaan spektrofotometri uv-vis, sampel harus berwarna.

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan


spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.

2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet
dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.

3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

Warna Komplementer
Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan yang berwarna maka
radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap secara selektif dan radiasi sinar
lainnya akan diteruskan. Absorbansi maksimum dari larutan berwarna terjadi pada daerah
warna yang berlawanan dengan warna yang diamati, misalnya larutan berwarna merah akan
menyerap radiasi maksimum pada daerah warna hijau. Dengan kata lain warna yang
diserap adalah warna komplementer dari warna yang diamati (Suharta, 2005).
6
Tabel 1 Spektrum Cahaya Tampak dan Warna-warna Komplementer

Panjang Warna Warna


Gelombang Komplementer
(nm)
400-435 Violet Kuning-Hijau
435-480 Biru Kuning
480-490 Hijau-Biru Oranye
490-500 Biru – Hijau Merah
500-560 Hijau Ungu
560-580 Kuning – hijau Violet
580-595 Kuning Biru
595-610 Oranye Hijau - biru
610-750 Merah Biru-Hijau

Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)


Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah
cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750
nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau,
apapun.. selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar
tampak (visible). Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible
adalah lampuTungsten. Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample
yang memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri
visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu
dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik.

7
VI. Alat dan Bahan
Alat-alat
1. Labu takar 10 mL 3 buah
2. Tabung Reaksi 10 buah
3. Gelas Kimia 5 buah
4. Spektrofotometer uv-vis 1 set
5. Kuvet 2-3 buah
6. Gelas Ukur 2 buah

Bahan
1. Aquades
2. Larutan Metil Merah
3. HCl 0,4 M
4. NaOH 0,4 M

8
VII. Alur Percobaan
1. Penentuan konsentrasi suatu larutan
a) Penyiapan larutan baku

Larutan baku metil merah 500 ppm

- Dilakukan pengenceran untuk


membuat larutan standar konsentrasi
1,3,5,7,1o ppm

Larutan standar metil merah konsentrasi


1,3,5,7,10 ppm

b) Penentuan panjang gelombang optimum

Larutan dengan konsentrasi rendah


- Diukur absorbansi pada λ 300-600
nm
absorbansi

- Dibuat kurva serapan ( A Vsλ )


- Ditentukan λ optimum

λ optimum

c) Pembuatan kurva kalibrasi


Sederetan larutan standar

- Diukur absorbansi
- Dibuat kurva kalibrasi ( Avs C) pada
pada λ optimum
- Ditentukan persamaan kurva
Persamaan kurva kalibrasi

9
d) Penentuan konsentrasi suatu larutan

Larutan metil merah konsentrasi tertentu


- Dibuat spectrum sampel
- Dicatat absorbansi
- Ditentukan persamaan kurva

Persamaan kurva

- Dihitung konsentrasi menggunakan


persamaan kurva kalibrasi yg diperoleh

konsentrasi

2. Pergeseran panjang gelombang


a.
1 mL larutan metil merah 40 ppm

- Dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL


- Diencerkan dengan aquades sampai tanda
batas
- Diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 300-600 nm (blanko aquades)
- Ditentukan panjang gelombang
optimumnya

Panjang gelombang optimum


b.
1 mL larutan metil merah 50 ppm

- Dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL


- Ditambahkan 2 mL HCl 0,1 M
- Diencerkan dengan aquades sampai tanda
batas
- Diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 300-600 nm (blanko aquades)
- Ditentukan panjang gelombang optimumnya

10
Panjang gelombang optimum
c.
1 mL larutan metil merah 40 ppm

- Dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL


- Ditambahkan 2 mL NaOH 0,1 M
- Diencerkan dengan aquades sampai tanda
batas
- Diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 300-600 nm (blanko aquades)
- Ditentukan panjang gelombang
optimumnya

Panjang gelombang optimum

11
VIII. Hasil Pengamatan

No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan


Perc. Sebelum Sesudah
1 Penentuan konsentrasi suatu larutan - Metil merah 50 - 1 ppm : larutan Telah dibuat
a. Penyiapan larutan baku ppm : Larutan berwarna larutan baku
berwarna jingga kuning pudar metil merah
Larutan baku metil merah 50 ppm
- Aquades : tidak - 3 ppm : larutan dengan
- Dilakukan pengenceran untuk
berwarna berwarna konsentrasi
membuat larutan standar konsentrasi
1,3,5,7,10 ppm kuning 1,3,5,7 dan 10
- 5 ppm : larutan ppm
Larutan standar metil merah konsentrasi
1,3,5,7,10 ppm berwarna
kuning (+)
- 7 ppm : laruan
berwarna
kuning (++)
- 10 ppm : larutan
berwarna
kuning (+++)

12
b. Penentuan panjang gelombang optimum - Larutan metil - Kurva serapan : λ optimum dapat λ optimum dari

Larutan dengan konsentrasi rendah merah berbentuk dilihat dari nilai A metil merah yaitu
konsentrasi parabola tertinggi/ dari 430,40 nm
- Diukur absorbansi pada λ 300-600
nm tinggi 920 ppm) terbuka puncak yang
absorbansi : larutan kebawah tertinggi

- Dibuat kurva serapan ( A Vsλ ) berwarna - λ optimum :


- Ditentukan λ optimum kuning (+++) 430,40 nm

λ optimum
c. Pembuatan kurva kalibrasi - 1 ppm : larutan - Kurva Kurva kalibrasi Persamaan kurva
Sederetan larutan standar berwarna kuning kalibrasi - akan kurva kalibrasi kalibrasi
pudar berbentuk linier memiliki pola Y= 0,066x -
- Diukur absorbansi
- Dibuat kurva kalibrasi ( Avs C) pada - 3 ppm : larutan keatas y = bx - a 0,0307
pada λ optimum berwarna kuning konsent absor
- Ditentukan persamaan kurva
- 5 ppm : larutan rasi bsi
Persamaan kurva kalibrasi
berwarna kuning
1 0,036
(+)
- 7 ppm : laruan 3 0,159
berwarna kuning 5 0,303
(++)
7 0,444
- 10 ppm : larutan
berwarna kuning 10 0,622
(+++)
13
Y = 0,066x-0,0307

d. Penentuan konsentrasi suatu larutan - Metil merah : - Absorbansi Konsentrasi

Larutan metil merah konsentrasi tertentu larutan metil merah : larutan metil

- Dibuat spectrum sampel berwarna merah 0,107 merah sebesar


- Dicatat absorbansi pekat - Persamaan 2,0863 ppm
- Ditentukan persamaan kurva kurva Y =
Persamaan kurva 0,066x-0,0307
- Dihitung konsentrasi menggunakan
persamaan kurva kalibrasi yg diperoleh

konsentrasi

2. Pergeseran panjang gelombang - Metil merah : - Metil merah + λ optimum larutan


a. 1 mL larutan metil merah 50 ppm larutan berwarna aquades : metil merah netral
jingga larutan 430,60 nm
- Dimasukkan kedalam labu ukur
10 mL - Aquades : tidak berwarna
- Diencerkan dengan aquades berwarna kuning
sampai tanda batas - λ optimum :
- Diukur absorbansinya pada
430,60 nm
panjang gelombang 300-600 nm
(blanko aquades)
- Ditentukan panjang gelombang
optimumnya

Panjang gelombang optimum


14
b. 1 mL larutan metil merah 50 ppm - Metil merah : - Metil merah + λ optimum larutan

- Dimasukkan kedalam labu ukur 10 larutan berwarna HCl : larutan metil merah pada
mL jingga berwarna suasana asam
- Ditambahkan 2 mL HCl 0,1 M - Aquades : tidak merah muda 476,80 nm
- Diencerkan dengan aquades
berwarna - Metil merah +
sampai tanda batas
- Diukur absorbansinya pada - HCl : larutan HCl + aquades
panjang gelombang 300-600 nm tidak berwarna : larutan
(blanko aquades)
berwarna
- Ditentukan panjang gelombang
optimumnya merah muda
Panjang gelombang optimum - λ optimum :
476,80 nm
c. - Metil merah : - Metil merah + λ optimum larutan
1 mL larutan metil merah 50 ppm
larutan berwarna NaOH : larutan metil merah pada
- Dimasukkan kedalam labu ukur
jingga berwarna suasana basa
10 mL
- Ditambahkan 2 mL NaOH 0,1 M - Aquades : tidak merah muda 438,60 nm
- Diencerkan dengan aquades berwarna - Metil merah +
sampai tanda batas - NaOH : larutan NaOH +
- Diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 300-600 nm tidak berwarna aquades :
(blanko aquades) larutan
- Ditentukan panjang gelombang berwarna
optimumnya
merah muda
- λ optimum :
Panjang gelombang optimum
15
438,60 nm

16
IX. Analisis Pembahasan

1. Penentuan Konsentrasi Suatu Larutan


Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan.
Penentuan konsentrasi larutan tersebut menggunakan Spektrofotometer uv-vis. Prinsip
kerja spektrofotometer uv-vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar
monokromatis dari sumber sinar dengan molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan
menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki
energi lebih tinggi. Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer,
yaitu bila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut diserap , sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi dipancarkan.

Langkah pertama yaitu dilakukan pengenceran pada larutan metil merah 50 ppm
berupa larutan berwarna jingga (+). Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan larutan
standart metil merah dengan konsentrasi 1,3,5,7 dan 10 ppm. Pengenceran dilakukan
bertingkat menggunakan labu ukur 100 mL sehingga dilakukan perhitungan M1.V1 =
M2.V2 agar diperoleh berapa volume metil merah yang diencerkan sehingga diperoleh
konsentrasi yang diinginkan. Perhitungan volume pengenceran pada percobaan ini adalah
sebagai berikut :
a. Penyiapan larutan baku
Larutan baku dibuat dari larutan metil merah 50 ppm yang diencerkan secara
bertingkat untuk mendapatkan konsentrasi 10, 7, 5, 3, dan 1 ppm. Dengan berpedoman
pada perhitungan pengenceran sebagai berikut:
 Untuk konsentrasi 10 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
50 ppm x V1 = 10 ppm x 100 mL
10 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1 = 40 𝑝𝑝𝑚

= 20 mL

17
 Untuk konsentrasi 7 ppm
10 ppm x V1 = 7 ppm x 100 mL
7 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1 = 10 𝑝𝑝𝑚

= 70 mL

 Untuk konsentrasi 5 ppm


7 ppm x V1 = 5 ppm x 100 mL
5 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1= 7 𝑝𝑝𝑚

= 71,4 mL

 Untuk konsentrasi 3 ppm


5 ppm x V1 = 3 ppm x 100 mL
3 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1= 5 𝑝𝑝𝑚

= 60 mL

 Untuk konsentrasi 1 ppm

3 ppm x V1 = 1 ppm x 100 mL

1 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1= 3 𝑝𝑝𝑚

= 33,33 mL

Larutan metil merah dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL kemudian diencerkan
dengan aquades larutan tidak berwarna sampai tanda batas. Fungsi pengenceran dengan
aquades yaitu agar larutan metil merah yang tersedia dapat diubah menjadi beberapa
konsentrasi tertentu dan tidak terlalu pekat saat diukur absorbansinya dan aquades
merupakan pelarut yang sesuai dengan larutan metil merah 50 ppm.

18
Dihasilkan beda warna yang berpada setiap pengenceran :

Konsentrasi Warna larutan

1 ppm Kuning pudar

3 ppm Kuning

5 ppm Kuning (+)

7 ppm Kuning (++)

10 ppm Kuning (+++)

Zat yang bisa dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis adalah zat dalam
bentuk larutan dan berwarna. Jika tidak berwarna, perlu diberikan reagen yang
menyebabkan warna pada larutan yang akan dianalisis tetapi yang tidak menyerap pada
panjang gelombang yang sama dengan analit.

Larutan standart metil merah yang telah dibuat tersebut kemudian diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang antara
300-600 nm. Selanjutnya ditentukan panjang gelombang optimum yaitu pada 430,4 nm.
karena pada panjanggelombang tersebut warna komplementer kuning dapat terdeteksi.
sehingga diperoleh absorbansi larutan pada setiap konsentrasi adalah :

Konsentrasi Absorbansi

1 ppm 0,036

3 ppm 0,159

5 ppm 0,303

7 ppm 0,444

10 ppm 0,622

Spektrofotometri UV-Vis memanfaatkan transisi elektron pada suatu molekul


yang menyerap energi pada panjang gelombang tertentu sehingga dapat dibaca
absorbansinya. Setelah diketahui absorbansi larutan, dapat diketahui bahwa nilai
absorbansi larutan tertinggi berada pada larutan metil merah dengan konsentrasi
19
pengenceran tertinggi yaitu konsentrasi 10 ppm dengan absorbansi 0,622. Pernyataan
tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar konsentrasi suatu
larutan maka nilai absorbansinya akan semakin besar pula. Selanjutnya nilai absorbansi
larutan standart tersebut dibuat sebuah kurva A (absorbansi) Vs C (konsentrasi) mulai dai
konsentrasi terendah sampai konsentrasi tertinggi :

absorbansi
0.7
y = 0.066x - 0.0307
0.6 R² = 0.9986

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 2 4 6 8 10 12

Dari kurva tersebut, diperoleh persamaan y = 0,66x x - 0,030 dengan regresi sebesar
0,998. Dari persamaan tersebut, akan digunakan dalam perhitungan konsentrasi sampel.
Larutan sampel yang berwarna kuning dibaca absorbansinya menggunakan
spektrofotometer uv vis sehingga diperoleh absorbansi sebesar 0,107. Dari absorbansi
tersebut, dihitung konsentrasi sampel sebagai berikut :
y = 0,066 x – 0,0307
0,107 = 0,066 x – 0,0307
0,137 = 0,066x
x = 2,0863ppm
Jadi, konsentrasi sampel yang digunakan pada percobaan pertama ini adalah 2,0863ppm.
2. Pergeseran panjang gelombang

Pada percobaaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH terhadap pergeseran


panjang gelombang. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat larutan metil merah
dalam suasana netral. Larutan ini sebagai keadaan awal atau dasar yangdigunakan sebagai

20
acuan panjang gelombang metil merah. Sebanyak 1 mL larutan metil merah 50 ppm
dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL. kemudian diencerkan dengan aquades. Pengenceran
berfungsi agar adsobansi sampel tidak melebihi 1 dan menghindari limit detector dari
spektrofotometer. Setelah diencerkan warna larutan berubah menjadi kuning.

Langkah kedua yang dilakukan adalah membuat larutan metil merah dalam suasana
asam. Sebanyak 1 mL larutan metil merah 50 ppm dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL.
Ditambahkan 2 mL HCl 0,4 M. HCl berfungsi sebagai pemberi suasana asam dengan cara
mendonorkan ion H+. Kemudian diencerkan dengan aquades. Pengenceran berfungsi agar
adsobansi sampel tidak melebihi 1 dan menghindari limit detector dari spektrofotometer.
Setelah diencerkan warna larutan berubah menjadi merah muda.

+ HCl =

Langkah ketiga yang dilakukan adalah membuat larutan metil merah dalam suasana basa.
Sebanyak 1 mL larutan metil merah 50 ppm dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan
2 mL NaOH 0,4 M. NaOH berfungsi sebagai pemberi suasana basa dengan cara menjadi akseptor
ion H+. Kemudian diencerkan dengan aquades. Pengenceran berfungsi agar adsobansi sampel

21
tidak melebihi 1 dan menghindari limit detector dari spektrofotometer. Setelah diencerkan warna
larutan berubah menjadi merah muda.

+ NaOH =

Setelah itu ketiga larutan ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 300 – 600 nm

Suasana Absorbansi Peak Panjang gelombang


maks
Netral 0.715 7 438.6
Asam 0.619 5 476.8
Basa 0,688 5 438.6

Dari data tersebut telihat bahwa terdapat banyak sekali peak pada ketiga larutan, peak –
peak ini akibat disosiasi yang terjadi didalam larutan, dengan adanya disosiasi ini terdapat banyak
spesimenyang ada di dalam larutan, banyaknya peak menunjukan berapa jumlah specimen yang
terbentuk. Seharusnya hanya ada 1 buah specimen dengan 1 peak. Ini terjadi akibat kurang
telitinya praktikan saat melakukan pengukuran jumlah larutan yang hanya menggunakan

22
hitungan tetes untuk menentukan volume larutan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah
propipet yang ada. Dalam larutan suasana asam terjadi pergeseran batokromik yaitu pergeseran
panjang gelombang menuju panjang gelombang yang lebih tinggi.pergeseran ini disebabkan oleh
berubahnya ikatan rangkap N=N menjadi ikatan tunggal N-N. sedangkan pada larutan suasana
basa terjadi pergeserab intensitas serapan menjadi lebih rendah atau juga disebut pergeseran
hipokromik. Pergeseran ini diakibatkan atom H pada gugus fungsi karboksilat lepas membentuk
COO-.

23
Kesimpulan

1. λ optimum dari metil merah yaitu 430,40 nm dengan persamaan


y = 0,066 x – 0,0307, dan diperoleh konsentrasi sampel adalah 2,0863ppm.
2. a. λ optimum larutan metil merah netral 430,60 nm
b. λ optimum larutan metil merah pada suasana asam 476,80 nm
c. λ optimum larutan metil merah pada suasana basa 438,60 nm

24
X. Daftar Pustaka

Day, R.A. dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta
: Erlangga.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis . Yogyakarta :
Pustaka Pelajaran.

Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.

Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sabrina A. 2012. Perbandingan metode spektrofotometri UV-Vis dan KCKT


(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) pada analisis kadar asam benzoat dan kafein
dalam teh kemasan.[Skripsi]. Malang (ID): Universitas Negeri Malang

Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press

Suharta, (2005), Spektroskopi Serapan Atom dan Aplikasinya, FMIPA UNIMED, Medan.

Wunas, Yeanny dan Susanti. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi kedua).
Makassar : Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UNHAS

25
XI. Lampiran Perhitungan

Untuk konsentrasi 10 ppm


M1 x V1 = M2 x V2
50 ppm x V1 = 10 ppm x 100 mL
10 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1 = 40 𝑝𝑝𝑚

= 20 mL

Untuk konsentrasi 7 ppm

10 ppm x V1 = 7 ppm x 100 mL


7 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1 = 10 𝑝𝑝𝑚

= 70 mL

Untuk konsentrasi 5 ppm


7 ppm x V1 = 5 ppm x 100 mL
5 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1= 7 𝑝𝑝𝑚

= 71,4 mL

Untuk konsentrasi 3 ppm


5 ppm x V1 = 3 ppm x 100 mL
3 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1= 5 𝑝𝑝𝑚

= 60 mL

Untuk konsentrasi 1 ppm

3 ppm x V1 = 1 ppm x 100 mL

1 𝑝𝑝𝑚 𝑥 100 𝑚𝐿
V1= 3 𝑝𝑝𝑚

= 33,33 mL

26
XII. Lampiran Gambar

No Gambar Keterangan
1 Yang digunakan untuk praktikum

2 sampel metil merah 50 ppm

3 Proses pengenceran larutan baku metil


merahuntuk menentukan konsentrasi
konsentrasi yang sudah di tentukan

4 Pengenceran larutan baku dengan


konsentrasi 1,3,5,7, dan 10 ppm

27
5 Proses pengenceran larutan metil merah
pada suasana netral
( metil merah + aquades )

6 Proses pengenceran larutan metil merah


pada suasana asam
( metil merah + HCl)

7 Proses pengenceran larutan metil merah


pada suasana basa
( metil merah + NaOH)

8 a. Pengenceran metil merah pada


suasana netral ( metil merah +
aquades)
b. Proses pengenceran larutan metil
merah pada suasana asam ( metil
merah + HCl+ aquades )
c. Proses pengenceran larutan metil
merah pada suasana basa ( metil
merah + NaOH + aquades )

28

Anda mungkin juga menyukai