Anda di halaman 1dari 15

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan kunjungan rumah


Nama Pasien : Munasik
Nomor Register : 05-03-07
Alamat : Dusun Perengan Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya
Kabupaten Bangkalan.

Pelaksana kunjungan rumah


1. Yudha Viantoro (15710002) Dokter Muda Fakultas Kedokteran UWKS
2. I Made Aridana Sandika (15710008) Dokter Muda Fakultas Kedokteran UWKS

Hari / Tanggal dan jam kunjungan : Sabtu / 28 Maret 2016, pk.15.00-17.00

Diterima dan disetujui


Oleh Dokter Ruang Kenari

dr. Benediktus Elie Lie, SpKJ


1

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Munasik
Nomor register : 05-03-07
Umur : 53 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Desa Karang Duwak, Kec. Arosbaya, Kab. Bangkalan
Diagnosa : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

II. SUSUNAN KELUARGA


Ayah : (Alm. Bapak Asmat 91 tahun)
Ibu : (Alm. Ibu Sanimah 88 tahun)
Penderita anak ke 2 dari 4 bersaudara.
Pendidikan
No Nama Sex Umur Terakhir Status Pekerjaan Keterangan
1 Djehran L 58 SLTP Menikah Serabutan Sehat
Tahun

2 Munasik L 53 SD Menikah Petani Sakit


Tahun
3 Alm. M. Dahri L 47 SD Menikah Tidak Sehat
Tahun Bekerja
4 Alm. L 32 SD Belum Tidak Sehat
Muhammad Tahun Menikah Bekerja

 Ibu dan ayah pasien telah meninggal dunia. Dari pernikahan ini lahir empat orang anak
termasuk salah satunya adalah pasien.
 Pasien di rumah tinggal bersama dengan istri dan 3 anaknya.
 Pasien sangat sayang pada istri dan anaknya, sehingga pasien memutuskan untuk mencari
kerja di Malaysia untuk mengurangi beban kebutuhan keluarga yang semakin sulit.
2
III. KESAN PENERIMAAN
 Sikap keluarga terhadap dokter muda sangat baik dan terbuka.
 Kunjungan rumah diterima dengan baik oleh istri pasien yang tinggal di rumah yang
sama dengan pasien
 Istri dan kakak pertama pasien menceritakan semua perihal kehidupan pasien dan riwayat
sakitnya dengan baik dan terbuka.
 Istri dan kakak pasien menanyakan bagaimana keadaan kejiwaan pasien sekarang
di RS Jiwa Menur Surabaya.

IV. RIWAYAT HIDUP PASIEN


A. Masa Prenatal
 Sewaktu hamil ibu pasien tidak sedang mengalami kelainan maupun penyakit fisik.
Kata kakak pasien, ibu pasien jarang kontrol ke puskemas maupun ke dokter
kandungan akibat masalah biaya.
B. Masa Natal
 Pasien lahir normal di dukun pada umur kandungan sembilan bulan. Istri pasien tidak
tau pasti berapa berat lahir pasien.
C. Masa Post-natal
 Tumbuh kembang pasien seperti menyangga leher, tengkurap, merangkak, berdiri,
berjalan, dan berbicara dalam batas normal dan tidak ada kelainan.
 Saat bayi, balita, dan anak-anak pasien tidak pernah mengalami kejang, panas,
maupun penyakit serius.
 Pasien tidak pernah mengalami cedera dan trauma kepala.
D. Riwayat Pendidikan
 Pasien pernah mengenyam pendidikan di SD. Karena merasa kasihan pada istri dan
anaknya pasien memutuskan untuk mencari kerja di Malaysia untuk mengurangi
beban kebutuhan keluarga yang semakin sulit.
E. Riwayat Sakit
 Sebelum di bawa ke Rumah Sakit Jiwa Menur pada tanggal 12 Maret 2016, pasien
marah-marah sudah sejak satu bulan yang lalu, terutama kepada istri pasien di
rumah. Pasien marah sambil mengomel kata-kata kotor, mengancam membunuh dan
memukul. Tapi tidak jelas siapa diancam oleh pasien. Pasien juga marah-marah
sambil merusak gelas dan piring serta perabot rumah tangga lainnya.
3
 Pasien juga sering keluyuran, tidak jelas tujuannya ke mana, tapi pasien masih dapat
pulang kembali ke rumahnya. Di rumah pasien hanya mondar-mandir saja, tidak mau
bergaul dengan tetangga pasien. Kadang pasien juga tersenyum-senyum sendiri,
bicara-bicara sendiri tanpa ada lawan yang diajak bicara oleh pasien. Ketika ditanya
oleh istrinya pasien bicara dengan siapa, pasien hanya menjawab tidak, bukan
apa-apa. Sering pasien mengaku mendengar bisikan pada istrinya. Tapi bisikan
tersebut tidak jelas menyuruh apa, hanya membicarakan perilaku pasien saja.
 Tidak jarang pasien bicaranya tidak nyambung, seperti ngelantur, merasa kalau
dirinya punya semacam ilmu atau kesaktian. Kalau malam hari pasien sulit tidur.
 Sejak sakit, pasien mandi harus disuruh, tapi makan masih dapat mengambil sendiri.
Sholat sekarang tidak pernah lagi dilakukan oleh pasien, padahal dulu sholatnya
teratur sekali, tidak pernah terlambat satu kalipun.
 Setelah berhenti bekerja karena di PHK sebagai pemborong di Malaysia, pasien
sering berkata pada istri dan kakak pertamanya bahwa ia ingin menjadi orang kaya.
Ngomong semakin ngelantur dan tertawa-tertawa sendiri.
 Pada saat pasien pulang ke rumah jadi sering murung, pendiam, malas, sering
keluyuran kadang tampak senyum-senyum sendiri.
 Karena terbentur masalah biaya, dan dianggap sakit pasien ini belum parah oleh istri
dan kakak pertama pasien, akhirnya pasien dibawa kerumah sakit jiwa menur
Surabaya pada tanggal 12 Maret 2016.

V. FAKTOR HEREDITER
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti pasien.

VI. FAKTOR PREMORBID


Pasien termasuk orang yang suka bergaul, banyak teman, tidak mudah marah, tapi pasien
sangat tertutup untuk menceritakan masalahnya kepada orang lain termasuk pada istrinya.

VII. HUBUNGAN DALAM KELUARGA


 Pasien di rumah tidak sedang bermasalah dengan anggota keluarganya. Pasien sangat
disayang terutama oleh istrinya.
 Pasien di rumah lebih dekat dengan istrinya.
 Kakak kandung pasien jarang datang berkunjung (satu tahun kurang lebih 3-4 kali
berkunjung) karena terhambat masalah biaya yang hanya cukup untuk menghidupi
keluarga mereka masing-masing.
4
VIII. SOSIAL EKONOMI
 Keluarga pasien termasuk keluarga menengah ke bawah, istri pasien adalah ibu
rumah tangga. Otomatis pasien adalah tulang punggung keluarga. Pasien
memutuskan mencari kerja ke Malaysia (2006), sekitar 10 tahunan pasien bekerja di
Malaysia sebagai pemborong. Pada suatu hari pasien pulang ke Indonesia. Setibanya
di Indonesia pasien sering marah-marah, terutama kepada istri pasien di rumah.
Pasien marah sambil mengomel kata-kata kotor, mengancam membunuh dan
memukul. Tapi tidak jelas siapa diancam oleh pasien. Pasien juga marah-marah
sambil merusak gelas dan piring serta perabot rumah tangga lainnya. Pasien juga
sering keluyuran, tidak jelas tujuannya ke mana, tapi pasien masih dapat pulang
kembali ke rumahnya. Di rumah pasien hanya mondar-mandir saja, tidak mau
bergaul dengan tetangga pasien. Kadang pasien juga tersenyum-senyum sendiri,
bicara-bicara sendiri tanpa ada lawan yang diajak bicara oleh pasien. Ketika ditanya
oleh istrinya pasien bicara dengan siapa, pasien hanya menjawab tidak, bukan
apa-apa. Sering pasien mengaku mendengar bisikan pada istrinya. Tapi bisikan
tersebut tidak jelas menyuruh apa, hanya membicarakan perilaku pasien saja. Tidak
jarang pasien bicaranya tidak nyambung, seperti ngelantur, merasa kalau dirinya
punya semacam ilmu atau kesaktian. Kalau malam hari pasien sulit tidur. Sejak sakit,
pasien mandi harus disuruh, tapi makan masih dapat mengambil sendiri. Sholat
sekarang tidak pernah lagi dilakukan oleh pasien, padahal dulu sholatnya teratur
sekali, tidak pernah terlambat satu kalipun.

IX. KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN


A. Ukuran rumah : 8 meter x 8 meter (64m2)
B. Status rumah : Milik orang tua pasien
C. Bangunan rumah :
 Dinding rumah terbuat dari tembok permanen, rumah berlantai keramik.
 Kamar mandi terbuat dari keramik
D. Keterangan rumah :
 Rumah mempunyai dua kamar tidur dan 1 kamar mandi di lantai 2. Sedangkan
dapur dan ruang tamu/keluarga di bawah.
 Saat di rumah, pasien tidur di kamar bersama istrinya dan anaknya tidur dikamar
satunya.
 Ruang tamu/keluarga tidak dilengkapi dengan sofa dan satu buah almari untuk
menyimpan barang-barang yang sengaja dipajang di situ.
 Rumah tampak bersih dan tertata dengan baik.
5
 Ventilasi dan pencahayaan rumah cukup.
E. Keadaan lingkungan :
 Rumah pasien terletak di gang kumuh dan berdempetan dengan tetangga yang
lain.
 Lingkungan ramai oleh anak-anak.

X. PENYULUHAN YANG DIBERIKAN KEPADA KELUARGA


 Jangan memusuhi dan mengucilkan pasien sepulang dari RS Jiwa Menur Surabaya,
 Perhatikan semua kebutuhan pasien termasuk berkomunikasi, makan, minum, dan mandi,
 Perhatikan hal-hal yang menimbulkan rasa sedih atau marah pasien, dan sebisa mungkin
hindarkan pasien dari hal-hal tersebut,
 Motivasi dan latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri,
 Motivasi, latih, dan ajak pasien untuk mampu mengerjakan hal-hal yang berguna
(misalnya bersih-bersih rumah ataupun membantu di warung kopi) dengan perlahan-
lahan, dimulai dengan lebih sering memujinya jika pasien melakukan hal berguna dengan
baik,
 Ajak pasien berbincang-bincang tentang hal-hal yang bersifat ringan dan menarik bagi
pasien seperti acara TV, sepak bola, dan lain-lain,
 Jangan terlalu sering memarahi dan menasehati pasien, karena hal itu akan menjadikan
pasien merasa tertekan dan memperlambat proses rehabilitasinya,
 Berikan obat sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, awasi pasien dalam meminumnya,
dan taati jangka waktu pemakaian obat,
 Perhatikan efek samping obat yang terlihat pada pasien,
 Kontrol rutin ke dokter bila obat habis atau tampak efek samping obat yang tidak biasa
pada pasien, ataupun jika tidak tampak perkembangan yang bermakna dalam kejiwaan
pasien.
6
XI. DENAH RUMAH (Skala 1:100)

8m

Kamar Jalan
Kamar
Mandi &
WC
Kamar

Tangga Menuju
Lantai 2
8m

Ruang
Dapur
Tamu/
Keluarga

Teras
7
XII. LAMPIRAN

Gambar 1. Rumah pasien tampak dari depan dan berdempetan dengan tetangga yang lain.
8

Gambar 2. Ruang tamu/keluarga di rumah pasien, tampak tidak ada sofa dan telihat 1
almari untuk menyimpan barang-barang.
9

Gambar 3. Tampak kamar di lantai 2 rumah pasien. Di kamar ini pasien


dan istrinya tidur berdua saja.
10

Gambar 4. Tangga menuju ke lantai 2 tempat kamar pasien.


11

Gambar 5. Tempat kamar mandi dan WC pasien di lantai 2 rumah pasien.


12

Gambar 6. Dapur tempat istri pasien memasak dan cuci piring.


13

Gambar 7. Akses jalan menuju rumah pasien, tampak gang yang sempit dan rumah
yang berdempet-dempet.
14

Gambar 8. Penulis bersama istri dan kakak pertama pasien.

Anda mungkin juga menyukai