Blok 2
Blok 2
Tujuan Pembelajaran
1. M4 tentang komposisi darah dan fungsinya
2. M4 tentang gangguan oembekuan darah
3. M4 tentang prinsip hemostatis, homeostatis dan hemodinamika
4. M4 tentang makro dan mikro sirkulasi
5. M4 golongan-golongan darah
F. Kumpulan Informasi
1. Komposisi darah dan fungsinya
Plasma Darah :
Hemophilia
- Protein dalam darah rendah bahkan tidak ada sehingga darah tidak bisa
membeku, luka kecil bisa fatal
- Turunan dari ibu ke anak laki-laki
- Ada 2 tipe, yaitu : tipe A= kekurangan factor VIII
Tipe B = Kekurangan factor IX
Factor V leiden
- Keturunan
- Hypercoagulation disorder disebabkan oleh variasi dari faktor V mutasi
yang tidak bisa di aktifasi
Prinsip Hemostasi
a. Vasokontriksi
Ketika pembuluh darah sobek dan sel endothelial rusak, otot halus pada dinding
pembuluh darah berkontraksi sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah untuk
memanilisir aliran darah bahkan menghentikannya jika ukuran pembuluh darah
kecil.
b. Pembentukan jaringan penutup oleh platelets
Dalam waktu 20 detik setelah luka terjadi, koagulasi dimulai yang diaktifasi
oleh Aollagen di sel endothelial. Platelets mengen]mbang dan tumbuh ekstensi
yang dapat mengikat satu sama lain. Platelets yang teraktifasi mengeluarkan zat-
zat yang dapat membantu proses koagulasi seperti Thromboxanne , ADP, dll
c. Penggumpalan darah
Jika luka cukup besar dan jaringan penutup yang dibentuk oleh platelets tidak
dapat menghentikan pendarahan maka penggumpalan darah akan terjadi. Darah
akan berubah dari cair menjadi gel. Ada ±12 faktor pengentalan darah yang akan
membentuk serabut protein dalam darah. Yang akan dijelaskan ada 2, yaitu :
Prothrombin : Ketika pembuluh darah rusak, platelets mengeluarkan
prothrombin activator. Zat ini mengaktifadi konversi
prothrombin yang merupakan plasma protein menjadi
enzim thrombin. Ion kalsium dibutuhkan dalam reaksi ini.
Thrombin : Thrombin memfasilitasi konversi plasma protein yang disebut
Fibrinogen menjadi serat protein yang tidak mudah larut.
Fibrin : Serat fibrin membelit jaringan platelets yang sudah
terbentuk sehingga dapat mengikat erat sel darah dan
molekul-molekul lainnya. Jaringan ini dapat dibentuk
dalam waktu kurang dari 1 menit.
Setelah itu platelets akan mengkerut, membuat jaringan
bertambah erat dan menarik dinding pembuluh darah agar
menyatu. Pembentukan jaringan fibrin sampai penyatuan
dindingnya pembuluh darah memakan waktu kurang dari
30 menit.
Prinsip Hemostasis
Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostasis ini dapat melalui empat
cara yaitu :
Self regulation
Sistem ini dapat terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti dalam
pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
Cara kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam tubuh.
Sebagai contoh, apabila secara tiba-tiba lingkungan menjadi dingin, maka
pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh
darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang
dapat menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil, pelebaran pupil untuk
meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh,
peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu badan.
Cara umpan balik negatif
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan
abnormal tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk
menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.
Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis.
Sebagai contoh apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses
peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke
sel tubuh.
Homeostasis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan
kesejahteraan mental. Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interaksi
dengan orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat. Contoh
homeostasis psikologis adalah mekanisme pertahanan diri seperti menangis,
tertawa, berteriak, memukul.
a. Reseptor
Reseptor adalah faktor yang menerima dan mengolah setiap rangsang yang
timbul dari setiap perubahan lingkungan sekitar, untuk dijadikan stimulus dan
dikirim (dilaporkan) ke pusat kontrol.
b. Pusat control
Pusat kontrol adalah faktor yang menerima stimulus dari reseptor untuk
diolah dan diinterpretasi dan dijadikan stimulus balik sebagai reaksi-reaksi untuk
menjawab (mengendalikan) perubahan lingkungan yang dilaporkan reseptor.
c. Efektor
Efektor adalah faktor penerima stimulus balik dari pusat kontrol, yang
mengolah stimulus tersebut menjadi suatu aktifitas gerak untuk menjawab
(mengendalikan) perubahan lingkungan sesuai yang dikehendaki pusat
kontrolnya.
Prinsip Hemodinamika
Prinsip integralitas
Prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan yang tidak
dapat dipisahkan. Perubahan proses kehidupan ini terjadi secara terus-menerus
karena adanya interaksi manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.
Prinsip resonansi
Prinsip bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya
bervariasi, mengingat manusia memiliki pengalaman beradaptasi dengan
lingkungan
Prinsip helicy
Prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia
berlangsung perlahan-lahan dan terdapat hubungan antara manusia dan
lingkungan.
Aliran darah
Adalah jumlah darah yang melalui suatu titik tertentu didalam suatu periode
Dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
a. Perbedaan tekanan darah diantara kedua ujung pembuluh disepanjang
pembuluh darah
b. Tahanan bagi aliran darah yang melalui pembuluh(resistensi)
Tekanan darah
Daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh.
Biasanya diukur dengan manometer air raksa dgn satuan mmHg.
Resistensi aliran darah
Hambatan aliran terhadap aliran darah melalui suatu pembuluh yang
ditimbulkan oleh gesekan antara cairan yang mengalir dan dinding pembuluh
yang stasioner.
Faktor yang mempengaruhinya:
- Viskositas : semakin besar viskositas maka semakin besar resistensi
- Luas permukaan pembuluh : semakin besar luas permukaan pembuluh
maka semakin besae resistensi.
5. Golongan-golongan darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian
disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.
Sistem OAB
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah
dalam sistem OAB pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman
sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan
serum dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen tipe A dan B, dikenal dengan
golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan
golonga darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang
disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner
menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A
dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan
antibodi.
Dalam sistem OAB, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan Darah Antigen/Aglutinogen Antibodi/Aglutinin
A A Anti B
B B Anti A
AB A dan B -
O - Anti A dan B
Bila seseorang tidak mempunyai aglutinogen tipe A didalam darahnya, maka dalam
plasmanya akan terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti-A.
Pada bayi yang baru lahir, tidak ada aglutinin pada plasma. Setelah dua sampai delapan bulan
baru terbentuk aglutinin di plasma. Aglutinin merupakan gama globulin dan dihasilkan oleh sel-
sel yang sama di sumsum tulang dan kelenjae limfe yang menghasilkan antibodi terhadap
antigen yang lain.