Anda di halaman 1dari 87

NO MATERI PENJELASAN KETERANGAN

1. Maksud Fiqh menurut bahasa arab”faqihu- Ilmu fiqh dan ushul fiqh, prof.
para fiqh yafqaha- fiqhan” adalah paham atau Dr. H. alaiddin koto, M.A
pengertian. Menurut istilah fiqh adalah
ilmu untuk mengetahui hu kum-hukum Fiqh dan ushul fiqh, Drs. Beni
syara’ yang pada perbuatan anggota ahmad saebani, M.Si
diambil dari dalil-dalil yang terinci.
Menurut pengertian para fuqaha fiqh Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
merupakan pengertian zhanni (dugaan)
tentang hokum syariat yang
berhubungan dengan tingkah laku
manusia.
2. Tujuan Ilmu untuk mengetahui hokum-hukum Ilmu fiqh dan ushul fiqh, prof.
para fiqh agama (syara’), penerapan hokum Dr. H. alaiddin koto, M.A
syariat kepada amal perbuatan manusia.
Dengan mempelajarinya manusia Fiqh dan ushul fiqh, Drs. Beni
menjadi tahu mana yang haq dan mana ahmad saebani, M.Si
yang bathil.
3. Ruang 1. Ibadah yang terdiri dari Ilmu fiqh dan ushul fiqh, prof.
lingkup thaharah, shalat, puasa, ibadah Dr. H. alaiddin koto, M.A
para fiqh haji
2. Muamalah seperti mengenai
Fiqh dan ushul fiqh, Drs. Beni
harta, jual beli, perkawinan,
ahmad saebani, M.Si
kewarisan, masalah pidana,
masalah perdata, masalah
politik
4. Perbedaan Ilmu fiqh berbicara tentang hokum dari Ilmu fiqh dan ushul fiqh, prof.
fiqh dan suatu perbuatan sedangkan ushul fiqh Dr. H. alaiddin koto, M.A
ushul berbicara tentang metode dan proses
bagaimana menemukan hokum itu Fiqh dan ushul fiqh, Drs. Beni
sendiri. Untuk itu fiqh lebih bercorak ahmad saebani, M.Si
produk sedangkan ushul fiqh lebih
bermakna metodologi untuk membuat
produk.
5. Perbedaan Syariah adalah tuntutan Allah mutlak Ilmu fiqh dan ushul fiqh, prof.
syariah dari Allah tanpa ada pendapat ulama Dr. H. alaiddin koto, M.A
dan fiqh untuk orang-orang yang sudah mukallaf
dalam bentuk meninggalkan secara Fiqh dan ushul fiqh, Drs. Beni
pasti (haram), tidak pasti (makruh) dan ahmad saebani, M.Si
melaksanakan secara pasti (wajib), tidak
pasti (sunnah), dan melaksanakan
secara mubah.
Sedangkan fiqh adalah syariat-syariat
yang sudah terstruktur yang didalamnya
ada pendapat ulama
6. Perbedaan Ilmu fiqh dan ushul fiqh, prof.
Qanun adalah undang-undangyang bisa
Qanun dan Dr. H. alaiddin koto, M.A
saja bersumber dari sejumlah hasil
fiqh
fatwa satu atau gabungan dari beberapa
Fiqh dan ushul fiqh, Drs. Beni
mazhab fiqih, namun yang telah
ahmad saebani, M.Si
distandarisasi atau dibakukan, sehingga
berbentuk aturan yang rinci, terdiri bab,
pasal, ayat, butir dan seterusnya.

Secara umum, Qanun bersifat mengikat


dan wajib dilaksanakan, dan sering juga
tercantum sanksi dan hukuman yang
harus dijatuhkan. Dan qanun adalah
undang-undang yang berlaku di suatu
Negara yang menerapkannya.

Sedangkan fiqh adalah hokum islam


yang didalamnya ada pendapat ulama
yang berlaku untuk setiap orang dimana
saja.

7. Jelaskan Ruang lingkup fiqh ibadah. ibadah Hasan Ridwan, FIQH


ruang berdasarkan sifat ada dua yakni IBADAH, (Bandung : Pustaka
lingkup hablumminallah (secara langsung) dan Setia, 2009).,
fiqh hablumminannas (secara tidak Ilmu fiqh dan ushul fiqh, prof.
ibadah langsung). Ibadah kepada Allah dibagi Dr. H. alaiddin koto, M.A
menjadi 2 yaitu;
1. ibadah mahdah adalah ibadah Fiqh dan ushul fiqh, Drs. Beni
yang perintah dan larangannya ahmad saebani, M.Si
sudah jelas secara dzahir . dan
tidak memerlukan penambahan
atau pengurangan. Seperti
shalat, puasa, zakat, haji,
thaharah.
2. Ibadah ghairu mahdhoh adalah
ibadah yang tidak hanya terkait
dengan hablumminallah tetapi
juga dengan hablumminannas.
Akan tetapi jika tidak diniatkan
dengan Allah maka akan
menjadi syirik.
8. Thaharah Dalam hokum islam bersuci merupakan Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
bagian dari ilmu dan amalan yang
penting. Seperti dalam QS. Al-baqarah : Tuntunan shalat lengkap, ust.
222 Ahmad filyaa Ibrahim

‫ك َأعضن َالأمضحيِ ض‬
ً‫ض َقهلل َههأو َأذذى‬ ‫أويألس أهلونأ أ‬ Fatwa-fatwa imam syafi’I

‫أفاَلعتأضزلهوا َالنأساَأء َضف َالأمضحيِ ض‬


masalah ibadah, Dr. asmaji
َ‫ض َأول‬ muchtar

‫تأتلقأرهبوهههن َأحهت َيأطلههلرأن َفأضإأذا َتأطأهلرأن‬

‫فأألهتوهههن َضملن َأحليِ ه‬


‫ث َأأمأرهكهم َاللههه َإضهن َاللههأ‬

‫ي َأوهضي ب‬
)َ ‫ب َالهمتأطأنهضريأن‬ ‫هضي ب‬
‫ب َالتهتهوابض أ‬
(٢٢٢
Mereka bertanya kepadamu tentang
haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah
suatu kotoran". oleh sebab itu
hendaklah kamu menjauhkan diri dari
wanita di waktu haidh; dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum
mereka suci. apabila mereka telah Suci,
Maka campurilah mereka itu di tempat
yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.

Bersuci ada 2 macam bersuci dari


1. Hadas, hadas dibagi menjadi
dua yaitu hadas asghar yakni
hadas yang dibersihkan
dengan berwudhu/tayamum
dan hadas akbar yang
dibersihkan dengan
berwudhu/tayamum serta
mandi
2. dan bersuci dari najis.
Apabila bernajis maka harus
dihilangkan dengan cara
dibasuh dengan air yang suci
lagi mensucikan.
Macam-macam Air;
1. air muthlaq atau thahir
munthahir yakni air yang tidak
berubah dari bentuk dasarnya
dan air yang suci lagi
mensucikan Air yang turun dari
langit seperti air hujan, salju, air
dingin, air laut, air sungai, air
mata air, air embun.
2. thahir ghairu munthahir yakni
air yang sudah tercampur seperti
air the, air kopi, air buah dan air
yang kurang dari dua kullah. Air
ini suci tapi tidak menyucikan.
3. Air mutanajis ialah air yang
sudah terkena najis dan tidak
boleh digunakan untuk bersuci.
4. Air musta’mal ialah air yang
sudah digunakan, air yang
sudah terjemur di bejana kecuali
emas dan perak. Air ini makruh
untuk digunakan
NAJIS;
Yang dimaksud najis adalah kotoran
yang diwajibkan menjauhinya dan
menghilangkannya. Najis terbagi
menjadi 3 bagian;
1. Najis mukhaffafah (najis ringan)
seperti kencing bayi yang belum
makan apa-apa selain ASI. Cara
mensucikannya dengan
memercikkan benda atau
pakaian yang terkena najis itu
dengan air yang suci lagi
mensucikan.
2. Najis mutawassithah (sedang)
seperti darah, nanah, kotoran
manusia. Najis ini dibagi 2 yaitu
najis ‘ainiyah (najis yang
berwujud dan mensucikannya
dengan membuang kotoran lalu
disiram atau dicuci dengan air
suci lagi mensucikan sampai
‫)‪hilang bau, warna dan rasanya‬‬
‫‪dan najis hukmiyah (najis yang‬‬
‫‪tidak kelihatan‬‬
‫‪wujudnya/bendanya seperti‬‬
‫‪bekas kencing. Disucikan‬‬
‫‪dengan menyiramkan air yang‬‬
‫‪suci lagi mensucikan sampai‬‬
‫)‪bersih‬‬
‫)‪3. Najis mughalazhah (berat‬‬
‫‪seperti air liur anjing dan babi.‬‬
‫‪Cara mensucikannya dengan‬‬
‫‪membasuh sebanyak 7 kali pada‬‬
‫‪salah satu basuhannya dicampur‬‬
‫‪dengan tanah yang suci.‬‬

‫‪Dasar hokum najis adalah Qs.‬‬


‫‪Al-maidah; 3‬‬

‫ت ُلع لحيمكمم ُاَلحلمحيتلمة ُلواَلددمم ُلولححمم‬


‫محرلم ح‬

‫اَلحنخحننزيِنر ُلولماَ ُأمنهدل ُلنغلحينر ُاَللدنه ُبننه ُلواَلحممحنلخننلقةم‬

‫لواَلحلمحوُمقوُلذمة ُلواَلحممتلتلررديِلمة ُلواَلندنطيلحمة ُلولماَ ُأللكلل‬

‫سبممع ُنإلِ ُلماَ ُذلدكحيتمحم ُلولماَ ُذمبنلح ُلعللىَ‬


‫اَل د‬

‫ب ُلوألحن ُتلحستلتحقنسمموُاَ ُنباَلحزلِنم ُلذلنمكحم‬


‫صن‬‫اَلن م‬

‫س ُاَلدنذيِلن ُلكلفمرواَ ُنمحن ُنديِننمكحم‬ ‫ن‬ ‫ن‬


‫فحسقق ُاَحليلتحوُلم ُيِلئ ل‬

‫شحوُنن ُاَحليلتحوُلم ُألحكلمحل م‬


‫ت‬ ‫شحوُمهحم ُلواَحخ ل‬
‫لفلَ ُتلحخ ل‬

‫لمكحم ُنديِنلمكحم ُلوألتحلمحم م‬


‫ت ُلعلحيمكحم ُننحعلمنتيِ‬

‫ت ُلمكمم ُاَلحسلَلم ُنديِنناَ ُفللمنن ُاَ ح‬


‫ضطمدر‬ ‫ور ن‬
‫ضي م‬ ‫لل‬
‫غيتر ُمتللجاَنن م‬
‫ف ُلثحمم ُفلنإدن ُاَللدهل‬ ‫نفيِ ُمحخم م‬
‫صة ُ لح ل م‬
‫ل ل ل‬

(٣)ُ ‫غلمفوُقر ُلرنحيقم‬

Diharamkan bagimu (memakan)


bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. dan
(diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah, (mengundi nasib
dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-
ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.
Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

ISTINJA
Menurut bahasa berarti terlepas dan
selamat. Sedangkan menurut istilah
adalah bersuci qubul & dubur dari
segala kotoran yang keluar dari
keduanya sehingga wajib istinja’ dengan
air atau tiga buah batu. Berikut adab
buang air:
1. Disunnahkan mendahulukan
kaki kiri ketika masuk kakus dan
mendahulukan kaki kanan saat
keluar
2. Jangan berbicara dan berdzikir
3. Hendaknya memakai alas kaki
4. Tidak terlihat oleh manusia
5. Tidak boleh menghadap dan
membelakangi kiblat
6. Tidak boleh ditempat yang
ramai dilalui orang
7. Wajib menghilangkan najis dari
dubur dengan sempurna
8. Tidak boleh istinja dengan
tangan kanan

WUDHU
Wudhu diterangkan dalam Qs. Al-
maidah; 6
َ 
َ 
َ 



َ 



َ 
َ َ 
َ 
َ َ 
َ َ 
َ َ 
َ َ 
َ َ 

َ 
َ 
َ 
َ 

َ َ 
َ َ 
َ 
َ َ 
َ 
َ 
َ 
َ َ َ َ 
Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan
jika kamu junub Maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air
(kakus) atau menyentuh perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, Maka
bertayammumlah dengan tanah yang
baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.

1. Keistimewaan berwudhu
ialah;

 Wudhu adalah sebagian


dari iman

Dari Abu Malik al-asy’ari


radhiyallahu anhu dia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda,

‫طرهوُرر مش ل‬
‫طرر ا ل نليِإْمماَنن‬ ‫ال ط‬

“Bersuci itu adalah sebagian dari


iman” [HR. Muslim: 223]

 Menghapuskan dosa-dosa

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu


anhu dia berkata setelah dia
mencontohkan cara berwudhunya Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam,

‫صالىَّ ا‬
‫ار‬ ‫ان م‬ ‫ت مررسوُمل ا‬ ‫أمننيِّ مرأمليِإْ ر‬
‫ضأ م نملثمل رو ر‬
ِّ‫ضوُنئي‬ ‫معلملينه مومسلامم تمموُ ا‬
‫ضأ م هممكمذا رغفنمر لمهر‬
‫هممذا ثرام مقاَمل مملن تمموُ ا‬
‫مماَ تمقمادمم نملن مذلنبننه‬

“Aku melihat Rasulullah shallallahu


‘alaihi wasallam berwudhu seperti
wudhuku ini, kemudian beliau berkata,
‘Barangsiapa berwudhu demikian, maka
dia akan diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu” [HR. Muslim: 229]

Dalam riwayat yang lain disebutkan


dari Utsman bin Affan bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda,

‫ضأ م فمأ ملحمسمن اللروُ ر‬


‫ضوُمء‬ ‫مملن تمموُ ا‬
َّ‫طاَميِإْاَهر نملن مجمسندنه محاتى‬
‫ت مخ م‬‫مخمرمج ل‬
‫ت أم ل‬
‫ظمفاَنره‬ ‫تملخررمج نملن تملح ن‬

“Barangsiapa berwudlu, lalu


membaguskan wudhunya, niscaya
kesalahan-kesalahannya akan keluar
dari badannya hingga keluar dari
bawah kuku-kukunya.” [HR. Muslim:
245]
 Menjaga wudhu adalah
tanda orang beriman

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu


berkata, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,

‫صوُا موالعلمرموُا أمان‬


‫الستمنقيرموُا مولملن ترلح ر‬
‫مخليمر أملعمماَلنركلم ال ا‬
‫صملةم مومل يِإْرمحاَفنظر‬
‫معملىَّ اللروُ ر‬
‫ضوُنء إنال رملؤنمن‬

“Beristiqamahlah kalian, dan jangan


menghitung-hitung (amalanmu). Dan
beramallah, sesungguhnya amalan
kalian yang paling utama adalah
shalat, dan tidak ada yang menjaga
wudlu kecuali orang beriman” [HR.
Ibnu Majah: 226, Ahmad: 5/276, Ad
Darimi: 1/174, Ibnu Hibban: 3/311
dishahihkan oleh Syeikh Albani
dalam shahih sunan Ibnu Majah:
226]

 Tanda orang beriman pada


hari kiamat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu


Dia berkata saya mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫إنان أرامنتيِّ يِإْمألرتوُمن يِإْملوُمم اللقنمياَممنة رغ ررا‬
‫ضوُنء فمممنن‬‫رممحاجنليمن نملن أمثمنر اللروُ ر‬
‫طاَمع نملنركلم أملن يِإْرنطيمل رغارتمهر‬
‫الستم م‬
‫فملليملفمعل‬

‫‪“Sesungguhnya umatku akan datang‬‬


‫‪pada hari kiamat dalam keadaan putih‬‬
‫‪bercahaya disebabkan bekas wudhu.‬‬
‫‪Maka barangsiapa di antara kalian‬‬
‫‪yang mampu untuk memanjangkan‬‬
‫‪cahayanya, maka hendaklah dia‬‬
‫‪melakukannya” [HR. Bukhari (136),‬‬
‫])‪Muslim (246‬‬

‫‪ Salah satu sebab masuk ke‬‬


‫‪dalam surga‬‬

‫‪Dari Uqbah bin Amir –radhiyallahu‬‬


‫‪‘anhu– berkata,‬‬

‫ت معلمليمناَ نرمعاَيِإْمةر ا ل نلبننل فممجاَمء ل‬


‫ت‬ ‫مكاَنم ل‬
‫نملوُبمنتيِّ فممراولحترمهاَ بنمعنشييِّ فمأ ملدمرلك ر‬
‫ت‬
‫ار معلملينه مومسلامم‬ ‫صالىَّ ا‬‫ان م‬ ‫مررسوُمل ا‬
‫ت نملن‬ ‫س فمأ ملدمرلك ر‬ ‫مقاَئنرماَ يِإْرمحند ر‬
‫ث الاناَ م‬
‫ضأ ر فميرلحنسرن‬
‫قملوُلننه مماَ نملن رملسلنمم يِإْمتمموُ ا‬
‫صنليِّ مرلكمعتملينن‬‫ضوُمءهر ثرام يِإْمرقوُرم فمير م‬
‫رو ر‬
‫رملقبنلِل معلملينهمماَ بنقمللبننه مومولجنهنه إنال‬
‫ت لمهر اللمجانة‬
‫مومجبم ل‬
“Dahulu kami menggembala unta, lalu
datanglah malam, maka aku
mengistirahatkan unta tersebut dengan
memberikan makan malam. Lalu aku
mendapati Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam berdiri berbicara
kepada manusia. Dan dari sebagian
sabdanya yang aku dengar adalah:
‘Tidaklah seorang muslim berwudhu
lalu menyempurnakan wudhunya,
kemudian mendirikan shalat dua rakaat
dengan menghadapkan hati dan
wajahnya, kecuali surga wajib
baginya.“ [HR. Muslim (234)]

 Perhiasan orang orang


beriman

Dalam riwayat Abu Hazim disebutkan,

‫ضأ ر‬
‫ف أمنبيِّ هرمرليِإْمرةم موهرموُ يِإْمتمموُ ا‬
‫ت مخلل م‬
‫ركلن ر‬
‫صملنة فممكاَمن يِإْمرمطد يِإْممدهر محاتىَّ تملبلرمغ‬
‫نلل ا‬
‫ت لمهر ميِإْاَ أممباَ هرمرليِإْمرةم مماَ هممذا‬
‫طهر فمقرلل ر‬
‫إنلب م‬
‫ضوُرء فممقاَمل ميِإْاَ بمننيِّ فمطرومخ أملنترلم‬ ‫اللروُ ر‬
َ‫ت أمناركلم مهاَهرمناَ مما‬
‫مهاَهرمناَ لملوُ معلنلم ر‬
‫ت‬‫ضوُمء مسنملع ر‬ ‫ت هممذا اللروُ ر‬‫ضأل ر‬ ‫تمموُ ا‬
‫ار معلملينه مومسلامم يِإْمرقوُرل‬
‫صالىَّ ا‬
‫مخنلينليِّ م‬
‫تملبلررغ اللنحلليمةر نملن اللرملؤنمنن محلي ر‬
‫ث يِإْملبلررغ‬
‫اللموُ ر‬
‫ضوُء‬

“Saya di belakang Abu Hurairah saat


dia sedang berwudhu untuk shalat. Dia
mencuci tangannya hingga mencapai
ketiaknya, maka saya berkata
kepadanya, ‘Wahai Abu Hurairah,
wudhu apa ini? ‘ Dia menjawab,
‘Wahai bani Farrukh, ternyata kalian di
sini, kalau saya tahu kalian di sini
niscaya aku tidak akan berwudlu
dengan (cara) wudhu ini. Saya
mendengar kekasihku shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Perhiasan
seorang mukmin adalah sejauh mana
air wudlunya membasuh” [HR. Muslim
(250)]

2. Syarat wajib wudhu


1. Berakal
2. Baligh
3. Sudah masuk waktu shalat
4. Punya hadas, namun bukan
hadas besar
5. Sanggup menggunakan air
3. Syarat sah wudhu
1. Air yang sah digunakan
untuk berwudhu
2. Tidak ada yang menghalangi
lalu air sampai kekulit
3. Jangan ada sesuatu yang
membatalkan wudhu

4. Sunnah wudhu
1. Muakkad (makruh
ditinggalkan):
a. Membaca basmallah
sebelum berwudhu
b. Bersiwak
c. Membasuh telapak
tangan sampai ke
pergelangan
d. Berkumur
e. Menghirup dan
mengeluarkan air dari
hidung
f. Menyelangi janggut
g. Menyelangi jari tangan
dan kaki
h. Membasuh 3x semua
anggota wudhu
i. Mendahulukan bagian
anggota wudhu yang
kanan
j. Menyapu telinga bagian
dalam dan daun telinga
k. Melebihi batas wudhu
l. Tidak boros
menggunakan air
m. Doa wudhu

‫ل َأولحأدهه َلَأأشضريل أ‬
‫ك َلأهه‬ ‫األشأههد َاألن َلَهاضلأأه َاض ه‬
‫لَا ه‬
َ ‫ُ َأالللهههم‬.‫أواألشأههد َاأهن َهمأهمذداأعلبهدهه َأوأرهسلولههه‬

َ ‫ي َأوالجأعل ض لن َضمأن‬ ‫ض‬


‫الجأعل ض لن َمأن َالتهتهوابض ل أ‬
َ ‫َ َأولجأعل ض لن َضملن َضعأباَضدأك‬،‫الهمتأطأنهضريلأن‬

‫ي‬ ‫ال ه ضض‬


‫صاَل ل أ‬

"Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain


Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa
Nabi Muhammad itu adalah hamba dan
Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku
dari golongan orang-orang yang
bertaubat dan jadikanlah aku dari
golongan orang-orang yang suci dan
jadikanlah aku dari golongan hamba-
hamba Mu yang shaleh"

5. Rukun wudhu

seperti yang tercantum dalam


Qs. Al maidah ayat 6 yakni;

a. Niat

َ ‫صغأضر‬ ‫ض‬ ‫نأتويت َالو ض‬


‫ضلوأء َلأرفلضع َاللأأدث َاللَأ ل‬
‫أل ه ه ه‬
‫ضاَ َلضللضه َتأتأعاَأل‬
‫فأتلر ذ‬
b. Membasuh muka
c. Membasuh dua tangan
sampai ke siku
d. Membasuh sebagian kepala
e. Membasuh dua telapak kaki
sampai ke mata kaki
f. Tertib.
6. Yang membatalkan wudhu

a. Keluarnya sesuatu dari


dubur dan qubul

b. Hilang akal

c. Sering mengantuk

d. Bersentuhan kulit laki-laki


dan perempuan

e. Menyentuh kemaluan atau


pintu dubur

f. Ragu pada wudhu

g. Orang yang ber adhor

h. Mabuk

7. Yang dimakruhkan dalam


wudhu

a. Meninggalkan semua
yang disunnahkan

8. Yang diharamkan tanpa


berwudhu

a. Shalat

b. Tawaf di ka’bah

c. Menyentuh mushaf

d. Sujud tilawah

e. Zikir disunnahkan untuk


berwudhu

9. Saat yang disunnahkan


berwudhu

a. Sebelum mandi wajib

b. Saat marah

c. Membawa mayit

d. Berzikir

e. Sebelum tidur

f. Memperbarui wudhu
dalam segala hal

10. Tata cara berwudhu

a. Membaca bismillah
smabil mencuci dan
menyilang kedua tangan
sela-sela jari sampai
pada pergelangan tangan
dengan bersih

b. Berkumur-kumur tiga
kali sambil memasukkan
air kedalam hidung dan
mengeluarkannya lagi.

c. Membasuh muka dengan


sampai merata dari
puncaknya kening
sampai dagu dan dari
telinga kanan ke telinga
kiri sambil membaca
niat.

d. Membasuh kedua tangan


sampai siku sebanyak
tiga kali

e. Mengusap rambut
keseluruuh kepala, mulai
dari depan ke belakang
dengan ibu jari
dimasukkan kedalam.

f. Kemudian tangan
dikembalikan kedepan
dan dijaadikan dengan
menyapu kedua telinga
luar dan dalam, ibu jari
diluar daun telinga dan
jari telunjuk didalamnya.

g. Membasuh kedua kaki


sebanyak tiga kali. Lalu
lanjutkan dengan
membaca doa sesudah
wudhu.

MANDI

Mandi ialah mengalirkan air


keseluruh badan dengan niat.

َ َ 




“apabilaَ kamuَ berjunubَ

hendaklahَ bersuciَ (mandi)”


َ (Qsُ.َ Alَ maidah:6َ )

1. Sebab yang mewajibkan mandi

a. Bersetubuh, keluar mani


ataupun tidak

b. Keluar mani baik karena


mimpi atau sebab lain dnegan
sengaja atau tidak

c. Terputus haid dan nifas

d. Meninggal

e. Muallaf

2. Fardhu mandi

a. Niat

‫ت ُاَلحغمسل ُلنرفحنع ُاَلححلد ن‬


ُ ‫ث‬ ‫ل‬ ‫نلتلوُيِح م ح ل ل‬
‫ضاَن ُ ن‬
َ‫ل ُتلتلعاَللى‬ ‫اَحلِلحكبلنر ُفلتحر ن‬

Aku berniat mandi wajib untuk


menghilangkan hadast besar
fardhu karena Allah ta’aala”

b. Meratakan tubuh dengan air

3. Sunnah mandi

a. Membaca basmallah

b. Berwudhu sebelum mandi


c. Membasuh tangan 3x

d. Menggosok seluruh badan


menggunakan tangan

e. Mendahulukan yang kanan

f. Membasuh kepala

g. Membasuh 3x

h. Menyelangi rambut

i. Tidak boros air

j. Berturut-turut

4. Mandi yang disunnahkan

a. Mandi hari jum’at bagi orang yang


akan melaksanakan shalat jumat

‫لعن ُلعحبند ُاَللدنه ُبحنن ُعممر ُر ن‬


ُ َ‫ضليِ ُاَللدمه ُلع حنتمهلما‬ ‫لل ل‬ ‫ح‬
ُ ‫صدلىَ ُاَللدمه ُلع لحينه ُلولسلدلم ُلقاَلل‬ ‫ن‬
‫ألدن ُلرمسوُلل ُاَللده ُ ل‬
‫إنلذاَ ُلجاَلء ُأللحمدمكحم ُاَلحمجمملعلة ُفلتحليلتغحتلنسحل‬

Dari `Abdullâh bin ‘Umar


Radhiyallahu anhuma bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Jika seseorang dari
kamu mendatangi (shalat) jum’at,
hendaklah dia mandi”. [HR. Bukhâri,
no. 877; Muslim, no. 844]

b. Mandi hari raya dan hari raya


qurban

‫ل ُلعحنله ُلعنن ُاَلغمحسنل‬ ‫ن ن‬


‫لسأللل ُلرمجقل ُلعليياَ ُلرضليِ ُاَ م‬
‫م‬ ‫ن‬
‫ت ُفلتلقاَلل ُلِل‬ ‫لقاَلل ُاَحغتلنسحل ُمكيل ُيِلتحوُم ُإنحن ُنشحئ ل‬
‫اَلغمحسل ُاَلدنذيِ ُمهلوُ ُاَلغمحسمل ُلقاَلل ُيِلتحوُلم ُاَلمجمملعنة‬
‫لويِلتحوُلم ُلعلرفللة ُلويِلتحوُلم ُاَلندححنر ُلويِلتحوُلم ُاَلنفطحنر‬

Seseorang pernah bertanya pada ‘Ali


radhiyallahu ‘anhu mengenai mandi.
‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari
jika kamu mau.” Orang tadi berkata,
“Bukan. Maksudku, manakah mandi
yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab,
“Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arofah,
hari Idul Adha dan Idul Fithri.” (HR. Al
Baihaqi 3/278. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa sanad hadits ini
shahih. Lihat Al Irwa’ 1/177)

c. Mandi orang gila yang sudah


sembuh, karena ada dugaan ia
keluar mani
d. Mandi ketika hendak haji dan
umrah

Hal ini berdasarkan hadits Zaid bin


Tsabit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

-‫صلىَ ُاَل ُعليه ُوسلم‬-ُ َ‫ألندمه ُلرلأىَ ُاَلندبندى‬


‫نن‬
‫تللجدرلد ُنلحهلَلله ُلواَحغتل ل‬
‫سلل‬

“Ia melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam melepas pakaian beliau yang
dijahit, lalu beliau mandi.” Abu Isa At
Tirmidzi berkata, “Ini merupakan hadits
hasan gharib. Sebagian ulama
menyunahkan mandi pada waktu ihram.
Ini juga pendapat Asy Syafi’i.” (HR.
Tirmidzi no. 830. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)

e. Mandi sehabis memandikan mayat


‫ت ُفلتحليلتغحتلنسحل ُلولمحن‬
‫سلل ُاَلحلمير ل‬
‫لمحن ُغل د‬
‫ضأح‬
‫لحلم لمه ُفلتحلليتلتلوُ د‬
“Barangsiapa memandikan mayit, maka
hendaklah ia mandi. Barangsiapa yang
memikulnya, hendaklah ia berwudhu.”
(HR. Abu Daud no. 3161. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih)

f. Mandi orang muallaf


g. Mandi saat wukuf
h. Mandi saat masuk mekkah
i. Mandi ketika gerhana
j. Mandi saat masuk madinah

5. hal yang diharamkan bagi


orang yang berjunub
a. shalat
b. membaca dan menyentuh
mushaf
c. diam dimasjid
d. sujud tilawah/sujud syukur
e. menjalani puasa
f. thawaf di baitullah
g. menceraikan istri diwaktu haid
dan nifas.

TAYAMMUM
Adalah niat dan menghadap debu
yang bersih. Tayamum adalah
pengganti wudhu atau mandi, sebagai
rukhshah (keringanan) untuk orang
yang tidak dapat memakai air karena
beberapa halangan (uzur).
َ َ َ
َ َ َ َ
َ َ َ
َ َ 
َ
َ َ
َ َ
َ َ
َ َ
َ
َ َ 

dan jika kamu sakit atau dalam


perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, Maka
bertayammumlah dengan tanah yang
baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. (Qs. Al
maidah; 6)

1. sebab dibolehkan tayammum


a. uzur karena sakit
b. karena dalam perjalanan
c. karena tidak ada air
2. syarat tayammum
a. islam
b. baligh
c. berakal
d. sudah masuk waktu shalat.
Tayamum disyariatkan untuk
orang yang terpaksa.
Sebelum masuk shalat ia
belum terpaksa, sebelum
shalat belum wajib atasnya
ketika itu.
e. Sudah diusahakan mencari
air tetapi tidak dapat
smenetara waktu shalat
sudah masuk.
f. Dengan tanah suci dan
berdebu. Menurut imam
syafi’I tidak sah tayamum
melainkan dengan tanah.
Menurut imam yang lain
boleh dengan pasir, tanah,
atau debu.
g. Menghilangkan najis
3. fardhu tayammum
a. niat
b. mengusap muka dengan
tanah
c. mengusap kedua tangan
sampai kesiku dengan tanah
d. menertibkan rukun-rukun
4. masalah yang bersangkutan
dengan tayamum
a. orang yang bertayamum
karena tidak ada air, tidak
wajib mengulangi shalatnya
apabila mendapat air. Tetapi
bila yang bertayamum
karena junub maka bila
mendapatkan air wajib
baginya mandi. Sebab
tayamum tidak mengangkat
hadas namun karena darurat.
b. Satu kali tayamum bisa
digunakan untuk beberapa
kali shalat
c. Boleh tayamum sebab luka
atau karena hari sangat
dingin
5. sunat tayamum
a. membaca basmallah
b. menghembus tanah dari dua
tapak tangan supaya
tanah/debu menjadi tipis
c. membaca doa sesudah
tayamum sebagaimana doa
sesudah wudhu
6. hal-hal yang membatalkan
tayamum
a. tiap-tiap hal yang
membatalkan wudhu
juga membatalkan
tayamum
b. ada air sebelum mulai
shalat.
7. cara bertayamum
a. carilah debu yang ada di
tanah
lapang/tembok/kendaraan
yang bersih
b. kedua telapak tangan
diletakkan diatas tanah/debu
sambil niat dalam hati
‫صلأضة‬
‫ت َالتهتيِأبمأم َضضلَلستضأباَأحضة َال ه‬
‫نتأأويل ه‬
‫ل َتأتأعاَأل‬‫فأترضض َ ض‬
‫ل ذ‬

Sengaja aku bertayamum "


untuk melakukan sholat,
"fardhu karena Allah Ta'ala

c. kemudian debu ditiup,


supaya tinggal debu yang
tipis
d. setelah itu usapkan kemuka
smapai rata
e. kedua telapak tangan
diletakkan di atas debu yang
kedua kalinya
f. setelah itu usapkan pada
punggung tangan sampai
pergelangan
g. berdoa.

HAID, NIFAS, ISTIHADLAH


Haid ialah darah yang keluar dari
perempuan yang telah sampai umur
baligh, dengan tidak ada sebab, tetapi
sudah menjadi kodratnya perempuan.
Sekecil-kecil perempuan haid ketika
umur Sembilan tahun. Lama nya haid
paling sedikit 1 hari 1 malam, paliing
lama 15 hari 15 malam. Namun
biasanya hanya 7 hari 7 malam.
Diharamkan baginya shalat, puasa,
memegang membaca mushaf, masuk
masjid, itikaf, thawaf, bergaul dengan
suami

Nifas ialah darah yang keluar dari


rahim perempuan seusai melahirkan.
Darah yang keluar tersebut maksimal 40
hari. Diharamkan baginya shalat, puasa,
memegang membaca mushaf, masuk
masjid, itikaf, thawaf, bergaul dengan
suami

Istihadlah ialah darah yang keluar dari


rahim perempuan karena penyakit.
Perempuan yang sedang mengalami hal
ini wajib shalat dan ibadah lain tetap
dilaksanakan.

9. Shalat Shalat adalah ibadah yang mengandung Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
perbuatan dan perkataan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan Tuntunan shalat lengkap, ust.
salam. Ahmad filyaa Ibrahim
Qs. Al-ankabut: 45
   Fatwa-fatwa imam syafi’I
  masalah ibadah, Dr. asmaji
  muchtar
  
 
 
 
  
   
 
Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.

1. Kedudukan shalat dalam


islam
a. Shalat adalah tiang agama
b. Shalat adalah ibadah yang
pertama kali diwajibkan
Allah pada saat peristiwa
isra’ mi’raj
c. Shalat adalah ibadah yang
pertama kali di hisab oleh
Allah pada manusia di hari
kiamat.
2. Himah disyariatkan shalat
Agar merasakan hubungan
antara hamba dengan
Pencipta-Nya.
3. Diwajibkannya shalat untuk
a. Muslim
b. Baligh
c. Berakal
d. Tidak haid dan tidak nifas

4. Rukun shalat
a. Niat

  


 
 
 

 
  
  

Padahal mereka tidak disuruh kecuali


supaya menyembah Allah dengan ikhlas
ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian
Itulah agama yang lurus. (al
bayyinah:5)

b. Berdiri bagi orang yang


sanggup, jika tidak boleh
duduk, terbaring, telentang,
atau sekuasanya.

 


 
  
Peliharalah semua shalat(mu),
dan (peliharalah) shalat
wusthaa. Berdirilah untuk Allah
(dalam shalatmu) dengan
khusyu'.(al baqarah: 238)

c. Takbiratul ihram (membaca


Allahu Akbar)
d. Membaca surat al-fatihah

‫ل صلةم لمن لم يِإْقرلأ بفاَتحنة الكتاَ ن‬


‫ب‬
“tidak ada shalat bagi orang yang tidak
membaca Faatihatul Kitaab” (HR. Al
Bukhari 756, Muslim 394)

e. Ruku’ serta tuma’ninah


(berdiam sebentar). Qs. Al
hajj:77

 
 

 

 
  
Hai orang-orang yang beriman,
ruku'lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan
perbuatlah kebajikan, supaya
kamu mendapat kemenangan.

f. I’tidal serta
tuma’ninah
g. Sujud dua kali serta
tuma’ninah
h. Duduk diantara dua
sujud serta tuma’ninah
i. Duduk akhir
j. Membaca tasyahud
akhir
k. Membaca shalawat
atas nabi
l. Salam

5. Syarat shalat
Syarat wajib:
a. Islam
b. Suci dari haidh dan nifas
c. Berakal
d. Baligh
e. Telah sampai da’wah
(perintah rasul) kepadanya
f. Melihat atau mendengar
g. Jaga. Maka orang yang tidur
tidak wajib baginya shalat.
Namun saat bangun atau
ingat ia wajib shalat

Syarat sah:
a. Waktu shalat sudah ada
Qs. An nisa 103
 

 
 
  
 

  
 
 
 

Maka apabila kamu telah
menyelesaikan shalat(mu),
ingatlah Allah di waktu berdiri,
‫‪di waktu duduk dan di waktu‬‬
‫‪berbaring. kemudian apabila‬‬
‫‪kamu telah merasa aman,‬‬
‫‪Maka dirikanlah shalat itu‬‬
‫‪(sebagaimana‬‬ ‫‪biasa).‬‬
‫‪Sesungguhnya shalat itu adalah‬‬
‫‪fardhu‬‬ ‫‪yang‬‬ ‫‪ditentukan‬‬
‫‪waktunya atas orang-orang‬‬
‫‪yang beriman.‬‬

‫‪Hadits Abu Daud No.332 | Waktu-‬‬


‫‪waktu shalat‬‬

‫لحت تددثلتلناَ ُمملست تددقد ُلحت تددثلتلناَ ُيِلححيلتتىَ ُلعت تحن ُمست تحفلياَلن‬
‫لحت تددثلننيِ ُلعحبت تمد ُاَلدرححلمت تنن ُبحت تمن ُفمللَنن ُبحت تنن ُألبنتتيِ‬
‫لرنبيلعتلة ُلعتحن ُلحنكيتنم ُبحتنن ُلحنكيتمم ُلعتحن ُنتلتاَفننع ُبحتنن‬
‫س ُقتلتاَلل ُقلتاَلل‬ ‫مجبلتحيتنر ُبحتنن ُممطحنعتمم ُلعتحن ُاَبحتنن ُلعبدتاَ م‬
‫ص تدلىَ ُاَللد تمه ُلع لحي تنه ُلولس تلدلم ُألدمننتتيِ‬ ‫ن‬
‫لرمستتوُمل ُاَللد ته ُ ل‬
‫ت ُلمدرتلتحيت تنن‬ ‫ست تللَم ُنعحنت تلد ُاَحلبتحيت ت ن‬ ‫نجحبنريِت تمل ُلع لحيت تنه ُاَل د‬
‫ل‬
‫س‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ت‬‫ش‬‫د‬ ‫اَل‬‫ ُ‬ ‫ت‬‫ح‬ ‫ت‬ ‫ت‬
‫ل‬ ‫اَ‬
‫ز‬ ‫ن ُ‬ ‫ت‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫فلصت تدلىَ ُبنت تيِ ُاَلظنهت تر ُ ن‬
‫ح‬
‫م‬ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل حل‬ ‫ل‬
‫ت ُقتل تحدر ُاَل ر ن‬
‫صت تدلىَ ُبتن تليِ ُاَلحلع ح‬
‫صت تلر‬ ‫شت تلراَك ُلو ل‬ ‫لولك تتاَنل ح ل‬
‫صت تدلىَ ُبنت تليِ ُيِلتحعننت تتيِ‬ ‫ن ن‬ ‫ن‬
‫حيت تلن ُلكت تتاَلن ُظلنت تمه ُمثِحت لت تمه ُلو ل‬
‫صت تدلىَ ُبتن تليِ‬ ‫اَلحمغحت تنرب ُنحيت تن ُألفحطتل تر ُاَل د ن‬
‫ص تتاَئمم ُلو ل‬ ‫ل ل ل ل‬
‫صت تدلىَ ُبنت تليِ‬ ‫ب ُاَل د‬ ‫ن‬ ‫ن‬
‫شت تلفمق ُلو ل‬ ‫اَلحعلشت تتاَلء ُحيت تلن ُغلت تتاَ ل‬
‫ب ُلعلتتىَ‬ ‫ش تلراَ م‬ ‫اَلحلفحج تلر ُنحي تلن ُلح تمرلم ُاَلطدلعتتاَمم ُلواَل د‬
‫ص تدلىَ ُبنتليِ ُاَلظنحه تلر‬ ‫اَل د ن‬
‫صتتاَئنم ُفلتلدمتتاَ ُلكتتاَلن ُاَلحغلتمد ُ ل‬
‫ن ن‬ ‫ن‬
‫صت تدلىَ ُبنتتيِ ُاَلحلع ح‬
‫صت تلر‬ ‫حيت تلن ُلكتتاَلن ُظلنت تمه ُمثِحت لت تمه ُلو ل‬
‫ن ن ن‬ ‫ن‬
‫ب‬‫صتدلىَ ُبنتليِ ُاَلحلمغحتنر ل‬ ‫حيتلن ُلكتتاَلن ُظلنتمه ُمثِحت لحيته ُلو ل‬
َ‫صدلىَ ُبنتليِ ُاَلحنعلشتتاَلء ُإن تلتى‬ ‫نحين ُألفحطلر ُاَل د ن‬
‫صاَئمم ُلو ل‬ ‫ل ل‬
‫ص تدلىَ ُبنتليِ ُاَلحلفحج تلر ُفلألحس تلفلر ُثمتدم‬ ‫ن‬
‫ثمتلمتث ُاَللدحي تنل ُلو ل‬
‫ت‬‫ت ُإن تل تديِ ُفلتلق تتاَلل ُيِلتتاَ ُمملحدمت تمد ُلهت تلذاَ ُلوقحت ت م‬
‫اَحلتلتلفت ت ل‬
‫ت ُلمتتاَ ُبلتحيتلن ُلهتلذيِحنن‬ ‫اَحللنحبنلياَنء ُنمتحن ُقلتحبنلت ل‬
‫ك ُلواَلحتلوُقح م‬
‫اَلحلوُقحتتلتحينن‬

Telah menceritakan kepada kami


Musaddad telah menceritakan kepada
kami Yahya dari Sufyan telah
menceritakan kepadaku Abdurrahman
bin Fulan bin Abu Rabi'ah dari
Hakim bin Hakim dari Nafi' bin
Jubair bin Muth'im dari Ibnu Abbas
dia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Jibril
Alaihis salam telah mengimamiku di
sisi Baitullah dua kali. Dia shalat
Zhuhur bersamaku tatkala matahari
tergelincir (condong) ke barat
sepanjang tali sandal, kemudian shalat
Ashar denganku tatkala panjang
bayangan suatu benda sama
dengannya, lalu shalat Maghrib
bersamaku tatkala orang yang
berpuasa berbuka, kemudian shalat
Isya bersamaku tatkala awan merah
telah hilang, dan shalat Shubuh
bersamaku tatkala orang yang
berpuasa dilarang makan dan minum.
Besok harinya, dia shalat Zhuhur
bersamaku tatkala bayangan suatu
benda sama dengannya, lalu shalat
Ashar bersamaku tatkala bayangan
suatu benda sepanjang dua kali benda
itu, kemudian shalat Maghrib
bersamaku tatkala orang yang
berpuasa berbuka, lalu shalat Isya
bersamaku hingga sepertiga malam,
dan shalat Shubuh bersamaku tatkala
waktu pagi mulai bercahaya. Kemudian
Jibril menoleh kapadaku seraya
berkata; 'Wahai Muhammad, inilah
waktu shalat para nabi sebelum kamu,
dan jarak waktu untuk shalat adalah
antara dua waktu ini'."

b. Suci dari hadast besar dan


kecil
c. Suci pakaian, badan, tempat
dari najis
d. Menutup aurat
Qs. Annur:31
 
 


 
 
    

 
  
 
 
  
 
  

 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
  
  
 

  
  
  
 

 

Katakanlah kepada wanita yang
beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah
mereka Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya.
dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah
Menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putera-putera
saudara lelaki mereka, atau
putera-putera saudara
perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau
budak- budak yang mereka
miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita.
dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. dan
bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, Hai orang-orang
yang beriman supaya kamu
beruntung.
e. Mengetahui masuknya
waktu shalat
f. Menghadap kiblat
Qs. Al baqarah 144:
  
  
 
  
  

  
  
  
 
 
 
   
  
  
144. Sungguh Kami (sering)
melihat mukamu menengadah
ke langit, Maka sungguh Kami
akan memalingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. dan dimana
saja kamu berada, Palingkanlah
mukamu ke arahnya. dan
Sesungguhnya orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang
diberi Al kitab (Taurat dan Injil)
memang mengetahui, bahwa
berpaling ke Masjidil Haram itu
adalah benar dari Tuhannya;
dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang mereka
kerjakan.

6. Sunnah-sunnah shalat
a. Mengangkat 2 tangan saat
takbiratul ihram
b. Meletakkan tangan kanan
diatas tangan kiri
c. Membaca iftitah
d. Membaca taawudz
e. Membaca aamiin
f. Membaca surat
g. Khusyuk
h. Meletakkan tangan dilutut
saat rukuk dan sejajar
anatara kepala dengan badan
i. Mendahulukan lutut sebelum
tangan saat bersujud
j. Duduk antara dua sujud
k. Duduk tasyahud awal
l. Membaca dzikir

7. Shalat berjamaah
a. Keutamaan shalat berjamaah
ialah lebih utama dari sholat
sendirian 27 derajat. Pahala
shalat berjamaah akan
dilipatgandakan 25 kali dari
shalat sendirian
b. Hukumnya ialah sunnah
muakkadah dimana bila
ditinggalkan dibenci Allah
c. Cara melaksanakannya
dengan satu imam dan satu
makmum sudah memperoleh
pahala 27 derajat dari shalat
sendirian.
d. Yang sah menjadi imam :
- muslim
- baligh
- berakal
- laki-laki
- orang yang beruzur

e. Yang paling berhak menjadi


imam:
- Hafal/tahu al-qur’an
- Paling tahu hadis nabi
- Tahu ilmu fiqh
- Paling bagus bacaannya
- Yang paling tua
- Diutamakan laki-laki
beristri

f. Syarat sah berjamaah


- Berniat mengikuti imam
- Makmumtidak
mendahului imam
- Makmum dimungkinkan
mengetahui apa yang
dilakukan imam saat
shalat
- Tempat shalat makmum
tidak boleh lebih tinggi
dari imam kecuali masjid
lebih dari satu lantai
- Shalat imam dan
makmum harus bersatu
g. Gugurnya hokum sunnah
muakkad berjamaa
- Terjadi musim yang
sangat dingin
- Hujan yang sangat lebat
- Angin badai
- Banjir
- Sakit
- Takut kepada musuh

8. Shalat musafir
Musafir ialah orang yang
melakukan perjalanan dari tempat
asal (asli) menuju tempat lain
dnegan jarak tempuh minimal 80
km. sehingga boleh mengqashar
atau menjamak shalat.
9. Qashar Shalat
Hukumnya sunnah muakkadah
meringkas shalat dari 4 rakaat ke
2 rakaat.

  


 
  
 
 
 
 
  
 
  

101. Dan apabila kamu
bepergian di muka bumi, Maka
tidaklah mengapa kamu men-
qasharsembahyang(mu), jika
kamu takut diserang orang-
orang kafir. Sesungguhnya
orang-orang kafir itu adalah
musuh yang nyata bagimu.(Qs.
An-nisa:101)

Hikmah disyariatkannya
mengqashar dan menjamak
shalat adalah member
keringanan pada musafir.

Syarat sah mengqashar:


a. Wajib berniat menuju
tempat yang jauh dengan
jarak tempuh minimal
sebesar 80 km
b. Merupakan perjalanan
yang dihalal kan Allah.
c. Tidak di mulai
mengqashar kecuali
sudah meninggalkan
rumah
d. Tidak boleh mengikuti
shalat mukim, karena
hukumnya tidak sah
e. Tidak boleh mengqashar
shalat jika berniat
menetap

Jamak shalat terbagi


menjadi 2:
- Jamak taqdim ialah
menjamak diwaktu
awal seperti
menjamak ashar di
waktu dzuhur
- Jamak takhir ialah
menjamak shalat
diwaktu yang akhir.
Seperti mnejamakn
shalat dzuhur di
waktu ashar.

10. Puasa Shaumu menurut bahasa arab ialah Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
menahan dari segala sesuatu. Menurut
istilah islam ialah menahan diri dari Tuntunan shalat lengkap, ust.
suatu yang membutakan dari fajar Ahmad filyaa Ibrahim
sampai terbenam matahari dengan niat
dan syarat. Puasa ada 3 macam: Fatwa-fatwa imam syafi’I
1. Puasa wajib, ialah puasa masalah ibadah, Dr. asmaji
ramadhan, kafarat, nadzar muchtar
2. Puasa sunnah
3. Puasa makruh
4. Puasa haram, yakni puasa pada
hari raya idul fitri, hari raya haji,
dan 3 hari setelah tanggal 11-13
bulan haji.
Syarat wajib puasa:
1. Berakal
2. Baligh
3. Kuat berpuasa

Syarat sah puasa:


1. Islam
2. Mumayiz
3. Suci dari haid dan nifas
4. Dalam waktu yang
dibolehkan berpuasa
Fardhu puasa:
1. Niat pada malamnya
2. Menahan diri dari segala sesuatu
yang membatalkan sejak fajar
sampai terbenam matahari.
Yang membatalkan puasa:
1. Makan dan minum
2. Muntah yang disengaja
3. Bersetubuh
4. Haid/nifas
5. Gila
6. Keluar mani dengan sengaja.

Hikmah puasa
1. Tanda terimakasih pada Allah
2. Didikan kepercayaan
3. Didikan perasaan belas kasihan
pada fakir-miskin yang
kelaparan.

11. Zakat Menurit istilah agama islam zakat Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
artinya kadar harta tertentu yang
diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan beberapa syarat. Fatwa-fatwa imam syafi’I
Hukumnya fardu ‘ain bagi tiap orang masalah ibadah, Dr. asmaji
yang cukup syarat-syaratnya. muchtar

  


  
 

 

Tidakkah kamu perhatikan
orang-orang yang dikatakan
kepada mereka: "Tahanlah
tanganmu (dari berperang),
dirikanlah sembahyang dan
tunaikanlah zakat!" (QS. An
nisa : 77)

benda yang wajib dizakati:


1. Binatang ternak. Jenisnya adalah
sapi, unta, kerbau, kambing.
Syarat Wajib zakat atas
pemiliknya ialah islam,
merdeka, kepemilikan
sempurna, cukup satu nisab,
sudha dimiliki 1 tahun,
digembalakan di tempat yang
mubah.
2. Emas dan perak. Barang
tambang yang lain tidak wajib
zakat. Syarat wajibnya islam,
merdeka, milik sempurna,
smapai satu nisab, sampai satu
tahun disimpan.
  
 
 


 
 
  
  
 
 
 
 
 
 
34. Hai orang-orang yang
beriman, Sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-
orang alim Yahudi dan rahib-
rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan
jalan batil dan mereka
menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah. dan orang-
orang yang menyimpan emas
dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan
Allah, Maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa
yang pedih (Qs. An nisa:34)

3. Biji makanan yang


mengenyangka Seperti
beras jagung, dan
gandum. Syarat wajib
atas pemiliknya adalah
islam, merdeka, milik
sempurna, sampai
nisabnya, ditanam oleh
manusia, serta
mengenyangkan dan
tahan disimpan lama.

  
 
 

 
 


 
  
  
 
 
  
  
 
 
141. Dan Dialah yang
menjadikan kebun-kebun yang
berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma,
tanam-tanaman yang
bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan
tidak sama (rasanya).
makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila Dia
berbuah, dan tunaikanlah
haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan
kepada fakir miskin); dan
janganlah kamu berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan. (qs al-an’am:
141)

4. Buah-buahan. Kurma &


anggur.
5. Harta perniagaan dengan
syarat-syarat yang sama
dengan syarat zakat
emas&perak.

Nisab & zakat satu


persatunya
1. unta
2. Sapi dan Kerbau

3. Kambing

4. Emas-perak dan zakatnya


Zakat fitrah
Ialah zakat yang diwabjibkan atas tiap
orang pada hari raya idul fitri. Waktu
yang dibolehkan membayar adalah
awal-akhir ramadhan, waktu wajibnya
mulai terbenam matahari penghabisan
ramadhan, disunnahkan di waktu
sesudah shalat subuh sebelum hari raya,
waktu haramnya bial terbenam matahari
di hari raya.
Yang berhak menerima zakat
1. Mazhab hanafi: fakir, miskin,
muallaf, hamba, berutang, jalan
Allah, musafir
2. Mazhab maliki: fakir, miskin,
‘amil, muallaf, hamba, berutang,
jalan Allah, musafir
3. Mazhab hanbali: fakir, miskin,
‘amil, muallaf, hamba, berutang,
jalan Allah, musafir
4. Mazhab syafi’i: fakir, miskin,
‘amil, muallaf, hamba, berutang,
jalan Allah, musafir

Hikmah Zakat
1. Menolong orang yang
lemah/susah agar ia dapat
menunaikan kewajibannya pada
Allah dan Makhluk-Nya
2. Membersihkan diri dari sifat
kikir dan akhlak yang tercela
3. Sebagai ucapan syukur dan
terimakasih atas nikmat-Nya
4. Menjaga kejahatan yang akan
timbul dari orang miskin dan
susah
5. Mendekatkan hubungan
kemanusiaan
12. Umrah Umrah hukumnya fardhu ain atas tiap Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
orang sekali seumur hidup.
 
   Fatwa-fatwa imam syafi’I
  masalah ibadah, Dr. asmaji
   muchtar
  
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
 
 
 
   
 
  
 
  
 
  
  
 

 
 
  
 

196. Dan sempurnakanlah
ibadah haji dan 'umrah karena
Allah. jika kamu terkepung
(terhalang oleh musuh atau
karena sakit), Maka
(sembelihlah) korbanyang
mudah didapat, dan jangan
kamu mencukur kepalamu
sebelum korban sampai di
tempat penyembelihannya. jika
ada di antaramu yang sakit
atau ada gangguan di
kepalanya (lalu ia bercukur),
Maka wajiblah atasnya berfid-
yah, Yaitu: berpuasa atau
bersedekah atau berkorban.
apabila kamu telah (merasa)
aman, Maka bagi siapa yang
ingin mengerjakan 'umrah
sebelum haji (di dalam bulan
haji), (wajiblah ia menyembelih)
korban yang mudah didapat.
tetapi jika ia tidak menemukan
(binatang korban atau tidak
mampu), Maka wajib berpuasa
tiga hari dalam masa haji dan
tujuh hari (lagi) apabila kamu
telah pulang kembali. Itulah
sepuluh (hari) yang sempurna.
demikian itu (kewajiban
membayar fidyah) bagi orang-
orang yang keluarganya tidak
berada (di sekitar) Masjidil
Haram (orang-orang yang
bukan penduduk kota Mekah).
dan bertakwalah kepada Allah
dan ketahuilah bahwa Allah
sangat keras siksaan-Nya.
(albaqarah : 196)

Rukun umrah:
1. Ihram dan niat
2. Thawaf
3. Sai antara bukit shafa dan
marwah
4. Bercukur
5. Tertib

Miqat umrah:
1. Miqat zamani: sepanjang
tahun
2. Miqat makani: seperti
haji. Kecuali bagi yang
berumrah dari mekkah
hendaknya ia keluar dari
tanah haram ke tanah
halal.

Wajib umrah:
1. Ihram dari miqatnya
2. Menjauhkan diri dari
larangan umrah

13. Haji Kata Haji berasal dari bahasa arab dan Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
mempunyai arti secara bahasa dan
istilah.
Dari segbahasa haji berarti menyengaja, Fatwa-fatwa imam syafi’I
dari segi syar’i haji berarti menyengaja masalah ibadah, Dr. asmaji
mengunjungi Ka’bah untuk muchtar
mengerjakan ibadah yang meliputi
thawaf, sa’i, wuquf dan ibadah-ibadah
lainnya untuk memenuhi perintah Allah
SWT dan mengharap keridlaan-Nya
dalam masa yang tertentu.
14. Definisi Haji adalah salah satu rukun Islam yang Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
haji dan lima. Menunaikan ibadah haji adalah
umrah bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim
yang mampu secara material, fisik, Fatwa-fatwa imam syafi’I
maupun keilmuan dengan berkunjung masalah ibadah, Dr. asmaji
ke beberapa tempat di Arab Saudi dan muchtar
melaksanakan beberapa kegiatan pada
satu waktu yang telah ditentukan yaitu
pada bulan Dzulhijjah.Umrah adalah
berkunjung ke Ka’bah untuk melakukan
serangkaian ibadah dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan. Umroh
disunahkan bagi muslim yang mampu.
Umroh dapat dilakukan kapan saja,
kecuali pada hari Arafah yaitu tgl 10
Zulhijah dan hari-hari Tasyrik yaitu tgl
11,12,13 Zulhijah. Melaksanakan
Umroh pada bulan Ramadhan sama
nilainya dengan melakukan Ibadah Haji
Pelaksanaan ibadah Haji disebut Qiran
jika seseorang melaksanakan ibadah
Haji dan Umroh disatukan atau
menyekaliguskan berihram untuk
melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Haji Qiran dilakukan dengan tetap
berpakaian ihram sejak miqat makani
dan melaksanakan semua rukun dan
wajib haji sampai selesai, meskipun
mungkin akan memakan waktu lama.
15. Defenisi a. Boleh Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
hukum Dalil-dalil ini menunjukkan kebolehan
haji dan memasukkan umrah kedalam haji.
umrah hadits ‘Aisyah: Fatwa-fatwa imam syafi’I
‫أهل رسوُل ا باَلحج‬ masalah ibadah, Dr. asmaji
“Rasululloh berihlal (ihrom) dengan muchtar
haji”.

hadits Ibnu Umar Radhiallahu’anhu:

‫صل فيِّ هذا الوُادى المباَرك و قل عمرة فىَّ حجة‬


“Shalatlah di wadi yang diberkahi ini
dan katakan “‘ Umrah fi hajjatin” (H.R
Bukhari)

‫دخل العمرة فىَّ الحج إلىَّ يِإْوُم القياَمة‬


“telah masuk umroh kedalam haji
sampa hari kiamat”.

b. Tidak boleh
adalah pendapat yang masyhur dalam
madzhab hanbali. Berkata Syaikhul
Islam: “Dan seandainya dia berihram
dengan haji kemudian memasukkan
umrah ke dalamnya, maka tidak boleh
menurut pendapat yang rajih dan
sebaliknya dengan kesepakatan para
ulama”.

Kesimpulan:
Kemudian berselisih para ulama dari
ketiga macam/jenis manasik ini dan
dapat kita simpulkan menjadi tiga
pendapat:
1. Tamattu’ lebih utama
merupakan pendapat Ibnu Umar, Ibnu
Abbas, Ibnu Zubair, ‘Aisyah, Alhasan,
‘Atha’, Thawus, Mujahid, Jabir bin
Zaid, Al-Qarim, Saalim, Ikrimah,
Ahmad bin Hanbal, dan madzhab ahli
zhahir serta merupakan pendapat yang
masyhur dari madzhab hanbali dan satu
daru dua pendapat Imam Syafi’i.
2. Qiran lebih utama
merupakan pendapat madzhab Hanafi
dan Tsaury berhujjah dengan: Hadits
Anas, beliau berkata:
‫ لبيك عمرة و‬،َ‫ لبيك عمرة و حرجا‬:َ‫أهل بهاَ جميرعا‬
‫ متفق عليه‬- َ‫حرجا‬

“Aku mendengar Rasulullah berihlal


dengan keduanya: ‘Labbaik Umrotan
wa hajjan’“ (Mutafaqun Alaih)
Hadits Adh-Dhabi bin Ma’bad ketika
talbiyah dengan keduanya, kemudian
datang umar lalu dia
menanyakannya,maka beliau berkata:
“Kamu telah mendapatkan sunah
Nabimu” (HR Abu Dawud no. 1798;
Ibnu Majah no. 2970 ddengan sanad
shahih)
Perbuatan Ali dan perkataannya kepada
Utsman ketika menegurnya:
‫سمعت النبيِّ يِإْلبيِّ بهاَ جميعاَ فلم أكن أدع قوُل رسوُل‬
ِّ‫ رواه البيهقي‬- ‫ا لقوُلك‬
“Aku mendengar Rasulullah
bertalbiyyah dengan keduanya sekalgus,
maka aku tidak akan meninggallkan
ucapan Rasulullah karena pendapatmu
“(H.R Baihaqi)
Karena pada Qiran ada pembawaan
hadyu, maka lebih utama dari yang
tidak membawa.
3. Ifrad lebih utama
merupakan pendapat Imam Malik dan
yang terkenal dari Madzhab Syafi’i
serta pendapat Umar, Utsman, Ibnu
Umar, Jabir dan ‘Aisyah; dengan
hujjah:
Hadits Aisyah dan Jabir yang
menjelaskan bahwa Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam melakukan
haji ifrad Karena haji tersebut sempurna
tanpa membutuhkan penguat, maka
yang tidak membutuhkan lebih utama
dari yang membutuhkan. ini termasuk
Amalan Khulafaur Rasyidin
Sedangkan yang rajih (kuat) –
wallahu’alam- adalah pendapat pertama
" Tamattu’ lebih utama " dengan dalil:
Hadits Ibnu Abbas, beliau berkata:
ketika Rasulullah sampai di Dzi Thuwa
dan menginap disana , lalu setelah
shalat subuh beliau berkata:
‫من شاَء أن يِإْجعلهاَعمرة فلييجعلهاَ عمرة‬
“Barang siapa yang ingin
menjadikannya umrah maka jadikanlah
dia sebagai umrah” (Mutafaqun
Alaihi).
Hadits Aisyah:
َ‫ فلما‬،‫خرجنل مع رسوُل ا ول أريِإْد إل أنه الحج‬
‫قدماَ مكة تطوُفناَ باَلبيت فأمر رسوُل ا ماَ لم يِإْكن‬
‫ قاَلت فحل من لم يِإْكن ساَق‬،‫ساَق الهديِإْيِّ أن يِإْحل‬
َ‫الهدي و ناَؤه لم يِإْسقن اللهدي فاَحللنا‬
“Kami telah berangkat bersama
Rasulullah dan tidaklah kami melihat
kecuali itu adalah haji, ketika kami tiba
di makkah kami thawaf di ka’bah, lalu
Rasulullah memerintahkan orang yang
tidak membawa hadyu (senmbelihan)
untuk bertahalul, berkata Aisyah: maka
bertahalullah orang yang tidak
membawa hadyu dan istri-istri
beliatidak membawa hadyu maka
mereka bertahalul ” (Mutafaqun
‘Alaih).
Juga terdapat riwayat Jabir dan Abu
Musa bahwa Rasulullah memerintahkan
sahabat-sahabatnya ketika selesai
thawaf di ka’bah untuk tahalul dan
menjadikannya sebagai umrah. Maka
perintah pindah dari Ifrad dan Qiran
kepada tamatu’ menujukkan bahwa
tamattu’ lebih utama. Karena, tidaklah
beliau memindahkan satu hal kecuali
kepada yang lebih utama.
Sabda Raslullah Shallallahu’alaihi
Wasallam
‫لوُ استقبلت من أمري ماَ استدبرت ماَ سقت الهدي و‬
‫لجملتهاَ عمرة‬
“Seandainya saya dapat mengulangi apa
yang telah lalu dari amalan saya maka
saya tidak akan membawa sembelihan
dan menjadikannya Umrah”. (H.R
Muslim Ahmad no. 6/175)
Kemarahan dan kekesalan Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam kepada
para sahabatnya yang masih bimbang
dengan anjuran beliau agar mereka
menjadikan haji mereka umrah
sebagaimana hadits Aisyah:
‫ من اغضباَ يِإْاَ رسوُل‬:‫فدخل عليِّ و هوُ غضباَن فقلت‬
‫ا اخله ا الناَر؟ قاَل أوماَ شعرت أنيِّ أمرت الناَس‬
‫بأمر فإذا هم يِإْترددون‬
“Maka masuklah Ali dan beliau dalam
keadaan marah, lalu aku berkata: “Siapa
yang membuatmu marah wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab:
“Apakah kamu tidak tahu, aku
memerintahkan orang-orang dengan
suatu perintah , lalu mereka bimbang.
(ragu dalam melaksanakannya) “(H.R
Muslim)

Maka jelaslah kemarahan beliau ini


menunjukan satu keutamaan yang lebih
dari yang lainnya, Wallahu’alam.

Sedangkan Syaikul Islam Ibnu


Taimiyah berpendapat bahwa
hukumnya disesuaikan dengan keadaan,
kalau dia membawa hadyu (sembelihan)
maka qiran lebih utama, dan apabila dia
telah berumrah sebelum bulan-bulan
haji maka ifrad lebih utama dan
selainnya tamatu' lebih utama.

Beliau berkata: “Dan yang rajih (kuat)


dalam hal ini adalah hukumnya
berbeda-beda sesuai dengan perbedaan
orang yang berhaji, kalau dia bepergian
dengan satu perjalanan umrah dan satu
perjalanan untuk haji atau bepergian ke
Makkah sebelum bulan-bulan haji dan
berumrah kemudian tinggal menetap
disana sampai haji, maka dalam
keadaan ini ifrad lebih utama baginya,
dengan kesepakatan imam yang empat.

Dan apabila dia mengerjakan apa yang


telah dilakukan kebanyakan orang, yaitu
mengabungkan antara umrah dan haji
dalam satu kali perjalanan dan masuk
Makkah dalam bulan-bulan haji, maka
dalam keadaan ini qiran lebih
utama baginya kalau dia membawa
hadyu, dan kalau dia tidak membawa
hadyu maka, ber-tahallul dari ihram
untuk umrah lebih utama ”.

16. Jelaskan 1. Menguatkan rasa persatuan dan Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
hikmah kerjasama
2. Mengumpulkan / bersilaturahmi
disyariatka
tanpa membeda-bedakan.
nnya Fatwa-fatwa imam syafi’I
ibadah masalah ibadah, Dr. asmaji
haji muchtar

17. Syarat Syarat wajib: islam (tidak sah haji bagi Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
wajib dan orang kafir) berakal (tidak gila dan
syarat sah tidak bodoh), baligh (sampai umur 15
haji tahun, atau balig dengan tanda-tanda Fatwa-fatwa imam syafi’I
lain), merdeka (1. Mampu masalah ibadah, Dr. asmaji
mengerjakan haji dengan sendirinya muchtar
dengan syarat: mempunyai bekal yang
cukup untuk pergi kemekkah dan
kembalinya; ada kendaraan jika
jaraknya dari mekkah 2 marhalah atau
80,640km, jika kurang dari 2 marhalah
maka ada nya kendaraan tidak menjadi
syarat wajib baginya; aman sentosa
perjalanannya; bagi perempuan
hendaknya berjalan bersama
muhrimnya atau perempuan yang
dipercayainya. 2. Mampu
mengerjakan haji yang bukan
dikerjakan oleh orang yang
bersangkutan)
Syarat sah:
 Islam
 Berakal
 Miqot zamani, artinya haji
dilakukan di waktu tertentu
(pada bulan-bulan haji), tidak di
waktu lainnya. ‘Abullah bin
‘Umar, mayoritas sahabat dan
ulama sesudahnya berkata
bahwa waktu tersebut adalah
bulan Syawwal, Dzulqo’dah,
dan sepuluh hari (pertama) dari
bulan Dzulhijjah.
 Miqot makani, artinya haji
(penunaian rukun dan wajib
haji) dilakukan di tempat
tertentu yang telah ditetapkan,
tidak sah dilakukan tempat
lainnya. Wukuf dilakukan di
daerah Arafah. Thowaf
dilakukan di sekeliling Ka’bah.
Sa’i dilakukan di jalan antara
Shofa dan Marwah. Dan
seterusnya.

18. Syarat  Seandainya anak kecil berhaji, maka Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
wajib hajinya sah. Namun hajinya tersebut
sehubung dianggap haji tathowwu’ (sunnah). Jika
dengan sudah baligh, ia masih tetap terkena Fatwa-fatwa imam syafi’I
wanita kewajiban haji. Hal ini berdasarkan masalah ibadah, Dr. asmaji
berbeda kesepakatan para ulama (baca: ijma’). muchtar
dengan  Syarat mampu bagi laki-laki dan
laki-laki perempuan adalah:
(a) mampu dari sisi bekal dan
kendaraan,
(b) sehat badan,
(c) jalan penuh rasa aman,
(d) mampu melakukan perjalanan.
 Mampu dari sisi bekal mencakup
kelebihan dari tiga kebutuhan:
(1) nafkah bagi keluarga yang ditinggal
dan yang diberi nafkah,
(2) kebutuhan keluarga berupa tempat
tinggal dan pakaian,
(3) penunaian utang.
 Syarat mampu yang khusus bagi
perempuan adalah:
(1) ditemani suami atau mahrom,
(2) tidak berada dalam masa ‘iddah.

19. Apa syarat . Syarat Bagi Orang Yang Dihajikan Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
dalam Kalau kita bicara tentang syarat yang
ibadah harus terpenuhi pada diri orang yang
haji dan minta dihajikan, setidaknya ada dua Fatwa-fatwa imam syafi’I
menghajik syarat. Pertama, orang itu sudah masalah ibadah, Dr. asmaji
an memenuhi syarat kewajiban haji. muchtar
oranglain Kedua, orang itu mengalami al-ajzu.
a. Cukup Syarat Kewajiban Haji
Syarat yang paling utama adalah sudah
tercukupinya kewajiban haji atas
dirinya, seperti beragama Islam, aqil,
baligh, merdeka dan punya harta yang
dapat membiayai semua perjalanan
ibadah hajinya.
Maka seorang yang bukan beragama
Islam ketika masih hidupnya dan mati
dalam keadaan bukan muslim, dia tidak
boleh dihajikan oleh keluarganya yang
muslim. Sebab orang itu pada dasarnya
memang bukan termasuk mereka yang
dibebani untuk mengerjakan ibadah
haji.
Demikian pula halnya dengan anak
kecil yang meninggalkan dunia, orang
tuanya tidak perlu menghajikannya,
karena pada dasarnya anak kecil
memang belum diwajibkan untuk
mengerjakan haji.
Orang gila yang tidak waras juga bukan
termasuk orang yang wajib
mengerjakan ibadah haji, maka
keluarganya tidak perlu
menghajikannya.
b. Al-’Ajzu
Orang yang cukup syarat wajib haji atas
dirinya bisa saja mengalami al-ajzu,
yaitu ketidak-mampuan secara fisik
untuk berangkat sendiri dan
mengerjakannya ibadah haji sendiri.
Bisa saja karena sakit atau karena
didahului oleh kematian. Para ulama
mengistilahkannya dengan sebutan
al-’ajzu (kelemahan).
Maka orang yang sehat dan mampu
untuk berangkat sendiri ke tanah suci,
tidak boleh meminta orang lain untuk
mengerjakan seluruh rangkaian ibadah
haji untuk dirinya, lalu dia duduk manis
di rumahnya sambil nonton TV dan
makan-makan.
3. Syarat Orang Yang Menjadi Badal
(Berhaji Untuk Orang Lain)
a. Terpenuhi Syarat Sah Haji Bagi
Dirinya
Sebagaimana sudah dijabarkan pada
bab-bab sebelum, bahwa yang termasuk
ke dalam syarat-syarat sah haji adalah
beragama Islam dan berakal. Dan
khusus buat para wanita, syaratnya
harus ada izin dari suami atau mahram
serta tidak sedang dalam masa iddah.
b. Sudah Pernah Berhaji
Orang yang akan menjadi badal atau
berhaji untuk orang lain itu disyaratkan
harus sudah pernah sebelumnya
mengerjakan ibadah haji yang
hukumnya wajib, yaitu haji wajib untuk
dirinya sendiri.
Dasarnya adalah hadits berikut :
‫ك ثرام رحرج معلن رشلبررممة‬
‫رحرج معلن نملفنس م‬
Lakukan dulu haji untuk dirimu baru
kemudian berhajilah untuk Syubrumah.
(HR. Bukhari)
Kisahnya adalah ketika Rasulullah
SAW mendengar seseorang yang
mengerjakan haji dengan niat untuk
orang lain. Orang itu mengucapkan :
labbaika an Syubrumah. Maksudnya dia
melafazkan niat haji dengan
mengucapkan bahwa Aku mendengar
panggilan-Mu atas nama Syubrumah.
Rasulullah SAW kemudian
bertanya,”Siapa Syubrumah?”. Orang
itu menjawab bahwa Syubrumah adalah
saudaranya atau familinya. Lalu
Rasullah SAW bertanya lagi,”Apakah
kamu sudah pernah berhaji untuk
dirimu sendiri”?. Orang itu
menjawab,”Belum”. Maka Rasulullah
SAW menegaskan bahwa orang itu
harus berhaji untuk dirinya sendiri dulu,
baru setelah untuk orang lain.
Para ulama menarik kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan berhaji untuk
dirinya sendiri adalah haji Islam atau
haji yang hukumnya wajib. Atau dengan
kata lain bahwa orang itu harus sudah
menggugurkan kewajibannya untuk
mengerjakan ibadah haji sebagai
mukallaf, baru setelah itu dia boleh
mengerjakan haji untuk orang lain yang
hukumnya sunnah.
Dan hal itu hanya terjadi ketika
seseorang sudah berusia baligh. Sebab
haji yang dilakukan oleh seorang anak
kecil yang belum baligh, meski pun
hukumnya sah, namun nilainya hanya
sekedar menjadi haji yang hukumnya
sunnah. Belum lagi menjadi haji yang
wajib hukumnya.
Maka kalau orang itu pernah haji sekali
saja tetapi masih usia kanak-kanak, dia
masih belum boleh melakukan haji
untuk orang lain, karena belum cukup
syaratnya.
3. Yang Dihajikan Meninggal Dalam
Keadaan Muslim
Syarat kedua adalah apabila yang
dihajikan itu orang yang telah
meninggal dunia, syaratnya bahwa dia
adalah seorang muslim, minimal pada
saat terakhir dari detik-detik
kehidupannya.
Sebab orang yang matinya bukan dalam
keadaan iman dan berislam, maka
haram hukumnya untuk didoakan,
termasuk juga haram untuk dihajikan.
Dasarnya secara umum adalah ayat Al-
Quran yang mengharamkan kita umat
Islam untuk mendoakan jenazah orang
kafir atau memintakan ampunan.
‫مماَ مكاَمن نللنابننيِّ موالانذيِإْمن آممرنوُلا مأن يِإْملستملغفنررولا لنللرملشنرنكيمن‬
‫مولملوُ مكاَرنوُلا أرلونليِّ قرلرمبىَّ نمن بملعند مماَ تمبميامن لمهرلم أمناهرلم‬
‫ب اللمجنحينم‬ ‫أم ل‬
‫صمحاَ ر‬
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan
orang-orang yang beriman memintakan
ampun bagi orang-orang musyrik,
walaupun orang-orang musyrik itu
adalah kaum kerabat, sesudah jelas bagi
mereka, bahwasanya orang-orang
musyrik itu adalah penghuni neraka
jahanam. (QS. At-Taubah : 113)
Adapun apakah orang itu pernah
mengerjakan dosa, maksiat atau hal-hal
yang kita tidak tahu kedudukannya,
tentu tidak bisa dijadikan dasar untuk
melarangnya. Satu-satu halangan untuk
menghajikannya adalah bila orang itu
benar-benar telah jelas berstatus bukan
muslim secara formal dan sah.
4. Orang Yang Dihajikan Benar-benar
Tidak Mampu
Dimungkinkan juga mengerjakan haji
untuk orang yang belum meninggal
dunia dan masih hidup. Maka kalau
orang yang dihajikan itu masih hidup,
syaratnya selain dia harus berstatus
muslim, dia adalah orang yang benar-
benar tidak mampu untuk mengerjakan
rangkaian ibadah haji secara fisik.
Yang dimaksud dengan ketidak-
mampuan itu bukan dari segi finansial,
tetapi karena usianya yang sudah sangat
tua dan menyulitkan dirinya, atau pun
karena faktor kesehatan yang kurang
mengizinkan dan sulit diharapkan untuk
mendapatkan kesembuhan dalam waktu
dekat.

20. Hukum Anak-anak yang belum sampai Fiqh islam, H. Sulaiman


haji bagi umurnya atau belum baligh sah Rasjid, sinar baru Bandung,
anak kecil mengerjakan haji dan umrah, hukumnya 1988
menjadi sunnah. Namun jika sudha
sampai umur, maka wajib bagi anak
tersebut untuk haji kembali.
21. Mawaqit Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
Mawaqit bentuk jamak dari kata miqat,
zamaniah
seperti kata mawa’id dan mi’ad. Miqat
menurut terbagi menjadi dua, yaitu miqat zamani
waktu dan (waktu) dan miqat makani (tempat). Fatwa-fatwa imam syafi’I
tempat masalah ibadah, Dr. asmaji
Miqat Zamani (Waktu)
muchtar
Allah Ta’ala berfirman:

‫س مواللمحنج‬ ‫ك معنن اللمنهلانة ِ قرلل نهميِّ ممموُانقي ر‬


‫ت نللاناَ ن‬ ‫يِإْملسأ مرلوُنم م‬

“Mereka bertanya kepadamu tentang


bulan sabit. Katakanlah, ‘Bulan sabit itu
adalah tanda-tanda waktu bagi manusia
dan (bagi ibadah) haji…” [Al-Baqarah:
189]

Dan firman Allah Ta’ala:

ِ‫اللمحطج أملشهرلِر املعرلوُمماَ ل‬


‫ت‬

“(Musim) haji adalah beberapa bulan


yang dimaklumi…” [Al-Baqarah: 197]

Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma


berkata:

‫أملشهررر اللمحنج مشاوُالِل مورذو اللقملعمدنة مومعلشلِر نملن نذي اللنحاجنة‬.

“Bulan-bulan haji ialah Syawwal, Dzul


Qa’dah dan sepuluh hari dari bulan
Dzul Hijjah.”

Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma


berkata:

‫نممن الطسنانة أملن لم يِإْرلحنرمم نباَللمحنج إنلا نفيِّ أملشهرنر اللمحنج‬.

“Termasuk Sunnah ialah tidak berihram


untuk haji kecuali pada bulan-bulan
haji”

Miqat Makani (Tempat)


Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anuma,
ia berkata:

‫ت نلملهنل اللممنديِإْنمنة مذا‬


‫صالىَّ ار معلملينه مومسلامم موقا م‬ ‫أمان النابن ا‬
‫يِّ م‬
‫ مو نلملهنل نملجمد قملرمن‬،‫ مو نلملهنل الاشاَنم اللرجلحفممة‬،‫اللرحلمليفمنة‬
‫ هران لمهران مولنمملن‬:‫ مومقاَمل‬،‫ مو نلملهنل الليمممنن يِإْملململممم‬،‫اللمممناَنزنل‬
‫ مومملن‬،‫أممتىَّ معلملينهان نملن مغلي نرنهان نماملن أممرامد اللمحاج مواللرعلممرمة‬
‫ محاتىَّ أملهرل مماكةم نملن‬،‫ث أملنمشمأ‬
‫ك فمنملن محلي ر‬
‫مكاَمن ردلومن مذلن م‬
‫مماكةم‬.

“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi


wa sallam telah menentukan miqat bagi
penduduk Madinah, yaitu Dzul
Hulaifah, bagi penduduk Syam, yaitu
Juhfah, bagi penduduk Najd, yaitu
Qarnul Manazil dan untuk penduduk
Yaman, yaitu Yalamlam. Beliau
mengatakan, ‘Semua itu adalah bagi
penduduk kota-kota tersebut dan orang
yang bukan penduduk kota-kota
tersebut yang melewati kota-kota
tersebut, yang ingin menunaikan ibadah
haji dan umrah. Dan bagi orang yang
lebih dekat dari kota-kota itu, maka ia
memulai ihram dari tempatnya, sampai
penduduk Makkah memulai ihram dari
Makkah.”

22. Arkanul Rukun haji ialah sesuatu yang tidak sah Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
haji dan haji melainkan dengan melakukannya
rukun haji dan ia tidak boelh diganti dengan dam
(menyembelih binatang). Rukun haji: Fatwa-fatwa imam syafi’I
a. Ihram (berniat mulai mengerjakan masalah ibadah, Dr. asmaji
haji atau umrah) muchtar
b. Hadir di padang Arafah pada
waktu yang ditentukan yaitu dari
tergelincir matahari (waktu dzuhur)
tanggal 9 sampai terbit fajar
tanggal 10 bulan haji.
c. Thawaf (berkeliling ka’bah)
d. Sa’I (berlari-lari kecil diantara
bukit Shafa dan Marwah)
e. Mencukur atau menggunting
rambut
f. Tertib.
23. Wajib- Wajib dan rukun dalam urusan haji Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
wajib haji berbeda. Wajib berarti sesuatu yang
perlu dkerjakan, tetapi sahnya haji tidak
bergantung padanya dan boleh diganti Fatwa-fatwa imam syafi’I
dengan menyembelih binatang.Wajib masalah ibadah, Dr. asmaji
haji: muchtar
a. ihram dari miqat,
- dengan tempat yang ditentukan
(mekkah; tempat ihram orang yang
tinggal dimekkah. Zul-hulaifah;
tempat ihram yang datang dari
madinah,. Juhfah; tempat ihram
orang yang datang dari arah syam-
mesir- magribi dan Negara yang
sejajar dengan negeri tersebut.
Yalamlam; miqat orang yang
datang dari Yaman, Indonesia,
India dan Negara sejajarnya.
Qarnul manazil; miqat orang yang
datang dari arah Najdil-Yaman dan
Najdil-hijaz. Zatu ‘irqin; miqat
orang yang dtaang dari Irak dan
Negara sejajarnya.) dan,
- waktu yang ditentukan (dari awal
bulan syawal-terbit fajar hari raya
tanggal 10 bulan haji.
b. Muzdalifah sesudah tengah
malam di malam hari raya haji
setelah hadir di padang arafah,
jika bermuzdalifah ditengah
malam maka wajib membayar
dam atau denda.
c. Melontar Jumratul ‘aqabah
pada Hari Raya Haji.
d. Melontar tiga jumrah
e. Thawaf wada’ (thawaf sewaktu
akan meninggalkan Mekkah)
f. Menjauhkan diri dari segala
larangan atau yang
diharamkan.
24. Sunah haji Sunnah haji; Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
a. Ifrad, ihram untuk haji dahulu
dari miqatnya, kemudian
menyelesaikan pekerjaan haji, Fatwa-fatwa imam syafi’I
kemudian ihram untuk umrah, masalah ibadah, Dr. asmaji
mengerjakan satu-satu dan muchtar
mendahulukan haji.
b. Membaca Talbiyah dengan
suara yang keras bagi laki-laki
dan bagi perempuan cukup
hanya terdengar bagi
dirinya.membaca talbiyah
disunnahkan selama dalam
ihram Sampai melontar jumrah
aqabah pada hari raya.
c. Berdoa sesudah membaca
talbiyah.
d. Zikir sewaktu thawaf
e. Shalat dua rakaat sesudah
thawaf
f. Masuk ke ka’bah
25. Yang Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
Haji batal karena salah satu dari dua
membatal
perkara berikut:
kan haji
1. Berhubungan intim
Fatwa-fatwa imam syafi’I
Jika dilakukan sebelum melempar
masalah ibadah, Dr. asmaji
jumrah ‘Aqabah, apabila dilakukan
muchtar
setelah melempar jumrah ‘Aqabah dan
sebelum thawaf Ifadhah hajinya tidak
batal walaupun demikian ia berdosa.

Sebagian ulama berpendapat bahwa


hubungan intim tidak membatalkan haji
karena tidak ada dalil yang jelas
mengenai hal ini.

2. Meninggalkan salah satu rukun dari


rukun-rukun haji
Apabila haji seseorang batal karena
salah satu dari dua perkara ini, maka
wajib baginya berhaji kembali tahun
berikutnya apabila ia mampu,
sebagaimana yang telah kami jelaskan
tentang makna mampu. Jika tidak, maka
pada waktu ia mampu untuk ber-haji,
karena kewajiban haji bersifat segera
setelah ada kemampuan.

26. Kewajiban Kewajiban orang-orang yang Fiqh islam, H. sulaiman rasjid


orang- meninggalkan haji ialah membayar dam
orang (denda) diantaranya;
yang a. Dam mengerjakan haji dan Fatwa-fatwa imam syafi’I
melakukan umrah dengan tamattu’ dan masalah ibadah, Dr. asmaji
larangan qiran; menyembelih seekor muchtar
haji/menin kambing yang sah untuk kurban,
ggalkan cara lainnya berpuasa 10 hari
haji dengan 3 hari wajib dikerjakan
sewaktu ihram-hari raya haji dan
7 hari wajib dikerjakan setelah
kembali kenegerinya.
b. Dam mengerjakan salah satu
dari beberapa larangan haji;
menyembelih seekor kambing,
puasa tiga hari atau bersedekah
9,3 liter makanan kepada enam
orang miskin.
c. Dam bersetubuh; wajib
menyembelih unta atau sapi atau
tujuh ekor kambing, atau dengan
menghargakan unta dan
dibelikan makanan untuk fakir
miskin jika tidak dapat makanan
hendaklah puasa. Berpuasa
tempatnya dimana saja tapi
untuk menyembelih unta dan
menyedekahkan makanan wajib
dilakukan di tanah haram.
Namun ulama yang bersandar
pada HR. abu daud, hanya
diwajibkan untuk menyembelih
seekor kambing saja.
d. Dam membunuh binatang
liar; mengganti binatang yang
terbunuh itu dengan binatang
yang sama atau dihitung
harganya dan dibelikan makanan
yang kemudian disedekahkan
kepada fakirmiskin di Tanah
Haram. atau dengan berpuasa
sebanyak harga binatang,
dengan setiap seperempat
gantang menjadi sehari puasa.
Puasa ini boleh dilakukan
dimana saja.
e. Dam karena terkepung
(terhambat); hendaklah ia
tahallul dengan menyembelih
seekor kambing ditempatnya
terhambat itu dan mencukur
rambut kepalanya. Apabila
seseorang itu meninggalkan
rukun haji maka wajib baginya
fidyah dan mengqadha pada
tahun yang berikutnya.
27. Simpulkan 1. Ihram (berniat mengerjakan haji Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
tentang atau umrah)
2. Hadir dipadang arafah pada
rangkaian
waktu yang ditentukan dari
ibadah Fatwa-fatwa imam syafi’I
waktu dzuhur 9-10 terbit fajar
haji masalah ibadah, Dr. asmaji
bulan haji.
muchtar
3. Thawaf tawaf, yakni mengitari
Kakbah sebanyak tujuh kali.
Dalil yang menunjukkan
wajibnya tawaf ada di dalam
Alquran, surat Al-Hajj, ayat 29.
Saat melaksanakan tawaf,
jemaah haji wajib untuk berniat
tawaf, suci dari hadas, menutup
aurat seperti saat sedang salat,
berada di sebelah kanan Kakbah,
serta memulainya dari Hajar
Aswad dan mengerakhirinya di
Hajar Aswad pula.
4. Sa’I dilakukan dengan berjalan
atau berlari-lari kecil di antara
bukit Shafa dan Marwah
sebanyak tujuh kali. Rukun sai
dilakukan setelah jemaah
melakukan tawaf dan harus
dilakukan berurutan. Artinya
tidak boleh dilakukan sebelum
tawaf atau tidak boleh diselingi
ibadah apa pun setelahnya.

28. Hukum Hukum umrah ialah fardhu ‘ain atas Fiqh islam, H. sulaiman rasjid
umrah setiap orang laki-laki atau perempuan
sekali seumur hidup, seperti haji.
Fatwa-fatwa imam syafi’I
masalah ibadah, Dr. asmaji
muchtar

29. Hukum Fiqh islam, H. sulaiman rasjid


Dalam hal ini para ulama terbagi dalam
ubuhiyyah
dua pendapat:
/kurban
Fatwa-fatwa imam syafi’I
Pertama, wajib bagi orang yang
masalah ibadah, Dr. asmaji
berkelapangan. Ulama yang
muchtar
berpendapat demikian adalah Rabi’ah
(guru Imam Malik), Al Auza’i, Abu
Hanifah, Imam Ahmad dalam salah satu
pendapatnya, Laits bin Sa’ad serta
sebagian ulama pengikut Imam Malik,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin
rahimahumullah. Syaikh Ibn Utsaimin
mengatakan: “Pendapat yang
menyatakan wajib itu tampak lebih kuat
dari pada pendapat yang menyatakan
tidak wajib. Akan tetapi hal itu hanya
diwajibkan bagi yang mampu…” (lih.
Syarhul Mumti’, III/408) Diantara
dalilnya adalah hadits Abu Hurairah
yang menyatakan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berkelapangan
(harta) namun tidak mau berqurban
maka jangan sekali-kali mendekati
tempat shalat kami.” (HR. Ibnu Majah
3123, Al Hakim 7672 dan dihasankan
oleh Syaikh Al Albani)

Pendapat kedua menyatakan Sunnah


Mu’akkadah (ditekankan). Dan ini
adalah pendapat mayoritas ulama yaitu
Malik, Syafi’i, Ahmad, Ibnu Hazm dan
lain-lain. Ulama yang mengambil
pendapat ini berdalil dengan riwayat
dari Abu Mas’ud Al Anshari
radhiyallahu ‘anhu. Beliau mengatakan,
“Sesungguhnya aku sedang tidak akan
berqurban. Padahal aku adalah orang
yang berkelapangan. Itu kulakukan
karena aku khawatir kalau-kalau
tetanggaku mengira qurban itu adalah
wajib bagiku.” (HR. Abdur Razzaq dan
Baihaqi dengan sanad shahih).
Demikian pula dikatakan oleh Abu
Sarihah, “Aku melihat Abu Bakar dan
Umar sementara mereka berdua tidak
berqurban.” (HR. Abdur Razzaaq dan
Baihaqi, sanadnya shahih) Ibnu Hazm
berkata, “Tidak ada riwayat sahih dari
seorang sahabatpun yang menyatakan
bahwa qurban itu wajib.” (lihat Shahih
Fiqih Sunnah, II/367-368, Taudhihul
Ahkaam, IV/454)

30. Adab-adab ziarah ke makam nabi hukumnya


ziarah sunnah. Adabnya:
kuburan 1. Mendoakan beliau
2. Meminta ampunan baginya dari
nabi dan
kesalahan
masjid
3. Membaca salam pada ahli kubur
nabiah 4. Mendoakan agar sma-sama
sehat wal afiat

31. Doa-doa http://alumroh.com/kumpulan-


1. Doa Ketika Sedang Ihram doa-haji-dan-umroh/ dipost
dari segala
pada February 9, 2018 by
kegiatan ‫ت لعللىَ احلممححمرمم‬‫سحىَ ممحن مكلل لماَ لحررحم ل‬ ‫لاللمهرم إمنلحىَ املحلرمم نلحف م‬ Muhammad Alkautsar
haji dan ‫لفاَحرلححمنمحىَ لياَالحرلحلم الررامحممحيلن‬
dzikir
Allaahumma innii uharrimu nafsii min
kulli maa harramta ‘alal muhrimi
farhamnii yaa arhamarraahimiin.

2. Niat Haji dan Umrah

Jika Anda berniat menunaikan ibadah


haji, bacalah:

‫لمبالي م‬
َ‫ك اللهرام محرجا‬

Labbaykallaahumma hajjan.
Sedangkan jika Anda berniat
menunaikan ibadah umrah, bacalah:

‫ك ماللاهرام رعلممرةر‬
‫لمبالي م‬

Labbaykallaahumma ‘umratan.

3. Bacaan Talbiah

Bacaan Talbiah ini hendaklah dibaca


sebanyak-banyaknya selama Anda
dalam perjalanan menuju Mekah.

‫ إنان اللمحلممد‬،‫ك‬ ‫ك لمبالي م‬


‫ك لم م‬‫ك لم مشنرليِإْ م‬ ‫ك اللاهرام لمبالي م‬
‫ لمبالي م‬،‫ك‬ ‫لمبالي م‬
‫ك لم م‬
‫ك‬ ‫ك مواللرملل م‬
‫ك لممشنرليِإْ م‬ ‫موالننلعممةم لم م‬

Labbaykallaahumma labbayka.
Labbayka laa syariika laka labbayka.
Innal hamda wan ni’mata laka wal
mulka laa syariika laka.

4. Doa Masuk Kota Mekah

‫ي‬‫ك فممحنرلم لملحنمليِّ مومدنمليِّ مومشلعنر ل‬ ‫ك موأملمنر م‬‫مال هلرهرام ههمذا محمررم م‬
‫ث‬ ‫ي معملىَّ الاناَنر موهانمننليِّ نملن معمذابن م‬
‫ك يِإْملوُمم تملبمع ر‬ ‫موبممشنر ل‬
‫ك‬
‫طاَمعتن م‬‫ك موأملهنل م‬ ‫ك موالجمعللننليِّ نملن أملولنميآَئن م‬ ‫نعمباَمد م‬

Allaahumma haadza haramuka wa


amnuka faharrimlahmii wadamii
wasya’rii wabasyarii ‘alannar, wa
aminnii min ‘adzabika yauma tab’atsu
‘ibaadaka waj’alnii min auliyaa ika wa
ahli thaa’atik.

5. Doa Masuk Masjidil Haram

‫مال هلرهرام أملن م‬


‫ت الاسملرم مونملن م‬
‫ك الاسملرم فممحينمناَ مربامناَ نباَلاسملنم‬
‫ت ميِإْاَ مذااللمجملنل‬ ‫ت موتممعاَلملي م‬‫موأملدنخللمناَ اللمجناةم مدامرالاسملمم تممباَمرلك م‬
‫ك‬‫ك مومملغفنمرتن م‬ ‫ب مرلحممتن م‬ ‫مولانللكمرانم‪ .‬مال هلرهرام الفتملح لنليِّ أملبموُا م‬
‫موأملدنخللننليِّ فنليمهاَ‪ .‬بنلسنم ان مواللمحلمرد نلن موال ا‬
‫صملةر موالاسملرم‬
‫معهلىَّ مررسلوُنل ان‬

‫‪Allaahumma antassalaam,‬‬
‫‪waminkassalaam fahayyinaa rabbanaa‬‬
‫‪bissalaam wa adkhilnal jannata‬‬
‫‪daarassalaam tabaarakta wata’aalaita‬‬
‫‪yaa dzaljalaali wal ikraam.‬‬
‫‪Allahummaftah lii abwaaba rahmatika‬‬
‫‪wamaghfiratika wa adkhilnii fiihaa.‬‬
‫‪Bismillaahi walhamdulillaahi‬‬
‫‪wasshalaatu wassalaamu ‘alaa‬‬
‫‪rasuulillaah.‬‬

‫‪6. Doa Saat Melihat Kakbah‬‬

‫مال هلرهرام نزلد ههمذا اللبملي م‬


‫ت تملشنرليِإْرفاَ موتملعنظليرماَ موتملكنرليِإْرماَ مومممهاَبمةر‬
‫مونزلد مملن مشارفاهر مومكارممهر نماملن محاجهر أمنوالعتممممرهر تملشنرليِإْرفاَ‬
‫موتملعنظليرماَ موتملكنرليِإْرماَ موبن ررا‬

‫‪Allaahumma zid haadzal baita tasyriifan‬‬


‫‪wata’dziiman watakriiman‬‬
‫‪wamahaabatan wazid man syarroffahu‬‬
‫‪wa karramahu mimman hajjahu‬‬
‫‪awi’tamarahu tasyriifan wata’dzhiiman‬‬
‫‪watakriiman wabirran.‬‬

‫‪7. Doa Saat Melintasi Maqam‬‬


‫‪Ibrahim‬‬

‫صلد م‬
‫ق‬ ‫ق موأملخنرلجننيِّ رملخمرمج ن‬ ‫صلد م‬ ‫ب أملدنخللننيِّ رملدمخمل ن‬ ‫مر ن‬
‫ق‬‫صيررا موقرلل مجاَمء اللمح ط‬ ‫ك رسلل م‬
‫طاَرناَ نم ن‬ ‫موالجمعلل نليِّ نملن لمردلن م‬
‫ق اللمباَنطرل إنان اللمباَنطمل مكاَمن مزهرروُرقاَ‬
‫‪.‬مومزهم م‬
Rabbi adkhilnii mudkhola sidqin wa
akhrijnii mukhraja sidqin waj’allii
milladunka sulthaanan nasiiraa. Waqul
jaa alhaqqu wazahaqal baathilu innal
baathila kaana zahuuqaa

8. Doa Tawaf

Saat tawaf, Anda akan mengeliling


Kakbah sebanyak tujuh putaran. Pada
setiap awal putarannya, Anda
diharuskan berdiri dengan
menghadapkan seluruh badan atau
sebagian badan atau hanya muka saja ke
hadapan Hajar Aswad sembari
mengangkat tangan dan membaca:

‫بنلسنم ان ار أملكمبر‬

Bismillaahi, Allaahu akbar,

serta mengecup tangan kanan kemudian


Anda bisa mulai bergerak mengelilingi
Kakbah berlawanan arah jarum jam.

a. Putaran Pertama

– Dari Rukun Hajar sampai Rukun


Yamani

‫بنلسنم ان موار أملكمبر نرسلبمحاَمن ان مواللمحلمردلن مولَ إنهلهم انالار‬


.‫موار املكبمرر موملمحلوُمل مومل قراوُةم إنلا نباَل اللمعلننيِّ اللمعنظلينم‬
‫صملةر موالاسملرم معهلىَّ مررسوُنل ان م‬
‫صالىَّ ار معلملينه‬ ‫موال ا‬
‫مومسلامم‬

Bismillaahi wallaahu akbar.


Subhaanallahi walhamdulillaahi walaa
ilaaha illallaahu wallaahu akbaru walaa
haula walaa quwwata illaa billaahil
‘aliyyil ‘azhiim. Wash shalaatu
wassalaamu ‘alaa rasuulillahi
shallallaahu ‘alaihi wassallam.

َ‫ك مواتنمباَرعا‬ ‫ك مومومفآَرء بنمعلهند م‬ ‫صندليِإْرقاَ بننكمتاَبن م‬ ‫مال هلرهرام إنليِإْمماَرناَ بن م‬


‫ك موتم ل‬
‫مال هلرهرام إنننليِّ أملسأ ملر م‬.‫صالىَّ ار معلملينه مومسلامم‬
‫ك‬ ‫ك رممحاممد م‬ ‫لنرسنانة نمبنين م‬
َ‫اللمعلفموُمواللمعاَفنيمةم ولالرممعاَمفاَةم الادآئنممةم نفىَّ الندليِإْنن موالطدلنميا‬
‫لاهلنخمرنة مواللفملوُمز نباَللمجنانة موالنامجاَةم نممن الاناَنر‬

Allaahumma iimaanan bika wa


tasdiiqan bikitaabika wawafaa an
bi’ahdika wattibaa’an lisunnati
nabiyyika muhammadin shallallahu
‘alaihi wassalam. Allaahumma innii as
alukal ‘afwa wal ‘aafiyata wal
mu’aafaatad daaimata fiddiini wad
dunyaa wal ‘aakhirati wal fauza bil
jannati wannajaata minannaar.

– Dari Rukun Yamani sampai Rukun


Hajar

Di Rukun Yamani, Anda mengangkat


tangan tanpa mengecupnya sambil
membaca:

‫بنلسنم ان موار أملكمبر‬

Bismillaahi wallaahu akbar,

sambil terus berjalan menuju Hajar


Aswad dengan membaca:
‫مربامنآَ هاتنمناَ نفىَّ الطدلنمياَ محمسنمةر مونفىَّ لاهلنخمرنة محمسنمةر موقنمناَ‬
‫ب الاناَنر‪ .‬موأملدنخللمناَ اللمجناةم مممع لالملبمرانر ميِإْاَ معنزليِإْرز ميِإْاَ‬
‫معمذا م‬
‫ب اللمعاَلمنمليمن‬
‫مغافاَرر ميِإْاَ مر ا‬

‫‪Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanatan‬‬


‫‪wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa‬‬
‫‪‘adzaabannaar. Wa adkhilnal jannata‬‬
‫‪ma’al abraari yaa ‘aziizu yaa ghaffaaru‬‬
‫‪yaa rabbal ‘aalamiin.‬‬

‫‪b. Putaran Kedua‬‬

‫‪– Dari Hajar Aswad sampai Rukun‬‬


‫‪Yamani‬‬

‫ك‬‫ك مولالملممن أملمنر م‬‫ك مواللمحمرمم محمررم م‬‫ت بمليتر م‬‫مال هلرهرام إنان ههمذا لالبملي م‬
‫ك موههمذا مممقاَرم‬ ‫ك موأممناَ معلبرد م‬
‫ك موالبرن معلبرد م‬ ‫مواللمعلبمد معلبرد م‬
‫اللمعاَئننذبن م‬
‫ك نملن الاناَنر فممحنرلم لررحلوُمممناَ موبممشمرتممناَ معملىَّ الاناَنر‬

‫‪Allaahumma inna haadzal baita baituka‬‬


‫‪wal harama haramuka wal amna‬‬
‫‪amnuka wal ‘abda ‘abduka wa anaa‬‬
‫‪‘abduka wabnu ‘abduka wa haadzaa‬‬
‫‪maqaamul ‘aaidzinika minnaari‬‬
‫‪faharrim luhuumanaa wa basyaratanaa‬‬
‫‪‘alannaar.‬‬

‫ل هلرهرام محبن ل‬
‫ب إنلمليمناَ لانلليِإْمماَمن مومزيِإْنلنهر فنليِّ قرلرلوُبنمناَ مومكنرله إنلمليمناَ‬
‫صمياَمن موالجمعللمناَ نممن الارانشندليِإْمن‪.‬‬‫ق مواللنع ل‬ ‫اللركلفمر مواللفررسلوُ م‬
‫ك‪ .‬مال هلرهرام الررزلقننىَّ‬ ‫مال هلرهرام قنننليِّ معمذابم م‬
‫ك يِإْملوُمم تملبمع ر‬
‫ث نعمباَمد م‬
‫اللمجناةم بنمغلينر نحمساَ م‬
‫ب‬

‫‪Allaahumma habbib ilainal iimaana wa‬‬


‫‪zayyinhu fii quluubinaa wa karrih‬‬
‫‪ilainal kufra wal fusuuqa wal ‘ishyaana‬‬
waj’alnaa minar raasyidiin.
Allaahumma qinii ‘adzaabaka yauma
tab’atsu ‘ibadaka. Allaahummar zuqnil
jannata bighairi hisaab.

– Dari Rukun Yamani sampai Hajar


Aswad

Doa yang dibaca ketika bertolak dari


Rukun Yamani menuju Hajar Aswad
adalah sama dengan doa yang dibaca
ketika bertolak dari Rukun Yamani pada
putaran pertama.

c. Putaran Ketiga

– Dari Hajar Aswad sampai Rukun


Yamani

‫ك نملنهر نمبنطي م‬
‫ك رممحاملِد‬ ‫مال هلرهرام انننليِّ أملسأ ملر م‬
‫ك نملن مخلينر مماَ مسأ ملم م‬
‫ك‬ ‫ موأمرعلوُرذبن م‬،‫صالىَّ ار معلملينه مومسلامم‬
‫ك نملن مشنر مماَ الستممعاَمذ م‬ ‫م‬
‫صالىَّ ار معلملينه مومسلامم‬ ‫ك رممحاملِد م‬ ‫نملنهر نمبنطي م‬

Allaahumma innii as’aluka minhu


nabiyyuka muhammadun shallallaahu
‘alaihi wasallam, wa a’uudzubika min
syarri mas ta’aadzaka minhu nabiyyuka
muhammadun shallallaahu ‘alaihi
wasallam.

‫مال هلرهرام إنننليِّ أملسأ ملر م‬


‫ك اللمجناةم مونمنعليمممهاَ مومماَ يِإْرقمنربرننليِّ إنلمليمهاَ نملن‬
‫ موأمرعلوُرذبن م‬،‫قملوُمل أملو فنلعمل أملو معمممل‬
ِّ‫ك نممن الاناَنر مومماَ يِإْرقمنربرننلي‬
‫إنلمليمهاَ نملن قملوُمل أملو فنلعمل أملو معمممل‬

Allaahumma innii as’alukal jannata wa


na’iimahaa wa maa yuqarribunii ilaihaa
‫‪min qaulin au fi’lin au ‘amalin, wa‬‬
‫‪a’uudzubika minannaari wa maa‬‬
‫‪yuqarribunii ilaihaa min qaulin au fi’lin‬‬
‫‪au ‘amalin.‬‬

‫‪– Dari Rukun Yamani sampai Hajar‬‬


‫‪Aswad‬‬

‫‪Doa di putaran ketiga ini sama dengan‬‬


‫‪doa pada putaran pertama.‬‬

‫‪d. Putaran Keempat‬‬

‫‪– Dari Hajar Aswad sampai Rukun‬‬


‫‪Yamani‬‬

‫مأللاـَّهرام الجمعللهر محرجاَ ر مملبررلورار مومسلعياَ ر مملشركلوُرار مومذلنباَ ر‬


‫مملغفرلوُرار مومعمملر صاَ منلحاَ ر مملقبرلوُلر مونتجاَ ممرةر لملن تمبرلوُمر ‪.‬‬
‫ت نإلمىَّ‬ ‫صردلونر أملخنرلجننىَّ يِإْاَ م أملر نممن ال ط‬
‫ظرلماَ م ن‬ ‫يِإْماَعاَ ملنمم مماَفنىَّ ال ط‬
‫الطنلوُنر‬

‫‪Allaahummaj ‘alhu hajjan mabruuran‬‬


‫‪wa sa’yan masykururan wa dzanban‬‬
‫‪maghfuuran, wa ‘amalan shaalihan‬‬
‫‪maqbuulan wa tijaaratan lan tabuura.‬‬
‫‪Yaa ‘aalima fish shuduuri akhrijnii yaa‬‬
‫‪Allaahu minazh zhulumaati ilan nuuri.‬‬

‫ك‬‫ك مومعزامئنمم مملغفنمرتن م‬


‫ت مرلحممتن م‬ ‫مأللاـَّهرام إنننىَّ أملسأ ملر م‬
‫ك رملوُنجباَ م ن‬
‫موالاسلمممنة نملن ركنل إنلثمم موالمغننليممةم نملن ركنل بنير موالفملوُمز‬
‫ب قمننلعننىَّ نبماَ ممرمزلقتمننىَّ‬
‫نباَلمجنانة موالانجاَ مةم نممن الاناَنر ‪ .‬مر ن‬
‫يِّ ركال غاَ مئنبممة لنىَّ‬‫ف معلم ا‬ ‫موباَ منرلك لنىَّ فنليماَ م أملع م‬
‫طليتمننىَّ موالخلر ل‬
‫نملن م‬
‫ك بنمخليمر‬

‫‪Allaahumma innii as aluka muujibaati‬‬


‫‪rahmatika wa ‘azaa ima maghfiratika‬‬
was salaamata min kulli itsmin wal
ghaniimata min kulli birrin wal fauza
bil jannati wan najaata minannaari.
Allaahumma qanni’nii bimaa razaqtanii
wa baariklii fiimaa a’thaitanii wakhluf
‘alayya kulla gha’ibatin lii minka bi
khairin.

– Dari Rukun Yamani sampai Hajar


Aswad

Membaca doa yang sama pada putaran


sebelumnya

e. Putaran Kelima

– Dari Hajar Aswad sampai Rukun


Yamani

‫ك مكنرليِإْلِم موأملن م‬
‫ت ميِإْاَ مار محلنليلِم‬ ‫مال هلرهرام إنان بمليتم م‬
‫ك معنظليلِم مومولجهم م‬
ِّ‫ف معننلي‬ ‫ب اللمعلفوُ مفاَلع ر‬ ‫مكنرليِإْلِم معنظليلِم ترنح ط‬

Allaahumma inna baitaka ‘azhiimun wa


wajhaka kariimun wa anta yaa Allaah
haliimun kariimun ‘azhimun tuhibbul
‘afwa fa’fu ‘anni.

– Dari Rukun Yamani sampai Hajar


Aswad

Doa yang dibaca pada putaran kelima


ini sama dengan yang dibaca pada
putaran sebelumnya.

f. Putaran Keenam

– Dari Hajar Aswad sampai Rukun


Yamani

‫يِّ رحقرلوُرقاَ مكثنليمرةر فنليمماَ بمليننليِّ موبملينم م‬


‫ك‬ ‫ك معلم ا‬ ‫اللرهرام إنان لم م‬
‫ك‬‫ اللرهرام مماَمكاَمن لم م‬.‫ك‬ ‫مورحقرلوُرقاَ مكثنليمرةر فنليمماَ بمليننليِّ موبمليمن مخللـَّقن م‬
َّ‫ك فمتممحامللهر معننليِّ موأملغننننى‬
‫نملنمهاَ مفاَلغفنلرهر لنليِّ مومماَمكاَمن لنمخللقن م‬
‫ك‬ ‫ك معلن مملع ن‬
‫صيمتن م‬ ‫طاَ معتن م‬‫ك موبن م‬
‫ك معلن محمرانم م‬ ‫بنمحلم لن م‬
‫ك ميِإْاَموانسمع اللمملغفنمرنة‬ ‫ك معاملن نسموُا م‬ ‫موبنفم ل‬.
‫ضلن م‬

Allaahumma inna laka ‘alayya


huquuqan katsiiratan fiimaa bainii wa
bainaka wa huquuqan katsiiratan fiimaa
bainii wa baina khalqika. Allaahumma
maa kaana laka minhaa faghfirhu lii wa
maa kaana li khalqika fatahammalhu
‘annii wa aghninii bi halaalika ‘an
haramika wa bithaa’atika ‘an
ma’shiyatika wa bi fadhlika ‘amman
siwaaka yaa waasi’al maghfirati.

‫ك نكمرليِإْلِم املن م‬
‫ت ميِإْاَار محلنليلِم‬ ‫ك معنظليلِم مومولجهم م‬ ‫ماللرهرام إنان بمليتم م‬
ِّ‫ف معننلي‬ ‫ب اللمعلفموُ مفاَلع ر‬ ‫مكنرليِإْلِم معنظليلِم ترنح ط‬

Allaahumma inna baitaka ‘azhiimun wa


wajhaka kariimun wa anta yaa Allaah
haliimun kariimun ‘azhimun tuhibbul
‘afwa fa’fu ‘anni.

– Dari Rukun Yamani sampai Hajar


Aswad

Membaca doa yang sama dengan


putaran sebelumnya

g. Putaran Ketujuh

– Dari Hajar Aswad sampai Rukun


Yamani

َ‫صاَندرقاَ مونرلزرقا‬ ‫مال هلرهرام انننليِّ أملسأ ملر م‬


‫ك إنليِإْمماَرناَ مكاَنمرل مويِإْمقنليرناَ م‬
‫محملرل موانسرعاَ موقمللرباَ مخاَنشرعاَ مولنمساَرناَ مذانكررا موتملوُبمةر نملن ركنل‬
‫ب إنال أملن م‬
‫ت‬ ‫ب مفاَلغفنلر لنليِّ مل يِإْملغفنرر الطذنرلوُ م‬
‫مذلن ر‬

Allaahumma innii as aluka iimaanan


kaamilan wa yaqiinan shaadiqan wa
rizqan halaalan waa si’an wa qalban
khaasyi’an wa lisaanan dzaakiran wa
taubatan min kulli dzanban faghfirlii
yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

– Dari Rukun Yamani sampai Hajar


Aswad

Membaca doa yang sama dengan


putaran sebelumnya

9. Doa Setelah Tawaf

Doa ini Anda baca di Multazam setelah


menyelesaikan tawaf:

َ‫ب هامبآَئنمنا‬
‫ق أملعتنلق نرمقاَبممناَ مونرمقاَ م‬
‫ت اللمعتنلي ن‬
‫ب اللبملي م‬ ‫مال هلرهرام ميِإْاَ مر ا‬
‫موأراممهاَتنمناَ موإنلخموُاننمناَ موأملوملندمناَ نممن الاناَنر ميِإْاَمذا لالرجلوُند مواللمكمرنم‬
‫طاَنء مولانللحمساَنن‬
‫ضنل مولالممنن مواللمع م‬
‫مواللفم ل‬

Allaahumma yaa rabbal baital ‘atiiqi


a’tiq riqaabanaa wa riqaaba aabaa inaa
wa ummahaatinaa wa ikhwaaninaa wa
aulaadinaa minannaari yaa dzaljuudi
wal karami wal fadhli wal manni wal
‘athaa’i wal ihsaani.

‫مال هلرهرام أملحنسلن معاَ قنبمتممناَ نفىَّ لالررملوُنر ركلنمهاَ موأمنجلرمناَ نملن‬
‫ مال هلرهرام إنننليِّ معلبرد م‬.‫ب لاهلنخمرنة‬
‫ك موالبرن‬ ‫ي الطدلنمياَ مومعمذا ن‬
‫نخلز ن‬
‫ك رمتممذلنلِل بمليمن‬‫ك رمللتمنزلِم بنأ ملعمتاَ بن م‬
‫ت مباَبن م‬‫ف تملح م‬ ِ‫ك مواقن ل‬
‫معلبند م‬
‫ك ميِإْاَ قمندليِإْمم لانللحمساَنن‬
‫ك موأملخمشىَّ معمذابم م‬ ‫ك أملررجلوُ مرلحممتم م‬‫يِإْممدليِإْ م‬.

Allaahumma ahsin ‘aaqibatanaa fi;


umuuri kullihaa wa ajirnaa min khizyid
dunyaa wa ‘adzaabil aakhirati.
Allaahumma innii ‘abduka wabnu
‘abdika waa qifun tahta baabika
multazimun bi a’tabika mutadzallilun
baina yadaika arjuu rahmataka wa
akhsya ‘adzaabaka yaa qadiimal
ihsaani.

‫ي مو‬‫ضمع نولزنر ل‬ ‫ي موتم م‬ ‫ك أملن تملرفممع نذلكنر ل‬ ‫مال هلرهرام إنننليِّ أملسأ ملر م‬
‫طهنمر قمللبنليِّ موترنمنوُمر لنليِّ نفىَّ قملبنر ل‬
‫ي موتملغفنمر‬ ‫ي موتر م‬ ‫صلنمح أملمنر ل‬ ‫تر ل‬
‫ف اللمجنانة‬
‫ت اللرعملىَّ ى ن‬ ‫لنليِّ مذلنبنليِّ موأملسأ ملر م‬
‫ك الادمرمجاَ ن‬

Allaahumma innii as aluka an tarfa’a


dzikrii wa tadha’a wazrii wa tushliha
amrii wa tuthahhira qalbii wa
tunawwira lii fi qabrii wa tagghfira lii
dzanbii wa as alukad darajaatil ‘ula fil
jannati.

10. Doa Setelah Salat Sunah Tawaf

Salat sunah ini paling baik dikerjakan di


belakang maqam Ibrahim. Namun jika
tidak memungkinkan, boleh dikerjakan
di mana pun dalam Masjidilharam.
Sebaiknya membaca surat pendek al-
Kafirun pada rakaat pertama dan surat
pendek al-Ikhlas pada rakaat kedua.
Setelah salam, kemudian membaca:
‫ي مومعمل ننيمتنليِّ مفاَلقبملل مملعنذمرتنليِّ موتملعلمرم‬ ‫ك تملعلمرم نسنر ل‬ ‫مالهرلهام إننا م‬
ِّ‫محاَمجتنليِّ فمأ ملعنطننليِّ رسمؤانلنليِّ موتملعلمرم مماَ فنليِّ نملفنسليِّ مفاَلغفنلرنلي‬
ِّ‫ب إنننلي‬ ‫ك مر ن‬ ‫ك موبنمحلمند م‬ ‫ت رسلبمحاَنم م‬ ‫ مال هلرهرام لَم إنهلهم إنال أملن م‬.ِّ‫رذنرلوُبنلي‬
‫ت مخليرر اللمغاَفننرليِإْمن‬‫ك أملن م‬‫ت نملفنسليِّ مفاَلغفنلر لنليِّ إننا م‬‫ظلملم ر‬ ‫م‬

Allaahuma innaka ta’lamu sirrii wa


‘alaa niyatii faqbal ma’dziratii wa
ta’lamu haajatii fa’thinii suaalii wa
ta’lamu maa fii nafsii faghfirlii
dzunuubi. Allaahuma laa ilaaha illaa
anta subhaanaka wa bihamdika rabbi
innii zhalamtu nafsii faghfirlii innaka
anta khairul ghaafiriin.

‫ظلمللم ر‬
‫ت‬ ‫ب إنننليِّ م‬ ‫ك مر ن‬ ‫ت رسلبمحاَنم م‬
‫ك موبنمحلمند م‬ ‫مال هلرهرام لَم إنهلهم إنال أملن م‬
‫ مال هلرهرام لَم إنهلهم‬.‫ت مخليرر الارانحنمليمن‬ ‫ك أملن م‬ ‫نملفنسليِّ مفاَلرمحلمننليِّ إننا م‬
‫ت نملفنسليِّ فمتر ل‬
‫ب‬ ‫ب إنننليِّ م‬
‫ظلملم ر‬ ‫ك مر ن‬ ‫اال أملن م‬
‫ت رسلبمحاَنم م‬
‫ك موبنمحلمند م‬
‫ب الارنحليرم‬ ‫ك أملن م‬
‫ت التااوُا ر‬ ‫يِّ إننا م‬
‫معلم ا‬

Allaahumma laa ilaaha illaa anta


subhaanaka wa bihamdika rabbi innii
zhalamtu nafsii ffarhamnii innaka anta
khairur raahimiin. Allaahumma laa
ilaaha illaa anta subhaanaka wa
bihamdika rabbi innii zhalamtu nafsii
fatub ‘alayya innaka antat
tawwaaburrahiim.

11. Doa Selepas Salat Sunah di Hijir


Ismail

Salat sunah ini dikerjakan setelah salat


sunah tawaf sebanyak dua rakaat pula.
Surat-surat pendek yang dianjurkan
untuk dibaca adalah surat al-Kafirun
‫‪pada rakaat pertama dan surat al-Ikhlas‬‬
‫‪pada rakaat kedua. Setelah salam,‬‬
‫‪kemudian membaca:‬‬

‫ك موأممناَ‬
‫ت مخلملقتمننليِّ أممناَ معلبرد م‬ ‫مال هلرهرام أملن م‬
‫ت مربنليِّ لَم إنهلهم إنال أملن م‬
‫ك نملن مشنر مماَ‬ ‫ت أمرعلوُرذبن م‬ ‫طلع ر‬‫ك مماَ الستم م‬‫ك مومولعند م‬ ‫معملىَّ معلهند م‬
‫يِّ موأمبرلوُرء بنمذلنبنليِّ مفاَلغفنلر لنليِّ‬
‫ك معلم ا‬ ‫ت أمبرلوُرء لم م‬
‫ك بنننلعممتن م‬ ‫صنملع ر‬
‫م‬
‫ب إنال أملن م‬
‫ت‬ ‫فمإ نناهر مل يِإْملغفنرر الطذنرلوُ م‬

‫‪Allaahumma anta rabbi laa ilaaha illaa‬‬


‫‪anta khalaqtanii wa anaa ‘abduka wa‬‬
‫‪anaa ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mas‬‬
‫‪tatha’tu a’uudzubika min syarri maa‬‬
‫‪shana’tu abuu ulaka bi ni’matika‬‬
‫‪‘alayya wa abuu ubidzanbii fagfirlii fa‬‬
‫‪innahuu laa yaghfirudz dznuuba illaa‬‬
‫‪anta.‬‬

‫ك‬‫ك بننه نعمباَرد م‬ ‫مال هلرهرام إنننليِّ أملسأ ملر م‬


‫ك نملن مخلينر مماَ مسأ ملم م‬
‫ك نملنهر نعمباَرد م‬
‫ك‬ ‫ك نملن مشنر مماَ الستممعاَمذ م‬ ‫صاَلنرحلوُمن موأمرعلوُرذبن م‬
‫ال ا‬
‫صاَلنرحلوُمن‬
‫ال ا‬

‫‪Allaahumma inni as aluka min khairi‬‬


‫‪maa sa alaka bihi ‘ibaadukash‬‬
‫‪shaalihuuna wa a’uudzubika min syarri‬‬
‫‪masta’aadzaka minhu ‘ibaadukash‬‬
‫‪shaalihuun.‬‬

‫‪12. Doa Sebelum Minum Air‬‬


‫‪Zamzam‬‬

‫مال هلرهرام إنننليِّ لألسأ ملر م‬


‫ك نعللرم مناَفنرعاَ مونرلزرقاَ موانسرعاَ مونشمفآَرء نملن‬
‫ك ميِإْآَ أملرمحمم الارانحنمليمن‬
‫‪.‬ركنل مدآمء مومسقممم بنمرلحممتن م‬

‫‪Allaahumma innii as aluka ‘ilman‬‬


naafi’an wa rizqan waasi’an wa syifaa
an min kulli daa in wa saqamin
birahmatika yaa arhamarraahimiin.

Anda mungkin juga menyukai