PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ilmu pengetahuan?
2. Apakah sumber ilmu pengetahuan?
3. Apa saja jenis-jenis ilmu dalam pandangan filsafat pendidikan
islam?
1
4. Bagaimana upaya pengembangan ilmu pengetahuan?
C. TUJUAN
Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk mengetahui pandangan
filsafat pendidikan islam terhadap ilmu pengetahuan. Yakni untuk
memahami apa itu ilmu pengetahuan baik menurut filsafat maupun dalam
pandangan Al-Qur’an, lalu memahamidari mana kah ilmu pengetahuan itu
berasal, jenis-jenis dari ilmu itu sendiri dan bagaimanakah usaha
pengembangannya dizaman sekarang.
2
BAB I
PEMBAHASAN
1
H. darmadi, S.Ag, integrasi agama & ilmu pengetahuan, Yogyakarta, hlm: 16-18
2
Dr. h. abuddin nata, islam & ilmu pengetahuan, 2018, hlm 7
3
oleh Tuhan melalui Wahyu atau kitab sucinya. Ketiga, ilmu dapat berfungsi
sebagai informasi, pengakuan, argumentasi, dan tanggapan.3
3
Ibid, hlm 8
4
M. Kosim, ilmu pengetahuan dalam islam perspektif filosofis-historis, 2008, hlm 122-123
5
Ibid, hlm 123
6
Ibid, hlm 125-126
4
Adapun ilmu pengetahuan memilki beberapa sifat:7
1. terbuka: ilmu terbuka bagi kritik, sanggahan atau revisi baru dalam
suatu dialog ilmiah sehingga menjadi dinamis.
B. SUMBER8
Dalam filsafat ilmu dikenal sebuah istilah epistemology atau teori
ilmu pengetahuan yang didalamnya selalu membicarakan dua hal yakni :
apa itu pengetahuan? dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan?
Terkait dengan pertanyaan pertama, apa itu pengetahuan?,
epistemologi Islam menjawab bahwa pengetahuan ilmiah adalah segala
sesuatu yang bersumber dari alam fisik dan non-fisik. Dengan demikian
menjadi jelas bahwa sumber pengetahuan dalam Islam adalah alam fisik
yang bias diindra dan alam metafisik yang tidak bisa diindera (Tuhan,
malaikat, alam kubur, alam akhirat). Alam fisik dan alam non-fisik sama
bernilainya sebagai sumber ilmu pengetahuan dalam Islam.
7
Ibid, hlm 126
8
Ibid, hlm 130
5
Hal ini sangat berbeda dengan epistemologi Barat yang hanya
mengakui alam fisik sebagai sumber ilmu pengetahuan. Oleh karenanya
sesuatu yang bersifat non-indrawi, non-fisik, dan metafisik tidak termasuk
ke dalam obyek yang dapat diketahui secara ilmiah.
Berkenaan dengan masalah epistemologi yang kedua, bagaimana
ilmu pengetahuan diperoleh? Terdapat perbedaan antara Islam dan Barat.
Dalam epistemologi Islam, ilmu pengetahuan bisa dicapai melalui tiga
elemen;
1. indra, indra untuk metode observasi (bayānī)
Dengan panca indra, manusia mampu menangkap obyek-obyek indrawi
melalui observasi, dengan menggunakan akal manusia dapat menangkap
obyek-obyek spiritual (ma’qūlāt) atau metafisik secara silogistik, yakni
menarik kesimpulan tentang hal-hal yang tidak diketahui dari hal-hal yang
telah diketahui. Dengan cara inilah akal manusia, melalui refleksi dan
penelitian terhadap alam semesta, dapat mengetahui Tuhan dan hal-hal gaib
lainnya.
2. akal, akal untuk metode logis atau demonstrative (burhānī),
3. hati untuk metode intuitif (‘irfānī).
6
diucapkan manusia merupakan hasil laporan dari pengalaman. Kedua,
manusia tidak memiliki konsep atau ide apapun tentang sesuatu kecuali
yang didasarkan pada apa yang diperoleh dari pengalaman. Ketiga, akal
budi hanya bisa berfungsi apabila memiliki acuan ke realitas atau
pengalaman.
Dalam teks-teks Islam -Qur'an dan Sunnah- dijelaskan tentang sumber
dari perut ibu kalian, sementara kalian tidak mengetahui sesuatu pun, dan
segala yang ada di langit-langit dan di bumi." (QS. Yunus: 101 ). Dan ayat-
ayat yang lainnya yang banyak sekali tentang anjuran untuk bertafakkur.
materi dan pendakatan akal yang murni seperti, "Seandainya di langit dan di
bumi ada banyak tuhan selain Allah, niscaya keduanya akan hancur." (QS.
7
menyerahkan dirinya kepada seorang saja, apakah keduanya Allah swt
2. Hati
Maksud ayat ini adalah bahwa Allah swt. akan memberikan cahaya yang
dengannya mereka dapat membedakan antara yang haq dengan yang batil.
akan mengajari kalian. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS.
8
2. pengetahuan ilmiah
Pengetahuan ini mempunyai rasa yang lebih tinggi dan sempurna dari
pada pengetahuan biasa. Pengetahuan biasa bisa menjadi pengetahuan
ilmiah dengan adanya syarat-syarat tertentu. Pengetahuan ilmiah ialah
segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan
metode ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah suatu pengetahuan yang sudah
lebih sempurna karena telah mempunyai dan memenuhi syarat tertentu
dengan cara berpikir yang khas, yaitu metodologi ilmiah.
9
Selain itu ada penggolongan lain tentang pengetahuan berdasarkan
sumbernya yaitu: pengetahuan wahyu, pengetahuan intuitif, pengetahuan
rasional, pengetahuan empiris, pengetahuan otoritas. (Fuad Ihsan, 92-96)
10
ilmu. Menurut I.R. Poedjowijatno ilmu pengetahuan memiliki beberapa
syarat: (Noor Ms Bakry, 4)
1. Berobjek: objek material sasaran/bahan kajian, objek formal yaitu sudut
pandang pendekatan suatu ilme terhadap objeknya
2. Bermetode, yaitu prosedur/cara tertentu suatu ilmu dalam usaha mencari
kebenaran
3. Sistematis, ilmu pengetahuan seringkali terdiri dari beberapa unsur tapi
tetap merupakan satu kesatuan. Ada hubungan, keterkaitan antara bagian
yang satu dengan bagian yang lain.
4. Universal, ilmu diasumsikan berlaku secara menyeluruh, tidak meliputi
tempat tertentu atau waktu tertentu. Ilmu diproyekasikan berlaku seluas-
luasnya.
D. USAHA PENGEMBANGANNYA
11
melalui perasaan dan yang hanya melalui keyakinan atau kepercayaan
bersifat tidak logis dan tidak analitis dari hasil penalaran logis dan analitis
diperoleh pengetahuan yang disebut ilmu, sedangkan dari perasaan dan
keyakinan atau kepercayaan disebut pengetahuan seni dan agama.
Dari uraian tersebut dapatlah diketahui tentang kedudukan ilmu dalam
pengetahuan, dan perbedaan ilmu dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya.
Keterangan lain menyatakan bahwa upaya aktif untuk memperoleh
pengetahuan
keilmuan ( pengetahuan ilmiah atau ilmu), tidak dilakukan dengan
semen-mena, melainkan menurut aturan-aturan atau metode-metode dan
teknik-teknik tertentu.
Upaya semacam ini disebut penyelidikan (inquiry) baik empirik
maupun non empirik. Secara empirik dapat dilakukan dengan penelitian (
research) atau dengan pemeriksaan (investigation), dimana keduaduanya
mempergunakan prinsip-prinsip observasi ( pengamatan).
Perkembangan ilmu tidak bisa dilepaskan dari rasa keingin tahuan
yang besar diiringi dengan usaha-usaha yangsungguh-sungguh melalui
penalaran, percobaan, penyempurnaan, dan berani mengambil resiko tinggi
sehingga menghasilkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi suatu
generasi dan menjadi acuan pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk
mengoreksi,menyempurnakan, mengembangkan, dan menemukan
penemuan selanjutnya.
12
kehidupan manusia. Dampak positifnya adalah semakin mempermudah
kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah semakin
mengancam kehidupan mereka. Oleh karena itu, agar tatanan kehidupan
manusia di dunia ini tetap lestari, maka perkembangan ilmu mesti diiringi
dengan pengembangan moral-spiritual manusia itu sendiri. Perkembangan
ilmu tanpa pengembangan moral-spiritual bisa menjadi ancaman bagi
kehidupan manusia seperti yang bisa kita rasakan akhir-akhir ini yang
berupa penyalah gunaan teknologi nuklir. Demikian pula pengembangan
moral-spiritual tanpa diiringi perkembangan ilmu bisa menjadikan sebagian
manusia kurang kreatif.9
9
Sri rahayu, ilmu dalam perspektif filsafat, hlm 100
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15