1. TENTANG FIQIH
Fiqh menurut bahasa artinya memahami/pemahaman. Hal ini sesuai dengan firman Alloh : “...apa yang
kami fahami lebih banyak dari apa yang kamu katakan....” (QS. Hud : 91). Juga firman Alloh yang lainnya :
“.... akan tetapi kalian tidak memahami cara mereka bertasbih....” (QS. Al-isra 44).
Fiqih menurut istilah ialah Ilmu yang mengkaji hukum-hukum syariah yang besifat pengamalan (seorang
mukallaf) yang bersumber dari dalil-dalil yang jelas dan terperinci.
2. TENTANG SYARI’AH
Syari’ah menurut bahasa memiliki dua arti :
Pertama, jalannnya Air. Kedua, jalan yang jelas/terang
Syariah Isamiyyah menurut istilah ialah apa saja yang digariskan oleh Alloh dan diwajibkan kepada
hambaNya baik berupa urusan ibadah, akhlaq, mu’amalah dan aturan-aturan yang berkaitan dengan
kehidupan lainnya.
Perbedaan makna fiqih secara istilah menurut ulama kontemporer dengan syariah secara istilah, secara
umum terdapat beberapa catatan :
1. antara syariah dan fiqh terdapat pemahaman umum dan khusus dari satu sisi, dimana syariah mencakup
hukum-kumum ttg amaliah (perbuatan), aqidah/keyakinan dan akhlaq/perilaku. Adapun fiqih hanya
berhubungan dengan urusan amaliah (praktek ibadah) saja.
2. syariah lebih sempurna dari fiqh. Hal ini sesuai dengan maksud firman Alloh : “Hari ini telah
kusempurnakan agama untuk kalian dan aku cukupkan nikmatku kepada kalian dan aku meridhoi islam
sebagai agama kalian” (QS. Al-maidah 3). Oleh karena itu, syari’ah mencakup tentang kaidah-kaidah dan
ushul secara umum, adapun fiqih merupakan hasil istinbat (kesimpulan) para ulama mujtahid baik dari al-
quran maupun hadis yang bersandar kepada kaidah dan ushul yang ada.
3. hukum/aturan dalam syariah sifatnya benar tidak ada kesalahan, adapun hukum/aturan fiqh yang
merupakan produk istinbat para ulama fiqh terkadang terdapat kesalahan yang dihasilkan dari pemahaman
mereka.
“Fiqih merupakan ilmu syar’i, karena merupakan bagian disiplin ilmu yang bersumber dari wahyu ilahi.
Adapun peran akal dalam menyimpulkan hukum bukanlah sesuatu yang sifatnya mutlak menjadi rujukan
namun tetap dikaitkan dengan prinsip-prinsip syariah dalam penggunaan dalil”. (Pengantar mempelajari
syariah islam, Prof. DR. Yusuf Qardhawi)
4. syariah itu umum berbeda dengan fiqh. Sesuai firman Alloh : “Dan tidaklah kami mengutusmu
(Muhammad) kecuali menjadi rahmat semesta alam (QS Al-isra 17). Sifat umum tersebut terukur dari
kondisi syariah dan maksud tujuannya dimana syariah berlaku untuk seluruh manusia.
5. syariah islamiyyah berlaku untuk seluruh manusia. Setiap manusia yang telah memenuhi syarat- syarat
sebagai orang baligh mesti mengikuti setiap ketentuan yang berlaku baik secara keyakinan (aqidah), ibadah,
akhlaq dan perilaku. Hal ini berbeda dengan fiqh yang merupakan hasil istinbat (kesimpulan hukum) yang
bersumber dari dalil-dalil syariah dengan jalan ijtihad para ulama mujtahid. Sehingga pendapat seorang
mujtahid bisa jadi berbeda dengan pendapat mujtahid lainnya. Ilmu fiqh pun hadir dalam rangka
menyelesaikan persoalan masyarakat disuatu zaman dan kondisi tertentu, akan tetapi bisa jadi tidak
berlaku pada zaman dan kondisi di tempat lain. beda dengan syariah, kehadiran syariah menyelesaikan
persoalan masyarakat di setiap zaman dan kondisi.