Anda di halaman 1dari 11

PATOFISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

(KASUS-KASUS SISTEM PERKEMIHAN YANG SERING TERJADI


PADA BERBAGAI TINGKAT USIA DI DAERAH, NASIONAL,
REGIONAL DAN INTERNASIONAL)

DISUSUN OLEH :
WENNY WIDYASARI
16.20.2667

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
PATOFISIOLOGI KASUS SISTEM PERKEMIHAN

PENYAKIT PADA SISTEM


NO TEMPAT
PERKEMIHAN
DAERAH
1
Kalimantan Selatan  Gagal Ginjal Kronik

 Cystitis (Infeksi Saluran Kemih)


NASIONAL  Kanker Prostat
2
Indonesia  Diabetes Melitus (Kencing Manis)
 Gagal Ginjal Kronik
 Batu Ginjal
REGIONAL
3
Asia Tenggara  Diabetes Melitus (Kencing Manis)
 Kanker Prostat
4 INTERNASIONAL
 Diabetes Melitus (Kencing Manis)

1. KASUS DI DAERAH
Di Kalimantan Selatan, kasus gagal ginjal terus meningkat. Menurut
dokter spesialis bedah di RSUD Moch Ansari Saleh “Memang makin tahun,
kasus penyakit gagal ginjal makin meningkat, termasuk di KalSel, ibaratnya itu
pasarnya semakin banyak. Semua bermuara pada makanan yang dimakan.
Toksik kimiawi pada makanan sehari-hari pemicunya” ujarnya (1/2/2016)
Salah satu solusi gagal ginjal dengan cuci darah biaya cukup besar, sehingga
transplantasi ginjal dinilai sebagai salah satu cara paling sering dipilih pasien.
2. KASUS DI NASIONAL
Di Indonesia banyaknya kasus yang terjadi pada pasien yang memiliki
penyakit berhubungan dengan sistem perkemihan, meliputi Cystitis (Infeksi
Saluran Kemih), Kanker Prostat, Diabetes Melitus (Kencing Manis), Gagal
Ginjal Kronik, Batu Ginjal dan sebagainya. Masih banyak lagi kasus-kasus
lainnya, akan tetapi kasus dominan yang terjadi adalah kasus tersebut.
3. KASUS DI REGIONAL
Menurut WHO, terjadi peningkatan empat kali lipat penderita diabetes
dalam seperempat abad. Pada tahun 2014, secara global terdapat 422 juta orang
yang sakit diabetes. Diabetes memang ditemukan tumbuh di seluruh dunia, tapi
penambahan paling tinggi ada di Afrika, Timur Tengah, dan Asia.
Di Asia Tenggara, ada 96 juta penyandang diabetes dan diprediksi terus
meningkat. Dari 3,7 juta kematian akibat diabetes di dunia, lebih dari
seperempatnya di Asia Tenggara. Salah satu pemicu ledakan jumlah diabetes
antara lain kelebihan berat badan, obesitas, mengkonsumsi makanan dan
minuman yang tinggi gula, penuaan, serta bertambahnya populasi penduduk.
Kebanyakan orang malas melakukan pemeriksaan ke dokter jika tidak ada
keluhan berat pada tubuhnya.
4. KASUS DI INTERNASIONAL
1. Diabetes
WHO mengungkapkan bahwa penyakit diabetes merupakan penyakit
yang menyebabkan kematian kedelapan di dunia. Direktur WHO Dr.
Poonam Khetrapal Singh mengatakan terjadi peningkatan jumlah
penyandang diabetes terutama terjadi di negara-negara berpenghasilan
rendah. Penyakit diabetes, menyebabkan beban biaya medis yang besar
terhadap individu dan keluarga jika kehilangan mata pencaharian.
“Diabetes akan menduduki peringkat 7 sebagai penyakit yang mematikan
yahun 2030 jika tidak segera dikendalikan”.
2. Kanker
Jumlah penderita kanker di seluruh dunia terus meningkat signifikan.
Laporan terbaru yang dirilis WHO terdapat 18,1 juta kasus kanker baru dan
9,6 juta kematian yang terjadi pada tahun ini. Laporan itu menyimpulkan,
penambahan jumlah penderita kanker berjalan seiring dengan populasi
warga dunia yang juga kian bertambah. Populasi yang menua membuat
risiko kanker meningkat seiring bertambahnya usia. Pada pria kanker yang
banyak diderita meliputi kanker paru, prostat, kolokrektal, hati dan
lambung.
A. PATOFISIOLOGI KASUS
1. Gagal Ginjal Kronik

Gejala gagal ginjal bervariasi tergantung pada tingkat keparahan,


progresivitas dan penyebabnya. Pada gagal ginjal akut bisa didapat
penurunan jumlah produksi urine, penumpukan cairan, lemas, kesadaran
menurun. Sedangkan gagal ginjal kronis, akan mengalami gejala
peningkatan tekanan darah, rasa tidak nafsu makan, mual, rasa seperti
memakan logan di lidah, lemas, pucat, sesak napas, nyeri dada, gelisah,
kejang, mudah memar, gatal, cenderung lebih sering tidur, bengkak,
penurunan jumlah urine, kram, perdarahan di saluran cerna.
Gagal ginjal kronik berlangsung progresif perlahan melalui tahapan
stadium dan bersifat tidak dapat diperbaiki. Penderita gagal ginjal kronik
biasanya tidak mengetahui adanya gangguan apabila tidak memeriksakan
diri ke dokter dan baru mengalami gejala apabila sudah pada stadium
akhir. Perjalanan umum gagal ginjal progresif dibagi menjadi 3 stadium :
a. Stadium I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40% - 75%). Tahap
ringan, dimana faal ginjal masih baik. Tahap ini penderita belum
merasakan gejala-gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal
masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar
BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal.
b. Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20% - 50%). Tahap ini
penderita masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa padahal daya
dan konsentrasi ginjal menurun. Pada stadium ini pengobatan harus
cepat dalam hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam,
gangguan jantung dan pencegahan pemberian obat-obat yang bersifat
mengganggu faal ginjal. Bila langkah-langkah ini dilakukan
secepatnya dengan tepat maka dapat mencegah penderita masuk ke
tahap yang lebih berat. Pada tahap ini kadar BUN baru mulai
meningkat diatas batas normal.
c. Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10%). Semua gejala
sudah jelas dan penderita dalam keadaan tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari. Gejala yang akan timbul antara lain mual,
muntah, nafsu makan berkurang, kurang tidur, kejang-kejang dan
akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadium akhir
timbul pada sekitar 90% dari massa nefron telah hancur.
Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan
meningkat dengan sangat mencolok sebagai penurunan. Pada stadium
akhir, penderita mulai merasakan gejala yang cukup parah karena
ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
2. Diabetes Melitus (Kencing Manis)

Kondisi metabolik dimana tubuh tidak dapat mengatur glukosa


dengan baik. Setiap kali makan karbohidrat, tubuh akan memecahnya
menjadi bentuk gula sederhana, termasuk glukosa. Kemudian diangkut
oleh darah menuju sel-sel tubuh yang akan digunakan sebagai energi.
Proses pengangkutan glukosa dari darah masuk ke dalam sel
dilakukan oleh hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Insulin
berfungsi sebagai pengatur kadar gula dalam darah. Sayangnya, penderita
diabetes tidak dapat membuat insulin atau tidak dapat merespon insulin
dengan baik. Akibatnya, pengangkutan glukosa ke dalam sel menjadi
tidak tercukupi sehingga glukosa menumpuk di dalam darah dan ini bisa
dilihat melalui hasil pemeriksaan kadar glukosa darah yang tinggi.
a. Diabetes Tipe 1
Salah satu penyakit auto imun, yaitu penyakit yang menyerang
sel tubuhnya sendiri. Pasalnya, sistem kekebalan tubuh justru
menghancurkan sel-sel di pankreas yang menghasilkan insulin. Tanpa
insunlin, sel tubuh tidak dapat menerima gula yang dibutuhkan.
Akibatnya, terlalu banyak gula yang terbentuk di dalam darah
sehingga kadar glukosa darah meningkat pesat.
Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tapi diduga karena
faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan yang merangsang
sistem kekebalan tubuh terhadap pankreas, seperti infeksi virus atau
bakteri dan racun kimia makanan.
b. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin, yaitu kondisi saat
pankreas mampu menghasilkan insulin, tetapi sel-sel tubuh tidak dapat
meresponnya dengan baik. Sering berjalannya waktu, pankreas bisa
kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin.
Ketika pankreas tidak mampu menjalankan tugasnya, sel tubuh
tidak dapat menerima gula yang seharusnya dibawa oleh insulin.
Akibatnya, terlalu banyak gula yang terbentuk di dalam darah dan
terjadilah diabetes tipe 2. Penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik
dan faktor resiko lainnya, termasuk obesitas dan gaya hidup yang
tidak sehat. Peningkatan gula darah secara terus-menerus dan tidak
segera diobati dapat merusak berbagai organ tubuh, seperti mata,
jantung, pembuluh darah, saraf dan ginjal.

3. Cystitis (Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri


Escherichia (E.coli) di saluran kemih. Infeksi terjadi ketika bakteri
memasuki saluran kemih melalui uretra dan memperbanyak diri di
kandung kemih. Bakteri yang masuk biasanya berasal dari usus yang
keluar dari anus. Bakteri dari anus, masuk ke uretra, kemudian berjalan
naik ke kandung kemih, dan bahkan hingga ginjal, dan menyebabkan
terjadinya infeksi. Wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
ISK dibanding pria, karena saluran uretra wanita lebih pendek.
Pada umumnya kondisi tersebut terjadi karena cara yang kurang
tepat dalam membersihkan daerah dubur setelah buang air besar. Tangan
atau tisu toilet yang digunakan untuk membersihkan anus, bisa secara
tidak sengaja menyentuh lubang kencing, sehingga membuat bakteri
masuk ke saluran kemih. Bakteri yang sudah berada di saluran kemih,
dapat menimbulkan infeksi uretra (uretritis), infeksi kandung kemih
(sistitis), hingga infeksi ureter (uretritis) dan infeksi ginjal (pielonefritis)

4. Kanker Prostat

Kanker prostat terjadi ketika sel-sel prostat tumbuh lebih cepat


daripada kondisi normal sehingga membentuk benjolan atau tumor yang
memiliki keganasan. Kanker prostat dapat menyebabkan rasa sakit,
kesulitan dalam buang air kecil, masalah selama hubungan seksual atau
disfungsi ereksi. Kanker prostat sering ditemukan pada pria yang
menapak usia lanjut, 70% pria di atas usia 60 tahun ke atas.
Kanker prostat menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air
kemih melalui uretra. Setelah kanker menyebar, penderita akan
mengalami anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan
menyebabkan kejang serta gejala mental dan neurologis lainnya. Kanker
prostat bisa menyebabkan kencing berdarah atau kencing bernanah.
Kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak
menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut.
Kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang panggul, iga
dan tulang belakang atau ke ginjal yang menyebabkan gagal ginjal.
Kanker prostat dikelompokan menjadi :
a. Stadium I
Benjolan/Tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya
ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena
penyakit lain.
b. Stadium II
Tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada
pemeriksaan fisik
c. Stadium III
Tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai
menyebar ke kelenjar getah bening
d. Stadium IV
Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening regional maupun
bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru)

5. Batu Ginjal

Batu yang terletak di manapun dari ginjal hingga ujung alat


kelamin. Gejala yang paling umum merupakan nyeri pinggang yang
menjalar hingga ke selangkangan, nyeri saat berkemih, kencing berpasir
hingga berdarah, kadang disertai demam, mual dan muntah.
Terbentuknya batu ginjal ada beberapa tahap :
a. Crystal Nucleation
Air kemih yang supersaturasi (kental/pekat) akan mulai terbentuk
kristal-kristal padat dan menjadi suatu nukleus
b. Crystal Growth
Ketika nukleus sudah terbentuk, maka kristal akan terus bertambah
besar hingga mencapai titik maksimal
c. Crystal Aggregation
Ketika kristal tidak dapat tumbuh lagi, dia akan bergabung dengan
kristal lainnya untuk membentuk partikel yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Adella Marista Safitri. 2018. Kenali Tahapan dan Proses Terjadinya Diabetes
Dalam Tubuh . pada : https://hellosehat.com/ . diakses pada : 25/02/19 .
pada jam : 20.00 WITA
dr. Jordy Kristanto. 2017 . Proses Terbentuknya Batu Ginjal . pada :
http://harian.analisadaily.com/ . diakses pada : 25/02/19 . pada jam : 20.00
WITA
dr. Tjin Willy. 2018. Penyebab Infeksi Saluran Kemih . pada :
https://www.alodokter.com/ . diakses pada : 25/02/19 . pada jam : 20.00
WITA
Isharmanto Gonzaga. 2010. Kanker Prostat . pada :
https://biologigonz.blogspot.com/ . diakses pada : 25/02/19 . pada jam :
20.00 WITA
Kamrianti Ramli. 2011. Gagal Ginjal . pada :
https://kamriantiramli.wordpress.com/ . diakses pada : 25/02/19 . pada jam :
20.00 WITA
Lusia Kus Anna-Foxnews. 2016. Penyakit Diabetes Terbanyak Ada di Asia,
Afrika, dan Timur Tengah . pada : https://lifestyle.kompas.com/ . diakses
pada : 25/02/19 . pada jam : 20.00 WITA
Puput Tripeni Juniman. 2018. WHO: Kanker Membunuh Hampir 10 Juta Orang
di Dunia Tahun Ini . pada : https://m.cnnindonesia.com/ . diakses pada :
25/02/19 . pada jam : 20.00 WITA
Putri Zulmiyusrini. 2014. Infeksi Saluran Kemih . pada : http://www.kerjanya.net/
. diakses pada : 25/02/19 . pada jam : 20.00 WITA
Rahmadhani-Banjarmasin Post.. 2016. Kasus Gagal Ginjal di KalSel Terus
Meningkat . pada : https://m.tribunnews.com/ . diakses pada : 25/02/19 .
pada jam : 20.00 WITA
Syariful Alam. 2016. Data WHO: Diabetes Penyakit Penyebab Kematian
Kedelapan di Dunia . pada : http://m.rri.co.id/ . diakses pada : 25/02/19 .
pada jam : 20.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai