DOSEN DR - Ir.M. NUDDIN HARAHAB, MP
DOSEN DR - Ir.M. NUDDIN HARAHAB, MP
2016
BAB I
PENDAHULUAN
sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan berat vang melintas di jalan raya. Dengan
adanya penggunaan campuran beraspal panas dengan spesifikasi baru, pemilihan jenis
material yang digunakan adalah sangat penting. Selain aspal, agregat kasar dan agregat
halus, filler merupakan salah satu komponen dalam campuran yang mempunyai peranan
besar.
Jenis bahan filler (bahan pengisi) secara umum terdiri dari, ' Abu batu, kapur,
debu dolomite, semen Portland, abu layang atau fly ash, atau bahan mineral tidak plastis
lainnya. Adapun fungsi filler yaitu sebagai material kadar air dan penstabil lapisan,
kedudukan agregat lebih stabil dan kuat, dalam campuran karena filler dapat mengisi
rongga- rongga yang lebih kecil dan menambah bidang kontak antara butir agregat.
Pada umumnya jenis filler yang biasa digunakan dalam pencampuran aspal beton
yaitu Abu batu. Jika digunakan terus menerus tanpa mencari alternatif jenis filler lainnya
maka ketersediaan abu batu tersebut menjadi berkurang seiring semakin tingginya
kebutuhan sarana transportasi yakni jalan raya. Maka dari ltu kami mencoba bahan
alternatif yaitu semen Portland dan Bottom Ash (sisa pembakaran batu bara) sebagai
Semen Portland merupakan salah satu material yang sering digunakan untuk
peluang alternatif sebagai salah satu material penvusun campuran beraspal. Material
tersebut adalah bahan non plastis yang telah disetujui oleh Departemen Pekerjaan Umum
sebagai filler pada campuran beraspal panas. Selain itu keberadaan semen Portland
semen Portland tersebut relatif lebih mudah dibandingkan dengan material lainnya serta
semen Portland juga sudah teruji sebagai bahan penyusun suatu konstruksi bangunan.
Adapun penggunaan Bottom Ash (Limbah Abu Batubara) dalam penelitian ini
adalah pemanfaatan Limbah Abu batubara yang dihasilkan oleh pabrik semen dalam hal
Abu batubara sebagai limbah tidak seperti gas hasil pembakaran, karena
merupakan bahan padat yang tidak mudah larut dan tidak mudah menguap sehingga
akan lebih merepotkan dalam penanganannya. Apabila jumlahnya banyak dan tidak
ditangani dengan baik, maka abu batubara tersebut dapat mengotori lingkungan terutama
yang disebabkan oleh abu yang beterbangan di udara dan dapat terhisap oleh manusia
dan hewan juga dapat mempengaruhi kondisi air dan tanah di sekitarnya sehingga dapat
mematikan tanaman. Akibat buruk terutama ditimbulkan oleh unsur-unsur Pb, Cr dan Cd
biasanya terkonsentrasi pada fraksi butiran yang sangat halus (0,5 - 10 pm). Butiran
tersebut mudah melayang dan terhisap oleh manusia dan hewan, sehingga terakumulasi
dalam tubuh manusia dengan konsentrasi tertentu dapat memberikan akibat buruk bagi
lingkungan. Saat ini abu terbang batubara digunakan dalam pabrik semen sebagai salah
Solusi terhadap munculnya fly bottom ash serta pemanfaatan yang dikaitkan
dengan keamanan terhadap lingkungan dapat digunakan untuk Campuran semen tahan
asam, Campuran asphalt (ready mix) dan beton dan Campuran paving h/ocAybatako.
Selain hu, sebenarnya abu terbang batubara memiliki berbagai kegunaan yaitu Penvusun
beton untuk jalan dan bendungan, Penimbun lahan bekas pertambangan, Bahan baku
keramik, gelas, batu bata, dan refraktori, Bahan penggosok (polisher), Filler aspal,
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas yang memotivasi penulisan ini dengan
judul :
pembakaran batu bara) sebagai filler pada Asphalt Concrete - Wearing Course (AC-
WC)"
antara lain :
1. Berapa besar persentase kadar filler (Semen Portland dan Bottom Ash) pada
Portland dengan Bottom Ash (sisa pembakaran batu bara) sebagai filler dalam campuran
1. Untuk memperoleh presentase penggunaan filler (Semen Portland dan bottom ash)
yang terbaik.
2. Untuk menganalisa perbandingan semen Portland dan bottom ash sebagai filler
Agar penulisan ini memberikan sasaran dan arah yang tepat maka dalam
a. Agregat kasar dan agregat halus yang digunakan merupakan bahan lokal.
b. Bahan pengisi campuran (filler) berupa semen Portland dengan Bottom ash (sisa
d. Penelitian benda uji dengan variasi kadar filler semen Portland 0%, 20%, 40%, 60%,
80%, 100% dan Bottom Ash 0%. 20%, 40%. 60%, 80%, 100%
jalan lapisan AC-WC yang ditunjang dengan bahan-bahan kajian literatur yang ada
hubungannya dengan pembahasan ini. Langkah-Langkah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel terdiri dari agregat, aspal dan filler, filler yang
digunakan ialah Semen Portland yang diperoleh dari toko bahan bangunan terdekat
sedangkan Bottom Ash (sisa pembakaran batu bara) diperoleh dari PT.Tonasa di
Kabupaten Pangkep.
2. Pemeriksaan Bahan
a. Analisa saringan
c. Berat isi
a. Analisa saringan
d. Berat isi
e. Sand Equivalent
C. Pemeriksaan Filler
a. Analisa saringan
b. Berat Jenis
D. Pemeriksaan Aspal
Dalam penelitian ini digunakan aspal pen 60/70, dengan jenis pengujian
meliputi:
5. Daktilitas
komposisi agregat kasar, agregat halus, aspal keras dan filler dalam merancang
5. Konservasi
Setelah dicetak dan sebelum di tes dengan alat marshall terlebih dahulu
Rongga udara, Rongga terisi aspal. Hasil bagi marshall. Dari data-data ini akan
7. Analisis Data
Pada tahap ini akan didapatkan hasil secara keseluruhan dari penelitian yang
telah dilakukan berupa sejumlah data yang akan menunjukan perbandingan antara
agregat halus dan limbah serbuk besi pada AC-WC campuran aspal.