Bab 2. Perencanaan Peledakan
Bab 2. Perencanaan Peledakan
PERENCANAAN PELEDAKAN
Kondisi batuan dari suatu tempat ketempat yang lain akan berbeda
walaupun mungkin jenisnya sama. Hal ini disebabkan oleh proses genesa batuan
yang akan mempengaruhi karakteristik massa batuan secara fisik maupun
mekanik. Perlu diamati pula kenampakan struktur geologi, misalnya retakan atau
rekahan, sisipan (fissure) dari lempung, bidang diskontinuitas dan sebagainya.
Kondisi geologi semacam itu akan mempengaruhi kemampu-ledakan
(blastability).
Tentunya pada batuan yang relatif kompak dan tanpa didominasi struktur
geologi seperti tersebut di atas, jumlah bahan peledak yang diperlukan akan lebih
banyak −untuk jumlah produksi tertentu− dibanding batuan yang sudah ada
rekahannya. Jumlah bahan peledak tersebut dinamakan specific charge atau
Powder Factor (PF) yaitu jumlah bahan peledak yang dipakai per m3 atau ton
produksi batuan (kg/m3 atau kg/ton). Dengan demikian makin keras suatu batuan
pada daerah tertentu memerlukan PF yang tinggi agar tegangan batuan terlampaui
oleh kekuatan (strength) bahan peledak
Burden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak, jenis batuan dan jenis bahan
peledak yang diekspresikan dengan densitasnya. Rumusnya ialah:
3. JUMLAH BAHAN PELEDAK
Bahan peledak yang ditimbun atau disimpan dalam gudang bahan peledak dibatasi
jumlahnya karena beberapa alasan, antara lain:
Dari tiga batasan di atas dapat ditentukan bahwa waktu maksimum penyimpanan
bahan peledak dalam gudang hanya 6 bulan, artinya bahwa bahan peledak dalam
gudang harus habis sampai batas waktu 6 bulan dan kemudian gudang diisi ulang
oleh bahan peledak baru. Permohonan P2 untuk bahan peledak yang baru dapat
dilakukan 1 – 2 bulan sebelum masa pakai bahan peledak lama berakhir.
Permohonan dilayangkan kepada Direktorat Teknik Pertambangan Umum
(DTPU), Dirjen Sumber Daya Mineral dan Batubara, Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral yang akan memberikan rekomendasi pembelian bahan
peledak baru dan ditujukan kepada Kepala Kepolisian Repulik Indonesia. Setelah
mendapat rekomendasi dari DTPU, berkas permohonan yang dilampiri
rakomendasi dari DTPU diajukan kepada kepolisian, mulai dari Posek, Polres,
Polwil, Polda dan terakhir Mabes Polri di Jakarta. Setelah mendapat Surat Izin P2
dari Mabes Polri (biasanya ditandatangi oleh Direktur Intelijen Polri), maka
pembelian bahan peledak baru ke PT. Dahana atau produsen bahan peledak
lainnya dapat dilakukan.
b. PERHITUNGAN JUMLAH BAHAN PELEDAK
Untuk menghitung jumlah bahan peledak, baik untuk sekali peledakan maupun
yang ditimbun dalam gudang selama 6 bulan, perlu diketahui terlebih dahulu
target produksi peledakan yang ditentukan oleh perusahaan. Cara menghitungnya
dapat diterapkan salah satu atau kombinasi dari ketentuan yang telah diuraikan
dalam bab Geometri Peledakan. Untuk contoh berikut digunakan cara dari C.J.
Konya yang dikombinasikan dengan cara lain.