Anda di halaman 1dari 36

Kebijakan Akuntansi

Jurnal Standar
Ilustrasi Jurnal
tedi – last 02/18
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Perbedaan Belanja dan Beban
Lanjutan :

Klasifikasi Beban/Belanja Dan Kewenangan Pencatatannya :


…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI

BELANJA
Belanja : semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/ Bendahara Umum Daerah yang mengurangi
SAL dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.

Belanja pada LRA diklasifikasi menurut :


1. Klasifikasi ekonomi (misal : Klasifikasi ekonomi pada
pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial dan belanja tak terduga).
2. Klasifikasi organisasi (misal : belanja sekretariat
DPRD, belanja sekretariat daerah, belanja dinas).
…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BELANJA

Pengakuan Belanja :
1. Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah untuk seluruh transaksi di SKPD dan PPKD
setelah dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi
BUD untuk masing-masing transaksi yang terjadi di
SKPD dan PPKD.
2. Khusus pengeluaran melalui bendahara
pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh pengguna anggaran setelah
diverifikasi oleh PPK-SKPD.
3. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui
dengan mengacu pada peraturan perundangan
yang mengatur mengenai badan layanan umum.
…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BELANJA

Pengukuran dan penilaian Belanja :


1.Belanja diukur berdasarkan jumlah
pengeluaran kas yang keluar dari Rekening
Kas Umum Daerah dan atau Rekening
Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas
bruto.
2.Belanja dinilai sebesar nilai tercatat dan
disajikan pada LRA berdasarkan belanja
langsung dan tidak langsung.
…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BELANJA

Penyajian Belanja pada LRA


…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BELANJA

Pengungkapan Belanja dalam CaLK meliputi


informasi :
1. Rincian belanja per SKPD.
2. Penjelasan atas unsur-unsur belanja yang
disajikan dalam laporan keuangan lembar
muka.
3. Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya
target realisasi belanja daerah.
4. Informasi lainnya yang dianggap perlu.
…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN

BEBAN

Beban : penurunan manfaat ekonomi atau potensi


jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan
ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran, atau
konsumsi aset, atau timbulnya kewajiban.

Beban pada LO diklasifikasikan menurut klasifikasi


ekonomi (jenis beban), misalnya : beban operasi-
LO (beban pegawai, beban barang dan jasa,
beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban
penyusutan dan amortisasi, beban bantuan sosial,
beban penyisihan piutang, dll).
…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN

Beban diakui pada saat :


1. Timbulnya kewajiban, yaitu saat terjadinya
peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa
diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah (misal :
tagihan rekening telepon dan rekening listrik).
2. Terjadinya konsumsi aset, yaitu saat pengeluaran
kas kepada pihak lain yang tidak didahului
timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset
nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah
(misal : pengadaan barang/jasa).
3. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa, yaitu saat penurunan nilai aset
sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu (misal : penyusutan
atau amortisasi).
…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN

Beban diakui berdasarkan :


1. Metode pendekatan Beban, dimana setiap pembelian
barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai beban jika
pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan
atau konsumsi segera mungkin.
2. Metode pendekatan Aset, dimana setiap pembelian barang
dan jasa akan diakui/dicatat sebagai persediaan jika
pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan
dalam satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga
jaga.

Pengukuran Dan Penilaian Beban :


1. Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi
selama periode pelaporan.
2. Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi
selama satu periode pelaporan dan disajikan pada laporan
operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line item).
…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN

Penyajian Beban pada LO :


…lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN

Pengungkapan beban pada CaLK meliputi


informasi :
1. Rincian beban per SKPD.
2. Penjelasan unsur-unsur beban yang
disajikan dalam laporan keuangan lembar
muka.
3. Informasi lainnya yang dianggap perlu.
PEMBUKUAN BEBAN DAN BELANJA
PADA SAPD PPKD

Dalam hal penatausahaan belanja dan beban, PPKD


memiliki kewenangan untuk menatausahakan :
1. Beban dan Belanja Operasi-LO, yaitu : (1) Beban
dan Belanja Bunga (dari pinjaman/obligasi) ; (2)
Beban dan Belanja Subsidi ; (3) Beban dan Belanja
Hibah (dalam bentuk uang), dan ; (4) Beban dan
Belanja Bantuan Sosial (dalam bentuk uang).
2. Beban dan Belanja Transfer
3. Defisit Non Operasional
4. Beban Luar Biasa dan Belanja Tidak Terduga
…lanjutan : PEMBUKUAN

Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja
antara lain : Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
dan Bendahara Pengeluaran PPKD.

PPK-PPKD melaksanakan Fungsi Akuntansi PPKD dengan tugas


sebagai berikut:
1. Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan
bukti-bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan
Buku Jurnal LO dan Neraca;
2. Melakukan posting kedalam Buku Besar masing-masing
rekening (rincian objek);
3. Menyusun Laporan Keuangan (LRA, LO, LP-SAL, LAK, LPE,
Neraca dan CaLK.

Bendahara Pengeluaran PPKD, yang bertugas :


1. Mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan
belanja kedalam buku kas umum PPKD;
2. Membuat SPJ atas beban dan belanja.
…lanjutan : PEMBUKUAN

Dokumen yang diperlukan sbg dasar pencatatan pada


SAPD PPKD : :
…lanjutan : PEMBUKUAN

Jurnal Standar.

Pencatatan dalam bentuk jurnal, dilakukan dengan


memperhatikan kebijakan akuntansi sesuai
dengan transaksinya, yaitu :
1. Beban (Basis Akuntansi Akrual), diakui pada
saat timbulnya kewajiban untuk membayar
sejumlah dana, dengan cara mengakui utang.
2. Belanja (Basis Akuntansi Kas), diakui pada saat
terjadi pengeluaran dana dari kas daerah.
…lanjutan : PEMBUKUAN

Pencatatan beban dan belanja dilakukan sbb :


ILUSTRASI
(Aplikasi pada SAPD PPKD)
Contoh 1 : Beban/Belanja Bunga.
Tgl 20 Juni 2015 PPKD Kota Gn Roay menerbitkan Bukti Memorial
terkait pengakuan beban bunga kredit Smt I Rp 5.000.000,oo
berdasarkan Perjanjian Kredit dengan Bank Japar No 007.
Tgl 30 Juni 2015 PPKD menerbitkan SP2D-LS untuk belanja bunga
utang, dan melakukan pembayaran kepada Bank Japar.
Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :
…lanjutan : ILUSTRASI

Contoh 2 : Beban/Belanja Subsidi.


Tgl 20 September 2015 Pemerintah Kota “Gn Roay” menerbitkan SK
Walikota mengenai Pemberian Subsidi kepada Lembaga “Q” sebesar
Rp 50.000.000,oo.
Tgl 15 Oktober 2015 PPKD menerbitkan SP2D-LS dan melakukan
pembayaran pemberian subsidi kepada Lembaga “Q”.
Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :
…lanjutan : ILUSTRASI

Contoh 3 : Beban/Belanja Hibah.


Tgl 15 September 2015 Pemerintah Kota “Gn Roay” menerbitkan SK
penerima hibah daerah dan telah menandatangani NPHD kepada
kelompok masyarakat dalam bentuk uang sebesar Rp75.000.000,oo.
Tgl 05 Oktober 2015 PPKD menerbitkan SP2D-LS dan melakukan
pembayaran sebesar Rp75.000.000,oo kepada penerima hibah.
Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :
…lanjutan : ILUSTRASI

Contoh 4 : Beban/Belanja Transfer.


Tgl 10 Januari 2015 Pemerintah Kota “Gn Roay” menerbitkan SK
Walikota tttg Transfer Bantuan Keuangan ke Desa Rp 100.000.000,oo
Tgl 25 Maret 2015 PPKD menerbitkan SP2D-LS sebesar Rp
100.000.000,oo dan dibayarkan kepada penerima bantuan keuangan.
Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :
PEMBUKUAN BEBAN DAN BELANJA
PADA SAPD SKPD
Dalam hal penatausahaan belanja dan beban, SKPD
memiliki kewenangan untuk menatausahakan :
1. Belanja/Beban Operasi, yaitu : (1) Beban/belanja
Pegawai ; (2) Beban/belanja Barang dan Jasa ; (3)
Beban/belanja Hibah (dalam bentuk barang/jasa) ;
(4) Beban/belanja Bantuan Sosial (dalam bentuk
barang/jasa) ; (5) Beban Penyusutan dan
Amortisasi ; (6) Beban Penyisihan Piutang, dan ; (7)
Beban/Belanja Lain-lain.
2. Belanja Modal
…lanjutan pembukuan skpd :

Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja :
1. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) yang
memiliki tugas :
a) Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan
bukti bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal.
b) Melakukan posting kedalam Buku Besar masing masing rekening
(rincian objek).
c) Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari LRA, LO, Neraca,
LPE, dan CaLK.
2. Bendahara Pengeluaran SKPD yang memiliki tugas :
a) Mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan
belanja kedalam buku kas umum SKPD.
b) Membuat SPJ atas beban dan belanja.
Lanjutan pembukuan skpd :

Dokumen yang diperlukan sbg dasar pencatatan pada


SAPD SKPD :
Lanjutan pembukuan skpd :

JURNAL STANDAR

Pencatatan dalam bentuk jurnal, dilakukan


dengan memperhatikan kebijakan akuntansi
sesuai dengan transaksinya, yaitu :
1. Beban (Basis Akuntansi Akrual), diakui pada
saat timbulnya kewajiban untuk membayar
sejumlah dana, dengan cara mengakui utang.
2. Belanja (Basis Akuntansi Kas), diakui pada saat
terjadi pengeluaran dana dari kas di Bendahara
Pengeluaran.
Lanjutan pembukuan skpd :

Berdasarkan sifat dan prosedur pengakuan beban dan belanja pada


SAPD SKPD, pencatatan pada buku jurnal dilakukan sbb :
1) Beban/Belanja Pegawai :
Lanjutan pembukuan skpd :

2) Beban/Belanja Barang dan Jasa :


Lanjutan pembukuan skpd :

3) Beban/Belanja Hibah dan Bantuan Sosial (dlm bentuk barang) :


Lanjutan pembukuan skpd :

4) Beban Penyusutan Dan Amortisasi :

5) Beban Penyisihan Piutang :


ILUSTRASI
(Aplikasi Pada SAPD SKPD)
Contoh 1 :
Tgl 01 Januari 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD “Nyantong”
melakukan pembayaran atas Beban dan Belanja pegawai melalui
mekanisme LS (dengan dokumen SP2D-LS) sebesar Rp50.000.000,oo
langsung ditransfer ke rekening masing masing PNS.
Fungsi Akuntansi SKPD mencatat :
Lanjutan ilustrasi :
Contoh 2 :
Tgl 25 Nopember 2015 SKPD “A” membeli ATK Rp 10.000.000,oo dengan bukti
BAST dari rekanan. Bendahara Pengeluaran belum melakukan Pembayaran.
Tgl 20 Desember 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD “A” melakukan
pembayaran dengan mekanisme SP2D LS.
Tgl 31 Desember dilakukan stock opname dan diterbitkan bukti memorial yang
menyatakan nilai persediaan yang masih ada Rp 1.500.000,oo
Fungsi Akuntansi SKPD mencatat (berdasarkan Pendekatan Beban) :
Lanjutan ilustrasi :

Contoh 3 :
Tgl 22 Agustus 2015 SKPD “A” membeli barang yang akan dihibahkan kpd
pihak ketiga sebesar Rp 40.000.000,oo. BAST dari rekanan telah diterima
tetapi bendahara pengeluaran belum melakukan pembayaran. Barang tersebut
langsung diserahkan ke penerima hibah bansos berdasarkan NPHD yg
ditandatangani pejabat berwenang.
Tgl 24 September 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD Nyantong melakukan
pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme LS.
Fungsi Akuntansi SKPD mencatat :
Lanjutan ilustrasi :

Contoh 4 :
Tgl 31 Desember 2015, SKPD “A” membuat bukti
memorial penyusutan aset tetap kendaraan dinas R4
dengan beban penyusutan per tahun Rp 10.000.000,oo.
Fungsi Akuntansi SKPD mencatat :
Lanjutan ilustrasi :

Contoh 5 :
Berdasarkan analisis umur piutang atas saldo piutang pajak Rp
375.000.000,oo, SKPD Nyantong menerbitkan bukti memorial
penyisihan piutang tak tertagih dengan perhitungan sbb :

Fungsi Akuntansi SKPD mencatat :


tedi.doc

Sumber :
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Th 2013

Anda mungkin juga menyukai