83-Article Text-353-1-10-20180815 PDF
83-Article Text-353-1-10-20180815 PDF
Oleh:
Yasmina Amalia
Program Studi Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta
ABSTRAK
PT. Kaltim Batu Manunggal merupakan perusahaan tambang batubara di
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan Penambangan
dilakukan dengan membuat lereng berjenjang. Pembuatan lereng di perusahaan
tersebut tidak didasarkan pada kajian geoteknik, sehingga geometri lereng dibuat
sama tanpa memperhatikan perbedaan karakterisasi massa batuandi lokasi penelitian.
Perlakuan yang sama mempunyai tingkat keyakinan terhadap kestabilan lereng yang
rendah.
Penelitian dilakukan untuk mengklasifikasi massa batuan dengan sistem rock
mass rating (RMR) dan geological strength index (GSI). RMR yang didapatkan pada
loop 2 = 63. Nilai GSI merupakan nilai pengurangan 8 dari nilai RMR (Saptono,
2012), sehingga didapat GSI = 55. Untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut gesek
dalam digunakan pendekatan criteria runtuh Hoek and Brown (2002). Nilai kohesi
dan sudut gesek dalam pada loop 2 adalah 35 kN/m2 dan 26,99º.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penentuan GSI untuk loop
2adalah dengan tinggi 6 m dengan sudut kemiringan 35º. Untuk geometri lereng
keseluruhan dengan tinggi 42 m dan lebar jenjang 5 m.
Panjang Scanline
Kualitas Batuan
Penelitian
Jumlah Kekar
Bobot RMR
RQD (%)
(meter)
(meter)
Lokasi
(ISRM,
Identifi
Batuan
Lokasi
(Mpa)
Bobot
RMR
1981)
Lapa
Jenis
ngan
UCS
kasi
Batu terurai
pecah dengan
pukulan
Lo Batu Loop
mantap dengan 1- 139 10,5 0,11 76 Baik 17
op lem 1 2
palu goelogi, 5
2 pung
bisa digores
dengan pisau Spasi Bidang Diskontinu
lipat (R1). Jarak spasi antar bidang
diskontinu yang didapatkan dari
Rock Quality Designation (RQD) pengukuran di lapangan kemudian
Berdasarkan pengukuran dikoreksi menggunakan persamaan
kerapatan bidang diskontinu yang yang dikemukakan oleh Kramadibrata
diukur pada muka lereng, nilai RQD (1996) untuk mendapatkan jarak rata-
dapat dihitung dengan persamaan yang rata spasi antar bidang dikontinu
dikenalkan oleh Priest dan Hudson sebenarnya. Sebagai contoh
(1976). Lihat Tabel 2. perhitungan jarak rata-rata spasi antar
Didadapatkan jarak rata-rata bidang sebenanya adalah sebagai
spasi kekar rata-rata sebenarnya di berikut:
Loop 2 adalah 0,107299, sehingga: Didadapatkan jarak rata-rata
λ = spasi bidang diskontinu sebenarnya
famili A, B, C, dan D di Loop 2 adalah
=
0,103154 m, 0,108247 m, 0,112407 m,
kekar/meter dan 0,100294 m, sehingga :
=
= 0,106025 m
Hasil perhitungan jarak spasi rata-rata
spasi antar bidang diskontinu dapat
dilihat pada Tabel 3.
Rata Bidang
Bobot RMR
Spasi Rata-
Diskontinu
Deskripsi
Tabel 5 Hasil Pengamatan Kondisi Air
Kondisi
(meter)
Batuan
Lokasi
Massa
Tanah pada Bidang Diskontinu
Lokasi Kondisi Air Bobot RMR
Loop 2 Lembab 10
Loop
0,11 Rapat Pecah 8
2 Pembobotan Klasifikasi Massa
Batuan
Kondisi Bidang Diskontinu Dari hasil perhitungan dan
Hasil pengamatan kondisi pembobotan parameter RMR,
bidang diskontinu kemudian diberikan selanjutnya dilakukan pembobotan
pembobotan untuk mendapatakan atau penilaian untuk mendapatkan
bobot RMR. Hasil Pembobotan klasifikasi massa batuan RMR untuk
kondisi bidang diskontinu dapat dilihat setiap lokasi penelitian yang dapat
pada Tabel 4. dilihat pada Tabel 6.
Parameter
Lokasi
Bobot
RMR
Ket
Loop 2
Kuat Nilai
1-5
Tekan (Mpa)
Loop 2 1.Kemenerusan < 1 meter 6 Batuan
Bobot 1
2.Lebar bukaan < 0,1 mm 5 Utuh
Rock Nilai (%) 76
3.Kekasaran Kasar 5
Qualiy
4.Pengisi celah None 6 Designati Bobot 17
Pelapukan on (RQD)
5.Pelapukan 5
sedikit Jarak Nilai (m) 0,11
Bobot Total 27 Kekar Bobot 8
Kemenerus
Kekasara
an <1 m,
n
Kondisi Air Tanah Pada Bidang lebar
permukaa
Diskontinu bukaan 1-5
Kondisi n, spasi,
Pengamatan kondisi air tanah mm, halus,
Kekar dan
pada bidang diskontinu dilakukan dan tingkat
tingkat
dengan memperhatikan kondisi umum pelapukan
pelapukan
dengan kategori kering (dry), basah sedang.
(wet), lembab (damp), menetes Bobot 27
(dripping), dan mengalir (flowing). Air Tanah Kondisi Lembab
umum gesek dalam menggunakan parameter
Bobot 10 nilai GSI, mi, Kuat Tekan Uniaksial,
Bobot 63 dan nilai D, dengan menggunakan
Kelas III parameter tersebut maka didapat nilai
RMR mb, s, dan a yang kemudian digunakan
Batuan
Deskripsi untuk mendapatkan nilai kohesi sudut
Sedang
gesek dalam.
Perhitungan GSI Saptono Nilai GSI menurut Hoek &
Perhitungan GSI menurut Brown, 2002 adalah 55, nilai mi 4,
Saptono, 2012. Hasil perhitungan GSI kuat tekan uniaksial 1 MPa, dan nilai
pada setiap lokasi penelitian dapat D = 0.
dilihat pada Tabel 7. Mendapatkan nilai kohesi dan
sudut gesek dalam terlebih dahulu
Tabel 7 Hasil Perhitungan Nilai GSI harus mendapatkan nilai mb, s, dan a.
menurut Saptono (2012) (Tabel 9)
Saptono (2012)
Lokasi GSI 100
Nilai RMR Nilai GSI mb mi exp
28 14 D
Loop 2 63 55 mb = 4 exp
mb = 0,8
Penentuan Nilai Kohesi (c) dan
Sudut Gesek Dalam (ϕ) GSI 100
Untuk menganalisis kestabilan s exp
9 3D
lereng di daerah PT. KBM, didasarkan
s = exp
pada kriteria keruntuhan
s = 0,007
Hoek&Brown. Adapun parameter
untuk mendapatkan nilai kohesi dan a=
sudut gesek dalam yaitu nilai GSI, mi,
a=
Kuat Tekan Uniaksial, dan nilai D
(Tabel 8). a = 0,5
Penambangan di daerah
penelitian dilakukan dengan metode
gali bebas maka faktor terganggunya 0,18 Mpa
batuan (D) adalah nol (0). Nilai mi
untuk batulempung 4. Berdasarkan
= 0,18 / 1
kriteria runtuh Hoek & Brown untuk = 0,18
mendapatkan nilai kohesi dan sudut
Perhitungan menggunakan
6amb s mb 3n '
a 1
' sin 1
software slide v5 akan didapat nilai FK
a 1
21 a 2 a 6amb s mb 3n ' untuk setiap loop dengan geometri
yang telah ditentukan berdasarkan
Φ ’= kriteria runtuh Hoek & Brown (Lihat
Tabel 10)
Faktor Keamanan
Tinggi
Sudut
(m)
c ’=
(o)
Loop 2
(Batu Lempung)
35 2,173
40 2,014
c’= 0,035 MPa 45 1,864
6 50 1,737
Tabel 9 Nilai Kohesi dan Sudut Gesek 55 1,600
Dalam 60 1,413
GSI Saptono 35 1,818
(2012) 40 1,645
Loka Litolog Sudut 45 1,520
Kohe 8
si i Gesek 50 1,401
si (c)
Dalam (ϕ) 55 1,280
(KPa)
(°) 60 1,160
Batu 35 1,564
Loo
lempun 35 26,99 40 1,408
p2
g 45 1,384
10 1,296
50
Analisis Lereng Tunggal 55 1,073
Analisis Kestabilan untuk 60 0,968
lereng tunggal di PT. KBM dilakukan
dengan pendekatan sebagai berikut: Analisis Lereng Keseluruhan
- Lereng tunggal yang akan Pendekatan untuk melakukan analisis
dianalisis berupa lereng penggalian lereng keseluruhan di PT. KBM
tanah penutup. dengan tujuan untuk menyederhanakan
- Dimensi lereng tunggal yang akan berbagai macam parameter dalah
disimulasikan dengan variasi tinggi sebagai berikut.
6m, 8m, dan 10m dengan sudut - Nilai FK yang dijadikan dasar
kemiringan lereng 35º, 40º, 45º, 50º, bahwa lereng dalam kondisi
55º dan 60º. mantap adalah FK ≥ 1,50
- FK yang dijadikan dasar bahwa - Karakteristik batuan pembentuk
lereng dalam kondisi mantap adalah lereng keseluruhan sama seperti
FK ≥ 1,35
karakterisik pembentuk lereng terhadap geometri lereng hasil revisi.
tunggal. Dimensi lereng tunggal yang akan
- Analisis dan rekomendasi disimulasi dengan variasi tinggi 10m,
diberikan pada kondisi air jenuh 8m, dan 6m dengan sudut 35°, 40°,
pada batuan. 45°, 50°, dan 55°. Pemilihan dimensi
Pada analisis kestabilan lereng lereng ini berdasarkan pada
untuk keseluruhan nilai karateristik kemampuan operasional peralatan
batuan pembentuk lereng keseluruhan penambangan (jangkauan alat gali
didapat dari hasil perhitungan kriteria muat) dan sudut lapisan batubara.
keruntuhan Hoek & Brown. Nilai-nilai Hasil Analisis kestabilan lereng
parameter yaitu nilai kohesi, sudut tunggal berdasarkan kriteria runtuh
gesek dalam, dan densitas. Hoek & Brown untuk material
Hasil analisis dari pemodelan batulempung dengan geometri lereng
lereng keseluruhan dengan metode tinggi 6m dengan sudut 35° dapat
kesetimbangan batas untuk dikatakan aman karena memiliki nilai
mendapatkan nilai faktor keamanan FK ≥ 1,35. Selain itu juga
berdasarkan kriteria runtuh Hoek & mempertimbangkan sudut overall,
Brown ada pada Tabel 11. tinggi lereng keseluruhan dan striiping
ratio pada proses penambangan.
Tabel 11 Hasil Simulasi Kestabilan Berdasarkan Gambar 1 dapat
Lereng Massa Batuan dengan tinggi dilihat bahwa geometri lereng hasil
lereng tunggal 6m revisi desain dengan kemiringan
semakin landai berada dalam kondisi
FK Loop 2
FK Loop 2
FK Loop 2
Lereng
Lereng
Lereng
Lereng
Lereng
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sudut
Sudut
Sudut